187938393 Penguatan Karakter Bangsa Melalui Nilai 4 Pilar

PENGUATAN NILAI-NILAI
4 PILAR BANGSA DI SMA/SMK

Oleh : RIZAL ALFIAN, S.Kom, M.A
Hotel Alia Cikini, 2 April 2013

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Fenomena Degradasi Nilai / Amoral di Negara kita :

- Tawuran Pelajar
- Pelecehan Seksual
- Bullying
- Penyalahgunaan Narkoba
- Pelanggaran HAM
- Inkonstitusional

- Radikalisme
- Terorisme
- Disintegrasi Negara
- dll.

10 tanda-tanda zaman sebuah bangsa sedang
menuju jurang kehancuran yaitu:
1. Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja;
2. Membudayanya ketidak jujuran
3. Sikap fanatik terhadap kelompok/peer group;
4. Rendahnya rasa hormat kepada orang tua & guru;
5. Semakin kaburnya moral baik & buruk;
6. Penggunaan bahasa yang memburuk;
7. Meningkatnya perilaku merusak diri, seperti

penggunaan narkoba, alkohol, & seks bebas;
8. Rendahnya rasa tanggung jawab sebagai individu &

sebagai warga negara;
9. Menurunnya etos kerja & adanya rasa saling curiga;

10. Kurangnya kepedulian di antara sesama
(Lickona. Educating for Character: How our school can teach respect & responsibility., New Yor
Bantam Books, 1992:12-22)

Pembangunan
karakter : cita-cita
luhur pendiri bangsa
Indonesia & tertulis
dalam Pancasila &
Pembukaan UUD 1945



Keajegan perhatian
terhadap pembangunan
karakter bangsa belum
terjaga dg baik, sehingga
hasilnya belum optimal.

Pembangunan

karakter merupakan
merupakan amanat
pendiri negara dan
telah dimulai sejak
awal kemerdekaan.
Fenomena keseharian
menunjukkan perilaku
masyarakat belum sejalan
dengan karakter bangsa
yang dijiwai oleh Falsafah
Pancasila (religius,
humanis, nasionalis,
demokratis, keadilan &
kesejahteraan rakyat)

PERLU REVITALISASI
PEMBANGUNAN KARAKTER
BANGSA

Tujuan, Fungsi, Ruang Lingkup

Penguatan Nilai Karakter Bangsa:

FUNGSI:

TUJUAN:
Mengembangkan karakter
bangsa agar mampu
mewujudkan nilai-nilai luhur
Pancasila



Pengembangkan potensi
dasar, agar “berhati baik,
berpikiran baik & berperilaku
baik”.



Pebaikan thd perilaku yg

kurang baik dan penguatan
perilaku yg sudah baik.



Penyaring budaya yg kurang
sesuai dg nilai-nilai luhur
Pancasila.

RUANG LINGKUP

Keluarga; satuan pendidikan; masyarakat sipil; masyarakat
politik; pemerintah; dunia usaha; media massa.
6

KARAKTER BANGSA

Pengertian Karakter
 “ Karakter adalah kumpulan tata nilai yang


menuju pada suatu sistem, yang melandasi
pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan “
(Simon Philips:2008)
 “Karakter sama dengan kepribadian karena

dianggap sebagai ciri, atau karakteristik, atau
gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang
bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima
dari lingkungan, misalnya keluarga, juga bawaan
sejak lahir “ (Doni Koesoema A. : 2007)

Pengertian Karakter
Bangsa
 Karakter Bangsa adalah Akumulasi atau sinergi

dari karakter individu-individu warga bangsa yang
berproses secara terus-menerus dan kemudian
mengelompok.
 Karakter bangsa Indonesia merupakan kristalisasi


nilai-nilai kehidupan nyata bangsa Indonesia yang
merupakan perwujudan dan pengamalan ideologi
Bangsa (Pancasila)

Jenis Karakter

Baik
(Positif)

Jujur
Rajin
Disipli
n

Buruk
(Negatif)

Bohon
g
Malas


Pilihan

Lickona (1992), ahli pendidik karakter dari Cortland
University dikenal sebagai Bapak Pendikar Amerika yang
menerapkan idenya pada tingkat pendidikan dasar &
menengah: (1) moral knowing (pengetahuan tentang moral);
(2) moral feeling (perasaan tentang moral), dan (3) moral
action (perbuatan moral atau act morally).
Moral Knowing

