Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa D

Ilmu Pengetahuan pada Masa Abbasiyah
Add Comment
Tuesday, April 09, 2013
1. Astronomi

Ilmu astronomi, dalam Islam disebut ilmu falak. Ilmu astronomi adalah
ilmu yang mempelajari benda-benda langit, seperti matahari, bulan bintang dan planet-planet lain. Ilmu
ini ditemukan dalam waktu lama, sekitar 3000 tahun SM di Babylonia. Dalam perkembangan ilmu
astronomi, muncullah sistem penanggalan.
Pentingnya ilmu astronomi, karena sangat mendukung penentuan waktu ibadah, terutama waktu salat,
penentuan arah kiblat dan penanggalan Qamariyah. Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur ketika menentukan
letak ibukota yang ingin dibangunnya, menggunakan bantuan ilmu astronom. Beliau banyak dibantu oleh
ahli astronomi dari India.
Ilmuwan muslim mendirikan observatorium yang dilengkapi peralatan yang maju. Di antara ilmuwan
muslim dalam bidang ini adalah Ibrahim Al-Fazari (penemu astrolob/ alat pengukur tinggi dan jarak-jarak
bintang), Nasiruddin Al-Thusi (pendiri Observatorium di Maragha, Asia kecil), dan Ali bin Isa Al-Usturlabi,
tokoh pertama penulis risalah astrolobe. Selain itu juga muncul tokoh ilmu falak yaitu Muhammad bin
Musa Al-Khawarizmi, yang juga ahli dalam bidang matematika.

2. Kedokteran
Pada masa Dinasti Abbassiyah, ilmu kedokteran mendapatkan perhatian paling besar. Semua khalifah

memiliki dokter pribadi. Dokter-dokter yang pada awalnya adalah ahli zimmah ini, banyak berjasa dalam
menerjemahkan karya-karya kedokteran dari bahasa non-Arab. Pada masa khalifah Harun Al-Rasyid,
tercatat sebanyak 800 orang dokter, yang mencerminkan kemajuan pengetahuan dalam bidang
kedokteran.
Pada tahun 865 M, Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur meminta para dokter dari Jundisapur untuk mengobati
sakitnya, yaitu dizpepsia (radang selaput lendir lambung). Dokter Jirjis Bukhtyshuri berhasil mengobati
penyakit tersebut, sehingga khalifah memindahkan pusat kedokteran dari Jundisapur ke Bagdad.

Pada masa dinasti Abbasiyah didirikan rumah sakit yang juga dijadikan sebagai pusat kegiatan pengajaran
ilmu kedokteran, sedangkan teorinya diajarkan di masjid dan madrasah. Ali bin Rabban at-Tabbari adalah
orang pertama yang mengarang buku kedokteran yiatu Firdaus al-Hikmah (850 M).
Ilmuwan muslim yang terkenal dalam bidang kedokteran adalah Ibnu Sina (Abu Ali Husain bin Abdillah
(370 – 439 H/980 – 1037 M). Dalam bidang ini, ia berhasil menemukan sistem peredaran darah pada
manusia. Dia menjadi terkenal, karena bukunya diterjemahkan di Eropa pada pertengahan kedua bad 15
M dan dijadikan pegangan dalam bidang kedokteran hingga sekarang. Dia adalah pengarang buku
kedokteran Qanun fi al-Thibb.

3. Matematika
Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (194 – 266 H) adalah tokoh ilmuwan matematika yang menyusun
buku aljabar, yaitu Al-Jabr wal-Muqabalah. Beliau juga menemukan angka nol. Angka 1 s.d 9 berasal dari

India yang dikembangkan oleh dunia Arab, sehingga angka ini disebut dengan Angka Arab, kemudian
setelah dipopulerkan oleh bangsa latin disebut angka latin.
Umar Khayyam (1048 – 1131 M) mengarah buku tentang aljabar, yang telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Perancis oleh F. Woepeke (1857), yaitu Reatise on Algabera.

