PROFIL IBU HAMIL RISIKO TINGGI BERDASARK (1)

PROFIL IBU HAMIL RISIKO TINGGI BERDASARKAN UMUR DAN PARITAS
Dewi Okta Kurniawwati*, Sugiarti*, Arimina Hartati Pontoh*
*Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya
Email : admin@akbid-griyahusada.ac.id

ABSTRAK
Pendahuluan : Ibu hamil risiko tinggi adalah ibu hamil dengan keadaan tidak normal yang
menyebabkan kesakitan dan kematian bagi ibu maupun bayi. Angka kejadian kehamilan
resiko tinggi di BPS Affah pada tahun 2012-2013 mengalami peningkatan sebesar 6,1%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran ibu hamil risiko tinggi berdasarkan
umur dan paritas di BPS Affah Surabaya. Metode : Desain penelitian adalah desain deskriptif.
Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil di BPS Affah Surabaya, pengambilan sampel
secara non probability sampling dengan teknik sampel jenuh diperoleh 254 orang,
menggunakan data sekunder kemudian dilakukan tabulasi frekuensi dan tabulasi silang. Hasil
: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian kehamilan resiko tinggi dapat dipengaruhi
oleh umur dan paritas. Berdasarkan uji tabulasi silang didapatkan ibu dengan kehamilan resti
mayoritas berumur ≥ 35 tahun dan terjadi pada grandemultipara. Diskusi : Diharapkan ibu
hamil melakukan pemeriksaan Antenatal Care secara rutin
Kata Kunci : resti, umur, paritas
PENDAHULUAN
Ibu hamil risiko tinggi/komplikasi adalah

ibu hamil dengan keadaan penyimpangan dari
normal yang secara langsung menyebabkan
kesakitan dan kematian bagi ibu maupun
bayinya (Profi Kesehatan jatim, 2011).
Berdasarkan data Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia(SDKI) tahun 2012
menyebutkan bahwa AKI di Indonesia sebesar
359 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan
di Jawa Timur, capaian Angka Kematian Ibu
(AKI) pada tahun 2012 mencapai 97,43 per
100.000 KH. Tingginya AKI di Jawa Timur
tidak hanya karena sebab kesehatan tetapi
lebih terkait sosial ekonomi masyarakat.
Dilihat dari penyebab kematian ibu tahun
2010-2012, terjadi peningkatan pada faktor
Pre Eklamsia/Eklamsia (PE/E) dan faktor
lain-lain, sedangkan faktor pendarahan dan
infeksi mengalami penurunan tiap tahun.
Faktor jantung mengalami kenaikan pada
tahun 2011, tetapi pada tahun 2012

mengalami penurunan (Profil Kesehatan
Jatim, 2012)
Faktor-faktor penyebab terjadinya faktor
resiko pada ibu hamil menurut Rochjati. P
(2003) meliputi: umur ibu yang tergolong
risiko tinggi ≤ 20 tahun dan ≥ 35 tahun,
paritas yang termasuk risiko tinggi adalah ibu
yang pernah hamil atau melahirkan anak 4

kali atau lebih , jarak anak yang tergolong
risiko tinggi ≤ 2 tahun dan , tinggi badan yang
termasuk risiko tinggi 145 cm atau kurang ,
yang tergolong risiko tinggi berdasarkan
riwayat obstetrik jelek meliputi persalinan
yang lalu dengan tindakan, bekas operasi
caesarea , penyakit ibu, pre-eklamsi ringan,
hamil kembar, hidramnion/ hamil kembar air,
janin mati dalam kandungan, hamil lebih
bulan, kelainan letak, perdarahan antepartum,
dan pre-eklamsi berat / eklamsi.