Moral Feeling

Moral Action

1. Moral awareness

1. Conscience
(nurani)


1. Competence

2. Knowing moral
values

2. Self- esteem
(percaya diri

2. Will (keinginan )

3. Perspective taking

3. Empathy
(merasakan
penderitaan orang
lain)

3. Habit (kebiasaan )

4. Moral reasoning


4. Loving the good
(mencintai
kebenaran)

5. Decision making

5. Self-control
(mampu
mengontrol diri)

6. Self-knowledge

6. Humility
(kerendahan hati)

4 PILAR BANGSA

BHINNEKA TUNGGAL IKA


NKRI

UUD 1945

PANCASILA

4 PILAR KEBANGSAAN

Karakter bangsa Indonesia akan
menentukan perilaku kolektif
kebangsaan Indonesia yang khas,
baik yang tercermin dalam
kesadaran, pemahaman, rasa,
karsa, dan perilaku berbangsa dan
bernegara Indonesia yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila,
norma UUD 1945, keberagaman
dengan prinsip Bhinneka Tunggal
Ika dan komitmen NKRI

Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa
PERMASALAHAN
BANGSA DAN NEGARA
1. Disorientasi dan belum
dihayatinya nilai-nilai
Pancasila.
2. Keterbatasan perangkat
kebijakan terpadu dalam
mewujudkan nilai-nilai
Pancasila.
3. Bergesernya nilai etika
dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
4. Memudarnya kesadaran
terhadap nilai-nilai budaya
bangsa.
5. Ancaman disintegrasi
bangsa
6. Melemahnya kemandirian
bangsa.

LINGKUNGAN
STRATEGIS

Global,
Regional,
Nasional

BANGSA
BERKARAKTER

R A N:
POLHUKAM,
KESRA,
PEREKONOMIAN

pembagunan
karakter bangsa

+

STRATEGI:

1.Sosialisasi/
Penyadaran
2.Pendidikan
3.Pemberdayaan
4.Pembudayaan
5.Kerjasama

KONSENSUS
NASIONAL
1. PANCASILA
2. UUD 45
3. Bhineka
Tunggal Ika
4. NKRI

1. Tangguh,
2. kompetitif, 3.
berakhlak mulia,
4. bermoral, 5.
bertoleran, 6.
bergotong
royong, 7.
berjiwa patriotik,
8. berkembang
dinamis, 9.
berorientasi
Iptek yang
semuanya dijiwai
oleh IMTAQ
kepada Tuhan
Yang Maha Esa
berdasarkan
Pancasila.

BANGSA YANG
MERDEKA,
BERSATU,
BERDAULAT,
ADIL DAN
MAKMUR

15

STRATEGI KEBIJAKAN
PENDIDIKAN
KARAKTER BANGSA

1. Pembangunan karakter bangsa dipandang sebagai upaya kolektif-

sistemik suatu negara kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan
berbangsa & bernegara yang sesuai dengan dasar & ideologi,
konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks
kehidupan nasional, regional, & global yang berkeadaban untuk
membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,
bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis,
berbudaya, dan berorientasi IPTEKS berdasarkan Pancasila & dijiwai
oleh Iman & Takwa Kepada Tuhan YME (Kebijakan Nasional
Pembangunan Karakter Bangsa, Tahun 2010-2025., 2010:7-8).
2. Pembangunan & pendidikan moral/karakter dengan berbagai nama &

metode sudah dilakukan semenjak awal kemerdekaan, Masa Orde
Lama & Baru, namun belum memberikan hasil seperti yang
diharapkan.
3. Misalnya, Orde Baru melalui penataran P4 datang dengan semangat

menjadikan rakyat Indonesia sebagai manusia Pancasila.
Semangatnya secara filosofi sudah betul seperti yang diamanahkan
oleh UUD 1945, tetapi metodenya bermasalah karena dengan caracara indoktrinasi.

4.

Sementara itu di persekolahan diajarkan Pendidikan Moral
Pancasila, tetapi dengan penekanan pada moral knowing
(kognitif) dan mengabaikan moral feeling dan moral action
(afektif & psikomotor), sehingga hasilnya tidak efektif dalam
pembentukan karakter.

5.

Secara teoritik pendidikan karakter melibatkan bukan saja
aspek “knowing the good” (moral knowing0, tetapi juga
“desiring the good” atau “loving the good” (moral feeling) dan
“acting the good” (moral action).

6.

Karena pendidikan karakter yang hanya membelajarkan siswa
moral knowing, tidak menjamin seseorang dapat berkarakter,
yaitu orang yang sesuai antara pikiran, kata, dan tindakan.
Wyne (1991) mengatakan bahwa 95% kemungkinan kita
semua tahu mana perbuatan baik dan buruk. Masalahnya
adalah kita tidak mempunyai keinginan kuat, atau komitmen
untuk melakukannya dalam tindakan nyata.

