Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture dan Think Pair Share (TPS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

  3.1.1 Jenis Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindak Kelas (PTK). Penelitian Tindak Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, dkk, 2008: 3). Sehingga dalam penelitian ini akan dilakukan tindakan penyelesaian masalah dengan menggunakan 2 model pembelajaran dan akan diukur sampai sejauh mana peningkatan hasil belajar IPA siswa.

  3.1.2 Setting Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV Semester II SDN 02 Duren Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah 35 siswa yang terdiri dari 20 siswa putri dan 15 siswa putra. Untuk mendapatkan data yang akurat, sebuah penelitian membutuhkan waktu yang cukup lama. Artinya sebuah penelitian dari awal hingga mendapatkan kesimpulan tidak dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat.

  Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Januari sampai bulan Maret 2017. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Langkah-langkah dalam Penelitian

  No. Waktu Pelaksanaan Deskripsi Kegiatan

  1. Januari 2017 Menyusun proposal penelitian

  2. Februari 2017 Melakukan observasi dan menyusun siklus I dan siklus II

  3. Maret 2017 (minggu ke-1) Dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I (2 x pertemuan)

  4. Maret 2017 (minggu ke-2) Dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II (2 x pertemuan)

  5. Maret 2017 (minggu ke-3) Dilakukan analisis data

  6. Maret 2017 (minggu ke-4) Penyusunan laporan hasil penelitian

3.1.2 Subjek Penelitian

  Penelitian ini dipengaruhi oleh subjek penelitian karena pada subjek diperoleh data variabel yang telah diteliti dan diamati. Adapun data yang diteliti adalah hasil belajar pada mata pelajaran IPA kelas IV semester II SDN 02 Duren Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 yang memiliki 35 siswa terdiri dari 20 siswa putri dan 15 siswa putra. Karakteristik siswa kelas IV SDN 02 Duren Bandungan :

  a) Kondisi sosial ekonomi orang tua siswa sebagian besar adalah buruh, pedagang dan petani.

  b) Kesadaran belajar siswa masih rendah, pada mata pelajaran tertentu (seperti IPA) minat siswa untuk belajar kurang.

  c) Penggunaan model pembelajaran yang masih konvensioanl membuat kegiatan belajar tidak menarik.

  d) Tingkat kecerdasan siswa beragam, namun kebanyakan siswa masih pasif.

3.2 Variabel dan Definisi Operasional Konsep

  3.2.1 Variabel Penelitian

  Menurut Sugiyono (2013: 38), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Pada penelitian ini memiliki tiga variabel yaitu: a. Variabel bebas, merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab terjadinya variabel terikat. Variabel bebas sering disimbolkan dengan variabel X. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X

  1

  ) adalah model pembelajaran Picture and Picture dan (X

  2

  ) adalah model pembelajaran Think Pair Share (TPS).

  b. Variabel terikat merupakan variabel akibat atau variabel yang menerima pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat disimbolkan dengan variabel Y. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah hasil belajar IPA siswa SDN 02 Duren.

  3.2.2 Definisi Operasional Konsep

  Definisi operasioanl merupakan acuan dimana variabel konsep-konsep perlu diterjemahkan, sehingga menjadi pembatas dalam penelitian ini. Pada penelitian ini, ada tiga variabel konsep yang digunakan dan perlu didefinisikan, sehingga ketiga variabel konsep ini mengacu pada definisi operasional ini. Adapun ketiganya adalah sebagai berikut:

  a) Model Pembelajaran Picture and Picture, merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran sehingga siswa harus memasangkan atau mengurutkannya menjadi urutan yang logis.

  b) Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS), merupakan salah satu model yang mengharuskan siswa berpasangan dengan timnya atau dengan diskusi. Melalui model pembelajaran ini siswa dilatih bagaimana mengutarakan pendapat, belajar menghargai, dan belajar berpikir kritis. c) Hasil Belajar Siswa adalah hasil atau capaian yang telah diperoleh siswa karena telah melewati proses belajar mengajar, dimana hasil atau capaian itu diukur dengan memberikan tes kepada siswa.

3.3 Desain Penelitian

  Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain menurut Hopkins (1993: 49), penelitian tindakan kelas ini diawali dengan perumusan gagasan atau ide awal (initian idea) yang dikembangkan dalam identifikasi dan analisis masalah, sehingga hasilnya merupakan suatu bentuk perencanaan yang dituangkan dalam tujuan penelitian, selanjutnya dilaksanakan melalui kegiatan bersiklus. Siklus-siklus tersebut dikembangkan melalui beberapa tahap berupa rancangan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Setelah dilakukannya tindakan, selanjutnya dilakukan evaluasi keseluruhan, pengolahan/ analisis, penarikan kesimpulan dan laporan penelitian.

  Kemis dan Mc. Taggart (Dikmenum, 1999: 21) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan model penelitian yang pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus.

