Tugas Makul Klimatologi Pertanian Pertanian

Tugas Makul Klimatologi Pertanian
Pengaruh Faktor Suhu Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Oleh :
Annisa Nuraisah
150320160505

PROGRAM MAGISTER FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
BANDUNG
2017

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia bagi penulis sehingga berhasil menyelesaikan Makalah ini yang berjudul
“PENGARUH FAKTOR SUHU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN”.
Dalam menulis makalah ini, alhamdulillah tidak mendapatkan kendala, sehingga
penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada dosen sebagai pembimbing matakuliah klimatologi pertanian, orang tua dan
semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi makalah ini dapat
terselesaikan.

Makalah ini berisikan tentang Bagaimana Pengaruh Faktor Suhu Terhadap Tanaman,
terutama di bidang pertanian, Tanaman sangat berpengaruh terhadap iklim,suhu,kelembapan
udara, angin, air, radiasi matahari dimana komponen tersebut merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, seandainya dalam
penulisan makalah ini terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis
dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran yang membangun dari pembaca
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita.

Jatinangor,15 Maret 2017

Daftar Isi

Kata Pengantar..........................................................................................................................1
DaftarIsi.....................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1. Latar Belakang................................................................................................................6

1.2. Rumusan Masalah.. .......................................................................................................6
1.3. Tujuan............................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................................18
2.1. Kesimpulan..................................................................................................................18
2.2. Saran......................................................................................................................... 19
Daftar Pustaka..........................................................................................................................20

BAB I
PENDAHULUAN
Berbicara mengenai agroklimatologi, maka harus mengaitkan mengenai fenomena
yang sering terjadi di bumi dan pengaruhnya di bidang pertanian. Agroklimatologi terdiri tari
3 kata yaitu: agro (lahan/pertanian), klimat (iklim) dan logi/logos (ilmu). Jadi dapat
disimpulkan bahwa agroklimatologi adalah suatu disiplin ilmu yang menpelajari tentang
klimatologi dan kaitannya dengan bidang pertanian. Yang dimaksud dengan klimatologi
adalah ilmu yang menerangkan tentang iklim, bagaimana iklim dapat berbeda pada suatu

tempat dengan tempat lainnya. Ilmu ini berhubungan dengan cuaca, dimana cuaca dan iklim
merupakan salah sau komponen ekosistem alam sehingga kehidupan baik manusia, hewan
dan tumbuhan tidak terlepas dari pengaruh atmosfer dengan proses-proese perbedaan antara

cuaca dan iklim.
Selain itu terdapat berbagai cabang ilmu klimatologi sesuai bidang kajiannya seperti
klimatologi kelautan, klimatologi ruang, klimatologi bangunan, klimatologi pedesaan dan
klimatologi perkotaan. Berdasarkan ruang lingkup kajiannya, klimatologi dibagi menjadi 3
yakni mikroklimatologi, yakni ilmu iklim yang membahas atmosfer sebatas ruang perakaran
hingga sekitar tajuk tanaman atau atmosfer sekitar tanah. Kedua adalah mesoklimatologi
yakni ilmu iklim yang membahas prilaku atmosfer dalam batas wilayah dan yang ketiga
adalah makroklimatologi yakni ilmu iklim yang menekankan pembahasannya pada wilayah
yang sangat luas
Klimatologi pertanian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang hubungan
antara keadaan cuaca dan problema-problema khusus kegiatan pertanian, terutama membahas
pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek.Pengamatan dan penelaahan ditekankan
pada data unsur cuaca mikro yakni keadaan dari lapisan atmosfer permukaan bumi kira-kira
setinggi tanaman atau obyek pertanian tertentu yang bersangkutan.Selain itu dalam hubungan
yang luas, klimatologi pertanian mencakup pula lama musim pertanian, hubungan antara laju
pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan faktor atau unsur-unsur cuaca dari
pengamatan jangka panjang.
Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamik dan
sulit dikendalikan salah satunya adalah suhu/temperatur. Dalam praktek, iklim (suhu dan
cuaca ) sangat sulit untuk dimodifikasi/dikendalikan sesuai dengan kebutuhan, ditambah lagi

dengan fenomena pemanasan global akibat radiasi matahari yang penyinarannya jatuh secara
total akibat lapisan ozon yang telah menipis. Kalaupun bisa memerluan biaya dan teknologi
yang tinggi. Iklim/cuaca sering seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi pertanian.
Karena sifatnya yang dinamis, beragam dan terbuka, pendekatan terhadap cuaca/iklim agar
lebih berdaya guna dalam bidang pertanian , diperlukan suatu pemahaman yang lebih akurat
teradap karakteristik iklim melalui analisis dan interpretasi data iklim. Mutu hasil analisis dan
interpretasi data iklim, selain ditentukan oleh metode analisis yang digunakan, juga sangat
ditentukan oleh jumlah dan mutu data. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama
yang baik antar instasi pengelola dan pengguna data iklim demi menunjang pembangunan
pertanian secara keseluruhan.