Dampak yang dapat terjadi pada ibu
hamil risiko tinggi yaitu keguguran,
persalinan prematur, mudah terjadi infeksi,
anemia pada kehamilan, gestosis, serta
kematian ibu yang tinggi (Saifuddin, 2005).
Upaya yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya kehamilan risiko tinggi adalah
dengan meningkatkan cakupan pelayanan
antenatal, kemudian kepada semua ibu hamil
diberikan perawatan dan skrining antenatal
untuk deteksi dini secara pro-aktif, yaitu
mengenal masalah yang perlu diwaspadai dan
menemukan secara dini adanya tanda bahaya
dan
faktor
risiko
pada
kehamilan,
meningkatkan kualitas pelayanan sesuai
dengan kondisi dan faktor risiko yang ada

pada ibu hamil, serta meningkatkan akses
rujukan yaitu dengan pemanfaatan sarana dan
fasilitas pelayanan kesehatan ibu sesuai

dengan faktor risikonya melalui rujukan
terencana bagi ibu / janin risiko tinggi masih
sehat , ibu ada gawat darurat obstetrik
misalnya eklamsi dan ibu dengan komplikasi
obstetrik dini (Rochjati, 2003).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif
yang
bertujuan
untuk
mendeskripsikan (memaparkan) peristiwaperistiwa penting yang terjadi pada masa kini.
Deskripsi peristiwa ini dilakukan secara
sistematis dan lebih menekankan pada data
faktual dari pada penyimpulan. Penelitian
tidak mencoba menganalisis bagaimana dan

mengapa
fenomena
tersebut
terjadi
(Nursalam, 2001). Dalam hal ini, akan
menggambarkan ibu hamil resiko tinggi
berdasarkan umur dan paritas.
Penelitian ini dilakukan terhitung dari
bulan maret-april 2014 bertempat di BPS
Affah Surabaya. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh ibu hamil yang datang di BPS
Affah Surabaya Periode Januari – April tahun
2014. Besar sampel sebanyak 254 orang,
menggunakan
teknik
sampling
Non
Probability sampling dengan teknik sampling
jenuh. Dan variabel dalam penelitian ini
adalah ibu hamil risiko tinggi umur dan

paritas.
Pengambilan data didapat dari data
sekunder yaitu kohort ibu hamil dan Kartu
Skor Poedji Rochjati. Data yang diperoleh
kemudian di tabulasi dan dianalisis dengan
membuat tabulasi frekuensi dan tabulasi
silang.
HASIL DAN PENELITIAN
Distribusi ibu hamil yang berkunjung
di BPS Affah Surabaya berdasarkan usia
adalah sebagian besar berusia 20-34 tahun
sebanyak 132 orang dan yang berdasarkan
paritas adalah mayoritas paritas ibu hamil di
BPS Affah Surabaya adalah multigravida
sebanyak 127 ibu. Kejadian kehamilan resiko
tinggi pada ibu hamil di BPS Afah adalah
sebanyak 102 ibu hamil.
Berdasarkan Tabel 1. hasil analisis
tabulasi silang antara umur ibu hamil dengan
kehamilan resiko tinggi menunjukkan bahwa

mayoritas umur ibu dengan kehamilan risiko
tinggi di BPS Affah Surabaya yaitu umur ibu
≥ 35 tahun sebesar 45%.

Tabel 1 Tabulasi Silang antara Umur Ibu
Hamil dengan Kehamilan Risiko
Tinggi di BPS Affah Surabaya
periode Januari – April 2014.
Kehamilan Risiko
Tinggi
To
Umur
Ya
Tidak
%
tal
Jum
Jum
%
%

lah
lah
1
61,
<
20
28
38,
44
72 0
11
0
tahun
89
1
60, 14
0
20-34
56
39,

86
56
2
0
tahun
44
1

35
18
22
55 40 0
0
45
tahun
1
25
102
152
0

4
0
Jumlah
Sumber:Data Sekunder Yang Diolah Oleh Peneliti.
Sedangkan hasil tabulasi silang antara
ibu dengan kehamilan risiko tinggi dapat
dilihat pada tabel 2. dibawah ini.
Tabel 2. Tabulasi Silang antara Paritas ibu
dengan Kehamilan Risiko Tinggi
di BPS Affah Surabaya periode
Januari – April 2014
Parita Kehamilan resiko Tot
%
s
tinggi
al
Risiko
Tidak
tinggi
risiko

