METODE PEMBANGUNAN KANTOR 1 UNIT 150 M2

KEGIATAN :

Peningkatan Sarana Prasarana Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP

Sederajat)

PAKET PEKERJAAN : PEMBANGUNAN KANTOR 1 UNIT (150 M2) SMP NEGERI 6 MINAS KECAMATAN MINAS

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN 3 I NFORMASI D ATA P ROYEK 3 L INGKUP P ELAKSANAAN P EKERJAAN 3

2. METODA PELAKSANAAN 4 W ORK F LOW P ELAKSANAAN 4

P EKERJAAN P ERSIAPAN 7 P EKERJAAN P EMATANGAN L AHAN 8 P EKERJAAN K ONTRUKSI 8 P EKERJAAN PONDASI / U NDER S TRUCTURE 10 PEKERJAAN U PPER S TURCTURE 12 PEKERJAAN FINISHING A RSITEKTURAL 16 PEKERJAAN SANITASI 20 PEKERJAAN LISTRIK 21

3. MANAJEMEN MUTU 22 K EBIJAKAN D AN S ASARAN 22 O RGANISASI P ROYEK 22 P ENGENDALIAN M UTU P ROYEK 23 K ONTROL M ATERIAL 23 K ONTROL P ADA P ROSES K ONTRUKSI 24 K ONTROL D OKUMEN 24

4. KESELAMATAN KEAMANAN KESEHATAN DAN LINGKUNGAN 24 PROGRAM KESELAMATAN 25 S ISTEM M ANAJEMEN B AHAYA 26 P ROGRAM K ESEHATAN 27 P ROGRAM L INGKUNGAN 27

5. PENUTUP

29 P ENGESAHAN 29

1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN I NFORMASI D ATA P ROYEK

Paket pekerjaan Pembangunan Kantor 1 Unit (150 M2) SMP Negeri 6 Minas Kecamatan Minas, lokasi SMPN 6 Minas Kecamatan Minas, merupakan kegiatan pembangunan gedung sebagai penunjang sarana dan prasarana AMIK . Luas lahan untuk pembangunan ini, sesuai dengan area yang akan dikerjakan adalah 144 M2 yang terdiri dari berupa Bangunan Laboratorium..

Pendanaan proyek ini adalah dengan APBD Kabupaten Siak tahun anggaran 2013. Pekerjaan fisik dalam paket perkerjaan ini terdiri dari :

1. Pekerjaan Kontruksi Gedung

Pekerjaan kontruksi bangunan gedung SMPN 6 Minas terdiri dari ;

a) Pembangunan Gedung Kantor

1 Unit

Pelaksanaan proyek adalah 120 (Seratus dua puluh ) hari kalender atau 4(tiga) bulan. Faktor kesulitan yang diperkirakan dapat terjadi adalah ;

a) Menyiapkan tenaga kerja yang banyak untuk keperluaan penyelesaian pekerjaan memerlukan waktu 1 – 2 minggu

b) Waktu masuk musim penghujan periode pelaksanaan proyek

c) Memasuki lebaran Idul fitri dalam masa pelaksanaan akan cukup menghambat kinerja dengan tradisi daerah yang sangat kental dimana dalam masa pelaksanaan akan terjadi kekosongan tenaga yang diperkirakan sampai 1~2 minggu.

L INGKUP P ELAKSANAAN P EKERJAAN Pelaksanaan kegiatan proyek akan mencakup aktifitas seperti dibawah ini ;

P EKERJAAN P ERSIAPAN

a) Pengukuran dan Pemetaan Areal

b) Penentuan lay-out site plan dan pembuatan jalan akses

c) Mobilisasi dan Demobilisasi

d) Pengadaan sarana penunjang ; air, Listrik, komunikasi

e) Pembuatan Direksi Keet

f) Pembuatan Kantor Lapangan

g) Pembuatan Barak Pekerja

h) Pembuatan Gudang Material

i) Papan Nama Proyek j) Keselamatan Kerja / P3K dan Kemanan

P EKERJAAN K ONTRUKSI

a) Pekerjaan Galian Tanah

b) Pekerjaan Pondasi

c) Pekerjaan Dinding Beton dan Plesteran

d) Pekerjaan Kuzen Pintu/ Jendela

e) Pekerjaan Kuda-kuda/Rangka Atap e) Pekerjaan Kuda-kuda/Rangka Atap

g) Pekerjaan Plapaond

h) Pekerjaan Pengecetan

i) Pekerjaan Instalasi Listrik j) Pekerjaan sanitasi k) Pekerjaan Lantai l) Pekerjaan Luar bangunan

2. METODA PELAKSANAAN

Metoda Pelaksanaan menentukan dari keberhasilan sebuah proyek diharapkan dengan adanya metoda baku pelaksanaan pekerjaan dapat menghasilkan proyek yang memuaskan sesuai dengan tuntutan proyek dan menjaga jadwal pelaksanan serta pengelolaan pembiayaan proyek.

W ORK F LOW P ELAKSANAAN

Secara garis besar alur pekerjaan dapat digambarkan sebagai berikut :

SPMK

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bowplank

Pekerjaan Tanah

Pekerjaan Pondasi

Pekerjaan Upper Struktur Kolom, Balok

Pekerjaan Pendukung Struktur (Pasangan Bata, Plasteran dan Kol.Praktisi)

Pekerjaan Atap dan Plafond

Pekerjaan M/E/P Elektrikal dan Sanitair

Pekerjaan Arsitektural Keramik, Kusen Pintu

dan Jendela Plafond

Pekerjaan Finishing : Pengecatan dan Non

Standar

SERAH TERIMA I

Seluruh langkah pekerjaan harus terjadwal dan terkoordinasi dengan baik. Master schedule akan diperinci kembali menjadi Skejul yang terbagi menjadi beberapa bagian pekerjaan sesuai dengan term kontrak dan dirinci menjadi Schedhule Harian, Mingguan dan Bulanan.

Jadwal atau kegiatan pekerjaan utama yang menjadi kegiatan khusus (misalnya pek. struktur dan pekerjaan atap dll) diperlakukan sebagai milestone yang memerlukan persetujuan konsultan pengawas kapan akan ditetapkan di dalam jadwal sehingga penjadwalan akan terkendali secara simultan pekerjaan yang menjadi kritikal path / work. Perlu dijaga Kritikal Path khusus pekerjaan utama saja.

Kritikal poin lainnya yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini adalah koordinasi yang sinergi antara user dan konsultan pengawas dan kontraktor perihal jadwal pelaksanaan mengingat terbatasnya waktu pekerjaan harus parallel, detail gambar yang belum lengkap perlunya pemahaman yang cepat dan pengambil keputusan bila terjadi penafsiran yang berbeda dalam Kritikal poin lainnya yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini adalah koordinasi yang sinergi antara user dan konsultan pengawas dan kontraktor perihal jadwal pelaksanaan mengingat terbatasnya waktu pekerjaan harus parallel, detail gambar yang belum lengkap perlunya pemahaman yang cepat dan pengambil keputusan bila terjadi penafsiran yang berbeda dalam

P EKERJAAN P ERSIAPAN Pekerjaan persiapan merupakan langkah awal keberhasilan suatu proyek, dalam tahap persiapan

sangat berpengaruh langsung pada pelaksanaan proyek selanjutnya dikarenakan dalam proses persiapan ini menunjukan kesiapan dan kemampuan suatu perusahaan dalam pengelolaan proyek.

