SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU (1) Perkembangan Filologi (1)

BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Awal mula lahirnya ilmu pengetahuan dapat ditelusuri sampai pada
permulaan manusia. Pendekatan silogisme adalah satu-satunya metode yang
efektif dalam cara berpikir secara sistematis dalam jaman Yunani dan
Romawi sampai pada Galileo dan Renaissance. Cara berpikir pada abad
pertengahan dalam silogisme ini mencapai puncaknya yang ekstrem, di mana
tanpa memperhatikan peringatan Aristoteles, manusia berpikir seakan-akan
seperti suatu gimnostik mental tanpa hubungan sama sekali dengan
pengamatan dan pengalaman alam nyata. Perkembangan ilmu pengetahuan
seperti sekarang ini tidak berlangsung secara mendadak, melainkan terjadi
secara bertahap (evolutik). Oleh karena itu untuk memahami sejarah ilmu
pengetahuan mau tidak mau kita harus melakukan pembagian atau klasifikasi
secara periodik.
Jika pada masa sekarang ini kita melihat bahwa Eropa merupakan
sentral ilmu pengetahuan, maka dalam sejarah perkembangan ilmu terbukti
bahwa sumbangsih dunia Timur bagi kemajuan ilmu pengetahuan hingga
sekarang ini sangatlah besar. Salah satu dorongan untuk membuat manusia
melangkah ke arah kemajuan tersebut adalah rasa ingin tahu (curiosity).
B. Zaman Pra Yunani Kuno

Zaman pra Yunani Kuno ini dirunut sebelum abad ke-15 SM. Dalam
sejarah peradaban umat manusia, yakni ketika manusia belum mengenal
peralatan yang dipakai sekarang ini. Pada masa pra Yunani Kuno ini manusia
menggunakan batu sebagai perlatan, karena ditemukan alat-alat yang
bentuknya mirip satu sama lain, misalnya kapak sebagai alat pemotong dan
pembelah yang terbuat dari tulang. Benda-benda yang dipergunakan manusia
itu mengalami perbaikan dan terus-menerus mengalami kemajuan karena
manusia melakukan dan mengalami proses try and error. Hal inilah yang

menyebabkan manusia mulai melakukan seleksi terhadap alat-alat yang
dipergunakan sehingga manusia menemukan bahan (materi) yang dianggap
baik atau kuat untuk membuat peralatan-peralatan tertentu.
Secara ringkas, pada jaman pra Yunani Kuno ditandai oleh kelima
kemampuan berikut ini:
1.

Know how dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada
pengalaman

2.


Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta
dengan sikap receptive mind

3.

Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam sudah
menampakkan perkembangan pemikiran manusia ke tingkat abstraksi

4.

Kemampuan menulis, berhitung, dan menyusun kalender yang
didasarkan atas sintesa terhadap hasil abstraksi yang dihasilkan

5.

Kemampuan meramalkan suatu peristiwa berdasarkan peristiwaperistiwa sebelumnya yang pernah terjadi.

C. Zaman Yunani Kuno
Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat

karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ideide atau pendapatnya. Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu
dan filsafat karena bangsa Yunani pada masa ini tidak lagi mempercayai
metologi-metologi dan tidak bisa menerima pengalaman yang didasarkan ada
sikap begitu saja, tetapi menumbuhkan sikap senang menyelidiki suatu sikap
secara kritis. Sikap kritis inilah yang menjadikan bangsa Yunani tampil
sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa. Beberapa tokoh yang terkenal
pada masa tersebut antara lain:
1.

Thales
Mulanya Thales mempersoalkan asal alam semesta (arkhe).
Menurut Thales asal alam semesta adalah air karena tidak ada kehidupan
tanpa air

2.

Pythagoras

Pythagoras pada masa ini menyusun suatu lembaga pendidikan dan
himpunan yang beranggotakan murid-muridnya dan para sarjana yang

dikenal sebagai pythagoras society. Hal ini mirip dengan masyarakat
ilmiah sekarang ini.
3.

Socrates
Metode Socrates dikenal sebagai maieutike tekne (ilmu kebidanan)
yaitu suatu metode dialektika untuk melahirkan kebenaran. Socrates lebih
mementingkan metode dialektika itu sendiri daripada hasil yang
diperolehnya. Jadi, meskipun Socrates tidak meninggalkan teori-teori
ilmu tertentu tetapi ia meninggalkan suatu sikap kritis melalui metode
dialektika yang akan berkembang dalam ilmu pengetahuan modern.

4.

