Strategi Pengembangan Ekonomi Lokal Mel

“Strategi Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Wisata Edukasi
Kampung Susu Dinasty di Tulungagung”
1. Latar Belakang
Pembangunan Nasional yang sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Republik
Indonesia dewasa ini pada hakikatnya menyangkut berbagai aspek kehidupan
masyarakat baik fisik maupun non fisik. Salah satu aspek pembangunan yang penting
adalah pengembangan dalam bidang ekonomi, dimana kepariwisataan termasuk salah
satu sektor pembangunan yang diharapkan dapat menunjang laju pemerataan di bidang
pengembangan ekonomi Indonesia, melalui berbagai aspek yang terkandung di
dalamnya seperti penerimaan devisa, pemerataan pendapatan ekonomi rakyat,
memperluas kesempatan kerja dan bahkan pariwisata saat ini dibebani pula satu
pendekatan ekonomi dengan turut serta mengentaskan kemiskinan (pro poor
tourism).1Pariwisata di Tulungagung terdiri dari tiga kategori objek wisata yaitu objek
wisata alam, budaya, serta alam dan budaya. Objek tersebut banyak dikunjungi oleh
wisatawan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Dengan tujuan menikmati
dan mempelajari mengenai alam, sejarah dan budaya di suatu daerah, di mana pola
wisatanya membantu ekonomi masyarakat lokal dan mendukung pelestarian alam.
Ekowisata dianggap sebagai usaha yang berkelanjutan secara ekonomi dan
lingkungan bagi masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan konservasi.
Namun agar ekowisata tetap berkelanjutan, perlu tercipta kondisi yang memungkinkan
di mana masyarakat diberi wewenang untuk mengambil keputusan dalam pengelolaan

usaha ekowisata, mengatur arus dan jumlah wisatawan, dan mengembangkan ekowisata
sesuai visi dan harapan masyarakat untuk masa depan. Ekowisata dihargai dan
dikembangkan sebagai salah satu program usaha yang sekaligus bisa menjadi strategi
konservasi dan dapat membuka alternatif ekonomi bagi masyarakat disekitarnya.
1 Wahyu Prihanta, dkk, Pembentukan Kawasan Ekonomi Melalui Pengembangan Ekowisata Berbasis
Masyarakat, Volume 14, Mei 2017, Issn 1693-3214, Hal. 73
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/dedikasi/article/view/4304 diakses pada tanggal 31 Maret 2018 pukul
12:23 WIB

1

Menurut Nelson, ekowisata dapat memainkan peran sentral dalam konservasi dan
pembangunan pedesaan.2 Menurut Afifi mengaitkan pengembangan ekonomi lokal
sebagai sebuah strategi pengentasan kemiskinan, masyarakat miskin sebagai aset yang
berpotensi menjadi kekuatan besar memacu perkembangan ekonomi daerah. 3
Seiring berkembangnya wisata dan kreatifitas dari sumber daya manusia, maka
masyarakat Tulungagung sendiri juga memiliki kreatifitas untuk menjadikan sebuah
desa untuk menjadi tempat wisata. Tempat wisata yang sekarang ini banyak dikunjungi
oleh masyarakat salah satunya wisata edukasi yang terletak di Desa Sidem, Kecamatan
Gondang Kab.Tulungagung yang diberi nama “Kampung Susu Dinasty”. Kampung susu

dinasty Tulungagung merupakan usaha kecil menengah (UKM) Kreatif yang berada di
desa Sidem, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung. Sejalan dengan program
presiden Jokowi, semula kawasan kampung susu dinasty adalah sebuah peternakan sapi
perah, kemudian di Tahun 2015 barulah di kembangkan menjadi sebuah tempat wisata
edukasi berbasis peternakan. Sebagai tempat wisata yang memadukan edukasi, kuliner
serta peternakan kampung susu dinasty memberi pengalaman juga ilmu pengetahuan
kepada para pengunjung berupa cara merawat hewan ternak, cara membuat makanan
hewan yang higienis, pengolahan susu sapi modern, serta pengolahan biogas yang
berasal dari kotoran hewan.
Paket wisata edukasi kampung susu dinasty di buka untuk semua kalangan
hanya dengan biaya kisaran 30 ribu hingga 50 ribu, setiap pengunjung bisa mendapat
bimbingan langsung dari staf kampung susu dinasty. Paket wisata edukasi ini banyak
diminati anak-anak sekolah dari jenjang PAUD sampai Sekolah Dasar. Pihak orang tua
juga sekolah sangat mendukung program Wisata Edukasi Kampung Susu Dinasty,
karena selain anak-anak bisa belajar juga bisa bermain di wahana permainan kampung
2 Bambang, Supriadi. Pengembangan Ekowisata Pantai Sebagai Diversifikasi Mata Pencaharian. Vol.
18 No. 01. 2016. ISSN : 1410-7252. Hal. 3
http://jurnal.umer.ac.id/index.php/jpp/article/view/ diakses pada tanggal 11 Maret 2018 pukul 16:09 WIB
3 Indah Martati, Suminto, Andi Syarifuddin. Model Penciptaan Lapangan Kerja Melalui Pengembangan
Ekonomi Lokal Pada Kecamatan Samarinda Ilir. Vol. 15 NO 2 .ISSN : 1411-1438. Hal. 124