Suhu dikatakan sebagai derajat panas atau dingin yang di ukur berdasarkan skala
tertentu dengan menggunakan termometer.Biasanya pengukuran dinyatakan dalam skala
Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah di
daerah tropis (sekitar ekuator) dan semakin ke kutub maka akan semakin dingin.
Untuk mengetahui temperatur rata-rata suatu tempat digunakan rumus :
Celcius
3730

Fahrenheit


Kelvin

2120

1000
Titik didih air

2730

320

00

Titik didih air

Pengaruh suhu terhadap mahkluk - mahkluk hidup adalah sangat besar sehingga
pertumbuhannya benar benar seakan - akan tergantung padanya, terutama dalam kegiatan
0
pertanian. Kita ambil contoh

tumbuhan
- tumbuhan dimana tanaman layaknya mempunyai
-273
keinginan akan suhu tertentu, artinya tanaman itu tidak akan tumbuh dengan baik bila

syaratnya tidak terpenuhi, juga berpengaruh pada proses pematangan buah makin tinggi suhu
makin cepat proses pematangan buah. Dengan suhu yang tinggi benih – benih akan
mengadakan metabolisme lebih cepat, akibatnya apabila benih – benih di biarkan atau di
tanam pada dataran atau tanaman tinggi maka daya kecambahnya akan turun. Jadi pada
tanaman juga ada suhu maksimum atau suhu optimum yag diinginkan.
1.1. Latar Belakang
Pengaruh Faktor Suhu Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Suhu udara berpengaruh besar dengan kesuaian tanaman yang akan dibudidayakan.
Tanaman stroberi, dan kubis cocok pada suhu yang sejuk. Tetapi tanaman kaktus dan buah
naga lebih cocok pada daerah bersuuhu panas. Dan pada suhu tertentu pula tanaman akan
menghasilkan produksi yang optimal.
Suhu pada prinsipnya adalah kandungan energy panas pada suatu objek, dan
bersumber dari radiasi matahari (solar energy) sehingga faktor suhu sangat berkaitan dengan
faktor radiasi cahaya matahari. Suhu dipermukaan bumi sangat bervariasi oleh karena


perbedaan tinggi tempat (altitude) dan letak lintang (latitude). Sebagai contoh, suhu udara di
padang pasir dapat mencapai 58 0 celcius pada siang hari dan -40 0 celcius di kutub.
Pertumbuhan tanaman ditentukan oleh aktivitas metabolism yang terkendali oleh
faktor lingkungan diantaranya suhu. Proses fotosintesis berjalan baik pada suhu sekitar 21

0

celcius dan dalam kondisi demikian proses pembentukan glukosa relatif lancar sehingga
kesempatan untuk mengantarkan fotosintat keseluruh tubuh cukup tinggi. Namum demikian,
pada suhu yang relatif rendah kesempatan tersebut terhambat oleh ketersediaan energi karena
proses pembakaran atau respirasi pada suhu rendah akan menghasilkan energi yang relatif
kecil. Demikianlah suhu ikut berperan dalam keberhasilan pertumbuhan tanaman.
1.2. Perumusan Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka dapat
mengambil perumusan masalah sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh suhu terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman?
2. Bagaimana pengaruh suhu terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui adanya pengaruh suhu terhadap pertumbuhan dan perkembangan

tanaman.
2. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya pengaruh suhu terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Suhu
Suhu mencakup dua aspek yaitu derajat dan insolasi. Insolasi menunjukan energi
panas dari matahari dengan satuan gram/kalori/cm2/jam. Dimana 1 grm kalori digunakan
untuk menaikan suhu satu gram air sebesar 10C.
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki
oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam
bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom
penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.
Jumlah insolasi atau suhu suatu daerah berbeda-beda tergantung pada :

a. Latitude yaitu letak lintang suatu tempat. Pada daerah katulistiwa insolasi lebih besar dan
berbeda dibandingkan dengan daerah sub-tropis atau daerah sedang. Suatu daerah yang
letaknya semakin kekutub maka insolasinya semakain rendah karena sudut jatuh radiasi
matahari semakin besar atau karena jarak matahari ke bumi semakin jauh. Akan tetepi

insolasi total untuk suatu musim pertumbuhan tanaman hampir sama karena panjang hari
yang lebih lama.
b. Musim : Pada musim panas insolasi tinggi sedangkan pada musim hujan rendah
c. Kejernihan atmosfer : semakin jernih atmosfer maka semakin tinggi insolasis yang
diterima oleh bumi karena tidak adanya awan atau bintik-bintik air
d.Konstanta matahari : merupakan jarak matahari dengan bumi. Semakin dekat jarak
matahari ke bumi maka insolasi akan semakin tinggi.
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat
balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel.
Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan
dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses perkembangan berjalan sejajar
dengan pertumbuhan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan proses yang
tidak dapat diukur. Dengan kata lain, perkembangan bersifat kualitatif, tidak dapat
dinyatakan dengan angka.

