EFEK ANTIJAMUR DAUN KAPUK ( Ceiba petandra) TERHADAP JAMUR Candida Albicans SECARA IN VITRO Sonlimar Mangunsong Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Efek Antijamur Daun Kapuk (Ceiba petandra) terhadap Jamur Candida Albicans secara In Vitro Sonlimar

  

EFEK ANTIJAMUR DAUN KAPUK ( Ceiba petandra) TERHADAP

JAMUR Candida Albicans SECARA IN VITRO

Sonlimar Mangunsong

Poltekkes Kemenkes Palembang

  

ABSTRAK

  Masyarakat di negara tropis termasuk Indonesia banyaj dijumpai terinfeksi jamur karena iklim yang panas dan lembab sehingga mempermudah pertumbuhan jamur. Secara empiris daun Kapuk digunakan untuk mengatasi sariawan yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur dari ekstrak daun Kapuk terhadap Candida albicans dan pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak terhadap aktivitas antijamur. Ekstrak diperoleh dari proses maserasi pada sampel daun pakuk yang dibuat dengan konsentrasi 10%, 20%, 30% dan 40%. Uji aktivitas antijamur dilakukan dengan metode difusi cara sumuran untuk mengetahui efektivitas antijamur dengan mengamati daerah hambatan. Hasil penelitian membuktikan bahwa daun kapuk efektif digunakan untuk menghambat aktivitas antijamur terhadap Candida albicans. Uji one way anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada diameter zona hambat dan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf kepercayaan 5 % menunjukkan diameter zona hambat tertinggi pada konsentrasi 40% dan kontrol(+) ketokonazol.

  Kata kunci: Antijamur, daun kapuk , daya hambat, Candida albicans

  7

  8 PENDAHULUAN Penyakit kulit akibat jamur merupakan penyakit kulit yang sering muncul di tengah masyarakat Indonesia. Iklim tropis dengan kelembaban udara yang tinggi di Indonesia sangat mendukung pertumbuhan jamur. Sehingga jamur merupakan salah satu penyebab penyakit infeksi terutama di negara-negara tropis..

  d.

  ) : 0,2 g ekstrak etanol + larutan CMC 1% sebanyak 1 ml.

  c.

  Konsentrasi 30 % (

  b

  /

  v

  ): 0,4 g ekstrak etanol + larutan CMC 1% sebanyak 1 ml.

  Konsentrasi 40 % (

  /

  b

  /

  v

  ): 0,8 g ekstrak etanol + larutan CMC 1% sebanyak 1 ml.

  Pembuatan Media

  a. Media Peremajaan Jamur PDA dilarutkan dalam 20 ml aquadest pada

  Erlenmeyer kemudian dipanaskan di atas hot plate sampai mendidih dan diperoleh larutan

  jernih. Kemudian dituang ke dalam beberapa tabung reaksi disterilkan dalam autoclave pada suhu 121 C selama 15 menit kemudian dimiringkan 30 dan dibiarkan mengeras. Koloni jamur diambil dari biakan murni yang tersedia, dilakukan secara aseptis dengan jarum ose dan digoreskan pada media agar miring k e m u d i a n d i i n k u b a s i k a n d a l a m inkubator.(Gozali, dkk., 2009; Rostinawati, dkk., 2009).

  v

  b

  Candida spp dikenal sebagai jamur

  Pembuatan Ekstrak

  dimorfik yang secara normal ada pada saluran pencernaan, saluran pernafasan bagian atas dan mukosa genital pada mamalia tetapi populasi yang meningkat dapat menimbulkan masalah. Jamur Candida albicans dianggap sebagai spesies patogen dan menjadi penyebab utama kandidiasis. Candida albicans merupakan jamur opportunistik penyebab sariawan, lesi pada kulit, vulvavaginistis, c a n d i d a p a d a u r i n ( k a n d i d u r i a ) , gastrointestinal kandidiasis yang dapat menyebabkan gastric ulcer, atau bahkan dapat menjadi komplikasi kanker (Kurniawan, 2009 dan Mutschler, 1991).

