PENGANTAR TUGAS AKHIR - Perancangan Media Komunikasi Visual Kampanye Pemakaian Jilbab Dalam Event ‘Jilbab Itu Indah’

Diajukan untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir sebagai Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual

oleh PERMATA DINDA

C0704023

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PERANCANGAN MEDIA KOMUNIKASI VISUAL KAMPANYE MEMAKAI JILBAB DALAM SEBUAH EVENT ” JILBAB ITU INDAH ”

telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji dalam sidang ujian tugas akhir.

Pembimbing Tugas Akhir I Pembimbing Tugas Akhir II

Drs. Ahmad Kurnia W Arief Iman Santoso, S.Sn

NIP. 130 885 641

NIP. 197 903 272 005 011 002

Koordinator Tugas Akhir

Arif Iman Santoso, S.Sn NIP. 197 903 272 005 011 002

PERANCANGAN MEDIA KOMUNIKASI VISUAL KAMPANYE MEMAKAI JILBAB DALAM SEBUAH EVENT ” JILBAB ITU INDAH ”

Diterima dan disahkan oleh Panitia Penguji Tugas Akhir Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Surakarta Pada Tanggal .............................................

Panitia Penguji,

Ketua Sidang Tugas Akhir

(Drs. Edi Wahyono Hardjanto, M.Sn) ( ) NIP. 195 107 131 982 031 001

Sekretaris Sidang Tugas Akhir

(Hermansyah Muttaqin, S.Sn) ( ) NIP. 197 111 152 006 041 001

Pembimbing Tugas Akhir I

(Drs.Ahmad Kurnia W) ( ) NIP. 130 885 641

Pembimbing Tugas Akhir II

(Arief Iman Santoso, S.Sn) ( ) NIP. 197 903 272 005 011 002

Mengetahui

Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Ketua Jurusan

Universitas Sebelas maret

Desain Komunikasi Visual

(Drs. SUDARNO, MA)

(Drs. Edi Wahyono H, M.Sn)

NIP. 195 303 141 985 061 001

NIP. 195 107 131 982 031 001

”My Imagination creates my reality” Walt Disney ”Perang terbesar adalah melawan hawa nafsu” Muhammad SAW ”Ukuran suskses sejati terletak pada kemampuan Anda merasakan pikiran

bahagia” bahagia”

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis, terutama kepada :

1. Drs. Sudarno MA. Selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Edi Wahyono, M.Sn selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Senirupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Ahmad Kurnia dan Arief Iman S, S.Sn selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama penyelesaian tugas ini.

4. Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan pengetahuan serta pengalamannya kepada penulis selama belajar di kampus.

5. Segenap citivas akademik jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, atas kerjasamanya.

Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Semoga penulisan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang memerlukan.

Surakarta, Juli 2009

KAMPANYE PEMAKAIAN JILBAB DALAM EVENT ‘JILBAB ITU INDAH’

Permata Dinda 1

Drs. Ahmad Kurnia 2 Arief Iman Santoso, S.Sn 3

Permata Dinda. 2009. Pengantar Karya Tugas Akhir berjudul Perancangan Media Komunikasi Visual Kampanye Pemakaian Jilbab Dalam Event ‘”Jilbab Itu

Indah”. Adapun permasalahan yang akan dikaji adalah bagaimana menciptakan strategi promosi dan perancangan media grafis dalam rangka mempromosikan sebuah even sebagai wujud dari kampanye pemakaian jilbab, sehingga masyarakat tertarik untuk mendatangi acara tersebut. Sekaligus mengajak kepada wanita islam untuk memakai jilbab.

1 Mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS dengan NIM C0704023

2 Dosen Pembimbing 1 3 Dosen Pembimbing 2

OF CAMPAIGN WEARING JILBAB ON ‘JILBAB ITU INDAH’ EVENT

Permata Dinda 1

Drs. Ahmad Kurnia 2 Arief Iman Santoso, S.Sn 3

Permata Dinda. 2009. Attendant of final task with the title is Planning Visual Communication Media of Campaign Wearing Jilbab on ‘Jilbab Itu Indah” Event. There are some problems that will be studied are how to create the strategy of promotion and create graphical media scheme in order to promoting an event as existing from campaign about wearing jilbab, so that peoples interested to visit that event. All at once invite to moslem girls to wearing jilbab.

1 College Student Majority Visual Communication Design and Letter and Art Faculty UNS with NIM C0704023

2 Guider Lecture I 3 Guider Lecture II

A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman sekarang ini masyarakat memiliki berbagai macam budaya. Baik itu budaya lokal, nasional maupun yang di import dari luar negri. Begitu juga Indonesia, dengan berbagai macam suku dan bangsa, yang hidup bersama – sama tentulah proses akulturasi budaya begitu sangat cepat dan beragam. Maka tidak heran jika anak muda sekarang bergaya kebarat – baratan. Ada juga yang berkiblat pada negara timur seperti jepang.

Terpisah dari kenyataan seperti itu, sebagai negara yang mayoritas penduduknya adalah islam, tentu banyak sekali lembaga islam yang berdiri dan menyorak – nyorakkan agar masyarakat kembali kepada syariat dan norma – norma agama yang sudah ada.

Termasuk dalam berpakaian, terutama seorang perempuan. Dalam islam yang menjunjung tinggi harkat dan martabat perempuan, dengan cara-cara yang sudah ada dalam kitab islam, agar seorang perempuan terlindung dari kekerasan zaman. Jika kita boleh merenung, banyak sekali kekerasan terhadap perempuan dan pelecehan terhadap perempuan, semua itu menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai masyarakat.

Untuk itulah islam sangat menganjurkan untuk menutup aurat, bahkan bagi seorang muslimah, menutup aurat adalah sesuatu yang wajib. Namun belum banyak yang tau tentang hukum ini adalah wajib. Kebanyakan mayoritas

Untuk itulah kampanye JILBAB ITU INDAH diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk mengingatkan kembali kewajiban – kewajiban seorang perempuan sehingga mereka mendapatkan hak – hak sebagai seorang perempuan.

Jilbab, pada saat ini sudah bebas dipakai oleh masyarakat. Di tempat umum bahkan ditempat – tempat khusus. Belum lagi jika kita melihat banyak sekali sekolah islam yang bermunculan dari mulai pra-TK sampai pada Universitas, di kantor, di lembaga – lembaga, dan di perusahaan, meskipun ada sebagian perusahaan yang melarang pegawainya untuk memakai jilbab. Tidak hanya itu, sekarang ini sudah bermacam – macam model jilbab yang ditawarkan kepada para jilbaber ( pengguna jilbab ). Dari yang ketat sampai jilbab besar. Banyak supplier fashion yang memasukkan jilbab dalam daftar pesanan mereka. Entah itu untuk sekadar seragam sekolah ataupun untuk menutup aurat, membuat jilbab sebagai sebuah kebutuhan.