Democritus
Democritus

dikenal

sebagai


bapak

atom

pertama

karena

Democritus memperkenalkan konsep atom. Ia menjelaskan bahwa alam
semesta ini sesungguhnya terdiri atas atom-atom. Atom adalah materi
terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
5.

Plato
Plato bertitik tolak dari polemik antara Parmenides dan Heraklitos.
Plato memadukan keduanya dan menyatakan bahwa yang serba berubah
itu dikenal sebagai pengamatan, sedangkan yang tidak berubah dikenal
sebagai akal. Hal yang tetap, tidak berubah, dan kekal oleh Plato disebut
ide.


6.

Aristoteles
Aristoteles adalah murid dari Plato. Ia meneruskan sekaligus
menolak pandangan Plato. Ajaran Aristoteles paling tidak dapat
diklasifikasikan dalam tiga bidang yaitu metafisika, logika, dan biologi.

D. Zaman Pertengahan
Zaman pertengahan ditandai dengan tampilnya para theolog di lapangan
ilmu pengetahuan. Semboyan yang berlaku pada masa ini adalah ancillia
theologia yang artinya abdi agama. Peradaban dunia Islam memberikan

sumbangan terutama pada zaman Bani Umayyah. Pada zaman keemasan
kebudayaan Islam dilakukan penerjemahan karya Yunani. Sumbangan sarjana
Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang:
1.

Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskannya
sedemikian rupa sehingga dapat dikenal dunia barat seperti sekarang ini


2.

Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan,
astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi, dan ilmu tumbuh-tumbuhan

3.

Menegaskan sistem desimal dan aljabar.

E. Perkembangan Ilmu Zaman Islam
Sejak awal kelahirannya, Islam sudah memberikan penghargaan yang
begitu besar kepada ilmu. Kalau dilacak akar sejarahnya, pandangan Islam
tentang pentingnya ilmu tumbuh bersamaan dengan munculnya Islam itu
sendiri. Alquran dan Hadist kemudian dijadikan sebagai sumber ilmu yang
dikembangkan oleh umat Islam dalam spektrum yang seluas – luasnya. Kedua
sumber pokok Islam ini memainkan peran ganda dalam penciptaan dan
pengembangan ilmu – ilmu. Peran itu adalah : pertama, prinsip – prinsip
semua ilmu dipandang kaum Muslimin terdapat dalam Alquran. Dan sejauh
pemahaman terhadap Alquran, terdapat pula penafsiran yang bersifat esoteris

terhadap kitab suci ini, yang memungkinkan tidak hanya pengungkapan
misteri – misteri yang dikandungnya tetapi juga pencarian makna secara lebih
mendalam, yang berguna untuk pembangunan paradigma ilmu. Kedua,
Alquran dan Hadis menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan
ilmu dengan menekankan kebajikan dan keutamaan menuntut ilmu; pencarian
ilmu dalam segi apa pun pada akhirnya akan bermuara pada penegasan
Tauhid.
1.

Penyampaian Ilmu dan Filsafat Yunani ke Dunia Islam
Dalam perjalanan ilmu dan juga filsafat di dunia Islam pada
dasarnya terdapat upaya rekonsiliasi dalam arti mendekatkan dan
mempertemukan dua pandangan yang berbeda, bahkan seringkali ekstrim
antara pandangan filsafat Yunani, seperti filsafat Plato dan Aristoteles,

dengan pandangan keagamaan dalam Islam yang seringkali menimbulkan
benturan-benturan.
Proses penyampaian ilmu dan filsafat Yunani ke dunia Islam, kita
harus melihat sisi lain yang juga menunjang keberhasilan Islam dalam
menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sisi lain itu adalah

aktivitas penerjemahan. Menurut C. A. Qadir, proses penerjemahan dan
penafsiran buku-buku Yunani di negeri-negeri Arab dimulai jauh sebelum
lahirnya agama Islam atau penaklukan Timur Dekat oleh bangsa Arab
pada tahun 641 M.
Pada masa ini juga didapati pusat-pusat ilmu pengetahuan seperti
Ariokh, Ephesus, dan Iskandariah, di mana buku Yunani Purba masih
dibaca dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, terutama Siriani,
bahkan setelah pusat-pusat itu ditaklukkan oleh umat Islam, pengaruh
pemikiran Yunani tetap mendalam dan meluas. Islam tidak hanya
mendukung adanya kebebasan intelektual, tetapi juga membuktikan
kecintaan umat Islam terhadap ilmu pengetahuan dan sikap hormat
mereka kepada ilmuwan, tanpa memandang agama mereka.
2.

