MATRIKS KAJIAN ON THE JOB LEARNING CALON (1)

MATRIKS KAJIAN ON THE JOB LEARNING
CALON KEPALA SEKOLAH
KABUPATEN JENEPONTO
BAHAN KAJIAN : PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH

KONDISI IDEAL

KONDISI NYATA
SMPN 1 BINAMU

A. Dokumen I
A. Dokumen I
1. Kurikulum sekolah disusun oleh tim 1. Ada tim yang dibentuk untuk
pengembang kurikulum (TPK)
menyusun kurikulum sekolah
sekolah.
2. Disetujui dalam rapat dewan guru.
2. Tidak diajukan dalam rapat dewan
3. Diketahui oleh Komite sekolah
guru untuk persetujuan
4. Disahkan pemberlakuannya oleh

3. Diketahui komite sekolah
Kepala Dinas pendidikan
4. Disahkan oleh kepala dinas
Kabupaten.
pendidikan kab. Jeneponto
5. Memiliki visi yang berisi gambaran
masa depan yang diinginkan
5. Memiliki visi
sekolah
6. Memiliki misi yang
menggambarkan aksi/tindakan
6. Memiliki misi
sekolah untuk mencapai visi
sekolah
7. Terdapat tujuan sekolah yang
7. Memiliki tujuan sekolah
menggambarkan tahapan/langkah
untuk mencapai visi dan misi
sekolah
8. Terdapat struktur kurikulum yang

8. struktur kurikulum yang disusun
disusun berdasarkan kebutuhan
berdasarkan kebutuhan sekolah
sekolah (visi,misi,tujuan) yang
mengacu standar isi
disusun berdasarkan Standar Isi

KONTRIBUSI CALON

SMPN KHUSUS JENEPONTO
A. Dokumen I
1. Ada tim yang dibentuk untuk
menyusun kurikulum sekolah
2. Tidak diajukan dalam rapat dewan
guru untuk persetujuan
3. Diketahui komite sekolah
4. Disahkan oleh kepala dinas
pendidikan kab. Jeneponto

1.


Mengupayakan adanya
tim yang bekerja sesuai
dengan panduan penyusunan
KTSP secara utuh.
2.
Mengupayakan ada
sidang pleno dewan guru
untuk persetujuan
kurikulum.

5. Memiliki visi
6. Memiliki misi
7. Memiliki tujuan sekolah

8. struktur kurikulum yang disusun
berdasarkan kebutuhan sekolah
mengacu standar isi

1


KONDISI IDEAL
9. Tidak melebihi 36 jam pelajaran
perminggu
10. Memiliki muatan lokal yang sesuai
dengan karakter dan potensi daerah.
11. Membina kegiatan pengembangan
diri siswa sesuai dengan
karakteristik, potensi, minat dan
bakat serta kondisi sekolah.
12. Mempunyai tabel ketuntasan belajar
untuk setiap mata pelajaran
13. Merumuskan kriteria kenaikan
kelas sesuai dengan kriteria yang
diatur direktorat pembinaan terkait
14. Merumuskan kriteria kelulusan
sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku
15. Terdapat kalender pendidikan yang
disusun berdasarkan kalender
pendidikan yang dikeluarkan oleh

dinas pendidikan dan
memperhatikan kalender
pendidikan yang ada di Standar Isi
B. Dokumen II
Silabus:
1. Memuat identitas : Nama sekolah,
mata pelajaran, kelas/semester, SK,
dan alokasi waktu
2. Komponen silabus memuat KD,
Materi Pembelajaran, Kegiatan
Pembelajaran, Indikator pencapaian
kompetensi, Penilaian, alokasi
waktu, sumber belajar, nilai

KONDISI NYATA
SMPN 1 BINAMU
SMPN KHUSUS JENEPONTO
9. Jumlah jam pelajaran 32 jam
9. Jumlah jam pelajaran 32 jam


KONTRIBUSI CALON
3.