http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/article/view/18772/18496 diakses pada tanggal 11
Maret 2018 pukul 16:31 WIB

2

susu dinasty ini serta menikmati olahan susu sapi yang masih segar dalam berbagai
varian tampilan rasa. Antusias warga sekitar tidak lepas dari keramahan staf kampung
susu dinasty dalam memberi informasi dan pelayanan pada para pengunjung. Selain
paket wisata edukasi yang berbayar, kampung susu dinasty Tulungagung juga membuka
wisata untuk umum secara gratis dengan bebas biaya masuk seta bebas biaya parkir,
kecuali hari minggu pengunjung akan di kenakan biaya parkir sebesar 5 ribu untuk
sepeda motor dan 10 ribu untuk mobil.4 Dengan adanya wisata edukasi tersebut
diharapkan dapat memberi ilmu pengetahuan yang tidak didapat dibangku sekolah dan
dapat menjadi wisata liburan bagi keluarga yang berwawasan pembelajaran bagi anakanaknya. Wisata edukasi kampung susu dinasty Tulungagung sangat cocok untuk kita
jadikan lokasi wisata, baik bersama keluarga maupun bersama anak didik kalau kita
adalah seorang guru dengan daya tarik yang berkonsep wisata edukasi.
Dengan adanya Pembangunan kepariwisataan dengan konsep edukasi
dilaksanakan di Kampung Susu Dinasty, Desa Sidem, Kec. Gondang Kab. Tulungagung
harus memiliki manfaat ekonomi dan sosial. Untuk itu wisata edukasi di kampung susu
dinasty harus mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya. Berdasarkan

uraian yang telah dijelaskan diatas maka, penulis mengambil judul penelitian “Strategi
Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Wisata Edukasi Kampung Susu Dinasty di
Tulungagung”.
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana strategi dalam pengembangan ekonomi lokal pada Kampung Susu
Dinasty sebagai daya tarik wisata?
2. Bagaimana pelaksanaan program kerja yang ada pada Kampung Susu Dinasty ?
3. Adakah dampak-dampak ekonomi, sosial budaya dan lingkungan yang
ditimbulkan sebagai akibat pelaksanaan program wisata Edukasi Kampung Susu
Dinasty ?
1.2 Tujuan Penelitian
4 http://www.alvia-danis.com/2017/01/kampung-susu-dinasty-tulungagung.html?m diakses pada tanggal
11 Maret 2016 pukul 19:10 WIB

3

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan penelitian yaitu :
1. Untuk mengetahui strategi yang diterapkan dalam pengembangan ekonomi lokal
pada Kampung Susu Dinasty sebagai daya tarik wisata.

2. Untuk mengetahui program kerja yang ada dalam Kampung Susu Dinasty.
3. Untuk mengetahui dampak-dampak ekonomi, sosial budaya dan lingkungan
yang ditimbulkan sebagai akibat pelaksanaan program wisata Edukasi Kampung
Susu Dinasty.
1.3 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
1. Ruang Lingkup ini meliputi pengembangan ekonomi lokal yang dilakukan
melalui wisata edukasi kampung susu dinasty yang berada di desa sidem.
Sampel dalam penelitian ini yaitu masyarakat yang ada disekitar wilayah
tersebut, masyarakat yang sedang wisata di kampung susu dinasty, dan seluruh
staf yang bekerja di kampung susu dinasty.
2. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian di wisata edukasi kampung susu dinasty di desa sidem ini
peneliti hanya membatasi pada hal-hal tertentu saja yaitu :
1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel masyarakat yang ada disekitar
wilayah tersebut, masyarakat yang sedang wisata di kampung susu dinasty,
dan seluruh staf yang bekerja di kampung susu dinasty.
2. Penelitian terkait dampak pengembangan ekonomi lokal hanya berada pada
masyarakat sekitar wisata edukasi kampung susu dinasty.
1.4 Kegunaan Penelitian
Suatu penelitian dapat dikatakan berhasil apabila dapat memberikan manfaat yang

