Hubungan Film di Timur Matahari Dengan K

Nama : Brigita Aurelia br Tarigan
NIM

: J3W117013

PK

:Teknologi Produksi dan Pengembangan Masyarakat Pertanian (PPP)

Hubungan Film “di Timur Matahari” Dengan Kondisi Indonesia Saat Ini



DARI SEGI PENDIDIKAN

Menurut pandangan saya pendidikan di pulau papua yang disebelah timur indonesia sangat berbeda
dengan pendidikan disebelah barat indonesia ini. Di papua pendidikan masih sangat kurang bahkan
guru pun tidak ada. Dan dalam film itu menceritakan bahwa anak-anak yang berada di pedalaman
papua yang haus akan pendidikan,buta akan huruf,namun mereka memiliki tekad yang besar untuk
memperoleh pendidikan sehingga setiap pagi mereka selalu datang ke sekolah dengan harapan
kehadiran seorang guru yang akan mengajari dan membimbing mereka. Namun, semuanya sia-sia

selama 6 bulan tidak seorang guru pun hadir untuk mengajari mereka. Jarang ada guru atau relawan
yang datang kesana di karenakan fasilitas yang kurang memadai seperti listrik,sinyal dan lain-lain.
Tetapi karena kobaran semangat mereka tetap berharap datangnya seorang guru yang mengajar
mereka. Di selang waktu kosong mereka selalu mengisi dengan kegiatan seperti menyayikan “hymne
guru” atau bermain bola di dalam ruangan sambil bernyanyi.
Berbeda dengan anak zaman sekarang,menurut pandangan saya,bahwa semangat orang papua tersebut
tidak di miliki anak-anak di daerah sebelah barat indonesia.walaupun guru tersedia dan bahan
pembelajaran lainnya pun ada tetapi semangat anak-anak zaman sekarang sangat memprihatinkan



DARI SEGI SOSIAL dan BUDAYA

Menurut pandangan saya di film “di Timur Matahari” memiliki hidup sosial yang baik. Dimana
disetiap bertemu satu sama lain saling sapa menyapa dan rasa bersosial mereka juga terlihat disaat
ayah Mazmur meninggal dunia semua warga ikut bersosialisasi dan pada saat Michele saudaranya
datang dari Jakarta warga bekerja sama unntuk membantu michele dan istrinya untuk memperbaiki
rumah yang akan mereka tempati beberapa waktu selama mereka tinggal di pedalaman Papua.

Bukan hanya itu saja, saat Vina dan Michele hendak berbelanja masakan dirumah tanpa sungkan

masyarakat membantu mereka.
Kehidupan sosial mereka dapat juga dilihat ketika Michele dan Vina akan balik ke Jakarta warga
setempat juga menyumbangkan hati, fikiran,dan waktu untuk mengantar meeka.
Namun ada perbedaan dengan rakyat zaman sekarang,kita bahkan sering menganggap siapa kamu
pada teman di wilayah kita. Rasa bersosial mulai pudar dari hati nurani kita. Bahkan walaupun ada
orang yang membutuhkan pertolongan disekitar kita,hanya sebagian orang saja yang dengan ringan
tangan yang akan menolong.
Rasa sosial di rakyat Papua juga dapat menjadi pelajaran untuk kehidupan kita sehari-hari



DARI SEGI EKONOMI

Kehidupan di papua sangat memprihatinkan sekali bagaimana tidak harga barang belanjaan untuk
memenuhi kebutuhan pokok sangatlah mahal. Hal ini dapat dilihat pada saat saudara saudaranya ayah
mazmur datang dari Jakarta dan ingin membeli beras dan minyak goreng. Nama istri nya adalah Vina,
ya saat hendak ingin membayar ke pedagang dia bertanya “berapa semuanya mbak?” si pedagang
menjawabnya dan vina terkejut mendengar harga yang diminta oleh si pedagang yang ada di Papua.
Dan bukan hanya dalam kebutuhan pokok saja,ternyata di papua listrik juga belum ada. Padahal
apabila di logikan listrik sangat lah penting bagi kehidupan sehari hari. Yaa seperti menyetrika

pakaian dan dalam proses pembelajaran tentunya. Setiap malamnya masyarakat di daerah tersebut
hanya di terangi oleh lilin-lilin kecil. Sungguh malang sekali kehidupan mereka.
Hal ini berbanding terbalik dengan pulau yang berada di sebelah barat Indonesia ini khususnya Jawa
dan Sumatera.untuk memperoleh bahan pokok sangatlah mudah dan untuk aliran listrik semua
wilayah sudah dialiri dengan listrik.
Sehingga aktivitas tidak terlalu susah untuk dilaksanakan. Jadi,dapat disimpulkan bahwa hidup di
sebelah barat jauh lebih baik dan menyenangkan di bandingkan disebelah timur.



DARI SEGI KESEHATAN

Dalam film “di Timur Matahari” tampak bahwa kehidupan disana sangatlah susah apalagi di bidang
kesehatan. Dimana didaerah mereka belum ada rumah klinik apalagi rumah sakit. Yang membantu
meeka hanyalah seorang dokter wanita yang selalu sabar berkeliling kampung untuk memeriksa
warga-warga setempat yang sedang sakit. Walaupun keterbatasan obat. Bagaimana tidak kekurangan
obat?..
Jalan raya pun tidak ada untuk dan untuk berbelanja obat pun harus menyebrangi beberapa jembatan.
Namun,walaupun demikian semangat dan gigih seorang dokter itu tidak pernah pudar untuk
membantu masyarakat.

Berbeda dengan Jawa, Sumatera ,Sulawesi ,dan Kalimantan rumah sakit sudah tersedia di berbagai
daerah dan bahkan puskesmas dan klinik juga sudah ada walaupun d desa-desa terpencil sekalipun.
Dan apabila kita sakit tidak perlu susah payah untuk berobat. Berbeda dengan mereka yang berada di
Papua .
Intinya, kesehatan di Papua sangat lah susah dan minim di bandingkan dengan