Untuk itulah diadakan sebuah event, dimana akan mengemas acara yang memaparkan tentang kampanye jilbab secara edukatif dan entertaining. Penggarapan sebuah event ini diharapkan akan lebih berhasil daripada kampanye yang hanya menginformasikan secara sepihak. Karena didalam sebuah event, antara penyelenggara dengan target audience terjadi interaksi secara langsung, sehingga kemungkinan suksesnya publikasi kampanye ini lebih besar. Event yang akan diadakan nantinya akan dibagi menjadi tiga bagian yaitu seminar, pameran dan pertunjukkan seni islam, yang dilaksanakan di luar ruangan (outdoor) agar masyarakat luas lainnya tahu mengenai keberadaan kampanye ini sehingga Untuk itulah diadakan sebuah event, dimana akan mengemas acara yang memaparkan tentang kampanye jilbab secara edukatif dan entertaining. Penggarapan sebuah event ini diharapkan akan lebih berhasil daripada kampanye yang hanya menginformasikan secara sepihak. Karena didalam sebuah event, antara penyelenggara dengan target audience terjadi interaksi secara langsung, sehingga kemungkinan suksesnya publikasi kampanye ini lebih besar. Event yang akan diadakan nantinya akan dibagi menjadi tiga bagian yaitu seminar, pameran dan pertunjukkan seni islam, yang dilaksanakan di luar ruangan (outdoor) agar masyarakat luas lainnya tahu mengenai keberadaan kampanye ini sehingga

Kampanye ini lebih di fokuskan kepada masyarakat yang berusia sekolah SMP dan SMA, karena usia ini dianggap sebagai usia peralihan, yang pada saat – saat seperti itu biasanya seorang manusia mulai mencari kebenaran dalam hidupnya dan mulai menentukan mana yang benar juga sesuai dengan kepribadiannya.

B. Rumusan Masalah

Melihat latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang dihadapi adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana agar masyarakat lebih tahu tentang pemakaian Jilbab yang benar melalui kampanye JILBAB ITU INDAH dalam sebuah event ?

2. Bagaimana menentukan elemen – elemen pendukung event agar kampanye jilbab dapat diterima masyarakat?

C. Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas maka dapat dijadikan acuan dalam menentukan tujuan perancangan kampanye JILBAB ITU INDAH adalah sebagai berikut :

1. Menginformasikan cara pemakaian jilbab yang benar dan mengajak kepada

2. Membuat media komunikasi visual pendukung event yang tepat agar kampanye jilbab dapat diterima oleh masyarakat dan event dapat berjalan sukses mencapai target audience.

D. Target Visual

Direncanakan event kampanye jilbab ini menggunakan media – media pendukung sebagai berikut :

1. Above The Line

a. Baliho

b. Iklan radio

c. Iklan koran

d. website

2. Below The Line

a. Co Card

b. Stationary ( kop surat, amplop, undangan, cover proposal )

c. folder

d. Sapnduk

e. x-banner

f. merchandise ( gantungan kunci, stiker mobil, pin, pembatas buku)

g. Poster

h. Flyer

i. Backdrop i. Backdrop

E. Target Audience dan Target Market

Target audience dan target market dalam perancangan kampanye “Jilbab Itu Indah” meliputi :

1. Target Primer

a. Segmentasi Geografis : Kawedanan Pedan

b. Segmentasi Demografis

1) Jenis Kelamin

3) Status Sosial

: semua lapisan

4) Agama : islam

c. Segmentasi Psikografis : Pelajar yang belum memakai

Jilbab.

2. Target Sekunder

a. Segmentasi Geografis : Kabupaten Klaten

b. Segmentasi Demografis

1) Jenis Kelamin

: laki – laki dan perempuan

2) Usia

: 19 tahun keatas

3) Status Sosial

: semua lapisan

4) Agama : islam 4) Agama : islam

A. Prinsip Jilbab

Akhir – akhir ini, perkara hijab atau jilbab banyak dipermasalahkan. Terjadilah polemik antara yang pro dan yang kontra, sampai – sampai ada pihak tertentu yang dengan gegabah menyelewengkan penafsiran ayat –ayat tentangnya.

Jilbab, sebenarnya tidak hanya tertuju kepada remaja dan pelajar – pelajar putri serta mahasiswa – mahasiswa saja, melainkan merupakan satu kewajiban umum atas wanita yang harus mereka laksanakan sejak masa baligh hingga masa tuanya. Dan juga Jilbab bukanlah suatu masalah kontroversial, sehingga wanita muslimah bebas mengenakannya atau tidak.

1. Masalah Hijab

Pokok pangkal perkara hijab sebenarnya bukan apakah sebaiknya wanita berhijab dalam pergaulannya dengan masyarakat, melainkan apakah laki – laki bebas mencari kelezatan dan kepuasan dalam memandang wanita. Dalam ajaran islam, hijab menanamkan suatu tradisi yang universal dan fundamental untuk mencabut akar – akar kemerosotan moral, dengan menutup pintu pergaulan bebas. Sungguh, sangat berbeda dengan peradaban barat yang mengutamakan kesenangan pada masa lajang dan memandang pernikahan sebagai penjara dan keterikatan.

Hijab, sesuai dengan makna harfiahnya, adalah pemisah, dalam pergaulan antara laki – laki dan wanita. Tanpa adanya pemisah ini, akan sukarlah mengendalikan luapan nafsu syahwat yang merupakan naluri yang sangat kuat Hijab, sesuai dengan makna harfiahnya, adalah pemisah, dalam pergaulan antara laki – laki dan wanita. Tanpa adanya pemisah ini, akan sukarlah mengendalikan luapan nafsu syahwat yang merupakan naluri yang sangat kuat

Dengan pakaian islami ini, kaum wanita akan lebih terhormat dan terpandang. Mereka akan terjaga dari gangguan orang – orang usil dan amoral. Pakaian yang lengkap akan lebih mengesankan wanita yang mulia dan terhormat. Sebaliknya, wanita yang berpakaian terbuka, mengesankan panggilan kepada lawan jenisnya.