tinggi
∑ % ∑ %
Primi 4 40
6 60
100 100
gravid 0
0
a
Multi 5 40, 7 59, 127 100
gravid 1 16
6 84
a
Grand 1 40, 1 59, 27
100
emulti 1 74
6 26
gravid
a
Jumla 1
1
254 100
h
0
5
2
2
Sumber: Data Sekunder
Peneliti

Yang Diolah Oleh

Berdasarkan tabel 2.
menunjukkan
bahwa sebagian besar paritas ibu dengan

kehamilan risiko tinggi di BPS Affah
Surabaya terjadi pada grandemultigravida
sebesar 40,74%.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ibu hamil yang periksa di
BPS Affah adalah sebagian besar berusia 2034 tahun. Menurut Rochjati (2003), umur 2034 tahun selain dikatakan usia reproduktif
baik dari segi fisik maupun dari segi
psikologis serta dijumpai adanya kematangan
dalam berfikir dan mengambil suatu
keputusan, hal ini disebabkan karena adanya
kemampuan untuk menyesuaikan diri
terhadap perubahan dan masalah kehidupan.
Selain itu mengontrol emosi dalam
mengambil suatu keputusan.
Hasil penelitian paritas ibu hamil yang
periksa di BPS Affah separuhnya adalah
multigravida. Pada wanita multigravida,
pengalaman di kehamilan masa lalu membuat
ibu
lebih
intensif
dalam
menjaga
kehamilannya saat ini, agar kejadian kejadian
yang tidak normal pada kehamilan masa lalu
tidak terjadi lagi di kehamilan yang sekarang,
sedangkan pada ibu primigravida, ibu lebih
bersikap acuh karena kurangnya informasi
dan pengetahuan mengenai perawatan selama
kehamilan (Antie, 2010).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
jumlah ibu hamil beresiko tinggi di BPS
Affah masih diatas angka toleransi dari dinas
kesehatan yaitu sebesar 20%. Oleh karena itu,
masalah kejadian kehamilan risiko tinggi
sangat perlu diperhatikan karena akan
berdampak pada mortalitas ibu. Semakin
tinggi kejadian kehamilan risiko tinggi maka
semakin tinggi pula morbiditas dan
mortalistas ibu. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kehamilan risiko tinggi yaitu :
umur, paritas, riwayat obstetrik jelek,
kehamilan dengan kelainan letak, penyakit ibu
yang mempengaruhi kehamilan, persalinan
yang lalu dengan tindakan, jarak kelahiran
anak, tinggi badan ≤ 145 cm (Rochjati, 2003).
Pada hasil tabulasi silang ibu hamil
resiko tingggi dan umur ibu didapatkan
sebagian besar berumur ≥ 35 tahun. Menurut
Rochjati (2003), umur ≥ 35 tahun pada usia
tersebut mudah terjadi penyakit pada ibu
(anemia, malaria, tuberkulosa jantung, payah
jantung, diabetes mellitus, HIV/AIDS,
toksoplasmosis, dan pre-eklamsi ringan) dan
terjadi penurunan dari organ reproduksi.