berarti pada dunia organisasi atau perusahaan maupun masyarakatnya. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat kepada berbagai pihak yaitu :
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan untuk memperkaya pengetahuan
tentang wisata edukasi yang dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan bagi
semua masyarakat dan semua kalangan.
2. Secara praktis
a. Bagi pemerintah

4

Dapat dijadikan suatu referensi untuk lebih mengembangkan dan mendorong
ekonomi lokal yang berbasis wisata edukasi untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat dan mengurangi pengangguran.
b. Bagi peneliti
Dapat dijadikan media belajar dalam mengaktualisasikan pengalaman belajar
dan berlatih berfikir kritis juga memperluas wawasan dan mempertajam analisis
berfikir tentang pentingnya ekonomi lokal yang berbasis wisata edukasi.
c. Bagi orang tua
Sebagai bahan informasi yang merupakan usaha meningkatkan motivasi kepada

dirinya sendiri atau keluarganya dan untuk menambah pengetahuan mengenai
wisata edukasi dan sebagai referensi tempat kunjungan berlibur.
d. Bagi guru atau pendidik
Dapat dijadikan media pembelajaran terkait wawasan lingkungan yang berada di
luar sekolahan.
e. Bagi pembaca
Sebagai bahan bacaan untuk memperkaya pengetahuan terutama mengenai
tempat liburan yang sekaligus dapat menambah pengetahuan.
f. Bagi perguruan tinggi
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Tulungagung untuk untuk menambah pengetahuan mengenai wisata edukasi
yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

1.5 Definisi Istilah
1. Secara konseptual
Desa
Secara umum desa diartikan sebagai sebuah kumpulan pemukiman di wilayah
pedesaan. Pengertian tersebut mengartikan desa terutama dari segi fisik. Ada
juga pendapat lain yang mengartikan desa dari segi masyarakatnya. Menurut


5

pendapat ini, yang dimaksud dengan desa adalah kumpulan masyarakat kecil di
daerah tertentu (daerah pedesaan). Dalam istilah asing, masyarakat desa disebut
juga rural community.5
Desa Wisata
Desa wisata merupakan desa yang dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata.
Unsur-unsur sebuah desa wisata meliputi kondisi alam, masyarakat, dan budaya
setempat. Wisatawan kini tidak hanya mengunjungi suatu desa hanya karena
keindahan alamnya. Mereka juga sangat tertarik terhadap budaya dan nilai-nilai
tradisional di suatu desa.6
Pengembangan Ekonomi Lokal
Pengembangan ekonomi lokal dapat dikatakan sebagai suatu usaha penguatan
daya saing yang dapat diarahkan untuk pengembangan dan penguatan
ekonomi daerah. Pengembangan tersebut dilakukan untuk pemulihan
perekonomian yang didasarkan pada potensi ekonomi produktif dan mandiri
melalui keterlibatan berbagai elemen masyarakat (stakeholders) dalam
mendorong dan memelihara unit usaha serta penciptaan lapangan kerja baru.
Stakeholders tersebut terdiri atas perorangan, perusahaan dan atau organisasi
kemasyarakatan, sektor swasta dan sektor nirlaba yang mempunyai minat dan

