BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD Negeri 03

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Subyek Penelitian

  Setting dalam penelitian ini meliputi subyek penelitian, tempat penelitian, waktu penelitian, dan siklus PTK sebagai berikut:

1. Setting Penelitian

  Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 03 Kalimangggis Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung untuk mata pelajaran matematika pada awal semester II tahun ajaran 2014/2015, yaitu pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2015. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar efektif di kelas.

2. Subyek Penelitian

  Dalam PTK ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 20 orang siswa terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

3.2 Sumber Data

  Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, yakni siswa dan peneliti sebagai guru.

  1. Siswa Untuk mendapakan data tentang motivasi belajar dan hasil belajar serta aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.

  2. Peneliti sebagai Guru Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran topik pecahan, motivasi belajar dan hasil belajar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

3.3 Variabel Penelitian

  Berdasarkan kajian teori, maka dapat ditetapkan variabel-variabel penelitian. Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

  1. Variabel bebas (x) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

  make a match . Model pembelajaran make a match merupakan kegiatan

  siswa untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya akan diberi point dan yang tidak berhasil mencocokkan kartunya akan diberi hukuman sesuai dengan yang telah disepakati bersama. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan ruangan kelas juga perlu ditata sedemikian rupa, sehingga menunjang pembelajaran kooperatif.

  2. Variabel terikat (y) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar. Menurut Mc Donald dalam Djamarah (2011:18) motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi sesorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Jadi semakin tinggi motivasi belajar siswa, maka akan meningkatkan hasil belajar yang tinggi pula.

3.4 Prosedur / Langkah-langkah PTK

  Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto, dkk (2009: 3) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam terdapat empat tahap penting yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

  Perencanaan

  SIKLUS I

  Refleksi Pelaksanaan Pengamatan

  Perencanaan Refleksi

  Siklus II

  Pelaksanaan Perencanaan

  ?

Gambar 3.1 Prosedur PTK

  Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, menurut Arikunto, dkk (2009: 3) dengan tahapan sebagai berikut: a.

  Perencanaan Arikunto (2006 : 17) menjelaskan bahwa dalam tahap perencanaan peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

  Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan tindakan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan dikelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, 2006 : 18).

  c.

  Observasi Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto, 2009: 19).

  d.

  Refleksi Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi dan apa yang sudah dilakukan (Arikunto,

  2006:99).

  Siklus I a.

  Perencanaan Dalam tahapan perencanaan ini meliputi:

  1. Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan tindakan dalam bentuk RPP lengkap.

  2. Membuat lembar observasi 3. Membentuk dan menyiapkan tim.

  4. Penulis menetapkan indikator ketercapaian hasil penelitian sebagai berikut : a)

  Hasil belajar dengan KKM ≥68 100%

  b) Observasi motivasi belajar siswa dengan rata-rata ≥4 100%

  c) Angket motivasi belajar siswa dengan rata-rata ≥4 100%

  d) Observasi tindakan guru dan peserta didik dengan rata-rata ≥4 b.

  Pelaksanaan Tindakan kedua adalah tahap pembagian kelompok pada tahap ini siswa dibagi menjadi 2 kelompok (kelompok A pemegang kartu soal dan kelompok B pemegang kartu jawaban), setelah itu guru memberi kesempatan siswa untuk memikirkan jawaban dari kartu yang dipegang selama 2 menit.

  Tahap ketiga guru memberi tanda game mencari pasangan dimulai. Setelah mendapatkan soal/jawaban pasangannya, siswa duduk secara berpasangan dan memberi kesempatan siswa untuk mengoreksi kembali jawaban dari kartu yang dipegang. Dalam proses ini guru hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa.

  Tahap keempat gurumemberikan kesempatan kepada tiap pasangan untuk presentasi hasil yang diperoleh dari game make a macthdi depan kelas kemudian menempelkan kartu soal dan kartu jawaban pada papan karton yang sudah tersedia. Begitu seterusnya sampai semua pasangan melakukan presentasi.

  Guru menanggapi hasil presentasi peserta didik tentang kebenaran dan kecocokan pasangan soal jawaban dengan melakukan tanya jawab.Dalam proses ini terjadinya interaksi guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

  c.

  Observasi Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yaitu: a)

  Guru mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan siswa sesuai skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

  b) Guru mengamati siswa dalam menemukan pasangan jawaban/soal dan memberikan observer mengamati motivasi belajar siswa.

  c) Menyusun hasil pengamatan dalam lembar observasi yang telah disiapkan. d.