Tahapan persiapan terbagi menjadi 3 bagian utama meliputi hal hal dibawah ini.

L AND S URVEYOR ( PENGUKURAN & P EMETAAN )

Mengingat bahwa proyek ini merupakan rekondisi khususnya di pekerjaan pondasi yang merupakan daya dukung suatu bangunan perlu akurasi dalam pengukuran dan kecermatan dalam menentukan koordinat dan elevasi menjadi patokan dalam keberhasilan pembangunan proyek ini, bIla terjadi perbedaan antara gambar dan pelaksanaan di lapangan maka akan segera didiskusikan dengan pengawas lapangan dan user untuk diambil keputusan yang tepat.

P ENGADAAN DAN MOBILISASI . Tahap awal untuk proyek dapat terlaksana tentunya elemen-elemen pelaksanaan harus

diadakan dan siap untuk bekerja. Tahapan ini termasuk dengan serah terima lapangan dengan pemilik pekerjaan, perijinan dan mobilisasi sumber daya. Di tahapan ini jadwal mobilisasi sudah harus fix dan menjadi pegangan pelaksana proyek.

Penyusunan Sumber Daya Manusia (SDM) / Organisasi Project adalah point interest dalam pekerjaan ini menyangkut strategi eksekusi dan planning yang akan dituangkan kedalam Skejul Lapangan dengan mengacu kepada Skejul Master sehingga milestone dan critical path pekerjaan sudah terencana dan bisa diminimalisir kesalahan yang akan terjadi baik dari segi biaya ataupun jadwal/waktu pelaksanaan.

Akses mobilisasi material yang dibutuhkan perlu strategi jelas dan keputusan yang tepat, dalam pelaksanaan ini yaitu mengingat kondisi waktu yang sangat terbatas pekerjaan di atas yaitu dengan waktu 4 bulan, hal ini perlu perhatian yang serius kapan harus mulai ditentukan mobilitasnya sehingga tiba di site sesuai dengan skejul yang telah direncanakan (liha dalam sub penjelasan masing-masing pekerjaan dalam metode kerja ini)

Aspek tahapan ini sangat berpengaruh terhadap kesinambungan pekerjaan kedepannya karena menunjukan kesiapan dari semua unsur yang terkait seperti Owner, Konsultan Pengawas dan Kontraktor.

P ROJECT S ITE P LAN &F ASILITAS PENUNJANG OPERASIONAL Fasilitas yang akan diadakan sebagai sarana penunjang operasional akan mencakup dan tidak

terbatas pada hal dibawah ini :

1. Fasilitas akomodasi bagi pelaksana proyek dan tenaga supaya tercapai efisiensi dari segi waktu perlu dibuatkan sarana pemondokan atau barak. Perhitungan dengan kuantitas yang akan berlangsung di lokasi pekerjaan diperlukan barak pekerja dengan ukuran minimum 4 m 1. Fasilitas akomodasi bagi pelaksana proyek dan tenaga supaya tercapai efisiensi dari segi waktu perlu dibuatkan sarana pemondokan atau barak. Perhitungan dengan kuantitas yang akan berlangsung di lokasi pekerjaan diperlukan barak pekerja dengan ukuran minimum 4 m

2. Direksi Keet sebagai kantor lapangan diperlukan untuk pengawasan dan site office dan meeting koordinasi yang rutin setiap minggu ataupun setiap bulannya. Direksi keet diperlukan dengan luasan minimum 4 m x 8 m ditunjang dengan sarana kursi dan meja dan buku tamu sebagai korespendensi di lapangan dalam menunjang kegiatan sehari-hari.

3. Fasilitas penyimpanan material dan workshop adalah penunjang project untuk mengamankan peralatan kerja dari cuaca maka workshop minimum keperluan gudang sekitar 12 M2 dengan lahan untuk material curah ditempatkan sekitar bangunan yang tidak mengganggu akses mobilitas itu sendiri selain itu gudang / workshop harus dibuat sedemikian rupa tidak terganggu oleh cuaca dan aman terhadap bahaya-bahaya lainnya yang akan terjadi. Persiapan terpal harus terencana mengingat akan memasuki musim penghujan nantinya.

4. Sarana Air bersih dan drainase serta penerangan kerja diperlukan untuk mengantisipasi pekerjaan malam bila diperlukan dan penerangan keseharian yang diperlukan.

5. Keamanan sangat diperlukan mengingat lahan yang luas dan terbuka akan memudahkan hal- hal yang tidak terduga bisa terjadi. Perlunya koordinasi dengan pihak berwenang dan warga setempat sangat dibutuhkan

6. Administrasi dan dokumentasi sebagai bahan pelaporan harian mingguan dan bulanan.

P EKERJAAN P EMBERSIHAN L AHAN Pembersihan lahan tidak semata-mata menghilangkan ganguan-gangguan fisik areal seperti akar

pohon atau batu-batu besar atau bangunan lama saja tetapi lebih mendalam lagi adalah tanah jelek ( humus )./ gambut

Secara teknis tanah jelek/humus harus dibuang keluar karena akan mempengaruhi daya dukung tanah untuk pondasi. Maka perlu penanganan khusus dalam pembersihan area bangunan yaitu dengan membuang tanah yang jelek sampai kedalaman 10 - 15 cm.

Pembersihan area site tidak terjadi hanya di awal pekerjaan saja tetapi secara berkala dan menjadi kegiatan rutinitas proyek itu sendiri

Perlunya penataan lokasi untuk tempat pembuangan sementara baik puing atau sampah sangat diperlukan dimana rutinitas atau kegiatan proyek tidak terganggu oleh penumpukan- penumpukan yang tidak beraturan .

P EMBENTUKAN K ONDISI L AHAN Pembentukan kondisi lahan / Elevasi Bangunan perlu disepakati di awal project karena

pertimbangan lokasi perencanaan yang sudah ada sehingga bangunan tidak tinggi sebelah atau tidak sinkon serta tidak terjadi jalan lebih tinggi dari bangunan.

P EKERJAAN K ONTRUKSI

P EKERJAAN G ALIAN Pekerjaan galian sebagian besar dilakukan dalam tapak bangunan. Pekerjaan Galian terdiri dari

berbagai macam ukuran baik lebar, panjang ataupun kedalaman. Pondasi yang digunakan dalam proyek ini adalah pondasi batu kali dan sloop, serta dibeberapa bangunan dengan kombinasi pondasi setempat.

a. Penggalian Pondasi Tapak dan pondasi menerus Penggalian pondasi tapak dan pondasi menerus dan rolaag bata menggunakan tenaga manusia

karena setelah galian pekerjaan utama dilanjutkan secara parallel bersamaan dengan pekerjaan pondasi.

