PENGANTAR TUGAS AKHIR - Fotografi sebagai media penunjang perancangan buku “how to make over”karya kartika agustina

PENGANTAR TUGAS AKHIR FOTOGRAFI SEBAGAI MEDIA PENUNJANG PERANCANGAN BUKU “HOW TO MAKE OVER” KARYA KARTIKA AGUSTINA

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Guna Mencapai Gelar Ahli Madya D3 Desain Komunikasi Visual

Oleh : RENKY LINIARYADI C9507051 PROGRAM STUDI D3 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PERSETUJUAN

Konsep Karya Tugas Akhir Dengan Judul

FOTOGRAFI SEBAGAI MEDIA PENUNJANG PERANCANGAN BUKU “HOW TO MAKE OVER” KARYA KARTIKA AGUSTINA

Telah disetujui dan diterima untuk diajukan dihadapan pembimbing :

Pembimbing I

Pembimbing II

Andreas S. Widodo, S.Sn., M.Hum Anugrah Irfan Ismail, S.Sn NIP. 19751201 200112 1 002

NIP. 19830702 200812 1 003

Koordinator Tugas Akhir

Arief Iman Santoso, S.Sn NIP. 19790327 200501 1002

commit to user

PENGESAHAN

Diterima dan disahkan oleh panitia penguji Tugas Akhir Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Sebelas Maret Surakarta

5 Juli 2011

Panitia Penguji

Ketua Sidang Tugas Akhir Hermansyah Muttaqin, S.Sn

(…………………………) NIP. 19711115 2006041001

Sekretaris Sidang Esty Wulandari, S.Sos., M.Si.

(…………………………) NIP. 19791109 2008120001

Pembimbing I Tugas Akhir Andreas S. Widodo, S.Sn., M.Hum

(…………………………) NIP. 197512012001121002

Pembimbing II Tugas Akhir Anugrah Irfan Ismail, S.Sn

Ketua Program Studi Fakultas Sastra dan Seni Rupa

D3 Desain Komunikasi Visual

Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D Drs. Ahmad Adib, M.Hum., Ph.D NIP. 196003281986011001

NIP. 19600328 1986011001

MOTTO

Semua itu merupakan proses…dari tiada menjadi ada, dari biasa menjadi

LUAR BIASA …

PERSEMBAHAN

Karya Tugas Akhir ini dipersembahkan kepada kedua orangtua tercinta

yan g telah memberi banyak dukungan dari tempat nan jauh di sana…

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah, serta perlindungan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “ FOTOGRAFI SEBAGAI MEDIA PENUNJANG PERANCANGAN BUKU “HOW TO MAKE OVER” KARYA KARTIKA AGUSTINA”. Adapun Tugas Akhir ini disusun guna mencapai gelar

Ahli Madya Diploma III Desain Komuikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tugas Akhir ini dirasa masih memiliki banyak kekurangan yang disebabkan oleh faktor keterbatasan dari penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Terselesaikannya Tugas Akhir ini tentu tidak lepas dari bantuan, dorongan, dan bimbingan dari banyak pihak. Untuk itu dengan ketulusan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan

Seni Rupa.

2. Drs. Ahmad Adib, M. Hum., Ph. D, selaku Ketua Program DIII Desain

Komunikasi Visual.

3. Andreas S. Widodo, S.Sn., M. Hum, selaku Pembimbing I Tugas Akhir.

4. Anugerah Irfan Ismail, S.Sn, selaku Pembimbing II Tugas Akhir.

5. Arief Iman Santoso, S.Sn, selaku Koordinator Tugas Akhir.

7. Para staff pengajar dan karyawan Program Studi D3 DKV.

8. Kartika Agustina dan Harry Hartantio selaku pemilik studio Mammoth Photography, yang telah banyak membantu memfasilitasi dalam pembuatan karya Tugas Akhir ini.

Dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada, penulis menyadari bahwa konsep Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan. Semoga hasil penulisan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan jaman, semakin pesat pula teknologi berkembang. Namun semua hal tersebut tidaklah muncul begitu saja. Melainkan dari sebuah proses yang sangat panjang. Saat kini banyak sekali orang yang

“terjerumus” di dunia fotografi, karena semakin murahnya kamera-kamera digital saat ini dan juga merupakan trend yang sedang digandrungi. Dalam fotografi

mengenal Beauty Photography. Definisi beauty photography adalah foto yang menampilkan atau menonjolkan kecantikan. Biasanya foto ini berupa close-up atau tampak dekat, mulai dari ujung kepala hingga leher. Adapula yang menampilkan detail beauty, atau hanya menampilkan bagian-bagian tertentu dari wajah yang ingin difokuskan seperti mata, hidung, bibir, dan sebagainya.

Banyak sekali orang yang rendah diri ketika difoto, karena kurangnya percaya diri akan wajah dan penampilannya itu. Bagi wanita, untuk tampil cantik di hasil foto merupakan suatu keharusan. Selain teknik pemotretan dan penataan cahaya yang baik, diperlukan juga make-up atau tata rias agar yang baik agar terlihat lebih cantik.

Make-up adalah kegiatan mengubah penampilan dari bentuk asli sebenarnya dengan bantuan bahan dan alat kosmetik. Istilah make up lebih sering ditujukan kepada pengubahan bentuk wajah, meskipun sebenarnya seluruh tubuh Make-up adalah kegiatan mengubah penampilan dari bentuk asli sebenarnya dengan bantuan bahan dan alat kosmetik. Istilah make up lebih sering ditujukan kepada pengubahan bentuk wajah, meskipun sebenarnya seluruh tubuh

Make-up dapat menggambarkan ekspresi dari model itu sendiri atau pun konsep dari fotografernya. Seorang fotografer dapat mengeksplorasi dari berbagai macam karakter make-up untuk dituangkan dalam konsep pemotretan. Make-up artist bukan hanya pekerjaan milik wanita, saat ini banyak sekali kaum pria yang juga menggeluti bidang ini. Banyak orang yang ingin belajar make-up secara serius tapi terkendala oleh masalah dana dan waktu, karena tidak semua orang bisa meluangkan waktunya untuk sekolah kecantikan. Untuk belajar make-up diperlukan beberapa referensi seperti dari foto, majalah, televisi, dan juga buku, selain praktek tentunya.