2.2 Hubungan Suhu Dengan Tanaman
Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting yaitu:
a) Buka dan menututupnya stomata

b) Transpirasi
c) Penyerapan air dan nutrisi (unsur hara)
d) Fotosintesis
e) Respirasi
f) Kinerja enzim
g) Cita rasa tanaman
h) Pembentukan primordia bunga
Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses-proses
tersebut dan setelah melewati titik optimum proses tersebut mulai dihambat baik secara fisik
maupun kimia. Menurunnya aktivitas enzim (degradasi enzim).

Suhu udara dan tanah sangat mempengaruhi dalam proses pertumbuhan , karena
setiap jenis tanaman mempunyai suhu batas minimum, optimum dan maksimum untuk setiap
tingkat perrtumbuhannya.
Batas atas suhu yang mematikan aktivitas sel-sel tanaman berkisar dari 120o sampai
140o F tetapi nilai ini beragam sesuai dengan jenis tanaman dan tingkat perrtumbuhannya.
Contoh : gandum dalam musim dingin tahan berada dalam kondisi suhu nisbi rendah dan
dapat bertahan dalam suhu beku selama periode musim dingin, terjadinya pada tanaman
tropis misalnya biji coklat yang memerlukan suhu tinggi pada sepanjang tahun. Suhu tinggi
tidak mengkhawatirkan dibandingkan suhu rendah dalam menahan pertumbuhan asalkan

persedian air memadai dan tanaman dapat menyesuaikan terhadap daerah ikanklim. Dalam
kondisi suhu yang sangat tinggi, pertumbuhan bisa terhambat bahkan berhenti tanpa
menghiraukan persediaan air dan kemungkinan terjadi perangasan daun atau buah sebelum
waktunya.
Tanaman bisa mengubah frekuensi suhu dari iklim mikro bunga dan daun dapat
menangkap isolasi pada lapisan atas sehingga suhu maksimumnya terletak dekat sekitar
puncak tanaman kecuali jika tanaman masih rendah dan masih terpencar sehingga pemanasan
disela-sela tanaman dari tanah akan menentukan distribusi suhu vertical.
Suhu udara merupakan factor lingkungan yang penting karna berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman dan berperan hampir pada proses pertumbuhan. Suhu udara
merupakan factor penting dalam menentukan tempat dan waktu penanaman yang cocok,
bahkan suhu udara dapat juga sebagai factor-faktor penentu dari pusat-pusat produksi
tanaman.
Pada tanaman pangan Misalnya; kentang didaerah suhu rendah, sedangkan padi
didaerah bersuhu lebih tinggi. Suhu udara diindonesia dapat berperan sebagai kendali pada
usaha pengimbangan tanaman padi didaerah yang mempunyai ketingian yaitu tinggi diatas
permukaan laut sebagian besar jenis padi unggul tumbuh dan berdaya hasil baik sampai
ketinggian 700 m diatas permukaan laut. Suhu udara rata-rata yang tinggi akan baik untuk
tanaman seperti kacang tanah dan kapas sedangkan gandum, kentang, gula dan tomat, bisa
didataran tinggi dengan suhu udara yang lebih rendah.
Pada tanaman hortikultura suhu merupakan faktor penting dalam pembentukan
primordia bunga, dimana dalam pembentukan bunga tanaman dibutuhkan suhu optimal yaitu
suhu yang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan primordia bunga. Dimana dalam
pembentukan bunga tanaman memerlukan suhu optimal yaitu suhu yang dibutuhkan oleh