kemampuan untuk mendukung pengembangan masyarakat.7 Adapun langkahlangkah dalam pengembangan secara fisik yang dapat ditempuh antara lain :
1. Melakukan konversi rumah-rumah yang memiliki nilai budaya dan arsitektur
tinggi dan mengubah fungsinya menjadi museum desa
2. Melakukan konservasi desa serta menyediakan lahan baru untuk menampung
perkembanagan penduduk desa serta mengembangkan lahan tersebut sebagai
area pariwisata dengan fasilitas-fasilitas wisata
3. Mengembangkan dan mengoperasikan bentuk akomodasi di dalam wilayah desa
oleh penduduk desa sebagai industri kecil 8
5 Cepy, Suherman.,Aktivitas Ekonomi di Pedesaan, (Jakarta Selatan : Buana Cipta Pustaka, 2011), Hal. 2
6 Cepy, Suherman, Aktivitas Ekonomi di Pedesaan...hal. 44
7 Indah Martati, Suminto, Andi Syarifuddin, Model Penciptaan Lapangan Kerja Melalui Pengembangan
Ekonomi Lokal Pada Kecamatan Samarinda Ilir, Vol. 15 NO 2 .ISSN : 1411-1438. Hal. 124
http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/article/view/18772/18496 diakses pada tanggal 11
Maret 2018 pukul 16:31 WIB
8 Eni , Anjayani, Desaku Masa Depanku, (Klaten : Macanan Jaya Cemerlang , 2007), Hal. 28

6

Pengertian Ekowisata
Ekowisata merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan

lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan
sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan
pendidikan.9
Wisata Edukasi
Ekowisata atau ekoturisme memiliki arti berwisata dengan minat atau tujuan
khusus terhadap pelestarian lingkungan. Secara tidak langsung ekowisata harus
memberikan pendapatan tambahan kepada masyarakat setempat (Wall, 1993
dalam Yuwana, 2000). Prinsip-prinsip dalam ekowisata :
1. Kebudayaan yang berkaitan dengan lingkungan yang alami
2. Ekowisata harus memiliki pembelajaran kepada wisatawan mengenai
edukasi dan interpretasi mengenai pentingnya lingkungan sehingga dapat
mempengaruhi pola pikir para wisatawan.
3. Ekowisata harus memiliki keberlanjutan mengenai aplikasi dari prinsip
ekowisata dan pembangunan yang berkelanjutan.10
2. Secara operasional
Secara operasional penelitian ini akan meneliti dengan fokus pembahasan mengenai
pengembangan ekonomi lokal yang dilakukan melalui wisata edukasi Kampung
Susu Dinasty yang berada di desa Sidem. Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif. Menurut Imam Gunawan penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak
dimulai dari teori yang telah dipersiapkan sebelumnya, tetapi dimulai dari lapangan

berdasarkan lingkungan alami.11
1.6 Sistematika Penulisan Proposal
Untuk menggambarkan mengenai proposal ini, maka disusun sistematika
pembahasan yang memuat kerangka pemikiran yang akan digunakan dalam pelaporan
hasil penelitian yang dilakukan. Adapun bentuk sistematika tersebut adalah sebagai
berikut :
9 Athea, Kani. Ensklopedia Mini Manajemen Kepariwisataan. (Bandung : CV Angkasa, 2013). Hal. 34
10 Estradivari, Edy Setyawan, Safran Yusri, Terumbu Karang Jakarta, ( Jakarta : Yayasan Terumbu
Karang Indonesia, 2009), hal. 13
11 Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta : Alim’s Publishing, 2017), hal. 157

7

Bab I berisi pendahuluan, yang terdiri dari beberapa sub-bab yaitu : Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Batasan Masalah , Manfaat Penelitian,
Penegasan Istilah, dan Sistematika Penulisan Skripsi.
Bab II merupakan kajian pustaka, yang terdiri dari : kajian fokus pertama, kajian
fokus kedua dan seterusnya, hasil penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran teoritis
atau paradigma
Bab III berisi metode penelitian yang meliputi : Pendekatan dan Jenis Penelitian,
lokasi penelitian, kehadiran peneliti, data dan sumber data, teknik pengumpulan data,
teknk analisis data, pengecekan keabsahan temuan, dan tahap-tahap penelitian.
Bagian akhir terdiri dari : daftar rujukan, lampiran-lampiran, surat pernyataan
keaslian tulisan, daftar riwayat hidup.

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hal positif Dari Pengembangan Desa Wisata
Ada 3 hal positif yang didapat dari pengembangan desa wisata. Ketiga hal tersbut
yaitu sebagai berikut :
1. masyarakat desa bisa menggali dan mempertahankan nilai-nilai adat budaya.
Lestarinya nilai-nilai budaya merupakan daya tarik utama bagi wisatawan. Suatu
desa tidak akan menarik jika tidak memiliki budaya dan adat istiadat yang unik.
2. Masyarakat desa dapat berperan aktif dalam kelangsungan desa wisata. Dengan
adanya desa wisata, timbul lahan-lahan pekerjaan baru. Hal ini tentu saja dapat
meningkatkan tarf hidup masyarakat desa.