Untuk memenuhi kebutuhan akan edukasi dalam hal tata rias, maka dirancanglah buku pelajaran singkat tentang make-up oleh Kartika Agustina, seorang make-up artist ternama di kota Solo. Dalam perancangan buku make-up diperlukan foto penunjang, desain layout yang simple dan penggunaan bahasa yang komunikatif agar karya sang make-up artist dapat dimengerti oleh para pembaca. Selain itu juga dibutuhkan strategi promosi agar buku tersebut dapat dikenal dan diterima di masyarakat. Maka dari itu penulis ingin mencoba Untuk memenuhi kebutuhan akan edukasi dalam hal tata rias, maka dirancanglah buku pelajaran singkat tentang make-up oleh Kartika Agustina, seorang make-up artist ternama di kota Solo. Dalam perancangan buku make-up diperlukan foto penunjang, desain layout yang simple dan penggunaan bahasa yang komunikatif agar karya sang make-up artist dapat dimengerti oleh para pembaca. Selain itu juga dibutuhkan strategi promosi agar buku tersebut dapat dikenal dan diterima di masyarakat. Maka dari itu penulis ingin mencoba

B. Rumusan Masalah

Untuk menciptakan karya foto beauty dengan baik, adapun permasalahan yang muncul agar dapat diterima oleh masyarakat khususnya orang-orang yang ingin belajar make-up antara lain:

1. Bagaimana menghasilkan karya beauty photography dan merancang desain buku agar pesan atau maksud dari make-up artist tersebut dapat tersampaikan kepada masyarakat ?

2. Bagaimana menentukan media promosi pendukung sehingga buku “How To Make Over” dapat diterima masyarakat ?

C. Tujuan Perancangan

Adapun tujuan yang ingin penulis berikan dalam pembuatan karya fotografi ini antara lain:

1. Menciptakan karya fotografi edukasi dengan teknik yang tepat dan bisa meyampaikan pesan dan pembelajaran kepada masyarakat.

2. Merancang desain buku dan media promosi pendukung melalui fotografi dengan memperhatikan nilai-nilai estetika pada desain pada media pendukung.

BAB II IDENTIFIKASI DATA

A. Data Produk

Pengarang buku make up “How To Make Over” adalah Kartika Agustina,

seorang make up artist kelahiran Solo, 26 Agustus 1975. Pengarang mulai menggeluti dunia tata rias pada tahun 2007 bersamaan dengan berdirinya studio fotografi milik suaminya. Mengingat dunia fotografi bridal dan fashion sangat erat hubungannya dengan tata rias, maka sang suami “menjerumuskan” pengarang untuk terjun di dunia tata rias, saat itu pengarang masih otodidak, belum mengikuti pendidikan / sekolah tata rias. Baru pada tahun 2008, pengarang mengikuti kelas basic make up di Puspita Martha Yogyakarta. Puspita Martha adalah sekolah kecantikan bertaraf internasional milik DR. Martha Tilaar, di sini pengarang mendapatkan materi dasar tentang make up seperti :

1. Make up pagi

2. Make up malam

3. Make up panggung

4. Make up Cikatri ( untuk wajah yang kurang bagus ) dan

5. Make up Geriartric ( make up untuk orang tua ) Setelah mengikuti kelas basic make up di Puspita Martha Yogyakarta, lalu pengarang melanjutkan pendidikannya ke Puspita Martha pusat di Jakarta. Pengarang di sini mengambil spesialisasi Fashion & Photography Make Up, dan 5. Make up Geriartric ( make up untuk orang tua ) Setelah mengikuti kelas basic make up di Puspita Martha Yogyakarta, lalu pengarang melanjutkan pendidikannya ke Puspita Martha pusat di Jakarta. Pengarang di sini mengambil spesialisasi Fashion & Photography Make Up, dan

Buku panduan dasar tentang make up ini berisi tentang langkah-langkah bagaimana cara mengubah wajah menjadi lebih menarik dengan bantuan kosmetik, ditambah dengan tata cara penataan rambut yang tepat agar dapat menampilkan karakter seseorang. Buku ini menjelaskan secara terperinci, dan disertai dengan foto sebagai ilustrasinya, dan diharapkan semua orang dapat mempraktekkannya sendiri. Keunggulan dari buku ini adalah penggunaan bahasa yang komunikatif, serta desain layout yang simple dan minimalis agar pembaca dapat mudah memahami isi buku tersebut.

Motivasi pembuatan buku ini adalah karena pengarang ingin berbagi pengalaman kepada masyarakat tentang ilmu tata rias yang dia dapatkan selama mengikuti pendidikan tata rias, serta menunjukkan bahwa make up artist bukan hanya profesi bagi kaum wanita, tetapi bisa juga untuk pria, dan bisa dipraktekkan oleh siapa saja. Untuk kedepannya pengarang ingin menunjukkan eksistensinya sebagai make up artist di mata Indonesia pada khususnya dan di mata internasional pada umumnya.

1. Target Market

Target market dari perancangan Media Promosi Buku “How To Make Over” Karya Kartika Agustina adalah sebagai berikut :

a. Geografis : Wilayah Surakarta dan sekitarnya

b. Demografis

1) Usia

: 19 – 45 tahun

2) Jenis Kelamin

: Pria dan Wanita

3) Pendidikan

: SMA hingga Perguruan Tinggi / Umum

4) Kelas Sosial

: Ekonomi menengah ke atas

5) Agama

: Semua agama

2. Target Audience

Target audience dari perancangan Media Promosi Buku “How To Make Over” Karya Kartika Agustina adalah sebagai berikut :

a. Geografis : Wilayah Surakarta dan sekitarnya

b. Demografis

1) Usia

: 19 – 45 tahun

2) Jenis Kelamin

: Pria dan Wanita

3) Pendidikan

: SMA hingga Perguruan Tinggi / Umum

4) Kelas Sosial

: Ekonomi menengah ke atas

5) Agama

: Semua agama : Semua agama

C. Kompetitor

Kompetitor adalah pesaing utama yang memiliki kesamaan atau kemiripan dalam bidang yang sama, baik secara visual sampai pendistribusian. Penulis memilih dua buku tentang tata rias yang dapat mewakili kompetitor, karena kompetitor yang lain tentu saja tidak mungkin disebutkan satu persatu. Berikut buku tentang tata rias yang penulis anggap sebagai referensi dan kompetitor adalah :

1. Judul Buku : Panduan Tata Rias Kecantikan Wajah Terkini Visualisasi

: Cover dan back cover full color.

