Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas IV di SDIT Persis
Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran Think Pair
Share (TPS) Pada Siswa Kelas IV di SDIT Persis
Kasno
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Persis dianggap membosankan bagi siswa karena cakupan materinya yang cukup luas dan aktifitas dalam proses pembelajaran kebanyakan didominasi oleh guru dan kurang melibatkan keaktifan siswa, selama ini metode mengajar yang sering digunakan oleh guru kurang variatif.
Menyikapi permasalahan tersebut, perlu dikembangkan model pembelajaran yang tepat dan efektif. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Class Action
Research ) sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data: tes, observasi, dan dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil ketuntasan belajar klasikal siswa. Pada pelaksanaan
pre test (tes awal) hanya 25%, meningkat pada siklus I yakni sebesar 46,43% dan pada
siklus II meningkat menjadi 75%. Nilai hasil belajar ini berada pada tingkat keberhasilannya berada pada kriteria yang sangat baik. Hal ini menunjukan peserta didik telah mampu menguasai materi. Sedangkan indikator proses pembelajaran adalah aktifitas pendidik dan peserta didik. Aktifitas pendidik atau peneliti pada siklus I adalah 78,33% kemudian meningkat pada siklus II menjadi 90%. Sedangkan aktifitas peserta didik pada siklus I adalah 73,07%, dan pada siklus II meningkat menjadi 86,54%. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas pendidik dan peserta didik menunjukkan pada kriteria yang sangat baik.
Kata Kunci: Model Pembelajaran tipe Think Pair Share , Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial.I. PENDAHULUAN
Rendahnya hasil belajar IPS disebabkan kurang efektifnya proses belajar mengajar di kelas. Hal ini didukung oleh rendahnya minat dan motivasi siswa, kurangnya keaktifan siswa karena siswa cenderung takut bertanya, penyajian materi kurang menarik karena bahan hanya menggunakan LKS sedang buku pegangan terbatas, kurangnya fasilitas kelas seperti infokus dan penggunaan metode belajar mengajar yang kurang bervariasi.
Think Pair Share adalah salah satu model cooperative learning yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Think Pair Share memberikan peluang kepada para siswa untuk mendiskusikan ide-ide yang mereka miliki dalam rangka menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Model cooperative learning tipe Think Pair Share dilandasi oleh teori belajar kontruktivisme dimana siswa yang harus menemukan, membangun serta bertanggung jawab atas peristiwa belajar dan hasil belajarnya. Arends (dalam Trianto, 2010: 81) menyatakan bahwa Think Pair
Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi
di kelas. Cooperative learning tipe Think Pair Share (TPS) relatif lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mengatur tempat duduk ataupun mengelompokan siswa.
Tahap-tahap dalam pembelajaran Think Pair Share (TPS) menurut Lyman dalam kokom komala sari (2013: 64) adalah Thinking (berfikir), pairing (berpasangan), sharing (berbagi). Berfikir (Thinking) merupakan tahapan dimana guru memberikan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu secara mandiri, biasanya guru memberikan waktu satu menit untuk siswa berfikir mandiri. Berpasangan (Pairing) merupakan tahapan dimana guru diminta siswa untuk berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada langkah pertama. Interaksi pada tahapan ini diharapkan dapat menghasilkan jawaban bersama jika pertanyaan telah diajukan atau penyampaian ide bersama jika suatu pertanyaan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberikan waktu 4-5 menit untuk berpasangan. Berbagi (Sharing) merupakan tahapan dimana guru meminta pasangan-pasangan siswa tersebut untuk berbagi atau bekerjasama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah didiskusikan. Langkah ini dilakukan dengan cara bergantian pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai beberapa siswa telah mendapatkan kesempatan untuk melaporkan, paling tidak seperempat pasangan, tetapi disesuaikan waktu yang tersedia. Berlatar belakang masalah di atas maka perlu adanya pembaharuan dalam mengajar merupakan cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada berlangsungnya pengajaran sehingga pelajaran akan dapat mudah dipahami oleh siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPS melalui menerapan model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) dikelas IV SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Persis.