8

3. Masyarakat desa dituntut untuk lebih bersahabat dengan alam sekitar.
Lingkungan yang asri, pohon-pohon yang rindang dan terawat, adalah
komponen daya tarik desa wisata.12
2.2 Pengembangan Masyarakat Berbasis Sumber Daya Lokal
Berbagai unsur sumber daya lokal masih dapat dimanfaatkan secara strategis dalam
rangka mendukung pengembangan masyarakat. Pemanfaatan sumber daya lokal
tersebut membutuhkan mekanisme pengelolaan yang adaptif, empati, lwes dan
integratif. Menurut Dumasari setiap proses pengembangan masyarakat perlu
dilakukan secara partisipatif. Ragam sumber daya lokal adalah milik kekayaan
masyarakat sendiri. Menurut Effendi dalam konteks pengembangan masyarakat
berbasis sumber daya lokal, keberlanjutan ide membangun usaha produktif, kreatif,
dan inovatif lebih terjamin. 13
2.3 Pertimbangan Realisasi Prospek Industri Pariwisata Dalam Bidang
Pengembangan Ekonomi Serta Pembentukan Lapangan Kerja
Untuk merealisasikan prospek industri pariwisata dalam bidang pengembangan
ekonomi serta pembukaan lapangan kerja, WTTC (World Travel dan Tourism
Council) mengusulkan agar pemerintah Indonesia secra nasional
mempertimbangkan informasi dan rekomendasi sebgaai berikut :
1) Mengakui kontribusi Ekonomi Industri Pariwisata
Industri wisata secara khusus sangat efektif dalam mendukung pengembangan
usaha kecil dan penciptaan lapangan kerja untuk kalangan muda usia serta
penyebaran peluang pekerjaan secara regional. Dengan demikian, industri
pariwisata bisa memainkan peran penting bagi pengembangan wilayah. Bagian
terbesar dari prasarana yang dibutuhkan industri ini, seperti halnya jalan, bandar
udara dan telekomunikasi, memberikan sumbangan langsung bagi
pengembangan ekonomi pada umumnya di wilayah-wilayah di mana
pengembangan ini berlangsung. Kedatangan wisatawan manca negara

12 Cepy, Suherman. Aktivitas Ekonomi di Pedesaan...hal. 45-46
13 Imam Santosa, Pengembangan Mayarakat Berbasis Sumber Daya Lokal, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2014). Hal. 122-123

9

merupakan sumber penerimaan devisa yang sangat efektif yang juga
menciptakan dampak istimewa besarnya dalam bidang lapangan kerja.
2) Membentuk Wahana Pengembangan Industri yang Efektif
Untuk menggali potensi industri pariwisata di Indonesia secara efektif
dianjurkan untuk sinergi menyeluruh di tingkat nasional mencakup semua pihak
terkait dikembangkan tanpa penundaan lebih lanjut, meliputi semua subsektor
utama dalam industri ini seperti : kalangan pengembang kawasan wisata,
industri perhotelan, sistem transportasi wisata, jasa-jasa perjalanan, pemasaran
dan promosi, dan pengembangan sumber daya manusia. 14
2.4 Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat
Adapun prinsip-prinsip pengembangan ekowisata berbasis masyarakat adalah
sebagai berikut:
1. Keberlanjutan ekowisata dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan
a. Kegiatan wisatawan dikelola sesuai dengan batas-batas yang dapat diterima
baik dari segi alam maupun sosial-budaya.
b. Sedapat mungkin menggunakan teknologi ramah lingkungan.
2. Pengembangan institusi masyarakat lokal dan kemitraan
a. Perlunya dibangun kemitraan untuk memasarkan dan mempromosikan produk
ekowisata.
b. Organisasi masyarakat membuat panduan untuk turis. Selama turis berada di
wilayah masyarakat, turis/tamu mengacu pada etika yang tertulis pada panduan
tersebut.
c. Ekowisata memperjuangkan prinsip perlunya usaha melindungi pengetahuan
serta hak atas karya intelektual masyarakat lokal, termasuk: foto, kesenian,
pengetahuan tradisional, musik, dll.
3. Ekonomi berbasis masyarakat
a. Ekowisata mendorong adanya regulasi yang mengatur standar kelayakan
homestay sesuai dengan kondisi lokasi wisata.