4. Filsafat
Ilmu filsafat banyak diterjemahkan dari Yunani ke dalam bahasa Arab. Buku-buku yang diterjemahkan
antara lain Categories, Pyssices dan Makna Maralia karya Aristoteles. Republik, Laws, da Timaeus karya
Plato. Pada masa khalifah Harun Al-Rasyid dan Al-Makmun, kaum muslimin sibuk mempelajari ilmu
filsafat, menerjemahkan dan mengadakan perubahan serta perbaikan sesuai ajaran Islam, sehingga
muncul ilmu filsafat Islam. Ilmu filsafat Islam adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai hakikat yang ada, sebab asal dan hukumnya atau ketentuan-ketentuannya berdasarkan AlQur'an dan Hadis.
Setelah penerjemahan buku-buku filsafat, dalam kurun waktu 50 tahun muncullah tokoh-tokoh filsafat
Islam. Tokoh-tokoh filsafat yang dikenal pada masa ini, yaitu Al-Kindi, Al-Farabi dan Ibnu Rusyd.
Al-Kindi yang memiliki nama lengkap Abu Yusuf Ya'qub bin Ishak AL-Kindi, dikenal dengan sebutan
Failasuf Al-Arabi (Filosof Arab), karena di adalah seorang tokoh keturunan Arab murni. Al-Kindi
melakukan Islamisasi pemikiran Yunani.
Al-Farabi yang memiliki nama lengkap Muhammad bin Turkhan Abi Nasir Al-Farabi. Dia bekerja di Istana
Saif Ad-Daulah Al-Hamdani. Dia dikenal dengan julukan Guru kedua (Muallim At-Tsani). Sedangkan guru
pertama adalah Aristoteles.


Ibnu Rusyd dikenal dengan Averroes. Dia adalah pemikir filsafat Islam yang lahir di Cordova, Spanyol dan
banyak berpengaruh di Eropa, sehingga di sana terdapat aliran yang disebut Avorroisme.

5. Arsitektur
Pada masa Daulah Bani Abbasiyah, banyak dibantun kota-kota baru di berbagai daerah.
Bagdad dibangun oleh Abu Ja'far Al-Mansur (754 – 775M)
Samara dibangun oleh Khalifah Al-Mu'tashim, yang kemudian dijadikan sebagai ibukota negara, setelah
Bagdad
Qata'iu dibantun oleh Ahmad ibnu Thoulun (Gubernur Mesir) dan dijadikan sebagai ibuktoa wilayah
Mesir.
Qahirah (Kairo) dibantun oleh panglima perang Dinasti Fatimiah yang bernama Jauhar AL-Katib as-Saqali,
setelah menguasai mesir tahun 969

6. Tafsir
Tokoh yang disebut sebagai pemuka ahli tafsir adalah At-Tabari yang memiliki nama lengkap Abu Ja'far
Muhammad at-Tabari. Beliau menyusun kitab tafsir berjudul Jami' Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur'an
(Himpunan Penjelasan dalam Al_Qur'an). Corak penafsiran At-Tabari adalah tafsir bil ma'tsur (penafsiran
dengan menyandarkan pada ayat Al-Qur'an, hadis dan ijtihad sahabat).
Setelah itu, banyak bermunculan tokoh mufassir (ahli tafsir). Metode yang digunakan pun berkembang

menjadi metode tafsir bir-ra'yi (penafsiran dengan menyandarkan pada akal). Contoh: Mafatihul Gaib
(karya Fakhruddin Ar-Razi).

7. Hadis
Hadis yang merupakan tradisi lisan sejak masa Rasulullah, sahabat hingga tabiin telah mengalami banyak
permasalahan. Di antaranya adalah pemisahan antara hadis dengan qaul sahabat, klasifikasi hadis, dan
pemalsuan hadis. Untuk mengatasi hal tersebut, para ulama melakukan penelusuran dan
pengklasifikasian hadis-hadis Rasul tersebut. Para tokoh ahli hadis telah menghimpun hadis-hadis rasul
ke dalam berbagai kitab, berupa Sahih, Sunan dan Musnad.
Usaha ini diawali oleh Ishak bin Rawaih, kemudian dilanjutkan oleh Al-Bukhari dan Muslim yang menulis
kitab Sahih Bukhari dan Sahih Muslim. Berikutnya Abu Dawud, Tirmizi, Nasa'i dan Ibnu Majah yang
menyusun kitab Sunan. Dari dua kitab Sahih dan empat Sunan, disebut dengan Kutubus-sittah (Enam

Kitab Induk Hadis). Adapun kitab musnad disusun oleh Ahmad bin Hanbal, Musa Al-Abasi, Musaddad alBasri Asad bin Musa dan Nu'aim bin Hamad al-khaza'i.