II. METODE PENELITIAN
Secara umum penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kenampakan alam serta hubunganya dengan keragaman sosial budaya di kelas IV SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Persis. Sesuai dengan tujuan penelitian, jenis penelitian yang dipakai adalah Penelitian Tindak Kelas menurut John Elliot, (dalam H.ishak abdulhak & Ugi Suprayogi) yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas didalamnya, seluruh prosesnya, telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional. Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap
- – tahap penelitian tindak kelas yang pelaksanaannya terdiri atas dua siklus. Setiap siklus terdiri atas pengamatan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observsi, dan refleksi.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Persis Palu, yang berjumlah 28 siswa, yang terdiri 14 siswa laki
- – laki dan 14 siwa perempuan.
Jenis dan Sumber Data
1) Jenis Data Data dari penelitian ini adalah data kuantitatif dari hasil pengamatan dan evalusi berdassrkan tes tertulis.
2) Sumber Data
a) sumber untuk memperoleh data penelitian adalah hasil tes tertulis kemampuan siswa kelas IV SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Persis pada setiap siklus.
b) hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini tes adalah alat untuk mengukur hasil evaluasi pembelajaran. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan – aturan yang tentukan.
Tes hasil belajar adalah sekelompok pertanyaan tugas
- – tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk mengukur kemajuan siswa. Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini adalah tes terlulis. Menurut Suhadi ( dalam Muclis 2007 : 146) tes adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus 1
Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan melakukan observasi di kelas dan tahap persiapan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi kelas subyek penelitian, yaitu materi kenampakan alam serta hubungan dengan keragaman sosial budaya. Sebagai pedoman awal pelaksaan penelitian pada tahap persiapan dilakukan tes awal. Tujuan dilakukan agar peneliti dapat mengetahui kamampuan dasar siswa. Berdasarkan hasil tes awal pada tabel di atas tergambar bahwa dari 28 siswa yang mengikuti tes, 21 siswa atau 75% belum mencapai Kompentasi Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu nilai 74 berdasarkan KTSP SDIT Persis, Sedangkan yang telah mencapai batas tuntas yaitu memperoleh nilai di atas 74 sebanyak 7 siswa atau hanya 25%.
Hasil Evaluasi Tindakan Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus I melalui pembelajaran Think Pair
Share (TPS) kegiatan selanjutnya adalah pemberian evaluasi tindakan kelas, secara
ringkas hasil analisis tes siklus I dapat dilihat pada tabel 1.No Nama Nilai KKM Daya Serap Keterangan Individu
1 Akbar Halomoan
60 74 60% Belum Tuntas
2 Ahmad Ariadi
60 74 60% Belum Tuntas Anastasya Aulia W 100 74 100% Tuntas
3
4 Andi Moh Alif G
70 74 70% Belum Tuntas
5 Anita Dwi Yanti 100 74 100% Tuntas
Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil belajar siswa pada siklus I ini ketuntasan belajar 46,43% (13 siswa) lebih baik dari tes awal 25% (7 siswa yang tuntas) sebelum tindakan, Untuk itu penerapan pembelajaran model Think Pair Share (TPS) mampu meningkatkan ketuntasan belajar siswa kelas IV.
25 Widya Ayu Septiani
70 74 70% Belum Tuntas
20 Salwa Islamiah
70 74 70% Belum Tuntas
21 Salman Faris 100 74 100% Tuntas
22 Selvi Apriliawati
60 74 60% Belum Tuntas
23 Saif Rizky 100 74 100% Tuntas
24 Sri Riska Maulani 100 74 100% Tuntas
70 74 70% Belum Tuntas
18 Nuraisyah Basri 100 74 100% Tuntas
26 Zalza Afri Afriliya 100 74 100% Tuntas
27 Tomi Surya Prasetyo
50 74 50% Belum Tuntas
28 Ikhsan
80 74 80% Tuntas Jumlah Skor 2130
Rata
Skor total peserta = 2130 Nilai rata
= 76,07 Jumlah siswa yang tuntas = 13 siswa Jumlah siswa yang tidak tuntas = 15 siswa Ketuntasan klasikal = 46,43%
19 Rahayu Widyastuti
80 74 80% Tuntas
6 Anisa lestari
11 Indrawati Laminula
60 74 60% Belum Tuntas
7 Azzis Rahmadani
80 74 80% Tuntas
8 Bambang Hariyanto
70 74 70% Belum Tuntas
9 Evin Takbirul Fitrah
50 74 50% Belum Tuntas
10 Ilfa Nia Ayudita 100 74 100% Tuntas
70 74 70% Belum Tuntas
17 Nabila Showwab
12 Melati
70 74 70% Belum Tuntas
13 M. Ardianto 100 74 100% Tuntas
14 M. Azzam
60 74 60% Belum Tuntas
15 M. Ulil Afghoni 100 74 100% Tuntas
16 M. Rizky
60 74 60% Belum Tuntas
- – Rata 76,07
- – rata
- – perbaikan seiring tindakan penelitian pembelajaran dengan bimbingan belajar dilanjutkan pada siklus II untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Pada saat penyimpulan materi siklus II ini peneliti memotivasi siswa agar berani berbicara dan mengeluarkan pendapat sehingga siswa kelihatan menjadi lebih aktif. Dan memperoleh hasil yang lebih baik itu dapat dilihat pada tabel 2.
