BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Program Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) Di Sekolah Dasar Negeri 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian

Sekolah Dasar Negeri 1 Ngadirejo terletak di Desa Ngadirejo,

Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, yang menempati lahan seluas 2.494 m 2 . Sekolah ini berdiri pada 1 Januari 1951, dengan ijin operasional dari Jawatan PP dan K Provinsi Jawa Tengah No. SR/KEP/PPKG/9/4, sebagai sekolah negeri di Kabupaten Temanggung. Tahun 2011 sekolah ini memperoleh nilai akriditasi dengan predikat A. Tahun 2011 SDN 1 Ngadirejo menjadi salah satu SDSN bersamaan dengan 10 sekolah lainnya.

Sekolah ini memiliki 11 rombongan belajar (rombel) yang terdiri dari 2 rombel kelas I, 2 rombel kelas II, 2 rombel kelas III, 2 rombel kelas III, 2 rombel kelas IV, 2 rombel kelas V, dan 1 rombel kelas VI. Jumlah siswa pada tahun pelajaran 2013/2014 adalah 373 siswa, pendidik dan tenaga kependidikan sejumlah

22 orang dengan 1 kepala sekolah PNS, 6 pendidik PNS tetap, 4 pendidik PNS pengampu pendidikan jasmani dan olahraga, 1 pendidik PNS Agama Islam, 1 pendidik PNS Agama Kristen, 1 pendidik PNS Agama Katholik, 7 tenaga wiyatabakti dan 1 penjaga sekolah PNS.

SD Negeri 1 Ngadirejo memiliki visi sekolah yaitu “Iman dan Taqwa, Unggul dalam Prestasi, Santun dalam Perilaku, Berwawasan Budaya Bangsa serta Ilmu Pen getahuan dan Teknologi”, yang kemudian diuraikan

dalam misi sekolah sebagai berikut :

(1) Memantapkan penghayatan dan pengamalan hidup

agama dan

kepercayaan masing-masing siswa. (2) Menanamkan nilai-nilai Aqidah dan budi pekerti luhurdengan maksimal.

Mengimplementasikan proses

pembelajaran dengan efektif dan maksimal. (4) Menumbuhkembangkan prestasi siswa yang cakap dan handal serta mampu bersaing di dunia pendidikan maupun lingkungan masyarakat. (5) Menumbuhkembangkan karakter siswa yang dapat pembelajaran dengan efektif dan maksimal. (4) Menumbuhkembangkan prestasi siswa yang cakap dan handal serta mampu bersaing di dunia pendidikan maupun lingkungan masyarakat. (5) Menumbuhkembangkan karakter siswa yang dapat

(fairnes) dan

kewarganegaraan (citizenship). (6) Menanamkan nilai- nilai budaya bangsa sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. (7) Mendorong siswa untuk memahami

mengkaji serta menumbuhkembangkan

dan

potensi

siswa dengan

berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa melalui Proses Pembelajaran maupun Bimbingan Karir.

SD Negeri 1 Ngadirejo dalam proses pelaksanaan kegiatan institusinya memiliki tujuan :

1. Terciptanya pribadi siswa yang mampu dalam menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut sehingga melahirkan Out Put yang beriman, taqwa , cakap serta handal diwarnai dengan nuansa kepribadian yang bermoral tinggi dan akhlaq yang mulia.

2. Tercapainya proses pembelajaran yang efektif

dan optimal.

3. Tercapainya prestasi siswa yang cakap dan handal serta mampu bersaing di dunia pendidikan maupun lingkungan masyarakat.

4. Terbentuknya pribadisiswa yang percaya diri

dan tidak menggantungkan kepada orang lain.

5. Terciptanya

pribadisiswa

yang memiliki

keberanian untuk menanamkan kepercayaan pada diri sendiri.

6. Terciptanya pribadi siswa yang santun dalam

perilaku maupun tindakan.

7. Terciptanya pribadisiswa yang mencintai, memiliki dan melestarikan budaya bangsa yang sesuai dengan khasanah budaya asli bangsa Indonesia.

8. Terciptanya pribadisiswa yangcerdas trampil dan memiliki kecakapan hidup dalam berbagai ilmu pengetahuan.

9. Terselenggaranya penambahan jam belajar / ekstra kurikuler yang efektif sesuai dengan rencana program sekolah, sehingga program 9. Terselenggaranya penambahan jam belajar / ekstra kurikuler yang efektif sesuai dengan rencana program sekolah, sehingga program

10. Terciptanya lingkungan sekolahsebagai pusat pengembangan dan pembaharuan pendidikan sehingga lahirlah peserta didik yang cerdas dan kreatif untuk bekal hidup pada jenjang pendidikan selanjutnya maupun di lingkungan masyarakat.

11. Terciptanya pribadi siswa yang cerdas dan tanggap dalam membaca situasi dan kondisi dimanam siswa berada.

12. Terciptanya pribadi siswa yang mampu mengatasi berbagai masalah yang di hadapi dengan arif dan bijaksana.

13. Terciptanya hubungan yang harmonis dan mesra antara keluarga sekolah , komite sekolah maupun masyarakat sekitarnya.

Implementasi SDSN di SD Negeri 1 Ngadirejo dimulai tahun pelajaran 2008/2009 dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Temanggung Nomor 900/289/2008 tentang Penetapan Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) Kabupaten Temanggung Tahun 2008. SD Negeri 1 Ngadirejo dalam mengimplementasikan SDSN juga memiliki Tim Penanggung jawab implementasi seperti yang tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Sekolah SD Negeri 1 Ngadirejo Nomor 422.5/108/2008, sebagai berikut :

Ketua I

: Robani

Ketua II : Drs. Asy’ari Muhadi, M.

A Sekretaris

: Sya’bani Bendahara

: F. Sunarsih Sie Pembangunan

: Sutirto

Setyowedi

Sie Pemeriksa Barang

: Suaris

Supriyono, S. Pd Nurjanah, S. Pd Supriyono, S. Pd Nurjanah, S. Pd

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian dan analisis terhadap informasi yang diperoleh, maka dihasilkan berbagai data (informasi) yang disajikan dalam masing- masing tahapan yaitu sebagai berikut :

4.1.2.1 Disain Implementasi Program SDSN

Pada tahap ini penulis melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah SD Negeri 1 Ngadirejo serta studi dokumentasi terkait dengan program SDSN yang dilakukan di SD Negeri 1 Ngadirejo. Berdasarkan wawancara dan studi dokumentasi diperoleh informasi disain implementasi program SDSN adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Disain Implementasi Program SDSN

Tahap/ Aspek yang Standar/ kriteria keberhasilan Aspek

Dievaluasi

Pendanaan,

1. Memiliki RPS dan RAPBS

Sarana dan 2. Memiliki dokumen kurikulum (silabus, RPP Prasarana

dan bahan ajar) untuk semua mata pelajaran serta Sumber

dan semua tingkatan kelas Daya Manusia

3. Memiliki ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang ibadah, kamar kecil yang

cukup dan memadai

alas

perpustakaan, ruang t) u

4. Memiliki

ruang

laboratorium, ruang multimedia dan ruang Inst p

serba guna, sarana olah raga / kesenian. (in

5. Memiliki sarana pembelajaran yang memadai ahap

dan mencukupi kebutuhan jumlah siswa T

6. Rasio ruang kelas: siswa = 1:28 7. Memiliki tenaga pendidik minimal 50% S1

8. Penguasaan

kompetensi, 50% guru

bersertifikasi kompetensi 9. Memiliki tenaga kependidikan yang kompeten di bidangnya.