U RUGAN TANAH Pekerjaan Urugan ini pekerjaan menunggu setelah pekerjaan pondasi keseluruhan selesai

dikerjakan. Urugan tanah dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

b. Urugan kembali tanah galian

Yaitu pekerjaan yang menggunakan material tanah bekas galian untuk mengisi sisi pondasi yang dikerjakan secara parallel atau simultan sesuai dengan arahan dari supervisor lapangan. Prosedur dalam mengurug kembali tanah galian ke dalam pondasi harus mendapatkan persetujuan dari direksi lapangan. Sisi pondasi yang akan diurug harus sudah bebas dari kotoran puing-puing atau kayu serta bekisting yang masih menempel pada pondasi tersebut. Hal ini untuk menghindarkan keroposnya tanah urug yang menyebabkan daya dukung tanah akan menurun.

c. Urugan Tanah di bawah Lantai Yaitu pekerjaan yang menggunakan material sisa tanah bila sisi-sisi pondasi telah terisi semua maka sisa tanah yang ada disebar diseluruh area dalam bangunan. Tujuan pengurugan ini adalah untuk mendapatkan titik 0 bangunan sesuai di dalam gambar bestek atau arahan dari direksi lapangan. Bila tanah yang ada tidak mencukupi maka perlu didatangkan tanah baru atas persetujuan pemilik dan rekomendasi dari direksi lapangan.

P EMADATAN Pemadatan adalah proses yang bersamaan dengan proses timbunan pemadatan yang digunakan

dalam proyek ini menggunakan Tamping Ramer dimana fungsi mesin ini untuk memadatkan tanah . Pola pelaksanaan mengacu kepada standar teknik di Indonesi yaitu pemadatan dilakukan secara berlapis dimana setiap lapis mempunyai ketinggian 25 cm dan selama dalam pemadatan tanah perlu disiram dengan air supaya pori-pori tanah terisi dan monolit secara struktur tanah atau mencapai kepadatan titik jenuh air. Secara visual kepadatan tanah bisa diperhatikan bila air sudah tidak bisa meresap lagi dan tanah tidak lengket di mesin pemadat maka tanah tersebut sudah padat.

Bila direksi lapangan masih ragu akan kwalitas maka perlu pengetesan pihak ke-3 atau labratorium denga metode sand cone tes. Yang hal ini sudah mejadi kewajiban pelaksana proyek dalam menajamin mutu yang dikerjakan.

Perlu diperhatikan pemakaian alat dalam pemadatan Tamping Ramer hanya digunakan dalam pemadatan skala kecil seperti disela-sela Pondasi dan lusan yang tidak lebih dari 1000 M3. Kemampuan alat dalam memadatkan tanah sangat tergantung dari kemampuan dalam urugan yang menggunakan tenaga manusia. Kemampuan alat pemadat (tamping ramer) sehari mencapai 30 M3 dan digunakan hanya pemadatan dalam bangunan saja.

P EKERJAAN PONDAS I / U NDER S TRUCTURE

Pada Pembangunan Proyek ini Pekerjaan Pondasi atau Under Structure dibagi menjadi tiga bagian besar :

a. Penanaman Cerucuk Kayu diameter 12 cm

b. Pondasi Tapak Beton Bertulang

c. Pondasi Bata pasangan 1 bata

d. Sloof Dalam mengerjakan pondasi ini system pelaksanaan/urutan pekerjaan sama dimana urutan

pekerjaan terdiri dari

1. Penanaman cerucuk kayu diameter 12 cm Pemasangan cerucuk kayu ditanam pada pondasi setempat 16 batang pada kolok utama dan 9 batang pada kolom teras sedangkan pada pasangan pondasi 1 batu dipasang dengan jarak 70 cm sepanjang jalur pondasi, cerucuk ditanam secara manual dengan menggunakan tenaga manuasia

2. Pasir Urug / Beton Cor Lantai Kerja Pasir urug / Beton Cor Lantai Kerja berfungsi sebagai penahan supaya beton tidak langsung menyentuh tanah yang dalam pelaksanaan seringkali saat fabrikasi besi beton bersinggungan dengan tanah sehingga karakteristik besi beton dan monolitnya antara beton dan besi bisa terganggu, fungsi pasir urug dan batu kososng bisa digantikan oleh beberapa material lainnya seperti Lean Concrete, Plastik Sheet. Didalam Bestek disebutkan bahwa ketebalam rata-rata antara urugan pasir bawah pondasi 5 cm atau atas arahan direksi lapangan.

3. Pekerjaan Pondasi Pekerjaan pondasi dalam pekerjaan ini menjadi pekerjaan utama dimana pondasi dibagi menjadi

a) Pondasi Tapak Pondasi yang berfungsi sebagai penerus gaya-gaya atau beban dari kolom yang akan diteruskan

ke tapak pondasi tiang yang selanjutnya oleh tapak disebarkan ke seluruh tanah. Pondasi ini dipakai dalam proyek ini adalah pada kolom utama dan kolom teras dimana tulangan tapak diameter besi 12 – 10 dan concrete nya sesuai dengan bestek K-175.

Kritikal poin dalam pelaksanaan perlu ketelitian dalam pengawasan karena pekerjaan ini menentukan keberhasilan sebuah konstruksi bangunan dimana seluruh gaya-gaya berpusat di titik poer ini bila dikerjakan asal dan tidak ada perhitungan maka tidak menutup kemungkinan konstruksi bangunan akan menjadi lemah atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Lebih fatal lagi adalah gagalnya sebuah konstruksi akibat kelalaian dalam pelaksanaan. Perlunya pemahaman para pelaksana proyek dalam struktur diperlukan sekali, koordinasi dengan konsultan perencana untuk mencari solusi teknis yang baik mengingat dari segi waktu dan cost, sehingga efektifitas konstruksi tercapai.

Dalam pelaksanaan pondasi ini terdiri dari :  Formwork/Bekisting  Beton K-175 (Sesuai dengan acuan Pelaksanaan dok tender )

Formwork/bekisting menggunakan papan dan kayu 5/5 berasal dari jenis kayu klas III, bekisting yang dipasang harus kuat dan kokoh tidak boleh goyang atau lepas.

Untuk pelaksanaan beton menggunakan pengaduk beton Batch Mixer atau Portable Continius Mixer dikarenakan mutu K-175 adalah beton mutu sedang yang bisa dihasilkan oleh alat yang berkapasitas standard. Campuran beton dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dalam pelaksanaan dan pengujian beton sesuai bestek dimana setiap benda uji harus ditulis tanggal dan posisi pekerjaan

b) Pondasi pas bata 1 batu Pas pondasi 1 bata adalah pondasi yang berfungsi menerima beban merata dan

menyebarkannya ke dalam tanah. Didalam pelaksanaan proyek ini beban merata yang diterima oleh pondasi batu bata pasangan 1 batu berasal dari beban-beban dinding ataupun lantai.. Pondasi pasangan 1 bata berasal dari bata local yang dikombinasi dengan adukan pasir semen dengan komposisi 1 : 4. Bentuk penampang melintang dari pondasi ini berbentuk persegi panjang , dengan ukuran yang lebar sesuai dengan penampang bata serta ketinggian disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan. Bagian atas diratakan dengan adukan semen yang berfungsi leveling untuk pemasangan sloof di atasnya.

Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan batu gunung adalah :

1. Sisi-sisi batu tajam tidak bulat, pertemuan antara batu dengan batu harus diisi dengan spesi.

2. Pemasangan Stek pengikat Batu kali dengan Sloof yang dipasang setiap jarak 1 m memakai besi beton Ф 10 mm atau Ф 12 mm dengan panjang 40 D. (lihat gambar)

c) Sloof Sloof beton bertulang adalah struktur yang berfungsi sebagi penyebar/pembagi beban merata

yang diteruskan ke pondasi. Selain berfungsi sebagai penyebar/pembagi beban di atasnya juga sebagai pengaku antara kolom dengan kolom atau sebagai rigid frame. Sloof biasanya berpenampang segi empat dan berada diantara permukaan tanah tergantung dari perencana menempatkan sloof sebagai rigid frame atau flexible frame. Di dalam pelaksanaan pekerjaan sloof untuk memudahkan di pelaksanaan di lapangan pekerjaan dilaksanakan setelah sebagian tanah urug dikerjakan dan simultan dengan pekerjaan pondasi.

Pelaksanaan Pekerjaan Sloof dilaksanakan setelah 60% dari pekerjaan Pondasi baik plat atau pun batu gunung selesai. (Analisa teknis waktu bisa dilihat dalam table uraian analisa teknis dokumen penawaran ini)

Berdasarkan pengalaman akan ada beberapa kendala yang dihadapi saat pekerjaan sloof yaitu :

1. Pertemuan antara kolom dan sloof perlu diperhatikan join dan penulangannya sesuai dengan gambar atau atas arahan direksi lapangan.

2. Stek kolom praktis perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan perlunya pemahaman terhadap pelaksanaan sehingga stek kolom praktis pada posisi yang tepat.

PEKERJAAN

U PPER S TURCTURE

Pekerjaan upper structure / Struktur bagian atas adalah pekerjaan struktur yang terdiri dari kesatuan utuh rangka bangunan. Rangka bangunan atau sering disebut frame terdiri dari kolom , balok dan plat daak. mekanisme kerja Frame / Rangka Struktur adalah Beban yang langsung memikul beban-beban di atasnya (beban mati atau beban hidup) akan diteruskan ke balok menjadi beban merata. Bila Balok Anak yang menerima beban maka beban ini akan diteruskan ke balok induk menjadi beban Pekerjaan upper structure / Struktur bagian atas adalah pekerjaan struktur yang terdiri dari kesatuan utuh rangka bangunan. Rangka bangunan atau sering disebut frame terdiri dari kolom , balok dan plat daak. mekanisme kerja Frame / Rangka Struktur adalah Beban yang langsung memikul beban-beban di atasnya (beban mati atau beban hidup) akan diteruskan ke balok menjadi beban merata. Bila Balok Anak yang menerima beban maka beban ini akan diteruskan ke balok induk menjadi beban

Dalam proyek ini rangka bangunan yang dikerjakan memakai beton bertulang dimana beton yang digunakan memakai beton dengan mutu K-175 dan besi beton/reinforce bar memakai besi polos (U-24).

Dalam pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan dari bangunan bawah menuju bangunan atas. Pekerjaan dilaksanakan tahap per tahap sampai mencapai yang diinginkan. Pekerjaan ini dibagi dua bagian :

a. Struktur Utama

b. Struktur Penunjang

a. Struktur Utama

Pembangunan Kantor 1 Unit (150 M2) SMP Negeri 6 Minas Kecamatan Minas ini terdiri dari bangunan kantor , pekerjaan harus diawasi dengan seksama dan diawasi oleh supervisor professional yang memahami pelaksanaan dan memiliki kecakapan didalam pelaksanaan didampingi oleh surveyor untuk memastikan kelurusan baik vertical atau horizontal, dan memastikan lokasi bangunan..

Yang termasuk dalam struktur utama dalam proyek ini :

1. Kolom Utama Kolom merupakan struktur yang menahan beban axial dan lateral sangat diperlukan sekali

ketelitian dan presisinya. Bekisting kolom memakai Multiplek 9 mm supaya dihasilkan presisi dan kehalusan permukaan kolom terjaga, karena sebagian besar akan terekspos baik dari segi struktur dan arsitektur kolom akan tercapai maksud dan tujuannya. Sifat kolom yang rumit didalam struktur perlu diperhatikan adalah proses fabrikasi mulai dari bekisting pembesian dan pengecoran balok. Bekisting harus kuat dan kokoh, pengecekan vertikal dalam pelaksanaan pemasangan bekisting perlu dilaksanakan dari dua arah, untuk menghindarkan terjadinya puntiran. Didalam pembesian yang perlu diperhatikan adalah sambungan dan tekukan atau sambungan oleh para pelaksana lapangan tidak kurang dari 1 m. Tipe sambungan bisa di bengkokan ke arah balok atau bisa juga di bengkokan ke arah plat lantai. Besi tidak boleh menempel pada bekisting atau selimut beton minimal 5 cm. Pengecoran kolom memakai ready mix / atau persetujuan khusus bila digunakan cor manual mengingat kondisi daerah setempat, dengan mutu beton K-175, campuran beton 1Pc : 2Ps : 3Kr.

K-175 mempunyai arti bahwa beton tersebut mampu menahan beban bk 175 kg/ cm2 setelah berumur 28 hari. Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan bila memakai system manual perlu

diperhatikan job mix secara kasat mata memang semen diperbanyak, tetapi selain semen sebagai pembentukan kualitas beton juga campuran air perlu diperhatikan, karena volume air diperhatikan job mix secara kasat mata memang semen diperbanyak, tetapi selain semen sebagai pembentukan kualitas beton juga campuran air perlu diperhatikan, karena volume air

0. Sambungan beton lama dan beton baru perlu memakai cairan semen atau bahan lainnya/adimix yang telah direkomendasikan oleh direksi lapangan. Pembukaan bekisting perlu ketelitian supaya bisa digunakan untuk pekerjaan berikutnya dan bila terjadi beton keropos segera ditutup dengan plaster 1:2 dengan sebelumnya diberi perekat semen atau atas arahan dari direksi lapangan.

2. Balok Utama / Ring Balok Balok Utama Struktur atau selanjutnya disebut Balok terdiri dari berbagai macam ukuran. Top of

Beam atau sisi atas balok mengikuti ketinggian plat daak.

Didalam pelaksanan seorang pelaksana harus cakap dan memahami system penulangan karena mempunyai tulangan tumpuan dan tulangan lapangan.