  Identifikasi Masalah

  Perencanaan Aksi

  Refleksi Observasi

  Perencanaan ulang Refleksi

  Observasi Aksi

  Gambar 3.2 a) Perencanaan (Planing) Kegiatan menyusun rancangan tindakan, kegiatan ini dilakukan untuk persiapan pelaksanaan penelitian. Perencanaan dilaksanakan oleh peneliti sebelum tahap pelaksanaan tindakan diterapkan. Dalam tahap ini peneliti menyusun skenario pembelajaran, membuat instrumen pengamatan dan pembuatan media/alat peraga yang akan digunakan.

  b) Tindakan (Acting) dan Observasi (Observing) Dalam tahap tindakan ini merupakan implementasi dalam penerapan isi rancangan. Hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah pelaksanaan tindakan harus sesuai pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan. Kegiatan observasi ini dilakukan pada saat tindakan diterapkan di dalam kelas, sehingga antara pelaksanaan tindakan dan pengamatan berlangsung pada waktu yang sama. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengamati apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung, wawancara, kuesioner atau cara lain yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.

  c) Refleksi (Reflecting) Kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan yang telah dirancang. Dalam langkah ini dapat diketahui perubahan yang terjadi dan sejauh mana tindakan yang diterapkan mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah secara signifikan. Tahap ini dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan.

  1) Siklus I

  a. Perencanaan Peneliti mengidentifikasi masalah melalui observasi, dokumentasi, serta wawancara dengan guru kelas IV maupun kepala sekolah SDN 02 Duren.

  Kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata

  pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture dan Think Pair Share (TPS) serta menyiapkan media pembelajarannya.

  Selanjutnya menyusun pedoman observasi terhadap aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

  b. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP dan media pembelajaran yang telah disiapkan.

  c. Observasi Pengamatan dilakukan oleh observer (guru kelas IV dan teman sejawat) dengan mengamati aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan lembar observasi.

  d. Refleksi Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan proses dan hasil melalui tindakan yang telah dilakukan. Melakukan analisis terhadap hambatan, kekurangan, serta kelemahan selama pelaksanaan siklus I agar dapat menjadi masukan untuk siklus II.

  2) Siklus II Siklus II dirancang apabila dalam pelaksanaan siklus I belum berhasil. Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II ini merupakan penyempurnaan dari kelemahan serta kekurang yang dijumpai pada siklus sebelumnya (siklus I). Siklus

  II dilakukan dengan tahapan yang sama dengan siklus I yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan data

3.4.1 Teknik Pengumpulan data

  Teknik pegumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes, observasi, serta dokumentasi. 1) Teknik Tes

  Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA setelah dilakukan tindakan. Tes berdasarkan cara mengerjakannya dibedakan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes uraian. Tes objektif ada pilihan ganda, jawaban singkat atau isian, benar salah, dan bentuk tes uraian non objektif. Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda. 2) Teknik Observasi

  Observasi dilakukan oleh observer untuk mengumpulkan data tentang aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPA di kelas IV SDN 02 Duren Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan menerapkan model pembelajaran Picture and Picture dan Think Pair Share (TPS). 3) Teknik Dokumentasi

  Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menganalisis dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Peneliti menggunakan teknik ini untuk memperoleh data nama siswa dan nilai hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 02 Duren.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

  Tes dilaksanakan di SD N Duren 02 kelas IV pada materi pelajaran IPA perubahan lingkungan, adapun kisi-kisi soal adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Item Soal

  10. Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.

  10.1 Mendeskrip sikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, gelombang laut, gempa bumi, dan gunung meletus). o

  Menyebutkan penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, gelombang laut, gempa bumi, dan gunung meletus.

  1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 o

  Menjelaskan pengertian dari angin, hujan, cahaya matahari, gelombang laut, gempa bumi, dan gunung meletus.

  11,12,13,14,15 ,16,17,18,19,2

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II

  Standar Kompetensi Dasar Indikator Item Soal Kompetensi

  o

  10. Memahami 10.2 menjelaskan 1,2,3,4,5 Menyebutkan perubahan pengaruh pengaruh perubahan lingkungan perubahan lingkungan fisik fisik dan lingkungan terhadap daratan pengaruhnya fisik (erosi, abrasi, terhadap terhadap banjir,dan longsor). o daratan. daratan

  Menjelaskan 6,7,8,9,10 (erosi, abrasi, pengertian dari erosi, banjir, dan abrasi, banjir, dan longsor). longsor. o

  Menyebutkan cara

  10.3 Pencegahan 11,12,13,14, mendeskripsikan kerusakan

  15 cara pencegahan lingkungan. keruskan lingkungan (erosi, o

  Menjelaskan cara abrasi, banir, dan Pencegahan 16,17,18,19, longsor). kerusakan

  20 lingkungan.

