MENINGKATKAN KETERAMPILAN READING SISWA kelas

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bulagi sejak tanggal 5 Mei 2014
sampai dengan 7 Juni 2014. Penelitian dilakukan dalam 3 siklus; siklus pertama
dan kedua masing-masing dilakukan 2 tindakan dan 1 evaluasi. Sedangkan siklus
ketiga hanya terdiri dari 1 tindakan dan 1 evaluasi. Sehingga jumlah pertemuan
secara keseluruhan adalah 8 pertemuan.
Sajian data hasil penelitian ini adalah berdasarkan hasil kegiatan persiklus,
dimana dalam setiap siklus terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Data-data yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Metode Peer Tutoring memang sudah lama dikenal, tapi baru kali ini
peneliti benar-benar menerapkannya di dalam kelas secara terencana. Pada
penelitian ini model Peer Tutoring yang diterapkan adalah model same-age. Oleh
karena itu, pertama-tama peneliti memastikan kepada 5 orang siswa dari kelas XI
Ilmu Alam yang dianggap mampu - sesuai kriteria yang ditetapkan - untuk
menjadi tutor, bahwa mereka akan diberikan bimbingan terlebih dahulu pada

waktu sore sehari sebelum tatap muka berlangsung.
Sejalan dengan rencana ini peneliti juga menyepakati nama-nama
kelompok yang diusulkan siswa, yaitu Peling Island, Bakalan Island, Banyak
Island, Tikus Island, dan Sungono Island. Kelima nama kelompok tersebut adalah
nama-nama pulau di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan. Adapun pembagian
anggota kelompok tutorial berdasarkan hasil pembagian saat tatap muka tanggal
24 April 2014, saat uji coba metode Peer Tutoring dilakukan (lihat lampiran 2a).
Di samping itu penataan tempat duduk juga ikut direncanakan agar tutorial bisa
berjalan dengan baik, maka disampaikan kepada ketua kelas untuk diatur sebelum
pelajaran dimulai (lampiran 2b).
Pada tahap berikutnya, peneliti mendesain dua Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), sekaligus menyiapkan wacana spoof (reading material) di

23

24

dalamnya, yaitu Fluffy Bunny Rabbit dan The Perfect Husband (lihat Lampiran 3a
dan 3b). Untuk melengkapi kedua RPP tersebut, disiapkan juga Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang akan memandu kegiatan reading mereka tahap demi tahap

(lihat Lampiran 4a dan 4b). Kemudian menyiapkan tiga wacana sederhana untuk
evaluasinya, yaitu A Small Experiment, Fixing the Headstone, dan The Brain
Bank. Di samping itu dipersiapkan pula Lembar Observasi kegiatan guru dan
siswa yang akan digunakan oleh observer pada saat melakukan pengamatan di
kelas ketika pembelajaran berlangsung (lihat Lampiran 5a dan 5b). Semua
persiapan di atas disiapkan satu demi satu, maksudnya perangkat tindakan yang
kedua disiapkan setelah perangkat tindakan pertama selesai, dikandung maksud
agar kekurangan-kekurangan yang terjadi bisa diperbaiki saat tindakan berikutnya.
b. Pelaksanaan
Sesuai jadwal pelajaran, maka rencana dua tindakan pada siklus pertama
dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2014 dan 10 Mei 2014. Adapun evaluasi akhir
siklus dilakukan tidak sesuai jadwal, yakni tanggal 13 Mei 2014. Namun hal ini
sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari wakasek kurikulum, dan guru
Keterampilan yang jam pelajarannya digunakan untuk kegiatan tersebut.
1) Tindakan 1
Saat memasuki ruang kelas peneliti mendapati siswa sudah siap. Seperti
pertemuan biasanya, pada kegiatan awal peneliti terlebih dahulu menyapa dan
menanyakan kabar siswa. Hari itu ternyata dua orang siswa tidak bisa mengikuti
pelajaran, yaitu ATP sakit, dan RFN izin.
Selanjutnya peneliti meminta siswa menata kembali tempat duduk yang

belum sesuai dengan rencana, dan bahkan tempat duduk untuk dua orang observer
juga belum disiapkan siswa. Setelah itu barulah guru membuka 3 slide yang
menghadirkan prior knowledge siswa ke dalam kelas, sembari bertanya “Why do
you or people laugh them?” Kegiatan awal dilanjutkan dengan memaparkan
tujuan pembelajaran lewat slide yang telah disiapkan sambil memotivasi mereka
agar bisa mencapainya dengan baik.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilalui pada kegiatan inti terbagi tiga
tahapan seperti yang tertuang dalam RPP (lihat Lampiran 3a dan 3b), yakni
conveying meaning, checking understanding dan consolidation. Akan tetapi yang
menjadi titik lemah di sini adalah waktu yang digunakan tidak sesuai dengan

25

rencana awal. Tiga tahapan di atas menyita waktu yang lama. Terutama saat siswa
menyelesaikan LKS bersama tutor pada tahap conveying meaning. Meskipun tutor
berusaha keras, namun karena satu tutor harus membimbing 2-3 orang temannya,
maka otomatis waktu yang digunakan juga bertambah. Pada akhirnya pertemuan
yang seharusnya 2x45 menit menjadi 3x45 menit. Itupun saat proses cenderung
melambat, maka guru menyederhanakan sebagian perintah dalam LKS, seperti
jika sudah 3 dari 6 kosa kata di nomor 2 bisa ditemukan artinya berdasarkan

konteks kalimat, synonym, atau dengan cara lainnya. Maka selebihnya langsung
dari kamus saja.
Pada tahap checking understanding siswa berlomba-lomba menjawab
pertanyaan-pertanyaan, baik mengenai strategi membaca maupun saat ditanyakan
tentang isi bacaan, meskipun mereka agak lambat dalam menjawab pertanyaan
nomor 3 (Mengapa Chris memandikan rabbit dan mengembalikan ke
kandangnya?) dan 4 (Bagaimana akhir cerita Fluffy Bunny Rabbit?).
Bahasa sehari-hari tak luput digunakan kelima siswa saat mewakili
kelompoknya dalam mempresentasikan kesimpulan cerita Fluffy Bunny Rabbit.
Tapi meskipun demikian, tahap consolidation ini tetap saja diwarnai tepuk tangan
dan tawa semua siswa.
Akibat waktu jam pelajaran telah lama usai, akhirnya pada kegiatan
penutup, Pekerjaan Rumah (PR) tidak sempat lagi diberikan kepada siswa.
2) Tindakan 2
Yang membedakan tindakan kedua ini dengan tindakan pertama adalah
pada kesiapan tata letak meja kursi siswa, termasuk meja kursi untuk dua orang
observer. Secara umum, siswa lebih siap dari pertemuan sebelumnya, meskipun
FY, dan dua orang temannya WL dan ZO agak terlambat sedikit setelah peneliti
dan pengamat masuk. Kemudian tempat duduk kelompokpun dirotasi, sesuai
dengan di mana guru meletakkan papan nama kelompok masing-masing.

