LAPORAN PRAKTIKUM 1 komstat Indonesia

LAPORAN PRAKTIKUM KE-I
KOMPUTASI STATISTIKA
“OPERASI MATRIKS”

Asisten 1 : Bima Anoraga
Asisten 2 : Agung Surya M.

(105090500111008)
(105090513111004)

Nama : Nur Pradina Kusumawardani
NIM

: 125090500111028

LABORATORIUM STATISTIKA
PROGRAM STUDI STATISTIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2014

BAB I
SOURCE CODE
Permasalahan : Piere (1948) mechanically measured the frequency (the
number of wing vibration per second) of chirps(for pulses of sound) made
by a striped ground cricket, at various ground temperatures. Since crickets
are ectotherms (cold-blooded) the rate of their psycologycal processes and
their overall mertabolism are influenced by temperature. Consequently,
there is reason to believe that temperature would have profound effect on
aspects of their behavior, such as chirp frequency. In general, it was found
that crickets did not sing at temperatures colder than 60 0F, or warmer than
100 0F. (According to the text “The Song of Insect” by George Pierce )

1.
a)

Suhu/Temperatur (F)

Banyaknya suara


89
72
93
84
81
75
70
72
69
83

20
26
19
28
17
15
14
15

15
16

Source codenya adalah sebagai berikut :

b.

c)

d)

e)

f) > matc=mata%*%t(matx)

g)

2. Membentuk matriks :
Ada berbagai cara membentuk matriks pada R. Berikut ini adalah
beberapa metodenya :

a) Mendefinisikan matriks yang akan dibentuk

b)

Menggunakan rbind dan cbind

c) Menggunakan array

3. Berbagai Jenis Operasi Matriks
Berikut ini merupakan berbagai jenis operasi matriks dan
pengoperasiannya di R.
a) Penjumlahan

b) Pengurangan

c) Perkalian

d) Transpose

e) Invers


f) Akar 2 dari elemen matriks

g) Pangkat dari elemen-elemen matriks

h) Determinan matriks

i) Pembagian elemen matriks

j)

k) Perkalian elemen matriks

l) Cross product matriks

m) Menentukan diagonal matriks
n) Pembagian elemen matriks dengan skalar

o) Perkalian elemen matriks dengan skalar


BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Menduga Beta (Besarnya Pengaruh)
Terhadap Frekuensi Suara Jangkrik.
a.

Temperatur

Pada kodingan di atas, dilakukan pembentukan matriks x (matx)
yang elemennya merupakan angka-angka pada variabel bebas yang
telah ditetapkan, yaitu suhu/temperatur. Pada kodingan di atas
terlihat tulisan ncol=2, nrow=10. Hal ini menunjukkan bahwa
matriks yang akan dibuat merupakan matriks 10x2. 10 pada
kodingan tersebut menunjukkan banyaknya baris dan 2 merupakan
banyaknya kolom.
b.

Pada kodingan di atas, dilakukan pembentukan matriks y (maty)
yang elemennya merupakan angka-angka pada variabel tak bebas
yang telah ditetapkan, yaitu frekuensi suara jangkrik. Matriks

yang dibentuk tersebut, juga berdimensi 10x1.

c.

t(matx) merupakan perintah pada R untuk melakukan transpos
pada matriks (elemen baris berubah menjadi elemen kolom dan
sebaliknya).
d.

variabel matz disini digunakan untuk mendeklarasikan hasil dari
perkalian transpos matx dengan matx itu sendiri.
e.

Variabel mata digunakan untuk mendeklarasikan hasil solve(matz).
Perintah solve (matz) sendiri merupakan perintah untuk
menentukan invers matriks (matz).
f.

Variabel matc digunakan untuk menunjukkan hasil dari perkalian
matriks (mata) dengan transpose dari matriks (matx).


g)

Setelah melalui semua proses di atas, akan didapatkan penduga
bagi beta (besar pengaruh temperatur terhadap frekuensi suara
jangkrik) dengan melakukan langkah terakhir seperti pada gambar.
Yaitu dengan melakukan perkalian matriks (matc) dengan matriks
(maty). Maka diperoleh Beta0 = 9.3174953 dan Beta1 = 0.1038389.
Setelah didapatkan penduga bagi beta, maka dapat dilakukan
pembentukan model. Yaitu :
Y = 9.3174953 + 0.1038389 X

Langkah-langkah yang dilakukan di atas telah sesuai dengan rumus
pendugaan bagi beta dengan metode matriks :

(X’X)-1
X’Y

2. Membentuk matriks :
a) Mendefinisikan matriks yang akan dibentuk


Matriks di atas dibentuk dengan mendeskripsikan secara lengkap
elemen-elemen dan juga banyaknya baris serta kolom pada matriks. Seperti
contoh pada matriks (a) dituliskan dengan kata matrix yang berarti akan
dibentuk sebuah matriks, kemudian diikuti dengan c beserta deretan angkaangka. (c) disini berarti combine, dimana combine dilakukan untuk
mengumpilkan elemen-elemen matriks (berupa deretan angka) untuk
membentuk suatu matriks dengan kolom sebanyak 3 (ncol=3) dan baris
sebanyak 3 (nrow=3).
b)

Menggunakan rbind dan cbind

Pada
rbind,
pembentukan
matriks
dilakukan
dengan
menggabungkan kolom pada matriks ai dan kolom pada matriks bi (kolom 1
dari matriks a dengan kolom 1 dari matriks b, dan seterusnya) sehingga

berbaris-baris membentuk kolom baru.
Pada
cbind,
pembentukan matriks
dilakukan dengan
menggabungkan baris pada matriks a i dan baris pada matriks b i (baris 1 dari
matriks a dengan baris 1 dari matriks b, dan seterusnya) sehingga saling
berdampingan membentuk baris baru.
c) Menggunakan array

Pada penggunaan perintah array gambar di atas, dinyatakan
array(10:20, dim=c(3,3)) artinya, akaan dibuat matriks berdimensi 3x3
dengan elemen-elemennya merupakan bilangan dari 10 hingga 20
berurutan.