Tulangan tumpuan mempunyai ciri-ciri :

i. Terletak di ¼ bentang buhul

ii. Tulangan bagian atas biasanya lebih banyak

iii. Begel / Besi sengkang semakin rapat

Tulangan lapangan mempunyai ciri-ciri : - Terletak di ½ bentang bagian tengah - Tulangan bagian bawah biasanya lebih banyak - Begel / Besi sengkang lebih lebar dibandingkan dengan tul tumpuan

 Perancah Dalam pekerjaan balok dan plat daak perlu perancah atau tiang sokong untuk mendapatkan elevasi yang sesuai. Tiang perancah yang digu nakan adalah kayu dolken dengan Ф 8 cm atau kayu 5/5 dan mempunyai kelurusan yang cukup, sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan saja. Tiang perancah dipasangan pada jarak setiap 40 cm2 rapi tersusun. Setiap tiang perancah dengan tiang perancah lainya diperkuat dengan cross section yang disusun sedimikian rupa, sehingga akses jalan masih bisa dilaksanakan, hal ini perlu dikonsultasikan dengan direksi lapangan.

 Formwork atau Bekisting Bekisting plat dan Balok diusahakan terbuat dari Playwood 9 mm dan didalam pelaksanan bisa dipakai untuk pembuatan plat lantai berikutnya, maksimal pemakaian adalah 3 x pemakaian, sehingga bila sudah melebihi 3 x perlu persetujuan dari direksi. Saat pembuatan Plat Bekisting yang perlu diperhatikan adalah elevasi bagian bawah plat dan balok. dan lubang jendela di balok perlu dibuatkan atas arahan dreksi supaya memudahkan saat pembersihan untuk pelaksanaan pengecoran.

Selain itu perlu diperhatikan dan didiskusikan dengan direksi lapangan titik-titik dimana akan dipasang conduit / Sparing baik elektrikal ataupun plumbing, sehingga tidak terjadi pembobokan setelah dicor karena akan mengganggu stabilitas daya dukung beton.

 Pembesian Dalam pelaksanaan pembesian yang perlu diperhatikan karena akan sangat banyaknya ukuran dan jenis besi, maka jara-jarak menjadi titik acuan. Pembesian balok bagian bawah tidak boleh menyentuh bekisting dimana selimut beton minimal

5 cm perlu beton decking. Besi yang digunakan adalah besi polos U-24, Setiap pengiriman perlu dilampirkan mill certificate sebagai control pertama bahwa material yang terkirim sesuai dengan bestek. Bila diragukan terhadap mill certificate bisa dibuktikan dengan test besi di laboratorium sesuai dengan peraturan teknis yang berlaku dimana setiap 10.000 kg di buat 1 sampling test.

 Pengecoran Pengecoran menggunakan mixer concrete K-175 dan dibantu dengan alat bantu untuk menjangkau area yang jauh seperti kereta sorong / angklung.

 Kontrol Curring Beton atau penyiraman beton perlu dilakukan selama 7 hari berturut-turut pagi dan sore untuk menjaga kelembaban beton supaya tidk ekstrim dalam penyusutan yang menyebabkan retak rambut ataupun kebocoran-kebocoran lainnya khusus untuk plat dak atap perlu dilakukan perendaman untuk mengantisipasi kebocoran beton. Bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akan dikonsultasikan dengan direksi lapangan untuk mendapatkan arahan yang efektif dan efisien. Pembongkaran bekisting dilakukan bertahap setelah 2 hari bekisting-bekisting vertical bisa di copot, setelah 7 hari perancah sebagian bisa dibuka kecuali perancah yang menahan beban langsung / di atas balok, setelah 14 hari dimana kekuatan beton telah mencapai 75% perancah bisa dibuka kecuali area di bawah balok utama / memikul beban utama. Umur 21 hari baru keseluruhan bisa di buka.

3. Struktur / Rangka Atap + Penutup

Struktur Rangka Atap menggunakan Kayu Kelas I dengan penutup atap metal gelombang type daun yang mempunyai ketahanan dan fleksibilitas cukup tinggi hususnya di daerah yang mempunyai intensitas gempa seperti Indonesia dan beban yang sangat ringan dibandingkan dengan struktur baja biasanya.

Pelaksanaan dalam proyek ini kontraktor mengajukan produk yang akan digunakan sesuai dengan data teknis yang ada dalam bestek. Setelah mendapat persetujuan dari direksi lapangan segera dibuatkan shop drawing dan perhitungan teknis. Pelaksanaan kuda-kuda kayu n dirakit oleh tenaga ahli sesuai dengan ukuran dan standarisasi Leveling pemasangan gordeng perlu di cek supaya pemasangan atap tidak bergelombang Pemasangan penutup atap perlu diperhatikan adalah screw yang digunakan harus mempunyai seal yang kenyal. Bila ada screw yang tidak ada seal/karet segera diganti karena hal ini akan menyebabkan kebocoran di atap.

Pelaksanaan Pekerjaan – Pekerjaan Struktur Utama dimulai setelah pondasi mencapai 70%

b. Struktur Penunjang

Didalam pembangunan Kantor SMP N 6 Minas bagian dari struktur penunjang :

1. Kolom Praktis

2. Balok Latai

1. Kolom Praktis dan Kolom Tombak Layar Pekerjaan Kolom dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan pasangan bata.

Kolom praktis dipasang setiap bidang bata mencapai 12 M2 dan disetiap pertemuan antara dinding dengan dinding. Kolom praktis selain membantu dinding dari bahaya lateral juga berfungsi mencegah retak suatu dinding berkepanjangan bila terjadi gempa. Pelaksanaannya memakai site mix concrete dengan campuran 1 : 2 : 3 Yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan kolom praktis adalah tulangan dan selimut beton. Petunjuk dan arahan dari direksi sangat diperlukan.

PEKERJAAN

F INISH ING A RSITEKTURAL

Pekerjaan Finishing Arsitektural adalah pekerjaan – pekerjaan yang berkaitan dengan kelengkapanan bangunan juga segi estetika yang perlu diperhatikan. Pekerjaan finishing arsitektural dikerjakan setelah pekerjaan struktur selesai.

Yang termasuk pekerjaan arsitektural :  Pekerjaan Pasangan Dinding & Plasteran  Pekerjaan Keramik  Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela + Penggantung  Pekerjaan Plafond  Pekerjaan Pengecatan  Pekerjaan Non Standard

1. Pekerjaan Pasangan Dinding & Plasteran

Pasangan dinding adalah gabungan dua pekerjaan yaitu pasangan bata dan plasteran, pasangan dinding sebagai cover bangunan menjadi pekerjaan yang esensial. Presisi dan kelurusan dari pemasangan dinding sangat diperlukan, karena akan ada keterkaitan dengan pekerjaan kusen/jendela, keramik dan plafond.

 Pasangan Bata

Dalam proyek ini pasangan bata yang digunakan adalah pasangan ½ batu dengan adukan 1 pc :

2 ps untuk daerah KM/WC, yang tertanam dalam tanah dan + 30 cm dari permukaan tanah.

Pasangan bata posisi ruangan atau bidang lainnya 1 pc : 4 pc. Penetapan campuran 1 : 2 atau 1 : 4 bisa dengan cara perbandingan volume atau atas arahan dari direksi lapangan.

Kontrol : Pemasangan bata untuk mendapatkan kelurusan horizontal diperlukan benang sebagai acuannya dan tidak boleh melebihi dari 10 bata posisi benang acuan harus dipindah dan seterusnya. Pemasangan bata dari bawah ke atas. Sambungan bata bila tidak selesai dalam satu hari tidak boleh tegak lurus tetapi membentuk sudut kemiringan 45°.