STRATEGI KEBIJAKAN
PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

1. STREAM TOP
DOWN

2. STREAM
BOTTOM UP

3. STREAM
REVITALISASI
PROGRAM

SOSIALISASI
PENGEMBANGAN REGULASI
PENGEMBANGAN KAPASITAS
IMPLEMENTASI & KERJASAMA
MONITORING & EVALUASI

ILUSTRASI BEST
PRACTICE
Talent scouting; IHE; YPI Al
-Hikmah; The ESQ Way
165; MHMMD
DLL

SOSIO PEDAGOGIS
Pramuka; Kantin Kejujuran;
UKS; PMR; Perlombaan/olimpiade sains & OR;
revitalisasi gugus sekolah

INTEGRASI 3
PENDEKATAN
1.PBM (Proses
Belajar
Mengajar)
2.Pengembangan
Budaya Satuan
Pendidikan /
Muatan Lokal;
3.Keg. KoKurikuler &/Ekstrakurikuler;
4.Kegiatan
keseharian di
rumah dan
masyarakat.

PENDEKATAN TERPADU 4 Pilar Kebangsaan

# KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS
# PENGEMBANGAN BUDAYA SATUAN
PENDIDIKAN
# KEGIATAN KO-KURIKULER &
EKSTRAKURIKULER
# KEGIATAN KESEHARIAN DI RUMAH DAN
MASYARAKAT

TOP DOWN (INTERVENSI)

R
E
V
I
T
A
L
I
S
A
S
I
BOTTOM UP (BESTPRACTICE, HABITUASI)

# KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS
a. Blanchard (2001:1) & Berns & Erikson (2001:2): “contextual teaching and learning is a conception of teaching and
learning that helps teachers relate subject matter content to real world situations; and motivates students to make
connections between knowledge and its applications to their lives as family members, citizens, and workers and engage
in the hard work that learning requires” (pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar & mengajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa & mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga, warga negara, dan pekerja).
b. Siswa diharapkan memperoleh informasi komprehensif tidak hanya pada tataran kognitif (olah pikir), tapi afektif (olah
hati, rasa & karsa).

1)
2)
3)

4)
5)

c. Berns & Erikson (2001:5-11): 5 strategi dalam mengimplementasikan pembelajaran konstektual, yaitu:
Problem-based learning (pembelajaran berbasis masalah):integrasi berbagai konsep & keterampilan dari berbagai
disiplin ilmu. Pendekatan dalam mengumpulkan & menyatukan informasi & mempresentasikan penemuan.
Cooperative learning (pembelajaran kooperatif): mengorganisir pembelajaran melalui kelompok belajar kecil.
Project-based learning (pembelajaran berbasis proyek: memusatkan pada prinsip & konsep utama disiplin,
melibatkan siswa dalam memecahkan masalah & tugas penuh makna, mendorong siswa untuk bekerja mandiri
membangun pembelajaran untuk mengjhasilkan karya nyata berdasarkan suatu penyelidikan.
Service learning (pembelajaran pelayanan): menyediakan aplikasi praktis suatu pengembangan pengetahuan &
keterampilan baru untuk kebutuhan di masyarakat melalui pelayanan & aktivitas
Work-based learning (pembelajaran berbasis kerja): pendekatan di mana tempat kerja atau seperti tempat kerja,
kegiatan integrasi dengan materi di kelas untuk kepentingan para siswa & bisnis.

d.

ke-5 strategi tsb. dapat memberikan nurturant effect pengembangan karakter siswa, seperti: karakter
cerdas, berpikir terbuka, tanggung jawab, rasa ingin tahu

e.

Pembelajaran kooperatif mengembangkan karakter toleransi, bersahabat, saling menghargai, kooperatif,
peduli, gotong-royong, kompetitif.

f.

Pembelajaran berbasis pelayanan mengembangkan karakter produktif, kreatif, dinamis, beretos kerja,
berani mengambil resiko.

g.

Komalasari (2010): menambahkan pembelajaran NILAI disamping ke-5 pendekatan di atas, yang
didasarkan pada rumusan & tipologi dari Superka, et.al. (1976), meliputi:

1)

Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach); tujuan pendidikan nilai menurut pendekatan ini
adalah: pertama, diterimanya nilai-nilai tertentu oleh siswa, kedua: berubahnya nilai-nilai siswa
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diinginkan. Metoda yang digunakan dalam proses
pembelajaran, yaitu: keteladanan, penguatan positif & negatif, simulasi, permainan peranan.