  Menurut Hariana, 2008 bahwa salah satu jenis tanaman yang berkhasiat obat yaitu daun kapuk. Daun kapuk merupakan salah satu tumbuhan yang banyak d i b u d i d a y a k a n d i I n d o n e s i a u n t u k dimanfaatkan buahnya. Bagian tumbuhan ini yang dapat digunakan sebagai obat yaitu kulit batang dan biji.

  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas anti jamur ekstrak etanol dadaun kapuk terhadap jamur Candida albicans yang merupakan salah satu penyebab sariawan. Pengujian aktivitas anti jamur menggunakan metode Kirby baeur yang dimodifikasi yaitu dengan metode sumuran dengan cara membuat lubang pada agar padat yang telah diinokulasi dengan jamur.

  Penelitian ini eksperimen dilaksanakan di laboratorium Farmakognosi Poltekkes Kemenkes dan Laboratorium Kesehatan Palembang Tahun 2015

  Bahan

  Daun Kapuk, Potato Dextrose Agar (PDA), jamur Candida albicans, kontrol positif (+) tablet ketokonazol 200mg, dan kontrol negatif (-) larutan CMC 1%, larutan standar Mc

  Farland , larutan NaCl 0,9%, aquades, dan

  larutan etanol 96% pro analisis (p.a)

  Bahan daun Kapuk yang digunakan diambil dari pohon kapuk di depan rumah Palembang. Untuk sampel daun kapuk dicuci sampai bersih dari sampel daun basah dirajang dan langsung dicampurkan dengan larutan pelarut. Sampel di maserasi dengan larutan etanol kemudian disaring hingga diperoleh filtrat. Filtrat pelarut tersebut kemudian diuapkan dengan menggunakan vakum evaporator. Setelah diperoleh ekstrak y a n g a g a k pe k at dil anj ut k a n d e ng a n menguapkan diatas penangas air hingga ekstrak menjadi kental, dan diperoleh ekstrak kental(Depkes, 1986).

  Konsentrasi 20 % (

  Pembuatan Variasi Konsentrasi Larutan Uji

  Pembuatan variasi konsentrasi larutan uji dibuat sebagai berikut: a.

  Konsentrasi 10 % (

  b

  /

  v

  ): 0,1 g ekstrak etanol + larutan CMC 1% sebanyak 1 ml.

  b.

METODE PENELITIAN

  b.

  Media Dasar c.

  PDA yang mengandung suspensi jamur uji PDA dilarutkan dalam aquadest kemudian dituang ke dalam cawan petri di sekeliling dipanaskan di atas hot plate sampai pencadang. mendidih dan diperoleh larutan jernih.

  d.

  Dikeluarkan pencadang dari cawan petri Media disterilkan dalam autoklaf pada suhu sehingga terbentuk sumur yang akan 121 C selama 15 menit. digunakan untuk larutan uji, larutan kontrol c. Media Pembenihan positif (+) dan larutan kontrol negatif (-).

  PDA dilarutkan dalam aquadest kemudian e.

  Diteteskan larutan uji ekstrak sampel dipanaskan di atas hot plate sampai kering etanol, ekstrak sampel basah etanol, mendidih dan diperoleh larutan jernih lalu larutan kontrol positif (+) dan larutan disterilkan ke dalam autoklaf pada suhu kontrol negatif (-). 121 C selama 15 menit.

  f.

  Dilakukan pengulangan secara triplo dengan cara yang sama.

  Pembuatan Larutan Kontrol Positif g.

  Diinkubasikan dalam inkubator pada suhu 37 C selama 1x24 jam. La ruta n k ont rol po sitif (+) y a ng h.

  Diamati zona hambat yang terjadi di sekitar digunaka n yaitu ketokon azol deng an sumuran kemudian diukur diameter zona konsentrasi 50µ g/50µl. Larutan ini dibuat hambat secara horizontal dan vertikal dengan cara tablet ketokonazoldigerus dan dengan menggunakan penggaris berskala. ditimbang sehingga diperoleh serbuk ketokonazol setara dengan 50mg ketokonazol,

  Analisis Data dan dilarutkan dalam 50ml CMC 1%.