Refleksi Siklus I
12 Melati
80 74 80% Tuntas
9 Evin Takbirul Fitrah
50 74 50% Belum Tuntas
10 Ilfa Nia Ayudita 100 74 100% Tuntas
11 Indrawati Laminula
80 74 80% Tuntas
80 74 80% Tuntas
80 74 80% Tuntas
13 M. Ardianto 100 74 100% Tuntas
14 M. Azzam
60 74 60% Belum Tuntas
15 M. Ulil Afghoni 100 74 100% Tuntas
16 M. Rizky
60 74 60% Belum Tuntas
8 Bambang Hariyanto
7 Azzis Rahmadani
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I selama kegiatan belajar mengajar berlangsung terdapat kekurangan-kekurangan yang harus direfleksikan pada siklus II sebagai berikut:
1 Akbar Halomoan
a) Dari hasil tes akhir siklus I terlihat bahwa siswa belum sepenuhnya menguasai indikator b)
Masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok secara berpasangan
Hasil Evaluasi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I, mmeskipun hasil yang diperoleh sudah memperlihatkan peningkatan nilai, namun peneliti mengupayakan adanya perbaikan
No Nama Nilai KKM Daya Serap Individu
Keterangan
60 74 60% Belum Tuntas
60 74 60% Belum Tuntas
2 Ahmad Ariadi
80 74 80% Tuntas
3 Anastasya Aulia W 100 74 100% Tuntas
4 Andi Moh Alif G
70 74 70% Belum Tuntas
5 Anita Dwi Yanti 100 74 100% Tuntas
6 Anisa lestari
17 Nabila Showwab 100 74 100% Tuntas
26 Zalza Afri Afriliya 100 74 100% Tuntas
23 Saif Rizky 100 74 100% Tuntas
80 74 80% Tuntas
27 Tomi Surya Prasetyo
Rata
80 74 80% Tuntas
25 Widya Ayu Septiani
24 Sri Riska Maulani 100 74 100% Tuntas
60 74 60% Belum Tuntas
80 74 80% Tuntas Jumlah Skor 2340
22 Selvi Apriliawati
21 Salman Faris 100 74 100% Tuntas
80 74 70% Tuntas
20 Salwa Islamiah
19 Rahayu Widyastuti 100 74 100% Tuntas
18 Nuraisyah Basri 100 74 100% Tuntas
28 Ikhsan
- – Rata 83,57
Skor total peserta = 2130 Nilai rata
= 83,57 Jumlah siswa yang tuntas = 21 siswa Jumlah siswa yang tidak tuntas = 7 siswa Ketuntasan klasikal = 75%
- – rata
Dari Tabel di atas diketahui bahwa hasil belajar siswa pada siklus II ini ketuntasan belajar 75% (21 siswa yang tuntas) lebih baik dari Siklus I 46,43% (13 siswa yang tuntas). Untuk itu penerapan pembelajaran model Think Pair Share (TPS) mampu meningkatkan ketuntasan belajar siswa kelas IV.
Analisis dan Refleksi
Berdasarkan proses pembelajaran pada siklus II peneliti menganalisa sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa berdasarkan hasil tes akhir siklus II menunjukan peningkatan, terbukti dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa dari 46,43% (tes akhir siklus I) menjadi 75% (tes akhir siklusII) 2. Aktivitas peneliti dan siswa telah menunjukan tingkat keberhasilan pada kriteria baik, oleh karena itu tidak diperlukan pengulangan siklus.