2)

Pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive moral development approach); tujuannya: 1)
membuat pertimbangan moral, 2) mendiskusikan alasan-alasan (Superka, et, al., 1976; Banks, 1985).
Penekanan pada aspek kognitf & perkembangannya, mendorong siswa untuk berpikir aktif tentang
masalah-masalah moral & dalam membuat keputusan-keputusan moral

3)

Pendekatan analisis nilai (values analysis approach); tujuan: (a) membantu siswa menggunakan
berpikir logis & penemuan ilmiah dalam menganalisis masalah sosial yang berhubungan dengan
nilai moral tertentu; (b) membantu siswa untuk menggunakan proses berpikir rasional & analitik,
dalam menghubungkan & merumuskan konsep-konsep tentang nilai. Penekanan pada perkembangan
kemampuan siswa untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan
dengan nilai-nilai. Metoda pengajaran: individu dan kelompok tentang masalah-masalah yang
memuat nilai moral, penyelidikan kepustakaan, penyelidikan lapangan, & diskusi kelas berdasarkan
pada pemikiran rasional (Superka, et. al., 1976).

4) Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach); tujuannya: (a) membantu siswa
menyadari & mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri serta nilai-nilai orang lain;
(b)membantu siswa supaya mereka mampu berkomunikasi secara terbuka & jujur dengan orang
lain; (c) membantu siswa supaya mereka mampu menggunakan secara bersama-sama
kemampuan berpikir rasional & kesadaran emosional untuk memahami perasaan, nilai-nilai,
dan pola tingkah laku mereka sendiri (Superka, et.al., 1976);
Untuk mengembangkan keterampilan tsb, Raths, et.al. (1978) merumuskan 4 kunci pedoman:
(a) tumpuan perhatian diberikan pada kehidupan; (b) penerimaan sesuai dengan apa adanya; (c)
stimulus utk bertindak lebih lanjut; (d) pengembangan kemampuan perseorangan.
5) Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach): Tujuannya:
(a)memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan moral, baik perorangan
maupun bersama-sama;
(b)mendorong siswa untuk melihat diri mereka sebagai makhluk individu &sosial dalam
pergaulan dengan sesama, yang tidak memiliki kebebasan sepenuhnya, melainkan sebagai
warga dari suatu masyarakat, yang harus mengambil bagian dalam suatu proses demokrasi.
Memberi penekanan pada usaha melakukan perbuatan-perbuatan moral baik perseorangan
maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok.
Metoda yang digunakan seperti pendekatan analisis nilai & klarifikasi nilai ditambah proyek
baik di sekolah maupun masyarakat.

# PENGEMBANGAN BUDAYA
SATUAN PENDIDIKAN
a.Pengembangan budaya sekolah melalui kegiatan
pengembangan diri seperti: kegiatan rutin, kegiatan
spontan, keteladanan, dan pengkondisian
b.Perlu dukungan intervensi pemerintah & dukungan
pengalaman terbaik (best practice) dan revitalisasi
kegiatan

# KEGIATAN KO-KURIKULER &
EKSTRAKURIKULER
Perlu dukungan intervensi pemerintah & dukungan

pengalaman terbaik (best practice) dan revitalisasi
kegiatan

OSIS sebagai Agen 4 Pilar
Tujuan Pokok OSIS :
1. Menghimpun ide, pemikiran, bakat, kreativitas, serta minat para
siswa ke dalam salah satu wadah yang bebas dari berbagai
macam
pengaruh negative dari luar sekolah
2. Mendorong sikap, jiwa dan semangat kasatuan dan persatuan di
antara para siswa, sehingga timbul satu kebanggaan untuk
mendukung peran sekolah sebagai tempat terselenggaranya
proses belajar mengajar.
3. Sebagai tempat dan sarana untk berkomunikasi, menyampaikan
pemikiran, dan gagasan dalam usaha untuk mematangkan
kemampuan berfikir, wawasan, dan pengambilan keputusan.

Tujuan OSIS
Setiap organisasi selalu memiliki tujuan yang ingin dicapai, begitu pula
dengan OSIS ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain :
Meningkatkan generasi penerus yang beriman dan bertaqwa;
Memahami, menghargai lingkungan hidup dan nilai-nilai moral dalam

mengambil keputusan yang tepat;
Membangun landasan kepribadian yang kuat dan menghargai HAM
dalam kontek kemajuan budaya bangsa;
Membangun, mengembangkan wawasan kebangsaan dan rasa cinta
tanah air dalam era globalisasi;
Memperdalam sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan
kerjasama secara mandiri, berpikir logis dan demokratis;
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta menghargai karya
artistic, budaya dan intelektual;
Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani memantapkan kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.