  Refleksi Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera menganalisa pelaksanaan PTK setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, sebagai bahan refleksi.

  Selanjutnya peneliti mengadakan refleksi dalam pelaksanaan pembelajaran, dan bila melalui penerapan model pembelajaran make a

  match , motivasi belajar dan hasil belajar masih rendah atau kurang pada

  pembelajaran matematika topik pecahan di SD N 03 Kalimanggis Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung, yang dapat dilihat daari kriteria pencapaian indikator keberhasilannya. Maka, sebagai tindakan dalam merefleksi dilakukan bentuk tindakan pengulangan (remidi), pemantapan (pengayaan) terhadap proses belajar mengajar selanjutnya sampai pada hasil tujuan yang telah dirumuskan berhasil.

  Siklus II

  Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

  a.

  Perencanaan Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.

  b.

  Pelaksanaan Tindakan Guru melaksanakan model pembelajaran make a match pada topik pecahan berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.

  c.

  Observasi Peneliti dan pengamat melakukan pengamatan aktivitas siswa pada pembelajaran pecahan dengan menggunakan model pembelajaran make a

  match.

  d.

  Refleksi Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

  Dalam penelitian ini yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah angket, pengamatan atau observasi, dan tes. Setiap teknik tersebut ada kekurangannya namun dapat ditunjang oleh teknik yang lain sehingga yang satu dengan yang lain saling melengkapi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1.

  Angket Angket yang digunakan pada penelitian ini merupakan angket tertutup, artinya angket yang pengisiannya hanya memberikan centang atau menyilang pada kolom yang telah tersedia dari beberapa item yang telah ditentukan oleh peneliti. Angket yang diberikan pada siswa kelas

  V SD Negeri 03 Kalimanggis Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung untuk mengetahui motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match.

  Aspek yang digunakan dalam angket motivasi belajar siswa adalah kesungguhan belajar, adanya konsistensi dalam belajar, dan adanya arah dalam belajar.

  Sistem skoring dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yang terdiri dari lima jawaban alternatif, yaitu sangat setuju (5), setuju (4), cukup setuju (3), kurang setuju (2), dan tidak setuju (1). Semakin tinggi skor yang diperoleh siswa, maka semakin tinggi motivasi belajar siswa dan semakin rendah skor yang diperoleh siswa, maka semakin rendah motivasi belajar siswa.

2. Observasi

  Iskandar (2011: 68) menjelaskan bahwa “observasi merupakan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan yang telah mencapai sasaran”. Dari segi keterlibatan observer (orang yang melakukan observasi), observasi dilakukan dengan guna untuk memperoleh data tenang keadaan SD Negeri 03 Kalimanggis Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung juga mengetahui ativitas siswa hubungannya dengan motivasi belajar dan hasil belajar siswa terhadap materi selama proses belajar mengajar. Observasi dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri 03 Kalimanggis tahun pelajaran 2014/2015.

3. Tes

  Suharsimi Arikunto (2010: 193) berpendapat bahwa, “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Tes dilakukan peneliti untuk mengetahui keberhasilan tindakan dan tingkat keberhasilan prestasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

  Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk tes objektif yang meliputi tes isian singkat dan digunakan untuk mengukur pemahaman siswa dalam ranah kognitif. Tes diberikan setelah pelaksanaan siklus I dan siklus II.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

  Instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan, terdiri dari: instrumen angket, observasi, dan tes.

1. Instrumen angket

  Instrumen angket digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran make a match. Angket akan diisi siswa sebelum dan sesudah melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran

  make a match, untuk mengetahui perubahan motivasi belajar siswa motivasi sebelum uji validitas dan reliabilitas dibuat 30 item, adapun kisi-kisi angket motivasi belajar siswa secara rinci sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD N 03 Kalimanggis Mata

  

Pelajaran Matematika Topik Pecahan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

No Aspek Indikator No Item Jumlah

  1. Kesungguhan

  a. 1, 2, 3, 4, 5,

  8 Sungguh-sungguh mengikuti belajar pelajaran 8, 13, 21 b. 16, 17, 18,

  4 Melaksanakan kegiatan belajar sesuai jadwal.

  22

  2. Adanya

  a. 7, 11, 12,

  8 Melaksanakan proses kegiatan konsistensi belajar mengajar. 19, 20, 23, dalam belajar 25, 29

  b. 14, 15, 24

  3 Tidak suka menunda tugas atau pekerjaan.

  3. Adanya arah

  a. 5, 9, 10, 26

  4 Kesiapan mengikuti tugas atau dalam belajar pekerjaan.

  b. 27, 28, 30

  3 Mencapai Kompetensi Dasar. Jumlah

  30 2.