14 Oka A. Yoeti, Industri Pariwisata dan Peluang Kesempatan Kerja, (Jakarta : PT Perca, 2008), Hal.
41-43

10

b. Ekowisata mendorong adanya prosedur sertifikasi pemandu sesuai dengan
kondisi lokasi wisata.
c. Mendorong meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta perilaku bagi
para pelaku ekowisata terutama masyarakat.
4. Prinsip edukasi
a. Kegiatan ekowisata selalu beriringan dengan aktivitas meningkatkan
kesadaran masyarakat dan mengubah perilaku masyarakat tentang perlunya
upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
b. Edukasi tentang budaya setempat dan konservasi untuk para turis/tamu
menjadi bagian dari paket ekowisata.
5. Mengembangkan kerangka kerja
a. Memperhitungkan tingkat pemanfaatan ruang dan kualitas daya dukung
lingkungan kawasan melalui pelaksanaan sistem zonasi dan pengaturan waktu
kunjungan.
b. Rancangan fasilitas umum sedapat mungkin sesuai tradisi lokal, dan asyarakat
lokal terlibat dalam proses perencanaan dan pembangunan.
c. Mengembangkan paket-paket wisata yang mengedepankan budaya, seni dan
tradisi lokal.15
2.5 Hasil Penelitian Terdahulu
Pengarang
Mursidi (2015)

Hasil Penelitian Terdahulu

15 Andi Ima Kesuma, Membangun Ekowisata Dan Ekonomi Kreatif Berbasis Masyarakat Dan Kearifan
Lokal Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean, Volume 02, Nomor 1ISSN 2443-1109. Hal. 7-8
http://journal.uncp.ac.id/index.php/proceding/article/view/365 diakses pada tanggal 31 Maret 2018 pukul
12:12 WIB

11

Hariyanto (2016)

Isu utama dalam pengembangan desa wisata adalah mengenai
kontribusi positif aktifitas pariwisata di desa wisata terhadap

Widjaja (2011)

kehidupan ekonomi masyarakat lokal .17
Menjelaskan bahwa inti dari pemberdayaan adalah upaya
membangkitkan segala kemampuan desa yang ada untuk
mencapai tujuan. Pencapaian tujuan dilakukan melalui
penumbuhan motivasi, inisiatif, dan kreativitas untuk
memajukan perekonomian dan membawa kesejahteraan bagi
desa.18

2.6 Kerangka Berpikir Teoritis Atau Paradigma

Strategi Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal
Pada Kampung Susu Dinasty

Program Kerja Yang Ada Dalam

Penciptaan Lapangan

Kampung Susu Dinasty

Pekerjaan

Peningkatan Ekonomi Masyarakat
16 Hary, Hermawan. Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanngeran Terhadap Ekonomi Masyarakat
Lokal. Vol. III No. 2 September 2016. ISSN : 2355-6587. Hal. 106
https://osf.io/preprints/xhkwv/ diakses pada tanggal 26 Maret 2018 pukul 20:25
17 Hary, Hermawan. Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanngeran Terhadap Ekonomi Masyarakat
Lokal... Hal. 106
https://osf.io/preprints/xhkwv/ diakses pada tanggal 26 Maret 2018 pukul 20:25
18 Fajar Sidik, Menggali Potensi Lokal Mewujudkan Kemandirian Desa, Vol. 19 No. 2 November 2015,
ISSN : 0852-9213. Hal. 119
https://journal.ugm.ac.id/jkap/article/view/7962 diakses pada tanggal 26 Maret 2018 pukul 21:24 WIB

12

2.7 Proposisi
1. Adanya partisipasi masyarakat sekitar dalam Pengembangan Ekonomi Lokal
Melalui Wisata Edukasi Kampung Susu Dinasty.
2. Adanya faktor-faktor yang menghambat dan mendorong dalam upaya
pengembangan Wisata Edukasi Kampung Susu Dinasty.
3. Adanya peningkatan ekonomi masyarakat melalui Wisata Edukasi Kampung
Susu Dinasty.
METODE PENELITIAN
3.1.

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, yang
mana penelitian ini berusaha untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan mendalam
mengenai pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Wisata Edukasi Kampung Susu
Dinasty dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu jenis
penelitian dengan mengutamakan penekanan pada proses dan makna yang tidak diuji,
atau diukur dengan setepat-tepatnya dengan data yang berupa data deskriptif.19
3.2.

