Efek Hepatoprotektif infusa daun ceplikan [Reullia tuberosa L.] pada mencit jantan terinduksi karbon tetraklorida [CCL] : kajian terhadap aktivitas serum alanin aminotransferase - USD Repository
EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN (Ruellia
tuberosa L.) PADA MENCIT JANTAN TERINDUKSI KARBONTETRAKLORIDA (CCl 4 ): KAJIAN TERHADAP AKTIVITAS SERUM ALANIN- AMINOTRANSFERASE (ALT) SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)Program Studi Ilmu Farmasi
Diajukan oleh
Monica Santi Samwestu
NIM : 038114071
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007HALAMAN PERSEMBAHAN
GOD didn’t promise … days without pain, laughter without sorrow, sun without rain.
HE But did promise … strength for the day, comfort for the tears, and light for the way.
DON’T be AFRAID to HAVE a DREAM JUST WAKE UP And DO IT!!
Buah karya kecil ini kupersembahkan untukmu ….
B U N D AKU , the most amazing woman in this universe TYAS D ALEM, my saviour, my courage, my bestfriend, my brother B AP AK kaliyan IBU , a magic in my life, you’re so precious and wonderful MB AH PU TRI kaliy an YAN GKU N G, whom I respect n loved so much
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atasberkat, bimbingan, dan juga limpahan kasihNya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Efek
Hepatoprotektif Infusa Daun Ceplikan (Ruellia tuberosa L.) Pada Mencit Jantan
Terinduksi Karbon Tetraklorida (CCl ): Kajian Terhadap Aktivitas Serum Alanin-
4 aminotransferase (ALT)” dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari bahwa selama proses panjang pelaksanaan hingga
penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan juga
dukungan bagi penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. selaku dosen pembimbing dan dosen penguji
atas kesabarannya dalam membimbing, mengarahkan, dan memberi petunjuk selama penelitian dan penyusunan skripsi.
3. Bapak Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen penguji yang telah mendampingi,
membimbing, dan memberi pengetahuan baru bagi penulis serta atas buku pinjamannya.
4. Bapak Yosef Wijoyo, M. Si., Apt. atas kesediaannya menguji dan juga
membimbing penulis selama masa penyusunan skripsi.
5. Bapak Ign. Y. Kristio Budiasmoro, M.Si. yang telah membimbing dalam
determinasi tanaman ceplikan.
6. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Apt. yang telah memberikan gagasan, nasehat, dan
juga diskusi-diskusinya yang sangat berguna.
7. Mas Heru, Mas Par, dan Mas Kayat atas bantuannya selama proses penelitian ini.
8. Bapak dan Ibu yang telah sangat banyak memberi doa, materi, semangat,
dukungan, kesabaran, dan juga perhatian dari lahir hingga sekarang.
9. Mbak-mbakku tercinta, Mbak Tik dan Mbak Pee, yang selalu menghibur,
menemani, dan juga menjahili adiknya, Bang Rizky, atas semangat dan doanya, selamat datang! 10. Mbah Putri dan Eyang Kakungku tercinta untuk doanya.
11. Fani, teman, sahabat, saudaraku yang telah bersama dalam satu kelompok
praktikum dari awal hingga akhir.
12. Mbak Gendhis dan Mas Pras yang telah rela meluangkan waktu dan pulsanya
untuk konsultasi.
13. Sahabat dan saudaraku di kampus ini, Silih, Bibi, Endah, Dessy, Nia, Mila, Nyak,
Devi, Ocha terimakasih atas semua kenangan indah itu.
14. Sobatku di luar sana, Novi, Risa, Manggar, Yosi, Detha, terimakasih atas
loyalitas, kebersamaan, dan persahabatan tanpa akhir ini.
15. Teman-teman seperjuangan di lantai 2, Nike, Jevi, Yen, Syu, Tata, Bujang Linoe,
Punto, Nez, Icha, mbak Lian atas semua keceriaan di dalam kepenatan dan kesusahan.
16. Anak-anak Grin Pendapi, Mbak Ari, Rini, Regina, Eva, Tiwi, terimakasih atas
kerelaan kamarnya untuk dihancurleburkan sebagai bentuk pelampiasan di kala aku tertekan.