3. Berbagai Jenis Operasi Matriks
Sebelumnya telah didefinisikan bahwa

a) Penjumlahan


Pada operasi penjumlahan di atas, dilakukan penjumlahan elemen
matriks aij dengan bij. Contoh : Elemen matriks a kolom dan baris pertama
dijumlahkan dengan elemen matriks b kolom dan baris pertama.
b) Pengurangan

Pada operasi pengurangan di atas, dilakukan pengurangan elemen
matriks aij dengan bij. Contoh : Elemen matriks a kolom dan baris pertama
dikurangi dengan elemen matriks b kolom dan baris pertama.
c) Perkalian

Pada operasi perkalian matriks dilakukan dengan mengalikan baris
dengan kolom. Contoh : Mengalikan baris pertama matriks a dengan kolom
pertama matriks b.
d) Transpose

Operasi transpose merupakan operasi matriks dengan mengganti
susunan elemen di dalam matriks dari baris menjadi kolom dan begitu
seterusnya. Contoh : Baris pertama pada kolom a akan menjadi kolom
pertama pada matriks a yang sudah ditranspose.
e) Invers

Invers merupakan kebalikan dari matriks. Untuk operasi invers
dikhususkan untuk matriks yang non singular saja (determinannya
bukan 0). Karena ketika matriks tersebut singular, maka matriks tersebut
tidak memiliki inverse.

f) Akar 2 dari elemen matriks

Pada operasi matriks sqrt, setiap elemen matriks akan diakar
pangkat 2-kan. Seperti pada sqrt(b) maka semua elemen matriks b akan
diakar pangkat 2 kan dan didapat hasil seperti gambar di atas.
g) Pangkat dari elemen-elemen matriks

Seperti pada operasi sqrt, operasi pangkat juga akan memangkatkan
setiap elemen matriks dengan angka yang telah ditentukan. Pada kasus di
atas, elemennya dipangkatkan 2.
h) Determinan matriks

Pada perintah determinan, akan dicari determinan suatu matriks.
Determinan sendiri dalam perhitungan manual dapat dilakukan salah
satunya dengan metode Ad-joint.

i) Pembagian elemen matriks

Pada dasarnya tidak ada operasi pembagian dalam matriks. Namun
pada software R, dapat dilakukan pembagian pada elemen-elemen
matriksnya saja. Perbedaan hasil operasi pada kedua gambar di atas terletak
pada output yang dihasilkan. Dimana pada gambar yang atas, output
dihasilkan dengan bilangan desimal secara lengkap dari hasil pembagian
elemen dengan baris dan kolom yang sama pada kedua matriks. Sedangkan
gambar bawahnya merujuk pada operasi aij div bij .
j) Perkalian elemen matriks

Pada perkalian biasa (tidak ada tanda %), operasi dilakukan dengan
mengalikan elemen-elemen dengan baris dan kolom yang sama pada kedua
matriks.
k) Cross product matriks

Pada crossprod (a,b) akan dilakukan operasi sama dengan t(a)%*
%b.

l) Bentuk perkalian matriks yang lain

Operasi perkalian kali ini merupakan hasil dari mengalikan
masing-masing elemen matriks a dengan salah satu elemen matriks b.
Contoh : pada (1,1) akan mengalikan seluruh elemen matriks a dengan
elemen matriks b1,1.

m) Menentukan diagonal matriks
Untuk mengetahui diagonal utama matriks dapat dilakukan
pengkodingan seperti pada gambar di atas.
n) Pembagian elemen matriks dengan skalar

Pada pembagian dengan skalar, maka seluruh elemen matriks akan
dibagi dengan skalar yang ditentukan. Dalam persoalan di atas, seluruh
elemen matriks b dibagi dengan 4.
o) Perkalian elemen matriks dengan skalar

Pada perkalian dengan skalar, maka seluruh elemen matriks akan
dikalikan dengan skalar yang ditentukan. Dalam persoalan di atas, seluruh
elemen matriks a dikalikan dengan 2.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Menghitung β duga dapat dilakukan dengan operasi matriks dan
pada kasus yang dibahas dalam laporan ini didapatkan persamaan
Y = 9.3174953 + 0.1038389 X yang berarti bahwa apabila suhu
dibuat menjadi 0 oF akan diperoleh frekuensi suara jangkrik sebesar
9.3174953. Dengan bertambahnya 1 oF suhu/temperatur, akan
mengakibatkan bertambahnya frekuensi sebesar 0.1038389
 Dalam pembuatan matriks dengan R, dapat dilakukan
menggunakan tiga cara yaitu pendefisian matriks secara lengkap,
menggunakan rbind dan cbind, atau menggunakan array.
 Ada 15 operasi matriks yang perlu diingat untuk dijadikan
pedoman dalam melakukan pengoperasian suatu matriks di R.
3.2 Saran
 Perlu diingat dalam perkalian matriks yang sesungguhnya, harus
diberikan tanda % sesudah matriks pengali dan % di akhir matriks
yang terkali. contoh : a%*%b
 Ketelitian dan ketrampilan menggunakan software sangat perlu
untuk diperhatikan, karena salah pengkodingan berarti salah operasi
dan akan berakibat fatal pada hasil yang diperoleh.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Implementasi Program Dinamika Kelompok Terhada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha (Pstw) Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur

10 166 162