  Untuk mengetahui apakah ada pengaruh

  Pembuatan Larutan Kontrol Negatif

  diameter zona hambat terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans maka dilakukan uji Larutan kontrol (-) digunakan larutan statistik dengan menggunakan uji one way

  CMC 1% dibuat dengan cara: CMC ditimbang

  anova dengan computer statistik. Dan untuk

  sebanyak 1 g dan ditambahkan aquadest melihat perlakuan mana yang memberikan sampai 100 ml kemudian dikocok sampai pengaruh dilanjutkan dengan uji Duncan. homogen (Dewi, 2010).

  Pembuatan Standar Kekeruhan (Mc. HASIL DAN PEMBAHASAN Farland )

  Pengujian aktivitas antijamur menggunakan Larutan 0,36 N dicampurkan

H2SO4

  metodeKirby baeur yang dimodifikasi yaitu dengan BaCL2.2H2O 1,175% dalam sebuah dengan metode sumuran dengan cara membuat tabung. Tabung dikocok sampai terbentuk lubang pada agar padat yang telah diinokulasi larutan yang keruh. Kekeruhan ini dipakai dengan jamur. Jumlah dan letak lubang sebagai standar kekeruhan jamur (Biesher, disesuaikan dengan tujuan penelitian, 1983). kemudian lubang diinjeksikan dengan ekstrak yang akan diuji. Pengukuran diameter zona

  Pembuatan Suspensi Jamur Uji

  hambat dari hasil uji aktivitas antijamur ekstrak etanol dadaun kapuk terhadap Biakan Candida albicans dalam media agar miring disuspensikan dengan NaCl.

  Kemudian diambil secukupnya dan dimasukan kedalam media pembenihan. Lalu dicampur dan diatur kekeruhannya sama dengan larutan Mc.Farland (Carter dan Cole, 1990).

  Pengujian Aktivitas Antijamur a.

  Media dasar PDA dituang ke dalam cawan petri dan dibiarkan mengeras.

  b.

  Pada permukaan lapisan dasar diletakkan 6 pencadang dan diatur sedemikian rupa sehingga terdapat daerah yang baik untuk mengamati zona hambat yang terjadi.

  9 pertumbuhan jamur Candida albicans pada daerah bening atau jernih di sekitar sumuran. Tabel Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun kapuk Terhadap Candida albicans dengan Masa Inkubasi 1x24 jam.

  Konsentra si Ratan Diameter zona hambat (mm)

  3

  3 30.1667

  20% 3 10.9167 30% 3 12.6667 40% 3 14.0000 Kontrol (+)

  3 10.5833

  5 Kontrol (-) 3 7.000 10%

  4

  3

  2

  1

  Ulangan N Subset for alpha = 0.05

  Diameter Zona Hambat sampel 2

  10.0833 20% 3 11.2500 30% 3 12.0833 12.0833 40% 3 12.7500 Kontrol (+) 3 30.5000 Sig. 1.000 1.000 .053 .111 1.000

  3 7.000

  5 Kontrol (-) 10%

  Sampel 1 CMC Sampel 2 non Kontrol (-

  4

  3

  2

  1

  Ulangan N Subset for alpha = 0.05

  Diameter Zona Hambat sampel 1

  Candida albicans .

  Menurut Hermawan, dkk (2007) bahwa interpretasi daerah hambatan pertumbuhan antimikroba mengacu pada standar umum yang di keluarkan Departemen Kesehatan (1988) disebutkan bahwa mikroba dikatakan peka terhadap antimikroba asal tanaman apabila mempunyai ukuran diameter daya h a m b a t a n se b e sa r 1 2 -2 4 m m . H a l i n i membuktikan bahwa diameter zona hambat pa da ek strak eta nol samp el k eri ng di konsentrasi 40% (12,667mm) dan konsentrasi 80% (14,00mm) serta ekstrak etanol sampel basah di konsentrasi 40% (12,083mm) dan konsentrasi 80% (12,75mm) dapat digunakan sebagai bahan antijamur terhadap jamur

  30,50 30,20 Keterangan:Penghitungan diameter zona hambat termasuk diameter sumuran.