Perkembangan Ilmu pada Masa Islam Klasik
Pentingnya ilmu pengetahuan sangat ditekankan oleh Islam sejak
awal, pertumbuhan dan perkembangan ilmu berjalan dengan pesat seiring
dengan tantangan zaman. Selanjutnya, suatu hal yang patut dicatat dalam
kaitannya dengan perkembangan ilmu dalam Islam adalah peristiwa
Fitnah al-Kubra, yang ternyata tidak hanya membawa konsekuensi logis

dari segi politis an sich seperti yang dipahami selama ini tapi ternyata
juga membawa perubahan besar bagi pertumubuhan dan perkembangan
ilmu di dunia Islam.
Pasca Fitnah al-Kubra bermunculan berbagai aliran politik dan
teologi. Dari sini kemudian dapat dikatakan bahwa sejak awal Islam
kajian-kajian dalam bidang teologi sudah berkembang, meskipun masih
berbentuk embrio. Tahap penting berikutnya dalam proses perkembangan
dan tradisi keilmuan Islam ialah masuknya unsur-unsur dari luar ke

dalam

Islam,

khususnya

unsur-unsur

budaya

Perso-Semitik


(Zoroastrianisme- khususnya Mazdaisme, serta Yahudi dan Kristen) dan
budaya Hellenisme. Yang disebut belakangan mempunyai pengaruh besar
terhadap pemikiran Islam ibarat pisau bermata dua.
3.

Perkembangan Ilmu pada Masa Kejayaan Islam
Pada masa kejayaan kekuasaan Islam, khususnya pada masa
pemerintahan

Dinasti

Umayyah

dan

Dinasti

Abbasiyah,

Ilmu

berkembang sangat maju dan pesat. Dalam sejarah Islam, kita mengenal
nama-nama seperti Al-Mansur, Al-Ma’mun, dan Harun Al-Rasyid. Pada
masa pemerintahan Al-Mansur, misalnya, proses penerjemahan karyakarya filosof Yunani ke dalam bahasa Arab berjalan dengan pesat.
Dikabarkan bahwa Al-Mansur telah memerintahkan penerjemahan
naskah-naskah Yunani mengenai filsafat dan ilmu. Pada masa Harun AlRasyid (786-809) proses penerjemahan itu juga masih terus berlangsung.
Perkembangan ilmu selanjutnya berada pada masa pemerintahan
Al-Ma’mun (813-833). Ia telah berjasa besar dalam mengembangkan
ilmu di dunia Islam dengan membangun Bait al-Hikmah, yang terdiri dari
sebuah perpustakaan, sebuah observatorium, dan sebuah departemen
penerjemahan. Pada masa kejayaan ini, terdapat juga tokoh-tokoh filsafat
yang bergelut secara serius dalam kajian-kajian di luar filsafat. Hal ini
bisa dipahami karena adanya kenyataan bahwa mereka menganggap
ilmu-ilmu rasional sebagai bagian filsafat. Atas dasar inilah mereka
memperlakukan

persoalan-persoalan

fisika

sebagaimana

mereka

memperlakukan masalah-masalah yang bersifat metafisik.
Kita juga mengenal Al-Kindi, seorang ilmuan yang lebih sering
disebut saintis ketimbang filosof, yang berminat besar dalam bidang
matematika dan fisika. Tokoh lainnya adalah Al-Farabi yang mengadakan
penelitian dalam bidang geometri dan mekanika, dan ia juga adalah
seorang musikus Muslim yang tebesar. Kemudian kita mengenal Ibn
Bajah, Ibn Tufail, dan Ibn Rushd, yang hidup di Andalusia dan bergelut
secara intensif dalam bidang kedokteran. Selanjutnya ada Muhammad