Kelemahan pada kontrol waktu pada pertemuan sebelumnya juga
diperbaiki. Kecuali pada waktu mengerjakan LKS, siswa masih membutuhkan
tambahan waktu 10 menit untuk menyelesaikan semua kegiatan, meskipun LKS
kedua ini telah disederhanakan.
Saat melakukan checking understanding, guru menanyakan kembali
tentang strategi membaca dan isi bacaan. Tetapi kali ini dalam bahasa Inggris,

26

sehingga para tutor harus menjelaskan maksud pertanyaan kepada anggotanya
masing-masing.
Tahapan consolidation masih diisi dengan kegiatan yang sama dengan
tindakan pertama, tetapi kali ini tahap tersebut menjadi lebih meriah karena
diumumkan kelompok yang menjadi terbaik I (Sungono Island group), II (Peling
Island group), dan III (Tikus Island group).
Begitu pula dengan kegiatan penutup, tak luput dari perbaikan langkahlangkah pembelajaran di dalamnya. Dalam hal ini setelah siswa menyelesaikan
evaluasi, mereka diberikan Pekerjaan Rumah (PR) yang sempat tertunda
sebelumnya. Kemudian di akhir kegiatan guru memberikan motivasi dan
semangat agar mereka belajar di rumah. Pertemuanpun diakhiri dengan salam dan
tepuk tangan yang diawali oleh guru.

c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung
(ongoing process). Materi yang diamati difokuskan pada bagaimana guru
mengimplementasikan pendekatan 3C’s yang dikombinasikan dengan metode
Peer Tutoring. Dalam melakukan pengamatan, pengamat menggunakan lembar
observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut sebelumnya sudah
didiskusikan cara pengisisannya bersama peneliti.
Penelitian ini melibatkan dua orang pengamat, dimana pengamat 1
bertugas mengamati kegiatan guru, dan pengamat 2 bertugas mengamati kegiatan
siswa. Adapun hasil test di setiap akhir tindakan menjadi data pendamping hasil
pengamatan aktifitas guru dan siswa. Berikut ini adalah hasil pengamatan
terhadap guru dan siswa pada dua tindakan serta hasil test di siklus pertama.
1) Hasil pengamatan aktifitas guru
Hasil pengamatan terhadap aktifitas guru pada tindakan 1 dan tindakan 2
seperti terlihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Hasil pengamatan aktifitas guru pada siklus pertama
No.

Tahap
Pembelajara

n

1

Membuka
pelajaran

2

Menggali

Kegiatan Guru
Memberi salam
Menanyakan kabar
Mengecek kehadiran siswa
Memperlihatkan gambar, poto, atau video.

Keterlaksanaan
Tindakan 1
Tindakan 2

Ya
Tdk
Ya Tdk









27

Mengajukan pertanyaan yang menggali pengetahuan
tentang topik yang akan dibahas
Memberi kesempatan siswa bertanya
Menjawab pertanyaan siswa (jika ada pertanyaan)
Memberikan petunjuk cara mengerjakan tugas (LKS)
dan peran tutor saat bimbingan berlangsung

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengklarifikasi petunjuk yang belum jelas
Memberi petunjuk dan arahan kepada tutor sebaya
sebelum mereka melakukan tutorial
Memantau jalannya tutorial di kelompok-kelompok
sambil memberi solusi atas masalah yang dihadapi
siswa atau tutor
Mengecek pemahaman siswa tentang strategi
membaca dan isi wacana (spoof/hortatory exposition)
yang telah dibaca.
Memberi kesempatan yang sama kepada siswa di
setiap kelompok tutorial.
Memberi reward atau feedback atas jawaban yang
diberikan siswa.
Menjelaskan tata aturan presentasi masing-masing
kelompok.
Memberi kesempatan siswa mengklarifikasi aturan
yang belum jelas.
merespon pertanyaan/klarifikasi siswa
Memberi reward atau feedback atas penampilan

masing-masing kelompok.
melakukan evaluasi
Memberikan nasehat tentang disiplin dalam belajar
Memberi PR kepada siswa

pengetahuan
dasar

3

4

5

6

Conveying
Meaning

Checking

Understandi
ng

Consolidati
on

Penutup

Memberi salam perisahan
Total keterlaksanaan
Prosentase






























































3
14%


20
91%


19
86%

2
9%

Sumber : Diolah dari hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dalam PBM

Tabel 1 menunjukkan bahwa guru sudah melakukan dengan baik
pembelajaran pada tindakan 1, dimana 19 tahapan dari 22 tahapan, atau 86%
sudah terlaksana. Kemudian ditingkatkan lagi pada tindakan 2 menjadi 20 tahapan
dari 22 atau 91% yang sudah terlaksana. Jelasnya, tahapan memberi PR kepada
siswa yang pada tindakan 1 belum diberikan, telah diberikan pada tindakan 2.
2) Hasil pengamatan aktifitas siswa
Hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa pada tindakan 1 dan tindakan 2
seperti terlihat pada tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. Hasil pengamatan aktifitas siswa pada siklus pertama

N
o.

Inisial
Siswa

1.
2
3

AB
ATP
DPI

Interest
lo
w

m hig
id h

-

-




Tindakan 1
Response
l
m hig
o
id h
w



Active
l m
hig
o
i
h
w d



Tindakan 2
Response

Interest
lo
w

m hig
id
h




lo
w

m hig
id
h




Active
lo
w

m hig
id
h




28

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

DFF
DPK
EB
ES
FY
HB
MA
MSD
NC
NPS
RO
RFN
RM
SVK
WL
ZO
NT
Total

Percentages
(%)













3

0

1
7








-

1
5
8
3






-





0












-

-

0

3
9




-

-

-







7









0














-






1
1
6
1































-




-




-

















0

7

11

0

1

18

1

5

12

1

5

12

0

3
9

61

0

5

95

5

2
6

63

5

26

63

Sumber : Diolah dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam PBM

Tabel 2 menggambarkan bahwa kriteria interest siswa mengalami
peningkatan 12% pada tindakan 2. Kemudian pada kriteria response dan active
mereka hanya mengalami peningkatan 2% saja. Bahkan pada tindakan 2 ada 1
siswa (5%) berada pada posisi low untuk response dan active.
Kedua tabel di atas menunjukkan bahwa kegiatan guru dan siswa samasama mengalami peningkatan saat tindakan 2 dilaksanakan. Begitu pula halnya
dengan hasil evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir kegiatan, seperti terlihat
pada table halaman selanjutnya.
Tabel 3: Hasil evaluasi tindakan 1 dan 2 siklus pertama
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Inisial Siswa
AB
ATP
DPI
DFF
DPK
EB
ES
FY
HB
MA
MSD
NC
NPS
RO
RFN
RM

Nilai Evaluasi
T1
T2
60.0
62.1
82.8
70.0
86.2
90.0
86.2
40.0
65.5
80.0
89.7
50.0
48.3
30.0
34.5
90.0
93.1
30.0
55.2
90.0
82.8
40.0
75.9
40.0
41.4
50.0
20.7
30.0

27.6

Rata-rata

Keterangan

61.0
82.8
78.1
88.1
52.8
84.8
49.1
32.2
91.6
42.6
86.4
57.9
40.7
35.3

Tidak Tuntas - Meningkat
Tuntas
Tuntas - Meningkat
Tuntas - Menurun
Tidak Tuntas - Meningkat
Tuntas - Meningkat
Tidak Tuntas - Menurun
Tidak Tuntas - Meningkat
Tuntas - Meningkat
Tidak Tuntas - Meningkat
Tuntas - Menurun
Tuntas - Meningkat
Tidak Tuntas - Meningkat
Tidak Tuntas - Menurun
Ijin mengikuti O2SN
Tidak Tuntas - Menurun