 Pekerjaan Plasteran

Pekerjaan plasteran merupakan pembungkus dari pekerjaan bata. Ketebalan dalam plasteran perlu diperhatikan, terkadang ada beberapa area bata yang cekung sehingga pemasangan menjadi tebal. Ketebalan rata-rata 1,5 cm ~ 3 cm dengan adukan 1 pc : 2 ps untuk plasteran area KM/WC , 1pc : 3ps untuk plasteran kolom, dan 1 pc : 4 ps untuk area lainnya Sistem pelaksanaan plasteran dari atas ke bawah dengan dibuat kepalaan untuk mendapatkan kelurusan bidang yang akan diplaster. Sebelum diaplikasikan bata terlebih dahulu disiran oleh air untuk mendapatkan kelembaban bata sehingga plasteran akan menyatu baik dengan bata.

Kontrol : Bila ditemukan ketebalan yang melebihi dari 3 cm pemasangan diperlukan kawat ayam / kawat locket atau atas persetujuan dari konsultan pengawas. Sebelum ditutup dengan plasteran pastikan pipa-pipa conduit atau pipa-pipa lainnya telah terpasang, hal ini untuk menghindari pekerjaan bongkar pasang sehingga hasil plasteran tidak memuaskan. Tenaga yang plaster perlu yang mempunyai pengalaman dan teknis yang baik supaya menghindari dinding bergelombang dan retak rambut.

2. Pekerjaan Non Standard

Pekerjaan non standard adalah pekerjaan arsitektural dimana kontraktor akan mengajukan shop drawing dan teknis pelaksanaannya setelah model dan bentuknya disetujui oleh direksi lapangan.

Pelaksanaan Pekerjaan – Pekerjaan Plateran Dinding ini dimulai setelah struktur Utama mencapai 75% pekerjaan simultan ke lantai berikutnya. Yang termasuk dalam lingkup ini :

- Relief kolom - Ornamen exterior

 Alat Penunjang

Untuk pemasangan plasteran bagian luar diperlukan scaffolding yang terpasang mengeliling bangunan. hal ini untuk memudahkan dalam pelaksanaan, scaffolding yang dipakai dalam proyek ini memakai scaffolding kayu. Pemasangan scaffolding / perancah perlu diperhatikan jangan sampai menggangu pekerjaan.

Pekerjaan Keramik

3. Pemasangan keramik :

a. Area teras 40x40 unpolish dipasang untuk area teras

b. Area Dalam Bangunan / Ruangan 40x40 polish

c. Area Lantai KM/WC 20x20 unpolish

d. Area Dinding KM/WC atau Dinding Wastafel 20x25 polish

e. Area trap entrance tangga 30 x 30 unpolish

Perlu diperhatikan dalam pemasangan keramik lantai 1 sebelum diaplikasi ada lapisan beton rabat dengan campuran 1 : 2 : 3 dengan ketebalan 5 cm dan pasir urug dengan ketebalan 20 cm dimana beton rabat berfungsi sebagai leveling pemasangan keramik.

Sebelum pelaksanaan kontraktor harus mengajukan skem warna atau berdasarkan merk yang akan digunakan. Skem warna, merek dagang, type diusahakan yang ada di pasaran supaya mudah dalam maintenance dikemudian hari. Yang dilaksanakan dalam proyek ini kontraktor mengambil sceme warna yang telah diarahkan dalam bestek. Sceme warna keramik yang ada dalam bestek adalah cream light.atau putih atas persetujuan direksi. Keramik yang dipakai adalah keramik dengan kwalitas KW I dimana presisi siku tidak melebihi 1 mm, permukaan dengan bahan porselein yang dibakar pada suhu 2000°. Bidang keramik tidak boleh cekung atau cembung, sebelum kontraktor membuat PO harus mendapatkan persetujuan pihak direksi lapangan

Sebelum pelaksanaan kontraktor mengajukan gambar kerja atau shop drawing dengan keadaan atau kondisi ruangan yang sebenarnya, hal ini dilakukan untuk menentukan dan menyamakan persepsi starting point (kepala-an) keramik. Kemudian dengan ditarik benang ditentukan posisi siku keramik terhadap siku bangunan. Potongan keramik diusahakan bila terjadi ¾ bagian keramik, hal ini lebih mengutamakan estetika. Pemasangan keramik di area KM/WC perlu diperhatikan titik sanitasi tidak ada perubuhan, karena akan menimbulkan bongkar pasang kalau pemasangan sanitasi instalasi belum selesai. Pemasangan tangga perlu dikonsultasikan kembali dengan pihak direksi lapangan karena dengan ukuran 40x40 sangat riskan banyak sekali potongan yang nantinya mengurangi nilai estetika.

Nat keramik atau sambungan diisi oleh pasta semen grout khusus keramik. Keramik yang dipasang tidak boleh kopong / kosong bila terjadi hal itu kontraktor akan mengisi dengan pasta semen dengan cara dipukul-pukul pasta cair mengisi pori-pori keramik yang kosong atau konsultasi dengan pihak direksi lapangan untuk dicarikan solusi terbaik.

4. Pekerjaan Kusen Pintu Jendela dan Penggantung

Didalam proyek ini terdiri dari material kayu :

a. Kusen Kayu

b. Pintu Kayu

c. Jendela kayu + kaca 5 mm Dalam pemasangan kusen dan pintu perlu dijaga adalah posisi tegak lurus dengan dinding bata. Presisi atau kesikuan pemasangan kusen diperlukan seorang ahli / tukang yang memahami pekerjaan tersebut, karena bila tidak siku atau presisi sering terjadi kemacetan dalam pemasangan pintu. Pemasangan alat penggantung perlu dicross cek poin atau item ruangan harus sesuai peruntukannya. Kayu yang digunakan harus kayu kering sehingga tidak terjadi penyusutan ataupum memuntir akibat kayu belum kering. Kayu Kusen digunakan Kayu Klas I dan Kayu untuk Pintu digunakan kayu Klass II. Bila di lokasi tidak terdapat apa yang diharapkan dan mengingat waktu sangat terbatas perlu persetujuan dari direksi lapangan ataupun user dalam hal ini adalah kwalitas kayu yang akan dikerjakan.

5. Pekerjaan Pemasangan Plafond Pekerjaan Plafond biasanya terdiri dari 2 bagian yaitu :

a. Rangka

b. Pemasangan plafond GRC dan Gypsum

Didalam pekerjaan plafond seluruh instalasi elektrikal telah terpasang. Langkah pekerjaan adalah pemasangan rangka plapond menggunakan kayu 5/7 sebagai struktur plafond harus kuat dan leveling rata. tidak bergelombang.

Kontrol sebelum GRC / Gypsum dipasang Supervisor akan mengecek level dan ketinggian dan semua intalasi telah terpasang dengan baik baru akan ditutup papan gypsum yang selanjutnya akan difinish setiap sambungan memakai compound . List plafond akan menyesuaikan kondisi lapangan atas persetujuan direksi lapangan.