Halaman isi hitam putih tanpa ilustrasi. Pengarang

: Nikmah Ilahi

Penerbit

: Flashbooks – Jogja

Tahun Terbit

: Maret 2010

Jumlah Halaman

Buku ini berisi pelajaran singkat tentang tata rias. Dari desain sampul depan, pembaca yang ingin membeli buku ini sudah dapat menilai isi buku tersebut Buku ini berisi pelajaran singkat tentang tata rias. Dari desain sampul depan, pembaca yang ingin membeli buku ini sudah dapat menilai isi buku tersebut

(Gb. 01).

2. Judul Buku : Tip & Trik 02 : Shading and Countouring Ukuran Buku

: 15 x 21 cm

Berat Buku

: 320 gram

Visualisasi

: Cover dan back cover full color.

Halaman isi full color.

Pengarang

: I & D Creative

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama – Jakarta Tahun Terbit

: Juli 2010

Jumlah Halaman

Buku ini merupakan lanjutan dari seri sebelumnya, isinya menjelaskan lebih dalam tentang shading and countouring dalam tata rias. Desain sampulnya tidak terlihat “eye catching” (Gb, 02), dan bagian isinya kurang menarik segi Buku ini merupakan lanjutan dari seri sebelumnya, isinya menjelaskan lebih dalam tentang shading and countouring dalam tata rias. Desain sampulnya tidak terlihat “eye catching” (Gb, 02), dan bagian isinya kurang menarik segi

(Gb. 02)

BAB III KONSEP PERANCANGAN

A. Konsep Karya

Perancangan promosi buku “How To Make Over” karya Kartika Agustina ini dimaksudkan agar masyarakat bisa mengenal lebih dalam dan mempelajari sendiri seni tata rias dengan cepat, mudah, dan murah lewat buku ini.

Dalam kegiatan promosi direncanakan akan menjalin hubungan kerjasama dengan salah satu toko buku ternama di Kota Solo yang sekiranya ramai dikunjungi oleh target audience, yaitu toko buku Gramedia, selain itu juga, di toko buku ini juga terdapat gedung Balai Sudjatmoko yang biasa dipakai untuk pameran dan launching buku.

Untuk menarik perhatian khalayak ramai maka diselenggarakan acara Grand Launching buku, dimana pada acara tersebut diadakan penjualan buku dengan harga murah apabila membeli buku dalam satu paket. Satu paket itu terdiri dari buku “How To Make Over”, t-shirt, pin, kalender meja, gantungan kunci, stiker, dan tas kain. Hal ini untuk memancing target audience agar membeli buku tersebut, karena promosi ini hanya berlaku saat Grand Launching saja. Selain itu juga diadakan talkshow interaktif dengan narasumber langsung dari pengarangnya, sehingga penonton dapat tanya jawab mengenai isi dari buku tersebut. Pada akhir Untuk menarik perhatian khalayak ramai maka diselenggarakan acara Grand Launching buku, dimana pada acara tersebut diadakan penjualan buku dengan harga murah apabila membeli buku dalam satu paket. Satu paket itu terdiri dari buku “How To Make Over”, t-shirt, pin, kalender meja, gantungan kunci, stiker, dan tas kain. Hal ini untuk memancing target audience agar membeli buku tersebut, karena promosi ini hanya berlaku saat Grand Launching saja. Selain itu juga diadakan talkshow interaktif dengan narasumber langsung dari pengarangnya, sehingga penonton dapat tanya jawab mengenai isi dari buku tersebut. Pada akhir

“How To Make Over” tersebut antara lain :

1. Pendekatan Kreatif

Ada beberapa pendekatan kreatif itu semua tergantung pada strategi konsep periklanan, serta siapa khalayak yang dituju. Adapun penyampaian pesan dari iklan tersebut dilakukan dengan menggunakan pendekatan :

a. Informational Pesan-pesan yang disampaikan dibuat berdasarkan fakta, yaitu informasi secara terperinci bagaimana langkah-langkah dalam menata rias.

b. Emotional Pendekatan psikologis secara emosional yang diterapkan untuk menarik setiap calon konsumen yang memandang material promosi buku “How To Make Over” langsung terpersuasi untuk membelinya.

c. Image Image atau citra yang dimiliki oleh Kartika Agustina sebagai make up artist yang sudah profesional dan telah memiliki seritifikat internasional.

2. Positioning

Buku tutorial make up ini diposisikan sebagai buku yang menuntun para pembaca untuk bisa menata rias wajah agar tampil lebih cantik, percaya diri, dan berkarakter.

3. Unique Selling Preposition (USP)

Ciri khas yang membedakan buku “How To Make Over” dengan buku tata rias yang lain adalah adanya foto sebagai ilustrasi yang menjelaskan langkah-langkah menata rias, selain itu juga menggunakan bahasa yang komunikatif, serta desain layout yang minimalis untuk memudahkan pembaca memahami isi dari buku tersebut.

B. Konsep Perancangan

Penulis memilih fotografi sebagai media penunjang diartikan bahwa fotografi dipakai sebagai ilustrasi yang menjelaskan atau menggambarkan isi dari buku tersebut, karena foto dapat mewakili ratusan kata. Selain itu fotografi juga dapat diaplikasikan pada media promosi apa saja, dalam konteks ini fotografi diaplikasikan pada media lini atas dan lini bawah. Alasannya media ini dirasa paling efektif karena bisa lebih menjangkau ke ruang lingkup yang lebih luas dan tersebar, dengan didukung oleh unsur-unsur grafis seperti tipografi, warna, dan elemen-elemen Penulis memilih fotografi sebagai media penunjang diartikan bahwa fotografi dipakai sebagai ilustrasi yang menjelaskan atau menggambarkan isi dari buku tersebut, karena foto dapat mewakili ratusan kata. Selain itu fotografi juga dapat diaplikasikan pada media promosi apa saja, dalam konteks ini fotografi diaplikasikan pada media lini atas dan lini bawah. Alasannya media ini dirasa paling efektif karena bisa lebih menjangkau ke ruang lingkup yang lebih luas dan tersebar, dengan didukung oleh unsur-unsur grafis seperti tipografi, warna, dan elemen-elemen