10. Muatan local bahasa daerah dan
Baca tulis Al-quran
11. Ada pengembangan diri

10. Muatan local bahasa daerah dan
Baca tulis Al-quran
11. Ada pengembangan diri

12. Terdapat tabel ketuntasan relajar

12. Terdapat tabel ketuntasan relajar

13. Memiliki kriteria kenaikan kelas

13. Memiliki kriteria kenaikan kelas

14. memiliki kriteria kelulusan


14. memiliki kriteria kelulusan

15. Memiliki kalender pendidikan

15. Memiliki kalender pendidikan

B. Dokumen II
Silabus:
1. Memuat identitas : Nama sekolah,
mata pelajaran, kelas/semester, SK,
dan alokasi waktu
2. Komponen silabus memuat KD,
Materi Pembelajaran, Kegiatan
Pembelajaran, Indikator pencapaian
kompetensi, Penilaian, alokasi
waktu, sumber belajar, nilai

B. Dokumen II
Silabus:

1. Memuat identitas : Nama sekolah,
mata pelajaran, kelas/semester, SK,
dan alokasi waktu
2. Komponen silabus memuat KD,
Materi Pembelajaran, Kegiatan
Pembelajaran, Indikator pencapaian
kompetensi, Penilaian, alokasi
waktu, sumber belajar, nilai

Mengupayakan
memaksimalkan jumlah jam
pelajaran menjadi 36 jam

4.

Memperkenalkan model
silabus yang memuat nilainilai karakter bangsa.
5.
Memperkenalkan
penyusunan silabus yang

membagi kegiatan
pembelajaran ke dalam:
2

KONDISI IDEAL
karakter.
3. Silabus dikembangkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan SI, SKL,
dan Panduan penyusunan KTSP.
4. Pengembangan silabus dilakukan
oleh guru secara mandiri atau
bekelompok ( MGMP )
5. Pengembangan silabus disusun di
bawah supervisi Dinas kabupaten
1.
2.

3.

4.

5.
6.

RPP:
Disusun untuk setiap KD yang
dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih.
Komponen RPP: identitas
matapelajaran, SK, KD, indikator
pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi
waktu, metode pembelajaran,
kegiatan pembejaran (penduhuluan,
inti, penutup), penilaian hasil
belajar dan sumber belajar
Identitas memuat nama satuan
pendidikan, kelas, semester,
program, mata pelajaran, jumlah
pertemuan.
Rumusan Standar Kompetensi

(SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
sesuai dengan standar Isi
Indikator sesua dengan indikator
pada silabus
Tujuan pembelajaran

KONDISI NYATA
SMPN 1 BINAMU
SMPN KHUSUS JENEPONTO
karakter.
karakter.
3. Silabus dikembangkan oleh satuan
3. Silabus dikembangkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan SI, SKL,
pendidikan berdasarkan SI, SKL,
dan Panduan penyusunan KTSP.
dan Panduan penyusunan KTSP.
4. Pengembangan silabus dilakukan
4. Pengembangan silabus dilakukan
oleh guru secara mandiri atau
oleh guru secara mandiri atau
bekelompok ( MGMP )
bekelompok ( MGMP )
5. Pengembangan silabus disusun di
5. Pengembangan silabus disusun di
bawah supervisi Dinas kabupaten
bawah supervisi Dinas kabupaten
RPP:
1. Disusun untuk setiap KD yang
dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih.
2. Komponen RPP: identitas
matapelajaran, SK, KD, indikator
pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi
waktu, metode pembelajaran,
kegiatan pembejaran (penduhuluan,
inti, penutup), penilaian hasil
belajar dan sumber belajar
3. Identitas memuat nama satuan
pendidikan, kelas, semester,
program, mata pelajaran, jumlah
pertemuan.
4. Rumusan Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
sesuai dengan standar Isi
5. Indikator sesua dengan indikator
pada silabus
6. Tujuan pembelajaran