Plafond dikerjakan oleh spesialis manpower karena tidak semua pekerja memahami system dalam pekerjaan plafond.

Pelaksanaan Pekerjaan – Pekerjaan Plafond dimulai setelah pemasangan dinding + Plasteran selesai 75% dan pekerjaan instalasi listrik selesai 100%.

6. Pekerjaan Pengecatan

Pekerjaan Pengecatan terdiri dari 2 bagian yaitu :

a. Cat Air

b. Cat minyak

Kontraktor sebelum melaksanakan pengecatan perlu persetujuan skem warna dan sebelum aplikasi harus dilihat terlebih dahulu kelembaban plasteran apakah sudah mencapai titik minimum untuk pengecatan. Sebelum diaplikasikan pengecatan warna tembok yang sudah kering di cat memakai cat dasar warna putih 1 lapis, setelah itu cat warna 2 lapis. Aplikasi pengecatan memakai rol cat dan disetiap pertemuan dinding dengan lantai dan dinding dengan plafond diaplikasikan memakai kwas.

Pengecatan cat minyak diaplikasikan kepada bahan kayu lainnya (lisplank). Pengecatan menggunakan cat minyak sebelum diaplikasikan dasar atau bahan yang akan dicat perlu dibersihkan dan dihaluskan memakai dempul dan digosok dengan amplas kayu sehingga didapat permukaan kayu yang halus. Aplikasi pengecatan cat minyak perlu persetujuan dari direksi lapangan mengingat estetika akan menurun bila cat yang diaplikasikan tidak disetujui atau dikerjakan dua kali.

PEKERJAAN SANITASI Pekerjaan sanitasi adalah menentukan fungsi sebuah bangunan.

Pekerjaan Sanitasi terbagi menjadi :

1. Instalasi air kotor dan air bersih dalam bangunan

2. Instalasi air kotor dan air bersih luar bangunan

3. Pemasangan sanitairi fixture

Pipa yang digunakan adalah berbahan PVC dengan kekenyalan yang di tentukan PVC AW. Sebelum pelaksanaan kontraktor akan terlebih dahulu mengajukan brand / merk yang akan digunakan dalam proyek ini, serta shop drawing isometric dari system pemipaan.

I. Instalasi air kotor dan air bersih dalam bangunan terdiri dari :

a. Pipa ½” untuk air bersih

b. Pipa 3” untuk air buangan

c. Pipa 4” untuk air berat.

Pipa-pipa ini disambung dengan asesories yang sejenis dan dilem dengan baik.

Semua pembuangan air kotor dan air berat menggunakan system gravitasi maka perlu diperhatikan baik kemiringan dan arah buangan. semakin jauh air tersebut mengalir maka akan semakin banyak endapan dalam air buangan tersebut.

Sistem air bersih memang menggunakan tekanan elevasi pemasangan pipa air bersih minimal 1 m di atas lantai. Sistem air bersih dan air kotor semua diarahkan ke dalam shaft pembuang sebagai akses dalam bangunan dan memudahkan pengontrolan serta maintenance.

II. Instalasi air kotor dan air bersih diluar bangunan terdiri dari : II. Instalasi air kotor dan air bersih diluar bangunan terdiri dari :

b. Pipa 3” untuk air buangan

c. Pipa 4” untuk air berat.

d. Septic tank + Resapan

Pemasangan instalasi di luar khususnya air bersih adalah konenting untuk sumber yang akan masuk ke dalam bangunan. Pemasangan air kotor adalah konekting dari dalam bangunan yang akan dibuang ke pembuangan ahir berupa spertick tank atau resapan.

Dalam penyambungan pipa-pipa dan kemiringan perlu diperhatikan, jangan sampai ada bagian pipa yang tidak tertanam karena kedalaman septic tank tidak tercapai. Sebelum eksekusi perlu pengukuran kedalaman septic Tank sehingga dicapai optimal kemiringan dari pipa pembuang tersebut.

III. Sanitary fixture Sanitari fixture adalah pemasangan peralatan KM/WC seperti pembuatan bak mandi pemasangan kran air dinding, meja wastafel dan Closet duduk.

Pemasangan mengikuti standar dari pabrikasi. Sebelum PO kontraktor mengajukan spesifikasi dan produk yang akan digunakan kepada direksi lapangan. Pemasangan harus dilaksanakan oleh tenaga yang terampil dan pernah mengerjakannya serta diawasi oleh supervisor dalam presisi pemasangan dan konekting dengan saluran saluran yang ada, sehingga tercapai optimal dari peralatan sanitari tersebut.

PEKERJAAN L ISTRIK Perlunya koordinasi dengan direksi dan pihak owner sangat diperlukan.

Jangan sampai akhirnya listrik tidak bisa mensupport peralatan yang digunakan sehingga fatal dalam fungsi. Koordinasi dengan pihak terkait diperlukan menyangkut system dan mekanisme yang berlaku antar instansi baik PLN sebagai distribusi listrik ataupun Pemda sebagai pemakai.

Shop drawing / wiring diagram dan titik instalasi khusus bila diperlukan harus mendapat persetujuan oleh owner dan direksi maka kontraktor baru bisa mengerjakannya.

I. Pekerjaan Instalasi kabel Pekerjaan kabel instalasi yang sebagian di pasang di atas plafond dalam pemasangan instalasi

kabel ini perlu diperhatikan sambungan dan kekuatan sambungan serta teknik pelaksanaan telah mengacu kepada PUIL. Sistem pemipaan di atas plafond di klem dengan rapi atau atas arahan dari direksi lapangan, sementara kabel yang tertanam dalam dinding menggunakan pipa conduit PVC untuk memudahkan dalam maintenance.

II. Pemasangan Armature

Pemasangan armature lampu disesuaikan dengan kondisi ruangan. Lampu-lampu terpasang harus kuat dan rapi menenpel dengan gypsum. Ketinggian stop kontak dan sklar disesuaikan dengan bestek atau arahan dari direksi lapangan. Persetujuan type panel disetiap bangunan sangat diperlukan karena setiap bangunan akan berbeda kebutuhan dayanya.

3. MANAJEMEN MUTU

Penyusunan Rencana Mutu Kerja merupakan standar CV. ALFIAN MAULA UTAMA dalam melaksanakan setiap kontrak kerja. Mekanisme penyusunan sendiri merupakan aplikasi dari manajemen perusahaan yang sudah di sertifikasi dengan ISO 1900. Aplikasinya mengacu pada standar instruksi kerja yang sudah disetujui oleh management

K EBIJAKAN D AN S ASARAN

D ALAM PELAKSANAAN P EKERJAAN P EMBANGUNAN K ANTOR 1 U NIT (150 M2) SMP N EGERI 6 M INAS K ECAMATAN M INAS DISUSUN M ANAJEMEN M UTU GUNA MEMENUHI TARGET DAN TEPAT WAKTU AKAN MELAKUKAN DAN MENERAPKAN YAITU K EBIJAKAN M UTU DAN S ASARAN M UTU .