Ibnu Zakaria Al-Razi, dokter terbesar dalam Islam, bahkan di seluruh
masa Abad Pertengahan.
Dalam bidang hadis, perkembangan ilmu hadis dimulai sejak Imam
Syafi’I menyusun kitabnya yang bernama ar-Risalah. Kitab ini memuat
problematika sanad dan matan hadis, walaupun tidak demikian terperinci
seperti yang dikemukakan oleh para ulama sesudahnya. Pertama, ilmu
riwayah, yaitu suatu ilmu untuk mengetahui sabda, perbuatan, pengakuan
dan sifat Nabi Saw. dari segi ketepatan, pengutipan, pembukuan dan
pemeliharan periwayatan. Kedua, ilmu dirayah, yaitu ilmu yang
membahas sanad dan matan dari segi diterima atau ditolaknya suatu
hadis, sehingga melahirkan kaidah yang berkaitan dengannya.
Fiqih menjadi sebuah disiplin ilmu dengan mengalami beberapa
tahapan. Pertama, tahap pembentukan pada masa Rasulullah, Khulafa alRasyidun, hingga paruh pertama abad ke-1 H. Kedua, tahap
pembentukan fiqih yang dimulai pada paruh pertama abad ke-1 H hingga
dekade awal abad ke-2 H. Pada tahap ini fiqih telah terbentuk mazhab.
Ketiga, tahap pematangan bentuk yang dimulai sejak dekade awal abad
ke-2 H hingga pertengahan abad ke-4 H. Pada masa ini ijtihad fiqih
dimodifikasi dan dilengkapi dengan ilmu ishul fiqih. Keempat, adalah
tahap kemunduran fiqih yang ditandai oleh jatuhnya Baghdad ke bangsa
Tartar dan tertutupnya pintu ijtihad oleh para ulama.
Terjadinya transformasi kebudayaan dan khususnya ilmu dari dunia
Islam ke Barat disebabkan paling tidak oleh dua alasan. Pertama, kontak
pribadi. Terjadi kontak pribadi ini juga disebabkan karena Byzantium
secara geografis berdekatan dengan Dunia Islam. Dari sinilah kemudian
gagasan-gagasan Barat masuk ke Dunia Islami dan, sebaliknya gagasangagasan dari Dunia Islam masuk ke Barat, khususnya sesudah Perang
Salib. Alasan Kedua, adanya kegiatan penerjemahan.
4.

Masa Keruntuhan Tradisi Keilmuan dalam Islam

Abad ke-18 dalam sejarah Islam adalah abad yang paling
menyedihkan bagi umat Islam dan memperoleh catatan buruk bagi
perdaban Islam secara universal. Sebab lain yang menyebabkan
kehancuran tradisi keilmuan Islam adalah persepsi yang keliru dalam
memahami pemikiran Al-Ghazali. Orang umumnya mengecam AlGhazali karena ia menolak filsafat seperti ia tulis dalam Tahafut al-FalaSifahnya. Padahal ia sebenarnya menawarkan sebuah metode yang ilmiah
dan rasional, dan juga menekankan pentingnya pengamatan dan
analisism serta sifat skeptis.
F.

Zaman Renaissance
Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali
pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama. Pada zaman Renaissance
manusia disebut animal rationale karena pada masa ini pemikiran manusia
mulai bebas dan berkembang. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil
usaha sendiri dan tidak didasarkan atas campur tangan Illahi. Ilmu yang
berkembang maju pada masa ini adalah astronomi. Tokoh-tokoh yang
terkenal antara lain:
1.

Roger Bacon
Bacon berpendapat bahwa pengalaman menjadi landasan utama di
awal dan akhir ujian bagi ilmu pengetahuan. Sekalipun ia menganjurkan
pengalaman sebagai basis ilmu pengetahuan namun ia sendiri tidak
meninggalkan tulisan atau karya yang cukup berarti bagi ilmu
pengetahuan.

2.

Copernicus
Copernicus berpendapat bahwa bumi dan planet semuanya
mengelilingi matahari sehingga matahari sebagai pusat (heliosentrisme).

3.

Johannes Keppler
Johannes Keppler merupakan seorang ahli matematika yang
menjadi asisten Tycho Brahe. Ia melanjutkan penelitian Brahe tentang
gerak-gerak benda angkasa.

4.

Galileo Galilie
Galileo Galilie mengemukakan pendapat bahwa permukaan bulan
sama sekali tidak datar, tetapi penuh dengan gunung-gunung sehingga
tidak sempurna datar. Ia juga mengamati lintasan batu yang dilempar dan
menentukan bahwa lintasan itu berbentuk parabola. Penemuan ini
berguna untuk menentukan lintasan peluru dan menanamkan pengaruh
yang kuat bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern.

G. Zaman Modern
Zaman

modern

ditandai

dengan

berbagai

penemuan

ilmiah.

Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini sebenarnya mempunyai tiga
sumber sebagai berikut:
1.

Hubungan antara kerajaan Islam di semenanjung Liberia dengan negaranegara Prancis. Para pendeta di Prancis banyak yang belajar di Spanyol,
kemudian merekalah yang menyebarkan ilmu pengetahuan yang
diperolehnya dari lembaga-lembaga pendidikan di Prancis

2.