Pemenuhan 1. Terpenuhinya Standar Kompetensi Lulusan. delapan

2. Terpenuhinya Standar Isi. Standar

Nasional 3. Terpenuhinya Standar Proses. s

Pendidikan se )

4. Terpenuhinya Standar Pendidik dan Tenaga ro ss

Kependidikan.

P ce 5. Standar Sarana dan ro

Terpenuhinya

ahap (p

Prasarana.

T 6. Terpenuhinya Standar Pengelolaan. 7. Terpenuhinya Standar Pembiayaan.

8. Terpenuhinya Standar Penilaian. Prestasi siswa 1. Standar ketuntasan belajar minimal 95%

ku

meliputi aspek

(SKBM).

d t) Afektif, 2. Nilai UN di atas rata-rata regional. ro u

P tp 3. Memiliki prestasi di tingkat regional, nasional

Kognitif,

dan

u Psikomotorik

dan internasional.

(o ahap

T 90% lulusan melanjutkan ke sekolah yang

lebih tinggi.

merupakan disain (standar/kriteria) yang penulis rumuskan berdasarkan studi dokumentasi dan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SD Negeri 1 Ngadirejo. Kriteria atau standar di atas merupakan indikator atau syarat yang dijadikan dasar dalam menentukan tingkat keberhasilan SDSN.

Kriteria tersebut dapat dijadikan tolok ukur apakah implementasi SDSN sudah sejalan dengan panduan penyelenggaraan SDSN tahun 2007. Kriteria tersebut kemudian akan dievaluasi melalui beberapa tahapan yaitu, tahap instalasi, tahap proses dan tahap produk. Pada masing-masing tahapan penulis akan mengetahui apakah ada kesenjangan kondisi aktual dengan standar.

4.1.2.2 Instalasi Implementasi Program SDSN

Agar program bisa dilaksanakan, lembaga pelaksana program harus menyiapkan segala sesuatu (sumber daya) yang dibutuhkan untuk mendukung implementasi program. Pada implementasi SDSN ini sumber daya terdiri dari pendanaan program, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan RPS dan RAPBS Sekolah SD Negeri 1 Ngadirejo sudah sesuai dengan pasal 53 Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu Rencana Kerja Tahunan hendaknya memuat rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan untuk masa kerja satu tahun yang disusun dengan melakukan koordinasi dengan

stakeholder sekolah. Stakeholder yang terlibat meliputi Kepala Sekolah, Komite sekolah,

beberapa

pihak

Karyawan . Dalam penyusunan RPS dan RAPBS di SD Negeri 1 Ngadirejo terlebih dahulu melakukan analisis kebutuhan dari masing-masing kelas sebelum menentukan besaran anggaran yang ditetapkan. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah sebagai berikut :

Guru

dan

“RAPBS disusun secara bersama-sama antara Kepala Sekolah, Guru, dan Karyawan sekolah. Dari

masing-masing Guru dan Karyawan memberikan daftar kebutuhan masing-masing baru kemudian kita susun rencana kegiatan sekolah dan anggaran yang dibutuhkan. Setelah selesai menyusun rencana anggaran kemudian kita bawa ke komite sekolah untuk pertimbangan dan persetujuan RAPBS.

Setiap unsur dari stakeholder diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penentuan kegiatan yang akan dilakukan sekolah. Masukan ini disertai dengan perhitungan dana yang dibutuhkan. Keikut sertaan komite sekolah dalam penyusunan atau penyetujuan RAPBS dibenarkan oleh komite SD Negeri 1 Ngadirejo sebagai berikut :

“RAPBS biasanya dibuat oleh sekolah karena sekolah yang lebih tau kebutuhannya, kemudian setelah disusun barulah kami lihat kegiatan sekolah beserta anggarannya, bila sudah sesuai maka

sebagai wujud persetujuan komite sekolah.

Keterlibatan komite sekolah dalam proses penyusunan RAPBS ini adalah sebagai perwakilan dari masyarakat. Dengan demikian, masyarakat mengetahui secara jelas pendanaan yang ada di sekolah dan tingkat kebutuhan untuk proses pendidikan dan pembelajaran. Diharapkan, setelah mengetahui kondisi keuangan sekolah, masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengembangan sekolah khususnya dalam hal dana. Dengan koordinasi yang baik, maka berbagai kegiatan sekolah dapat dilaksanakan dengan alokasi dana secara tepat dan setiap personal dapat mengetahui kondisi keuangan, kebutuhan dan kondisi yang harus disediakan.

Pembiayaan SDSN dibantu oleh pemerintah pusat dan daerah, yaitu seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah sebagai berikut :

“Pada awal penetapan sebagai SDSN kami dari

11 sekolah mendapatkan bantuan dana dengan nominal sebesar Rp 170.000.000,00 yaitu Rp 120.000.000,00 dari pemerintah pusat, Rp

50.000.000,00 dari pemerintah daerah. Bantuan dari pemerintah pusat sudah berwujud sarana dan prasarana pembelajaran sedangkan dari pemerintah

daerah

berwujud

uang untuk

membangun dua plong ruang kelas. Uang dari pemerintah daerah kami serahkan kepada komite sekolah sehingga pembangunan ruang kelas dilakuan

oleh

masyarakat

melalui komite

sekolah. Uang dari pemerintah daerah tidak mencukupi untuk membangun dua ruang kelas sehingga atas inisiatif komite sekolah bangunan tersebut diselesaikan oleh masyarakat dengan

cara iuran’.

Dari uraian di atas berarti dalam pelaksanaan program SDSN diperoleh bantuan pendanaan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Sekolah yang ditetapkan sebagai SDSN setiap tahunnya dijanjikan

bantuan dari pemerintah

untuk

mendapatkan

II), namun pada kenyataannya bantuan dari pemerintah daerah (APBD

daerah

(APBD

II) hanya berlangsung satu kali yaitu pada proses perintisan atau pada awal penetapan sebagai sekolah standar nasional.

SD Negeri 1 Ngadirejo dalam kepemilikan dokumen kurikulum (silabus, RPP dan bahan ajar) untuk semua mata pelajaran dan semua tingkatan kelas belum semuanya terpenuhi. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Guru 1 sebagai berikut :

“Silabus, RPP, Prota, dan Promes kami punya namun semua dokumen itu sudah dibuatkan oleh

sekolah sehingga guru tinggal menjalankan saja tergantung

tingkat

kreatifitas

guru dalam

menggunakan bahan ajar untuk pembelajaran. Dokumen kurikulum yang kami punya sekitar 80%.