1. Strategi Visual

Untuk menghasilkan karya yang maksimal perlu didukung dengan adanya penggunaan unsur-unsur visual seperti tipografi, layout, warna, serta unsur pendukung lainnya untuk diterapkan pada media yang tepat. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka unsur-unsur pendukung desain secara keseluruhan dalam menentukan bentuk visual antara lain sebagai berikut :

a. Tipografi Perencanaan tipografi harus didasarkan pada pertimbangan gaya desain dan fungsi, juga karakter huruf yang akan dipasang. Berdasarkan tema yang diangkat, pemilihan tipografi disesuaikan dengan citra yang ingin disampaikan. Huruf teks yang digunakan harus memiliki tingkat readibilitas yang tinggi dan efektif, dengan kata lain huruf teks yang boros akan menghabiskan ruangan dan dapat menghabiskan biaya yang cukup banyak. Melalui perancangan ini, tipografi yang akan digunakan adalah :

1) Code Light Huruf ini digunakan sebagai headline karena bentuknya yang simple, sederhana, dan mudah dibaca, selain itu juga huruf ini memiliki kesan yang seksi dan glamour.

YZ

2) AvantGarde Bk Bt Huruf ini digunakan sebagai baseline karena bentuknya yang simple, sederhana, tidak kaku, dan mudah dibaca. ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890

3) Trebuchet MS Huruf ini digunakan dalam penulisan isi buku tersebut yang berfungsi untuk menjelaskan karena bentuknya yang simple, sederhana, tidak kaku, dan mudah dibaca. ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890

b. Ilustrasi Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan yang menampilkan informasi dengan penuangan daya imajinasi. Ilustrasi merupakan bagian terpenting dari layout iklan yang fungsinya memperjelas b. Ilustrasi Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan yang menampilkan informasi dengan penuangan daya imajinasi. Ilustrasi merupakan bagian terpenting dari layout iklan yang fungsinya memperjelas

Teknik ilustrasi yang akan digunakan seluruhnya menggunakan elemen fotografi yaitu foto-foto bahan dan peralatan make up, langkah- langkah dalam menata rias, dan model wanita sebelum dan sesudah di-make up . Ilustrasi fotografi disini lebih menekankan pengambilan gambar dengan teknik close-up atau tampak dekat, mulai ujung kepala hingga leher, hal ini dimaksudkan untuk menampilkan atau menonjolkan kecantikan, karena secara umum, orang memandang kecantikan sebagai sesuatu yang harus ditampilkan secara sempurna.

c. Warna Pemilihan warna adalah satu hal yang sangat penting dalam promosi dengan media desain komunikasi visual, karena warna memiliki bahasa komunikasi tersendiri yang disampaikan lewat penglihatan (visual). Warna yang mendominasi dalam perancangan buku dan media promosi

“How To Make Over” adalah :

1) Abu-abu

Warna abu-abu dipilih karena warna yang paling mudah dilihat mata dan memiliki kesan kesederhanaan.

Warna hitam memiliki karakter yang menimbulkan kesan anggun atau elegan, dan mewah.

3) Merah

Warna merah memiliki karakter yang menimbulkan kesan sensual dan berani.

4) Putih

Warna putih disini memberikan kesan kesucian dan keindahan. Selain penggunaan keempat warna tersebut, dalam aplikasinya tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan warna-warna lain atau warna gradasi sebagai pendukung dan penambah keindahan atau estetis.

d. Layout Dalam desain grafis, peranan elemen-elemen grafis dan layout merupakan hal yang sangat vital dalam sebuah karya publikasi. Layout adalah mengatur penempatan berbagai unsur komposisi, seperti misalnya huruf teks, garis-garis, bidang-bidang, gambar-gambar dan sebagainya.

ingin disampaikan. Cara menyusun layout dalam merancang sebuah desain harus memperhatikan beberapa aspek yaitu :

1) Proportion (proporsi)

Kesesuaian antara ukuran halaman dengan isinya.

2) Balancing (keseimbangan) Suatu pengaturan agar penempatan elemen dalam suatu halaman memiliki efek samping. Terdapat dua macam keseimbangan :

a) Keseimbangan formal/simetris

Digunakan meletakkan elemen grafis agar terkesan rapi & formal sehingga dapat dipercaya, diandalkan, serta terkesan aman.

b) Keseimbangan informal/asimetris

Digunakan meletakkan elemen grafis agar terkesan seimbang, hanya saja pengaturannya tidak sama. Prinsip ini melambangkan adanya dinamika, energi, dan pesan yang bersifat tidak formal.

3) Contrast / Focus Memunculkan sesuatu yang berbeda dalam sebuah dominasi, sehingga diperoleh point of interest-nya.

4) Rhythm (irama) Repetisi atau perulangan adalah mengulangi beberapa aspek desain pada sebuah bidang publikasi sehingga menimbulkan irama yang enak untuk diikuti. Penggunaan repetisi juga turut diperhitungkan 4) Rhythm (irama) Repetisi atau perulangan adalah mengulangi beberapa aspek desain pada sebuah bidang publikasi sehingga menimbulkan irama yang enak untuk diikuti. Penggunaan repetisi juga turut diperhitungkan

5) Unity (kesatuan) Hubungan antara elemen-elemen desain yang semula berdiri sendiri serta memiliki ciri sendiri disatukan menjadi sesuatu yang baru yang utuh.

2. Strategi Verbal

Naskah iklan meliputi pesan kata-kata sebagai penjelas produk yang ditawarkan sehingga mengarahkan konsumen untuk bertindak sesuai yang diinginkan. Naskah iklan untuk kegiatan promosi mengandung unsur- unsur berikut :