RPP:
1. Disusun untuk setiap KD yang
dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih.
2. Komponen RPP: identitas
matapelajaran, SK, KD, indikator
pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi
waktu, metode pembelajaran,
kegiatan pembejaran (penduhuluan,
inti, penutup), penilaian hasil
belajar dan sumber belajar
3. Identitas memuat nama satuan
pendidikan, kelas, semester,
program, mata pelajaran, jumlah
pertemuan.
4. Rumusan Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
sesuai dengan standar Isi
5. Indikator sesua dengan indikator
pada silabus
6. Tujuan pembelajaran

KONTRIBUSI CALON
a) kegiatan tatap muka, b)
penugasan terstruktur dan c)
kegiatan mandiri tidak
tersetruktur

6.

Penyusunan RPP
mengacu pada silabus yang
membagi kegiatan
pembelajaran yang memuat:
a) kegiatan tatap muka, b)
penugasan terstruktur dan c)
kegiatan mandiri tidak
tersetruktur

3

KONDISI NYATA
SMPN 1 BINAMU
SMPN KHUSUS JENEPONTO
Menggambarkan proses dan hasil
Menggambarkan proses dan hasil
Menggambarkan proses dan hasil
belajar yang diharapkan dicapai
belajar yang diharapkan dicapai
belajar yang diharapkan dicapai
oleh peserta didik sesuai dengan
oleh peserta didik sesuai dengan
oleh peserta didik sesuai dengan
kompetensi dasar
kompetensi dasar
kompetensi dasar
7. Cakupan materi sesuai dengan
7. Cakupan materi sesuai dengan
7. Cakupan materi sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai
kompetensi yang akan dicapai
kompetensi yang akan dicapai
8. Metode pembelajaran sesuai dengan 8. Metode pembelajaran sesuai dengan 8. Metode pembelajaran sesuai dengan
karakteristik dari indikator dan
karakteristik dari indikator dan
karakteristik dari indikator dan
kompetensi yang akan dicapai pada
kompetensi yang akan dicapai pada
kompetensi yang akan dicapai pada
setiap mata pelajaran
setiap mata pelajaran
setiap mata pelajaran
9. Kegiatan pembelajaran terbagi
9. Kegiatan pembelajaran terbagi
9. Kegiatan pembelajaran terbagi
kedalam kegiatan pendahuluan, inti,
kedalam kegiatan pendahuluan, inti,
kedalam kegiatan pendahuluan, inti,
dan penutup.
dan penutup.
dan penutup.
10. Penilaian hasil belajar mengacu
10. Penilaian hasil belajar mengacu
10. Penilaian hasil belajar mengacu
kepada standar penilaian
kepada standar penilaian
kepada standar penilaian
11. Penentuan sumber belajar
11. Penentuan sumber belajar
11. Penentuan sumber belajar
didasarkan pada SK, KD, materi
didasarkan pada SK, KD, materi
didasarkan pada SK, KD, materi
ajar, kegiatan pembelajaran, dan
ajar, kegiatan pembelajaran, dan
ajar, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi
indikator pencapaian kompetensi
indikator pencapaian kompetensi
KONDISI IDEAL

KONTRIBUSI CALON

7.

Mengusahakan
penggunaan metode
pembelajaran yang
bervariasi sesuai dengan
karakteristik dari indikator
dan kompetensi yang akan
dicapai pada setiap mata
pelajaran

Peserta Diklat Cakep,

Drs. H. SYARIFUDDIN, M. Pd.
NIP.19690101 199412 1 007

4

LAPORAN
KAJIAN ON THE JOB LEARNING
BAHAN KAJIAN
(2)
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH

OLEH :

Drs. H. SYARIFUDDIN, M. Pd.

