Negara terhadap kejahatan teroisme yang

NEGARA DAN INSTITUSI POLITIK

DEKRIS PRATAMA
1301120520
International Relations, Faculty of Social and Political Science,
Riau University
Bina Widya Campus Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28293
Telp : (0761) 63266, Fax : (0761) 63279, 65593
Email : dekrispratamaID@gmail.com
CP : 085767575052

Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik
politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang
berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki
suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut,
dan berdiri secara independent.
A. Teori terbentuknya Negara
a)

Teori hukum alam. Pemikiran pada masa plato dan aristoteles kondisi alam


tumbuhnya manusia berkembangnya
b) Teori ketuhanan (islam + Kristen) segala sesuatu adalah ciptaan tuhan.
c) Teori perjanjian. Manusia menghadapi kondisi alam dan timbullah kekerasan.
Manusia akan musnah bila ia tidak mengubah cara-caranya. Manusia pun bersatu
utk mengatasi tantangan dan menggunakan persatuan dlm gerak tunggal utk
kebutuhan bersama. Proses terbentuknya Negara di zaman modern. Proses
tersebut dapat berupa penaklukan, peleburan, pemisahan diri, dan pendudukan
atas Negara atau wilayah yg blm ada pemerintahan sebelumnya.
B. Unsur-Unsur Negara
Sebagai sebuah organisasi, negara memiliki unsur-unsur yang tidak
dimiliki oleh organisasi apapun yang ada di dalam masyarakat. Secara umum,
unsur negara ada yang bersifat konstitutif dan ada pula yang bersifat deklaratif.

Unsur konstitutif maksudnya unsur yang mutlak atau harus ada di dalam suatu
negara. Sedangkan unsur deklaratif hanya menerangkan adanya negara.
Adapun unsur-unsur negara yang bersifat konstitutif adalah harus ada rakyat,
wilayah tertentu, dan pemertintahan yang berdaulat. Ketiga unsur tersebut bersifat
konstitutif karena merupakan syarat mutlak bagi terbentuknya negara. Apabila
salah satu unsur tersebut tidak ada atau tidak lengkap, maka tidak bisa disebut
sebagai negara.

Di samping itu, terdapat pula unsur deklaratif, yakni harus ada pengakuan
dari negara lain. Unsur deklaratif ini sangatlah penting karena pengakuan dari
negara lain merupakan sebagai wujud kepercayaan negara lain untuk mengadakan
hubungan, baik hubungan bilateral maupun multilateral.
1. Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu negara. Tanpa
rakyat, mustahil negara akan terbentuk. Leacock mengatakan bahwa, “Negara
tidak akan berdiri tanpa adanya sekelompok orang yang mendiami bumi ini.”. Hal
ini menimbulkan pertanyaan, berapakah jumlah penduduk untuk membentuk
sebuah negara? Plato mengatakan bahwa untuk membentuk sebuah negara,
wilayah tersebut membutuhkan 5040 penduduk. Pendapat ini tentu saja tidak
berlaku di zaman modern ini, lihat saja populasi negara India, Amerika Serikat,
Cina, Rusia, dimana negara tersebut memiliki ratusan juta penduduk.
Rakyat terdiri dari penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah
semua orang yang bertujuan menetap dalam wilayah suatu negara tertentu.
Mereka yang ada dalam wilayah suatu negara tetapi tidak bertujuan menetap,
tidak dapat disebut penduduk. Misalnya, orang yang berkunjung untuk wisata.
Penduduk suatu negara dapat dibedakan menjadi warga negara dan bukan warga
negara. Warga negara adalah mereka yang menurut hukum menjadi warga dari
suatu negara, sedangkan yang tidak termasuk warga negara adalah orang asing

atau disebut juga warna negara asing (WNA).

2. Wilayah
Wilayah merupakan unsur kedua, karena dengan adanya wilayah yang
didiami oleh manusia, maka negara akan terbentuk. Jika wilayah tersebut tidak
ditempati secara permanen oleh manusia, maka mustahil untuk membentuk suatu
negara. Bangsa Yahudi misalnya, dimana mereka tidak mendiami suatu tempat
secara permanen. Alhasil mereka tidak memiliki tanah yang jelas untuk didiami,
tapi dengan kepintaran PBB, diberikanlah Israel sebagai negara bagian agar
mereka merasa memiliki tanah.
Wilayah adalah batas wilayah di mana kekuasaan negara itu berlaku.
Wilayah suatu negara meliputi sebagai berikut:
a)

Wilayah daratan, yakni meliputi seluruh wilayah aratan dengan batas-batas

tertentu dengan negara lain.
b)

Wilayah lautan, yakni meliputi seluruh perairan wilayah laut dengan batas-


batas yang ditentukan menurut hukum internasional.
Batas-natas wilayah laut adalah sebagai berikut:
I. Batas laut teritorial, ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar
ke arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan,
sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik
sama jauh dari garis masing-masing negara tersebut. Laut yang terletak antara
garis dengan garis batas teritorial disebut laut teritorial. Laut yang terletak di
sebelah dalam garis dasar disebut laut internal.
II. Batas zona bersebelahan, ditentukan sejauh 12 mil laut di luar batas laut
teritorial, atau 24 mil laut jika diukur dari garis lurus yang ditarik dari pantai titik
terluar.
III. Batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) adalah laut yang diukur dari garis lurus
yang ditarik dari pantai titik terluar sejauh 200 mil laut. Di dalam wilayah ini,
negara yang bersangkutan memiliki hak untuk mengelola dan memanfaatkan
kekayaan yang ada di dalamnya. Namun, wilayah ini bebas untuk dilayari oleh
kapal-kapal asing yang sekedar lewat saja.