a. Headline Headline disebut juga judul atau kepala tulisan, adalah bagian terpenting dari sebuah iklan, karena merupakan bagian yang pertama kali dibaca oleh target audience, tujuannya untuk memancing agar melanjutkan membaca teks berikutnya lebih detil. Dalam promosi ini akan digunakan headline yang menggunakan bahasa Inggris, dimana target audience adalah mulai dari mahasiswa, wanita karir, hingga ibu rumah tangga yang memiliki kelas sosial menengah keatas. Meskipun menggunakan bahasa Inggris, pesannya juga tetap mudah dipahami. Headline yang akan digunakan adalah judul buku itu sendiri yaitu “How To Make Over”, maksudnya adalah bagaimana cara membuat a. Headline Headline disebut juga judul atau kepala tulisan, adalah bagian terpenting dari sebuah iklan, karena merupakan bagian yang pertama kali dibaca oleh target audience, tujuannya untuk memancing agar melanjutkan membaca teks berikutnya lebih detil. Dalam promosi ini akan digunakan headline yang menggunakan bahasa Inggris, dimana target audience adalah mulai dari mahasiswa, wanita karir, hingga ibu rumah tangga yang memiliki kelas sosial menengah keatas. Meskipun menggunakan bahasa Inggris, pesannya juga tetap mudah dipahami. Headline yang akan digunakan adalah judul buku itu sendiri yaitu “How To Make Over”, maksudnya adalah bagaimana cara membuat

b. Sub Headline Sub headline disebut juga sub judul adalah pernyataan tertulis untuk sedikit penjelasan headline dan merupakan penghubung antara headline dan body copy. Sub headline yang akan digunakan adalah “Rahasia Untuk Tampil Cantik”.

c. Keyword / slogan Keyword atau kata kunci dalam iklan merupakan elemen yang penting dalam mengkomunikasikan pesan untuk mengangkat image produk agar dikenal dan diingat masyarakat. Keyword yang akan digunakan adalah “There is no Beauty You Can’t Create”, yang artinya tidak ada kecantikan yang tidak bisa anda ciptakan. Maksudnya adalah pada dasarnya kecantikan itu bisa diciptakan, tetapi sesuai dengan metoda atau langkah-langkah yang benar dan tepat. Kalimat ini dimaksudkan untuk mempengaruhi target audience agar membeli buku ini.

d. Body Copy (teks inti) Body copy merupakan kalimat-kalimat teks iklan yang mengemukakan uraian pesan-pesan produk yang akan disampaikan. Penyampaiannya singkat namun jelas, persuasif, jujur dan berdasarkan fakta yang ada. Body copy ini berisi rangkuman mengenai intisari dari buku tersebut.

“Pada dasarnya semua wanita itu cantik dan unik, tetapi banyak sekali wanita yang kurang percaya diri akan wajah dan penampilannya itu.

kecantikan dari luar ditunjang oleh penampilan fisik. Untuk tampil cantik maka diperlukan make-up atau tata rias, karena make-up mampu membuat wanita terlihat lebih cantik dan percaya diri. ” “Buku ini memaparkan teknik dasar dari tata rias wajah yang dapat mengubah wajah menjadi lebih cantik dan menarik secara natural, di dalamnya terdapat petunjuk langkah-langkah praktis disertai dengan contoh foto dan tips yang mudah dipahami dan didesain khusus untuk memandu dari pemula hingga profesional dalam merias wajah ”. “Melalui buku ini penulis ingin berbagi ilmu dan pengalaman selama menggeluti dunia tata rias. Semoga buku ini dapat menambah wawasan dan dapat dijadikan referensi bagi siapa saja yang ingin menekuni bidang tata rias wajah “.

e. Base Line (Kalimat dasar) Base line merupakan unsur lain yang biasanya ditempatkan di bagian bawah iklan, biasanya berupa brand name, nama perusahaan atau instansi, karena perancangan promosi ini merupakan sebuah buku, maka kalimat dasarnya adalah nama pengarang itu sendiri yaitu

“KARTIKA AGUSTINA”

C. Media Plan dan Placement

Dalam kegiatan promosi diperlukan media pendukung untuk memperkenalkan produk tersebut agar pesan-pesan periklanan dapat diterima dengan baik kepada target audience. Yang dimaksud media adalah segala sesuatu untuk mengaplikasikan atau menyampaikan iklan, dalam hal ini buku make up karangan Kartika Agustina. Media promosi tersebut harus tepat dan terseleksi dengan mempertimbangkan :

1. Media lini atas ( above the line ) Merupakan media iklan yang disebarkan melalui sarana media komunikasi massa, seperti surat kabar, majalah, tabloid, televisi, radio. Media lini atas adalah media yang terukur, baik dari rating, pembaca, pengeluaran, serta efeknya. Selain itu, media lini atas mudah untuk diawasi pergerakannya. Pada umumnya biro iklan yang bersangkutan mendapatkan komisi karena pemasangan iklan tersebut.

2. Media lini bawah ( below the line ) Merupakan kegiatan periklanan yang tidak melibatkan pemasangan iklan pada media komunikasi . Biro iklan tidak memungut komisi atas penyiaran atau pemasangannya. Pada umumnya periklanan ini bersifat promosi penjualan, yaitu kegiatan promosi yang dilakukan di tempat penjualan.

1. Desain buku

a. Desain cover dan back cover

1) Alasan pemilihan media Sebuah buku dapat dinilai dari cover-nya, karena cover atau sampul merupakan identitas atau jati diri dari isi buku tersebut. Para pembaca akan menilai tingkat keseriusan dalam penggarapan desain cover, karena saat ini banyak sekali desain cover yang terlihat asal-asalan dalam penggarapannya sehingga menurunkan kualitas dari isi buku tersebut. Sebuah cover haruslah dapat menarik perhatian para target audience ketika pertama kali melihat isi rak di toko buku, sehingga membuat target audience tertarik untuk membaca buku tersebut.

b. Buku

1) Penempatan media Buku berfungsi untuk menjelaskan cara menata rias secara terperinci, dan di dalamnya disertai ilustrasi berupa foto.

a. Alasan pemilihan media Media ini sangat efektif karena dapat dibaca berulang-ulang, pembacanya lebih selektif dan mampu menampilkan informasi secara detail.

b. Penempatan media

Majalah yang dijadikan media promosi adalah majalah wanita dan majalah fashion, karena pembacanya sesuai dengan target audience dari buku tersebut dan juga lebih terarah dalam mempromosikannya.

3. Poster

a. Alasan pemilihan media Poster adalah media untuk berkomunikasi yang berisi gambar dan pesan untuk menginformasikan tentang suatu produk kepada khalayak secara obyektif. Poster merupakan media yang mempunyai karakteristik penekanan visual yang terletak pada ilustrasinya. Poster mampu menampilkan bentuk visual dengan bahasa gambar untuk menginformasikan sesuatu.

b. Bentuk media

Dicetak di kertas A2 dan dibingkai dengan dilapisi plastik untuk melindungi kertas tersebut. Poster ini berisi ilustrasi foto, headline , sub headline, keyword dan baseline.