17. Mbak Tina, Soca, Anna, Mbak Wuri, Mbak Tuti, Mbak Ningsih, Tika, Nug,
Fendi, Osa (makasih kameranya), Sekar, Tias, Devi, Lely, teman-teman Mudika yang penuh canda, tawa, kegilaan, dan kompak selalu.
18. Adik-adik kecilku di sekolah minggu yang turut membantu melupakan rasa penat
dan jenuhku dengan kenakalan, keisengan, dan kelucuannya.
19. Teman-teman KKN-ku, Rhie, Indri, Ajenk, Ari, Manto, Leak, Tio, Andre atas
secuil kisah, pengalaman, dan pelajaran bersama kalian.
20. Angkatan 2003 khususnya kelas B kelompok D, kalian adalah semangat, obat,
dan penopangku di Farmasi ini. Jangan biarkan semuanya berakhir di sini!21. Mbak Ijah, Om Hari, dan Tante Pur, terimakasih atas semuanya.
22. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu selama penyusunan skripsi ini berlangsung.Penulis menyadari bahwa tiada hal yang sempurna demikian juga skripsi ini
tidak lepas dari ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik dari pembaca demi pengembangan skripsi ini dan perkembangan ilmu
farmasi selanjutnya.Yogyakarta, Juli 2007 Penulis
INTISARI Ceplikan (Ruellia tuberosa L.) merupakan tanaman/herba yang
penggunaannya dalam masyarakat masih cukup sedikit tetapi mempunyai khasiat
bagi kesehatan manusia, seperti untuk batu ginjal dan diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang efek infusa daun ceplikan yang lainyaitu untuk menurunkan aktivitas enzim ALT-serum sehingga dapat digunakan
sebagai hepatoprotektor.Penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap
pola lengkap searah. Sejumlah 35 ekor mencit dibagi secara acak ke dalam tujuh
kelompok perlakuan. Kelompok I (kontrol negatif) diberi aquades. Kelompok II
(kontrol positif CCl4 ) diberi CCl 4 dosis 3,9 ml/KgBB. Kelompok III (kontrol positif
infusa) diberi dosis tertinggi infusa daun ceplikan, yaitu 3333,3 mg/KgBB.
Kelompok IV-VII (perlakuan) diberi infusa daun ceplikan dosis 987,7 mg/KgBB;
1481,5 mg/KgBB; 2222,2 mg/KgBB; dan 3333,3 mg/KgBB selama 6 hari berturut- turut kemudian pada hari ke-7 semua kelompok perlakuan diberi CCl4 dosis 3,9
ml/KgBB secara per oral. Dua puluh empat jam sesudahnya, darah diambil dengan
melukai sinus orbitalis mata dan ditetapkan aktivitas ALT-serumnya dengan vitalabmikro. Data ALT-serum yang didapat dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov
untuk melihat distribusi datanya, selanjutnya dianalisis varian satu arah dan uji LSD dengan taraf kepercayaan 95%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis infusa daun ceplikan dosis 1481,5
mg/KgBB; 2222,2 mg/KgBB, dan 3333,3 mg/KgBB mampu menurunkan aktivitas
ALT-serum dengan % efek hepatoprotektif masing-masing dosis berturut-turut
sebesar 9,8%; 37%; dan 42,3%.Kata kunci : hepatoprotektif, infusa daun ceplikan, CCl
4
ABSTRACT
Ceplikan (Ruellia tuberosa L.) is a herb which is still rarely used in thesociety but useful for health, such as for kidney stone and diabetes mellitus.
Hepatoprotective-effect research of ceplikan leaves (Ruellia tuberose L.) infusion
has been done on male mice induced by carbon tetrachloride (CCl4 ). The purpose of
this research is to get information about the effect of the ceplikan leaves infusion to
decrease the ALT-serum activity so it can be used as hepatoprotector.This research is a pure experimental with simple randomized design. Thirty
five mices were randomly divided into 7 groups. Group I (negative control) was
given aquadest. Group II (positive control CCl4 ) was given CCl 4 dose 3,9 ml/KgBW.
Group III (positif control) was given the highest dose of ceplikan leaves which is
3333,3 mg/KgBW. Group IV-VII was given ceplikan leaves at the sequent doses
987,7 mg/KgBW; 1481,5 mg/KgBW; 2222,2 mg/KgBW; and 3333,3 mg/KgBW for
th
6 days and the next day (7 day) they were given CCl 4 dose 3,9 ml/KgBW orally.