  Instrumen Observasi bertugas melakukan pengamatan dan penilaian

  Observer

  terhadap kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran make

  a match melalui pengisian lembar observasi yang diisi oleh observer

  selama proses belajar mengajar berlangsung. Adapun kisi-kisi lembar observasi pelaksanaan proses belajar mengajar dengan model pembelajaran make a match adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Make A Match

  Kegiatan Indikator Aspek yang Diamati Pembelajaran

  a. Kesiapan ruang, alat, dan media

  a. Menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran make

  a match

  Pra pembelajaran

  b. Memeriksa kesiapan siswa

  b. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran a. Melakukan kegiatan apersepsi

  a. Guru melakukan apersepsi sesuai dengan model pembelajaran make a

  match

  b. Memotivasi

  b. guru melakukan motivasi agar peserta didik menghayati pentingnya materi yang akan disajikan

  Kegiatan Awal

  c. Menyampaikan tujuan

  c. Guru menyampaikan tujuan yang akan pembelajaran yang akan dicapai dicapai sesuai dengan model pembelajaran

  d. Menyampaikan langkah-

  d. Guru menyampaikan langkah-langkah langkah pembelajaran pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran make a match

A. Penguasaan Materi Pelajaran

  1. Menunjukkan penguasaan

  1. Guru dapat menguasai materi dalam materi materi pembelajarannya menggunakan model pembelajaran make a match

  2. Mengaitkan materi dengan

  2. Guru dapat mengaitkan materi yang pengetahuan yang lain disajikan dengan pengetahuan yang lain

  Kegiatan Inti

  3. Menyampaikan materi sesuai

  3. Menyampaikan materi sesuai dengan dengan hierarki belajar. langkah-langkah model pembelajaran

  make a match

  4. Mengaitkan materi dengan

  4. Guru mengkaitkan materi realitas/kenyataan kehidupan pembelajaran yang disampaikan dengan kenyataan kehidupan sesuai dengan karakteristik model pembelajaran make a

  match

B. Pendekatan / strategi pembelajaran

  1. Melaksanakan pembelajaran

  1. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang yang akan dicapai telah disampaikan menggunakan model pembelajaran make a match

  2. Melaksanakan pembelajaran

  2. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat sesuai dengan tingkat perkembangan perkembangan dan kebutuhan peserta didik siswa.

  3. Melaksanakan model

  3. Guru melaksanakan model pembelajaran make a match pembelajaran make a match a. Guru bertanya kepada peserta didik

a. Eksplorasi untuk membangun pemikiran tentang

  materi yang akan diajarkan

  a. Guru menjelaskan materi

  b. Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok c. Guru membagi kartu soal dan jawaban pada setiap siswa d. Guru memberi kesempatan siswa untuk memikirkan jawaban dari kartu yang

b. Elaborasi dipegang.

  e. Guru memberi tanda game mencari pasangan dimulai.

  f. Guru memberi kesempatan siswa untuk mengoreksi kembali hasil kerja peserta didik bersama pasangannya.

  a. Guru memberikan kesempatan kepada pasangan untuk presentasi di depan kelas kemudian menempelkan kartunya pada papan karton.

c. Konfirmasi

  b. Guru menanggapi hasil presentasi peserta didik tentang kebenaran dan kecocokan pasangan soal jawaban. a.

  Mengarahkan perhatian.

  1. Menunjukkan keterampilan dalam pengguanaan media.

  3. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar.

  3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar.

  2. Guru merespon positif partisipasi siswa.

  2. Merespon positif partisipasi siswa.

  1. Guru menumbuhkan partisi pasi aktif siswa dalam pembelajaran.

  1. Menumbuhkan partisi pasi aktif siswa dalam pembelajaran.

  4. Guru melibatkan siswa dalam memanfaatkan media.

  4. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan media.

  3. Guru menggunakan media secara efektif dan efisien.

  3. Menggunakan media secara efektif dan efisien.

  2. Guru menghasilkan pesan yang menarik.

  2. Menghasilkan pesan yang menarik.

  1. Guru menunjukkan keterampilan dalam pengguanaan media.

  7. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai waktu yang telah dialokasikan.

  a.

  c.

  Guru mengarahkan perhatian peserta didik ketika peserta didik mulai jenuh.

  b.