Dari hasil wawancara di atas dapat dijelaskan bahwa untuk kepemilikan dokumen kurikulum baru sekitar 80 % sehingga masih belum memenuhi standar.

Hasil observasi penulis terhadap kepemilikan ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang Hasil observasi penulis terhadap kepemilikan ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang

“Untuk ruang kelas masih kurang yaitu kelas dua, sehingga untuk proses pembelajaran kelas dua masuk siang bergantian dengan kelas satu. Setelah kelas satu pulang baru kelas dua masuk untuk mengikuti proses pembelajaran. SD Negeri 1 Ngadirejo juga tidak memiliki tempat ibadah, sehingga semua kegiatan keagamaan dilakukan di kelas masing- masing”.

Dengan tidak lengkapnya ruang tentu akan membuat proses belajar menjadi tidak maksimal. Kondisi ini tentu saja belum memenuhi standar program SDSN yang mangharuskan memiliki ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang ibadah dan kamar kecil untuk setiap sekolah yang menerapkan program SDSN.

Berdasarkan observasi penulis memberoleh data bahwa SD Negeri 1 Ngadirejo telah memiliki ruang perpustakaan,

memiliki ruang laboratorium, ruang multimedia dan ruang olah raga/ kesenian. Alat peraga pembelajaran masih diletakkan di ruang guru sehingga guru yang akan menggunakan media pembelajaran hasus mengambilnya dari ruang guru untuk dibawa ke kelas masing-masing. Ruang perpustakaan di SD Negeri 1 Ngadirejo juga difungsikan sebagai ruang komputer namun hanya untuk guru karena keterbatasan komputer yang dimiliki sekolah sehingga siswa tidak diajarkan multimedia di sekolah. Hal ini tentu saja belum memenuhi standar program SDSN karena seharusnya sekolah yang ditetapkan sebagai SDSN itu sudah memiliki ruang perpustakaan, ruang laboratorium untuk praktikum siswa, ruang multimedia untuk pembelajaran TIK siswa dan ruang olah raga/ kesenian sendiri.

namun

belum

Untuk kepemilikan sarana pembelajaran yang memadai dan mencukupi kebutuhan jumlah siswa di

SD Negeri 1 Ngadirejo telah memenuhi standar SDSN, seperti yang dikemukakan oleh Guru 2 yaitu :

“Sarana pembelajaran lengkap, semua KIT IPA, IPS, Matematika, Bahasa, untuk pembelajaran sudah lengkap, dan sudah cukup digunakan oleh siswa di setiap kelasnya. Sarana pembelajaran yang

lain biasanya

guru

membuat sendiri

menggunakan gambar, video, atau pembelajaran nyata sesuai dengan Kompetensi Dasarnya”.

Hasil studi dokumentasi mengenai rasio ruang kelas berbanding siswa di SD Negeri 1 Ngadirejo belum sesuai dengan standar program SDSN karena dalam program SDSN rasio ruang kelas dengan siswa adalah 1 berbanding 28 yang artinya maksimal dalam satu ruang kelas terdapat 28 siswa. Jumlah siswa di SD Negeri 1 Ngadirejo pada tahun pelajaran 2014/2015 adalah sebagai beriktu :

Tabel 4.2 Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2014/2015

Kelas

Laki-laki

Perempuan Jumlah

Dari Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa rasio ruang kelas dengan jumlah siswa di SD Negeri 1 Ngadirejo tidak sesuai dengan standar. Rasio ruang kelas terhadap jumlah siswa SD Negeri 1 Ngadirejo melebihi dari standar. Kelebihan dalam rasio siswa akan mengakibatkan proses belajar mengajar menjadi tidak efektif karena jumlah siswa yang terlalu banyak sehingga guru susah mengkondisikan siswa.

Hasil studi dokumentasi penulis terhadap kwalifikasi akademik tenaga pendidik di SD Negeri 1 Ngadirejo sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru minimal 50% S1. Guru di SD Negeri 1 Ngadirejo semuanya sudah sarjana seperti yang dikemukakan oleh Kepala Sekolah pada wawancara sebagai berikut :

“Dulu ada 50 % guru yang belum S1, namun untuk menjalankan program SDSN guru yang

belum S1 dihimbau untuk melanjutkan studi sehingga pada tahun pelajaran 2013/2014 semua guru yang ada di SD Negeri 1 Ngadirejo semuanya sudah S1, yang belum S1 hanya penjaga perpu stakaan dan penjaga sekolah saja”.

Dalam hal penguasaan kompetensi pendidik, standar yang ditetapkan adalah 50% guru bersertifikasi kompetensi dan memahami dan memiliki kompetensi dalam melaksanakan pendekatan pembelajaran. Berdasarkan data yang diperoleh dengan studi dokumentasi bahwa baru terdapat sudah 40.9 % tenaga pendidik di SD Negeri 1 Ngadirejo memiliki sertifikat pendidik. Hal tersebut juga didukung dengan hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah yaitu sebagai berikut :

“Untuk kompetensi guru di SD Negeri 1 Ngadirejo baru sekitar 40% memenuhi standar, dari 20 guru

terhadap 8 guru yang sudah sertifikasi dan sebagian

berkompeten dengan bidangnya dibuktikan dengan sertifikat pendidik”.

besar

guru

Dari data di atas dapat diketahui bahwa hasil evaluasi dalam hal kompetensi guru belum memenuhi standar yang ditentukan, yaitu baru 40.9% guru yang sudah memahami dan memiliki kompetensi pendidik.

Kesimpulan dari evaluasi tahap instalasi adalah masih ada ketidak sesuaian antara pelaksanaan dengan disain program pada aspek input. Dari Sembilan aspek yang dievaluasi pada komponen pendanaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia masih ada kesenjangan pada aspek Kesimpulan dari evaluasi tahap instalasi adalah masih ada ketidak sesuaian antara pelaksanaan dengan disain program pada aspek input. Dari Sembilan aspek yang dievaluasi pada komponen pendanaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia masih ada kesenjangan pada aspek

4.1.2.3 Proses Implementasi Program SDSN

Pada tahap proses implementasi program SDSN, evaluasi yang dilakukan adalah membandingkan kondisi aktual aspek proses dengan standar yang ditetapkan.

dinilai meliputi pelaksanaan 8 Standar Nasional Pendidikan untuk menilai sejauh mana ketercapaian dari masing-masing standar yaitu sebagai berikut :

Komponen

yang

A. Hasil analisis kesenjangan Standar Kompetensi Lulusan Berdasarkan hasil pengisian instrument kinerja

sekolah standar nasional oleh kepala sekolah dan guru, diperoleh informasi bahwa pelaksanaan standar kompetensi lulusan belum sepenuhnya sesuai dengan yang distandarkan oleh pemerintah. Pelaksanaan standar kompetensi lulusan di SD Negeri 1 Ngadirejo seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar 4.1 Kesenjangan Standar Kompetensi Lulusan

80 60 28.44 Nilai Standar 40

Nilai Perolehan 20

Kesenjangan

Standar Kompetensi

Lulusan

Hasil pelaksanaan standar kompetensi lulusan di SD Negeri 1 Ngadirejo mencapai 71.56 % dari nilai standar. Kesenjangan antara nilai standar dan nilai perolehan dalam standar kompetensi lulusan ini sebesar 28.44 % yang menunjukkan kesenjangan dalam kategori sedang. Kesenjangan dalam standar ini disebabkan karena sekolah belum dapat meraih prestasi akademik maupun non akademik di tingkat kabupaten atau yang lebih tinggi.