Twenty four hours later, the blood of each mice in all groups was sampled at sinus
orbitalis by the eyes and determined its ALT activity level. The ALT datas were
evaluated using Kolmogorov-Smirnov to depict the distribution. After that, used one
way variant analysis followed by LSD test at 95% significant level.The result of this research showed that ceplikan leaves infusion doses 1481,5
mg/KgBW; 2222,2 mg/KgBW; and 3333,3 mg/KgBW can decrease ALT-serum
activity and the % effect for each doses respectively are 9,8%; 37%; and 42,3%.Key words : hepatoprotective, ceplikan leaves, CCl
4
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………... vPRAKATA ………………………………………………………………… vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………… ix
INTISARI ………………………………………………………………….. x
ABSTRACT ………………………………………………………………… xi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. xii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xvii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xix
BAB I PENGANTAR ……………………………………………………...1 A. Latar Belakang ……………………………………………………..
1
1. Latar Belakang ……………………………………………..…… 1
2. Permasalahan ……………………………………………………. 3
3. Keaslian penelitian …………………………………………….... 3
4. Manfaat penelitian ………………………………………………. 3 B. Tujuan ……………………………………………………………….
4
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ……………………………………… 5 A. Ceplikan …………………………………………………………….. 5 B. Hati ………………………………………………………………..
6 C. Metode Uji Antihepatotoksik ……………………………………..
10 D. Karbon Tetraklorida ……………………………………………….
13 E. Infusa ……………………………………………………………….
18 F. Polifenol …………………………………………………………….
18 G. Keterangan Empiris ………………………………………………..
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………….
20 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………………………
20 B. Variabel-variabel Penelitian ………………………………………..
20 C. Alat dan Bahan ……………………………………………………..
21 D. Subyek Uji …………………………………………………………. 22
E. Jalan Penelitian …………………………………………………….. 22
1. Determinasi tanaman ceplikan …………………………………… 22
2. Perhitungan dosis infusa daun ceplikan …………………………. 22
3. Pembuatan infusa daun ceplikan ………………………………… 23
4. Uji pendahuluan …………………………………………………. 23
5. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji ……………………….. 25
6. Pembuatan serum ………………………………………………… 26
7. Penetapan aktivitas ALT-serum …………………………………. 26
F. Analisis Hasil ………………………………………………………. 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………… 28 A. Determinasi Tanaman Ceplikan ……………………………………. 28 B. Uji Pendahuluan ……………………………………………………. 28
1. Penetapan dosis hepatotoksik CCl 4 ……………………………… 28
2. Penetapan waktu pengambilan cuplikan darah …………………... 31
3. Penetapan lama pemejanan infusa daun ceplikan ………………... 33
C. Aktivitas ALT-serum mencit terinduksi CCl
4 akibat praperlakuan
infusa daun ceplikan dosis 987,7 mg/KgBB, 1481,5 mg/KgBB,
2222,2 mg/KgBB, dan 3333,3 mg/KgBB……………..…………….. 37 D. Persen efek hepatoprotektif infusa daun ceplikan dosis 987,7 mg/KgBB, 1481,5 mg/KgBB, 2222,2 mg/KgBB, dan3333,3 mg/KgBB pada mencit terinduksi CCl
4
dosis 3,9 ml/KgBB ………………………………………...………. 47 E. Rangkuman Pembahasan …………………………………………..
52 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………… 54
A. Kesimpulan ………………………………………………………… 54
B. Saran ……………………………………………………………….. 54
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 55
LAMPIRAN ………………………………………………………………..58 BIOGRAFI PENULIS ................................................................................... 82
DAFTAR TABEL Tabel I Aktivitas enzim ALT-serum pada jam ke-24 setelah pemberian CCl
4
dosis 3,9 ml/KgBB dan 7,8 ml/KgBB ……….. 29 Tabel II Aktivitas enzim ALT-serum pada mencit jantan akibat pemberian CCl
4
dosis 3,9 ml/KgBB dan 7,8 ml/KgBB pada jam ke-24 ……………………………………………………….. 30 Tabel III Aktivitas enzim ALT-serum setelah pemberian CCl
4 dosis
3,9 ml/KgBB pada jam ke-24 dan ke-48 ..................................... 31 Tabel IV Data aktivitas enzim ALT-serum pada mencit jantan terinduksi CCl
4
akibat praperlakuan infusa daun ceplikan dosis
2222,2 mg/KgBB selama 4 hari, 6 hari, dan 8 hari …………….. 33 Tabel V Nilai aktivitas enzim ALT-serum mencit terinduksi CCl4
dengan praperlakuan infusa daun ceplikan selama 4 hari,
6 hari, dan 8 hari berdasarkan uji LSD ......................................... 35 Tabel VI Data % efek hepatoprotektif infusa daun ceplikan setelah praperlakuan IDC selama 2 hari, 4 hari, 6 hari, dan 8 hari pada mencit jantan terinduksi CCl4 ...................................................... 36
Tabel VII Pengaruh praperlakuan IDC berbagai dosis yang dipejankan selama 6 hari pada mencit jantan terinduksi CCl
4 dosis 3,9 ml/KgBB setelah 24 jam ......................................................
