I. PENDAHULUAN - Analisis Pengaruh Investasi Pertanian dan Tenaga Kerja Pertanian terhadap PDRB Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Pembangunan pertanian memegang peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Peran strategis tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan kapital, penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bio energi, penyerapan tenaga kerja, sumber devisa negara dan sumber pendapatan serta pelestarian lingkungan melalui praktek usahatani yang ramah lingkungan.

  Pembangunan pertanian diharapkan dapat memperbaiki pendapatan penduduk secara merata dan berkelanjutan, hal ini desebabkan sebagian besar penduduk Indonesia memiliki mata pencaharian di sektor pertanian. Sejalan dengan target utama Kementerian Pertanian 2010-2014 meliputi: (1) pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan; (2) peningkatan diversifikasi pangan; (3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor dan (4) peningkatan kesejahteraan petani.

  Strategi yang akan dilaksanakan adalah melakukan revitalisasi pertanian dengan fokus tujuh aspek dasar yang dinamakan dengan Tujuh Gema Revitalisasi, yang terdiri atas: (1) lahan; (2) perbenihan dan perbibitan; (3) infrastruktur dan sarana; (4) sumber daya manusia, (5) pembiayaan petani; (6) kelembagaan petani dan (7) teknologi dan industri hilir (Direktorat Pembiayaan Pertanian, 2012).

  Menurut Sukirno (1999), dalam analisis makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara/daerah. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik menyatakan pertumbuhan ekonomi di daerah diukur dengan pertumbuhan PDRB (Product Domestik Regional Bruto) bergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi yaitu ; modal, tenaga kerja dan teknologi (Sukirno, 1999:456).

  Secara teoritis, masalah kemiskinan, pengangguran atau kesempatan kerja akan dapat diatasi dengan memaksimalkan investasi yang produktif di berbagai sektor ekonomi. Hal ini dapat dilihat misalnya dalam keberhasilan pembangunan ekonomi Malaysia. Malaysia merupakan salah satu dari beberapa negara dunia ketiga yang berhasil berkesinambungan dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Malaysia relatif tinggi dengan tingkat inflasi yang rendah. Rata rata pertumbuhan sektor rill hampir mencapai 6 persen perkapita antara tahun 1985 sampai 1996. Investasi dalam bidang perkebunan misalnya telah menjadikan Malaysia sebagai salah satu produsen untuk minyak kelapa sawit, karet dan kayu tropis.

  Investasi ini dengan sendirinya telah membuka lapangan kerja yang luas kepada warganya bahkan kepada tenaga kerja dari berbagai negara. Keberhasilan Malaysia dalam menarik investasi terutama didukung oleh tenaga pendidik yang cukup banyak dan stabilitas politiknya yang cukup mantap. Tinggi tabungan domestik Malaysia juga relatif tinggi sehingga mampu menyediakan dana investasi ( Todaro, 2003).

  Pembentukan dari pengumpulan modal atau investasi dipandang sebagai salah satu faktor dan sekaligus faktor utama di dalam pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan pembentukan modal akan membawa kepada pemanfaatan penuh sumber yang ada sehingga dengan pembentukan modal akan menghasilkan kenaikan besarnya output natural. Investasi meningkatkan output nasional dan juga kesempatan kerja. Pembentukan modal akan menghasilkan kemajuan teknik yang menunjang tercapainya ekonomi produksi skala luas dan meningkatkan spesialisasi. Pembentukan modal memberikan mesin, alat dan perlengkapan bagi tenaga kerja yang semakin meningkat. Selain itu, pembentukan juga akan mempengaruhi kesejahteraan ekonomi suatu bangsa.

  Dengan demikian investasi menyebabkan penggunaan sumber daya alam secara tepat. Pendirian berbagai jenis industri maka memberikan kesempatan kerja, standard hidup yang meningkat yang akhirnya berdampak pada kesejahteraan ekonomi. Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencarian utama dari penduduknya. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar lahan di wilayah Indonesia diperuntukkan sebagai lahan pertanian dan hampir 50% dari angkatan kerja masih menggantungkan nasibnya bekerja di sektor pertanian ( Dillon, 2004).

  Investasi mempunyai peranan sangat penting dalam pembangunan ekonomi nasional termasuk sektor pertanian. Dalam perspektif jangka panjang ekonomi makro, investasi meningkatkan stok kapital yang selanjutnya meningkatkan kapasitas produksi masyarakat. Peningkatan investasi di bidang pertanian diharapkan mempunyai dampak positif terhadap kinerja sektor pertanian.

  

Tabel 1. Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke atas yang Bekerja

Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin Kabupaten Asahan Tahun 2011 Lapangan Usaha Laki – Laki Perempuan Jumlah

  1. Pertanian 54,19 31,97 47,41

  2. Pertambangan dan Penggalian 0,48 0,00 0,33

  3. Industri Pengolahan 5,85 11,33 7,52

  4. Listrik,Gas dan Air Bersih 0,27 0,00 0,19

  5. Bangunan 10,76 0,30 7,57

  6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

  11,92 28,07 16,84

  7. Pengangkutan dan Komunikasi

  7,21 0,00 5,01

  8. Bank dan Lembaga Keuangan 1,01 0,00 0,70

  9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 8,31 28,33 14,42

   Jumlah 100,00 100,00 100,00

  Sumber: Asahan dalam angka 2012 Persentase penduduk umur 15 tahun yang bekerja di usaha sektor pertanian sebesar 47,41% (terbesar) di Asahan diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,84 % serta jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan sebesar 14,42%. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian umumnya bekerja di pedesaan. Tenaga kerja Pertanian di Asahan adalah angkatan kerja yang bekerja berumur produktif (15

  Keberhasilan pertumbuhan PDRB, tidak dapat dipisahkan dari meningkatnya investasi. Investasi adalah kata kunci penentu laju pertumbuhan tahun keatas, dibawah 64 Tahun).