Standar kompetensi lulusan ini SD Negeri 1 Ngadirejo menggunakan sistem belajar tuntas yang ketentuan batas tuntas dari masing-masing mata pelajaran ditentukan oleh sekolah sendiri dengan nama Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Di bawah ini merupakan tabel Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai berikut :

Tabel 4.3 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Komponen

IV V VI Semester Semester Semester Semester Semester Semester

I II III

Semester I II I II I II I II I II I II

1. Agama 70 70 70 70 70 75 75 75 75 75 75 75 2. PKn

70 70 70 70 70 75 75 75 75 75 75 75 3. Bahasa Indonesia 70 70 70 70 70 75 75 75 75 75 75 75 4. Matematika

70 70 70 70 70 70 75 75 75 75 75 75 5. IPA

70 70 70 70 70 75 75 75 75 75 75 75 6. IPS

70 70 70 70 70 75 75 75 75 75 75 75 7. Seni Budaya

70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 8. Penjasorkes

70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 1. Bahasa Jawa

70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 2. PKS

70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 3. Bahasa Inggris

70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 1. Pramuka

B B B B B B B B B B B B 2. Dokter Kecil

B B B B B B B B B B B B 3. Seni Budaya

B B B B B B B B B B B B 4. Drum Band

B B B B B B B B B B B B Sumber : Dokumen Kurikulum SDN 1 Ngadirejo

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, dapat dideskripsikan sebagai salah satu contoh bahwa mata pelajaran Pendidikan Agama kelas III semester I kriteria Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, dapat dideskripsikan sebagai salah satu contoh bahwa mata pelajaran Pendidikan Agama kelas III semester I kriteria

II adalah 75, artinya apabila peserta didik dalam mata pelajaran Pendidikan Agama nilai paling rendah harus mencapai 70 untuk semester I dan 75 untuk semester

II. Apabila peserta didik nilai mata pelajaran Pendidikan Agama belum mencapai batas KKM tersebut, berarti peserta didik tersebut belum tuntas untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan harus mengikuti remidiasi. Sedangkan apabila peserta didik memperoleh nilai lebih atau sama dengan KKM, maka peserta didik tersebut dinyatakan terlampaui atau tuntas untuk mata pelajaran pendidikan Agama. Dalam menentukan kenaikan kelas SD Negeri 1 Ngadirejo menerapkan sistem KKM, peserta didik yang belum memenuhi KKM diberikan remidiasi seperti yang

dikemukakan Guru 2 sebagai berikut :

“ Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pembelajaran, siswa yang dapat naik kelas yaitu siswa yang apabila semua mata pelajaran sudah memenuhi KKM dari masing-masing mata pelajaran. Apabila masih ada siswa yang belum memenuhi

memberikan remidiasi”.

Sedangkan untuk menentukan kelulusan peserta didik, SD Negeri 1 Ngadirejo menggunakan kriteria kelulusan berdasarkan Permendiknas No. 5 Tahun 2008 yaitu :

1. Kriteria kelulusan ditentukan oleh masing-masing satuan pendidikan melalui rapat dewan guru, memuat batas nilai minimal setiap mata pelajaran dan rata-rata nilai seluruh mata pelajaran yang diujikan.

2. Peserta didik dinyatakan lulus dari sekolah setelah :

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk mapel kelompok Agama dan Akhlak

Kewarganegaraan dan Kepribadian, Estetika, Penjaskes.

Mulia,

c. Lulus Ujian Sekolah untuk mapel IPTEK.

d. Lulus UASBN.

Kelulusan siswa di SD Negeri 1 Ngadirejo selama tiga tahun terakhir ini selalu meluluskan siswa 100% dan selalu memiliki nilai hasil ujian nasional tertinggi apabila dibandingkan dengan sekolah lain di Kecamatan Ngadirejo. Sebagai SDSN SD Negeri 1 Ngadirejo juga dalam dua tahun berturut-turut memperoleh nilai hasil ujian nasional tertinggi dari 11 SDSN seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.4

Daftar Peringkat Nilai Hasil Ujian Nasional

Peringkat No

Nama Sekolah

SDSN Kab SDSN 1 SDN 2 Kedu

68 7 90 7 17 3 2 SDN 1 Kranggan

11 159 10 3 SDN 1 Ngadirejo

18 2 3 1 12 1 4 SDN 3 Parakan Wetan

25 3 18 2 24 5 5 SDN 1 Jampiroso

32 4 26 3 22 4 6 SDN 2 Temanggung II

35 6 38 4 14 2 7 SDN Kowangan

9 203 11 8 SD Muhamadiyah Parakan

10 96 9 9 SD Alkautsar Temanggung

33 5 77 6 59 7 10 SD Pangudi Utami

8 62 8 11 SDN 2 Candiroto

9 1 47 5 34 6 Sumber : Dikdas Kab. Temanggung

Berdasarkan Tabel di atas, apabila dilihat peringkat Kabupaten, SDN 1 Ngadirejo berada pada peringkat 18 pada tahun pelajaran 2010/2011, peringkat 3 pada tahun pelajaran 2011/2012 dan peringkat 12 pada tahun pelajaran 2012/2013. Namun apabila dilihat peringkat 11 SDSN, SD Negeri 1 Ngadirejo memperoleh

peringkat 2 pada tahun pelajaran 2010/2011, peringkat 1 pada tahun pelajaran 2011/2012 dan peringkat 1 pada tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi akademik SDSN di Kabupaten Temanggung masih di bawah SD non SN. Hal ini seperti disampaikan oleh Kepala Sekolah SD Negeri 1 Ngadirejo sebagai berikut :

“Hasil prestasi akademik untuk sekolah ini selalu peringkat satu Kecamatan dan peringkat

satu juga untuk sebelas SDSN yang penetapan satu juga untuk sebelas SDSN yang penetapan

peringkat sepuluh

prestasi non

akademik biasanya mewakili dalam bidang kesenian

tingkat Kecamatan.

Data tersebut menunjukkan bahwa prestasi non akademik yang diperoleh SD Negeri 1 Ngadirejo baru sebatas juara kecamatan dan kabupaten untuk kesenian sehingga hal ini mempengaruhi nilai kesenjangan dalam standar kelulusan.