  Kontrol (+)

  20% 11,25 10,90 30% 12,00 12,60 40% 12,75 14,00

  ) 7,00 7,00 10 % 10,00 10,50

  Sig. 1,000 ,403 1,000 1,000 1,000

  KESIMPULAN

  Hasil analisis statik dengan uji one way

  anova pada ekstrak etanol daun kapuk

  Ekstrak daun kapuk memiliki aktivitas diperoleh nilai signifikan 0.000 kurang dari α antijamur terhadap Candida albicans dan

  (0,05) ini membuktikan bahwa terdapat peningkatan konsentrasi 10%, 20%, 30% dan perbedaan yang nyata(signifikan) terhadap

  40% pada ekstrak daun kapuk diikuti diameter zona hambat pada setiap perlakuan. dengan adanya penambahan diameter zona

  Setelah itu dilanjutkan lagi dengan uji Duncan hambat pada setiap variasi konsentrasi. menunjukkan bahwa setiap perlakuan berada pada kolom subset yang berbeda.

  Kecuali untuk ekstrak etanol sampel basah

  SARAN

  konsentrasi 20% dan 30% serta konsentrasi 30% dan 40% juga pada sampel Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut ke kering konsentrasi 10% dan 20% masuk ke arah isolasi senyawa a k t i f d a r i d a u n dalam kolom subset yang sama menunjukkan k a p u k d a n p e m b u a t a n p r o d u k t i d a k a d a n y a p e rb e d a a n y a n g n y a t a

  (signifikan) dimana hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi tersebut memberikan efek

DAFTAR PUSTAKA

  antijamur yang sama. Pada kontrol (+) ketokonazol menunjukkan hasil pengukuran Biesher. 1983. Microbiology in Practice. diameter zona hambat yang paling tinggi. Hal

  Individualized Introduction for The Allied ini dimungkinkan karena ketokonazol Heath Science. 3rd ed. Harper and Row merupakan obat pilihan pertama untuk infeksi Publisher. New York yang disebabkan oleh Candida albicans.

  M e n u r u t T a n d a n R a h a r d j a ( 1 9 8 6 ) Carter, G.R. and J.R. Cole, Jr. 1990. ketokonazole bekerja berdasarkan pada Diagnostic Procedures in Veterinary pengikatan enzim sitokrom P450, sehingga Bacteriology and Micology. 5th ed. sintesa ergosterol dirintangi dan terjadi Academic Press. Inc. San Diego California. kerusakan membran sel pada jamur. Hasil uji 108-123 kontrol (-) yaitu CMC 1% tidak menunjukkan

  Dalimartha, Setiawan. 2003. Atlas Tumbuhan adanya daya hambat terhadap jamur Candida

  albicans .

  Obat Indonesia. Jilid III. Trubus Agriwidya: Jakarta. Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa daun daun kapuk kapuk dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan jamur Departemen Kesehatan. 1988. Inventaris Obat karena diduga disebabkan

  

Candida albicans Indonesia Jilid I. Badan Penelitian dan

  oleh senyawa kimia yang terkandung di dalam Pengembangan Kesehatan. Departemen daun kapuk tersebut. Dimana daun mengandung Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. tanin, saponin, flavonoid, dan alkaloid (Dalimarta,2003). Flavonoid, tanin dan Departemen Kesehatan. 1986. Sediaan saponin merupakan senyawa yang mempunyai Galenik. Departemen Kesehatan Republik efek farmakologi sebagai antijamur. Dimana Indonesia. flavonoid dengan kemampuannya membentuk

  Dewi, K.F. 2010.Aktivitas Antibaketri Ekstrak kompleks dengan protein dan merusak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia membran sel dengan cara mendenaturasi L.)Terhadap Baketri Pembusuk Daging ikatan protein pada membran sel, sehingga Segar. [skripsi]. Jurusan Biologi FMIPA membran sel menjadi lisis dan senyawa Universitas Sebelas Maret. Surakarta. t e rse b u t m e n e m b u s k e d a l a n i n t i se l menyebabkan jamur tidak berkembang (Harmita, 2006; Sulistyawati dkk, 2009). Gozali Dolih, Rusmiati, D. danUtama, P. 2009.