3.5 Teknik Analisis Data

  Analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I, dan nilai tes setelah siklus II. Sedangkan untuk data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut.

  3.5.1 Data Kuantitatif

  Data kuantitatif merupakan hasil belajar dengan cara persentase yaitu dengan menghitung ketuntasan belajar siswa secara individual, jika iswa memperoleh nilai 80 jumlahnya 80% dari jumlah seluruh siswa, maka analisis menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai beikut.

  ℎ

  Ketuntasan individual = 100%

  ℎ ℎ

  Ketuntasan klasikal = 100%

  ℎ ℎ

  Keterangan : Ketuntasan individual

  : jika sisa mencapai ketuntasan skor ≥ 80 Ketuntasan klasikal : jika > 80% dari seluruh siswa yang mencapai ketuntasan skor ≥ 80

  3.5.2 Data Kualitatif

  Data kualitatif merupakan data dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dalam bentuk uraian, tabel, hubungan antar kategori, grafik matrik, chart, dan sejenisnya.

3.6 Validitas, Reliabilitas, dan Tingkat Kesukaran Soal

3.6.1 Uji Validitas

  Menurut Sugiyono (2008: 121), bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Selanjutnya menurut Priyatno (2010: 97) dalam melakukan pengujian taraf signifikansi 0,05, kriteria pengujian adalah sebagai berikut : a.

  Jika r hitung ≥ r tabel dengan signifikasi 0,05 dengan jumlah data (N) 25-2 maka didapat r tabel sebesar 0,396 maka instrumen serta item- item pernyataan terhadap skor total dinyatakan valid.

  b.

  Jika r hitung ≤ r tabel dengan signifikasi 0,05 dengan jumlah data (N) 25-2 maka didapat r tabel sebesar 0,396 maka instrumen serta item- item peryataan terhadap skor total dinyatakan tidak valid.

  Uji validitas dalam penelitian ini dilaksanakan dengan jumlah responden 25 siswa di SD Negeri Jubelan 01 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang dan terdapat 30 butir soal pilihan ganda. Uji validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0. (Terlampir)

3.6.2 Uji Reliabilitas

  Menurut Sugiyono dalam Noor (2011: 137), hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat konsistensi instrumen, uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0.

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Tes Siklus I Reliability Statistics

  Cronbach's Alpha N of Items .724

  31 Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Tes Siklus II Reliability Statistics

  Cronbach's Alpha N of Items .722

  31 Berdasarkan tabel 3.6 di atas tingkat reliabilitas dapat menunjukkan pada suatu pengertian jika dalam instrumen dapat dipercaya dan mampu digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data, karena dalam instrumen dapat dikatan baik. Untuk menguji tingkat reliabilitas instrumen akan dilakukan analisis faktorial dengan konstruk satu faktor untuk setiap perangkat dengan merujuk pada teori koefisien reliabilitas alpha dari cronbach’s. Kriteria untuk mengumpulkan reliabilitas instrumen digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery sebagai berikut :

  : Tidak dapat diterima ≤ 0,7

  0,7 < α ≤ 0,8 : Dapat diterima 0,8 < α ≤ 0,9 : Reliabilitas Bagus

  >0,9 : Reliabilitas Memuaskan

3.6.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal

  Menurut Sudjana (2012: 135) menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soa adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

  I=

  Keterangan : I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka semakin sulit soal tersebut. Sebaliknya, semakin besar indeks yang diperoleh, maka semakin mudah soal tersebut.

3.7 Indikator Kinerja

  Pembelajaran dikatakan berhasil, apabila:

  1. Meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, perolehan nilai siswa berada di atas KKM 69. 2. 80% dari total siswa lulus kriteria individual dan 80% siswa dalam kelas lulus Kriteria Ketuntasan Minimal KKM 69.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Peran Badan Pertimbangan Komi te Sekolah 2.1.1 Hakikat Peningkatan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Peran Komite Sekolah dalam Penyusunan Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah

0 0 16

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Peran Komite Sekolah dalam Penyusunan Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS) dengan Model in House Training di Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung

0 1 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Peran Komite Sekolah dalam Penyusunan Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS) dengan Model in House Training di Gugus

0 0 44

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Peran Komite Sekolah dalam Penyusunan Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS) dengan Model in House Training di Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Peran Komite Sekolah dalam Penyusunan Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS) dengan Model in House Training di Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung

0 0 54

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Partisipasi Masyarakat Melalui Komite Sekolah di SD Negeri 2 Purbosari Temanggung

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Partisipasi Masyarakat Melalui Komite Sekolah di SD Negeri 2 Purbosari Temanggung

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Partisipasi Masyarakat Melalui Komite Sekolah di SD Negeri 2 Purbosari Temanggung

0 0 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Partisipasi Masyarakat Melalui Komite Sekolah di SD Negeri 2 Purbosari Temanggung

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture dan Think Pair Share (TPS)

0 0 26