8. Fikih
Perkembangan ilmu fikih melahirkan aliran dalam mazhab. Empat mazhab yang terkenal adalah Mazhab
Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali.
1. Imam Hanafi (699 M – 776 M / 80 H – 150 H)
Lahir di Kufah dan meninggal di Bagdad. Ia mendalami ilmu hadis, tafsir dan fikih. Dalam menetapkan

suatu hukum, ia menggunakan beberapa dasar, yaitu Al_Qur'an, hdis, fatwa sahabat,, qias, istihsan, ijma'
dan urf. Karyanya yang terkenal yaitu Al-Faraid (membahas tentang warisan), Asy-Syurut (membahas
tentang perjanjian), dan AL-Fiqhul Akbr yang membahas tentang ilmu kalam.
2. Imam Malik (93 H – 170 H) memiliki nama lengkap Malik bin Anas Al-Asbahi. Ia seorang perawi hadis
yang dipandang paling tsiqqah (terpercaya) di Madinah. Keahliannya dalam bidang hadis menjadi dasar
pemahaman fikihnya. Ia mengembangkan pola pemikiran fikih ra'yu (penalaran), yang banyak digunakan
di Madinah yaitu memadukan antara nas-nas dan berbagai maslahan. Hal itu sejalan dengan asar (sikap)
para sahabat. Metode ini banyak digunakan oleh Umar bin Khattab dalam prinsip maslahat. Imam Malik
menggunakan beebrapa dasar yaitu Al-Qur'an , Hadis, praktik keagamaan masyarakat Madinah, fatwa
sahabat, kias maslahah mursalah, istihsan dan az-zarra'i. Karya terbesar Imam Malik adalah Al-Muwatta'.
3. Imam Syafi'i (767 M – 820 M),
Lahir di Gaza dan meninggal di Kairo. Hidup pada masa Khalifah Harun Al-Rasyid, Al-Amin, an Al-ma'mun.
Dalam menetapkan hukum Imam syafi'i menggunakan dasar AL-Qur'an, Hadis, ijma' kias, dan istidlal
(penalaran). Karyanya adalah Ar-Risalah (tentang Usul Fikih), Al-Umm (tentang fikih menyeluruh), AlMusnad (berisi beberapa hadis), dan Ikhtilaful Hadis (perselisihan dalam hadis)
4. Imam Hanbali (780 M - 855 M)
Imam bin Hambal lahir di Bagdad. Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Hanbal bin Hilal Asy-Syainani.
Pada usia 16 tahun beliau telah mampu menguasai ilmu Al-Qur'an dan Hadis. Ia juga menjadi guru di
sekolah-sekolah Islam. Hasil karyanya yang terkenal adalah Nasih wa Mansuh, Al-musnad. Pendapatpendapatnya dikenal dengan istilah mazhab Hanbali

Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa Daulah Abbasiyah

Wahai pemuda-pemudi muslim yang cerdas, kisah dan sejarah yang akan disajikan pada artikel
ini merupakan kisah terhebat dalam sejarah peradaban Islam. Kisah yang dimaksud itu adalah
mengenai tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah yang berpusat di
kota Bagdad, Irak.
Puncak dari masa keemasan tersebut ditandai dengan tumbuh suburnya ilmu pengetahuan pada
abad ke-8. Saat itu para ilmuwan muslim sangat produktif dan juga menjadi pelopor
perkembangan ilmu pengetahuan di dunia. Subhanallah.
Popularitas Daulah Abbasiyah mencapai puncaknya pada zaman Khalifah Harun ar-Rasyid dan
putera beliau bernama Al-Ma’mun. Kekayaan negara dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh Raja
Harun ar-Rasyid untuk keperluan sosial, mendirikan rumah sakit, lembaga pendidikan dokter,
dan farmasi. Pada masa itu sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter. Di samping itu,
pemandian-pemandian umum juga dibangun di Bagdad.