28.8

29

17
18
18
20

SVK
70.0
75.9
72.9
WL
80.0
82.8
81.4
ZO
30.0
55.2
42.6
NT
30.0
20.7
25.3
Total
1000.0
1186.2
Rata-rata
55.6
62.4
Tertinggi
90.0
93.1
Terendah
30.0
20.7
Ketuntasan Klasikal (%)
38.9
47.4
T1 = Tindakan 1; T2 = Tindakan 2
Sumber : Diolah dari hasil evaluasi di setiap akhir tindakan

Tuntas - Meningkat
Tuntas - Meningkat
Tidak Tuntas - Meningkat
Tidak Tuntas - Menurun
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Menurun
Meningkat

Data hasil evaluasi pada tabel 3 di atas menunjukkan, bahwa pada tindakan
1 rata-rata nilai siswa 55,6, dan pada tindakan 2 adalah 62,4. Ini artinya terjadi
peningkatan 6,8. Kemudian nilai tertinggi juga mengalami peningkatan; dari 90
menjadi 93,1. Meskipun ada dua siswa yang nilai evaluasi pada tindakan 2 lebih
rendah dibandingkan dengan hasil pada tindakan 1, tapi masih dalam kategori
tuntas. Adapun ketuntasan secara klasikal mencapai 38,9% (7 orang) pada
tindakan 1 dan 47,4% (9 orang) pada tindakan 2. Dengan kata lain terjadi
peningkatan sebesar 8,5% (2 orang).
Tidak demikian dengan hasil evaluasi akhir siklus pertama dengan teks
yang belum pernah dibahas sebelumnya (tapi masih berupa text spoof). Kali ini
sebagian nilai siswa meningkat dan sebagian lagi menurun. Data hasil evaluasi
tersebut dapat dilihat perbandingannya dengan rata-rata pencapaian evaluasi
tindakan 1 dan 2 pada tabel 4 berikut.
Tabel 4. Perbandingan nilai rata-rata evaluasi tindakan 1 dan 2 dengan
nilai evaluasi akhir siklus pertama
N
o.
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Inisial Siswa
2
AB
ATP
DPI
DFF
DPK
EB
ES
FY
HB
MA
MSD
NC
NPS

Nilai
Rata-rata T1 Evaluasi Akhir
& T2
Siklus
3
4
61.0
70.9
82.8
78.1
43.6
88.1
76.4
52.8
45.5
84.8
63.6
49.1
65.5
32.2
34.5
91.6
80.0
42.6
43.6
86.4
85.5
57.9
78.2
40.7
58.2

Selisi
h
5
9.9
-34.5
-11.7
-7.3
-21.2
16.3
2.3
-11.6
1.1
-0.9
20.3
17.5

Keterangan
6
Meningkat
sakit
Menurun
Menurun
Menurun
Menurun
Meningkat
Meningkat
Menurun
Meningkat
Menurun
Meningkat
Meningkat

30

14
15
16
17
18
18
20

RO
RFN
RM
SVK
WL
ZO
NT

35.3

41.8

6.5

Meningkat
izin
Meningkat
Menurun
Menurun
Meningkat
Meningkat

28.8
45.5
16.7
72.9
70.9
-2.0
81.4
23.6
-57.7
42.6
43.6
1.1
25.3
47.3
21.9
Total
1134.5
1021.8
-71.3
Rata-rata
59.7
56.8
-0.8
Tertinggi
91.6
85.5
-6.1
Terendah
25.3
23.6
-1.7
-3.5
36.8
33.3
Ketuntasan Klasikal (%)
Sumber : Dianalisis dari hasil evaluasi tindakan 1, 2, dan Evaluasi Akhir Siklus Satu

Tabel 4 mendeskripsikan bahwa hanya 6 dari 18 siswa yang mengikuti
evaluasi akhir siklus pertama yang mendapat nilai di atas angka minimal 70.
Dengan kata lain secara klasikal baru 33,3% saja yang sudah mencapai
ketuntasan, sisanya 66,7% masih belum tuntas. Selanjutnya bila dibandingkan
dengan rata-rata nilai hasil tindakan 1 dan 2 pada kolom 3, maka secara klasikal
terjadi penurunan 3,5%. Begitu pula dengan nilai tertinggi dan rata-rata kelas ikut
menurun. Nilai tertinggi menurun 6,6 dan nilai rata-rata kelas menurun 2,9. Akan
tetapi dibalik itu dapat dilihat peningkatan nilai pada 10 orang siswa yang tidak
tuntas sebelumnya. Jika dirata-ratakan maka peningkatan nilai mereka yang belum
tuntas adalah 11,34. Sebaliknya 7 orang siswa yang sebelumnya tuntas,
seluruhnya mengalami penurunan. Jika dirata-ratakan nilai mereka menurun
sampai 10,52.
d. Refleksi
Mencermati seluruh data hasil tindakan 1 dan 2 serta pengamatan dan
evaluasi yang telah dilaksanakan. Maka dapat disimpulkan, bahwa kegiatan guru
dan siswa serta evaluasi menunjukkan peningkatan dari tindakan 1 dan 2. Akan
tetapi berbeda dengan hasil evaluasi akhir siklus, di sana terjadi penurunan, baik
prosentase ketuntasan klasikal, maupun nilai rata-rata siswa. Oleh karena itu harus
ditemukan penyebab penurunan tersebut untuk diperbaiki pada siklus berikutnya.
Terlebih lagi jika dibandingkan dengan target awal tuntas klasikal 85% siswa
mendapatkan hasil test minimal 70. Maka masih kurang 51,7%, atau minimal 11
orang siswa lagi yang harus ditingkatkan kemampuan membacanya pada siklus
berikutnya.

31

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat kelebihan dan
kekurangan

selama

pelaksanaan

siklus

pertama.

Kelebihan

harus

bisa

dipertahankan bahkan ditingkatkan, sebaliknya kelemahan harus bisa diperbaiki.
Sedikitnya ada lima kelebihan dan hasil analisis penyebabnya, seperti
diperlihatkan pada tabel 5 berikut.
Tabel 5. Kelebihan pada siklus satu dan analisis penyebabnya
No
1
1.

Kelebihan
2
Siswa tampak senang dan
berminat mengikuti
pembelajaran.

2.

Siswa termotivasi untuk aktif
menjawab (berkontribusi) dalam
kelompoknya.

3.

Siswa yang selama ini belum
pernah aktif presentasi dalam
kelas berani tampil melakukan
retell
.
2
Isi teks spoof yang dibaca dapat
dipahami oleh sebagian besar
siswa dengan baik.

1
4.

Analisis Penyebab
3
Pembelajaran dengan pendekatan 3C’s
dikombinasikan dengan Peer Tutoring
menghadirkan suasana kebersamaan, senasib
dan sepenanggungan antara tutor dan tutee
dalam mengerjakan LKS.
Tahap Cheking Undderstanding terjadi
kompetisi antar kelompok tutorial dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru
mengenai strategi membaca yang benar dan
tentang isi teks.
Tahap Consolidation memang menuntut
presentasi retell dari masing-masing
kelompok.

3
Lembar Kerja Siswa (LKS) disusun runtut,
dari penguasaan kosa kata asing (unfamiliar
words), kemudian topik cerita, tokoh-tokoh
yang terlibat, latar cerita, serta alur cerita
dari awal sampai ending cerita.

Sumber : Dianalisis dari hasil observasi aktivitas guru, aktivitas dan minat siswa, seluruh hasil
evaluasi pada siklus satu serta field note.