Selain terjadi perubahan pada alat-alat
kandungan kemungkinan ibu dengan umur ≥
35 tahun sudah pernah mengalami riwayat
obstetrik jelek seperti persalinan dengan SC,
kelainan letak, usia anak terkecil ≤ 2 tahun,
lama kawin, usia ibu tua, dan riwayat
penyakit. Umur ≥ 35 tahun dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan selain itu
ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya perdarahan diantaranya riwayat
penyakit ibu (anemia), persalinan dengan SC,
pre-eklamsi ringan, kelainan letak, dan jarak
kelahiran yang terlalu dekat dan terlalu lama,
sehingga ibu hamil yang berumur ≥ 35 tahun
masuk dalam kriteria risiko tinggi.Saat ini ibu
hamil lebih sering terjadi pada umur < 20
tahun. Sedangkan menurut Manuaba IBG
(2001) umur < 19 tahun dikatakan umur yang
risiko tinggi, jadi umur < 20 tahun termasuk
dalam kehamilan risiko tinggi karena
pertumbuhan organ reproduksinya belum
maksimal dan dari segi psikologis mental ibu
masih belum cukup dewasa terutama dalam
menyikapi suatu masalah dan dianggap
kurang bijak dalam mengambil suatu
keputusan karena tingkat emosi yang masih
labil.
Hasil analisis tabulasi silang antara
kehamilan resiko tinggi dengan paritas
menunjukkan bahwa mayoritas terjadi pada
grandemultipara. Menurut Rochjati (2003)
pada grandemultigravida mempunyai risiko
lebih besar dibandingkan pada primigravida
karena semakin tinggi paritas ibu atau
melahirkan anak 4 kali / lebih,. Bahaya pada
kehamilan grandemultigravida yaitu anemia,
kekurangan gizi, kekendoran pada dinding
perut.,sehingga keadaan tersebut dapat
menyebabkan otot rahim melemah dan
mengakibatkan kontraksi uterus lemah dan
menyebabkan
terjadi perdarahan saat
persalinan maupun setelah persalinan.
Adapun dampak yang dapat ditimbulkan
oleh kehamilan risiko tinggi yaitu bisa terjadi
keguguran, persalinan prematur, BBLR dan
kelainan bawaan, mudah terjadi infeksi,
anemia kehamilan, keracunan kehamilan, dan
kematian ibu yang tinggi (Saifuddin AB.
2005).
Sebagai tenaga kesehatan, upaya yang
dilakukan untuk mencegah terjadinya
kehamilan risiko tinggi dengan segala dampak
yang mungkin terjadi adalah dengan

memberikan KIE pada ibu bahwa umur yang
paling aman untuk reproduksi yaitu umur 20 34 tahun, dimana organ-organ reproduksi
sudah matang dan siap menerima kehamilan
dan persalinan serta memberikan KIE pada
ibu mengenai keluarga berencana sehingga
ibu dapat mengatur jarak kehamilan. Hal ini
untuk menambah pengetahuan ibu dan untuk
mendeteksi secara dini apabila terjadi
komplikasi dan apabila terdapat faktor-faktor
yang dapat menyebabkan risiko tinggi pada
ibu hamil ataupun mempunyai riwayat
obstertik jelek maka bisa diantisipasi atau
dilakukan rujukan ke fasilitas yang memadai.

Antie, 2010. Ibu Hamil dan Paritas. Tersedia
di:
http://antiealia.blogspot.com/2010/01.
diakses
pada 13-8-2014 pada jam 13.34.)
Beritajatim, 2013. Angka Kematian Ibu
Melahirkan Turun. Tersedia di:
http://beritajatim.com/government_new
s/163183/Angka_Kematian_Ibu_Melah
irkan_Turun.html#.U1CxTFdMmQc
[18 april 2014]
BKKBN, 2013. AKI Tinggi, Menkes Tak Puas
Hasil SDKI 2012. Tersedia di:
http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.asp
x?BeritaID=900 [ diakses 3 juli 2014]
BKKBN, 2013. AKI Tinggi, Menkes Tak Puas
Hasil SDKI 2012. Tersedia di :
http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.asp
x?BeritaID=900 [ diakses 3 juli 2014 ]

