Pengaruh Seni Dalam Pembentukan Karakter

Pengaruh Seni Dalam Pembentukan Karakter Anak
Rivanada Putri Maya Sari

Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pada era modernisasi seperti sekarang ini budaya asing masuk ke negeri kita
secara bebas tanpa ada filterisasi hal ini memperngaruhi gaya hidup anak muda.
Sekarang ini budaya asing sudah memenuhi segala aspek mulai dari cara berpakaian,
berbicara, dan pergaulan. Budaya asing yang masuk keindonesia menyebabkan multi
efek. Budaya Indonesia perlahan-lahan semakin punah. Berbagai iklan yang
mengantarkan kita untuk hidup gaul dalam konteks modern dan tidak tradisional
sehingga memunculkan banyaknya kepentingan para individu yang mengharuskan
berada diatas kepentingan orang lain.
Banyaknya dampak negatif yang tidak bisa di filter oleh anak muda zaman ini
sangatlah merugikan bagi perkembangan bangsa, banyak terjadi kasus kenakalan
remaja hanya demi mengikuti perkembangan zaman atau mengikuti gengsi belaka.
Hal ini juga disebabkan oleh kurang adanya pengetahuan tentang seni yang ada di
Negara kita sendiri. Padahal jika pengetahauan tentang seni cukup baik akan
membentuk karakter mereka.
Observasi yang saya lakukan di Magelang ini karena melihat di daerah saya
sendiri jarang kegitan kesenian, sanggar dan sekolah yang memsukan seni tari

sebagai mata pelajaran pokok, jika ada pun itu hanya sebatas ekstrakulikuler yang
tidak semua siswa mengikuti dan tidak semua sekolah mengadakan ekstrakulikuler
seni tari.
Ini yang memicu saya untuk melakukan observasi di Sanggar Borobudur Art
Centre apakah masih banyak peminat seni tradisi kusunya seni tari, selain itu juga
untuk meliahat bagaimana proses yang terjadi pembelajaran seni tari, baik motode
apa yang digunakan maupun tanggapan anak didik. Materi apa yang diajarkan atau
yang diberikan kepada anak didik dan bagaimana pengaruh seni tari yang dirasakan
anak didik dalam pendidikan formal dan sikap dalam keseharian mereka.

1. Landasan teori
Dolanan tradisional gerak dan lagu anak bersumber dari masyarakat, yang obyek
material dan obyek formalnya memenuhi kriteria sebuah ilmu pengetahuan. Obyek
materialnya apabila dilihat dari rumpun ilmu pengetahuan sosial adalah manusia
(dalam hal ini adalah anak usia dini) yang pada hakekatnya berbeda dengan benda
mati atau tumbuhan dan hewan sehingga harus dikaji dengan menggunakan ilmu
pengetahuan sosial, sedangkan apabila dilihat dari rumpun ilmu pengetahuan
budaya, maka dolanan tradisional gerak dan lagu anak dikaji dari sudut
pemaknaannya. ( Eni Kusumastuti 2013 : KEDUDUKAN PENDIDIKAN SENI
DALAM PETA ILMU PENGETAHUAN ).


Pembahasan
Pembelajaran Seni Tari Di Sanggar Borobudur Art Centre
Sanggar Tari Borobudur Art Centre berlokasi Di Kapling Pemukti Timur rt 02
rw 02 Kabupaten Magelang. Nama sanggar Borobudur Art Centre ini diambil dari
lokasi dimana sanggar ini yang berada di dekat Candi Borobudur yang merupakan
daerah wisata yang cukup terkenal, jadi mudah dicari atau dijangkau oleh anak didik.
Berada di wilayah perkampungan warga yang tidak terlalu dekat dengan jalan
raya tepatnya di halam rumah bapak cholil membuat sanggar ini cukup kondusif
untuk tempat pembelajaran tari yang memerlukan tempat yang tenang agar bisa
merasakan musik. Sanggar ini juga sudah mengukir berbagai prestasi diantaranya
mingirimkan garapan tari Angguk Kinaryo Asih dalam pesta kesenian di Bali pada
tahun 2015 sebagai perwakilan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Magelang, selain itu juga terlibat dalam pementasan Mahakarya Borobudur yang
diadakan setiap tahun di kawasan candi Borobudur.
Dalam pembelajaran atau pelatihan sanggar ini masih menggunakan tape dan
kaset pita, ada berbagai jenis kaset tari pita, ruangan yang digunakan merupakan
teras rumah yang mirip pendapa dengan kata lain latihan diadakan diruang terbuka.
Di dirikan oleh bapak Cholil Jumali, S.Kar lahir di Sragen yang merupakan lulusan
SMKI Surakarta dan melanjutkan kuliah di ASKI Surakarta lulus dan mendapat gelar