Tabel 5 menggambarkan bahwa kelebihan baru tercipta pada proses
pembelajaran saja, belum diikuti dengan pencapaian hasil test. Dimana pada
siklus pertama hanya 2 tutee saja yang berhasil, padahal sebenarnya keaktifan,
kerjasama, dan kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran tergolong baik.
Artinya meskipun demikian masih perlu ditingkatkan agar mereka bisa mencapai
ketuntasan yang diharapkan.
Di balik kelebihan pasti ada kelemahan. Oleh karena itu dari analisis data
diketahui beberapa kelemahan yang mengakibatkan gagalnya siswa mencapai

32

nilai tuntas dan penyebabnya serta apa rekomendasi yang bisa dijadikan perbaikan
selanjutnya. Tabel berikut mendeskripsikan secara rinci hal-hal dimaksud.
Tabel 6. Kelemahan, analisis penyebab, dan rekomendasi perbaikan
N
o.
1
1.

Kelemahan

Analisis Penyebab

Rekomendasi

2
Masih ada
sebagian siswa
yang kurang
perhatian saat
proses
pembelajaran

3
 Sebagian posisi tempat
duduk berhimpitan dan
menyamping kemudian tutee
hanya menunggu bimbingan
dari tutor.
 Tutor ragu menegur tutee
yang kurang serius.

4
 Memberikan pemahaman
kepada tutee agar
mengerjakan LKS dengan
semangat.
 Memperbaiki tata letak
tempat duduk setiap
kelompok (repositioning seat
group).

2.

Banyak kosa
kata dalam
teks tidak
diketahui
siswa.

 Motivasi menghafal kosa
kata sebagian besar siswa
rendah.
 Masih kesulitan menebak
arti sesuai konteks.

 Menugaskan kepada siswa
untuk menghafal unfamiliar
word dalam teks.
 Di awal pertemuan (sebelum
mengerjakan LKS), siswa
diuji penguasaan kosa kata
tersebut lewat ‘Placement
test’ yang selanjutnya akan
menentukan tempat duduk
mereka saat tutorial
berlangsung.

1
3.

2
Bimbingan
tutor tidak
merata
diberikan
kepada
anggota
tutorialnya.

4.

Sebagian besar
siswa tidak
mengerti
maksud
pertanyaan
dalam soal.

3
4
 Belum terbiasa menjadi
 Perlu proses pembiasaan dan
tutor.
bimbingan lanjutan.
 Jumlah anggota tutorial tidak
Kemudian menambah jumlah
tutor bahkan bila perlu head
sesuai waktu yang tersedia.
to head (satu tutor untuk satu
tutee).
 Menyiapkan tanda pengenal
khusus kepada para tutor
(plus yang terpilih).
 Memberikan PIN pemenang
kepada group yang berhasil
melejitkan anggotanya.
Siswa belum menguasai
 Memberi bimbingan kepada
kalimat tanya dalam bahasa
tutor di luar jam pelajaran
Inggris. Bahkan kata-kata yang
dan atau pada tahap checking
terkandung dalam kalimat soal
Understanding guru
dan pilihan jawaban pun
menjelaskan seluk beluk
mereka tidak mengerti
kalimat tanya kepada seluruh

33

5.

6.

Bahkan 3
orang siswa
terlihat tidak
serius
mengerjakan
soal.
Ketuntasan
secara klasikal
masih jauh
dari target
(-51,7%)
Sebagian besar
tutee tidak bisa
menyelesaikan
LKS dengan
baik

sepenuhnya.

siswa.
 Memberi kesempatan siswa
menanyakan maksud soal
yang mereka tidak mengerti
saat evaluasi berlangsung

Tiga teks yang dijadikan
materi evaluasi akhir siklus
satu sama sekali belum
dibahas.

 Teks yang dijadikan materi
evaluasi adalah teks yang
dibahas pada tindakan 1 dan
2 di setiap siklus.

Jumlah tugas dalam LKS tidak
sesuai dengan waktu yang
tersedia.

 Jumlah tugas dalam LKS
dikurangi dan jenis tugaspun
disederhanakan
menyesuaikan waktu yang
tersedia dan kemampuan
siswa.
 Mencantumkan unfamiliar
words di LKS.

Sumber : Dianalisis dari hasil observasi aktivitas guru, aktivitas dan minat siswa, seluruh hasil
evaluasi pada siklus satu serta filed note.

Kelemahan-kelemahan yang disajikan pada tabel 6 menunjukkan bahwa
kelemahan terjadi baik pada siswa maupun guru selama proses pembelajaran.
Pada siswa contohnya, mereka dituntut lebih siap dalam menguasai unfamiliar
words yang terdapat dalam teks yang akan dikaji sebelum tindakan dilaksanakan;
mengerti maksud soal; dan lebih aktif bertanya kepada tutor. Sebaliknya pada diri
guru juga, contohnya guru belum maksimal memotivasi siswa; perangkat
pembelajaran seperti LKS yang desainnya tidak sesuai dengan waktu yang
tersedia; dan strategi menempatkan hanya 5 orang tutor saja ikut menjadi titik
lemah siklus satu.
2. Siklus Kedua
Mendalami hasil refleksi pada siklus satu di atas, maka tidak ada pilihan
lain bagi guru kecuali menindaklanjuti atau melaksanakan rekomendasirekomendasi yang diberikan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran
dan hasil pencapaian nilai siswa. Oleh karena itu seluruh proses pada siklus
pertama juga akan dilaksanakan pada siklus kedua ini, yaitu perencanaan
(planning),

pelaksanaan

(reflecting).
a. Perencanaan

(acting),

pengamatan

(observing),

dan

refleksi

34

Tahap perencanaan kembali menjadi penentu ke mana arah siklus kedua
akan dibawa. Oleh karena itu peneliti harus menelaah secara komprehensif
rekomendasi yang diberikan sebagai hasil refleksi siklus satu.
Dari hasil analisis rekomendasi siklus satu, maka disimpulkan ada dua
klasifikasi rekomendasi. Klasifikasi pertama adalah rekomendasi yang harus
disiapkan sebelum tindakan dilaksanakan dan rekomendasi kedua adalah
rekomendasi yang harus dilaksanakan saat tindakan dilaksanakan di dalam kelas
atau saat proses pembelajaran berlangsung yang tertuang langsung dalam RPP
(lihat Lampiran 3c dan 3d).
Rekomendasi pertama meliputi: 1) merancang ulang tata letak meja kursi
kelompok tutorial (lihat Lampiran 2c); 2) membuat Placement Test (lihat
Lampiran 4f dan 4g) dari daftar unfamiliar words pada teks yang akan dibaca; 3)
menyiapkan 7 (tujuh) tanda pengenal tutor dan 3 (tiga) buah Winner PIN; 4)
merancang dan membuat LKS baru (lihat Lampiran 4c dan 4d); 5) menyiapkan
teks untuk evaluasi; dan 6) menetapkan tambahan tutor. Adapun rekomendasi
kedua meliputi: 1) memberikan motivasi kepada siswa; 2) melaksanakan uji
placement test kepada tutee; dan 3) menjelaskan seluk beluk dan tips mengerjakan
soal pada tahapan checking understanding.
Setelah itu dibuatlah 2 (dua) skenario pembelajaran berdasarkan beberapa
rekomendasi tersebut sebagai pedoman kegiatan, dan 2 (dua) teks Hortatory
Exposition sesuai kurikulum. Kemudian dibuat pula evaluasi yang menyertainya,
serta evaluasi akhir siklus dari teks yang sama.
b. Pelaksanaan
Setelah peneliti selesai mempersiapkan dan membuat beberapa item
rekomendasi pertama, maka tindakan 1 dan 2 siap dilaksanakan. Sesuai jadwal,
tindakan 1 dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2014 dan tindakan 2 pada tanggal 19
Mei 2014. Adapun evaluasi akhir siklus dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2014.
1) Tindakan 1
Sebelum tindakan satu dilakukan di dalam kelas, peneliti terlebih dahulu
melakukan bimbingan pada hari itu kepada 2 (dua) orang tutor baru. Mereka
adalah NC dan SVK. Mereka adalah tutee yang berhasil mencapai ketuntasan
pada siklus pertama. Pembimbingan dilakukan pada jam pelajaran Bahasa
Indonesia yang tidak diisi karena gurunya izin. Adapun 4 (empat) orang tutor