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidem, Kecamatan Gondang, Kab.

Tulunggaung. Lokasi ini dipilih karena peneliti melihat banyak tempat wisata yang
berada di Kab. Tulunggagung yang bernuansa edukasi atau pembelajaran ini dulunya
hanya ada satu, sekarang berdiri semakin banyak, hingga saat ini ada lebih dari 3 tempat
wisata edukasi. Tempat wisata edukasi yang berada di Desa Sidem ini juga menarik,
baik dari segi penataan tempat, hingga cara pekerja menarik pengunjung sehingga selalu
ramai. Selain itu wisata edukasi kampung Susu Dinasty di Desa Sidem merupakan
objek wisata yang selalu ramai dikunjungi karena ditempat wisata tersebut sistem
pembelajaranya secara langsung berinteraksi dengan alam dan disana menerapkan
wisata edukasi peternakan sapi perah.
3.3.

Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan karena instrument

dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Jadi, disamping peneliti itu
19 Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam...hal. 158

13

bertindak sebagai instrument, peneliti juga sekaligus sebagai pengumpul data. Karena
kedalaman dan ketajaman dalam menganalisis data tergantung pada peneliti.20 Disini
peneliti juga bertugas untuk merencanakan, melaksanakan pengumpulan data,
menganalisis, menafsir data dan pada akhirnya peneliti juga yang menjadi pelapor hasil
penelitiannya. Hal ini dikarenakan agar dapat lebih dalam memahami latar penelitian
dan konteks penelitian. Sedangkan instrument-instrument data hanya bersifat sebagai
pendukung saja dan peran peneliti dalam hal ini adalah pengamat penuh.
3.4.

Data dan Sumber Data
Ada beberapa sumber data yang dipergunakan dalam sebuah penelitian. Yang

dimaksud dengan sumber data adalah subyek terkait tentang perolehan data didapatkan
dalam penelitian. Jika peneliti memakai instrument pengumpulan datanya dengan
memakai kuisioner atau wawancara langusng dari sumber berita, itulah yang disebut
sumber data primer. Sebaliknya apabila data yang dikumpulkan tidak secara langsung
dari sumbernya, bisa melalui media (koran, web, buku, jurnal, dan sebagainya) atau
pihak kedua, disebut dengan sumber data sekunder.21
3.5.

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat diaartikan sebagai cara atau metode yang digunakan

oleh peneliti untuk mendapatkan data dengan sebenar-benarnya yang nantinya akan
sangat berguna terhadap hasil penelitian yang dilakukan. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini diantaranya:
1. Metode Interview (Wawancara)
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tatap muka
secara langsung antara pewawancara dengan narasumber dimana pewawancara
mengajukan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab secara lisan oleh
narasumber.
2. Metode kuisioner (angket)
Metode kuisioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti
mengajukan beberapa pertanyaan atau pernyataan kepada responden yang

20 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif…, hlm. 121.
21 Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam...hal. 62

14

kemudian dijawab secara tertulis dan setelah semua pertanyaan sudah terjawab
pertanyaan tersebut dikembalikan lagi kepada peneliti untuk dianalisa.

3. Metode Observasi
Metode Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
suatu obyek maupun subyek kemudian dicatat secara sistematik mengenai
3.6.

gejala-gejala yang diselidiki.22
Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara pengumpulan dan pemilahan data hasil temuan

lapangan kemudian dikelompokkan untuk dilakukan analisis dengan menggunakan
temuan sumber-sumber informasi maupun dengan cara menggunakan hasil penelusuran
literatur yang telah dilakukan. Analisis dalam penelitian ini secara umum dibagi dalam
tiga tahap, yaitu : reduksi data, displai data, analisis data, deskripsi dan hasil penelitian
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Reduksi data yaitu, dalam tahap ini peneliti melakukan pemilahan dan pemilihan
data berdasar atas kesamaan konsep, tema, dan kategori tertentu yang akan
memberikan deskripsi yang lebih terkonsentrasi mengenai hasil pengamatanya.
Dan mempermudah peneliti untuk mencarai kembali data sebagai tambahan atas
data sebelumnya yang didapatkan apabila dibutuhkan.
2. Displai data, peneliti mengelompokkan data menurut rumusan masalah dan
disusun dalam bentuk matriks sehingga mempermudah peneliti dalam melihat
pola-pola hubungan antar data yang ada.
3. Analisis data, peneliti berupaya untuk menguraikan bentuk dari penelitian yang
dilakukan menjadi bagian-bagian sehingga susunan atau bentuk sesuatu yang
diurai tersebut kelihatan jelas dan bisa ditangkap maknanya.
4. Deskripsi dan Hasil Penelitian, peneliti memaparkan atau menguraikan yang
penyusunan data secara terstruktur berdasarkan data yang diperoleh dari
lapangan yang sudah diolah terlebih dahulu. Hasil penelitian dibuat secara
sistematis dan rasional dalam narasi.

