LAPORAN KEUANGAN POKOK PUSKESMAS KEDAWUN

LAPORAN KEUANGAN POKOK
PUSKESMAS KEDAWUNG I

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menerapkan PPK –BLUD

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SRAGEN
PUSKESMAS KEDAWUNG I
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmatNya dapat menyelesaikan Laporan Keuangan Pokok Puskesmas
Kedawung I, Laporan Keuangan Pokok ini disusun sebagai salah satu syarat
guna penerapan PPK-BLUD di Puskesmas Kedawung I, kami menyadari bahwa
dalam penyusunan Laporan Keuangan Pokok ini masih banyak kekurangan,
untuk itu dengan senang hati kami menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan dimasa yang akan datang. Semoga Laporan
Keuangan Pokok Puskesmas Kedawung I ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Sragen, 1 Desember 2014


Tim Penyusun

DAFTAR ISI
SAMBUTAN......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan.............................................
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan............................
1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan ...................
BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN
TARGET KINERJA SKPD................................................................................
2.1. Ekonomi Makro.....................................................................................
2.2. Kebijakan keuangan.............................................................................
2.3. Pencapaian Target Kinerja SKPD…………………………………………
BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN DAN NERACA
KEUANGAN PUSKESMAS KEDAWUNG I......................................................
3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan ........................
3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target kinerja....
BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI....................................................................
4.1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah...................................................
4.2. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan.......

4.3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan...
BAB V PENJELASAN POS – POS LAPORAN KEUANGAN..........................
5.1. Penjelasan per Pos Laporan Realisasi APBD......................................
BAB VI PENUTUP ...........................................................................................
Penutup................................................................................................
LAMPIRAN.......................................................................................................

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan Puskesmas Kedawung I ini disusun untuk
menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam
menilai Akuntabilitas dan sebagai dasar dalam membuat keputusan baik
keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan :
1) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan Puskesmas
Kedawung I periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran, serta
memberikan informasi realisasi pendapatan fungsional Puskesmas
Kedawung I.
2) Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber

daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan
peraturan perundang – undangan.
3) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi
Puskesmas Kedawung I yang digunakan dalam kegiatan serta hasil-hasil
yang telah dicapai.
4) Menyediakan informasi mengenai upaya Puskesmas Kedawung I dalam
mendanai seluruh kegiatan dan mencukupi kebutuhan kas.
5) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi Pemerintah
Daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaan, baik jangka
pendek maupun jangka panjang, termasuk yang bersal dari pungutan
pajak dan pinjaman.
6) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Puskesmas
Kedawung I mengenai kenaikan atau penurunan Neraca, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan Puskesmas
Kedawung I ini menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, aset
dan kewajiban.
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1. Peraturan Bupati Sragen Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah


2. Peraturan Bupati Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah
3. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Retribusi Pelayanan
Kesehatan Puskesmas
1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan
Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan adalah sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan
BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN
TARGET KINERJA SKPD
2.1. Ekonomi Makro
2.2. Kebijakan keuangan
2.3. Pencapaian Target Kinerja SKPD
BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN DAN NERACA
KEUANGAN PUSKESMAS KEDAWUNG I
3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan

3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target kinerja
BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI
4.1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah
4.2. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan
4.3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan
BAB V PENJELASAN POS – POS LAPORAN KEUANGAN
5.1. Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan
keuangan
5.1.1. Pendapatan
5.1.2. Belanja
5.1.3. Aset
5.1.4. Kewajiban
5.2. Pengungkapan atas pos-pos Aset dan Kewajiban yang timbul
sebubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan
belanja rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas
pelaporan yang menggunakan basis akrual
5.2.1. Peristiwa setelah tanggal neraca
BAB VI PENUTUP

BAB II

EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN
DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD
2.1.

Ekonomi Makro
Berdasar jalur lintas daerah, kondisi wilayah Kecamatan Kedawung
merupakan wilayah perbatasan kabupaten Sragen dengan kabupaten
Karanganyar selain itu Kecamatan Kedawung terdapat 2 puskesmas yaitu
puskesmas Kedawung I dan Puskesmas Kedawung II. Khususnya wilayah
Puskesmas Kedawung I terdiri dari 5 desa, mempunyai 5 PKD dan 2
Puskesmas Pembantu. Secara umum kondisi kependudukan di Puskesmas
Kedawung I menurut hasil registrasi kependudukan pada akhir tahun 2013
terdapat 26.287 jiwa terdiri laki-laki 12.885 jiwa dan perempuan 13.402 jiwa
Keluarga miskin berdasarkan Pendataan Program Perlindungan Sosial
2008 BPS di Puskesmas Kedawung I sekitar 9.515 atau 26,77% dari
populasi dikategorikan miskin atau layak mendapat tunjangan sosial seperti
pendidikan, kesehatan dan program pengentasan kemiskinan lainnya.
Dengan kondisi ekonomi yang terus membaik ini, tidak diikuti penurunan
inflasi, sehingga dimungkinkan adanya kenaikan harga-harga dasar, serta
adanya kebutuhan masyarakat secara nasional semisal kebutuhan

pendidikan, sandang, pangan dan perumahan yang semakin meningkat,
maka dimungkinkan alokasi konsumsi kesehatan penduduk menurun, dan
harga-harga yang semakin naik akan menyebabkan meningkatnya unit cost
layanan kesehatan.
Dengan meningkatnya unit cost layanan kesehatan dimungkinkan
akan mengalami kenaikan mengikuti kondisi ekonomi yang ada, akan tetapi
Puskesmas Kedawung I dalam menentukan unit cost layanan kesehatan
tetap mengacu pada peraturan daerah nomor 1 tahun 2012 tentang
retribusi pelayanan kesehatan puskesmas.