  FormulasidanUji Stabilitas Mikroemulsi Keto konazole Sebagai Antijamur Candida

  albicans dan Tricophytonmentagrophytes . Farmaka. 7(2) 2009

  Hariana, A. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 3. Penebar Swadaya.

  Jakarta Hermawan, A., Hana, E., dan Tyasningsi, W.

  2007. Pengaruh Estrak Daun kapukSirih (Piper b e t l e L . ) T e r h a d a p P e m b u h a n rt u Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan Metode Difusi Disk. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya

  Kurniawan, J.A. 2009. Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Rimpang Binahong (Anredera

  cordifolia (Tenore) Steen) Terhadap Jamur C a n d i d a a l b i c a n s s e r t a S k r i n i n g

  Fitokimianya.[skripsi] Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Mutschler, E. 1991. Dinamika Obat. ITB.

  Bandung. Rostinawati, T. Sulistyaningsih., danAriani, D.

  2009. Penentuan Fraksi Aktif Ekstrak Metan ol D au n ka pu kS uk un (A rto ca rp us communis Forst.) Sebagai Penghambat Pertumbuhan Candida albicans dan Microsporum gypseum .

  Farmaka . 7(3).

  Sulistyawati, D. dan Mulyati, S. 2009. Uji Aktivitas Antijamur Infusa Daun kapuk J a m b u M e t e ( A n a c a r d i u m

  occidentale, L.) Terhadap Candida albicans . Biomedika.2(1)

  Tan, H dan Rahardja, K. 2002. Obat-Obat Penting. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta

Dokumen yang terkait

A. Latar Belakang Masalah - ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI DESA LUBUK BATANG BARU Lisdahayati

0 0 10

Efektivitas Akupuntur terhadap Persepsi Nyeri Dan Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Kelurahan Sukaraya Ni Ketut Sujati,. M.Kes

0 0 7

RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF EDUCATION, WORKING MOTHERS WITH EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN EAST DISTRICT PRABUMULIH 2015 Suryanda Politeknik Kesehatan Palembang Jurusan Keperawatan Prodi Keperawatan Baturaja Abstract Background :Exclusive breastfeeding

0 1 7

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG SORGUM DAN PENAMBAHAN TEPUNG WORTEL TERHADAP DAYA TERIMA MI BASAH

1 3 5

Hj. Zanzibar, S.Pd, M.Kes. Poltekkes Palembang Prodi keperawatan Baturaja ABSTRAK - HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER AIR BERSIH DAN KETERSEDIAAN JAMBAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA Hj. Zanzibar, S.Pd, M.Kes.

0 0 11

HUBUNGAN POLA ASUPAN GIZI TERHADAP KESEHATAN LANSIA DI PUSKESMAS PENGANDONAN KECAMATAN PENGANDONAN KABUPATEN OKU TAHUN 2015 Umar Hasan Martadinata,SKM.M.Kes

0 0 7

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SIRSAK DAN UJI BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS ATCC 31987

0 0 8

HUBUNGAN POLA ASUPAN GIZI TERHADAP KESEHATAN LANSIA DI PUSKESMAS PENGANDONAN Umar Hasan Martadinata,SKM,. M.Kes

0 0 7

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA TAHUN 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN - RENCANA AKSI KEGIATAN 2015 2019

0 1 36

FORMULASI DAN EVALUASI MASKER GEL PEEL -OFF EKSTRA ETANOL DAUN AFRIKA (Vernonia amygdalina Del.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI HPMC SEBAGAI PENINGKAT VISKOSITAS Bahiyah Romziyah1 , Meisindri Wahyuni2 , Adi Prasetyo3 , Ratnaningsih Dewi Astuti

1 1 10