Tapi, dengan memakai hijab, tidak berarti wanita dilarang dan dibatasi aktifitas – aktifitas sosialnya. Bahkan Islam mewajibkan setiap muslim, baik pria maupun wanita, untuk menuntut ilmu, dan tidak berpangku tangan serta memencilkan diri di pojok rumah. Jelaslah hijab sama sekali bukan penyebab kebobrokan masyarakat. Yang benar adalah yang sebaliknya, kebobrokan masyarakat berakar dan tumbuh di dalam lingkungan pergaulan tanpa hijab.

Dari sini jelaslah, persoalan hijab adalah persoalan besar. Karena persoalan besar maka hendaknya besar pula porsi perhatian kita terhadapnya. Dan tentu, pertama – tama yang paling bertanggung jawab adalah individu setiap muslimah, lalu orangtua dan keluarga terdekatnya. Jika segenap muslimah telah mengenakan pakaian sesuai dengan tuntunan islam, semua mentaati perintah ber-hijab, sungguh sekedar membayangkannya saja sudah sangat membahagiakan dan mengharukan. Apalagi jika itu menjadi sebuah kenyataan kehidupan sehari – hari.

maka baiklah bangunan masyarakat dan bangsa itu. (Syaikh Abdul Hamid Al Bilaly 2000:4)

2. Jilbab Sebagai Produk Ideologi

Jilbab memang produk gerakan islam. Kesadaran muslimah mengenakan jilbab mulai marak pada awal tahun 80-an, ketika dakwah semakin intensif dilakukan berbagai kalangan islam. Namun tahun 1980-an tercatat sebagai fenomena, karena pemakaian jilbab secara menyolok, terjadi di sekolah – sekolah dan kampus negeri yang cenderung divonis sekuler.

Pada era tahun 1980-90-an pemakaian jilbab masih mengalami hambatan yang menyebabkan para pemakainya ‘gerah’. Para jilbaber mesti memperjuangkan hak – hak mereka untuk menggunakan jilbab. Dengan perjuangan yang sangat berat, sejak tahun 1991 keluar SK No.100/C/KEP/D/1991. Pemakai jilbab pun bisa merasa lega, hingga sekarang sudah tidak ada pelarangan jilbab lagi di Indonesia. (Deasylawati 2007:35)

3. Jilbab Sebagai Produk Mode

Sekarang ini bukan hanya pelajar dan mahasiswa yang mengenakan jilbab, selebritis sampai pejabat wanita pun banyak yang mengenakan jilbab. Imbasnya, jilbab yang dipakai para selebritis pun tidak bisa disamakan dengan jilbab orang – orang biasa. Maka mulailah muncul versi jilbab yang dipoles dengan mode. Ada yang tetap pada kaidah syar’i, hanya corak dan warnanya lebih dinamis, namun ada juga rancangan yang terlalu kreatif, sehingga menanggalkan syarat syar’i.

melindunginya tidak tercakup. Penyebab maraknya kerudung gaul, menurut Qonita Salsabila dalam bukunya Akhwat VS Cewek menuliskan sebagai berikut;

a. Televisi Televisi membawa berbagai informasi dari dunia luar, seperti misalnya tayangan fashion dengan mode pakaian yang menarik perhatian tapi tidak sesuai syariat islam. Sudah merupakan sunatullah jika perempuan senang diperhatikan laki – laki dan juga laki- laki menikmati jika melihat aurat perempuan. Sehingga dengan tayangan fashion yang menyuguhkan berbagai rancangan pakaian atraktif, seakan memberi minyak pada api yang sedang berkobar.

b. Pengetahuan yang minim mengenai nilai – nilai islam Sebagai muslimah sudah tentu harus menggunakan Al-Qur’an dan Al- Hadits sebagai pegangan dalam menjalani hidup. Artinya muslimah harus terus mencari tahu tentang ajaran islam agar akhlaknya menjadi baik. Bagi muslimah yang awam nilai islami dan pengetahuannya hanya setengah – setengah, maka bombardier dari dunia luar akan mengikis habis akhlak seseorang. Pada kenyataannya tidak banyak wanita islam yang berusaha mencari tahu tentang ilmu yang benar dalam menjalani kehidupan sehari – hari sesuai dengan ajaran agama. Tergantung seberapa besar tingkat keimanan mereka. Ini terbukti dengan yang sering kita lihat sehari – b. Pengetahuan yang minim mengenai nilai – nilai islam Sebagai muslimah sudah tentu harus menggunakan Al-Qur’an dan Al- Hadits sebagai pegangan dalam menjalani hidup. Artinya muslimah harus terus mencari tahu tentang ajaran islam agar akhlaknya menjadi baik. Bagi muslimah yang awam nilai islami dan pengetahuannya hanya setengah – setengah, maka bombardier dari dunia luar akan mengikis habis akhlak seseorang. Pada kenyataannya tidak banyak wanita islam yang berusaha mencari tahu tentang ilmu yang benar dalam menjalani kehidupan sehari – hari sesuai dengan ajaran agama. Tergantung seberapa besar tingkat keimanan mereka. Ini terbukti dengan yang sering kita lihat sehari –

d. Usia remaja yang belum matang Usia yang belum matang menyebabkan remaja masih labil jika menentukan sesuatu. Apa yang menjadi pegangan dan nilai dalam kehidupannya masih berubah – ubah.

4. Pakaian Wanita Menurut Ajaran Islam

Kitab al-Munjid mengartikan jilbab sebagai baju atau pakaian yang lebar. Dalam kitab al-Mufradat, karya Raghib Isfahani, disebutkan bahwa jilbab adalah baju dan kerudung. Kitab al-Qamus menyatakan jilbab sebagai pakaian luar yang lebar, sekaligus kerudung, yang biasa dipakai kaum wanita untuk menutupi pakaian ( dalam ) mereka. Kitab Lisanul Arab mengartikan jilbab sebagai jenis pakaian yang lebih basar ketimbang sekadar kerudung dan lebih kecil ketimbang selendang besar, yang biasa dipakai kaum wanita untuk menutup kepala dan dada mereka. Imam Zamakhsyari, dalam kitab tafsirnya al-Kasysyaf, mengartikan kata ini secara demikian pula. Kitab tafsir Majma’ul-Bayan mengartikan jilbab sebagai Kitab al-Munjid mengartikan jilbab sebagai baju atau pakaian yang lebar. Dalam kitab al-Mufradat, karya Raghib Isfahani, disebutkan bahwa jilbab adalah baju dan kerudung. Kitab al-Qamus menyatakan jilbab sebagai pakaian luar yang lebar, sekaligus kerudung, yang biasa dipakai kaum wanita untuk menutupi pakaian ( dalam ) mereka. Kitab Lisanul Arab mengartikan jilbab sebagai jenis pakaian yang lebih basar ketimbang sekadar kerudung dan lebih kecil ketimbang selendang besar, yang biasa dipakai kaum wanita untuk menutup kepala dan dada mereka. Imam Zamakhsyari, dalam kitab tafsirnya al-Kasysyaf, mengartikan kata ini secara demikian pula. Kitab tafsir Majma’ul-Bayan mengartikan jilbab sebagai

Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “ Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya…

( QS.AN-NUR 24:31)

5. Tata Cara Berjilbab

Bagi perempuan muslim, memakai jilbab hukumnya wajib. Berjilbab bukan cuma sekedar memakai kerudung yang menutup kepala. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi sehingga fungsi jilbab dapat berjalan sebagaimana mestinya yaitu (Qonita Salsabila 2008:46) :

a. Pakaian menutup seluruh tubuh selain yang dikecualikan. Pakaian seorang muslimah harus menutup seluruh tubuhnya dari a. Pakaian menutup seluruh tubuh selain yang dikecualikan. Pakaian seorang muslimah harus menutup seluruh tubuhnya dari

b. Pakaian bukan untuk perhiasan kecantikan, tidak aneh, tidak menarik perhatian, dan tidak berbau wangi – wangian yang menyengat.

c. Tidak tipis dan tidak berbentuk sehingga menampakkan tubuh. Dalam memilih pakaian seorang muslimah juga harus memperhatikan

jika jenis kain dari pakaiannya tipis atau ketat.

d. Tidak menampakkan rambut dan leher walau hanya sedikit Tubuh perempuan adalah sumber keindahan. Begitu juga dengan rambut dan lehernya. Rambut dan leher termasuk dari bagian perhiasan perempuan yang dapat menimbulkan fitnah dan hasrat bagi laki – laki yang melihatnya.

e. Tidak menyerupai pakaian laki – laki dan pakaian wanita yang tidak islami. Seorang muslim tidak boleh menyerupai orang – orang kafir, baik dalam ibadah, ikut merayakan hari raya, dan berpakaian khas mereka.

6. Persyaratan Lain Pakaian Wanita menurut Ajaran islam.

Begitu pula Husein Shahab dalam bukunya Jilbab menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, selain pakaian itu harus menutup dan longgar, pakaian menurut ajaran islam juga harus memenuhi beberapa kriteria. Berdasarkan pada hadits dibawah ini;

Maksudnya, meskipun pakaian sudah menutup aurat dan longgar, seperti diuraikan diatas, tetap saja fitnah yang sama akibat terbukannya aurat masih bisa timbul, jika beberapa persyaratan lainnya tidak dipenuhi sebagai berikut :

a. Tebal Bahan pakaian wanita muslimah tidak boleh sedemikian tipis sehingga tidak menyembunyikan warna kulit yang ditutupinya.

b. Tidak mencolok dan menarik perhatian Wanita muslimah dilarang berpakaian ala jahiliyah. Di dalamnya termasuk pula larangan untuk mengenakan pakaian yang mencolok atau menarik perhatian dengan tujuan memamerkan diri.

c. Tidak menyerupai pakaian laki-laki Persyaratan ini berdasar pada hadist – hadist dari rasulullah. Seorang wanita muslimah tidak boleh bertingkah laku dan berpakaian seperti laki – laki.

d. Tidak menyerupai pakaian orang – orang non muslim ataupun kafir Karena Allah tidak mengijinkan orang – orang non muslim sebagai panutan atau pemimpin orang – orang muslim. Yang dimaksud disini adalah meniru secara mutlak sehingga mengakibatkan si peniru ikut terjerumus ke dalam ke kafiran; atau, paling tidak, berarti meniru dalam sebagian perkara sehingga mengakibatkan sang peniru terjerumus ke dalam dosa – dosa seperti yang dilakukan kaum yang ditiru.

1. Komunikasi

Istilah Komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya dasariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain – lain. ( Prof. Drs. Onong Uchjana Efendy, M.A 1990:9)

Menurut Carl I. Hovland, komunikasi didefinisikan sebagai proses mengubah perilaku orang lain ( communication is the process to modify the behavior of other individuals ).

Menurut Harold Lasswell komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Dalam karyanya, The structure and Function of Communication in Society , dia menunjukkan bahwa komunikasi meliputi unsur sebagai berikut:

1. Komunikator ( communicator, source, sender )

2. Pesan ( message )

3. Media ( channel, media )

4. Komunikan ( communicant, communicate, receiver, recipient ) 4. Komunikan ( communicant, communicate, receiver, recipient )

Dalam bukunya Ilmu komunikasi teori dan praktek, Prof Drs. Onong Uchjana Efendy,MA menulis proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.

1) Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang dalam media komunikasi primer adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menterjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer yang sering banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa. Akan tetapi, tidak semua orang pandai mencari kata – kata yang tepat dan lengkap yang dapat mencerminkan pikiran dan perasaan yang sesungguhnya. Selain itu, sebuah perkataan belum tentu mengandung makna yang sama bagi semua orang. Kata – kata mengandung dua jenis pengertian, yakni pengertian 1) Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang dalam media komunikasi primer adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menterjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer yang sering banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa. Akan tetapi, tidak semua orang pandai mencari kata – kata yang tepat dan lengkap yang dapat mencerminkan pikiran dan perasaan yang sesungguhnya. Selain itu, sebuah perkataan belum tentu mengandung makna yang sama bagi semua orang. Kata – kata mengandung dua jenis pengertian, yakni pengertian

2) Proses komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Seperti contohnya komunikasi menggunakan surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan banyak lagi. Peranan media menjadi penting dalam proses komunikasi, karena dinilai lebih efisien dalam mencapai komunikan, walaupun dalam jumlah yang amat banyak. Seperti menggunakan media surat kabar, radio dan televisi, dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja, sudah dapat tersebar luas kepada khalayak yang begitu banyak jumlahnya. Media yang digunakan dalam proses komunikasi secara sekunder dapat di klasifikasikan menjadi dua jenis yakni Media massa (massmedia) dan Media nirmassa atau media nonmassa (non-mass media). Media massa

Sedangkan media nirmassa atau media non massa ditujukan kepada sejumlah orang yang relatif sedikit. Sebagai contohnya media nirmassa atau media non massa yaitu surat, poster, telegram, spanduk, bulletin, papan pengumuman. Model proses komunikasi yang ditampilkan oleh Philip Kotler dalam bukunya, Marketing Management, berdasarkan paradigma Harold Lasswell, terdapat unsur – unsur dalam proses komunikasi