tanaman dalam pembentukan primordia bunga. Selian itu juga mempengaruhi aktivitas
mikroorganisme dan enzim pada suhu yang rendah 00C umumnya aktivitas organisme tidak
aktif atau dorman sedangkan pada suhu yang tinggi akan menimbulkan proses pembentukan
protein dan enzim yang bercerai berai/rusak (denaturasi).
2.3. Pengaruh Suhu yang di Butuhkan Tanaman
Suhu yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman dikenal
sebagai suhu kerdinal yaitu meliputi suhu optimum, suhu minimum dan suhu maksimum.
Suhu kardinal yang dibutuhkan oleh tanaman adalah berbeda-beda tergantung pada jenis
tanamannya. Dimana suhu yang berada dibawah batas maksimum atau diatas optimum ini
tidak baik untuk tanaman, keadaan tersebut sering disebut suhu ekstrim. Pengaruh faktor suhu
pada tanaman menimbulkan gangguan-gangguan pada tanaman baik secara morfologi
maupun fisiologinya.Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat
dibedakan sebagai berikut :
Batas Suhu Yang Menguntungkan Tanaman Batas suhu yang membantu pertumbuhan
dan perkembangan tanaman diketahui sebagai suhu optimum. Pada batas ini semua proses
dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman akan berjalan baik dari segi morfologi
muapun fisiologinya. Proses fisiologi tersebut antara lain yaitu :
a) Fotosintesis
b) Respirasi
c) Penyerapan air
d) Transpirasi
e) Pembelahan sel
f) Pemanjangan sel dan
g) Perubahan fungsi sel akan berlangsung secara baik sehingga akan diperoleh produksi
maksimum pada setiap jenis tanaman kebutuhan akan suhu optimum ini bervariasi
seperti pada tanaman C3 membutuhkan suhu optimumnya antara 27 0C - 280C, sedangkan
pada tanaman C4 suhu optimumnya adalah 300C - 350C
Berdasarkan hal ini tanaman hortikultura dikelompokkan sebagai berikut :Tanaman yang
menghendaki batas suhu optimum yang rendah ( tanaman musim dingin), yaitu tanaman yang
tumbuh baik pada suhu 450F - 600
Tanaman yang menghendaki batas suhu optimum yang tinggi (musim panas), yaitu
tanaman yang tumbuh baik pada suhu antara 600F - 750F. Dari tipe-tipe tanaman tersebut
diatas maka dapat dilihat contoh-contoh tanamannya pada tabel berikut.

Tanaman Musim Dingin (suhu Optimum = 45-60 0F)
Tanaman buah-buahan

Tanaman sayuran

Tanaman hias

Apel, pear, cherry, plum,

Asparagus, kubis, wortel,

Gramenium, petunia

strawbery

kentang dll
Tanaman Musim Dingin (suhu Optimum = 60-75 0F)

Apricot, grape, citrus

Tomat, waluh, ketimun

Rose, orchid

Dilihat dari segi morfologinya yaitu :
1. Pertumbuhan dan perkembangan vegetatif tanaman
2. Pertumbuhan dan perkembangan generatif tanaman
3. Daya perkecambahan dan daya tumbuh benih tanaman
4. Batas Suhu Yang Tidak Menguntungkan, Batas suhu yang tidak menguntungkan bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat dibedakan sebagai berikut baik secara
morfoligi dan fisiologinya :
Suhu Diatas Maksimum yang berpengaruh terhadap :
a) Respirasi yaitu terjadinya proses respirasi dan absobsi air yang tinggi sehingga terjadi
proses-proses perombakan protein dan terhambatnya kinerja enzim (denaturasi).
b) Terganggunya pembentukan sel generatif yang terjadi karena rusaknya pembelahan
sel secara mitosis sehingga biji akan mandul atau kosong.
c) Terjadinya translokasi yaitu terganggunya proses pengangkutan dan penyebarann
assimilat (hasil fotosintesis) dari sumber fotosintesis ke bagian-bagian tanaman yang
menggunakan atau menyimpan cadangan makanan seperti : buah, batang dan umbi.
d) Terjadinya mutasi gen akibat adanaya suhu yang terlalu tinggi yang menyebabkan
berubahnya susunan genetik tanaman atau adanya sinar gamma.
e) Tanaman kekurangan unsur hara, karena suhu tinggi dapat mengganggu perombakanperombakan senyawa-senyawa penting bagi tanaman.
f) Tanaman menjadi layu akibat suhu yang tinggi sehingga absorbsi air yang rendah dan
tingginya evapotranspirasi
Suhu Dibawah Minimum perlambatan pertumbuhan dan perkembangan serta menghambat
pembungaan tanaman.
a) Absorbsi unsur hara dan air terganggu karena air akan membekupada suhu dibawah
minimum dan akar tanaman akan membeku yang menyebabkan fikositas menjadi

naik. Penyerapan unsur hara juga terganggu karena bakteri-bakteri pengurai akan
mengalami dormansi atau istrihat
b) Respirasi menurun karena kebutuhan air dan udara dalam tubuh tanaman menjadi
rendah seiring rendahnya aktivitas-aktivitas dalam tubuh tumbuhan.
c) Perkecambahan benih akan teganggu dimana embrio akan rusak yang disebabkan
rusaknya membran sel dalam biji.
d) Sufokasi (suffocationI) lambatnya pertumbuhan tanaman karena suhu udara yang
rendah pada tanah dan kekurangan oksigen
e) Dedikasi yaitu terjadinya kekeringan fisiologis karena absorbso air terhambat karena
kurangnya permeabilitas selaput akar atau karena naiknya visikositas air dalam air
bahkan membeku.
Proses transfer panas antara tanaman dan lingkungannya dapat terjadi melalui proses
konduksi dan konveksi dalam bentuk panas yang dapat dirasakan
a) Konduksi merupakan cara perambatan panas dari satu molekul ke molekul lainnya
atau dari satu benda ke benda lainnya.
b) Konveksi adalah transfer panas dengan cara aliran. Konveksi berlangsung sebagai
akibat berkurangnya massa jenis suatu zat bila dipanaskan.
c) Radiasi adalah transfer panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik
d) Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari. Suhu:
tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
e) Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan
tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah.

