Prasarana Wilayah dan Kota di wilayah

Nama

: Yulvia Dwitya Putri

NIM

: I0612045

Mata Kuliah

: Prasaran Wilayah dan Kota II

Dosen Pengampu : Ir. Galing Y, M.T
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA
I.

REVIEW

Drainase Kota adalah jaringan pembuangan air yang berfungsi mengeringkan bagian-bagian
wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan air, baik dari hujan lokal maupun
luapan sungai yang melintas di dalam kota.

Fungsi umum drainase perkotaan :
1.

Mengeringkan bagian wilayah kota dari genangan sehingga tidak menimbulkan dampak
negatif.

2.

Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat secepatnya.

3.

Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan air
dan kehidupan akuatik.

4.

Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah (konservasi air).

5.


Melindungi prasarana dan sarana yang sudah terbangun.

Banjir adalah peristiwa alam berupa limpasan dan genangan air yang disebabkan karena
palung sungai tidak mampu menampung aliran sungai sehingga meluap menggenangi daerah
(dataran banjir) sekitarnya.
Penyebab banjir diantaranya adalah :


Eksploitasi sumberdaya lahan yang berlebihan seperti perubahan tata guna lahan yang
awalnya lahan terbuka atau hutan dan lahan pertanian diubah menjadi kawasan
pemukiman, kawasan industri dan lain-lain. Setelah dibangun pemukiman ataupun
kawasan industri pihak pemrakarsa tidak membuat kompensasi pengganti resapan yang
awalnya menjadi daya serap lingkungan.



Erosi dan sedimentasi sebagai penyebab genangan karena ketidakmampuan saluran
drainase menampung debit air.


Partisipasi masyarakat dalam mencegah terjadinya banjir :


Masyarakat sadar maupun tidak harus mengambil andil dalam menjaga lingkungan,
seperti :
- Membuang sampah pada tempatnya,

- Membangun atau mengembangkan rumah dengan memberikan kompensasi fungsi
lahan,
- Meninggikan lantai rumah dengan memperhatikan kondisi sekitarnya, dan
- Merawat drainase lingkungan.


Masyarakat harus lebih peduli terhadap lingkungannya, karena kita sebagai manusia
hidup berdampingan dengan lingkungan, manusia memerlukan lingkungan.

Perbedaan bendung dengan bendungan :
Bendung merupakan aliran sungai tertentu, ketinggian tertentu (pada sesuai bendung), bed
load (endapan) dan suspended load (layang).
Fungsi bendung adalah untuk irigasi serta boleh melimpahi bendung.

Bendungan adalah aliran yang luas (berada pada palung) ada pintu air dan bendungan
memiliki multifungsi
Fungsi bendungan adalah meninggikan air, tidak boleh melimpahi air karena akan merusak
bendungan serta untuk kawasan perkotaan seperti PLTA, wisata air minum dan penggelontor
kota.
Penggelontor kota adalah pembersihan sistem drainase yang tersumbat (tanah, lumpur,
sampah) karena kurangnya kesadaran masyarakat.
Waduk adalah
Fungsi waduk untuk menampung air yang memiliki tujuan tertentu antara lain untuk
menstabilkan aliran air, mencegah banjir dan untuk memenuhi kebutuhan akan air.
Waduk dibangun sesuai dengan kondisi suatu kawasan seperti jumlah penduduk, penyebaran
penduduk, tingkat pertumbuhan penduduk, konsumsi air, kebutuhan akan air, dan kondisi
pertanian dan/atau industri.
Angkutan atau Transportasi adalah salah satu bentuk hubungan (komunikasi) guna
menunjang terjadinya suatu perdagangan. Angkutan dibutuhkan karena keberadaan pusatpusat produksi yang letaknya berbeda dengan pusat-pusat konsumsi.
Fungsi utama angkutan adalah :
1.

memperpendek jarak tempuh


2.

memindahkan hasil produksi

3.

mempelancar hubungan dua atau lebih lokasi

Teknologi peralatan bongkar muat
1.

Lo/Lo (lift on/lift off)

Merupakan penanganan pemindahan muatan dengan pergerakan vertikal. Biasanya
menggunakan keran-keran khusus untuk memindahkan muatan yang besar dan berat.
2.

Ro/Ro (roll on/roll off)
Penanganan pemindahan muatan dengan pergerakan mendatar (horisontal).


3.

Hisap (suction)
Jenis

kapal

yang

penanganan

pemindahan

muatan

dilakukan

dengan

cara


menghisap/memompa melalui pipa dan biasanya dikombinasi dengan “ban berjalan
(conveyor belt)”.
4.