Bidang kesejahteraan, pendidikan, ilmu
pengetahuan, sosial, kesehatan, dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman
keemasannya. Pada masa inilah negara Islam menjadi negara terkuat dan tak tertandingi. AlMa’mun, penerus Harun ar-Rasyid, dikenal sebagai khalifah yang sangat mencintai ilmu filsafat.
Pada masa pemerintahan Al-Ma’mun, penerjemahan buku-buku asing sangat digalakkan. Untuk
menerjemahkan buku-buku Yunani, ia membayar mahal penerjemah-penerjemah dari golongan
Kristen dan penganut agama lain yang ahli. Ia juga banyak mendirikan sekolah-sekolah. Salah
satu karya besar ada masa pemerintahannya yang terpenting adalah pembangunan BaitulHikmah, pusat penerjemahan yang sekaligus berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan

perpustakaan yang besar. Pada masa Al-Ma’mun inilah Bagdad mulai menjadi pusat kebudayaan
dan ilmu pengetahuan di dunia.
Mari kita renungkan, betapa harumnya citra dunia Islam waktu itu. Kaum muslimin sangat
disegani dalam pergaulan di seluruh dunia. Waktu itu umat Islam sangat identik dengan ilmu
pengetahuan. Kemajuan di berbagai bidang ilmu pengetahuan selalu dipelopori dari kalangan

ilmuwan muslimin. Hal ini dilakukan karena al-Qur’an dan Hadis menjadi sumber inspirasi dan
motivasi. Akankah masa kejayaan dan kemajuan tersebut pada saatnya bisa terulang kembali?
Jawabannya tentu ada pada benak kalian pemuda dan pemudi muslim
Ilmu Pengetahuan Masa Dinasti Abbasiyah
Beberapa hal yang dilakukan Abbasiyah (750 – 1258 M) dalam menampilkan
diri sebagai Dinasti yang berkuasa adalah dengan memberikan berbagai
kebijakan sebagai berikut :
1. Menampilkan diri sebagai pelindung agama. Khalifah adalah bayangbayang Tuhan di muka bumi. Mereka menggunakan gelar agamis
seperti, al-Hadi, al-Rasyid, al-Ma’mun, al-Amin, dan sebagainya.
2. Islam mengajarkan persamaan, tiada beda antara Arab dan Non-Arab,
bahkan orang Persia yang menjadi tulang punggung Negara dan wazir
dari keluarga Barmaki.
3. Abbasiyah menghentikan perluasan wilayah, bahkan otonomi daerah
semakin diperbesar, yang bisa dikatakan federasi “Negara” muslim.

Mulailah dikenal istilah Malik dan Sultan sebagai penguasa yang
dilantik oleh Khalifah.
4. Al-Ma’mun menjadikan pemikiran Mu’tazilah sebagai mazhab Negara.
Hal ini berimplikasi luas, yaitu proses masuknya pemikiran intelektual
Yunani ke dalam dunia Islam. Di sinilah mulai kebangkitan peradaban
dan intelektual Islam, sehingga dunia barat belajar banyak dari Islam.
Tokoh Ilmuwan Pada Masa Dinasti Abbasiyyah
Tokoh-tokoh ilmuwan masa Dinasti Abbasiyyah antara lain :
1. Ahli Filsafat : al-Kindi (801-873 M), al-Farabi (wafat 950 M), Ibn Sina
(wafat 1037 M), Ibn Miskawaih dan Ibn Rusyd (wafat 1198 M)
2. Ahli sains : al-Farghani (wafat 870 M).
3. Ahli Astronomi : al-Biruni (973-1050 M), al-Thusi (wafat 1274 M).
4. Ahli Matematika : Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (780-850 M)
bidang ilmu hitung Aljabar (Algoritme), Abu Yusuf Yaqub ibn Ishaq alKindi bidang aritmatika, al-Karaji bidang aritmatika, aljabar, dan
geometri, Muhammad ibn Jabir ibn Sinan Abu Abdullah (Al-Battani)
(850-929 M) ahli bidang trigonometri modern, Al-Biruni ahli bidang
matematika, geografi, astronomi, fisika, ‘Umar Khayyam (wafat 1123
M) ahli bidang aljabar dan trigonometri.