35

lama ditambah 1 (satu) tutor pengganti (DPI menggantikan posisi DFF yang sakit)
sudah dibimbing sehari sebelumnya. Pembimbingan hari itu diawali dengan
mengisi lembar placement test yang berisi 50 kosa kata yang terkandung dalam
teks yang akan dibahas.
Mengawali kegiatan di kelas guru menyapa, menanyakan kabar, dan
mencek kehadiran siswa terlebih dahulu. Hari itu DFF sakit dan RFN masih izin.
Kemudian karena posisi pengaturan meja kursi belum baik, maka diadakan
perbaikan seperlunya. Setelah itu siswa (tutee) dipersilahkan duduk untuk
mengikuti placement test. Tidak lama setelah tutor selesai menjumlahkan skor
perolehan tutee, guru mengumumkan tempat duduk mereka berdasarkan hasil test;
peringkat 1 dan 6 menjadi satu kelompok, seterusnya 2 dan7, 3 dan 8, 4 dan 9, 5
dan 10. Adapun 11 dan 12 berada di dua tempat terpisah untuk mendapat
bimbingan yang lebih intensif dari tutor masing-masing (lihat Lampiran 2c).
Kegiatan dilanjutkan dengan membuka slide presentasi (power point) yang
sudah disiapkan sebelumnya. Siswa diminta membandingkan status dua sekolah
dalam slide untuk menghadirkan prior knowledge mereka tentang topik yang akan
dikaji, yakni “Private School.” Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran,
dan membagikan LKS kepada semua siswa. LKS pada siklus kedua disesuaikan
dengan

jenis

teks

Hortatory

Exposition,

kemudian

ditambah

dengan

pencamtuman daftar sebagian possible unfamiliar words di dalamnya.
Seperti halnya pada kegiatan sebelumnya pada siklus pertama, para tutor
melaksanakan tugasnya dengan senang hati, tapi kali ini sambil menggunakan
atributnya masing-masing, sehingga pengamatpun dapat membedakan antara
tutor dan tutee dengan lebih mudah. Pada tahap ini guru memantau kegiatan
secara seksama seluruh kelompok sambil mengoreksi susunan kalimat yang
mereka buat, khususnya pada penggunaan to be (tenses).
Tahap checking understanding diwarnai persaingan yang sehat antar
kelompok tutorial. Seluruh siswa aktif mengikuti tahapan ini dengan berlombalomba mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
dilontarkan guru. Siswa yang sebelumnya kurang aktifpun kali ini berani
mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan dengan benar. Terlebih lagi ketika

36

masuk pada pertanyaan True-False suasana kelas menjadi semakin ramai dengan
kata “saya, saya …!!!” dari para tutee yang ingin mendapat giliran menjawab.
Berbeda dengan tahap checking understanding, tahap consolidation lebih
kondusif karena sudah jelas giliran mereka saat akan mempresentasikan
kesimpulannya masing-masing. Akan tetapi sedikit molor waktunya, karena
kesimpulan yang harus disusun dalam bahasa Inggris (sesuai permintaan LKS)
belum selesai disusun dengan baik. Karena itulah guru memberikan bimbingan
kepada setiap kelompok terlebih dahulu, sesuai kadar keperluannya. Seperti
mengkonfrontir kesimpulan mereka dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu,
barulah mengarahkan dan atau memperbaiki kesalahan mereka dalam menyusun
kesimpulan masing-masing dalam bahasa Inggris.
Akhirnya kegiatan presentasi masing-masing kelompok berjalan dengan
mulus,

meskipun

saat

presentasi

tersebut

masih

terdapat

kekeliruan

pronounciation di dalamnya.
Di akhir kegiatan dilakukan evaluasi, memberikan motivasi dan meminta
seluruh siswa mempelajari teks “Home Schooling” yang akan dipelajari pada
tindakan berikutnya, beserta unfamiliar word di dalamnya.
2) Tindakan 2
Sesuai rencana awal tindakan 2 dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2014.
Kegiatan diawali dengan penyematan PIN kepada 3 orang tutor yang menjadi
pemenang. Setelah itu barulah dilakukan uji placement test untuk menentukan
tempat duduk para tutee. Hasilnya adalah terjadi rotasi secara otomatis dalam
komposisi anggota kelompok tutorial. Kemudian menunjuk tutor yang menjadi 1st
winner membimbing tutee yang hasil tesnya paling terakhir (sedikit penguasaan
kosa katanya). Khusus mengenai tutor DFF yang sebelumnya sakit, pada tindakan
2 sudah bisa menjalankan tugasnya. Sebaliknya NC kembali ke posisi tutee karena
hasil evaluasi tindakan 1 ternyata tidak tuntas. Sehingga jumlah tutor masih tetap
7 (tujuh) orang.
Proses pembelajaran selanjutnya dilakukan dengan meminta salah seorang
dari siswa menyampaikan sekilas hasil belajar pada tindakan 1 sebelumnya.
Setelah itu guru menggali prior knowledge siswa dengan menanyakan kepada

37

mereka “What do you know about Home Schooling?” Tidak lupa juga guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang ada di slide berikutnya.
Kegiatan inti pada tindakan 2 berlangsung tidak jauh berbeda dengan
kegiatan inti pada tindakan 1. Peran guru menjadi fasilitator diaktifkan, terutama
dalam memperbaiki kesalahan susunan kalimat dan atau penempatan to be
(tenses). Peran tutor juga terlihat berjalan normal saat siswa mengerjakan LKS
maupun saat checking understanding, dan consolidation. Hanya sayang
kemampuan tutor dalam mengkomunikasikan isi bacaan tidak merata sehingga
waktu yang disediakan cendrung tidak cukup. Utamanya saat membuat
kesimpulan dan menulisnya kembali dalam bahasa Inggris.
c. Pengamatan
Pengamatan masih tetap difokuskan pada kegiatan guru dan siswa (tutor
dan tutee) selama proses pembelajaran berlangsung. Utamanya apakah
rekomendasi perbaikan tampak selama kegiatan atau tidak. Berikut ditampilkan
data hasil pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa pada tabel 7 dan 8 di
halaman selanjutnya.
Tabel 7. Hasil pengamatan aktifitas guru pada siklus kedua
No.
1

Tahap
Pembelajara
n
2

1

Membuka
pelajaran

2

Menggali
pengetahuan
dasar

3

4

Conveying
Meaning

Checking
Understandi
ng

Kegiatan Guru
3
Memberi salam
Menanyakan kabar
Mengecek kehadiran siswa
Memperlihatkan gambar, poto, atau video.
Mengajukan pertanyaan yang menggali pengetahuan
tentang topik yang akan dibahas
Memberi kesempatan siswa bertanya
Menjawab pertanyaan siswa (jika ada pertanyaan)
Memberikan petunjuk cara mengerjakan tugas (LKS)
dan peran tutor saat bimbingan berlangsung
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengklarifikasi petunjuk yang belum jelas
Memberi petunjuk dan arahan kepada tutor sebaya
sebelum mereka melakukan tutorial
Memantau jalannya tutorial di kelompok-kelompok
sambil memberi solusi atas masalah yang dihadapi
siswa atau tutor
Mengecek pemahaman siswa tentang strategi
membaca dan isi wacana (spoof/hortatory exposition)
yang telah dibaca.
Memberi kesempatan yang sama kepada siswa di
setiap kelompok tutorial.
Memberi reward atau feedback atas jawaban yang

Keterlaksanaan
Tindakan 1
Tindakan 2
Ya
Tdk
Ya Tdk
4
5
6
7














































38

diberikan siswa.