2.3 Aspek Fisiologis
Suhu meningkatkan perkembangan tanaman sampai batas tertentu. Hubungan suhu
dengan pertumbuhan tanaman menunjukkan hubungan yang linear sampai batas tertentu,
setelah tercapai titik maksimum (puncak) hubungan kedua variabel itu menunjukkan
hubungan parabolik.
Suhu udara atau suhu tanah berpengaruh terhadap tanaman melalui proses
metabolisme dalam tubuh tanaman, yang tercermin dalam berbagai karakter seperti :
o laju pertumbuhan
o dormansi benih dan kuncup

o perkecambahannya
o pembungaan,
o pertumbuhan buah
o pendewasaan/pematangan jaringan atau organ tanaman.
o Respon tanaman terhadap suhu berbeda tergantung : jenis tanaman, varietas, tahap
pertumbuhan tanaman, macam organ/jaringan
 Pada Tahap A-B
 merupakan tahap pertumbuhan yang sangat cepat.
 Suhu meningkatkan laju pertumbuhan membentuk garis lurus (linear) dimana
 kurvanya merupakan fungsi eksponensial dengan suhu.
 Pada tahap ini energi panas dapat mengaktifkan seluruh sistem (perangkat)
pertumbuhan. Sehingga efisiensi penggunaan energi panas oleh tanaman adalah
besar. Energi panas yang terbuang percuma berada pada jumlah yang kecil, atau
energi panas yang tertangkap molekul dapat meningkatkan gerakan-gerakan molekul
dalam jaringan tanaman.
 Pada tahap B-C
 Kecepatan pertumbuhan tanaman menurun, sehingga rata-rata fluktuasi pertumbuhan
dapat membentuk garis mendatar.
 Fluktuasi kecepatan pertumbuhan pada tahap ini sering disebabkan oleh faktor-faktor
tumbuh lainnya diluar suhu seperti air, cahaya, ketersediaan oksigen dan
karbondioksida serta unsur hara kadang-kadang menjadi faktor pembatas, tetapi
masih dapat ditolerir oleh tanaman.


Titik B merupakan

titik kritis dimana ketersediaan faktor tumbuh diluar suhu

memegang peranan penting. Kondisi sedikit saja dibawah optimum dapat menjadi
faktor pembatas (limiting factor).
 Tahap C-D :


Merupakan tahap pertumbuhan menurun, dimana energi panas tidak lagi dapat
meningkatkan laju pertumbuhan.



Pada tahap ini penurunan kecepatan pertumbuhan sebanding dengan kenaikan suhu.



Dibandingkan dengan tahap A-B, garis proyeksi a-b selalu lebih besar daripada garis
proyeksi c-d. Hal ini berarti bahwa percepatan pertumbuhan pada tahap C-D. Kondisi
ini dapat diartikan bahwa kenaikan suhu sebanding dengan penurunan aktivitas enzim

pertumbuhan dan sebanding pula dengan kerusakan protein, sebagai bahan baku
enzim.


Dapat diketahui bahwa panas dapat meningkatkan energi kinetik dari molekul-molekul
tanaman yang membuat laju reaksi biokimia meningkat sampai batas tertentu dan
panas yang terlalu tinggi tidak lagi menguntungkan pada tanaman.

2.4 Pengaruh suhu terhadap tanaman
Fluktuasi suhu dalam tanah akan berpengaruh langsung terhadap aktivitas pertanian
terutama proses perakaran tanaman didalam tanah. Apabila suhu tanah naik akan berakibat
berkurangnya kandungan air dalam tanah sehingga unsure hara sulit diserap tanaman.,
sebaliknya jika suhu tanah rendah maka akan semakin bertambahnya kandungan aiar dalam
tanah, dimana sampai pada kondisi ekstrim terjadi pengkristalan. Akibatnya aktivitas
akar/respirasi semakin rendah mengakibatkan translokasi dalam tubuh tanaman jadi lambat
sehingga proses distribusi unsure hara jadi lambat dan akhirnya pertumbuhan tanaman jadi
lambat. Demikian pula dengan suhu yang terlalu tinggi terjadi aktivitas negatif seperti terjadi
pembongkaran/perusakan organ. Suhu maksimal dan minimal berpengaruh terhadap hasil
produksi. Hal inilah yang menyebabkan hasil panen padi Indonesia menjadi rendah.
A. Pengaruh Suhu Minimum terhadap Tanaman
 Pada suhu rendah (minimum) pertumbuhan tanaman menjadi lambat bahkan terhenti,
karena kegiatan enzimatis dikendalikan oleh suhu.
 Suhu tanah yang rendah akan berakibat absorpsi air dan unsur hara terganggu, karena
transpirasi meningkat.
B. Pengaruh Suhu Optimum terhadap Tanaman
Dalam selang suhu minimum ke optimum, kecepatan pertumbuhan berbeda tidak
nyata kalau waktu cukup lama, tetapi kecepatan pertumbuhan bertambah tinggi bila semakin
dekat dengan suhu optimum.
Tanaman di daerah sedang, suhu optimum untuk fotosintesa lebih rendah
dibandingkan dengan suhu optimum untuk respirasi.
C. Pengaruh Suhu Maksimum terhadap Tanaman
 Jaringan tanaman akan mati apabila suhu mencapai 45ºC - 55 ºC selama 2 jam.