22 Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam...hal. 80-91

15

5. Penyimpulan dan verifikasi, peneliti memverifikasi kesimpulan data sementara
yang dapat disebut dengan pengujian keabsahan penelitian.
6. Kesimpulan akhir, kesimpulan yang diperoleh peneliti berdasar atas kesimpulan
akhir sementara yang telah diverifikasi. Kesimpulan akhir atau final didapatkan
setelah pengumpulan data selesai.23

23 Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam...hal. 163-165

16

DAFTAR RUJUKAN
Anjayani, Eni, Desaku Masa Depanku. 200, Klaten : Macanan Jaya
Cemerlang.
Andi Ima Kesuma. Membangun Ekowisata Dan Ekonomi Kreatif Berbasis
Masyarakat Dan Kearifan Lokal Dalam Menghadapi Masyarakat
Ekonomi Asean. Volume 02, Nomor 1ISSN 2443-1109. Hal. 7-8 dalam
situs http://journal.uncp.ac.id/index.php/proceding/article/view/365
diakses pada tanggal 31 Maret 2018 pukul 12:12 WIB
Bambang, Supriadi. Pengembangan Ekowisata Pantai Sebagai Diversifikasi
Mata Pencaharian, Vol. 18 No. 01. 2016. ISSN : 1410-7252. Dalam
situs http://jurnal.umer.ac.id/index.php/jpp/article/view/ diakses pada
tanggal 11 Maret 2018 pukul 16:09 WIB
Fajar Sidik. Menggali Potensi Lokal Mewujudkan Kemandirian Desa. Vol. 19
No. 2 November 2015. ISSN : 0852-9213. Hal. 119 dalam situs
https://journal.ugm.ac.id/jkap/article/view/7962 diakses pada tanggal 26
Maret 2018 pukul 21:24 WIB
Indah Martati, Suminto, Andi Syarifuddin, Model Penciptaan Lapangan Kerja
Melalui Pengembangan Ekonomi Lokal Pada Kecamatan Samarinda
Ilir, Vol. 15 NO 2 .ISSN : 1411-1438. Dalam situs
http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/article/view/18772/1
8496 diakses pada tanggal 11 Maret 2018 pukul 16:31 WIB
Kania, Athea, Ensklopedia Mini Manajemen Kepariwisataan, 2013.Bandung :
CV Angkasa.
Hary, Hermawan. Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanngeran Terhadap
Ekonomi Masyarakat Lokal. Vol. III No. 2 September 2016. ISSN :
2355-6587. Hal. 106 dalam situs https://osf.io/preprints/xhkwv/ diakses
pada tanggal 26 Maret 2018 pukul 20:25
Santosa, Imam. Pengembangan Mayarakat Berbasis Sumber Daya Lokal. 2014.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar

17

Suherman Cepy. Aktivitas Ekonomi di Pedesaan. 2011. Jakarta Selatan : Buana
Cipta Pustaka.
Safran Yusri, Edy Setyawan, Estradivari, Terumbu Karang Jakarta, 2009.
Jakarta : Yayasan Terumbu Karang Indonesia
Subagiyo, Rokhmat. Metode Penelitian Ekonomi Islam. 2017. Jakarta : Alim’s
Publishing
Wahyu Prihanta, dkk, Pembentukan Kawasan Ekonomi Melalui Pengembangan
Ekowisata Berbasis Masyarakat, Volume 14, Mei 2017, ISSN 16933214, Hal. 73 dalam situS
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/dedikasi/article/view/4304 diakses
pada tanggal 31 Maret 2018 pukul 12:23 WIB
Yoeti, Oka A. Industri Pariwisata dan Peluang Kesempatan Kerja. 2008. Jakarta
: PT Perca.

18