2.2.

Kebijakan keuangan
Pelayanan Kesehatan pada prinsipnya meliputi pelayanan klinik dan
pelayanan kesehatan masyarakat, dengan segmen yang berbeda, dimana
pelayanan klinik adalah pelayanan pada individi yang bersifat
privat/individual, dan pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan

kepada masyarakat yang bersifat publik. Pelayanan privat/individu pada
dasarnya adalah pelayanan kesehatan yang pembiayaanya menjadi

tanggung jawab masyarakat sendiri, sedangkan tanggung jawab
pemerintah adalah terhadap pelayanan publik dan jaminan kesehatan
untuk orang miskin dan hal ini sejalan dengan asas pemberdayaan
masyarakat. Kebijakan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat
dan daerah, memberi kesempatan sektor kesehatan untuk meningkatkan
efisiensi, efektifitas dan pemerataan. Kebijakan ini juga mempengaruhi
pergeseran sistem pembiayaan di puskesmas ke arah mandiri. Asumsi
yang mendasari yaitu adanya konsep otonomi puskesmas atau pemberian
wewenang pada puskesmas untuk mengelola sendiri sumber-sumber
pendapatan guna membiayai kegiatan puskesmas. Pasca desentralisasi
pemerintah daerah tidak mengharuskan semua pendapatan puskesmas
disetor ke kas negara. Pendapatan besar belum tentu alokasi untuk
lembaga kesehatan juga besar. Berkaitan dengan biaya penyelenggaraan
kesehatan, terdapat konsekuensi logis dengan diberlakukannya otonomi
yaitu pengelolaan anggaran didaerah menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah sepenuhnya, pemerintah pusat hanya memberikan alokasi dana
dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU). Komposisi dan jumlah DAU
yang diterima daerah, mau tidak mau harus diterima daerah untuk diatur,
diolah dan dikelola sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah.
Penyelenggaraan kesehatan yang selama ini selalu mendapatkan bantuan

dari pemerintah pusat dalam bentuk subsidi bantuan dalam bentuk sarana
dan prasarana kesehatan, baik pada Puskesmas maupun RSUD, dengan
berlakunya otonomi tentu saja tidak akan ada lagi. Subsidi ini untuk
selanjutnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, dengan
mempergunakan DAU yang diterimanya.
Salah satu cara yang bisa ditempuh untuk mengevaluasi dasar dan
jumlah subsidi yang diberikan bagi puskesmas dan apabila subsidi
pemerintah daerah tidak mencukupi tidak ada jalan lain bagi puskesmas
selain melakukan evaluasi terhadap struktur tarif yang ada. Hal ini harus
dilakukan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan puskesmas untuk
lebih maksimal. Struktur tarif di Puskesmas yang dapat untuk mengatasi
keterbatasan subsidi dan harga pasaran yang berlaku adalah dengan

pendekatan unit cost. Pengertian unit cost sendiri adalah penghitungan tarif
yang didasarkan pada biaya-biaya senyatanya yang dikeluarkan dalam
rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat. Perhitungan tarif
retribusi puskesmas yang didasarkan pada unit cost ini menggunakan nilai
indeks dan harga dasar hasil perhitungan unit cost pada jenis-jenis
pelayanan kesehatan yang diberikan dengan disesuaikan pada harga
rupiah yang berlaku. Selain itu, puskesmas itu sendiri harus dituntut

“kreatif” untuk menggali potensi yang ada.
2.3.

Pencapaian Target Kinaerja SKPD
Indikator pencapaian kinerja harus sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten Sragen yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan yang wajib dilaksanakan Daerah, meliputi jenis
pelayanan beserta indikatorkinerja dan target tahun 2014 terdiri dari :
1. Pelayanan Kesehatan Dasar
a. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95% pada tahun 2014
b. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80% pada tahun
2014
c. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan 90% pada tahun 2014
d. Cakupan pelayanan nifas 90% pada tahun 2014
e. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80% pada
tahun 2014
f. Cakupan kunjungan bayi 90% pada tahun 2014
g. Cakupan desa / kelurahan Universak Child Immunization (UCI)
100% pada tahun 2014

h. Cakupan pelayanan anak balita 90% pada tahun 2014
i. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak usia 6 –
24 bulan keluarga miskin 100% pada tahun 2014
j. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% pada tahun
2014
k. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100% pada
tahun 2014
l. Cakupan peserta KB aktif 70% pada tahun 2014
m. Cakupan penurunan dan penanganan penderita penyakit 100%
pada tahun 2014
1) P2DBD
2) P2TB

: IR

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.

15 133 18

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANWANGI MALANG

37 211 19

PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KLUB SENAM SASANA SUMBERSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG

34 239 24

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA) PADA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007

6 120 23

ENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIIIE SMP NEGERI 1 BALUNG SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

0 63 18

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA DENGAN MODEL PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS V SDN GAMBIRAN 01 KALISAT JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 24 17

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENGENAL UNSUR BANGUN DATAR KELAS II SDN LANGKAP 01 BANGSALSARI

1 60 18

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60