Khusus
Jenis kapal curah yang menangani satu jenis muatan (biasanya dikaitkan dengan sebuah
industri)

Pelabuhan adalah salah satu bagian dari ilmu maritim, tempat dimungkinkan kapal-kapal
berlabuh atau bersandar dan kemudian dilakukan bongkar muat barang angkutan. Pelabuhan
juga merupakan suatu daerah perairan yang terlindungi dari ombak/badai/arus, sehingga
kapal dapat berputar (turning basin), bersandar/membuang sauh dan melakukan bongkar
muat barang serta perpindahan penumpang dapat dilaksanakan.
Macam-macam Pelabuhan :
1.

Pelabuhan Alam (natural and protected harbour)
Suatu daerah perairan yang menjurus ke dalam (inlet) terlindung oleh suatu pulau, jasirah
atau terletak disuatu teluk, sehingga navigasi dan berlabuhnya kapal dapat dilaksanakan


2.

Pelabuhan Buatan (artifical harbour)
Suatu daerah perairan yang dibuat oleh manusia, sehingga terlindung dari
badai/ombak/arus sehingga memungkinkan kapal merapat dan bongkar muat

3.

Pelabuhan Semi Alam (semi natural harbour)

Sampah merupakan limbah yang bersifat padat, yang terdiri dari zat organik dan zat nonorganik, yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.
Berdasarkan asalnya sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
1) Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat
didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Samaph organik dibagi menjadi
dua, yaitu : 1) Sampah Basah contohnya adalah sisa-sisa makanan seperti sayur-sayuran,
buah-buahan; dan 2) Sampah Kering contohmya seperti daun-daun yang berguguran,
ranting.


2) Sampah Non-Organik
Sampah non-organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik
sebagai produk sintetik maupun hasil pengolahan teknologi bahan tambang, hasil olahan
bahan hayati dan sebagainya. Contoh sampah non-organik adalah sampah yang terbuat
dari bahan plastik, bahan dari kaca, bahan dari kaleng, besi dan bahan dari kertas.
Pengelolaan sampah :
1.

Open dumping merupakan metode penimbunan sampah di lokasi TPA tanpa aplikasi
teknologi yang memadai. Metode ini memungkinkan adanya perembesan air lindi (cairan
yang timbul akibat pembusukan sampah) melalui kapiler-kapiler air dalam tanah hingga
mencemari sumber air tanah. Sehingga mencemari sumber air tanah.

2.

Sanitary landfill, sistem pengelolaan sampah yang mengembangkan lahan cekungan
dengan syarat tertentu

meliputi jenis dan porositas tanah. TPA yang menggunakan


sistem sanitary landfill memerlukan investasi atau biaya yang mahal tapi resiko
pencemaran lingkungan dapat diminimalkan.
3.

3R (Reduce, Reuse, And Recycle)
Reduce yang berarti kita mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak
lingkungan. Contohnya adalah memilih produk dengan kemasan yang dapat didaur
ulang, menggurangi penggunaan bahan sekali pakai dan menggunakan email untuk
berkirim surat.
Reuse yang berarti pemakaian kembali seperti menggunakan sisi kertas yang masih
kosong untuk menulis.
Recycle adalah mendaur ulang barang yang tidak mempunyai nilai ekonomi menjadi
barang yang mempunyai nilai ekonomi. Seperti mengolah sampah organik menjadi
kompos, mengolah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali dan melakukan
pengolahan sampah non organik menjadi barang yang bermanfaat dan bahkan memiliki
nilai jual.

Prasarana Wilayah dan Kota di Indonesia
Sebagaimana yang telah kita ketahui persebaran prasana di Indonesia tidak merata, prasarana

di Pulau Jawa saja yang di tingkatkan tapi itu hanya di kota-kota besar di P.Jawa sedangkan
di wilayah P.Jawa tidak memiliki prasarana yang sepadan padahal masyarakat di Indonesia
memiliki kebutuhan yang sama mengenai kebutuhan akan prasarana seperti jalan, air bersih,
drainase, dan persampahan. Seperti prasarana jalan di salah satu Kabupaten di Bogor tidak
memiliki kondisi jalan yang baik banyak jalan yang berlubangnya, untuk prasarana jalan di
Kota Bogor sendiri memiliki jalan yang lumayan bagus.