39 Tabel VIII Persen efek hepatoprotektif IDC berbagai dosis yang dipejankan selama 6 hari pada mencit jantan terinduksi CCl
4 dosis
3,9 ml/KgBB setelah 24 jam ....................................................... 48
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Struktur hati ................................................................................. 7 Gambar 2 Tipe-tipe Kerusakan Hati ………………………………………. 10 Gambar 3 Mekanisme kerusakan hati oleh CCl ………………………….. 14
4 Gambar 4 Tahap-tahap kerusakan seluler oleh •CCl 3 ……………………… 15
Gambar 5 Tahap terjadinya nekrosis oleh CCl ……………………………. 17
4 Gambar 6 Diagram batang peningkatan aktivitas ALT-serum akibat pemberian
CCl dosis 3,9 ml/KgBB dan 7,8 ml/KgBB pada jam ke-24 ........ 29
4 Gambar 7 Grafik perbandingan aktivitas ALT-serum jam ke-24
dan ke-48 setelah pemberian CCl
4 dosis 3,9 ml/KgBB ................ 32
Gambar 8 Grafik aktivitas enzim ALT-serum mencit praperlakuan infusa daun ceplikan selama 4 hari, 6 hari, dan 8 hari berturut-turut .................................................................................
34 Gambar 9 Grafik % efek hepatoprotektif pada kelompok praperlakuan infusa daun ceplikan selama 2 hari, 4 hari, 6 hari, dan 8 hari berturut-turut ................................................................ 37 Gambar 10 Diagram batang aktivitas ALT-serum pada kelompok
perlakuan .......................................................................................
39 Gambar 11 Makroskopis hati normal ............................................................... 44 Gambar 12 Perubahan warna pada hati mencit terinduksi CCl
4 menjadi
lebih putih dan pucat …………………………...……………….. 45
Gambar 13 Penampakan makroskopis hati mencit pada perlakuan CCl (kiri)
4
dosis 3,9 ml/KgBB dan normal (kanan) ………………………… 46
Gambar 14 Makroskopis kerusakan hati berupa bercak putih akibat induksi CCl4 dosis 3,9 ml/KgBB .................................................. 46
Gambar 15 Perbesaran bercak putih pada hati makroskopis akibat induksi CCl dosis 3,9 ml/KgBB ............................................................... 46
4 Gambar 16 Perbandingan antara hati normal (kiri) dan perlakuan CCl
4
dosis 3,9 ml/KgBB (kanan) ........................................................... 47
Gambar 17 Diagram batang % efek hepatoprotektif IDC pada tiap kelompok perlakuan ......................................................................................49 Gambar 18 Mekanisme reaksi penangkapan •CCl oleh polifenol ………… 50
3 Gambar 19 Stabilisasi resonansi radikal bebas polifenol ............................... 51
Gambar 20 Reaksi penggabungan 2 radikal bebas polifenol .......................... 52
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Determinasi Tanaman ...................................................... 58 Lampiran 2 Foto Tanaman Ceplikan ............................................................ 59 Lampiran 3 Foto Vitalab Mikro .................................................................... 60 Lampiran 4 Data Aktivitas ALT-serum Setelah Praperlakuan Infusa
Dosis Ceplikan ........................................................................... 61 Lampiran 5 Data Persen Efek Hepatoprotektif Setelah Praperlakuan Infusa Daun Ceplikan ........................................................................... 62 Lampiran 6 Leaflet Reagen Dyasis ALAT (GPT) FS* ………….…………. 63
Lampiran 7 Hasil Konversi Dosis Infusa Daun Ceplikan Pada Manusia ..... 65 Lampiran 8 Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dilanjutkan uji t-test Pada Penetapan Waktu Pengambilan Cuplikan …………….… 66 Lampiran 9 Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dilanjutkan uji ANOVA