Poster ini ditempelkan di toko buku, dan public area, sehingga konsumen yang datang dapat langsung melihatnya dan tertarik untuk membeli buku tersebut.

4. Pamflet

a. Alasan pemilihan media Merupakan media promosi selebaran yang biasa ditempel di tempat-tempat umum dan strategis. Dengan visualisasi yang menarik, pamflet mampu menarik perhatian khalayak ramai yang lewat atau yang melihat untuk segera membaca lebih detail isi pamflet tersebut.

b. Penempatan media

Pamflet disebarkan dengan cara ditempel di tempat-tempat umum seperti halte, kampus, dan toko buku di wilayah Solo dan sekitarnya.

5. Leaflet

a. Alasan pemilihan media

Leaflet ini berupa selembar kertas yang dilipat-lipat. Dibuat seperti ini agar lebih interaktif dan seakan-akan bercerita. Fungsinya untuk mempengaruhi dan meyakinkan target audience agar membeli buku tersebut.

Leaflet dibagikan kepada pengunjung toko buku ketika Grand Launching berlangsung.

6. Spanduk

a. Alasan pemilihan media

Suatu media promosi yang dipasang dan dibentangkan di pinggir-pinggir jalan yang membuat pengguna jalan yang melewati jalan tersebut dapat mudah membaca isi dari pesan di spanduk tersebut.

b. Penempatan media

Spanduk ditempatkan di tempat-tempat strategis, seperti pinggir jalan raya dan perempatan lampu merah.

7. X – Banner

a. Alasan pemilihan media Dipilih karena mengandung muatan informasi yang menjelaskan secara ringkas mengenai buku tersebut. Dengan melihat X-banner yang menarik, orang akan menjadi tertarik untuk membeli buku tersebut, sehingga sangat efektif digunakan sebagai media promosi.

X-banner dibuat persegi panjang vertikal dengan kerangka berbentuk huruf X.

c. Penempatan media

X-banner ditempatkan di ruangan tempat Grand Launching dan acara talkshow interaktif berlangsung.

8. Hanging Banner

a. Alasan pemilihan media Hanging Banner adalah salah satu media promosi yang berfungsi sebagai pemanis dan penarik perhatian konsumen yang sedang berada di toko buku untuk mencari tahu mengenai buku yang sedang dipromosikan.

b Penempatan media

Media ini ditempatkan dengan cara digantung di langit-langit toko buku dan tempat launching buku.

9. Kartu nama

a. Alasan pemilihan media Untuk lebih mengenalkan pengarang kepada konsumen. Berisi nama, alamat, dan nomor telepon, sehingga konsumen bisa memesan, bertanya,

konsultasi, memakai jasa, atau mengungkapkan kritik dan sarannya terhadap buku tersebut.

memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai buku ini.

b. Penempatan media

Diberikan kepada konsumen atau toko buku yang diajak bekerjasama oleh pengarang.

10. Stiker

a. Alasan pemilihan media Stiker merupakan salah satu media penunjang yang banyak disukai masyarakat umum, karena dapat ditempelkan di berbagai tempat seperti kaca, mobil, motor, pintu dan tempat lainnya, fungsinya sebagai pengingat akan produk tersebut.

b. Bentuk media

Stiker dicetak di atas kertas stiker lalu dilaminasi agar awet. Cara memasangnya, lembaran tersebut tinggal dipisahkan dari kertas alasnya lalu tempelkan bagian yang terdapat perekatnya.

c. Penempatan media

Stiker dibagikan secara gratis kepada pengunjung ketika acara Grand Launching berlangsung.

a. Alasan pemilihan media Tas kain digunakan sebagai media promosi berjalan. Tas ini didapat dengan cara membeli buku dalam satu paket, hal ini untuk menarik minat konsumen agar membeli buku tersebut, karena dalam jumlah terbatas dan hanya berlaku saat Grand Launching berlangsung. Penulis memilih tas dengan bahan kain karena untuk mengurangi dampak pemakaian kertas dan plastik, selain itu tas tersebut dapat digunakan berulang-ulang.

b. Bentuk media

Tas kain ini berwarna hitam berisi gambar ilustrasi seorang model yang sedang di make up dan terdapat tulisan headline, sub headline, dan keyword.

c. Penempatan media

Tas ini hanya terdapat di toko buku dan tempat Grand Launching buku tersebut.

12. T-shirt

a. Alasan pemilihan media T-shirt dapat digunakan sebagai media promosi berjalan, karena dapat dipakai kemana-mana, sehingga akan lebih banyak menarik perhatian orang.

T-shirt didapat dengan cara membeli buku dalam satu paket dan hanya tersedia saat Grand Launching berlangsung.

13. Pin

a. Alasan pemilihan media Pin merupakan salah satu media yang sedang digemari saat ini. Biasanya pin ini diletakkan di baju, topi, dan tas, sehingga dapat menarik minat konsumen terhadap buku tersebut.

b. Penempatan media

Pin didapat dengan cara membeli buku dalam satu paket dan hanya tersedia di toko buku saat Grand Launching berlangsung.

14. Gantungan kunci

a. Alasan pemilihan media Gantungan kunci menjadi salah satu media promosi yang efektif, karena dapat menjadi aksesoris yang dapat berfungsi sebagai pengingat tentang buku tersebut.

b. Penempatan media

Gantungan kunci didapat dengan cara membeli buku dalam satu paket dan hanya tersedia di toko buku saat Grand Launching berlangsung.

a. Alasan pemilihan media Mug selain dapat digunakan sebagai media promosi berjalan juga dapat dijadikan souvenir.

b. Penempatan media

Mug didapat dengan cara membeli buku dalam satu paket dan hanya tersedia di toko buku saat Grand Launching berlangsung.

16. Note book

a. Alasan pemilihan media Note book digunakan para pengunjung untuk mencatat ketika acara Talkshow interaktif berlangsung.

b. Penempatan media

Note book diberikan secara cuma-cuma kepada para pengunjung yang menghadiri acara Grand Launching.

17. Kalender meja

a. Alasan pemilihan media Kalender merupakan media yang sering digunakan untuk keperluan promosi. Kalender sangat efektif, karena pemasangannya selama satu tahun penuh dan hampir dapat dikatakan semua masyarakat membutuhkannya.