Sarjana Karawitan pada tahun 1987, dalam pengelelohannya dibantu oleh Ibu Lusi

yang lulusan Pendidikan Seni Tari Universitas Negeri Yogyakarta, dan Ibu Endang
sebagai pelatih yang dulunya juga lulusan SMKI Surakarta dan juga UNY. Selain
mendirikan sanggar pak cholil juga membentuk komunitas karawitan untuk warga
sekitar.
Sanggar Tari Borobudur Art Centre ini memiliki visi dan misi sebagai
pelestarian dan pengembangan kaderisasi budaya tradisi, yang artinya membentuk
generasi – generasi baru pelestari budaya tradisi baik itu gaya Surakarta, Jogjakarta,
maupun seni tradisi yang berasal dari wilayah itu sendiri. Sanggar ini belum
memiliki kurikulum yang ditetapkan namun karena para pelatih mempunyai basic
gaya Surakarta jadi setiap awal pertemuan selalu diberikan atau mengulang tari
Rantaya baru setelah itu dilanjut dengan materi yang sedang dipelajari.
Materi yang diajarkan sangat beragam mulai gaya Surakarta yaitu rantaya
sebagai materi awal sampai tari bentuk seperti gambyong, bondan dan lain
sebagainya. Karena sanggar ini belum memiliki kurikulum namun menrut saya
sudah memmenuhi visi dan misi yang ada. Sedangkan metode pelaksaan
pembelajaran yang digunakan adalah menyeluruh semua anak didik mulai dari
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas mendapat
tari yang sama yaitu tari dasar rantanya namun dalam tari bentuknya mungkin akan

mendapat tarian yang berbeda yang sesuai dengan usia anak didik, dan pembelajaran
diadakan setiap hari sabtu sore namun bila akan diadakn pentas kemungkinan akan
dilakukan pembelajaran seminggu tiga kali. Semua kegiatan ini bertujuan untuk
membetuk kaderisasi budaya tradisi yang ada dan berkembang di daerah setempat.
Media yang digunakan sangat memadai untuk proses pembelajaran walaupun
masih menggunakan kaset pita dan tape sebagai iringan dalam setiap latihan, berada
di tempat terbuka membuat suasana menjadi segar dan anak didik semangat dalam
mengikuti pembelajaran. Selain itu para anak didik juga sudah bisa menggukan atau
memakai jarik sendiri, jadi setiap anak didik yang sampai sanggar sudah langsung
memakai jarik sendiri.
Sebagai evaluasi atas pembelajaran diadakan pentas, dan bagi anak didik yang
memiliki nilai lebih akan diikut sertakan dalam berbagai kegiatan pementasan.
Tentunya ini memancing anak untuk bersiang secara sehat dengan teman – temannya
dan berusaha menjadi yang terbaik. Menurut bapak Cholil pendidikan seni itu

penting bagi tumbuh kembang anak karena bisa menstabilkan bagian otak kanan dan
otak kiri anak sehingga sikap yang dimiliki anak bisa seimbang antara kreatifitas dan
ilmu pengetahuan yang dimikinya, karena menurut bapak Cholil banyak anak
didiknya yang berprestasi di Sekolah. Selain itu juga berpengaruh pada pergaulan
anak. Anak yang memiliki jiwa seni cenderung lebih mudah bergaul dan beradaptasi

dengan lingkungan sekitar.
Berikut adalah foto kegiatan observasi

Penutup
Perkembangan kesenian yang ada di Magelang masih sangat terjaga, masih
banyak anak muda yang tertarik dan ingin melestarikan kebudayaan bangsa. Selain
itu kegitan ini pun membentuk karakter dan sikap anak didik bahkan salah seorang
anak didik Arin mengatakan bahwa dengan teman – temannya sudah seperti saudara
sendiri hal ini sudah membuktikan bahwa seni itu ikut berperan dalam pembentukan
karakter anak didik. Namun untuk fasilitas yang ada mengenai tempat latihan
sebaiknya diperhatikan dengan jumlah anak didik yang ada agar pembelajaran lebih
kondusif.
Daftar Pustaka
http://www.kompasiana.com/febriyandi/dampak-masuknya-budaya-asingbarat-terhadap-budaya-bangsa-indonesia_55087e8b8133119e14b1e1af
Kusumastuti, Eny.2013. Kedudukan Pendidika Seni Dalam Peta Ilmu Pengetahuan.
Cholil Jumali, S.kar Pendiri Sanggar Borobudur Art Centre