  Mendampingi siswa melaksanakan tugas kelompok.

  b.

  Guru mendampingi peserta didik ketika mengerjakan tugas kelompok.

  Merespon pertanyaan dari siswa.

  7. Melaksanakan pembelajaran sesuai waktu yang telah dialokasikan.

  c.

  Guru merespon pertanyaan dari siswa.

  5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual sesuai isi pembelajaran.

  5. Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual sesuai isi pembelajaran menggunakan model pembelajaran make a match

  6. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif.

  6. Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif.

C. Pemanfaatan media pembelajaran/ sumber belajar

D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

  5. Menunjukan hubungan antar pribadi yang kondusif.

E. Penilaian proses dan hasil belajar

  3. Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.

  penelitian diartikan berhasil. Tes dilakukan padasetiap akhir siklus dengan tujuan mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar. Dalam instrumen tes terdapat kisi-kisi soal evaluasi siklus I

  make a match. Jika sudah terjadi peningkatan hasil belajar maka

  Instrumen tes digunakan untuk membuat kriteria dalam mengukur keberhasilan pembelajaran dengan model pembelajaran

  3. Guru memberikan tindak lanjut.

  3. Melaksanakan tindak lanjut.

  2. Guru memberikan penguatan/penghargaan pada siswa.

  2. Memberikan penguatan/penghargaan pada siswa.

  1. Guru menyampaikan kesimpulan pembelajaran dengan melibatkan siswa.

  1. Melakukan kesimpulan pembelajaran dengan melibatkan siswa.

  Kegiatan Akhir

  3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.

  5. Guru menunjukan hubungan antar pribadi yang kondusif.

  2. Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

  2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

  1. Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.

  1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.

  F. Penggunaan bahasa

  2. Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

  2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

  1. Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.

  1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.

  6. Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar.

  6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar.

3. Instrumen Tes

  masing-masing 25 soal. Adapun instrumen kisi-kisi soal evaluasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Tes Siklus I

  

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal

  5. Menggunakan

  5.2

  5.2.1 Pecahan dijelaskan 10, 14 Menjumlahkan dan pecahan dalam mengurangkan berdasarkan jenisnya. pemecahan masalah. berbagai bentuk

  5.2.2 Penjumlahan pecahan 2, 3 pecahan. dengan penyebut yang berbeda dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

  5.2.3 Cara kerja penyelesaian 4, 17 penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda digunakan untuk menemukan hasilnya.

  5.2.4 Pengurangan pecahan 1, 8, 12, 15 dengan penyebut yang berbeda dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

  5.2.5 Cara kerja penyelesaian 16, 18, 19, pengurangan pecahan dengan 20, 21 penyebut yang berbeda digunakan untuk menemukan hasilnya.

  5.2.6 Penjumlahan dan 5, 6, 7 pengurangan pecahan dengan penyebut yang berbeda dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

  5.2.7 Cara kerja penyelesaian 9,10, 11, 13 penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan penyebut yang berbeda digunakan untuk menemukan hasilnya.

  5.2.8 Cara kerja penyelesaian 22, 23, 24, penjumlahan dan pengurangan 25 pecahan terhadap masalah sehari- haridigunakan untuk menemukan hasilnya.

  Jumlah Soal

  25

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II

  

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal

  5. Menggunakan

  5.3

  5.3.1 Perkalian pecahan biasa 1, 2, 7, 8 Mengalikan dan pecahan dalam membagi berbagai dengan pecahan biasa dijelaskan pemecahan masalah. bentuk pecahan. berdasarkan cara kerjanya.

  5.3.2 Cara kerja penyelesaian 9, 10, 11, 13 perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa digunakan untuk menemukan hasilnya.

  5.3.3 Pembagian pecahan biasa 3, 4, 5 dengan pecahan biasa dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

  5.3.4 Cara kerja penyelesaian 6, 12, 14 pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa digunakan untuk menemukan hasilnya.

  5.3.5 Perkalian pecahan biasa 15, 16 dengan pecahan campuran dan sebaliknya dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

  5.3.6 Cara kerja penyelesaian 17, 23, 24 perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya digunakan untuk menemukan hasilnya.

  5.3.7 Pembagian pecahan biasa 18, 19, 20 dengan pecahan campuran dan sebaliknya dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

  5.3.8 Cara kerja penyelesaian 21, 22, 25 pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya digunakan untuk menemukan hasilnya. Jumlah Soal

  25

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

  Uji coba instrumen penelitian ini meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. uji validitas dan uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan sudah valid atau belum. Jika instrumen sudah valid maka instrumen tersebut dapat digunakan untuk menguji tingkat keberhasilan suatu pembelajaran.

