Peran pajak dalam perekonomian Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas Negara, Penerimaan
Negara dari sektor pajak memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan
system Pemerintahan suatu Negara. Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada
Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta
bagi masyarakat khususnya wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama
melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan Negara dan pembangunan
nasional.
Sebesar 70 % lebih penerimaan Negara Republik Indonesia bersumber dari
Pajak, baik pajak Pusat maupun Pajak Daerah. Oleh karena itu Pemerintah terus
berusaha menggenjot dan menaikkan target penerimaan Pajak dari tahun ke tahun, hal
ini dimaksudkan agar program-program Pemerintah dalam menjalankan roda
Pemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan juga.
Sebagaimana kita ketahui bersama kesadaran dan kepedulian masyarakat Indonesia
terhadap Pajak masih sangat kurang meskipun tahun-tahun terakhir ini terdapat
peningkatan yang sangat baik, tetapi tetap saja sebagian besar masyarakat masih

awam tentang pajak, baik cara melaksanakan kewajiban perpajakan dan yang tidak
kalah pentingnya adalah kurangnya pengetahuan tentang manfaat dan kegunaan pajak
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
1.2 Rumusan masalah
1.

Bagaimana pentingnya pajak bagi negara dan masyarakat?

2.

Apa manfaat pajak bagi perekonomian dan masyarakat?

3.

Apa saja fungsi pajak bagi pembangunan Negara?

4.

Apa manfaat pajak bagi perekonomian Negara?


1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan kelompok kami mendiskusikan dan menyusun makalah ini agar kita
semua mengetahui Arti Penting Pajak bagi Negara dan masyarakat.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian pajak
Pengertian pajak memilki dimensi yang berbeda – beda menurut
Mangkoesoebroto (Timbul Hamonangan, 2012: 9) pajak adalah suatu pungutan yang
berupa hak preogratif pemerintah, pungutan tersebut didasarkan pada undang –
undang, pemungutannya dapat dipaksakan kepada subjek pajak dimana tidak ada
balas jasa yang langsung dapat ditunjukan penggunaannya.
Definisi atau pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH
(Mardiasmo, 2009:1) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
Selain dari pengertian yang diungkapkan oleh para ahli diatas, salah satu
definisi pajak yang paling banyak dijadikan acuan adalah yang diajarkan oleh Prof.

Dr. P. J. A. Adriani (Timbul Hamonangan, 2012: 11), pajak adalah iuran kepada
negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan – peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung.
2.2 Pengelompokan pajak
Sesuai dengan dasar pengelompokannya, menurut Mardiasmo (2009:5) pajak
dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok, seperti:
1. Menurut golongannya, pajak dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu:
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan
tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak
Penghasilan (PPh).
b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

2. Menurut sifatnya, pajak dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu:
a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak
Penghasilan.
b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

3. Menurut lembaga pemungutannya:
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga Negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak atas Penjualan Barang Mewah.
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Pajak Daerah terdiri atas:
 Pajak Provinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan
Bakar Kendaraan Bermotor.
 Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak
Hiburan.
2.3 Sistem pemungutan pajak
Menurut Mardiasmo (2009:7) terdapat tiga sistem pemungutan pajak yaitu:
1) Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib
pajak. Ciri-cirinya:
(a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus.
(b) Wajib Pajak bersifat pasif
(c) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.

2) Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi weweang kepada
Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya:

(a) Wewenag untuk menetukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak
sendiri.
(b) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri
pajak yang terutang.
(c) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi
3) With Holding System
Adalah suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
Ciri-cirinya: Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak
ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.
2.4 Asas pemungutan pajak
2.4.1 Menurut Adam Smith dalam bukunya Wealth of Nations dengan ajaran yang
terkenal "The Four Maxims", asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut.
 Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas keadilan):
pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan kemampuan

dan penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif
terhadap wajib pajak.


Asas Certainty (asas kepastian hukum): semua pungutan pajak harus
berdasarkan UU, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi
hukum.



Asas Convinience of Payment (asas pemungutan pajak yang tepat waktu atau
asas kesenangan): pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi wajib pajak
(saat yang paling baik), misalnya disaat wajib pajak baru menerima
penghasilannya atau disaat wajib pajak menerima hadiah.