Penegasan tentang unsur – unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut :

a) Sender : Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

b) Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

c) Message : pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang di sampaikan oleh komunikator.

d) Media : saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

e) Decoding : pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

f) Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

h) Feedback : Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

i) Noise : Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Sender Encoding Message Decoding Receiver

Media

Noise

Feedback Response

Bagan.1

b. Komunikasi Persuasif Johnson (1994) berpendapat, secara khusus pengertian komunikasi persuasif yaitu tindakan persuasi adalah, “proses transaksional di antara dua orang atau lebih dimana terjadi pertukaran makna simbolis yang pada akhirnya menciptakan perubahan – perubahan kepercayaan, pandangan, sikap atau perilaku secara sukarela”

yang bertujuan untuk menciptakan khalayak mengadopsi pandangan komunikator tentang suatu hal atau melakukan suatu tindakan. Penyampaian persuasif lebih efektif dan efisien adalah melalui komunikasi tatap muka karena kerangka acuan (frame of reference) komunikan dapat diketahui oleh komunikator, sedangkan dalam proses komunikasinya, komunikator mengetahui tanggapan atau reaksi komunikan secara langsung. Agar komunikasi berhasil maka diperlukan suatu strategi komunikasi dengan memperhatikan komponen – komponen dan factor pendukung dan penghambat dalam setiap komponen tersebut, yakni :

1) Mengenali Sasaran Komunikasi Sebelum kita melancarkan komunikasi, kita perlu mempelajari siapa – siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi kita itu. Sudah tentu ini bergantung pada tujuan komunikasi. Apakah dengan metode informatis atau metode persuasif. Apapun tujuannya, metodenya dan banyaknya sasaran komunikasi perlu diperhatikan faktor – faktor berikut : a)

Faktor Kerangka Referensi

Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuannya, yakni perpaduan pengalaman dan pengertian yang pernah diperoleh komunikan. ( Oong Uchjana, 2000:13) Kerangka referensi seseorang terbentuk dalam dirinya sebagai hasil dari paduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma hidup, Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuannya, yakni perpaduan pengalaman dan pengertian yang pernah diperoleh komunikan. ( Oong Uchjana, 2000:13) Kerangka referensi seseorang terbentuk dalam dirinya sebagai hasil dari paduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma hidup,

Faktor Situasi dan Kondisi

Yang dimaksudkan dengan situasi di sini ialah situasi komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan yang kita sampaikan. Situasi yang bisa menghambat jalannya komunikasi dapat diduga sebelumnya, dapat juga datang tiba – tiba pada saat komunikasi dilancarkan. Contohnya mengadakan rapat dengan para karyawan pada waktu gajian atau berpidato dalam suatu malam kesenian pada saat hadirin mengharapkan hiburan segera dimulai. Yang pertama dapat dihindarkan dengan menangguhkan atau memajukan harinya, sedangkan yang kedua dengan memberikan pidato yang singkat tetapi padat. Yang dimaksud dengan kondisi disini ialah state of personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan pada saat ia menerima pesan komunikasi. Disini faktor empati sangatlah penting.

2) Pemilihan Media Komunikasi Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan dipergunakan. Sebagai contoh, pesan melalui media tulisan atau cetakan dan media visual dapat dikaji berulang – ulang dan disimpan sebagai dokumentasi. Pesan melalui media audio dapat didengarkan pada saat mata dan tangan dipergunakan

3) Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi Pesan komunikasi (message) mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik instruksi. Seperti telah disinggung di muka, apapun tekniknya, pertama – tama komunikasi harus mengerti pesan komunikasi itu.

4). Peranan Komunikator Dalam Komunikasi Ada beberapa faktor pada diri komunikator pada saat melakukan komunikasi yaitu : a). Daya tarik sumber

Seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi, akan mampu mengubah sikap, opini dan perilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya. Dengan lain perkataan, komunikan merasa ada kesamaan antara komunikator dengannya sehingga komunikan bersedia taat pada isi pesan yang dilancarkan oleh komunikator.

b). Kredibilitas sumber Faktor Kedua yang bisa menyebabkan komunikasi berhasil ialah kepercayaan komunikan pada komunikator. Kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki seorang komunikator. Berdasarkan kedua faktor tersebut, seorang komunikator dalam menghadapi komunikan harus bersikap empatik (empathy), yaitu b). Kredibilitas sumber Faktor Kedua yang bisa menyebabkan komunikasi berhasil ialah kepercayaan komunikan pada komunikator. Kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki seorang komunikator. Berdasarkan kedua faktor tersebut, seorang komunikator dalam menghadapi komunikan harus bersikap empatik (empathy), yaitu

2. Desain Grafis

Design atau desain, rancangan, merupakan “usaha deskripsi gagasan mengenai bentuk rupa, ukuran warna dan ukuran tata letak beserta unsur – unsurnya yang membentuk wajah suatu benda”. Dalam pengertian lain, desain merupakan “elemen visual yang dikembangkan dengan dalih tertentu dan diolah sesuai dengan pengiklanan dan pengemasan” ( Kamus Istilah Periklanan Indonesia 1996:52)

Desain Grafis dapat didefinisikan sebagai aplikasi dari ketrampilan seni dan komunikasi untuk kebutuhan bisnis dan industri ( yang biasa di sebut seni komersial). Menurut Adi Kusrianto, Istilah seni grafis yaitu seni gambar dalam dua dimensi pada umumnya mencakup beberapa bentuk kegiatan, seperti menggambar, melukis, dan fotografi. Secara spesifik, cakupan tadi terbatas pada karya yang dicetak atau karya yang dibuat untuk diperbanyak melalui proses cetak.

Elemen – elemen dasar grafis dua dimensi terdiri dari garis, bentuk, warna, kontras nilai, tekstur, dan format. (M.Suyanto 2004:37)

a. Garis Garis di definisikan sebagai titik-titik yang bergerak. Garis juga disebut sebagai jalur terbuka. Garis dikategorikan berdasarkan tipe,arah dan kualitasnya.

siku – siku.

2) Arah garis Arah garis menggambarkan hubungan antargaris terhadap halaman. Arah garis ini dibedakan menjadi tiga, yaitu garis horizontal, garis vertical, dan garis diagonal.