  Menurut (Widoyoko:2009), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen, sedangkan reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah variable bentukan yang menunjukkan derajad sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah variabel yang umum. Cara menganalisis validitas dan reliabilitas intrumen menggunakan komputer dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical

  Package for Social Sciences) dengan urutan langkah-langkah yaitu

  membuka SPSS 16.0 kemudian memasukkan data (entry data), selanjutnya mengolah data dengan cara Analyze- Scale- Reliability Analysis- Scale if

  item deleted- Continue- Ok dan yang terakhir menganalisis output atau hasilnya.

  Menurut (Widoyoko:2009) suatu item, dinyatakan valid atau layak digunakan apabila Corrected Item-Toral Correlation lebih besar atau sama dengan 0,3 (≥0,3). Menurut Kaplan dalam Widoyoko (2009:155) suatu instrumen dikatakan reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurang- kurangnya 0,7.

  Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa dan menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pada pembelajaran dalam evaluasi siklus I dan siklus II pada pembelajaran matematika kelas V SD Negeri 03 Kalimanggis. Hasil uji validitas dan reliabilitas soal dapat dilihat pada lampiran. valid. Hasil uji validitas angket motivasi yang valid dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Angket

  4,6,20,22

  Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk

  22

  6,9,11,12,

  1,2,3,4,5,7,8,10,13,14,15,16, 17,18,19,20,21,23,24,25

  2,13,14,15,16,17,18,19, 20,21,22,23,24,25

  Valid Isian Singkat 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,1

  Bentuk instrument Item Soal Valid Tidak

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Tes yang Valid untuk Siklus II

  1,2,3,5,7,8,9,10,11,12,13,14, 15,16,17,18,19,21,23,24,25

  Bentuk instrument Item Soal Valid Tidak Valid

  Isian Singkat 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,1 2,13,14,15,16,17,18,19, 20,21,22,23,24,25

  Bentuk instrument Item Soal Valid Tidak Valid

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Tes yang Valid untuk Siklus I

  Hasil uji validitas tes yang valid untuk siklus I dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

  Dari hasil uji validitas terdapat 10 butir pernyataan yang tidak valid, yaitu butir nomor 3,6,8,11,12,13,17,18,19,22. Sehingga 20 instrument motivasi belajar dinyatakan valid.

  3,6,8,11,12, 13,17,18,19 ,22

  1,2,4,5,7,9,10,14,15,16,20,21 ,23,24,25,26,27,28,29,30

  Skala 1-5 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,1 2,13,14,15,16,17,18,19, 20,21,22,23,24,25,26,27 ,28,29,30

3.7 Indikator Keberhasilan

  1. Proses Pelaksanaan Proses pelaksanaan dalam penelitian ini merupakan indikator ketercapaian dalam proses pembelajaran terhadap implementasi model pembelajaran make a match yang digunakan. Rentang penilaian menggunakan skor 1-5, yaitu: skor 1 (sangat kurang), skor 2 (kurang), skor 3 (cukup), skor 4 (baik), skor 5 (sangat baik). Peneliti memberikan patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata- rata ≥4

  (baik) dan per item ≥3 (cukup) dari model pembelajaran make a match yang diterapkan dalam pembelajaran.

  2. Indikator Hasil Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah: a.

  Motivasi Belajar Siswa Rentang penilaian menggunakan skor 1-5, yaitu: skor 1

  (sangat kurang), skor 2 (kurang), skor 3 (cukup), skor 4 (baik), skor 5 (sangat baik). Penelitian berhasil jika 100% dari jumlah keseluruhan siswa motivasi belajarnya meningkat dengan mencapai rata- rata ≥4 (baik) dan per item ≥3 (cukup) dari indikator yang diterapkan dalam pembelajaran.

  b.

  Hasil Belajar Peneliti memberikan patokan 100% dari jumlah keseluruhan siswa hasil belajarnya meningkat dengan mencapai nilai KKM (≥68).

3.8 Analisis Data

  Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskripsi kuantitatif, karena data yang diperolehakan di analisis adalah berbentuk kata-kata atau penjelasan (deskripsi kualitatif) dan berbentuk angka-angka (deskripsi kuantitatif). Untuk keperluan analisis data kualitatif diperoleh dari lembar observasi,

  Untuk mengukur kemampuan guru pengguaan model pembelajaran

1. Mengukur penguasaan guru dalam pembelajaran a.

  ∑ − 1 2

  ∑ − 1 2

  Untuk mengukur hasil observasi motivasi belajar siswa dalam pembelajaran siklus I digunakan rumus berikut:

  

9

b.