Asas Effeciency (asas efesien atau asas ekonomis): biaya pemungutan pajak
diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak
lebih besar dari hasil pemungutan pajak.


2.4.2 Menurut W.J. Langen, asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut.








Asas daya pikul: besar kecilnya pajak yang dipungut harus berdasarkan besar
kecilnya penghasilan wajib pajak. Semakin tinggi penghasilan maka semakin
tinggi pajak yang dibebankan.
Asas manfaat: pajak yang dipungut oleh negara harus digunakan untuk
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan umum.
Asas kesejahteraan: pajak yang dipungut oleh negara digunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Asas kesamaan: dalam kondisi yang sama antara wajib pajak yang satu dengan
yang lain harus dikenakan pajak dalam jumlah yang sama (diperlakukan sama).
Asas beban yang sekecil-kecilnya: pemungutan pajak diusahakan sekecilkecilnya (serendah-rendahnya) jika dibandinglan sengan nilai obyek pajak.

Sehingga tidak memberatkan para wajib pajak.

2.4.3 Menurut Adolf Wagner, asas pemungutan pahak adalah sebagai berikut.







Asas politik finalsial: pajak yang dipungut negara jumlahnya memadadi
sehingga dapat membiayai atau mendorong semua kegiatan negara
Asas ekonomi: penentuan obyek pajak harus tepat Misalnya: pajak pendapatan,
pajak untuk barang-barang mewah
Asas keadilan yaitu pungutan pajak berlaku secara umum tanpa diskriminasi,
untuk kondisi yang sama diperlakukan sama pula.
Asas administrasi: menyangkut masalah kepastian perpajakan (kapan, dimana
harus membayar pajak), keluwesan penagihan (bagaimana cara membayarnya)
dan besarnya biaya pajak.
Asas yuridis segala pungutan pajak harus berdasarkan Undang-Undang.

Terdapat beberapa asas yang dapat dipakai oleh negara sebagai asas dalam

menentukan wewenangnya untuk mengenakan pajak, khususnya untuk pengenaan
pajak penghasilan. Asas utama yang paling sering digunakan oleh negara sebagai
landasan untuk mengenakan pajak adalah:
1. Asas domisili atau disebut juga asas kependudukan (domicile/residence
principle)
Berdasarkan asas ini negara akan mengenakan pajak atas suatu
penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan, apabila
untuk kepentingan perpajakan, orang pribadi tersebut merupakan penduduk
(resident) atau berdomisili di negara itu atau apabila badan yang bersangkutan
berkedudukan di negara itu.

2. Asas sumber,
Negara yang menganut asas sumber akan mengenakan pajak atas suatu
penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan hanya
apabila penghasilan yang akan dikenakan pajak itu diperoleh atau diterima oleh
orang pribadi atau badan yang bersangkutan dari sumber-sumber yang berada di
negara itu. Contoh: Tenaga kerja asing bekerja di Indonesia maka dari
penghasilan


yang

didapat

di

Indonesia

akan

dikenakan

pajak

oleh pemerintah Indonesia.
3. Asas kebangsaan atau asas nasionalitas atau disebut juga asas kewarganegaraan
(nationality/citizenship principle).
Dalam asas ini, yang menjadi landasan pengenaan pajak adalah status
kewarganegaraan dari orang atau badan yang memperoleh penghasilan.

Berdasarkan asas ini, tidaklah menjadi persoalan dari mana penghasilan yang
akan dikenakan pajak berasal.
2.5 Fungsi Pajak
Pajak memiliki beberapa fungsi utama, yaitu untuk :
1. Fungsi Anggaran (Budgetair)
Pemerintah melakukan berbagai aktivitas dan pembangunan dalam
melaksanakan kerjanya untuk kemajuan bangsa. Kegiatan tersebut tentu
membutuhkan dana, nah disini pajak berperan sebagai salah satu sumber dana
bagi pemerintah dalam menjalankan tugasnya.
2. Fungsi Pengatur (Regulerend)
Pajak juga berfungsi sebagai pengatur ekonomi negara demi kepentingan
dan kemajuan negara tersebut. Fungsi Pengatur dilakukan dengan cara
memanfaatkan dana pajak tersebut dengan sebaik mungkin.
3. Fungsi Stabilitas