ENGUATAN NILAI 4 PILAR SECARA TERPADU MELALUI KEGIATAN SISW
a. Kegiatan

Ekstrakurikuler yang merupakan wahana sosiopedagogis untuk mendapatkan “hands-on experience” yang
memberikan kontribusi signifikan untuk menyeimbangkan antara
penguasaan teori—praktek pembiasaan perilaku—keterampilan
dalam berkehidupan.

b. Kegiatan

PRAMUKA:
1)ada
semenjak
tahun
‘60-an;
2)mengajarkan & membentuk nilai-nilai karakter, yi: rasa cinta kpd
Tuhan & tanah air, membangun kesetiakawanan, membangun
kejujuran, menumbuhkan sikap toleransi, memupuk kebiasaan
bekerjasama, menumbuhkan rasa tanggung jawab, menegakkan
disiplin, menumbuhkan semangat kerja keras, menumbuhkan
percaya diri, menumbuhkan sikap pantang menyerah & tidak
putus asa.

c. KANTIN

KEJUJURAN:
1)membentuk
watak
kejujuran;
2)pendidikan anti-korupsi di sekolah; 3)upaya pemerintah, pemda,
& sekolah satu visi untuk memberantas penyakit korupsi yang
dimulai dari penghabituasian nilai-nilai kejujuran.

d. Perlombaan/olimpiade sains, seni & olah raga:
1)merupakan kegiatan lain selain mengasah kemampuan
akademik juga memiliki dimensi pendidikan karakter,
seperti: nilai kejujuran, kerja keras, penghargaan terhadap
perbedaan, rasa nasionalisme; 2) Mendiknas, menjelaskan
didapatkan nilai budaya berprestasi, budaya apresiasi
positif, budaya obyektif komprehensif, budaya rasa
penasaran intelektual (intellectual curiosity), & keinginan
saling belajar; 3)beberapa perlombaan untuk pendidikan
dasar & menengah, seperti: olimpiade Sains Nasional
(OSN), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Festival
& Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), Olimpiade
Penelitian Siswa Nasional (OPSI).
e. USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS): memupuk
kebiasaan hidup sehat, perilaku bersih, memiliki daya
hayat & tangkal dari pengaruh buruk, seperti:
penyalahgunaan narkotika, obat-obatan terlarang.

f. PMR:mengembangkan kepalangmerahan kepada siswa,
mendidik kepedulian aktif dengan memberikan kegiatankegiatan: siaga bencana, pertolongan pertama, kesehatan
remaja, donor darah.
g. Revitalisasi GUGUS SEKOLAH: 1)wadah sekelompok
guru mapel dari wilayah tertentu untuk meningkatkan
mutu PBM & pengembangan profesi; 2) di SD-KKG, di SMP
& SMA-MGMP, di SMK-Musyawarah Guru Mata Diklat
(MGMD) yang memiliki peran penting di sekolah

# KEGIATAN KESEHARIAN DI
RUMAH DAN MASYARAKAT

Pendidikan Komprehensif:
Ilmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, Inovatif

–s
tr
en
gt
he
ni
n

g

SMA

ex
pl

or
in

g

SMP

PAUD
/SD

po
w
er
in

Pendidikan
AKADEMIK
DSB

m

in
te
gr
as
i&

pe
m

PT

-e

bi
as
aa
n

g

“…pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya
budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Bagianbagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup
anak-anak kita..” (Ki Hajar Dewantoro)

Pendidikan
KARAKTER
33

REVITALISASI KURRIKULUM
DOMAIN

SD

SMP

SMA-SMK

Menerima + Menanggapi + Menghargai + Menghayati +
Mengamalkan

SIKAP

KETERAMP
ILAN

PENGETAH
UAN

PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN
BERTANGGUNG JAWAB DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF
DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN
PERADABANNYA

Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji +
Menalar + Mencipta
PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG
EFEKTIF DAN KREATIF DALAM RANAH ABSTRAK DAN KONKRET

Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa +
Mengevaluasi
PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI,
SENI, BUDAYA YANG BERWAWASAN KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN,
KENEGARAAN, DAN PERADABAN

Gradasi antar Satuan Pendidikan memperhatikan;
1. Perkembangan psikologis anak
2. Lingkup dan kedalaman materi
3. Kesinambungan
4. Fungsi satuan pendidikan
5. Lingkungan

34

Sekian & Terima Kasih