5

6

Menjelaskan tata aturan presentasi masing-masing
kelompok.
Memberi kesempatan siswa mengklarifikasi aturan
yang belum jelas.
merespon pertanyaan/klarifikasi siswa
Memberi reward atau feedback atas penampilan
masing-masing kelompok.
melakukan evaluasi
Memberikan nasehat tentang disiplin dalam belajar
Memberi PR kepada siswa

Consolidati
on

Penutup





















22
100
%

Memberi salam perisahan
Total keterlaksanaan
Prosentase





22
100
%

0
0%

0
0%

Sumber : Diolah dari hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dalam PBM

Tabel 7 mendeskripsikan bila telah terjadi perubahan yang signifikan
dalam penampilan guru, dimana seluruh item dilakukan (100%). Artinya guru
mampu melakukan rekomendasi sebelumnya menjadi performa yang lebih baik
dan terarah. Demikian pula halnya dengan aktifitas siswa juga terjadi peningkatan
kualitas pada ketiga kriteria yang diamati. Seperti yang terlihat pada tabel 8
halaman berikutnya.
Tabel 8. Hasil pengamatan aktifitas siswa pada siklus kedua
Tindakan 1
Interest

N
o.

Inisial
Siswa

1.

AB



Response
l
m hig
o
id h
w


2

ATP





3

DPI





4

DFF

5

DPK





6

EB





7

ES





8

FY



9

HB



10

MA

11

MSD

12

lo
w

m hig
id h

Tindakan 2
Active
l m
hig
o
i
h
w d


Interest
lo
w

Response

m hig
id
h

lo
w

m hig
id
h

Active
lo
w

m hig
id
h























-



































































NC













13

NPS













14

RO

15

RFN

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-




-

-

-

-


-

-


-

-

-

-







-

-

-


-

-

-

39

16

RM













17

SVK













18

WL













19

ZO











20

NT











Total
Percentages
(%)

0

0

0

0

1
8
1
0
0

0

0

0

0




1
8
1
0
0

0

3

15

0

0

19

0

0

19

0

3

16

0

1
7

83

0

0

10
0

0

0

10
0

0

16

84

Sumber : Diolah dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam PBM

Jelas terlihat pada tabel 8 di atas kalau minat belajar siswa tidak perlu
diragukan lagi. Begitu pula dengan kesiapan dan kesigapan mereka dalam
mengerjakan tugas yang terdapat dalam LKS, dan dalam menjawab pertanyaanpertanyaan guru saat checking understanding. Tapi belum semua siswa mampu
memberikan kontribusi secara penuh. Masih ada 4 orang (22%) pada tindakan 1
dan 3 (16%) pada tindakan 2 lebih banyak menunggu petunjuk dari tutornya.
Seperti inisiatif menjawab atau menjadi presenter kurang tampak.
Adapun hasil evaluasi pada tindakan 1 dan 2, serta evaluasi akhir siklus
kedua dapat dilihat pada tabel 9 pada halaman berikutnya.
Tabel 9: Hasil evaluasi tindakan 1, 2, dan akhir siklus kedua.
Nilai
No.

Inisial Siswa

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

AB
ATP
DPI
DFF
DPK
EB
ES
FY
HB
MA
MSD
NC
NPS
RO
RFN
RM
SVK
WL

2

T1

T2

3
91.4
94.3
91.4
82.9
97.1
85.7
80.0
40.0
71.4
50.0
94.3
65.7
74.3
57.1

4
74.3
68.6
71.4
72.2
65.7
88.6
68.6
57.1
74.3
68.6
82.9
65.7
74.3
42.9

61.4
97.1
37.1

62.9
82.9
60.0

Evaluasi Akhir
Siklus II
5
84.5
56.3
60.6
76.1
62.0
78.9
60.6
42.3
78.9
25.4
81.7
67.6
78.9
31.0
42.3
53.5
76.1
53.5

Rata-rata
6
83.4
73.1
74.5
77.0
74.9
84.4
69.7
46.5
74.9
48.0
86.3
66.3
75.8
43.7
42.3
59.3
85.4
50.2

Keterangan
7
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas

40

18
20

ZO
72.9
51.4
46.5
NT
48.6
80.0
43.7
Total
1392.9
1312.2
1207.0
Rata-rata
73.3
69.1
60.4
Tertinggi
97.1
88.6
87.3
Terendah
37.1
42.9
25.4
Ketuntasan
63.2
47.4
35.0
Klasikal (%)
T1 = Tindakan 1; T2 = Tindakan 2
Sumber : Diolah dari hasil evaluasi di setiap akhir tindakan

56.9
57.4
1304.0
67.5
91.0
35.1

Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas : 11 = 55%
T.Tuntas: 9 = 45%

Tabel 9 di atas menyajikan data ril bahwa ketuntasan klasikal dari satu
evaluasi ke evaluasi berikutnya memang terjadi penurunan. Tapi jika dilihat data
nilai rata-ratanya, maka di sana ada 11 (55%) siswa yang telah mencapai
ketuntasan. Kemudian jika prosentase ini disandingkan dengan prosentase
ketuntasan klasikal pada siklus sebelumnya yang hanya mencapai 26,3%, maka di
sana terjadi peningkatan yang cukup berarti, yakni 28,7%. Begitu pula dengan
rata-rata pencapaian nilai siswa, dari 57,1 menjadi 67,6. Artinya terjadi kenaikan
10,4. Selanjutnya pada kriteria nilai tertinggi juga mengalami kenaikan 2,5 dan
nilai terendah mengalami perbaikan 10,6. Lebih jelasnya perbandingan data
tersebut dapat dilihat pada tabel 10 berikut.
Tabel 10. Perbandingan prosentase ketuntasan klasikal siklus pertama dan
kedua
No.
1.
2.
3.
4.

Kriteria Nilai
Rata-rata
Tertinggi
Terendah
Ketuntasan
Klasikal (%)

Siklus I
57.1
88.5
24.5
26.3

Siklus II
67.6
91.0
35.1
55.0

Selisih
10.4
2.5
10.6
28.7

Keterangan
meningkat
meningkat
meningkat
meningkat

d. Refleksi
Sajian seluruh data kegiatan pada siklus 2 mencerminkan pergerakan ke
arah peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa ada aktifitas yang dilakukan guru
dan siswa yang kualitasnya lebih baik dari siklus sebelumnya. Dengan kata lain
rekomendasi perbaikan yang diberikan sebagai hasil refleksi siklus pertama telah
mampu direalisasikan. Akan tetapi karena masih belum mencapai target 85%
tuntas klasikal. Maka kelebihan-kelebihan dalam siklus kedua harus tetap bisa
dipertahankan. Sebaliknya rekomendasi yang belum terlaksana tetap menjadi titik
lemah yang harus bisa dilaksanakan pada tindakan berikutnya.