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Terdapat pengaruh umur terhadap
kejadian kehamilan resiko tinggi, karena umur
yang ekstrem memungkinkan terjadinya Bobak, L., 2004. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Jakarta: EGC
penurunan dari fungsi organ reproduksi.
Sedangkan paritas juga menjadi faktor Didik, B., 2005. Dasar – Dasar Metodologi
Penelitian.
Surabaya:
Puslitbang
penyebab terjadinya kehamilan resiko tinggi.
Yantekkes.
Semakin tinggi paritas ibu, maka kehamilan
semakin beresiko. Hal ini disebabkan karena Dinkes ,2011. Profil Kesehatan Provinsi
Jawa Timur Tahun 2011. Tersedia di:
lemahnya otot rahim pada ibu berusia ekstrem
Http://Www.Depkes.Go.Id/Downloads/
dapat mengakibatkan terjadinya perdarahan
PROFIL_KES_PROVINSI_2011/15_P
saat persalinan maupun setelah persalinan.
rofil_Kes.Prov.Jawatimur_2011.Pdf
Saran
[diakses 11 april 2014]
Kejadian kehamilan resiko tinggi dapat
dicegah dengan meningkatkan cakupan Dorland, W.A.N., 2002. Kamus Kedokteran
Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC
pelayanan antenatal, kemudian kepada semua
ibu hamil diberikan perawatan dan skrining Jannah, Nurul., 2012. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan – Kehamilan. Yogyakarta:
antenatal untuk deteksi dini secara pro-aktif,
Andi
yaitu mengenal masalah yang perlu
Lily, Yuliakhah,. 2008. Kehamilan.
diwaspadai dan menemukan secara dini
Jakarta: EGC
adanya tanda bahaya dan faktor risiko pada
kehamilan, meningkatkan kualitas pelayanan Manuaba, I.A.C., 2010. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta:
sesuai dengan kondisi dan faktor risiko yang
EGC
ada pada ibu hamil, serta meningkatkan akses
rujukan yaitu dengan pemanfaatan sarana dan Manuaba, I.B.G., 2001. Kapita Selekta
Penatalaksanaan
Rutin
Obstetric
fasilitas pelayanan kesehatan ibu sesuai
Ginekologi Dan KB. Jakarta: EGC
dengan faktor risikonya melalui rujukan
terencana bagi ibu / janin risiko tinggi masih Notoatmodjo, S., 2002. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Cetakan Kedua. Jakarta:
sehat , ibu ada gawat darurat obstetrik
Rineka Cipta.
misalnya eklamsi dan ibu dengan komplikasi
Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan
obstetrik dini
Masyarakat. Cetakan Kedua. Jakarta:
Rineka Cipta.
KEPUSTAKAAN
Alimul, A., 2010. Metode Penelitian Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Cetakan Pertama. Jakarta:
Kebidanan dan teknik Analisis Data .
Rineka Cipta.
Jakarta : Salemba medika.

Nursalam, S.P., 2001. Pendekatan Praktis
Metodologi
Riset
Keperawatan.
Cetakan Pertama. Jakarta:Info Medika.
Nursalam.
2013.
Metodologi
Ilmu
Keperawatan Pendekatan Praktis. Edisi
3. Jakarta: Salemba Medika.
Rochjati, P., 2003. Skrining Antenatal Pada
Ibu Hamil. Surabaya: FK UNAIR
Saifuddin, A.B., 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi
3. Cetakan 7. Jakarta: YBP-SP
Saifuddin, A.B., 2006. Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta: YBPSP
Saifuddin, A.B., 2009. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: YBP-SP
Sulistyawati, A., 2011. Asuhan Kebidanan
Pada Masa Kehamilam. Jakarta:
Salemba Medika.
Tasroh, 2013. Data Angka Kematian Ibu
Hamil Menurut WHO. Tersedia di:
http://harianpelita.pelitaonline.com/cetak/2013/09/3
0/data-angka-kematian-ibu-hamilmenurut-who#.U1FYnFdMmQc
[diakses 18 april 2014]