3) Kualitas garis Kualitas garis merujuk pada bagaimana garis itu digambar. Kualitas garis dapat diserupakan dengan kualitas suara atau kualitas musik. Menilai kualitas garis lebih banyak menggunakan perasaan. Mungkin kualitas garis itu dapat berupa garis yang takut – takut atau tegas, halus atau patah – patah, tebal atau tipis, tetap atau berubah – ubah.

b. Bentuk Bentuk merupakan gambaran umum sesuatu atau formasi yang tertutup atau jalur yang tertutup. Bentuk dapat dilukiskan melalui garis dan warna.

c. Warna Elemen grafik yang sangat kuat dan provokatif adalah warna. Multimedia yang dirancang sesuai dengan warna yang disukai pasar akan memberikan keunggulan bersaing dalam periklanan.

d. Kontras nilai d. Kontras nilai

e. Tekstur Tekstur merupakan kualitas permukaan atau kualitas papan atau kertas atau halaman elektronik. Di dalam seni tekstur dikategorikan menjadi dua, yaitu teksture tactile dan tekstur visual. Tekstur tactile adalah nyata, kita dapat merasakan permukaannya tersebut dengan jari kita. Sedangkan tekstur visual adalah ilusi, tekstur tersebut memberikan impresi yang sederhana dari tekstur yang nyata.

f. Format Elemen – elemen grafis yang terdiri dari berbagai macam tersebut dapat meningkatkan kemampuannya menarik perhatian jika ada sedikit penataan ulang yang disebut format. Format terdiri dari ukuran dan ilustrasi. Iklan untuk ukuran besar menarik lebih banyak perhatian daripada iklan yang berukuran kecil. Ilustrasi terdiri dari ilustrasi gambar bermakna, ilustrasi hubungan tanda dan ilustrasi symbol.

Prinsip dasar desain yang digunakan untuk menciptakan sebuah desain adalah sebagai berikut :

1) Keseimbangan ( balance) Yaitu nilai timbang yang sama beratnya. Adalah mendasar sekali bahwa suatu komposisi desain harus menampilkan keseimbangan unsur – unsur pembentukannya. Keseimbangan merupakan prinsip dalam komposisi yang menghindari kesan berat sebelah atau suatu bidang atau ruang yang diisi 1) Keseimbangan ( balance) Yaitu nilai timbang yang sama beratnya. Adalah mendasar sekali bahwa suatu komposisi desain harus menampilkan keseimbangan unsur – unsur pembentukannya. Keseimbangan merupakan prinsip dalam komposisi yang menghindari kesan berat sebelah atau suatu bidang atau ruang yang diisi

b) Keseimbangan asimetris Keseimbangan ini terwujud dengan pengaturan bentuk yang berbeda besar, warna, beratnya dalam kedudukan yang berlawanan. Keseimbangan ini terkesan dinamis, riang, modern, informal, menraik dan berani.

c) Keseimbangan radial Dalam keseimbangan ini arah perhatian terarah pada bagian tengah, kesan yang ditampilkan seperti ada pancaran dari tengah lingkaran, mudah ditangkap mata karena seakan diarahkan focus ke titik pusat lingkaran.

2) Irama (rhythm) Irama adalah pengulangan unsur – unsur desain pembentukannya. Irama dibentuk dengan menempatkan unsure pembentukannya secara berkesinambungan dan berselang – seling, sehingga kesan yang timbul merupakan kesan gerak yang harmonis dan teratur. Ada beberapa jenis pengulangan irama yaitu : 2) Irama (rhythm) Irama adalah pengulangan unsur – unsur desain pembentukannya. Irama dibentuk dengan menempatkan unsure pembentukannya secara berkesinambungan dan berselang – seling, sehingga kesan yang timbul merupakan kesan gerak yang harmonis dan teratur. Ada beberapa jenis pengulangan irama yaitu :

b) Mengalir (flowing) adalah pengulangan bentuk seakan menciptakan kesan bergerak, dinamis, dan mengalir. Pengulangan ini biasa digunakan untuk animasi.

c) Progresif/Gradual adalah pengulangan yang terdapat peralihan antar stepnya, sehingga menimbulkan kesan berproses sedikit demi sedikit. Dalam animasi disebut morphing. Sebagai contoh gambar kotak berubah menjadi lingkaran secara bertahap, gradasi warna dan lainnya.

3) Proporsi dan skala Proporsi atau sering disebut perbandingan adalah suatu acuan yang digunakan merancang, meliputi masalah jangka – pendek, besar – kecil, berat – ringan untuk mencapai suatu kesatuan bentuk yang utuh.

4) Fokus (pusat perhatian) Merupakan suatu pandangan yang terarahkan kepada sesuatu titik yang terpusat, focus tidak selamanya berada di tengah. Ada beberapa jenis fokus atau pusat perhatian dalam pembuatan suatu desain;

a) Hirarki Tidak semua komponen grafis sama pentingnya, audien harus fokuskan atau arahkan pada satu titik. Ada beberapa tahap fokus, mulai dari yang terpenting (dominant), pendukung (sub-dominant) dan pelengkap (sub- ordinant ). (1) Dominant adalah objek yang paling menonjol dan paling menarik.

(3) Sub-ordinant adalah objek yang kurang menonjol bahkan tertindih oleh dominant dan sub dominant, sebagai contohnya adalah background.

b) Kontras Kontras adalah penekanan karena adanya perbedaan atau konflik pada komponen desain. Sebagai contohnya kontras warna hitam dan warna putih, kontras garis tebal dan tipis, kontras huruf yang berukuran besar dan kecil.

5) Kesatuan (unity) Kesatuan/ Unity, yaitu keutuhan suatu komposisi yang terdiri dari berbagai unsur yang berbeda. Kesatuan dalam komposisi merupakan hal yang penting dalam desain, tidak ada unsure yang tidak berguna, tidak ada unsur yang saling mengganggu, tidak kurang dan tidak lebih, saling melengkapi, tidak cacat dan sempurna. Semua bagian suatu komposisi desain harus menyatu guna membentuk keseluruhan desain. Kesatuan bagian komposisi ini dapat dikacaukan oleh suatu btasan yang menganggu, terlalu banyak jenis huruf yang berbeda dan berlawanan, warna yang didistribusikan berlawanan dengan sembarangan, unsur– unsur yang kurang proporsional, atau komposisi yang semarak dengan bagian – bagian yang membingungkan. Untuk mendapatkan desain yang utuh, bisa dipakai pendekatan prinsip – prinsip sebagai berikut : (Hendi Hendratman 2006:37)

a) Kedekatan dan penutup (closure) a) Kedekatan dan penutup (closure)

c) Kesamaan (sismilarity) dan Konsiten (consistency) Objek dengan bentuk, ukuran, proporsi warna yang sama cenderung terlihat

sebagai sebuah kesatuan.

d) Perataan (alignment) Seperti dalam tulisan dalam mengetik, sebuah desain juga bisa dibuat dengan rata kanan, rata kiri, atau rata tengah (center). Hal ini akan memberi kesan desain yang rapi dan mudah dibaca.