One Way Pada Penetapan Lama Pemejanan Infusa Daun
Ceplikan ………………………………………………………. 68 Lampiran 10 Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dilanjutkan uji Kruskal Wallisdan Mann Whitney Setelah Praperlakuan Infusa Daun
Ceplikan .....................................................................................70
1
BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG
1. Latar Belakang
Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia dan mempunyai
peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme. Fungsi hati salah satunya
adalah sebagai tempat detoksifikasi yang berarti bahwa hepatosit memiliki resiko
yang cukup besar sebagai tempat pembongkaran senyawa-senyawa yang toksik
(Stine and Brown, 1996). Dari sinilah dapat diketahui bahwa hati sangat rentan
terhadap senyawa-senyawa yang masuk ke tubuh khususnya tehadap senyawa yang
mampu merusak hati. Jika terdapat kerusakan pada hati maka proses metabolisme
dalam tubuh juga akan terhambat.Penyakit hati pun hingga saat ini membutuhkan pengobatan yang efektif
dimana biasa digunakan dalam jangka waktu lama. Maka daripada itu, diperlukan
pengobatan yang aman dan juga terjangkau untuk pengobatan jangka panjang
(Wijoyo, 2003). Sebagian besar masyarakat sendiri percaya bahwa obat yang berasal
dari alam sifatnya lebih aman untuk digunakan. Maka saat ini semakin banyak
dilakukan pengembangan obat herbal untuk berbagai penyakit termasuk pada
pengobatan penyakit hati.Tanaman ceplikan (Ruellia tuberosa L.) merupakan tanaman herba yang
penggunaannya dalam masyarakat masih cukup sedikit tetapi mempunyai khasiat
bagi kesehatan manusia, seperti untuk kencing batu (Anonim, 2006b), antiinflamasi
(De Jesus and Rodriguez, 2002), dan diabetes melitus (Ismayani, 2004). Maka dari
itu, peneliti ingin meneliti khasiat lain dari tanaman ceplikan khususnya manfaat dari
daun ceplikan. Salah satu senyawa yang terkandung di dalam daun ceplikan adalah
polifenol yang dikenal sebagai antioksidan yang mampu menangkap radikal-radikal
bebas (Anonim, 2006b; Arts and Hollman, 2005). Salah satu fungsi hati adalah
sebagai tempat metabolisme sehingga radikal bebas yang dimetabolisme di hati dapat
menyebabkan kerusakan sel hati (Chandrasoma and Taylor, 1995). Kerusakan hati
sendiri dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti alkohol, mikroorganisme, ataupun
senyawa kimia. Salah satu senyawa kimia yang biasa digunakan sebagai model
kerusakan hati adalah karbon tetraklorida (CCl4 ). Di dalam tubuh, CCl 4 akan
dimetabolisme menjadi radikal bebas yaitu triklorokarbon ( •CCl ). Oleh karena itu,
3
hepatotoksin yang digunakan pada penelitian ini adalah CCl
4 yang dengan adanya
polifenol di dalam daun ceplikan diharapkan mampu menangkap radikal bebas dari
CCl4 dan mengurangi terjadinya kerusakan sel hati. Karbon tetraklorida memberikan
gambaran kerusakan hati yang khas, yaitu perlemakan hati dan nekrosis. Gambaran
tersebut menyerupai gambaran infeksi virus hepatitis sehingga sering digunakan
sebagai salah satu model kerusakan hati (Anonim, 1991).Maka dari itu, khasiat lain dari tanaman ceplikan yang akan diteliti adalah
efek hepatoprotektif yang dilihat dari penurunan aktivitas ALT-serum sehingga dapat
lebih dikembangkan dalam pengobatan penyakit hati. Masyarakat pada umumnya
menggunakan obat herbal dengan cara direbus dimana cara ini hampir sama dengan
pembuatan infusa, maka yang akan diteliti pada penelitian kali ini adalah khasiat
infusa dari daun ceplikan.2. Permasalahan Dari uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini,
yaitu apakah infusa daun ceplikan mampu menurunkan aktivitas ALT-serum pada
mencit jantan terinduksi CCl4 ?