Tanaman yang kadar karbohidrat tinggi lebih tahan terhadap suhu ekstrem tinggi,
karena denaturasi karbohidrat lebih tahan dibandingkan protein. Denaturasi portein
terjadi pada suhu 45 ºC, sedangkan karbohidrat baru rusak pada suhu diatas 55 ºC,
bahkan ada yang sampai 85 ºC.

D. Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
 Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman akan menyebabkan cepat hilangnya
kandungan lengas tanah
 Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan lengas tanah melewati mekanisme
transpirasi dan evaporasi
 Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama pada musim kemarau
 Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim mikro tanaman berpengaruh negatif
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada daerah yang
lengas tanahnya terbatas
2.5.Suhu maksimum dan minimum pada tanaman
Biasanya panas yang diterima oleh permukaan tanah diteruskan kedalam lapisan yang
lebih dalam melalui kondisi karna panas yang jalarkan akan memerlukan waktu yang lama.
Sehingga suhu maksimum dan minimum didalam tanah akan terjadi keterlambatan. Karna
makin lama pemanasan pada permukaan tanah maka ikan makin dalam pula suhu maksimum
permukaan akan terasa kelapisan tanah yang lebih dalam.
Besarnya suhu maksimum disuhu atmosfer terjadi pada sekitar jam 15.00 sedangkan
suhu maksimum didalam tanah akan terjadi setelah waktu suhu maksimum udara. Suhu
maksimum tanah untuk kedalamam tanah 5 cm terjadi pada jam 14.00 untuk kedalaman 10
cm terjadi pada jam 15.30 dan untuk kedalaman tanah 20 cm terjadi pada jam 18.00.Pada
suhu minimum diatmosfer terjadi setelah matahari terbit yaitu sekitar jam 06.00 pagi hari
sedangkan suhu minimum tanah akan mengalami keterlambatan untuk kedalaman tanah 5 cm
suhu minimum. terjadi pada jam 08.00 untuk kedalaman 10 cm terjadi pada jam 09.00 dan
untuk kedalaman 20 cm terjadi pada jam 11.00.
2.6 Pengaruh suhu bagi pertumbuhan tanaman.

Faktor iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Apabila
tanaman ditanam di luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering kali tidak sesuai
dengan yang diharapkan.Menurut Sutarno at all (1997) Studi tentang perilaku kejadian tiap
organisme atau tumbuhan dalam hubungannya dengan perubahan-perubahan iklim disebut
dengan fenologi. Untuk faktor iklim yang dipergunakan untuk penelitian fenologi pada
umumnya adalah curah hujan hal ini adalah karena curah hujan secara langsung atau tidak
langsung penting untuk pengaturan waktu dan ruang dalam pembentukan bunga dan buah
pada tumbuhan tropis. Menurut Ashari (2006) sedikitnya ada 2 unsur yang sangat
mempengaruhi hal tersebut, yaitu
1.Curah hujan dan distribusi hujan
2. Tinggi tempat dari permukaan laut.
Selain unsur iklim, roduksi tanaman juga dipengaruhi oleh Radiasi Matahari dan Suhu.
Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh lingkungan. Kondisi
lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk berbunga dan
menghasilkan benih. Kebanyakan speises tidak akan memasuki masa reproduktif jika
pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai tahapan yang matang untuk
berbunga, sehubungan dengan ini terdapat dua rangsangan. Yang menyebabkan perubahan itu
terjadi, yaitu suhu dan panjang hari (Mugnisjah dan Setiawan, 1995).
Diwilayah dengan empat musim, pengaruh suhu berlaku ganda. Pada waktu awal
pertumbuhan suhu harus cukup tinggi agar pertumbuhan tidak terhambat. Tetapi bagi
kebanyakan tanaman terutama tanaman tahunan, suhu sebelum perubahan fase pertumbuhan
itu terjadi sangat penting. Cekaman (stress) air yang diikuti oleh hujan sering merangsang
pembungaan tanaman tahunan tropika. Faktor lain yang memicu pembungaan adalah panjang
hari, atau panjang periode selama setiap 24 jam. Tanaman berhari panjang tidak akan
berbunga jika ditanam di wilayah tropika. Radiasi matahari berhubungan dengan laju
pertumbuhan tanaman, fotosintesis, pembukaan (reseptivitas) bunga, dan aktivitas lebah
penyerbuk. Pembukaan bunga dan aktivitas lebah ditingkatkan oleh radiasi matahari yang
cerah, wilayah yang sering berawan berpotensi kurang untuk produksi benih. Permukaan
lahan ekuator sering menerima total radiasi yang kurang dari lahan berlatitude 10-20 mdp.
Batas suhu yang membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman diketahui
sebagai batas optimum . pada batas ini semua proses dasar seperti : fotosentesis, respirasi,
penyerapan air, transpirasi, pembelahan sel. Perpanjangan sel dan perubahan fungsi sel akan
berlangsung baik dan tentu saja akan diperoleh produksi tanaman yang tertinggi. Batas suhu