Dalam sebuah desain yang paling penting adalah bagaimana desain itu bisa menarik perhatian dari audien sehingga audien mengerti pesan yang disampaikan dari desain tersebut. Penerapan prinsip – prinsip desain seperti yang telah disampaikan di atas, dapat membantu dalam membuat sebuah desain yang menarik. Tetapi dalam perkembangannya sekarang ada suatu pendekatan lain yang bisa dipakai dalam mendesain yaitu pendekatan ‘melewati batas atau menabrak batas’. Agar sebuah desain menarik perhatian, sebuah desain sengaja dibuat bertabrakan, berpotongan pada batas – batas yang ada. ( Hendi Hendratman 2006:38)

serentak untuk melawan atau mengadakan aksi. Kampanye sosial merupakan kampanye yang bersifat menginformasikan hal – hal sosial yang ada dalam masyarakat. Kampanye juga dapat diartikan proses mengkomunikasikan gagasan, ide, dan pesan sebagai suatu usaha untuk menarik simpati orang terhadap suatu ide atau gagasan yang bersifat kemasyarakatan dalam bentuk gerakan atau tindakan bersama yang dilakukan dengan serentak, agar dapat mempengaruhi sasaran sehingga melakukan tindakan sesuai dengan apa yang diterjemahkan komunikator (penyampai pesan).

Dalam pelaksanaannya kampanye banyak melibatkan perusahaan, pers, LSM ( Lembaga Swadaya Masyarakat ) dan media komunikasi audio maupun audiovisual. Karena kampanye yang dilakukan pada permasalahannya adalah mengkomunikasikan informasi serta gagasan yang ditujukan pada khalayak secara serempak atau besar – besaran.

Desain Komunikasi Visual dalam kaitannya sebagai sarana pendukung fungsional adalah sebagai alat Bantu promosi atau kampanye yang bersifat sosial.

Kampanye dilakukan untuk mengangkat suatu tema yang berhubungan dengan kepentingan umum, oleh sebab itu dalam suatu kampanye harus memenuhi unsur – unsur pokok kampanye, yaitu :

1. Tujuan Apa yang hendak diraih dengan dilaksanakannya kampanye sehingga dapat menyampaikan suatu pesan dengan tepat bagi audiens.

2. Waktu

3. Strategi Kreatif Gagasan – gagasan kreatif yang paling efektif dan efisien dipersiapkan secara maksimal sebelum dipromosikan dalam masyarakat.

Tujuan kampanye sebagai efek dari proses komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need ).

b. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen ( brand awareness).

c. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk ( brand attitude).

d. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk ( brand purchase intention ).

e. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase facilitation ).

f. Menanamkan citra produk dan perusahaan.

D. Event

Secara verbal event dapat diartikan sebagai sebuah kejadian. Dalam kamus besar bahasa Indonesia event adalah sebuah kegiatan atau acara untuk diperlihatkan, dipertontonkan atau diperlombakan kepada masyarakat banyak untuk mencapai tujuan tertentu seperti mengajak, menginformasikan atau Secara verbal event dapat diartikan sebagai sebuah kejadian. Dalam kamus besar bahasa Indonesia event adalah sebuah kegiatan atau acara untuk diperlihatkan, dipertontonkan atau diperlombakan kepada masyarakat banyak untuk mencapai tujuan tertentu seperti mengajak, menginformasikan atau

1. Entertaiment Sebuah event harus dapat menghibur setiap target audience-nya. Event yang memfokuskan diri untuk menghibur penontonnya akan menonjolkan diri untuk lebih memanjakan penonton. Membuat mereka senyaman mungkin dan menikmati setiap acara adalah tugas utama disini. Event yang bersifat entertainment harus bisa membawa emosi setiap penonton. Jenis event entertainment seperti : pagelaran musik, kesenian, pertandingan olahraga.

2. Exhibition Semua event memerlukan sisi – sisi yang memamerkan. Event yang menonjolkan sisi – sisi exhibition yaitu pameran promosi, pameran otomotif, pameran dagang, dan lainnya. Event – event tersebut lebih cenderung memiliki keuntungan yang sangat besar, karena bekerja sama dengan lebih banyak pihak dalam perdagangan.

3. Education Unsur mendidik tidak dimiliki oleh semua event. Event yang memfokuskan diri dalam masalah pendidikan, tentu memiliki tujuan yang lebih kuat daripada

A. Objek Perancangan

1. Macam – macam jilbab

Yang sudah ada saat ini dimasyarakat jilbab dikenal dari berbagai macam model, bahan, dan warna. Secara umum jilbab terdiri dari beberapa komponen pakaian. Yaitu atasan, berupa baju lengan panjang, Bawahan, beruapa celana atau rok, dan memakai penutup kepala berupa kerudung.

Jilbab yang kebanyakan dipakai masyarakat sekarang ini dapat kita kategorikan menjadi 2, yaitu jilbab gaul dan jilbab yang baik dalam pemakaiannya.

a. Jilbab gaul Dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang jilbab, banyak yang salah mempresepsikan mengenai pemakaian jilbab. Orang awam biasanya berpendapat asal menutup seluruh tubuh, itu sudah bisa dikatakan memakai jilbab. Padahal menutup yang seperti apa, tidak begitu diperhatikan. Entah itu benar – benar tertutup dengan kain longgar, atau tertutup tetapi masih menonjolkan lekuk – lekuk tubuh. Jilbab gaul biasanya memakai bahan dan ukuran yang minimalis. Pemakai jilbab ini lebih mementingkan aspek modis, simple, dan enak dipakai. Tanpa memahami fungsi dari jilbab itu sendiri. Kerudung yang dipakai jarang yang menutup dada. Biasanya kerudung ditarik kebelakang ataupun a. Jilbab gaul Dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang jilbab, banyak yang salah mempresepsikan mengenai pemakaian jilbab. Orang awam biasanya berpendapat asal menutup seluruh tubuh, itu sudah bisa dikatakan memakai jilbab. Padahal menutup yang seperti apa, tidak begitu diperhatikan. Entah itu benar – benar tertutup dengan kain longgar, atau tertutup tetapi masih menonjolkan lekuk – lekuk tubuh. Jilbab gaul biasanya memakai bahan dan ukuran yang minimalis. Pemakai jilbab ini lebih mementingkan aspek modis, simple, dan enak dipakai. Tanpa memahami fungsi dari jilbab itu sendiri. Kerudung yang dipakai jarang yang menutup dada. Biasanya kerudung ditarik kebelakang ataupun

Gambar 1

b. Jilbab yang baik Jilbab berikutnya adalah jilbab yang baik dalam pemakaiannya. Jilbab kategori ini lebih mementingkan aspek manfaat untuk menutup aurat daripada menarik perhatian orang yang melihatnya. Meskipun tidak dilarang untuk tampil dengan indah, namun variasi jilbab tidak begitu terlihat. Bahan yang dipakai lebih tebal. Ukuran agak longgar, juga warna kain yang tidak mencolok. Jilbab seperti ini sudah banyak di pakai oleh kaum muslimah. Kerudung yang dipakai adalah kerudung panjang yang menutupi dada.