B. Hasil analisis kesenjangan Standar Isi Pada pelaksanaan standar isi di Sekolah Dasar

Negeri 1 Ngadirejo evaluasi yang dilakukan adalah membandingkan kondisi aktual tentang dokumen kurikulum sekolah dengan standar yang ditetapkan. Tahap ini menilai sejauh mana ketercapaian masing- masing

komponen dari keberadaan dokumen kurikulum. Dari studi dokumen yang penulis lakukan hasil implementasi dokumen kurikulum di SD Negeri 1 Ngadirejo adalah sebagai berikut :

Gambar 4.2 Kesenjangan Standar Isi

Nilai Standar 60 Nilai Perolehan

40 8.95 Kesenjangan

Standar Isi

Hasil pelaksanaan Standar Isi di SD Negeri 1 Ngadirejo mencapai 91.05 % dari nilai standar. Kesenjangan antara nilai standar dan nilai perolehan dalam standar kompetensi lulusan ini sebesar 8.95 % Hasil pelaksanaan Standar Isi di SD Negeri 1 Ngadirejo mencapai 91.05 % dari nilai standar. Kesenjangan antara nilai standar dan nilai perolehan dalam standar kompetensi lulusan ini sebesar 8.95 %

Pemenuhan Standar Isi Pendidikan di SD Negeri 1 Ngadirejo sudah dilakukan oleh sekolah. Kurikulum, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), kriteria ketuntasan minimum (KKM), program tahunan, program semester, kalender pendidikan, pembagian tugas mengajar guru, dan pedoman penilaian telah dibuat oleh sekolah. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Kepala Sekolah bahwa :

“ Semua guru dan masing-masing kelas telah memiliki perangkat pembelajaran seperti silabus, promes, prota, RPP, Daftar Nilai, Analisis Hasil Ulangan, Program Pengayaan dan Remidiasi serta bank soal”.

Proses penyusunan dokumen kurikulum, silabus dan RPP SD Negeri 1 Ngadirejo telah disediakan oleh Kepala Sekolah, sehingga Guru hanya tinggal menjalankan kegiatan pembelajaran saja, seperti yang di ungkapkan salah satu guru SD Negeri 1 Ngadirejo sebagai berikut :

“ Kurikulum, Silabus, RPP, Prota dan Promes sudah disediakan oleh sekolah, sehingga guru tinggal menjalankan kegiatan pembelajaran dan melengkapi dokumen pembelajaran yang lain seperti daftar nilai dan dan bank soal. Untuk proses pembelajaran kadang sesuai dengan RPP dan kadang tidak, tergantung kreatifitas guru masing- masing”.

Muatan Lokal (Mulok) dan pengembangan diri yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Ngadirejo berdasarkan hasil wawancara dengan Guru 3 adalah sebagai berikut :

“Muatan lokal yang dilaksanakan di sini meliputi Bahasa Jawa, , Bahasa Inggris, dan PKS, sedangkan pengembangan dirinya meliputi Pramuka, Dokter Kecil, Seni Budaya, dan Drum Band.

siswa wajib

mengikuti semua tapi pengembangan diri siswa boleh memilih salah satu saja”.

C. Hasil analisis kesenjangan Standar Proses Standar proses pendidikan berkaitan dengan

pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM), yang berarti dalam standar proses pendidikan berisi tentang bagaimana

pembelajaran berlangsung. Standar proses ini meliputi kesiapan guru, pengelolaan kelas, metode pengajaran, dan penggunaan media alat bantu pembelajaran. Hasil penerapan standar proses di SD Negeri 1 Ngadirejo sebagai berikut :

seharusnya

proses

Gambar 4.3 Kesenjangan Standar Proses

80 Nilai Standar 60 19.98 Nilai Perolehan 40

Kesenjangan 20

Standar Proses

Pelaksanaan Standar Proses mencapai 80.02 % dari nilai standar. Kesenjangan antara nilai standar dan nilai perolehan dalam standar proses ini sebesar 19.98 % yang menunjukkan kesenjangan dalam kategori rendah.

Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa kesenjangan tersebut dikarenakan masih banyak guru dalam proses pembelajaran yang jarang menggunakan pembelajaran berbasis ICT sehingga terdapat kesenjangan antara standar dengan yang terjadi di sekolah. Penggunaan media pembelajaran di SD Negeri 1 Ngadirejo disesuaikan dengan situasi kelas maupun materi pembelajaran. Salah satu guru kelas enam mengungkapkan bahwa pemilihan metode dan media pembelajaran disesuaikan dengan materi Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa kesenjangan tersebut dikarenakan masih banyak guru dalam proses pembelajaran yang jarang menggunakan pembelajaran berbasis ICT sehingga terdapat kesenjangan antara standar dengan yang terjadi di sekolah. Penggunaan media pembelajaran di SD Negeri 1 Ngadirejo disesuaikan dengan situasi kelas maupun materi pembelajaran. Salah satu guru kelas enam mengungkapkan bahwa pemilihan metode dan media pembelajaran disesuaikan dengan materi

Dalam proses pembelajaran sebagian guru sudah memanfaatkan

media

pembelajaran

berbasis IT seperti menggunakan laptop untuk menampilkan power point, gambar dll. Selain itu pun juga kadang dilakukan pembelajaran diluar kelas sesuai dengan materi yang mereka ajarkan kepa da siswa”.

Selain itu, dari hasil observasi pada 13 Mei 2014 di kelas III, dan pada 8 September di kelas VI, bahwa :

1. Guru kelas III memanfaatkan laptop sebagai media untuk menampilkan gambar tokoh Indonesia melalui LCD proyektor pada pembelajaran PKn

2. Guru kelas VI membentuk kelompok-kelompok diskusi yang beranggotakan 5 siswa untuk membuat dialog pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil observasi tersebut diperkuat dengan data

hasil wawancara dengan Guru 1 sebagai berikut :

“ Guru di sini dalam proses pembelajaran sering menggunakan alat bantu atau alat peraga seperti

Kit-kit

pada

pembelajaran IPA,

Matematika, Bahasa. Biasanya Kit-kit itu digunakan oleh guru kelas tinggi dan guru kelas rendah

dituntut

lebih

kreatif dalam

menggunakan alat peraga. Biasanya guru kelas rendah

membuat

sendiri

alat peraga

pembelajarannya seperti gambar-gambar dan memanfaatkan lingkungan sekolah”.

pembelajaran yang menyenangkan, nyaman dan menarik membuat siswa senang belajar di SD Negeri 1 Ngadirejo seperti dikemukakan salah satu siswa sebagai berikut :

Terciptanya

proses

“Senang belajar di sini, karena banyak teman. Banyak yang pengen sekolah di sini karena kalau lulusan sini banyak yang diterima di SMP

1. Gurunya asyik, pembelajarannya tidak membosankan

menggunakan alat peraga.

karena

D. Hasil analisis kesenjangan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik dan tenaga kependidikan memegang peranan penting dalam keberhasilan pendidikan karena tugas

merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, menilai dan melakukan bimbingan kepada peserta didik. Pendidik dan tenaga kependidikan SD Negeri 1 Ngadirejo berjumlah 22 orang dengan tugas dan kwalifikasi pendidikan sebagai berikut :

Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD Negeri 1 Ngadirejo

NO NAMA / NIP

PEND KET

RUANG GURU

1 ROBANI, S.Pd.

S1 B. Jawa 19611005 198405 1 002 2 AYU INDRIYANI, A.MD

IVA

Guru Kelas

IV-VI

IA S1 - 3 KHURIATUL ISRIAH

Guru Kelas

IB S1 - 4 DHIYANA S, S.Pd

Guru Kelas

S1 - 5 DWI KURNIA A, S.Pd

Guru Kelas

II A

S1 -

Guru Kelas

II B

S1 19600813 198201 2 006 7 SETYOWEDI

6 EKO LESTARI , S.Pd

IVA

Guru Kelas

III A

S1 19630908 199103 1 006 8 HENI SUSILOWATI

IIIC

Guru Kelas

III B

S1 - 9 ENDANG HANDAYANI

Guru Kelas

IV A

S1 19601010 198201 2 019 10 KEMINEM, S.Pd

IVA

Guru Kelas

IV B

VA S1 19640105 198806 2 001 11 KRISTIYAN ADI S, A.Ma.

IVA

Guru Kelas

VB S1 198604242010011010

IIB

Guru Kelas

12 ZULAEKHAH S. S.Pd

VI S1 19651220 199103 2 011 13 SITI AISYAH

IVA

Guru Kelas

S1 Ag. Islam 19575508 198304 2 001 14 F. SUNARSIH

IVA

Guru Mapel I-VI

S1 Ag. Katolik 19651207 198806 2 003

IVA

Guru Mapel I -VI

PKS

15 SRI WAHYUNI RAHAYU

S1 Ag.Kristen 19660229 198806 2 002

IIID

Guru Mapel I -VI

PKS 16 SOLIKHIN,S.Pd.

S1 Pengampu 19640224 200007 1 001

IIIC

Guru Mapel V-VI

Penjas 17 TRI PURWANTI,S.Pd

S1 Pengampu 19620410 198304 2 014

IVA

Guru Mapel I-II

Penjas 18 SURATMI,S.Pd

S1 Pengampu 19610911 198405 2 002

IVA

Guru Mapel I-II

Penjas 19 RUSMIYANTO, S.Pd

S1 Pengampu 19641204 198608 1 005

IIID

Guru Mapel III-IV

Penjas 20 KHOYIMAH, S.Pd.I

S1 PKS -

Guru Mapel I - VI

Islam 21 RETNO PAMUNGKAS

SMA 19681120 199003 1 006 Sumber : Dokumentasi SDN 1 Ngadirejo

IIA

Penjaga

Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah pendidik dan tenaga kependidikan SD Negeri 1 Ngadirejo berjumlah 22 orang yang terbagi menjadi : 11 PNS tetap, 4 PNS pengampu, dan 7 tenaga wiyata bakti. Adapun kwalifikasi akademik pendidik dan tenaga kependidikannya adalah 20 orang sarjana 1 orang diploma dan 1 orang SMA.

SD Negeri 1 Ngadirejo merupakan sekolah yang mempunyai kelas pararel sehingga memiliki 11 rombongan belajar (rombel ) yaitu 2 rombel kelas I, 2 rombel kelas II, 2 rombel kelas III, 2 rombel kelas IV, 2 rombel kelas V dan 1 rombel kelas VI.

Dari hasil pengisian instrument kinerja sekolah dalam pemenuhan standar pendidik dan tenaga kependidikan di SD Negeri 1 Ngadirejo memperoleh hasil sebagai berikut :

Gambar 4.4 Kesenjangan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

80 60 30.16 Nilai Standar 40

Nilai Perolehan 20

Kesenjangan

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pelaksanaan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan mencapai 60.84 % dari nilai standar. Kesenjangan antara nilai standar dan nilai perolehan dalam standar proses ini sebesar 30.16% yang menunjukkan kesenjangan dalam kategori Sedang.

Apabila melihat data rombel dan jumlah siswa SD Negeri 1 Ngadirejo sebenarnya jumlah guru PNS yang ada masih kurang, namun proses pembelajaran terbantu oleh guru wiyata bakti seperti yang diungkapkan Kepala Sekolah sebagai berikut :

“ Guru kelas PNS di sini sangat kurang, karena dari 11 rombel yang diajar oleh guru PNS hanya

6 rombel, namun sudah dapat teratasi dengan adanya guru wiyata bakti. Selain itu guru penjasorkes SD ini juga tidak punya, jadi ya hanya ada guru penjasorkes pengampu dari SD lain yang hanya ada di sini waktu ada jadwal saja”.

Pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh Guru 1 , sebagai berikut :

“ Kalau di SD sini siswanya banyak, peminat pendaftarnya selalu banyak tapi kalau gurunya sedikit, guru kelasnya kebanyakan dari guru wiyata bakti. Kami sudah mengusulkan untuk penambahan penempatan guru PNS di SD kami

tapi dari Dinas Kabupaten belum memberikan”.

E. Hasil analisis kesenjangan Standar Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana pendidikan meliputi gedung,

ruang kelas,

tempat ibadah, peralatan/media pembelajaran, buku sekolah dan lain- lain. Hasil analisis kesenjangan Standar Sarana dan Prasarana di SD Negeri 1 Ngadirejo adalah sebagai berikut :

perpustakaan,

Gambar 4.5

Kesenjangan Standar Sarana dan Prasarana

80 Nilai Standar

Nilai Perolehan 40

Kesenjangan 20

Standar Sarana Prasarana

Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana di SD Negeri 1 Ngadirejo mencapai 63.02% dari nilai standar. Kesenjangan antara nilai standar dan nilai perolehan dalam standar sarana dan prasarana sebesar 36.98% yang menunjukkan kesenjangan dalam kategori sedang. Kesenjangan standar sarana dan prasarana ini paling tinggi dari delapan Standar Nasional Pendidikan.

Berdasarkan hasil observasi bisa dikatakan bahwa SD Negeri 1 Ngadirejo memiliki sarana pembelajaran yang cukup lengkap namun untuk ruang-ruang pendukung pembelajaran masih terdapat kekuranan. Hal itu sejalan dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, bahwa keadaan sarana dan prasarana SD Negeri 1 Ngadirejo adalah sebagai berikut :

“ Sebagai Sekolah Dasar Standar Nasional, SD ini masih terdapat kekurangan seperti gedung, ruang kelas, tempat ibadah, ruang UKS dan koperasi

sekolah

untuk

menunjang menunjang

besar maka

pembelajaran di kelas VI harus menggunakan mikrofon. Untuk tempat ibadah SD ini tidak mempunyai sehingga untuk praktek keagamaan dilakukan di kelas masing-masing. Ruang UKS itu menempati rumah jaga/rumah dinas dan koperasi

bergabung dengan perpustaka an”.

sekolah ikut

observasi mendukung pernyataan kepala sekolah yaitu ruang koperasi menjadi satu dengan ruang perpustakaan seperti dapat dilihat pada Gambar 4.6 dibawah ini :

Berdasarkan

hasil

Gambar 4.6 Ruang Perpustakaan dan Koperasi Sekolah

Sumber : Dokumentasi

Dari Gambar di atas terlihat bahwa koperasi sekolah masih menjadi satu dengan perpustakaan. Tempat ibadah juga belum ada di SD Negeri 1 Ngadirejo. Berdasarkan observasi tersebut menjelaskan bahwa SD Negeri 1 Ngadirejo belum memenuhi kriteria standar sarana dan prasarana sesuai dengan yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.