3. Kegiatan pembelajaran menunjukan pengunaan waktu sudah sesuai dengan rencana.
4. Kepercayaan diri siswa meningkat dibuktikan dengan pengendalian kepada teman berkurang sehingga tidak ada yang nyontek dalam menyelesaikan soal- soal evaluasi.
5. Kegiatan pembelajaran menunjukan siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran secara berpasangan.
6. Siswa merasa senang dengan penerapan pembelajaran model Think Pair Share (TPS).
7. Respon siswa terhadap model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dari bersifat positif sampai sangat positif.
Dari uraian tahap refleksi pada siklus II di atas, secara umum pada siklus II sudah menunjukan adanya peningkatan partisipasi aktif dari siswa dan adanya peningkatan hasil belajar bagi siswa serta keberhasilan peneliti dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Oleh karena itu tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Pembahasan
Metode pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) pada pembelajaran
IPS yang dilakukan dua siklus dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Persis. Dari semua aktivitas yang dilaksanakan baik aktivitas Guru, siswa, analisis tes hasil belajar siswa, baik siklus I maupun siklus II terjadi peningkatan yang cukup baik.
Dari hasil observasi aktivitas siswa siklus I, diperoleh persentase 46,43% atau berada dalam katagori cukup baik. Dalam hal ini guru yang berperan sebagai motivator hehdaknya lebih kreatif lagi dalam mengelola pembelajaran dan memberi penghargaan, untuk aktivitas siswa siklus II diperoleh persentase 75% dalam katagori baik. Dari hasil tersebut diperoleh gambaran bahwa menggunakan metode Think Pair
Share yang diterapkan dalam pembelajaran merupakan salah satu pilihan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS.IV. PENUTUP
Berdasarkan hasil dan pembahasan, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Penerapan model pembelajaran model Think Pair Share (TPS) dalam mata
pelajaran IPS materi kenampakan alam serta hubungannya dengan kehidupan sosial budaya dilaksanakan dengan langkah-langkah pembelajaran : a.
Peneliti menyampaikan pada siswa.
b.
Peneliti mengajukan permaasalahan yang berkaiatan dengan materi,mereka harus memikirkan terlebih dahulu (Think).
c.
Setelah waktu dirasa sudah cukup, siswa diminta menyelesaikan tugas bersama teman (Pair). Waktu yang diberikan untuk diskusi sudah selesai.
d.
Peneliti meminta masing-masing pasangan untuk mempresentasikan di depan kelas (Share). Karena pasangan kelompok berjumlah 14 pasang peneliti hanya meminta beberapa perwakilan.
e.
Peneliti melengkapi dan menjelaskan tentang hasil presentasi siswa.
f.
Peneliti mengajak siswa mengambil kesimpulan dari pembelajaran.
2. Pererapan model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) dalam mata pelajaran
IPS materi kenampakan alam serta hubungannya dengan kehidupan sosial budaya kelas IV di SDIT Persis dapat meningkat hasil belajar. Hal ini dapat diketahui dari indikator keberhasilah yang berupa nilai hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan menentukan tingkat hasil belajar peserta didik. Nilai ketuntasan belajar peserta didik yang sebelumnya pada pelaksanaan pre test (tes awal) 25% meningkat siklus I yakni sebesar 46,43% dan pada siklus II meningkat menjadi 75%. Hal ini menunjukan bahwa aktifitas pendidik dan peserta didik menunjukan pada kriteria yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arends (dalamTrianto. (2010). Mendesain model pembelajaran inovatif progresif.Jakarta: Kencana Prenada Media) Elliot John (dalam Ishak Abdulhak & Ugi Suprayogi. (2013:162). Penelitian tindakan
dalam pendidikan Nonformal . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)
Lyman Frank (dalam dalam Kokom Komalasari (2013: 64).Pembelajaran Kontekstual
konsep dan Aplikasi . Bandung: PT REFLIKA ADITAMA)
Suhadi. (2007). Petunjuk perangkat pembelajaran. Surakarta: Universitas