  

∑ ℎ

  Berdasarkan jumlah item indikator pada observasi motivasi belajar, maka digunakan rumus sebagai berikut: Rata-Rata =

  Untuk mengukur motivasi belajar siswa dianalisis dengan cara menghitung rata-ratanya, sebagai berikut:

  1 : sangat kurang 4 : baik 2 : kurang 5 : sangat baik 3 : cukup

  Untuk mengukur penguasaan guru dalam siklus II digunakan rumus berikut: Nilai =

  

make a match dianalisis dengan cara menghitung rata-ratanya, sebagai

  2 c.

  ∑ − 1 2

  Untuk mengukur penguasaan guru dalam siklus I digunakan rumus berikut: Nilai =

  b.

  ∑ ℎ ℎ

  Rata-rata =

  

make a match maka digunakan rumus sebagai berikut:

  Berdasarkan jumlah item indikator pada model pembelajaran

  berikut:

2 Dengan kriteria nilai:

1. Mengukur observasi motivasi belajar a.

  c.

  Untuk mengukur hasil observasi motivasi belajar siswa dalam pembelajaran siklus II digunakan rumus berikut:

  ∑ − 1 2

  Nilai =

2 Dengan kriteria nilai:

  1 : sangat kurang 4 : baik 2 : kurang 5 : sangat baik 3 : cukup

2. Mengukur angket motivasi belajar a.

  Berdasarkan jumlah item indikator pada angket motivasi belajar, maka digunakan rumus sebagai berikut:

  ∑ ℎ

  Rata-rata =

  20 b.

  Untuk mengukur hasil angket motivasi belajar siswa dalam pembelajaran siklus I digunakan rumus berikut:

  ∑ − 1 2

  Nilai =

  2 c.

  Untuk mengukur hasil angket motivasi belajar siswa dalam pembelajaran siklus II digunakan rumus berikut:

  ∑ − 1 2

  Nilai =

2 Dengan kriteria nilai:

  1 : sangat kurang 4 : baik 2 : kurang 5 : sangat baik 3 : cukup

3. Mengukur motivasi belajar

  Berdasarkan rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi dan angket motivasi belajar, maka diperoleh hasil digunakan rumus sebagai berikut:

  ∑ − ℎ

  Rata-rata =

  2 Dengan kriteria nilai:

  3 : cukup 4 : baik 5 : sangat baik

  Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa dianalisis dengan cara menghitung ketuntasan belajarnya sebagai berikut:

  1. Menghitung nilai

  ∑ ℎ

  Nilai = x 100

  ∑

  2. Menghitung rata

  • – rata nilai: Untuk menghitung rata-rata nilai menggunakan rumus:

  ∑

  = Keterangan : Xi : rata-rata nilai

  : jumlah seluruh nilai ∑ N : jumlah siswa

  3. Menghitung ketuntasan belajar klasikal

  ℎ

  Presentase = x 100%

  ℎ

  Dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 100% pupulasi kelas telah tuntas belajar.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Revolusi Hijau dan Kerusakan Lingkungan: Tinjauan Ekoteologi terhadap Pandangan Masyarakat Desa Kotabes, Kecamatan Amarasi- NTT tentang Pengaruh Revolusi Hijau dalam Bertani

0 2 45

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Revolusi Hijau dan Kerusakan Lingkungan: Tinjauan Ekoteologi terhadap Pandangan Masyarakat Desa Kotabes, Kecamatan Amarasi- NTT tentang Pengaruh Revolusi Hijau dalam Bertani

0 1 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD Negeri Dukuh 02 Kecamatan Sidomukti Salatiga Semester II Tahun Aja

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD Negeri Dukuh 02 Kecamatan Sidomukti Salatiga Semester II Tahun Aja

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD Negeri Dukuh 02 Kecamatan Sidomukti Salatiga Semester II Tahun Aja

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD Negeri Dukuh 02 Kecamatan Sidomukti Salatiga Semester II Tahun Aja

0 0 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 3 SD NEGERI DUKUH 02 KECAMATAN SIDOMUKTI SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 20142015 SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pe

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD Negeri Dukuh 02 Kecamatan Sidomukti Salatiga Semester II Tahun Aja

0 0 49

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD Negeri 03 Kalimanggis Ke

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD Negeri 0

0 0 27