Pemanfaatan Bji Jarak Sebagai bahan baku

PEMANFAATAN BIJI JARAK PAGAR SEBAGAI BAHAN BAKAR
ALAMI PENGGANTI BAHAN BAKAR FOSIL DI INDONESIA
Abstrak :
Peningkatan kebutuhan bahan bakar fosil dan terbatasnya produksi
dalam negeri Indonesia menyebabkan masyarakatnya mencari sumber bahan
bakar baru yang dapat diperbaharui. Biodiesel menjadi bakar altematif terbarukan
pengganti solar yang giat dikembangkan saat ini. Bagian biji jarak pagar dapat
dimanfaatkan menjadi biodiesel. Biji jarak pagar dibuat menjadi biodiesel melalui
proses esterifikasi-transesterifikasi. Penggunaan biodiesel dari minyak biji jarak
pagar memiliki banyak kenggulan yang tidak kalah baik dengan solar. Peluang
untuk mengembangkan biodiesel di Indonesia sangat terbuka lebar. mengingat
melimpahnya sumber daya hayati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan
baku pembuatan biodiesel di berbagai wilayah di Indonesia.
Kata kunci : biji jarak pagar, bahan bakar, biodiesel
A. Pendahuluan
Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang disertai peningkatan
kesejahteraan masyarakat berdampak pada makin meningkatnya kebutuhan sarana
transportasi dan aktivitas industri. Hal ini menyebabkan kebutuhan bahan bakar
semakin meningkat. Konsumsi bahan bakar Indonesia yang terus meningkat
melebihi kemampuan produksi dalam negeri mengakibatkan Indonesia terpaksa
harus mengimpor bahan bakar dari luar negeri.

Cadangan sumber energi dunia yang berasal dari fosil semakin lama
semakin menipis. Sementara itu, penggunaannya diperlukan manusia setiap hari.
Bukan hal yang tidak mungkin jika persediaan energi fosil akan habis jika tidak
ditemukan sumber-sumber energi baru. Kondisi tersebut memaksa manusia untuk
mencari sumber energi lain yang dapat diperbaharui.
Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan salah satu
tanaman yang berpotensi sebagai penghasil bahan bakar alami terbarukan.
Tanaman jarak pagar dapat menghasilkan biodiesel. Biodiesel adalah bioenergi
atau bahan bakar alami yang dibuat dari minyak nabati sebagai bahan bakar
alternative pengganti BBM untuk motor diesel (Hambali dkk, 2007:8).
Biji jarak merupakan bagian dari tanaman jarak pagar yang
mengandung minyak cukup tinggi. Namun, minyak biji jarak pagar mengandung
racun (ester forbol) sehingga membuat minyak ini tidak dapat digunakan sebagai
minyak makan (Sudrajat, Jaya, dan Setiawan, Tanpa Tahun:4). Oleh karena itu,
penggunaan minyak biji jarak untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar lebih
dianjurkan karena tidak berkompetisi sebagai bahan pangan seperti minyak jagung
atau minyak kelapa.
B. Pembuatan Biodiesel dari Biji Jarak Pagar
Di Indonesia terdapat lebih 50 jenis tanaman yang dapat menghasilkan
minyak nabati, namun hanya beberapa jenis yang dapat diolah menjadi bahan

baku pembuatan biodiesel (Rahayu, 2005:18). Salah satu tanaman yang banyak
ditemukan di Indonesia sebagai sumber biodiesel yaitu Jarak Pagar (Jatropha
cucas L).
Bagian yang biasanya dimanfaatkan untuk pembuatan biodiesel dari
tanaman jarak pagar yaitu bijinya. Biji jarak pagar terdiri dari 60% berat kernel
(daging biji) dan 40% berat kulit, inti biji jarak pagar mengandung sekitar 40-45%
minyak (Hambali et al, 2006 dalam Zamirza, 2009:8). Kandungan minyak biji
tersebut dapat diekstrak menjadi minyak jarak untuk bahan dasar biodiesel.

Pembuatan biodiesel berbahan biji jarak pagar dilakukan melelui proses
esterifikasi dan transesterifikasi. Esterifikasi merupakan reaksi suatu asam
karboksilat, dalam hal ini asam lemak, dengan alkohol untuk menghasilkan ester,
sedangkan transesterifikasi merupakan reaksi ester untuk menghasilkan ester baru
yang mengalami penukaran posisi geometris asam lemak (Swern, 1982 dalam
Sudradjat, Widyawati, dan Setiawan, 2007:205).
Minyak jarak pagar diperoleh dari hasil ekstraksi biji jarak pagar.
Ekstrasi minyak dari biji jarak pagar dilakukan dengan alat pres yang bekerja
secara mekanis. Minyak jarak pagar hasil pengepresan disaring menggunakan
kertas saring. Setelah itu, minyak diendapkan dan dipisahkan. Selanjutnya, larutan
pada lapisan atas melalui proses esterifikasi dengan bantuan katalis. Minyak yang