5. Ahli kedokteran : at-Thabari, al-Razi, dan Ibnu Sina sebagai bapak

kedokteran.
6. Ahli kimia : Jabir bin Hayyan (wafat 813 M) dan Zakariyya al-Razi (abad
8 M).
7. Ahli optika : Ibn Haitsam (wafat 1039 M).
8. Ahli geografi : al-Ya’qubi dan al-Mas’udi.
9. Ahli Ilmu hewan : Ikhwan al-Shafa, Amr ibn Bahr al-Jahiz (776-868 M).
10. Ahli akidah dan syariah : Ibnu Taimiyah, Maliki, Hanafi, Hambali, Syafi’i

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dinasti Bani Abbasiyah

Najibblog, Berdirinya bani abbasiyah dikarenakan pada masa pemerintahan Bani Umaiyyah pada masa
pemerintahan khalifah Hisyam ibn abdi al-Malik muncul kekuatan baru yang menjadi tantangan berat
bagi pemerintahan bani umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan bani hasyim yang dipelopori
keturunan al-Abbas ibn abd al-muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari golongan syiah dan
kaum mawali yang merasa di kelas duakan oleh pemerintahan bani umayyah. Pada waktu itu ada
beberapa faktor yang menyebabkan dinasti umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran,
akhirnya pada tahun 132 H (750 M) tumbanglah daulah umayyah dengan terbunuhnya khalifah terakhir
yaitu Marwan bin Muhammad dan pada tahun itu berdirilah kekuasaan dinasti bani abbas atau khalifah
abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini keturunan al-Abbas paman Nabi Muhammad
Saw., dinasti abbasiyah didirikan oleh Abdullah ibn al-Abbas. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang

waktu yang panjang dari tahun 132 H sampai dengan 656 H. selama berkuasa pola pemerintahan yang
diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, social dan budaya.
Perkembangan Ilmu dan Ilmuwan yang berpengaruh pada masa Dinasti Bani Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah merupakan salah satu dinasti Islam yang sangat peduli dalam upaya pengembangan
ilmu pengetahuan. Upaya ini mendapat tanggapan yang sangat baik dari para ilmuwan. Sebab
pemerintahan dinasti abbasiyah telah menyiapkan segalanya untuk kepentingan tersebut. Diantara

fasilitas yang diberikan adalah pembangunan pusat-pusat riset dan terjemah seperti baitul hikmah,
majelis munadzarah dan pusat-pusat study lainnya.
Bidang-bidang ilmu pengetahuan umum yang berkembang antara lain:
a. Filsafat
Proses penerjemahan yang dilakukan umat Islam pada masa dinasti bani abbasiyah mengalami kemajuan
cukup besar. Para penerjemah tidak hanya menerjemahkan ilmu pengetahuan dan peradaban bangsabangsa Yunani, Romawi, Persia, Syiuria tetapi juga mencoba mentransfernya ke dalam bentuk pemikiran.
Diantara tokoh yang member andil dalam perkembangan ilmu dan filsafat Islam adalah: Al-Kindi, Abu
Nasr al-Faraby, Ibnu Sina, Ibnu Bajjah, Ibnu Thufail, al-Ghazali dan Ibnu Rusyd.
b. Ilmu Kalam
Menurut A. Hasimy lahirnya ilmu kalam karena dua factor: pertama, untuk membela Islam dengan
bersenjatakan filsafat. Kedua, karena semua masalah termasuk masalah agama telah berkisar dari pola
rasa kepada pola akal dan ilmu. Diantara tokoh ilmu kalam yaitu: wasil bin Atha’, Baqilani, Asy’ary,
Ghazali, Sajastani dan lain-lain.