IV. Batas landas benua adalah wilayah lautan suatu negara yang batasnya lebih
dari 200 mil laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan

kontinen, maka batas negara tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masingmasing negara. Dalam wilayah laut ini negara yang bersangkutan dapat mengelola
dan memanfaatkan wilayah laut tetapi wajib membagi keuntungan dengan
masyarakat internasional.
C. Wilayah udara atau dirgantara, yakni meliputi wilayah di atas daratan dan
lautan negara yang bersangkutan.
C. Pemerintahan yang Berdaulat
Pemerintahan yang berdaulat adalah pemerintah yang mempunyai
kekuasaan baik ke dalam maupun ke luar untuk menjalankan tugas dan
wewenangnya mengatur ekonomi, sosial, dan politik suatu negara atau bagianbagiannya sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan. Pemerintah sangat
diperlukan dalam berdirinya suatu negara, tidak mungkin jika negara muncul
tanpa kemudian diikuti oleh berdirinya pemerintah. Sistem pemerintahan setiap
negara berbeda-beda. Adapun pengelompokan sistem pemerintahan tersebut,
yaitu:
a. Sistem Pemerintahan Parlementer
Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen
memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki
wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat
menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak
percaya. Berbeda dengan sistem presidensiil, di mana sistem parlemen dapat
memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang

terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap
jalannya pemerintahan, namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi
simbol kepala negara saja.

b. Sistem Pemerintahan Presidensiil
Dalam sistem presidensil ini, presiden memiliki kekuasaan yang kuat
karena selain sebagai kepala negara, juga sebagai kepala pemerintahan yang
mengetuai kabinet (Dewan Menteri). Salah satu contoh negara yang menggunakan
sistem pemerintahan ini dalaha Amerika Serikat, dimana menteri-menteri
bertanggung jawab kepada presiden, karena presiden sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan.
Untuk mengimbangi kekuasaan pemerintahan maka lembaga parlemen
(legeslatif) benar-benar diberi hak protes seperti hak untuk menolak, baik
perjanjian maupun pernyataan perang terhadap negara lain.
Ciri-ciri pemerintahan presidensiil yaitu:
• Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala
negara.
• Kekuasan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih
langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
• Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan

memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan nondepartemen.
• Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasan eksekutif presiden
bukan kepada kekuasaan legislatif.
• Presiden tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
c.

Sistem Pemerintahan Campuran
Sistem pemerintahan ini, selain memiliki presiden sebagai kepala negara,

juga memiliki perdana menteri sebagai kepala pemerintahan untuk memimpin
kabinet yang bertanggung jawab kepada parlemen. Presiden tidak diberi posisi
dominan dalam sistem pemerintahan.
d. Sistem Pemerintahan Proletariat
Dalam sistem ini, usaha pertama pemerintah sebenarnya juga ditujukan
untuk kepentingan rakyat banyak (kaum proletar), rakyat banyak tersebut
kemudian dihimpun dalam suatu organisasi kepartaian tunggal (tani, buruh,

pemuda, dan wanita) yang akhirnya menjadi dominasi partai tunggal. Partai
tunggal tersebut adalah partai komunis.
D. Pengakuan dari Negara Lain

Pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara yang baru berdiri
bukanlah merupakan suatu faktor mutlak atau unsur pembentuk negara baru,
namun lebih merupakan menerangkan atau menyatakan telah lahirnya suatu
negara baru. Kita ambil contoh, Negara Indonesia merdeka pada tanggal 17
Agustus 1945 baru diakui oleh Belanda pada tahun 27 Desember 1949.
Pengakuan dari negara lain merupakan modal dasar bagi suatu negara yang
bersangkutan untuk diakui sebagai negara yang merdeka dan mandiri. Pengakuan
suatu negara dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pengakuan secara de facto
dan pengakuan secara de jure.
a. Pengakuan Secara de Facto
Pengakuan secara defacto adalah pengakuan tentang kenyataan adanya
suatu negara yang dapat mengadakan hubungan dengan negara lain yang
mengakuinya. Pengakuan de facto diberikan kalau suatu negara baru sudah
memenuhi unsur konstitutif. Pengakuan de facto menurut sifatnya dapat dibagi
menjadi dua, yatiu:
• Pengakuan de facto yang bersifat tetap. Artinya, pengakuan dari negara lain
terhadap suatu negara hanya menimbulkan hubungan di lapangan perdagangan
dan ekonomi (konsul). Sedangkan untuk tingkat duta belum dapat dilaksanakan.
• Pengakuan de facto bersifat sementara. Artinya, pengakuan yang diberikan oleh
negara lain dengan tidak melihat jauh pada hari ke depan, apakah negara itu akan

mati atau akan jalan terus. Apabila negara baru tersebut jatuh atau hancur, maka
negara lain akan menarik kembali pengakuannya.
b.