41

Berdasarkan hasil analisis data pengamatan aktifitas guru dan siswa serta
hasil evaluasi pada siklus kedua. Maka dapat dikemukakan beberapa kelebihan
dan analisis penyebabnya yang harus bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan,
seperti terlihat pada tabel 11 berikut.
Tabel 11. Kelebihan pada siklus dua dan analisis penyebabnya
No
1
1.

2.

1
3.

Kelebihan
2
Guru mampu melakukan seluruh
rencana kegiatan yang tertuang
dalam RPP.

Analisis Penyebab
3
Guru semakin terbiasa dengan pendekatan
3C’s yang dikombinasikan dengan Peer
Tutoring dalam memandu pembelajaran
reading.
Tutor mampu membimbing dan  Adanya penambahan 2 (dua) orang tutor
mengontrol aktifitas teman yang
baru dari hasil seleksi kegiatan pada siklus
dibimbingnya.
pertama, sehingga jumlah tutee pada
masing-masing kelompok berkurang.
Bahkan 2 tutee dengan hasil test terendah
masing-masing dibimbing oleh seorang
tutor.
 Tutor lama semakin terlatih dalam
melakukan pembimbingan dan lebih siap.
2
3
Ketuntasan klasikal mengalami
 Teks yang dibahas pada tindakan 1 dan 2
peningkatan yang cukup
tetap menjadi materi evaluasi pada akhir
signifikan, meskipun belum
siklus dengan modifikasi soal pilihan
mencapai target yang ditetapkan.
ganda.
 Guru menjelaskan soal-soal (no. 5, 10, 13,
14, 24, 25, dan 29) yang tidak dimengerti
oleh siswa saat ujian berlangsung.
 Siswa semakin terlatih dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan reading.

Sumber : Dianalisis dari hasil observasi aktivitas guru, aktivitas siswa (tutor dan tutee), seluruh
hasil evaluasi pada siklus dua serta filed note.

Kelebihan-kelebihan yang dikemukakan di atas diikuti pula beberapa
kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran selama siklus kedua.
Kemudian apa saja rekomendasi perbaikan yang harus dilakukan agar
keterampilan reading bisa lebih meningkat, serta nilai mereka dapat mencapai
target ketuntasan klasikal yang ditetapkan. Berikut ini dikemukakan beberapa
poin hasil analisis kekurangan, penyebab dan rekomendasi perbaikannya.
Tabel 12. Kelemahan, analisis penyebab, dan rekomendasi perbaikan
siklus kedua

42

N
o.

Kelemahan

1

2

1.

Terjadi penurunan
hasil test dari
tindakan 1, 2, dan
evaluasi akhir
siklus.

2.

Siswa masih
membutuhkan
waktu lebih untuk
mengerjakan
LKS, utamanya
dalam membuat
kesimpulan (LKS
nomor 5).

Analisis Penyebab
3

 Siswa tidak
mengetahui secara
rinci kelebihan dan
kekurangan mereka
dari hasil evaluasi
setiap tindakan.
 Masih ada siswa yang
malu menanyakan
soalyang mereka tidak
mengerti saat ujian
berlangsung, sehingga
dalam menjawabnya
mereka sekedar
menebak-nebak saja.
 Perbendaharaan kosa
kata siswa masih
kurang.
 Sebagian besar siswa
belum mampu
menulis kalimat dalam
bahasa Inggris sesuai
kaidah.

1

2

3.

Masih ada
beberapa orang
siswa yang
keaktifannya
belum maksminal.

 Motivasi dari guru
masih kurang.
 Dibimbing oleh tutor
yang kurang cocok
dengan mereka, atau
sebaliknya.

3

4.

Tahap Checking
Understanding
memakan waktu
lebih dari yang
direncanakan
dalam RPP.

 Siswa lambat
mengerti instruksi dan
atau pertanyaan dalam
bahasa Inggris.
 Siswa cendrung
kurang tertib.

Rekomendasi
4

 Mengembalikan atau
memperlihatkan hasil ujian siswa
sebelum pertemuan berikutnya.
 Memberikan fedback berupa
pujian atau catatan-catatan penting
sebagai bahan koreksian
selanjutnya di lembar jawaban.
 Memberi ruang bertanya
secukupnya kepada siswa yang
diprediksi rendah penguasaan
kosa katanya secara individu
(guru langsung ke meja siswa
yang bersangkutan), tanpa
mengganggu siswa yang lain.
 Menyajikan daftar kata sinonim
dari kata-kata yang mungkin
digunakan dalam membuat
kesimpulan teks tertentu.
 Memberikan special reward/gift
kepada sejumlah siswa yang
mampu menyusun kalimat sesuai
kaidah bahasa Inggris. Hadiah
bisa berbentuk PIN, gantungan
kunci, dll.
4

 Guru harus memberi motivasi
lebih intensif lagi, terutama pada
siswa tertentu yang terindikasi
kurang aktif.
 Memberi kebebasan kepada tutor
untuk memilih pasangannya
masing-masing sebelum
pertemuan.
 Memilih 3 (tiga) tutor baru dari
siswa yang sudah mencapai
ketuntasan, sehingga setiap tutor
membimbing hanya satu tutee.
 Menambah waktu 5 menit pada
tahap Checking Understanding,
dan mengurangi waktu conveying
meaning 5 menit.
 Memperjelas artikulasi saat
memberikan instruksi dan
pertanyaan.
 Membuat tata tertib atau instruksi
yang jelas secara tertulis.

43

Sumber : Dianalisis dari hasil observasi aktivitas guru, aktivitas siswa (tutor dan tutee), seluruh
hasil evaluasi pada siklus dua serta filed note.

Tabel 12 dengan jelas menyebutkan masalah dan penyebab-penyebabnya,
serta beberapa rekomendasi perbaikan yang harus diterapkan oleh guru dan siswa
pada siklus berikutnya. Contoh, ketidakcermatan guru dalam menyampaikan hasil
evaluasi siswa berkontribusi besar terhadap penurunan hasil evaluasi dari satu
tindakan ke tindakan berikutnya, karena siswa tidak tahu pasti dimana letak
kesalahan atau benarnya. Begitu pula sikap beberapa siswa yang masih malu
bertanya maksud soal tertentu yang sebenarnya mereka masih bingung
maksudnya, sehingga dalam memilih jawaban hanya menebak-nebak saja.
Salah satu dampak kelemahan-kelemahan yang disebutkan adalah
ketuntasan klasikal masih kurang 30% lagi untuk mencapai 85%. Oleh karena itu
seluruh rekomendasi yang diberikan harus dilaksankaan secara maksimal dan
terencana. Baik rekomendasi yang disiapkan sebelum tindakan maupun yang
dilakukan saat proses belajar mengajar.
3. Siklus Ketiga
Seluruh hasil refleksi siklus dua sangat menginspirasi peneliti untuk
optimis mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pencapaian
nilai siswa pada siklus ketiga. Oleh karena itu empat proses pada siklus 1 dan 2
juga akan dilaksanakan pada siklus ketiga ini dengan lebih baik lagi.
a. Perencanaan
Setelah mengetahui hasil analisis seluruh rangkaian evaluasi pada siklus
kedua belum mencapai angka yang ditargetkan. Maka sejak itu pula peneliti
menyusun rencana strategis untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
ditemui saat proses belajar mengajar selama siklus 2.
Pembelajaran untuk siklus 3 hanya terdiri dari 1 tindakan dan 1 evaluasi
akhir. Tindakan 1 dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2014, dan evaluasi tanggal 7
Juni 2014. Akan tetapi sebelum tindakan dilaksanakan RPP disiapkan dengan
mengacu pada rekomendasi-rekomendasi perbaikan yang ada. Termasuk
penambahan waktu 5 menit pada tahapan Checking Understanding supaya
pemahaman siswa terhadap teks tidak hanya sepintas saja. Dengan kata lain guru
memastikan bahwa setiap siswa telah mengerti isi teks dengan baik.
Pemilihan teks juga tak luput dari perencanaan, pilihan jatuh pada teks
“School Uniform, another Good Lesson” dan “On School Discipline.” Dua teks