optimum tidak sama semua tanaman , sebagai contoh : apel ,kentang , menghendaki yang
lebih rendah dibandingkan tanaman :jeruk, ketela rambat atau gardenia.
Tanaman yang tumbuh pada kondisi suhu diatas optimum akhirnya pertumbuhanya
biasa menghasilkan produksi yang rendah . hal ini disebabkan kurang adanya keseimbangan
antara besarnya fotosentesis yang dihasilkan dan berkurangnya karbohidrat karna adanya
respirasi. Bertambahnya suhu akan mempercepatkan kedua proses ini , tetapai diatmosfer
diatas optimum , proses respirasi akan berlangsung lebih besar dari pada fotosentesis ,
sehingga bertambah tinggi suhu tersebut akan mengakibatkan berkurangnya produksi.
Tanaman yang tumbuh pada kondisi suhu dibawah batas optimum akan menghasilkan
pertumbuhan yang kurang baik dan produksinya akan lebih rendah . Hal ini disebabkan pada
suhu yang rendah besarnya fotosentesis yang dihasilkan dan protein yang dibentuk dalam
keadaan minimum berakibat pertumbuhan dan perkembangan lambat dan produksinya
rendah.
2.7 Informasi Iklim (Suhu,) dalam Ketahanan Pangan dan Pengembangan Agribisnis
Resiko pertanian akibat pengaruh iklim antara lain terjadi melalui dampak kekeringan,
kebasahan atau banjir, suhu tinggi, suhu rendah atau “frost”, angin, kelembaban tinggi dan
lain-lain. Resiko pertanian akibat iklim tersebut terutama suhu, selain menyebabkan
rendahnya hasil baik secara kuantitas maupun kualitas, juga ketidakstabilan produksi
pertanian secara nasional. Faktor penyebab resiko pertanian antara lain, fluktuasi dan
penyimpangan iklim, ketidaktepatan peramalan iklim, perencanaan usahatani dan pemilihan
komoditas/varietas yang kurang sesuai dengan kondisi iklim.
Dalam pembangunan pertanian yang lebih berorientasi atau berbasis dan bertujuan
untuk optimalisasi dan efisiensi sumberdaya pertanian termasuk sumberdaya agroklimat
dibutuhkan suatu sistem pertanian preskriptif (prescriptif farming). Sistem preskriptif adalah
sistem usaha pertanian yang sesuai (produkstivitas tinggi dan efisien) dengan potensi
sumberdaya, faktor sosial ekonomi dan kelembagaan (Makarim, Sirman dan Sarlan, 1999).
Dalam sistem pertanian preskriptif dibutuhkan informasi yang lengkap dan handal
seluruh komponen dan sub komponen dalam sistem produksi, termasuk iklim (Bell and
Doberman, 1997 dalam Surmaini, 2000). Berbeda dengan komponen produksi lain, peluang
untuk memanipulasi faktor iklim sangat kecil, sulit diduga tetapi sangat menentukan
produktivitas tanaman.

Oleh sebab itu, informasi iklim sangat strategis dan menjadi pertimbangan yang lebih
dini dalam pengembangan pertanian preskreptif tersebut. Berdasarkan analisis resiko akibat
iklim,