PESERTA DIKLAT
CALON KEPALA SEKOLAH
TINGKAT KABUPATEN JENEPONTO
2011

i

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN HASIL KAJIAN
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH

Drs. H. SYARIFUDDIN, M. Pd
Peserta Diklat
Calon Kepala Sekolah Kabupaten Jeneponto
Tahun 2011
Telah melakukan pengkajian
Pengelolaan Kurikulum Sekolah
SMPN 1 Binamu dan SMPN Khusus Jeneponto

Jeneponto, 24 September 2011
Kepala SMPN Khusus Jeneponto,

Kepala SMPN 1 Binamu,

H. SARIPUDDIN D., S. Pd., SE., MM.
NIP. 19660131 198903 1 007

Drs. SYAHRIR SAINI
NIP. 19530406 198503 1

013

ii

PENDAHULUAN
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang
dikembangkan

oleh

masing-masing

sekolah.

KTSP

disusun

oleh

tim

pengembang kurikulum sekolah yang mengacu pada permendiknas nomor 22
tahun 2006 tentang standar isi, nomor 23 tahun 2006 tentang standar
kompetensi lulusan dan panduan penyusunan KTSP yang diterbitkan oleh BSNP
tahun 2006. Panduan tersebut memuat tentang konsep dasar, prinsip,
prosedur dan kriteria pengembangan KTSP
Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami pengelolaan
kurikulum sekolah sehingga pada saatnya nanti setelah menjadi kepala
sekolah sudah dapat mengelola kurikulum sekolahnya dengan baik.

1

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengisian instrumen analisis dokumen 1, dokumen 2,
wawancara dengan wakil kepala sekolah urusan kurikulum dan matriks kajian
pengelolaan

kurikulum,

berikut

ini

saya

sajikan

deskripsi

hasil

kajian

pengelolaan kurikulum SMP Negeri 1 Binamu dan SMPN Khusus Jeneponto.
1. SMP Negeri 1 Binamu
Kurikulum SMPN 1 Binamu tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh tim
pengembang kurikulum yang dibentuk oleh kepala sekolah. Tim ini bekerja
merampungkan kurikulum dengan menggabungkan dokumen 1 dan dokumen
2. Kurikulum 2011/2012 ditandantangani kepala sekolah, ketua komite dan
kepala dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten Jeneponto namun
sebelumnya tidak diajukan dalam rapat dewan guru untuk mendapatkan
persetujuan.
Secara umum, kurikulum SMPN 1 Binamu disusun berdasarkan panduan
penyusunan KTSP yang diterbitkan BSNP untuk jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Dokumen I kurikulum disusun dengan kerangka sebagai berikut:
Halaman Judul
Halaman Penetapan/Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pengembangan KTSP
C. Prinsip Pengembangan KTSP
BAB II. TUJUAN PENDIDIKAN SMP NEGERI 1 BINAMU
A. Tujuan Pendidikan Dasar
B. Visi dan Misi
C. Tujuan Sekolah
D. Standar Kompetensi
BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
B. Muatan Kurikulum
1. Mata Pelajaran
2

2. Muatan Lokal
3. Pengembangan Diri
4. Pengaturan Beban Belajar
5. Ketuntasan Belajar
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN
Lampiran :
1.Silabus Mata Pelajaran
2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Visi “Mencetak insan berprestasi yang kompetitif berlandaskan iman dan
taqwa” menggambarkan tujuan yang ingin oleh SMPN 1 Binamu. Pada bagian
struktur kurikulum yang mengatur tentang jumlah jam pelajaran, menetapkan
kurikulum sekolah memuat 10 mata pelajaran muatan nasional, 2 mata
pelajaran muatan lokal dengan jumlah jam pelajaran 32 jam perminggu.
Dengan memperhatikan perolehan rata-rata nilai ujian nasional mata pelajaran
bahasa Indonesia pada tahun pelajaran 2010/2011 yang mengalami penurunan
dari 6,47 menjadi 5,62 maka sebagai salah satu usaha untuk mengangkat
penurunan tersebut sebaiknya
ditambah

1

atau

2

jam

jumlah jam pelajaran bahasa Indonesia

pelajaran.