c. Ilmu Kedokteran
Ilmu kedokteran merupakan salah satu ilmu yang mengalami perkembangan yang sangat pesat pada
masa Bani Abbasiyah pada masa itu telan didirikan apotek pertama di dunia, dan juga telah didirikan
sekolah farmasi. Tokoh-tokoh Islam yang terkenal dalam dunia kedokteran antara lain Al-Razi dan Ibnu
Sina.
d. Ilmu Kimia
Ilmu kimia juga termasuk salah satu ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh kaum muslimin. Dalam
bidang ini mereka memperkenalkan eksperimen obyektif. Hal ini merupakan suatu perbaikan yang tegas
dari cara spekulasi yang ragu-ragu dari Yunani. Mereka melakukan pemeriksaan dari gejala-gejala dan
mengumpulkan kenyataan-kenyataan untuk membuat hipotesa dan untuk mencari kesimpulankesimpulan yang benar-benar berdasarkan ilmu pengetahuan diantara tokoh kimia yaitu: Jabir bin
Hayyan.
e. Ilmu Hisab
Diantara ilmu yang dikembangkan pada masa pemerintahan abbasiyah adalah ilmu hisab atau
matematika. Ilmu ini berkembang karena kebutuhand asar pemerintahan untuk menentukan waktu yang
tepat. Dalam setiap pembangunan semua sudut harus dihitung denga tepat, supaya tidak terdapat
kesalahan dalam pembangunan gedung-gedung dan sebagainya. Tokohnya adalah Muhammad bin Musa

al-Khawarizmi.
f. Sejarah
Pada masa ini sejarah masih terfokus pada tokoh atau peristiwa tertentu, misalnya sejarah hidup nabi
Muhammad. Ilmuwan dalam bidang ini adalah Muhammad bin Sa’ad, Muhammad bin Ishaq
g. Ilmu Bumi
Ahli ilmu bumi pertama adalah Hisyam al-Kalbi, yang terkenal pada abad ke-9 M, khususnya dalam
studynya mengenai bidang kawasan arab.
h. Astronomi
Tokoh astronomi Islam pertama adalah Muhammad al-fazani dan dikenal sebagai pembuat astrolob atau
alat yang pergunakan untuk mempelajari ilmu perbintangan pertama di kalangan muslim. Selain alFazani banyak ahli astronomi yang bermunculan diantaranya adalah muhammad bin Musa al-Khawarizmi
al-Farghani al-Bathiani, al-biruni, Abdurrahman al-Sufi.
Selain ilmu pengetahuan umum dinasti abbasiyah juga memperhatikan pengembangan ilmu
pengetahuan keagamaan antara lain:
a. Ilmu Hadis
Diantara tokoh yang terkenal di bidang ini adalah imam bukhari, hasil karyanya yaitu kitab al-Jami’ alShahih al-Bukhari. Imam muslim hasil karyanya yaitukitab al-Jami’ al-shahih al-muslim, ibnu majjah, abu
daud, at-tirmidzi dan al-nasa’i.
b. Ilmu Tafsir
Terdapat dua cara yang ditempuh oleh para mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an. Pertama,
metode tafsir bil ma’tsur yaitu metode penafsiran oleh sekelompok mufassir dengan cara member
penafsiran al-Qur’an dengan hadits dan penjelasan para sahabat. Kedua, metode tafsir bi al-ra’yi yaitu
penafsiran al-Qur’an dengan menggunakan akal lebih banyak dari pada hadits. Diantara tokoh-tokoh
mufassir adalah imam al-Thabary, al-sud’a muqatil bin Sulaiman.
c. Ilmu Fiqih
Dalam bidang fiqih para fuqaha’ yang ada pada masa bani abbasiyah mampu menyusun kitab-kitab fiqih
terkenal hingga saat ini misalnya, imam Abu Hanifah menyusun kitab musnad al-Imam al-a’dzam atau
fiqih al-akbar, imam malik menyusun kitab al-muwatha’, imam syafi’I menyusun kitab al-Umm dan fiqih
al-akbar fi al tauhid, imam ibnu hambal menyusun kitab al musnad ahmad bin hambal.

d. Ilmu Tasawuf
Kecenderungan pemikiran yang bersifat filosofi menimbulkan gejolak pemikiran diantara umat islam,
sehingga banyak diantara para pemikir muslim mencoba mencari bentuk gerakan lain seperti tasawuf.
Tokoh sufi yang terkenal yaitu Imam al-Ghazali diantara karyanya dalam ilmu tasawuf adalah ihya ulum
al-din.
Referensi :
Murodi. 209. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: PT. Karya toha Putra
Musyrifah, Sunanto. 2004. Sejarah Islam Klasik. Jakarta: Prenada Media
Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Press

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22