dapat

dikembangkan

sistem

pengelolaan

lahan

yang

terintegrasi

dengan

mempertimbangkan karakteristik biofisik, terutama sumberdaya tanah dan iklim. Untuk lebih
efektif dan berdaya hasil tinggi dan berkelanjutan, diperlukan kombinasi optimal antara
teknologi produksi dan komoditas dengan sistem pengelolaan sumberdaya lahan secara
optimal.
Konsep pertanian tangguh yang antara lain dicirikan oleh sistem agribisnis adalah
pertanian yang mampu menghasilkan produksi secara optimal, mantap (stabil) dan
berkelanjutan yang secara ekonomi menguntungkan serta mampu melestarikan sumberdaya
dan lingkungan. Oleh sebab itu, analisis resiko iklim tidak hanya ditujukan untuk
memproteksi tanaman dari deraan iklim, tetapi juga memproteksi atau mengkonservasi
sumberdaya lahan secara efektif dan antisipatif.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
1) Suhu yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman dikenal
sebagai suhu kerdinal yaitu meliputi suhu optimum, suhu minimum dan suhu
maksimum. Suhu kardinal yang dibutuhkan oleh tanaman adalah berbeda-beda
tergantung pada jenis tanamannya. Dimana suhu yang berada dibawah batas
maksimum atau diatas optimum ini tidak baik untuk tanaman, keadaan tersebut sering
disebut suhu ekstrim. Pengaruh faktor suhu pada tanaman menimbulkan gangguangangguan pada tanaman baik secara morfologi maupun fisiologinya.
2) Batas suhu yang membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman diketahui
sebagai batas optimum . Pada batas ini semua proses dasar seperti : fotosentesis,

respirasi, penyerapan air, transpirasi, pembelahan sel. Perpanjangan sel dan perubahan
fungsi sel akan berlangsung baik dan tentu saja akan diperoleh produksi tanaman
yang tertinggi. Batas suhu optimum tidak sama semua tanaman , sebagai contoh : apel
,kentang , menghendaki yang lebih rendah dibandingkan tanaman : jeruk, ketela
rambat atau gardenia.
3) Tanaman yang tumbuh pada kondisi suhu diatas optimum akhirnya pertumbuhanya
biasa menghasilkan produksi yang rendah . hal ini disebabkan kurang adanya
keseimbangan antara besarnya fotosentesis yang dihasilkan dan berkurangnya
karbohidrat karna adanya respirasi. Bertambahnya suhu akan mempercepatkan kedua
proses ini , tetapai diatmosfer diatas optimum , proses respirasi akan berlangsung
lebih besar dari pada fotosentesis , sehingga bertambah tinggi suhu tersebut akan
mengakibatkan berkurangnya produksi.
4) Tanaman yang tumbuh pada kondisi suhu dibawah batas optimum akan menghasilkan
pertumbuhan yang kurang baik dan produksinya akan lebih rendah . Hal ini
disebabkan pada suhu yang rendah besarnya fotosentesis yang dihasilkan dan protein
yang dibentuk dalam keadaan minimum berakibat pertumbuhan dan perkembangan
lambat dan produksinya rendah.
5) Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamik dan
sulit dikendalikan dan diduga terutama suhu, oleh karena itu pendekatan yang paling
baik dalam rangka pembangunan pertanian adalah menyesuaikan sistem usahatani
dengan keadaan iklim setempat.
6) Faktor suhu mempunyai peranan yang sangat penting dalam perencanaan dan sistem
produksi pertanian karena seluruh unsur iklim berpengaruh terhadap berbagai proses
fisiologis, pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
3.2. Saran
1) Setelah mengetahui dari berbagai penjelasan yang telah di paparkan di atas maka kita
telah mengetahui banyak hal tentang pengaruh faktor suhu terhadap pertumbuhan
atau membuka lahan pertanian kita sangatlah penting untuk memperhatikan keadaan
cuaca atau suhu keadaan di waktu-waktu tersebut.
2) Sebaiknya diperlukan koordinasi dan kerjasama yang baik antar instasi pengelola dan
pengguna data iklim demi menunjang pembangunan pertanian secara keseluruhan.
3) Pemerintah seharusnya melakukan peningkatan peralatan/stasiun informasi iklim
untuk pengamatan serta penyediaan dan pembinaan SDM dalam meningkatkan mutu

pengamatan dan kemampuan analisis, karena sangat terbatasnya informasi iklim yang
efektif dan aplikatif (berdayaguna) untuk bidang atau kegiatan pertanian.

DAFTAR PUSTAKA
A Muawin, Heru. 2008. Faktor Lingkungan dalam Pertumbuhan Tanaman.
http://herumuawin.multiply.com. Diakses pada tanggal 3 November 2011
Bayong. 2004. Klimatologi. ITB, Bandung
Diah,

Tantri.

2007.

Dampak

Perubahan

Iklim

akibat

Pemanasan

Global.

www.tantridiah.wordpress.com. Diakses pada tanggal 3 November 2011
Handoko. 1994. Klimatologi dasar.Pustaka jaya, Bogor.
Hartati. 2009. Agrijournal. Fakultas Pertanian Universitas Jember. Jember.
Lakitan Benyamin. 1994. Dasar-dasar klimatologi. PT Rajagrafindo persada, - Tjasyono

Muchtadi, Deddy. 2010. Kedelai Komponen untuk kesehatan. Bogor:Alfabeta CV
Supriono. 2010. Efek Rumah Kaca. www.bdpunib.org. Diakses pada tanggal 3 November
2011