Perang Salib (1100-1300) yang terulang sebanyak enam kali tidak hanya
menjadi ajang peperangan fisik. Akan tetapi, juga menjadikan para
tentara Eropa yang berasal dari berbagai negara ini menyadari kemajuan
negara-negara Islam, sehingga mereka menyebarkan pengalamannya
ketika kembali ke negara masing-masing

3.

Pada tahun 1453 Istanbul jatuh ke tangan bangsa Turki sehingga para
pendeta dan sarjana mengungsi ke Italia atau negara lain. Mereka inilah
yang menjadi pioner-pioner bagi perkembangan ilmu di Eropa. Adapun
tokoh-tokoh pada zaman modern ini antara lain:
a.

Rene Descartes
Tokoh ini dikenal sebagai bapak filsafat modern. Ia juga
dikenal sebagai ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti ialah
sistem koordinat yang terdiri dari 2 garis lurus X dan Y dalam bidang
datar.

b.

Isaac Newton

Newton merupakan seorang ilmuwan yang sekaligu menjadi
pemimpin pada sebuah tempat pembuatan uang logam di kerajaan
Inggris. Perannya dalam ilmu pengetahuan modern tidak perlu
diragukan. Akan tetapi yang dikemukakan di sini adalah penemuan
dalam tiga bidang yaitu grafitasi, perhitungan kalkulus, dan optika.
c.

Charles Darwin
Darwin dikenal sebagai penganut teori evolusi yang fanatik.
Teori yang paling terkenal adalah Struggle for Life (perjuangan
untuk hidup). Ia berpendapat bahwa perjuangan untuk hidup ini
berlaku pada setiap kumpulan makhluk hidup namun tetap
menampilkan kelainan-kelainan kecil. Makhluk hidup yang dapat
menyesuaikan diri akan memiliki peluang yang lebih besar untuk
bertahan hidup lebih lama, sedangkan yang kurang menyesuaikan
diri akan tersisih karena kalah bersaing. Oleh karena itu, makhluk
hidup yang dapat bertahan adalah yang paling unggul (survival of
the fitters).

d.

J.J. Thompson
Ia menemukan elektron sehingga dengan penemuan ini
runtuhlah pendapat yang mengatakan bahwa atom adalah materi
yang terkecil. Hal ini dapat mengubah bermacam-macam atom di
laboratorium

pada

berbagai

percobaan

yang

dilakukanjuga

ditemukan bagian dari atom seperti elektron, proton, neutron, dan
lain-lain.
H. Zaman Kontemporer
Diantara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan oleh para filsuf, bidang
fisika menempati kedudukan yang paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
secara historis hubungan antara fisika dengan filsafat terlihat dalam dua cara.
Pertama, diskusi filosofis mengenai metode-metode fisik dan dalam interaksi
antara pandangan substansial tentang fisika, misalnya tentang materi, kausa,
serta konsep ruang dan waktu. Kedua, ajaran filsafat tradisional yang

menjawab fenomena tentang materi, kausa, serta konsep ruang dan waktu.
Dengan demikian sejak semula sudah ada hubungan yang erat antara filsafat
dan fisika. Filsafat termasyhur abad ke-20 adalah Albert Einsten. Ia
menyatakan bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas juga tidak
berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu.
Selain teori mengenai fisika, teori alam semesta, maka zaman
kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih.
Teknologi informasi dan komunikasi termasuk salah satu yang mengalami
kemajuan yang sangat pesat, mulai dari penemuan komputer, berbagai satelit
komunikasi, dan internet. Bidang ilmu yang lain juga mengalami kemajuan
pesat sehingga terjadi spesialisasi-spesialisasi ilmu yang makin tajam. Selain
kecenderungan ke arah spesialisasi, kecenderungan lain adalah sintesis antara
bidang ilmu satu dengan lainnya sehingga dihasilkan bidang ilmu baru,
seperti bioteknologi, sikolinguistik, dan sebagainya.
Berdasarkan periodisasi sejarah perkembangan ilmu seperti yang
dikemukakan di atas, maka terlihat adanya akselerasi atau percepatan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa belakangan ini.
Akan tetapi, ada sisi lain yang cukup mengkhawatirkan yaitu aspek
spiritualitas dan gaya hidup yang semakin materialistik. Oleh karena itu,
menilai perkembangan ilmu tidak cukup diseimbangkan dengan aspek
spiritual. Hal ini disebabkan adanya konsep yang hakiki bahwa tujuan utama
ilmu-ilmu pengetahuan adalah untuk kebahagiaan umat manusia.