Pengakuan Secara de Jure
Pengakuan secara de jure adalah pengakuan secara resmi berdasarkan

hukum oleh negara lain dengan segala konsekuensinya.
Menurut sifatnya, pengakuan secara de jure dapat dibedakan sebagai berikut:

• Pengakuan de jure bersifat tetap. Artinya, pengakuan dari negara lain berlaku
untuk selama-lamanya setelah melihat kenyataan bahwa negara baru dalam
beberapa waktu lamanya menunjukkan pemerintahan yang stabil.
• Pengakuan de jure bersifat penuh. Artinya terjadi hubungan antara negara yang
mengakui dan diakui, yang meliputi hubungan dagang, ekonomi dan diplomatik.
Dalam kenyataannya, setiap negara mempunyai pandangan yang berbeda
mengenai pengakuan de facto dan de jure. Misalnya, negara Indonesia tetap
memandang pengakuan dari negara lain hanya merupakan unsur deklaratif. Oleh
sebab itu, meskipun Negara Republik Indonesia belum ada yang mengakui pada
saat lahirnya, Indonesia tetap berdiri sebagai negara baru dengan hak dan martabat

yang sama dengan negara lain. Negara Indonesia merdeka pada tanggal 17
Agustus 1945 dan baru diakui oleh negara lain beberapa tahun kemudian (Mesir
tahun 1947, Belanda tahun 1949, PBB tahun 1950).
Tipe negara dibagi menjadi dua golongan, yaitu tipe negara menurut
sejarahnya dan tipe negara ditinjau dari sisi hukum. Tipe negara menurut
sejarahnya, dibagi menjadi berikut ini.
1. Tipe negara Timur Purba.
2. Tipe negara Yunani Kuno/Purba.
3. Tipe negara Romawi Kuno/Purba.
4. Tipe negara abad pertengahan.
5. Tipe negara modern.
Sedangkan tipe negara ditinjau dari sisi hukum dibedakan menjadi berikut ini:
1. Tipe negara Polisi (Polizei Staat)
2. Tipe negara hukum, yang dibagi 3 macam, yaitu sebagai berikut.


Tipe negara hukum liberal.




Tipe negara hukum formil.



Tipe negara hukum materiel.

3. Tipe negara Kemakmuran
Indahnya dunia ketika kita dapat saling berbagi.

E. Pemerintah Dan Pemerintahan
Pemerintah, secara awam pemerintah bisa kita artikan sebagai orang atau
sekelompok orang yang memiliki kekuasaan untuk memerintah, atau lebih simpel
lagi adalah orang atau sekelompok orang yang memberikan perintah. Namun
secara keilmuan, Pemerintah diartikan dalam beberapa definisi, antara lain ada
yang mendefinisikan sebagai lembaga atau badan public yang mempunyai fungsi
dan tujuan Negara, ada pula yang mendefinisikan sebagai sekumpulan orangorang yang mengelola kewenangan-kewenangan, melaksanakan kepemimpinan
dan koordinasi pemerintahan serta pembangunan masyarakat dari lembagalembaga dimana mereka ditempatkan.
Dalam ilmu pemerintahan dikenal adanya dua definisi pemerintah yakni dalm
arti sempit dan arti luas, dalam arti luas pemerintah didefinisikan sebagai Suatu
bentuk organisasi yang bekerja dengan tugas menjalankan suatu sistem
pemerintahan, sedangkan dalam arti sempit didefinisikan sebagai Suatu badan
persekumpulan

yang

memiliki

kebijakan

tersendiri

untuk

mengelola,memanage,serta mengatur jalannya suatu sistem pemerintahan.
Pemerintahan, secara awam bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang
didalamya terdapat aturan-aturan yang harus dijalankan yg bersumber dari
pemerintah, atau lebih simpel lagi yaitu pemerintahan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah.
seperti halnya pemerintah, pemerintahan juga memiliki definisi secara
keilmuan menurut Prof. Ermana Suradinata, Pemerintah adalah lembaga atau
badan-badan publik dalam menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan Negara.
Klo menurut C.F Strong gini, Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan
badan-badan publik yang meliputi kegiatan legislatif, eksekutif dan yudikatif
dalam usaha mencapai tujuan negara. Pemerintahan dalam ari sempit adalah
segala kegiatan badan-badan publik yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif.

DAFTAR PUSTAKA
Abdulkarim, Aim. 2008. LKS UNSUR Kenegaraan untuk umum. Bandung:
Gema Ilmu.
Rofi, Aang Witarsa. 2007. Pemerintahan Kewarganegaraan untuk umum. Bogor:
Regina.
Sujiyanto dkk. Praktik Belajar Kewarganegaraan untuk umum. Bekasi: Ganesa
Exact
Bakry, Noor Ms. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Nasution, Mirza. NEGARA DAN KONSTITUSI. 2004 ( diakses lewat internet)