Karena sifatnya yang sangat luas, seperti: stabilitas nilai tukar rupiah, stabilitas
moneter bahkan bisa juga stabilitas keamanan, fungsi ini berkaitan dengan fungsi
lainnya, seperti regulerend. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan
menjaga agar defisit perdagangan tidak semakin melebar, pemerintah dapat
menetapkan kebijakan pengenaan PPnBM di atas.
4. Redistribusi Pendapatan
Pajak juga berfungsi untuk menjaga kestabilan suatu negara. Contohnya
adalah pengendalian terhadap inflasi (peningkatan harga), Inflasi terjadi karena
uang yang beredar sudah terlalu banyak, sehingga pemerintah akan menaikkan
tarif pajak, agar peningkatan inflasi dapat terkontrol.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pajak dalam APBN
Pemerintahan suatu negara memerlukan pedoman dalam mengelola
keuangannya. Dalam rangka mencapai sasaran seperti yang diharapkan diperlukan
peraturan mengenai penerimaan dan pengeluaran uang negara. Oleh karena itu setiap
awal periode disusun APBN yang digunakan sebagai pedoman dalam mengatur
keuangan negara. Pajak adalah salah sektor penerimaan terbesar bagi negara
Indonesia. Gambar berikut data besaran penerimaan pajak negara Indonesia dalam
struktur APBN tahun anggaran 2011/14 adalah sebagai berikut:
(dalam milyar rupiah)

Persentase penerimaan pajak terhadap pendapatan negara;
1.

Tahun 2011 = 879,9/1.210,6 x 100%
= 72.68 %

2.
3.
4.

Tahun 2012 = 980,5/1.338,1 x 100%
= 73.27 %
Tahun 2013 = 1.148,4/1.502,0 x 100%
= 76.45 %
Tahun 2014 = 1.280,4/1.667,1 x 100%
= 76.86 %

3.2 Manfaat Pajak bagi Perekonomian dan Masyarakat
Perekeonomian negara sama halnya dengan perekonomian rumah tangga
dimana mengenal sumber-sumber penerimaan dan pos-pos pengeluaran. Pajak sendiri
merupakan sumber utama penerimaan negara. Oleh karena itu, apabila masyarakat
tidak taat akan pajak maka seluruh kegiatan negara akan sulit terpenuhi. Dengan
membayar pajak masyarakat akan mendapatkan manfaat:
1. Fasilitas umum dan Infrastruktur seperti jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit,
dan puskesmas.
2. Pertahanan dan keamanan seperti bangunan, senjata, perumahan hingga gajigajinya.
3. Subsidi atas pangan dan Bahan Bakar Minyak.
4. Kelestarian Lingkungan hidup dan Budaya.
5. Dana Pemilu.
6. Pengembangan Alat transportasi Massa, dll.
Uang pajak yang telah disetorkan oleh masyarakat akan digunakan dengan
tujuan membuat masyarakat dari lahir hingga meninggal sejahtera. Uang pajak juga
dipakai oleh negara untuk memberi subsidi barang-barang yang dibutuhkan oleh
masyarakat dan membayar hutang-hutang negara.Selain itu uang pajak pun digunakan
untuk menunjang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sehingga perekonomian dapat
terus berkembang.Oleh sebab itu pajak sangat memegang peranan penting dalam
sebuah negara.
3.3 Fungsi Pajak Bagi Pembangunan Negara
Fungsi Anggaran – Pajak dijadikan alat untuk memasukan dana secara optimal
ke kas negara berlandaskan undang-undang perpajakan yang berlaku sehingga pajak
disini berfungsi membiayai seluruh pengeluaran-pengeluaran yang terkait proses
pemerintahan.
Fungsi Mengatur – Pajak digunakan pemerintah sebagai alat untuk mencapai tujuan
tertentu dan pelengkap dari fungsi utama pajak itu sendiri.
Fungsi mengatur dalam pajak digunakan untuk :
5. Perbaikan iklim usaha
Fungsi pajak dalam perbaikan iklim usaha yaitu dengan (1) penurunan
tarif PPh Pribadi dan Badan, hal ini ditujukan agar perusahaan dapat
memproduksi lebih baik dan pasti akan menyerap tenaga kerja. (2) PPN untuk