Kalender yang dibuat yaitu kalender meja. Desain dibuat semenarik mungkin dengan menampilkan foto-foto model seperti yang tertera dalam buku ditambah dengan tips mengenai tata rias.

c. Penempatan media

Kalender meja ini juga didapat dengan cara membeli buku dalam satu paket dan hanya tersedia di toko buku saat Grand Launching berlangsung.

18. Pembatas buku

a. Alasan pemilihan media Untuk menandai sampai mana buku tersebut dibaca, dan memudahkan pembaca untuk melanjutkan dalam membaca buku tersebut.

b. Penempatan media

Diberikan secara gratis dan terdapat di setiap bukunya.

D . Teknik Pelaksanaan

1. Peralatan yang digunakan dalam proses perancangan :

a. Kamera DSLR ( Digital Single Lens Reflect )

DSLR atau Digital Single Lens Reflect adalah kamera digital dengan format yang mengadopsi kamera SLR film yaitu memiliki lensa yang bisa dilepas, memiliki cermin mekanik dan penta prisma untuk mengarahkan sinar yang melewati lensa menuju ke jendela bidik. Saat tombol rana ditekan, cermin akan terangkat dan shutter terbuka sehingga menyebabkan sinar yang memasuki lensa akan diteruskan mengenai sensor, kemudian diterjemahkan menjadi sebuah gambar. Perbedaan antara kamera SLR di era film dengan kamera digital SLR (DSLR) adalah pada media rekam gambar peka cahaya yang digunakan, dimana pada SLR digunakan film 35mm dan pada kamera DSLR menggunakan sensor peka cahaya berjenis CCD (Charge Coupled Device) atau CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor ). Kamera yang digunakan dalam proses pengerjaan karya ini adalah kamera DSLR merk Nikon D40x, D3000, dan D300. Kamera digital ini memiliki berbagai macam fasilitas, sehingga bisa menggunakan berbagai macam teknik dalam proses fotografi. Dengan memiliki kualitas gambar 10,2 megapixel dan 12,2 megapixel, kamera ini DSLR atau Digital Single Lens Reflect adalah kamera digital dengan format yang mengadopsi kamera SLR film yaitu memiliki lensa yang bisa dilepas, memiliki cermin mekanik dan penta prisma untuk mengarahkan sinar yang melewati lensa menuju ke jendela bidik. Saat tombol rana ditekan, cermin akan terangkat dan shutter terbuka sehingga menyebabkan sinar yang memasuki lensa akan diteruskan mengenai sensor, kemudian diterjemahkan menjadi sebuah gambar. Perbedaan antara kamera SLR di era film dengan kamera digital SLR (DSLR) adalah pada media rekam gambar peka cahaya yang digunakan, dimana pada SLR digunakan film 35mm dan pada kamera DSLR menggunakan sensor peka cahaya berjenis CCD (Charge Coupled Device) atau CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor ). Kamera yang digunakan dalam proses pengerjaan karya ini adalah kamera DSLR merk Nikon D40x, D3000, dan D300. Kamera digital ini memiliki berbagai macam fasilitas, sehingga bisa menggunakan berbagai macam teknik dalam proses fotografi. Dengan memiliki kualitas gambar 10,2 megapixel dan 12,2 megapixel, kamera ini

b. Lensa Untuk mendapatkan hasil foto beauty yang baik, penulis menggunakan lensa dengan rentang diatas 50 mm, seperti, af-s Nikkor 18-55 mm f/3.5-5.6 G II ED dan Tamron af-s 17-50 mm f/2.8, karena jika mengunakan rentang terlalu lebar (di bawah 50 mm), foto akan menjadi distorsi. Sebagai contoh kepala akan terlihat terlalu lonjong dan sebagainya. Hal ini sangat dihindari pada foto beauty.

1) Pengolahan digital

Pengertian fotografi digital itu sendiri adalah fotografi yang memanfaatkan data digital dalam proses pengolahan dan penyimpanannya. Data digital (data yang berupa digit 0 dan 1 ) hanya bisa dimengerti oleh komputer dan peralatan digital lainnya, oleh karena itu untuk proses kelanjutannya jika ingin memperoleh hasil cetaknya harus menggunakan perangkat komputer yang memang mampu menerjemahkan data digital ke dalam gambar untuk kemudian dicetak seperti halnya mencetak pada komputer.

a) Tanpa menggunakan media perekam berupa film.

b) Preview hasil foto secara instan.

c) Tidak memerlukan larutan kimia dalam proses reproduksi

gambarnya, sehingga ramah lingkungan.

d) Memungkinkan banyak fasilitas, sehingga memudahkan

dalam pengambilan gambar.

e) Dapat mengambil gambar sebanyak mungkin sesuai

kebutuhan.

f) Memungkinkan pengolahan dan penyuntingan yang jauh

lebih terkontrol.

g) Lebih efisien.

c. Softbox

Softbox adalah aksesoris lampu kilat dengan interior putih, emas, atau, perak dan ditutup dengan bahan yang tembus cahaya untuk melewatkan sinar. Softbox berguna untuk menghaluskan kulit, melembutkan dan menyebarkan cahaya. Ada beberapa macam softbox yang biasa digunakan, seperti :

1) Striplite softbox

Varian dari softbox yang berbentuk segi empat langsing. Biasa digunakan untuk pencahayaan tubuh dari arah samping atau belakang.

Varian dari softbox yang berbentuk oktagon atau segi delapan. Biasanya digunakan untuk pemotretan portrait atau wajah. Refleksi yang dihasilkan pada mata model akan menjadi berbentuk bulat.

d. Standard reflector Merupakan aksesoris standar dari sebuah lampu. Berbentuk bulat dan di dalamnya dilapisi materi berwarna perak. Cahaya yang dihasilkan cukup keras dan terkonsentrasi. Standard reflector memiliki ukuran dan diameter yang berbeda-beda.

e. Honeycomb grid

Grid yang terdiri dari sel-sel berbentuk heksagonal. Digunakan untuk melembutkan cahaya, serta untuk lebih mengkonsentrasikan arah cahaya.

f. Reflector

Aksesoris yang berfungsi untuk memantulkan cahaya. Tersedia dalam beberapa jenis warna, seperti putih, hitam, emas, perak, dan sebagainya. Biasa digunakan pada pemotretan outdoor, tetapi terkadang juga sering digunakan pada pemotretan di studio.