Hal

ini

dapat

dilakukan

dengan

memanfaatkan 4 jam cadangan karena sekolah setingkat SMP dimungkin
jumlah jam pelajarannya sampai maksimal 36 jam pelajaran.
Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI),
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan
penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri ataupun
berkompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran.
Diakui bahwa silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya
berasal dari hasil pemikiran sendiri namun sebahagian masih mencontoh
silabus dari sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan-perbaikan.
Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum membagi ke
dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur (KMTT).
Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran baik
mata pelajaran muatan nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti
halnya dengan silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru3

guru secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah
ataupun MGMP mata pelajaran. RPP yang disusun guru sebahagian masih
meng-copy paste RPP sekolah lain dengan beberapa perubahan-perubahan.
Namun tentu ada juga beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan
hasil pemikiran sendiri ataupun kelompok dengan memperhatikan lingkungan
sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat
Jeneponto.
Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP
sebahagian

sudah

menggunakan

metode

yang

interaktif,

inspiratif,

menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa. Sebahagian guru
masih ada yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model
pembelajaran langsung.
2. SMP Negeri Khusus Jeneponto
Kurikulum SMPN Khusus Jeneponto tidak jauh berbeda dengan kurikulum
SMPN 1 Binamu. Kurikulum disusun oleh tim pengembang kurikulum yang
dibentuk oleh kepala sekolah. Tim ini bekerja merampungkan kurikulum
dengan

menggabungkan

dokumen

1

dan

dokumen

2.

Kurikulum

ditandantangani kepala sekolah, ketua komite dan kepala dinas pendidikan
pemuda dan olahraga kabupaten Jeneponto namun sebelumnya tidak diajukan
dalam rapat dewan guru untuk mendapatkan persetujuan.
Kurikulum tahun pelajaran 2011/2012 masih terpisah antara dokumen 1
dan dokumen 2. Silabus dan RPP sebagai lampiran kurikulum masih terpisahpisah permatapelajaran.
Kurikulum

SMPN

Khusus

Jeneponto

disusun

berdasarkan

panduan

penyusunan KTSP yang diterbitkan BSNP untuk jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Dokumen I kurikulum disusun dengan kerangka sebagai berikut:
Halaman Judul
Halaman Penetapan/Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pengembangan KTSP
C. Prinsip Pengembangan KTSP
4

BAB II. TUJUAN PENDIDIKAN SMP NEGERI 1 BINAMU
A. Tujuan Pendidikan Dasar
B. Visi dan Misi
C. Tujuan Sekolah
D. Standar Kompetensi
BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
B. Muatan Kurikulum
1. Mata Pelajaran
2. Muatan Lokal
3. Pengembangan Diri
4. Pengaturan Beban Belajar
5. Ketuntasan Belajar
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN
Lampiran :
1. Silabus Mata Pelajaran
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI),
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan
penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri ataupun
berkompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran.
Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya berasal dari
hasil pemikiran sendiri namun sebahagian masih mencontoh silabus dari
sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan-perbaikan.
Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum membagi ke
dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur (KMTT).
Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran baik
mata pelajaran muatan nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti
halnya dengan silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guruguru secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah
ataupun MGMP mata pelajaran. RPP yang disusun guru sebahagian masih
meng-copy paste RPP sekolah lain dengan beberapa perubahan-perubahan.
5

Namun tentu ada juga beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan
hasil pemikiran sendiri ataupun kelompok dengan memperhatikan lingkungan
sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat
Jeneponto.
Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP
sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif,
menantang dan memotivasi siswa.

6

PENUTUP
Penyusunan dan pengembangan kurikulum sekolah idealnya dilakukan
setiap tahun. Untuk itu, sebagai peserta diklat calon kepala sekolah, melalui
tugas mengkaji pengelolaan kurikulum sekolah, saya telah memperoleh
banyak tambahan ilmu dan pengalaman. Semoga ilmu yang saya peroleh
dapat bermanfaat untuk peningkatan mutu pendidikan Indonesia di masa
depan, Amin.

7

Lampiran 14 : Laporan Hasil Kajian
Pengelolaan Kurikulum