44

yang diambil dari buku BSE dipandang saling mendukung. Kemudian kedua teks
tersebut disampaikan kepada siswa untuk dipelajari terlebih dahulu sebelum tatap
muka dilaksanakan 10 (sepuluh) hari kemudian. Teks pertama akan dibahas di
kelas dan teks kedua akan dijadikan bahan evaluasi bersama teks pertama.
b. Pelaksanaan
Berdasarkan hari efektif yang tersisa maka tindakan dan evaluasi pada
siklus ketiga dilaksanakan tanggal 5 dan 7 Juni 2014. Sebelum tindakan
dilaksanakan, guru melakukan pembimbingan kepada 10 (sepuluh) tutor yang
sudah dipilih. Kemudian sesuai rekomendasi, saat itu pula tutor dipersilahkan
menentukan teman yang akan mereka bimbing dan guru mencatatnya. Hal ini
dikandung maksud agar ketika disampaikan di kelas, secara psikologis terkesan
bahwa tutor tidak memilah-milah temannya.
Pada saat kegiatan berlangsung, pengaturan tempat duduk tidak seperti
pertemuan-pertemuan sebelumnya. Kali ini setelah diumumkan pasangan masingmasing, tutor dan tutee dipersilahkan mencari dan mengatur tempat duduknya
sendiri-sendiri dengan ketentuan tidak saling mengganggu satu kelompok dengan
kelompok lainnya. Setelah tertib guru meminta ketua kelas memimpin doa
sebelum belajar.
Kegiatan pembelajaran pada siklus ketiga tampak lebih istimewa
dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh faktor seluruh
siswa hadir mengisi ruangan dan sibuk bersama pasangan masing-masing. Tidak
terlihat lagi siswa yang melamun atau santai-santai dalam mengerjakan LKS.
Termasuk para tutor, mereka lebih fokus memberikan bimbingan kepada
temannya. Akan tetapi dibalik itu semua masih ada kekurangan juga. Seperti
kelemahan mereka dalam menyusun kalimat bahasa Inggris pada waktu
pembelajaran sebelumnya masih belum menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Susunan kalimat bahasa Indonesia mereka juga belum baik, sehingga guru
kesulitan memperbaiki kalimat bahasa Inggris mereka seketika.
Pada tahap Checking Understanding siswa diberi

kesempatan

mengomentari atau bertanya lebih jauh mengenai jawaban pertanyaan dari guru.
Sehingga guru bisa memastikan bahwa mereka benar-benar memahaminya
dengan baik. Berbeda dengan pertemuan sebelumnya yang terkesan terburu-buru
karena waktu yang tersedia telah lebih banyak digunakan untuk menyelesaikan

45

LKS. Selanjutnya pada tahap consolidation setiap tutee memiliki kesempatan dan
peluang yang sama untuk mempresentasikan kesimpulan dari teks yang dibaca.
c. Pengamatan
Kegiatan pengamatan pada siklus ketiga ini masih tetap difokuskan
kepada aktifitas guru dan siswa, serta hal-hal lain yang berhubungan langsung
dengan proses pembelajaran dan evaluasi. Hasil pengamatan kepada aktifitas guru
dapat dilihat pada tabel 13 berikut.
Tabel 13. Hasil pengamatan aktifitas guru pada siklus ketiga
No.

Tahap
Pembelajaran

1

2

1

Membuka
pelajaran

1

2

2

Menggali
pengetahuan
dasar

3

4

5

6.

Conveying
Meaning

Checking
Understanding

Consolidation

Penutup

Keterlaksanaa
n
Ya
Tdk

Kegiatan Guru
3

4

Memberi salam



Menanyakan kabar



Mengecek kehadiran siswa

5


3

4

Memperlihatkan gambar, poto, atau video.
Mengajukan pertanyaan yang menggali pengetahuan tentang
topik yang akan dibahas
Memberi kesempatan siswa bertanya
Menjawab pertanyaan siswa (jika ada pertanyaan)
Memberikan petunjuk cara mengerjakan tugas (LKS) dan peran
tutor saat bimbingan berlangsung
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengklarifikasi
petunjuk yang belum jelas
Memberi petunjuk dan arahan kepada tutor sebaya sebelum
mereka melakukan tutorial
Memantau jalannya tutorial di kelompok-kelompok sambil
memberi solusi atas masalah yang dihadapi siswa atau tutor
Mengecek pemahaman siswa tentang strategi membaca dan isi
wacana (spoof/hortatory exposition) yang telah dibaca.
Memberi kesempatan yang sama kepada siswa di setiap
kelompok tutorial.
Memberi reward atau feedback atas jawaban yang diberikan
siswa.
Menjelaskan tata aturan presentasi masing-masing kelompok.
Memberi kesempatan siswa mengklarifikasi aturan yang belum
jelas.
merespon pertanyaan/klarifikasi siswa
Memberi reward atau feedback atas penampilan masingmasing kelompok.
Melakukan evaluasi
Memberikan nasehat tentang disiplin dalam belajar
Memberi PR kepada siswa



Memberi salam perisahan
Total keterlaksanaan
Prosentase

Sumber : Diolah dari hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dalam PBM

5



















21
95%

1
5%

46

Tabel 13 tersebut di halaman sebelumnya menunjukkan ada 1 kegiatan
yang tidak dilaksankaan oleh guru selama proses pembelajaran. Yaitu tidak
melakukan evaluasi atau evaluasi. Hal ini tidak dilakukan karena waktu yang
tersedia tidak cukup karena pada kegiatan consolidation kelompok presentasi
bertambah dari 7 tutee menjadi 10 tutee. Akan tetapi kekurangan ini ditutupi oleh
evaluasi akhir siklus yang dilaksanakan dua hari kemudian. Oleh karena itu
kegiatan guru dapat dikatakan telah mencapai target yang diharapkan.
Hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa pada siklus ketiga mencatat
angka yang fantastis sesuai harapan, yakni 100% pada seluruh kriteria yang
diamati, yakni interest, response, dan active. Tabel 14 pada halaman berikut
memperlihatkan hasil pengamatan tersebut.
Tabel 14. Hasil pengamatan aktifitas siswa pada siklus ketiga
N
o.
1
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Inisial Siswa
2
AB
ATP
DPI
DFF
DPK
EB
ES
FY
HB
MA
MSD
NC
NPS
RO
RFN
RM
SVK
WL
ZO
NT
Total
Percentages (%)

Tindakan 1
Response

Interest
low

mid

3

4

high

low

mid

5

6

7





















0
0

0
0

20
100

Active

high

low

mid

8

9

10

20
100

0
0

0
0