g. Laptop Dalam pengerjaan karya ini, penulis menggunakan sebuah laptop atau notebook bermerk Hewlett-Packard seri Pavilion dv4000. Agar dalam proses pengerjaannya berjalan lancar, maka diperlukan g. Laptop Dalam pengerjaan karya ini, penulis menggunakan sebuah laptop atau notebook bermerk Hewlett-Packard seri Pavilion dv4000. Agar dalam proses pengerjaannya berjalan lancar, maka diperlukan

1) Intel Pentium Centrino

2) 1 GHz memory 3)

90 GB hard disk

4) Motherboard dengan kapasitas baik

5) VGA card

6) Sebuah CD/DVD RW untuk menulis ke CD

Laptop yang cepat dan memiliki kemampuan yang semakin memadai akan memudahkan pengerjaan, dan juga akan mempersingkat waktu. Selain itu juga penulis menggunakan perangkat tambahan seperti hard disk external berkapasitas 320 GB untuk mem-back up data yang tersimpan di laptop.

2. Software Software atau perangkat lunak yang digunakan dalam proses pembuatan media promosi ini antara lain :

a. Adobe Photoshop CS3

Photoshop merupakan program pengolahan gambar yang paling populer saat ini. Hampir semua orang menggunakannya untuk keperluan editing foto maupun desain grafis, mulai dari pemula hingga level profesional, karena memiliki banyak tools yang canggih dan sangat mudah penggunaannya. Software ini dipilih karena memberi kemudahan dalam melakukan pengolahan foto dan Photoshop merupakan program pengolahan gambar yang paling populer saat ini. Hampir semua orang menggunakannya untuk keperluan editing foto maupun desain grafis, mulai dari pemula hingga level profesional, karena memiliki banyak tools yang canggih dan sangat mudah penggunaannya. Software ini dipilih karena memberi kemudahan dalam melakukan pengolahan foto dan

b. Corel Draw X3

Corel Draw merupakan software yang digunakan untuk pengolahan logo, gambar vector, dan pembuatan grafis lainnya sebagai penunjang fotografi dalam pembuatan media promosi.

c. Capture NX 2

Merupakan software bawaan dari kamera merk Nikon. Software ini digunakan untuk mengolah file foto yang berformat RAW (NEF dalam Nikon), untuk dikonversi ke format JPEG lalu diolah kembali melalui Photoshop.

3. Proses pengerjaan media promosi melalui fotografi yaitu :

a. Setting Setting tempat pemotretan berada di studio Mammoth Photography Solobaru. Tempat ini dipilih karena merupakan studio foto milik suami dari pengarang itu sendiri, dan juga kantor yang digunakan sehari-hari dalam menata rias para kliennya. Mammoth Photography memiliki dua studio yang biasa digunakan untuk pemotretan, di tempat ini didukung pula dengan peralatan yang lengkap, seperti kamera, perangkat lighting, dan background yang bervariasi.

Angle adalah sudut pengambilan gambar, yaitu bagaimana fotografer menempatkan kamera di depan model untuk mengambil gambar. Sudut pengambilan gambar bisa dilakukan di mana saja, tetapi pada beauty photography ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti, model harus terlihat kecantikannya secara sempurna, tidak boleh ada distorsi sedikitpun pada wajah model, bagian wajah yang menjadi fokus harus bisa ditonjolkan dengan baik. Berikut ini adalah beberapa angle yang digunakan dalam pemotretan :

1) Full Frontal

Sudut pengambilan dimana kamera dan model sama-sama berada dalam posisi tegak lurus. Garis mata model harus berada sejajar dengan kamera, karena kalau terlalu rendah atau tinggi, wajah model akan tampak tidak proporsional.

2) Side Angle

Sudut pengambilan dimana wajah model membentuk sudut dengan kamera. Sudut yang baik biasanya pada rentang 30 o hingga 60 o dari kamera.

3) Profile

Sudut pengambilan gambar yang diambil dari sisi samping model (membentuk sudut 90 o dari kamera).

Sudut pengambilan yang dilakukan dari atas mata model. Sudut ini biasanya digunakan untuk menonjolkan bagian rambut atau mata sang model.

5) Low Angle

Sudut pengambilan yang dilakukan dari bawah mata sang model. Sudut ini biasanya digunakan untuk menonjolkan bibir, leher, tulang pipi, dan mata.

6) Back Angle

Sudut yang diambil dari belakang (pundak) model. Ada yang menampilkan wajah model, ada pula yang hanya menampilkan bagian belakang model (tanpa wajah).

c. Teknik pencahayaan

Teknik pencahayaan dalam proses fotografi adalah menggunakan cahaya alami dan buatan. Cahaya alami yaitu pencahayaan yang menggunakan sinar matahari. Berikut ini adalah teknik pencahayaan buatan :

1) Main light

Merupakan cahaya utama yang digunakan untuk menerangi model. Biasanya lampu main light diset pada intensitas cahaya paling besar dari lampu-lampu lain. Main light kadang disebut juga key light.

Fill light adalah cahaya pengisi yang digunakan untuk membatu menerangi daerah-daerah yang gelap atau berbayang. Biasanya peletakan fill light berlawanan arah dengan main light. Intensitas fill light lebih kecil dari main light.

3) Back light / Rim light

Cahaya yang digunakan untuk menerangi model dari arah belakang. Back light menyebabkan sisi-sisi dari sang model berpendar, dan membantu memisahkan antara model dengan latar belakangnya. Back light yang intensitasnya lebih besar daripada main light akan menghasilkan siluet.

4) Hair light

Cahaya yang digunakan untuk menerangi rambut model. Biasanya sering digunakan pada pemotretan beauty dan fashion. Hair light dapat dihasilkan dengan menembakkan lampu dari belakang atau dari atas model yang arahnya langsung mengenai bagian rambut.

5) Background light

Merupakan cahaya yang digunakan untuk menerangi latar belakang model. Penggunaan background light juga berguna untuk memisahkan model dengan latar belakangnya.

Catch light adalah refleksi atau pantulan cahaya yang terdapat pada mata model. Catch light dapat menambah hidup sebuah foto beauty atau portrait. Bentuk-bentuk catch light bervariasi, tergantung dari sumber cahaya atau aksesoris lighting yang digunakan.