F. Hasil analisis kesenjangan Standar Pengelolaan Pelaksanaan standar pengelolaan pendidikan di SD

Negeri 1 Ngadirejo telah dilaksanakan dengan berpedoman pada Rencana Kerja Sekolah. Hasil dari pelaksanaan standar proses adalah sebagai berikut :

Gambar 4.7 Kesenjangan Standar Pengelolaan

Nilai Standar 60 Nilai Perolehan

Kesenjangan 20

Standar Pengelolaan

Pelaksanaan Standar Pengelolaan di SD Negeri 1 Ngadirejo mencapai 82.67% dari nilai standar. Kesenjangan antara nilai standar dan nilai perolehan dalam standar sarana dan prasarana sebesar 17.33% yang menunjukkan kesenjangan dalam kategori rendah. Kesenjangan ini bisa terjadi karena program yang direncanakan baru tercapai 80%.

Rencana Kerja Sekolah (RKS) disusun oleh SD Negeri 1 Ngadirejo sebagai pedoman melaksanakan kegiatan pendidikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, sebagai berikut :

Kita dalam melaksanakan kegiatan sekolah berpedoman pada Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang telah kita susun bersama dari hasil rapat dewan guru dan mendapat pengesahan dari Komite Sekolah”.

RKS yang telah disusun kemudian dilaksanakan oleh SD Negeri 1 Ngadirejo seperti hasil dokumentasi meliputi : Kurikulum, Kalender Pendidikan, Jadwal Pelajaran, Pembagaian Tugas Mengajar Guru, Struktur

Organisasi, Jadwal Ulangan Tengah dan Akhir Semester, Jadwal Ekstra Kurikuler dan Pengembangan Diri, Jadwal KKG, Tata Tertib Guru, Tata Tertib Siswa, Jadwal Rapat Komite serta Penggunaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana. Implementasi RKS di SD Negeri 1 Ngadirejo saat ini baru mencapai 70-89 % terlaksana.

Pengawasan yang dilakukan di SD Negeri 1 Ngadirejo meliputi

pemantauan proses belajar mengajar, supervise oleh kepala sekolah, evaluasi hasil belajar, pelaporan hasil belajar, dan tindak lanjut dari hasil pengawasan. Supervisi dilakukan secara teratur oleh kepala sekolah dan pengawas pendidikan, seperti

yang diungkapkan oleh guru 3 sebagai berikut :

Supervisi guru dilakukan rutin setiap satu bulan sekali oleh kepala sekolah sedangkan kepala sekolah disupervisi oleh pengawas dari UPT

Kebudayaan Kecamatan Ngadirejo ”.

SD Negeri 1 Ngadirejo juga melaksanakan dan memberikan laporan hasil belajar yang diberikan kepada orang tua/wali siswa, berisi hasil ulangan setiap tengah dan akhir semester serta setiap nilai ulangan harian siswa seperti yang dikemukakan oleh

guru 1 sebagai berikut :

“ Laporan hasil evaluasi disampaikan kepada orang tua siswa mulai dari nilai ulangan harian berupa hasil ulangan harian yang dimintakan tanda tangan kepada orang tua dan dikumpulkan kembali kesekolah, serta laporan hasil ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester

melalui raport ”.

G. Hasil analisis kesenjangan Standar Pembiayaan Seperti dijelaskan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005

Tentang SNP bahwa standar pembiayaan mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan. SD Negeri 1 Ngadirejo dalam implementasi Standar Pembiayaan seperti terlihat pada gambar 4.8 berikut :

Gambar 4.8 Kesenjangan Standar Pembiayaan

Nilai Standar 60 15.75 Nilai Perolehan 40

Kesenjangan 20

StandarPembiayaan

Pelaksanaan standar pembiayaan pendidikan SD Negeri 1 Ngadirejo mencapai 84.25% dari nilai standar. Kesenjangan antara nilai standar dan nilai perolehan dalam standar sarana dan prasarana sebesar 15.75% yang menunjukkan kesenjangan dalam kategori rendah.

Sebagai SDSN SD Negeri 1 Ngadirejo memiliki dukungan sumber dana dari pemerintah pusat (block grant SDSN), pemerintah daerah dan komite sekolah. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, menjelaskan bahwa :

“ Sumber dana sekolah ini ada tiga yaitu dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan infak dari orang tua wali murid yang diwadahi dengan komite sekolah. Pada awal penetapan SDSN memperoleh dana block grant sebesar 120 juta rupiah untuk sarana dan prasarana serta 50 juta rupiah untuk pembangunan gedung. Uang 120 juta rupiah dibelikan sarana dan prasarana sesuai yang di standarkan kemudian uang 50 juta digunakan untuk membangun satu plong gedung namun tidak selesai, pembangunan kemudian diselesaikan dari dana swadaya masyarakat/infak orang tua wali murid melalui komite. Penggunaan setiap dana telah dipertanggung jawabkan dan disajikan secara transparan oleh pihak sekolah sehingga penggunaan dana dapat diketahui

seluruh warga sekolah”.

Bantuan dari pemerintah untuk memenuhi standar pembiayaan masih belum cukup sehingga untuk melaksanakan atau untuk menuntaskan kegiatan sekolah masyarakat atau orang tua wali murid harus memberikan

Hal ini yang mengakibatkan penilaian dalam standar pembiayaan SDSN di SD Negeri 1 Ngadirejo mengalami kesenjangan.

dana

tambahan.

H. Hasil analisis kesenjangan Standar Penilaian Hasil analisis kesenjangan pelaksanaan standar

penilaian di SD Negeri 1 Ngadirejo seperti terlihat pada Gambar 4. 9 dibawah ini :

Gambar 4.9 Kesenjangan Standar Penilaian

Nilai Standar 60 Nilai Perolehan

40 5.8 Kesenjangan

Standar Penilaian

Pelaksanaan standar penilaian SD Negeri 1 Ngadirejo mencapai 94.2% dari nilai standar. Kesenjangan antara nilai standar dan nilai perolehan dalam standar sarana dan prasarana sebesar 5.8% yang menunjukkan kesenjangan dalam kategori rendah tingkat pendokumentasian hasil belajar siswa oleh guru baru dilaksanakan sebesar 75-90%.

Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik setiap akhir kompetensi dasar untuk mengetahui keberhasilan tujuan yang ingin dicapai. Dari hasil studi dokumentasi, kelengkapan perangkat penilaian hasil belajar siswa yang dimiliki oleh guru Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik setiap akhir kompetensi dasar untuk mengetahui keberhasilan tujuan yang ingin dicapai. Dari hasil studi dokumentasi, kelengkapan perangkat penilaian hasil belajar siswa yang dimiliki oleh guru

guru dilaksanakan berdasarkan KKM, seperti yang diungkapkan oleh Guru 3 sebagai berikut :

Sistem penilaian

oleh

“ Nilai siswa untuk setiap mata pelajaran hasus mencapai KKM, apabila ada yang belum mencapai batas tuntas KKM maka diberikan remidiasi sampai mencapai batas tuntas KKM dan juga dilakukan pengayaan untuk siswa

yang telah memenuhi batas ambang KKM”.

Dari hasil wawancara di atas menjelaskan bahwa kegiatan penilaian pembelajaran dan tindak lanjut telah dilakukan guru dengan sistem tuntas yaitu siswa yang belum mencapai batas tuntas KKM akan diberikan tindak lanjut berupa remidiasi maupun pengayaan bagi siswa yang telah mencapai batas KKM.

4.1.2.4 Produk Implementasi Program SDSN

Tahap produk implementasi program SDSN ini berkaitan dengan standar ketuntasan belajar minimal

95 %, Nilai UN di atas rata-rata regional, memiliki prestasi di tingkat regional, nasional dan internasional dan 90% lulusan melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. Untuk memperoleh empat komponen tersebut penulis melakukan studi dokumentasi dan wawancara dengan kepala sekolah SD Negeri 1 Ngadirejo. Berikut uraian hasil evaluasi dari masing-masing komponen.

A. Standar ketuntasan belajar minimal 95 % Pada komponen ini ketuntasan belajar bisa dilihat

dari standar kelulusan dan standar kenaikan kelas. Untuk standar kelulusan penulis memperoleh informasi bahwa semua siswa telah memenuhi standar kelulusan dibuktikan dengan lulusnya 100 % siswa pada setiap akhir ujian nasional. Berbeda dengan standar kenaikan kelas yaitu belum semuanya siswa memenuhi standar. Dari informasi yang penulis peroleh, sebagian besar siswa telah memenuhi batas kriteria ketuntasan minimal pada setiap mata pelajaran, namun masih ada beberapa siswa yang belum memenuhi batas kriteria dari standar kelulusan dan standar kenaikan kelas. Untuk standar kelulusan penulis memperoleh informasi bahwa semua siswa telah memenuhi standar kelulusan dibuktikan dengan lulusnya 100 % siswa pada setiap akhir ujian nasional. Berbeda dengan standar kenaikan kelas yaitu belum semuanya siswa memenuhi standar. Dari informasi yang penulis peroleh, sebagian besar siswa telah memenuhi batas kriteria ketuntasan minimal pada setiap mata pelajaran, namun masih ada beberapa siswa yang belum memenuhi batas kriteria

B. Nilai UN di atas rata-rata regional Pada komponen ini penulis memperoleh informasi

dengan wawancara dan studi dokumentasi. Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah adalah sebagai berikut :

“Untuk nilai UN SD kami baru mencapai nilai di atas rata-rata Kecamatan belum dapat mencapai nilai di atas rata-rata Kabupaten, hal ini

berbagai hal diantaranya

disetiap kelasnya dan fasilitas pembelajaran yang

menunjang pembelajaran siswa”.

Uraian di atas menunjukkan bahwa SD Negeri 1 Ngadirejo belum mampu memenuhi standar nilai Ujian Nasional di atas rata-rata regional. Ketercapaian standar ini dibuktikan dengan prestasi sekolah dalam Ujian Nasional yang dilihat dari besarnya nilai rata-rata disetiap sekolahnya.

Di bawah ini merupakan tabel perbandingan rata- rata tiga peringkat teratas sekolah di Kabupaten Temanggung dengan rata-rata SD Negeri 1 Ngadirejo adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6 Perbandingan Rata-rata Peringkat Ujian Nasional

Tahun Rata- Peringkat Nama Sekolah Status Pelajaran

rata 2010/2011

9.19 1 SDN 2 Tleter

Non SDSN 9.01 2 SDN 1 Gambasan

Non SDSN 8.97 3 SDN 1 Candiroto

Non SDSN 8.57 18 SDN 1 Ngaadirejo

SDSN 2011/2012

9.44 1 SDN 1 Gamasan Non SDSN

9.08 2 MI Al falaah

Non SDSN

Roropadan 8.97 3 SDN Muntung

Non SDSN 8.85 4 SDN 1 Ngaadirejo

SDSN 2012/2013

9.00 1 SDN 1 Gamasan Non SDSN

8.99 2 SDN Joho

Non SDSN 8.88 3 SDN 2 Kedungumpul Non SDSN 8.68 12 SDN 1 Ngaadirejo

SDSN

Data di atas menunjukkan bahwa SD Negeri 1 Ngadirejo belum dapat memenuhi standar pada komponen nilai UN di atas rata-rata regional. Nilai rata- rata UN tertinggi justru diperoleh sekolah yang bukan merupakan SDSN. Hal ini tidak sesuai dengan indikator keberhasilan SDSN bahwa sekolah SDSN harus memiliki nilai UN di atas rata-rata regional.

C. Memiliki prestasi di tingkat regional, nasional dan internasional Prestasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu prestasi

akademik dan prestasi non akademik. Hasil evaluasi pada komponen ini menjelaskan bahwa SD Negeri 1 Ngadirejo belum dapat memenuhi standar, yaitu belum dapat memiliki prestasi di tingkat regional baik prestasi akademik maupun non akademik. Hal ini sesuai dengan informasi yang diampaikan oleh Guru 1 sebagai berikut :

“Untuk lomba cerdas cermat sekolah kami paling juara Kecamatan, kemudian mewakili

kecamatan untuk maju ke tingkat Kabupaten namun di Kabupaten belum memperoleh juara, biasanya kami menang di IPA dan Bahasa

Indonesia”.

Untuk

yang non yang non

maju tingkat Provinsi”.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Kabupaten Semarang (Studi Tentang Pembelajaran PAKEM)

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas V SDN Sidorejo Kidul 03 Semester I Tahun Pelajaran 2016/

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas V SDN Sidorejo Kidul 03 Semester I Tahun Pelajaran 2016/ 2017

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas V SDN Sidorejo Kidul 03 Semester I Tahun Pelajaran 2016/ 2017

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas V SDN Sidorejo Kidul 03 Semester I Tahun Pelajaran 2016/ 2017

0 0 26

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS V SDN SIDOREJO KIDUL 03 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2016 2017

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas V SDN Sidorejo Kidul 03 Semester I Tahun Pelajaran 2016/ 2017

0 0 64

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Pendidikan Dalam Peningkatan Sumber Daya Manusia Unggul Di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Kabupaten Semarang

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Program Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) Di Sekolah Dasar Negeri 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung

0 0 8

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Program Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) Di Sekolah Dasar Negeri 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung

0 0 36