Kritik mengenai prasarana wilayah dan kota di Indonesia
Mengenai prasarana yang ada di Indonesia, pemerintah hanya berbicara ingin memperbaiki
kondisi prasarana yang ada tetapi tidak melakukan perbaikan. Walaupun ada perbaikan tidak
dilakukan dengan benar tidak sampai selesai memperbaiki prasarana tersebut. Kondisi
prasarana wilayah dan kota sangat memprihatinkan karena tidak terawat, mulai dari prasarana
jalan: yang tidak memadai, prasarana drainase: yang tidak berfungsi dengan baik, prasarana
air bersih: masih banyak sekali masyarakat yang melakukan aktivitas mandi, cuci pakaian,
cuci peralatan rumah di sungai yang keruh dan banyak sampahnya, prasarana sampah: sangat
banyak TPS ataupun TPA yang keadaan fasilitasnya tidak layak serta mengganggu
masyarakat disekitarnya.
Imajinasi mengenai prasarana wilayah dan kota di Indonesia
Prasarana Jalan : Kelengkapan jaringan jalan mulai dari tanaman peneduh, rambu-rambu lalu
lintas, tempat pemberhentian ankutan umum dan lain-lain, mulai dari tanaman peneduh ratarata prasarana jalan di Indonesia mulai dari jalan arteri, koletor dan jalan raya itu semua
gersang minim sekali tanaman peneduh di sekitar jalan itu, padahal pohon membantu
pengurangan polusi udara. Dilakukannya pembangunan jalan sesuai fungsinya yang merata
disetiap wilayah dan kota, penegasan fungsi kelas jalan seperti jalur truk muatan, kontainer
harus melewati jalan kelas I dan II, tidak boleh melewati jalan lokal ataupun jalan pintas agar
lebih cepat sampai tujuan. Hal ini menyebabkan banyak jalan yang rusak dan bolong karena
tidak mampu menahan berat beban jalan.
Prasarana Air Bersih : Distibusi PDAM harus dapat menjangkau semua wilayah di Indonesia
harus menggunakan sistem yang tidak merugikan masyarakat luas, seperti adanya gangguan
pada satu bagian pola maka sistem akan terganggu. Sumber air yang digunakan untuk
pengolahan air di PDAM adalah air sungai, sedangkan di Singapura menggunakan air bekas
sebagai sumbernya menggunakan sistem daur ulang air. Di Indonesia sudah menggunakan
daur ulang air tetapi tidak bisa ntuk diminum. Di IPAL yang mengolah air limbah untuk
dijadikan air bersih, tetapi dari pihak masyarakat maupun pemerintah tidak begitu
mendukung pengolahan air yang ada di IPAL, seperti IPAL Mojosongo yang kekurangan
tenaga ahli untuk mengecek dan memperbaiki alat-alat yang dipakai. Sistem perpipaan yang
dipakai sudah bagus dan mampu mencukupi kebutuhan akan air untuk masyarakat tetapi dari
masyrakatnya sendiri tidak mendukung sistem ini dengan membuang sampah yang
seharusnya tidak dibuang ke saluran air.
Prasarana Drainase : Pihak swasta mapun pemerintah setiap membangun bangunan bertingkat
harus memikirkan dampak yang dihasilkannya seperti saluran drainase yang tersumbat karena

pembangunan dilakukan diatas saluran drainase. Seperti pohon atau hutan sebagai daerah
resapan untuk genangan air yang diratakan untuk pembangunan, pihak pembangun
seharusnya memberikan pengganti pohon atau hutan yang mereka rusak tidak hanya bisanya
membangun saja tetapi harus bertanggungjawab terhadap tindakannya. Harus membangun
saluran drainase yang mampu menampung semua air genangan yang ada disuatu daerah, serta
masyarakat harus ikut ambil andil dalam menjaga saluran drainase dengan tidak membuang
sampah di saluran drainase seperti selokan, gorong-gorong.
Prasarana Persampahan : Tidak berserakannya sampah pada tempat pembuangan sementara
yang berada di sekitar daerah permukiman, serta fasilitas penunjang untuk prasarana
persampahan lebih di perhatikan. Mulai dari bak sampah yang berada di TPS, truk
pengangkut sampah, serta pemilihan lokasi TPA yang tepat. Penggunaan sistem pengolah
sampah pada Tempat Pembuangan Akhir yang modern tidak dengan sistem pengolah sampah
tang kuno seperti open dumping, menggunakan pengolahan sampah seperti sanitary landfill
atau insenerator.
Semua prasarana yang ada di wilayah ataupun kota harus seimbang dengan lingkungan, tidak
hanya membangun prasarana saja tetapi juga memikirkan lingkungan di sekitarnya karena
manusia hidup berdampingan dengan lingkungan. Di Indonesia masih menerapkan
pembangunan konvensional, seharusnya sudah memakai pembangunan berkelanjutan agar
dampaknya tidak terlalu buruk untuk lingkungan.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24