3. Keaslian penelitian Sejauh sepengetahuan penulis, penelitian tentang efek hepatoprotektif
tanaman ceplikan (Ruellia tuberosa L.) belum pernah dilakukan. Penelitian tentang
tanaman ceplikan yang pernah dilakukan antara lain: isolasi dan identifikasi senyawa
golongan flavonoid dari bunga Ruellia tuberosa L. (Sutinah, 1986), efek anti
inflamasi daun pletekan (De Jesus and Rodriguez, 2002), dan efek hipoglikemik
rebusan daun pletekan (Ruellia tuberosa L.) pada tikus putih jantan terinduksi
glukosa dengan metode spektrofometri-vis (Ismayani, 2004). Dari penelitian Sutinah
diketahui bahwa flavonoid di dalam bunga Ruellia tuberosa L. merupakan glikosida
flavon sedangkan dari penelitian oleh Rodriguez dan Ismayani dibuktikan bahwa
bagian daun tanaman ceplikan mempunyai khasiat sebagai obat antiinflamasi serta
mampu menurunkan kadar glukosa darah.4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan ilmu pengetahuan baik kefarmasian ataupun di bidang obat herbal.
b. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan penggunaan tanaman
ceplikan dalam masyarakat khususnya sebagai alternatif pengobatan bagi para
penderita penyakit hati.B. TUJUAN
1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan baik pengetahuan maupun penggunaan obat herbal untuk pengobatan penyakit hati di dalam masyarakat.
2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya efek hepatoprotektif infusa daun ceplikan pada mencit jantan terinduksi CCl
4 yang ditandai dengan penurunan aktivitas ALT-serum.
5
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. CEPLIKAN
1. Sistematika Menurut Anonim (2006c), sistematika ceplikan diklasifikasikan sebagai berikut ini.
Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Solanales Suku : Acanthaceae Marga : Ruellia Spesies : Ruellia tuberosa L.
2. Nama Daerah Ceplikan (nama dagang/umum), pletekan (Jawa) (Anonim, 2006c).
3. Morfologi Herba tegak atau pangkalnya berbaring, dengan berkas akar bentuk umbi
memanjang, 0,4-0,9 m tingginya. Batang segiempat tumpul. Daun tunggal, bersilang
berhadapan, bentuknya solet. Tangkai daun 0,5-1,5 cm; helaian daun bentuk
memanjang hingga bulat telur terbalik, dengan pangkal berangsur runcing dan ujung
tumpul, dengan tepi bergerigi, gundul, panjang 6-18 cm dan lebar 3-9 cm, licin,
pertulangan menyirip, dan hijau. Bunga majemuk, bentuk payung, di ketiak daun,
terdiri 1-15 bunga. Tangkai bunga 0,5-2,5 cm. Kelopak 2-3 cm tingginya. Mahkota
5-6 cm tingginya, kebanyakan ungu cerah, kadang-kadang ungu pucat hingga merah
muda pucat atau hampir putih, sebelah luar berambut; tabung sempit pada
pangkalnya, di atasnya melebar dan berusuk. Pinggiran 3,5-5 cm garis tengahnya,
taju sama, oval hingga bulat telur terbalik, bergigi menggelombang tidak teratur.
Buah gundul, 2-3 cm panjangnya, membuka dengan 2 katup. Biji bulat, kecil, coklat
dan tiap ruang 2-20. Akarnya tunggang, coklat, dan membentuk umbi ( van Steenis,
2002; Anonim, 2006c).4. Kandungan Kimia
Kandungan yang ada dalam tanaman ceplikan antara lain saponin pada daun
dan akar tanaman ceplikan. Selain itu, daunnya juga mengandung polifenol dan pada
akarnya terdapat kandungan flavonoida (Anonim, 2006c).5. Khasiat dan kegunaan
Daun ceplikan ini berkhasiat sebagai obat sakit kencing batu (Anonim,
2006c), antiinflamasi (De Jesus and Rodriguez, 2002), dan penurun kadar glukosa
darah (Ismayani, 2004).B.