Eksplorasi MIGAS tujuannya untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi
serta panas bumi. (3) kebijakan-kebijakan Proteksi Terhadap Produsen Dalam
Negeri diantaranya Bea Masuk ditanggung Pemerintah (BMDTP) yaitu untuk
memajukan produksi dalam negeri agar dapat lebih bersaing dan ekspor
meningkat dengan cara meringankan bea masuk untuk bahan baku produksi, Bea
Masuk Anti Dumping (BMAD) yaitu untuk meminimalisir praktek dumping, Bea
Masuk Imbalan yaitu tambahan bea masuk yang dikenakan terhadap barang yang
mengandung subsidi yang menyebabkan industri dalam negeri yang memproduksi
barang sejenis mengalami kerugian.
6. Perlindungan masyarakat
Pengenaan cukai merupakan salah satu fungsi pajak sebagai perlindungan
terhadap masyarakat.Barang kena cukai adalah barang yang berdampak negatif
bagi kesehatan, lingkungan hidup dan norma-norma serta tata tertib sehingga
harus dibatasi secara ketat peredaran dan pemakaiannya. Maka cara
membatasinya adalah dengan instrumen tarif, sehingga barang yang dimaksud
dapat dikenai tarif cukai paling tinggi. Contohnya yaitu cukai rokok,dan cukai
terhadap minuman yang mengandung alkohol.
7. Perlindungan lingkungan
Dalam perlindungan lingkungan pemerintah memberlakukan pajak untuk
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan hal ini
dimaksudkan untuk mempertahankan ekosistem serta untuk pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
8. Infrastruktur publik
Dalam memperbaiki infraksturktur publik pemerintah menaikan Tarif Parkir untuk
mengurangi ruang parkir dan mengurangi kemacetan lalu lintas, memberikan
Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor Progresif yang bertujuan untuk mendorong
kepemilikan tunggal kendaraan bermotor dalam rangka mengurangi kepadatan lalu
lintas.
2.4.Manfaat Pajak bagi Perekonomian Negara
Membiayai Pengeluaran Negara. Pajak memiliki manfaat dengan membiayai
pengeluaran negara yang bersifat self liquiditing, contohnya pengeluaran untuk
proyek produktif barang ekspor.
Membiayai Pengeluaran Produktif. Pajak dapat membiayai pengeluaran
produktif dimana pengeluaran produktif adalah pengeluaran yang memberikan
keuntungan ekonomis bagi masyarakat seperti pengeluaran untuk pengairan dan
pertanian.
Membiayai pengeluaran yang bersifat self liquiditing dan tidak reproduktif
yang contohnya adalah pengeluaran untuk pendirian monumen dan objek rekreasi.

Membiayai pengeluaran yang tidak produktif dimana contohnya adalah
pengeluaran untuk membiayai pertahanan negara atau perang dan pengeluaran untuk
penghematan di masa yang akan datang yaitu pengeluaran bagi yatim piatu.

BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpuan
Dari sekian banyak pembahasan, penjelasan dan pemaparan mengenai
makalah kami yang berjudul “Peran Pajak Bagi Negara dan Masyarakat”yang telah
disampaikan sebelum halaman penutup ini, mungkin kami akan sedikit merangkum
kesemua maksud pembahasan tersebut, yang intinya kesemua pembahasan tersebut
tidak lain dan tidak bukan mengenai peranan penting suatu pajak untuk kesejahteraan
kita semua yang merasakan (Masyarakat Indonesia atau Masyarakat sekitar).Pertama,
pengertian pajak itu jika dirangkum berarti merupakan Iuran wajib yang dipungut
oleh Negara kepada masyarakatnya menurut Undang-undang yang telah ditentukan
dan diatur (Bersifat memaksa),tanpa adanya kontraprestasi dengan tujuannya untuk
mensejahterakan masyarakat Indonesia. Dengan adanya taat kepada pajak, kita berarti
telah menjadi warga Negara Indonesia yang baik, kenapa?karena kita telah
menyumbangkan sebagian harta kita kepada Negara, untuk membangun sarana
prasarana dan fasilitas umum demi menunjang terciptanya masyarakat Indonesia yang
damai, aman, sejahtera dan sentosa.
Lalu seperti apa wujud dari pembangunan sarana umum (Infrastruktur), itu
semua ada disekitar kehidupan kita, seperti misalnya sekolah, rumah sakit
pemerintah, jalan raya beserta penerangannya, pasar, dll..Selain kita bisa memberikan
sumbangsih untuk kepentingan umum, kita bisa menjadi pahlawan Negara, karena
dengan kita membayar pajak, Perekonomian lanjutan Negara akan bertambah maju
dan berkembang. Intinya pajak memegang peranan sangat penting untuk kelancaran
kehidupan masyarakat dan kelancaran perkembangan peekonomian Negara.

4.2 Kritik dan Saran
Di dalam semua bab atau bagian-bagian dari makalah ini, kami sebagai
penulis masih merasakan sedikit kejanggalan dengan apa yang sesungguhnya terjadi
di Negara tercinta Indonesia ini, tentang masih banyaknya masyarakat Indonesia yang
tidak taat akan pajak baik kalangan masyarakat atas maupun kalangan masyarakat
menengah kebawah, jika kita bandingkan dengan isi yang ada dimakalah ini
mengenai betapa besarnya manfaat pajak bagi Negara dan masyarakat Indonesia ini.
Kita sebagai warga Negara Indonesia yang belum begitu banyak terbebankan
pajak, khususnya mahasiswa setidaknya kita sekarang sudah mulai mengerti dan
memahami betul tentang yang namanya “Perpajakan”,dari kecil kita pun mungkin
sudah mulai mendengar kata “Pajak” dari orangtua kita, guru kita, dll tetapi kita tidak
tahu maksud yang jelas dari kata “pajak” tersebut, apalagi kita di bangku kuliah ini
juga mendapatkan mata kuliah “Perpajakan 1”, dengan harapan kita bisa menjelaskan
pemahaman seputar pajak kepada orang-orang yang sekiranya belum mengerti
tentang pajak dan arti pentingnya, dan tidak menutup kemungkinan orang awam
tersebut jadi tidak mau membayar pajak, karena tidak mengetahui peranan penting
pajak dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis juga menyadari bahwa kita pun tidak hanya bisa menyalahkan orang
lain dengan asal menuduh seseorang karena tidak membayar pajak, tetapi kita
setidaknya belajar dari masa kanak-kanak mengenai kita harus rajin membayar uang
kas kelas kepada bendahara, dan uang kas kelas tersebut, akhirnya untuk tujuan
kepentingan kita bersama, seperti FotoCopy, membeli peralatan piket kelas, peralatan
papan tulis, dll, tujuannya untuk kepentingan kita semua dalam menuntut ilmu, nah
kalau dari kecil pun kita sudah dibiasakan seperti contoh tersebut, kemungkinan besar
kita juga akan taat membayar pajak.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/1994/10TAHUN~1994UU.HTM
http://www.pajak.go.id/content/mari-pahami-fungsi-pajak
http://www.pajak.go.id/content/article/menyelami-arti-penting-pajak-dankemandirian-bangsa
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=153006
https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF8#q=ebook+perpajakan+mardiasmo
http://www.bukupedia.com/id/book/id-38-55297/pengembangan-dirimotivasi/perpajakan-edisi-revisi-2011.html
https://wisuda.unud.ac.id/pdf/1206043018-3-BAB%20II%20TAS%20Rosadi
%202015.pdf
https://jhohandewangga.wordpress.com/2012/02/27/pengertian-dan-macam-macampajak-daerah/
http://www.semangatanaknegeri.com/2014/12/Makalah-hukum-pajak-indonesia.html
http://www.berpendidikan.com/2015/09/peran-dan-fungsi-pajak-dalamperekonomian-nasional-indonesia.html

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Kekerasan rumah tangga terhadap anak dalam prespektif islam

7 74 74

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147