1 Kebijakan Mutu, bertekad memenuhi kepuasan pemilik proyek ( owner ) dengan menerapkan system Manajemen Mutu secara konsisten.

2 Sasaran Mutu, melaksanakan Proyek secara tepat waktu dengan mutu produksi sesuai spesifikasi teknis.

O RGANISASI P ROYEK Untuk mencapai target Managemen Mutu, Perusahaan sebagai pelaksana dilapangan akan

mengikuti prosedur dan instruksi standar berdasarkan Struktur Organisasi Proyek yang sudah ditetapkan. Petugas pengawasan yang bertanggungjawab yang ditunjuk Pemimpin Proyek / Kepala Satuan Kerja atau yang sebagai Pejabat Pembuat Komitmen

Pelaksanaan proyek Perusahaan akan menyiapkan team yang dituang dalam struktur organisasi, dan merupakan penanggungjawab pekerjaan sedang dilaksanakan sesuai dengan tugas serta tanggung jawabnya. Pemilihan key personil proyek mengacu pada prosedur baku untuk memastikan kompetensi di bidang masing masing.

Pelaksana lapangan sebagai penanggung jawab langsung dalam pelaksanaan Pekerjaan yang menyangkut finishing dan struktur bangunan pekerjaan. Mengendalikan dan menganalisa masalah masalah teknis kebutuhan proyek, baik material, tenaga kerja, peralatan serta biaya yang dibutuhkan., yaitu Master schedule, dan Metode Kerja Pelaksanaan.

Tenaga ahli yang bertanggung jawab membuat perhitungan/ estimate anggaran proyek dan membuat laporan pelaksanaan sesuai dengan pekerjaan yang sudah ditentukan. Membuat laporan harian, mingguan dan bulan pada masing-masing bangunan, serta rencana kerja setiap harinya yang akan dikerjakan. Mengontrol dan mengatur pemakaian material, alat dan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan dengan kualifikasi memiliki SKT Pelaksana Bangunan .

Logistik, Melakukan manajemen kebutuhan material di gudang penyimpanan material yang bertugas xsecara penuh terhadap stock material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan

Adm & Keuangan, membantu membuat laporan yang bersipat administrasi , membuat laporan keuangan serta, serta mengatur dan melakukan pembayaran.

P ENGENDALIAN M UTU P ROYEK Seluruh Key personil yang terlibat di poek adalah Gugus tugas pengendalian mutu, sehingga

secara otomatis prosedur kendali mutu yang ditetapkan perusahaan menjadi tanggung jawabnya.

Proyek star up meting sudah harus dilakukan selambatnya 3 minggu sebelum dimulainya proyek. Hal yang dibahas adalah :

Pengangkatan key personil penanggung jawab proyek. Pembahasan detail scope kontrak Strategi eksekusi yang mencakup : Kontruksi & Procurement Prosedur Kendali Mutu di Lapangan

Hasil akhir dari startup meeting adalah detail RENCANA PELAKSANAAN PROYEK, yang mencakup :

Contract master and detailed scheduled procurement and construction schedule. Material control List. Project Cost estimate and cash flow. Spesifikasi Teknis Jadwal serta Prosedur Tes dan Inspeksi Satgas kerja awal yang harus segera berjalan

K ONTROL M ATERIAL

I NSPEKSI P ENERIMAAN DI L APANGAN Inspeksi Penerimaan di Lapangan untuk peralatan dan material harus dilakukan oleh Material

Controller yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi yang berlaku agar bisa menjamin bahwa item-item yang diterima telah sesuai dengan persyaratan dari perintah pembelian (PO) untuk point-point berikut :

- Identifikasi dengan catatan pengiriman - Kondisi Packing - Tampilan - Kuantitas

Kerusakan yang ditemukan pada saat inspeksi penerimaan di lapangan harus dilaporkan oleh Material Controller kepada Koordinator Kendali Mutu Lapangan. Koordinator Kendali Mutu Lapangan harus mengkonfirmasikan kondisi kerusakan tersebut dan melaporkannya ke Enjinir lapangan serta mengambil langkah langkah lanjutan seperlunya.

P ENYIMPANAN D AN P ERAWATAN P ERALATAN D AN M ATERIAL D I L APANGAN Peralatan dan Material yang sudah lolos pemeriksaan harus disimpan sesuai dengan spesifikasi

dan/ atau instruksi yang berlaku untuk mencegah terjadinya kerusakan .Tempat penyimpanan harus diklasifikasikan menjadi gudang dan tempat terbuka berdasarkan kategori, tipe dan ukuran.Peralatan dan material yang diterima harus dicatat pada lembaran pengontrolan dan/ atau instruksi yang berlaku untuk mencegah terjadinya kerusakan .Tempat penyimpanan harus diklasifikasikan menjadi gudang dan tempat terbuka berdasarkan kategori, tipe dan ukuran.Peralatan dan material yang diterima harus dicatat pada lembaran pengontrolan

P ENGELUARAN P ERALATAN DAN M ATERIAL Pengeluaran peralatan dan material haruslah dilaksanakan berdasarkan permintaan tertulis yang

telah disetujui oleh pengawas yang berwewenang. Pengeluaran peralatan dan material harus disaksikan oleh Warehouseman.

K ONTROL P ADA P ROSES K ONTRUKSI Pengendalian mutu di lapangan merupakan langkah langkah yang dilakukan untuk menjaga mutu

dan kualitas proyek. PROSEDUR KERJA

Detil prosedur kerja untuk setiap kategori pekerjaan utama dan/ atau item pekerjaan harus mengacu pada standar baku perusahaan. Prosedur standard yang digunakan adalah sesuai dengan standar ISO CV. MARISA SRI HANITA

TES D AN INSPEKSI Jadwal inspeksi dan Tes sudah di definisikan dalam rencana detil pelaksanaan proyek. Dimana

tercamtum jenis material , metoda pengujian, dan kapan dilakukan. Pengujian metoda langsung dilapangan harus di saksian oleh konsultan pengawas.

P ENGUJIAN STANDAR LABOTARIUM Pengujian mutu untuk produk/material yang memerlukan pengujian oleh pihak ke – 3 untuk memastikan telah sesuai dengan spesifikasi kontrak dan standard baku yang berlaku. Pihak ke 3

yang melakukan pengujian adalah yang ditunjuk atau disetujui oleh pemilik pekerjaan. Pembuktian dari pengujian adalah sertifkat yang sah sesuai ketentuan yang berlaku.

K ONTROL D OKUMEN

Dokumen proyek merupakan instrumen kontrol dan menjadi alat pembuktian progres proyek ke pemilik pekerjaan. Seluruh dokumen pengujian dan persetujuan menjadi bagian dari dokumentasi proyek, yang pada saat tertentu harus diserahkan pada pemilik proyek.

4. KESELAMATAN KEAMANAN KESEHATAN DAN LINGKUNGAN

Komitment Management CV. ALFIAN MAULA UTAMA untuk penerapan program kesehatan keselamatan kerja dan lingkungan hidup dalam setiap aktivitas perusahaan secara nyata dan terukur sesuai dengan pernyataan Komitment dan kebijaksanaan perusahaan.