HATI
1. Anatomi dan Fisiologi Hati
Hati adalah organ terbesar yang berada di kanan bawah diafragma di dalam
rongga perut dengan berat ± 1,3 kg pada orang dewasa (Chandrasoma and Taylor,
1995; Fox, 2004; Stine and Brown, 1996). Sel-sel parenkim hati terbagi menjadi
lobulus-lobulus dengan diameter 1-2 mm dimana di tengahnya terdapat vena sentral
dengan sel-sel hati (hepatosit) yang tersusun melingkar di sekitar vena sentral
(Chandrasoma and Taylor, 1995; Fox, 2004). Di antara hepatosit terdapat saluran
sinusoid yang juga mengandung sel fagosit yang disebut sel Kupffer. Kemudian, di
pojok tiap lobulus ditemukan tiga pembuluh, yaitu: cabang dari vena porta hepatika,
cabang dari arteri hepatika, dan saluran empedu (Stine and Brown, 1996).
Gambar 1. Struktur hati (Fox, 2004)
Darah masuk ke hati melalui dua cara: arteri hepatika (membawa darah darisistem sirkulasi) dan vena porta (membawa darah dari saluran gastrointestinal).
Darah mengalir melalui cabang-cabang arteri hepatika dan vena porta, melewati
sinusoid, dan masuk ke vena sentral (Stine and Brown, 1996). Vena sentral dari
berbagai lobulus akan menjadi satu membentuk vena hepatika yang mengalirkan
darah dari hati ke vena kava inferior (Fox, 2004). Empedu diproduksi di dalam
hepatosit dan mengalir keluar melalui kanalikuli empedu menuju ke saluran empedu
(Stine and Brown, 1996).Hati mempunyai bermacam-macam fungsi dengan 3 fungsi utama dalam
tubuh yaitu untuk sintesis, ekskresi, dan metabolisme (Chandrasoma and Taylor,
1995). Hati sebagai tempat sintesis mampu memproduksi albumin, faktor-faktor
pembekuan darah, dan juga plasma globulin (Fox, 2004). Selain itu, hati juga
mengekskresikan bermacam-macam bahan ke dalam empedu, antara lain bilirubin
dan kolesterol (Chandrasoma and Taylor, 1995). Hati juga mempunyai peranan
penting dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein, dan juga dalam
detoksifikasi. Detoksifikasi di hati dapat melalui tiga cara, yaitu dengan
mengekskresikannya ke empedu, fagositosis oleh sel Kupffer, dan dengan perubahan
kimia dari molekul tersebut di dalam hepatosit (Fox, 2004).Hati yang normal mempunyai kapasitas cadangan yang besar untuk
melakukan fungsinya. Dalam keadaan normal, 80% bagian dari hati dapat dihentikan
aktivitasnya tanpa harus mengurangi fungsinya (Chandrasoma and Taylor, 1995).
2. Kerusakan Hati
a. Perlemakan hati (Steatosis)
Hati merupakan tempat sintesis, penyimpanan, dan pelepasan lipid, yang
dapat menyebabkan akumulasi lemak dalam hati itu sendiri dimana 5-50% dari berat
hati adalah lemak (Stine and Brown, 1996). Perlemakan hati dapat disebabkan antara
lain karena jumlah asam lemak bebas yang masuk ke hati berlebih, adanya gangguan
pada siklus trigliserida, meningkatnya sintesis asam lemak, penurunan oksidasi asam
lemak, dan juga karena terjadi penurunan sintesis dan sekresi very low density
lipoprotein (VLDL) (Treinen-Moslen, 2001).b. Kolestasis Menurut Stine and Brown (1996), kolestasis merupakan pemberhentian
aliran empedu yang menyebabkan jaundice, suatu kondisi yang ditandai dengan
warna mata dan kulit yang kekuningan. Keadaan ini disebabkan karena terjadi
kenaikan jumlah pigmen empedu yaitu bilirubin hingga melebihi batas normalnya
yaitu 0,8 mg/dL (Chandrasoma and Taylor, 1995).c. Nekrosis hati Nekrosis merupakan salah satu akibat dari banyak penyakit hati yang
ditandai dengan akumulasi vakuola di dalam sitoplasma, kerusakan retikulum
endoplasma, pembengkakan mitokondria, pengrusakan nukleus, dan gangguan pada
membran plasma. Nekrosis dapat berupa focal, zonal, submassive, atau massive
(Chandrasoma and Taylor, 1995; Stine and Brown, 1996). Nekrosis tipe focal
ditandai dengan adanya kematian sel pada sekelompok kecil hepatosit. Kerusakan
tipe ini terjadi secara acak di seluruh hati, biasanya disebabkan oleh virus hepatitis
dan infeksi bakteri. Tipe zonal merupakan kematian sel di tempat tertentu pada
seluruh lobulus hati, yaitu peripheral zonal nekrosis atau centrizonal nekrosis
(Chandrasoma and Taylor, 1995). Centrizonal atau centrilobular nekrosis terjadi di
sekitar vena sentral hepatika. Nekrosis tipe ini disebabkan oleh virus hepatitis, CCl ,
4
dan keracunan kloroform. Sedangkan peripheral zonal nekrosis terjadi pada sel-sel
hepatosit di sekitar saluran portal. Submassive nekrosis adalah terjadinya nekrosis
sel hati yang meluas hingga melewati batas lobulus. Tipe yang paling parah adalah
tipe massive dimana hampir seluruh sel-sel hati mengalami nekrosis yang ditandai
salah satunya dengan penyusutan hati (Chandrasoma and Taylor, 1995).