Gambar 2

c. Jilbab menurut Husein Shahab Menurut Husein Shahab dalam bukunya Jilbab Menurut Al – Qur’an dan As-Sunnah, pemakaian jilbab lebih longgar dan lebih panjang. Secara verbal dalam buku itu disampaikan jilbab yang benar adalah yang menutup seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan muka, kainnya longgar, juga tidak mencolok. Ilustrasi dalam buku itu adalah sebagai berikut

Gambar 3

Masalah model pakaian tentu menjadi persoalan tersendiri, selain itu juga lebih kompleks. Tergantung kita yang memakai jilbab, menentukan pilihan haruslah lebih bijaksana dengan dilandasi ilmu. Seseorang yang sudah memakai jilbab, entah itu yang benar atau bukan, akan mengatakan dirinya lebih baik daripada tidak memakai jilbab. Akan Masalah model pakaian tentu menjadi persoalan tersendiri, selain itu juga lebih kompleks. Tergantung kita yang memakai jilbab, menentukan pilihan haruslah lebih bijaksana dengan dilandasi ilmu. Seseorang yang sudah memakai jilbab, entah itu yang benar atau bukan, akan mengatakan dirinya lebih baik daripada tidak memakai jilbab. Akan

2. Maksud dan Tujuan Kampanye Jilbab

Pada kampanye jilbab yang mengambil tema ‘Jilbab Itu Indah’ ini, hanya sebatas pengenalan kepada masyarakat islam, remaja putri khususnya, tentang jilbab berikut pemakaiannya. Meskipun ada kajian tentang jilbab secara lebih mendetail, namun karena Indonesia adalah negara demokrasi, semuanya dikembalikan kepada pribadi masing – masing.

a. Maksud Maksud dari kampanye jilbab adalah mengajak kepada remaja putri untuk menutup aurat mereka dengan mengenakan jilbab.

b. Tujuan

1) Mengenalkan jilbab.

2) Memberikan informasi tentang pemakaian jilbab yang benar.

3) Menambah pengetahuan para remaja putri tentang jilbab.

4) Dapat difungsikan untuk mengenalkan sebuah organisasi remaja islam putri.

5) Mensyiarkan agama islam.

6) Sebagai tempat untuk mempromosikan usaha kecil konveksi jilbab.

c. Sasaran

1) Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang jilbab.

2) Terwujudnya masyarakat yang muslimah.

3) Meningkatkan perekonomian mikro islam.

3. Statistik target audience

Pedan adalah sebuah wilayah kecamatan yang sedang bertumbuh. Posisinya yang jauh dari kota kabupaten, membuat wilayah ini lebih mandiri dalam mencukupi fasilitas infra struktur kota. Dengan luas wilayah 189.069 ha dan jumlah penduduk mencapai 48.759 ribu jiwa, dapat dikatakan wilayah ini merupakan daerah yang padat penduduk.

Sebagian besar masyarakat pedan bermata pencaharian sebagai pedagang. Dengan prosentase 61% ditahun 2008, menurut data statistik kecamatan. Dengan adanya sebuah pasar yang menghubungkan beberapa kecamatan dan kota, perekonomian disini sangat cepat berkembang. Banyak pedagang, pengusaha, investor yang datang dari daerah lain yang ikut andil dalam perputaran uang.

Selebihnya mata pencahariannya adalah 13,5% petani, 12,47% buruh, 10% peternak, 1% pengrajin, selebihnya adalah PNS, ABRI dan Pensiunan.

Sekolah yang ada di daerah ini ada beberapa. SMP yaitu SMP N 1, SMP N 2, SMP N 3, SMP PGRI, SMP Muhammadiyah dan Madrasah Tsanawiyah.

Sedangkan untuk SMA yaitu SMK N 1, SMK PGRI, STM KRISTEN dan SMA Muhammadiyah.

Target audience dalam kampanye jilbab ini diperuntukkan murid yang beragama islam. Sesuai dengan data yang ada disekolah – sekolah yang disurvei penulis, terdapat total murid SMP dan SMA (kecuali STM KRISTEN) sekitar 3.726 orang dengan 90% mayoritas beragama islam. Jadi dapat disimpulkan target primer secara statistik kurang lebih sekitar 3.443 orang.

Sedangkan target sekunder dalam kampanye ini adalah untuk orang – orang umum masyarakat pedan dan sekitarnya yang beragama islam, berusia 13 - 80 tahun. Data statistik dari kecamatan yang diperoleh yaitu sekitar 32.914 jiwa

4. Analisa data kuesioner

Untuk memperkuat data – data seputar anak –anak SMP dan SMA yang mengenakan jilbab, juga untuk mengetahui keinginan, alasan, pendapat mereka mengenai kampanye ini, maka dilakukan riset dengan menggunakan kuesioner.

Penyebaran kuesioner dibagikan kepada anak SMP dan SMA di kecamatan pedan disekolah masing – masing. Jumlah responden adalah 130 responden dengan perincian sebagai berikut : Laki – laki : 36 orang Perempuan : 94 orang Pertanyaan untuk siswi (perempuan)

1. Berapa teman cewek kamu ?

a. Kurang dari 10 : 3,45 % a. Kurang dari 10 : 3,45 %

c. 50-100

d. Lebih dari 100 : 62,93 %

2. Secara fisik, kamu lebih suka dirimu yang seperti apa ?

a. Modis

b. Seksi

c. Biasa

d. Tertutup

3. Menurutmu jilbab itu wajib atau sunah ?

a. Sunah

b. Wajib

c. Tidak tau

4. Apakah saat ini kamu sudah berjilbab ?

a. Sudah

b. Belum