kadar asam lemak bebasnya sudah rendah dapat melalui proses transesterifikasi.
C. Pemanfaatan Biodiesel di Indonesia
Biodiesel yang terbuat dari biji jarak pagar merupakan energi alternatif
yang bisa dikembangkan sebagai pengganti bahan bakar fosil. Biodiesel dapat
dipergunakan sebagai pengganti atau campuran minyak solar. Di Indonesia,
Direktorat Jenderal Migas mengusulkan pencampuran biodiesel hingga 5% dalam
penggunaan minyak solar, sedangkan Forum Biodiesel Indonesia (FBI)
mengusulkan komposisi campuran biodiesel minimal 10% (Sugiyono, 2005:82).
Berdasarkan data yang diperoleh dari halaman web kementrian ESDM
(2013:1), saat ini penggunaan minyak solar mencapai sekitar 40% dari total
konsumsi energi dalam negeri terutama untuk sektor transportasi. Angka tersebut
diperkirakan akan mengalami kenaikan tiap tahunnya. Peningkatan kebutuhan
bahan bakar solar tersebut akan ikut meningkatkan usaha pengembangan industri
biodiesel di lndonesia.
Biodiesel biji jarak pagar memiliki banyak kelebihan dalam
penggunaannya sebagai bahan bakar. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Raharjo (2006:4) biodiesel yang dihasilkan dari minyak jarak pagar diduga tidak
mempengaruhi performa mesin diesel jika dibandingkan dengan penggunaan solar
maupun biodiesel dari bahan dasar nabati lainnya. Selain itu menurut Hambali
dkk (2007:9) beberapa kelebihan penggunaan biodiesel dibangdingkan solar

diantaranya yaitu ramah lingkungan karena menghasilkan emisi gas buang yang
lebih baik, octan number yang lebih tinggi, serta meningkatkan independensi
suplai bahan bakar karena dapat diproduksi secara lokal.
Pengembangan biodiesel di Indonesia masih terkendala beberapa
permasalahan. Minimnya pemahaman masyarakat tentang keunggulan bahan
bakar ini menjadi salah satu kendala pengembangan biodiesel di Indonesia.
Kurangnya sosialisasi mengenai biodiesel memunculkan stigma yang menyatakan
bahwa BBM yang berasal dari fosil lebih baik bagi dibanding BBM yang berasal
dari bahan alami. Selain itu, biodiesel belum memiliki sistem pasar yang
terstruktur seperti pada pemasaran BBM oleh Pertamina. Akibatnya,
pengembangan biodiesel di negara ini terkesan stagnan.
D. Penutup
Seiring dengan perkembangan zaman, dunia kini tidak lagi mengalami
ketergantingan terhadap penggunaan bahan bakar fosil. Hal ini diperkuat dengan
semakin banyaknya inovasi bahan bakar alternative yang mulai sering
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bahan bakar alternative dari
bahan alami yang sedang giat dikembangkan saat ini yaitu biodiesel. Biodiesel
merupakan bahan bakar renewable yang sangat prospektif untuk menngantikan
penggunaan solar.


Peluang untuk mengembangkan energi alternatif biodiesel di Indonesia
masih sangat terbuka lebar. Selain karena kemampuannya untuk menggantikan
penggunaan solar, pengembangan biodiesel di Indonesia sangat didukung oleh
kondisi alam Indonesia. Indonesia memiliki sumber - sumber energi alami
terbarukan dalam jumlah besar. Sumber energi alami tersebut berupa sumber daya
hayati yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang dapat digunakan sebagai
sumber bahan baku biodiesel.
Pemanfaatan biji jarak pagar sebagai biodiesel merupakan salah satu
upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Untuk
mewujudkannya, dibutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah, industri, dan
masyarakat setempat. Dengan demikian, biodiesel dapat sesegera mungkin
diimplementasikan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat Indonesia
terhadap penggunaan bahan bakar fosil. Hal tersebut tentunya akan berdampak
baik terhadap ketahanan energi lokal maupun dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Hambali, Erliza dkk. 2007. Teknologi Bioenergi. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Kementrian ESDM. 2013. “Potensi Biodiesel Untuk Substitusi BBM Cukup
Besar” [online]. Tersedia:http://www.esdm.go.id/berita/37- umum/459potensi biodiesel-untuk-substitusi.
Raharjo, Samsusi. 2006. “Analis Performa Mesin Diesel dengan Bahan Bakar
Biodiesel dari Minyak Jarak Pagar” [online]. Tersedia:

https://pmat.unimus.ac.id/ojsunimus/index.php/LITBANG/article/view/
284
Rahayu, Martini. 2005. “Teknologi Proses Produksi Biodiesel” [online]. Tersedia
: http://www.reocities.com/markal_bppt/publish/biofbbm/biraha.pdf.
Sudradjat, R., I. Jaya dan D. Setiawan. Tanpa Tahun. “Optimasi Proses
Esterifikasi pada Pembuatan Biodiesel dari Biji Jarak Pagar (Jatropha
curcas L.)” [online]. Tersedia : http://forda-mof.org/files/OPTIMALISASI
%20PROSES%20ESTRANS%20PADA%20PEMBUATAN%20BIODIS
EL%20DARI%20MINYAK%20JARAK%20PAGAR%20(Jatropha%20cu
rcas%20L.).pdf
Sudradjat, R., Y. Widyawati, dan D. Setiawan. 2007. “Optimasi Proses
Esterifikasi pada Pembuatan Biodiesel dari Biji jarak pagar”, dalam Jurnal
Penelitian Hasil Hutan, Tahun ke-25, Nomer 3 (hlmn 203-224).
Sugiyono, Agus. 2005. “Pemanfaatan Biofuel dalam Penyediaan Energi Nasional
Jangka Panjang” [online]. Tersedia : http://reocities.com/Athens/academy/
1943/paper/p0503.pdf
Zamirza, Ferry. 2009. “Pembuatan Biopelet dari Bungkil Jarak Pagar (Jathropa
curcas L.) dengan Penambaham Sludge dan Perekat Tepioka”. Skripsi.
Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut
Pertanian Bogor.