Gambar 2. Tipe-tipe Kerusakan Hati (Chandrasoma and Taylor, 1995)
d. Sirosis
Adanya kombinasi kerusakan hepatosit dan tidak cukupnya regenerasi akan
meningkatkan aktivitas fibroblas dan menyebabkan akumulasi kolagen di hati.
Keadaan ini juga menyebabkan gangguan aliran darah di hati (Stine and Brown,
1996). Sirosis sifatnya irreversible dan dapat disebabkan antara lain oleh virus
hepatitis dan alkohol (Lingappa, 1995).C.
METODE UJI ANTIHEPATOTOKSIK
Menurut Zimmerman (1978), uji antihepatotoksik ini dapat dilakukan dengan
2 cara yaitu metode in vitro dan metode in vivo. Metode in vitro digunakan untuk
melihat kerugian yang terjadi karena hepatotoksin pada hati dengan melihat tanda-
tanda fisiologiknya. Menurut Plaa and Charbonneau (2001), uji-uji yang digunakan
dalam metode in vivo, yaitu: (1) uji enzim serum; (2) uji ekskretori hati; (3)
perubahan konstituen hati; dan (4) analisis histologi.(1) Uji enzim serum Uji ini merupakan salah satu uji yang sangat berguna dan telah menjadi standar dalam hepatotoksisitas. Ini berguna untuk melihat kerusakan awal hati
tanpa harus mengorbankan hewan uji. Enzim-enzim yang terdapat di hati, antara
lain: alkalin-fosfatase (AP), aspartat-aminotransferase (AST), laktat-
dehidrogenase (LDH), alanin-aminotransferase (ALT), ornitin-karbamil-
transferase (OCT), dan sorbitol-dehidrogenase (SDH) (Plaa and Charbonneau, 2001). Enzim-enzim transaminase lebih banyak digunakan dalam pengujian ini dimana kenaikan enzim-enzim ini secara spesifik memperlihatkan adanya luka hepatik (Plaa and Charbonneau, 2001). Aminotransferase merupakan suatu kelompok enzim yang mengkatalisis pemindahan asam amino ke asam 2-oxo dengan memindahkan gugus amino. Transaminase tersebar luas di tubuh. AST ditemukan terutama di jantung, hati, otot skeletal, dan ginjal sedangkan ALTditemukan terutama di hati dan ditemukan di dalam sitoplasma (Pantheghini and
van Solinge, 2006). Kenaikan aktivitas ALT serum 10-100 kali lipat dari ALT serum normal menunjukkan adanya nekrosis pada hati (Zimmerman, 1978).Aktivitas ALT serum dapat diukur secara spektrofotometri dengan metode kinetik ALT. Dasar dari metode kinetik ini adalah mengkatalisis
pemindahan gugus amino dari alanin ke 2-oksoglutarat membentuk glutamat dan
piruvat. Penentuan aktivitas ALT secara kuantitatif dilakukan dengan
mereaksikan serum yang dianalisis dengan 2-oksoglutarat dan L-alanin (Anonim,
2006a), berikut persamaan reaksinya: COO COO COO COO ALT HC NH- C O
H C NH
2 C O
- 2
CH
CH CH
2
2
3 CH
3 CH
CH
2
2 COO
COO L-alanin 2-oksoglutarat piruvat L-glutamat
(Pantheghini and van Solinge, 2006) COO
COO LDH
- C O
NAD +
- HC OH
- NADH H
CH
3 CH
3 D-Laktat