  Dimana tenaga kerja laki-laki sebesar 54,19% dan tenaga kerja perempuan 31,91%. ekonomi, karena disamping akan mendorong kenaikan output secara signifikan, juga secara otomatis akan meningkatkan permintaan output, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat sebagai konsekuensi dari meningkatnya pendapatan yang diterima masyarakat (Makmun dan Yasmin, 2003).

  

Tabel 2. Tingkat Pertumbuhan Investasi Pertanian di Kabupaten Asahan

dari Tahun 2007 s/d 2012.

  Investasi Pertanian Tahun Pertumbuhan (%) (Jutaan Rupiah)

  2007

  • 476.635 2008 487.198 2.216 2009 498.790 2.379 2010 515.624 2.107 2011 536.632 4.074 2012 552.263 2
  • - Rata – Rata

  2.738 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Asahan (2012).

  Dari Tabel 2, tingkat pertumbuhan investasi pertanian rata rata meningkat setiap tahunnya sebesar 2,738% dan fluktuasi kenaikan investasi mengalami pertumbuhan setiap tahunnya.

  Dari paparan di atas penulis merasa tertarik untuk menganalisis pengaruh investasi dan tenaga kerja pertanian terhadap PDRB sektor pertanian Asahan pada tahun 1993 – 2012.

  PDRB sektor pertanian Asahan adalah Nilai Tambah Bruto yang ditimbulkan oleh sektor pertanian/ lapangan usaha yang melakukan kegiatan usahanya di suatu wilayah Kabupaten Asahan dihitung dan di masukkan tanpa memperhatikan kepemilikan atas faktor produksi.

  

Tabel 3. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Asahan Menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000

LAPANGAN USAHA 2008 2008 2010 2011*)

  1. PERTANIAN, PETERNAKAN,

KEHUTANAN & PERIKANAN 1.890.629,10 1.942.016,37 2.010.309,14

1.858.064,95

  

a. Tanaman Bahan Makanan 133.069,58 139.497,15 145.978,04 152.473,11

  

b. Tanaman Perkebunan 1.306.801,30 1.324.940,39 1.360.298,46 1.409.023,89

  

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 173.141,97 179.046,11 185.230,79 193.103,39

  

d. Kehutanan 60.755,61 61.169,88 61.645,91 61.968,20

  

e. Perikanan 184.296,49 185.975,56 188.863,16 193.740,55

  

2. INDUSTRI PENGOLAHAN 1.521.664,51 1.624.400,25 1.727.317,80 1.831.806,24

  3. PERDAGANGAN,HOTEL &

RESTORAN 749.187,84 800.808,08 855.551,93 915.080,22

  

4.SEKTOR LAIN 776.501,25 818.582,32 864.941,67 922.317,25

JUMLAH / TOTAL 4.905.418,55 5.134.419,75 5.389.827,77 5.679.512,85

  (Data BPS Asahan 2012) Berdasarkan sumber BPS Asahan Tahun 2012, bahwa PDRB sektor pertanian terbesar di bandingkan sektor lainnya diikuti oleh sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

  Di sektor pertanian yang memberikan sumbangan PDRB terbesar adalah sub sektor perkebunan, sub sektor perikanan, sub sektor perternakan, sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor kehutanan.

  Oleh karena itu untuk mengkaji kontribusi PDRB sektor pertanian Asahan yang lebih besar dibandingkan dengan PDRB sektor lainnya dapat diamati dari faktor faktor yang mempengaruhi besarnya PDRB sektor pertanian Asahan.

  Permasalahan dalam penelitian ini adalah besarnya kontribusi PDRB sektor pertanian Asahan relatif lebih tinggi dibandingkan PDRB sektor lainnya di Kabupaten Asahan. Beberapa faktor yang nampaknya berpengaruh besar terhadap peningkatan PDRB sektor pertanian Asahan adalah faktor investasi pertanian dan jumlah tenaga kerja pertanian.

  1.2. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan hal hal tersebut di atas, maka pertanyaan penelitian yang dikemukakan adalah sebagai berikut : “Bagaimana pengaruh investasi pertanian dan jumlah tenaga kerja pertanian terhadap PDRB sektor pertanian Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara”

  1.3. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Investasi pertanian dan jumlah tenaga kerja pertanian terhadap PDRB sektor pertanian Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara.

  1.4. Kegunaan Penelitian

  Kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

  1. Bahan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan di jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Asahan.

  2. Bahan informasi bagi pihak-pihak yang melakukan studi terkait.

  3. Bahan informasi ilmiah tentang analisis pengaruh investasi pertanian dan tenaga kerja pertanian terhadap PDRB sektor pertanian Kabupaten Asahan.

Dokumen yang terkait

KATA PENGANTAR - Implementasi Program Beras Untuk Masyarakat Miskin di Desa Lau Gumba Kecamatan Berastagi

0 0 53

BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian. - Pengaruh Kualitas Pelayanan Frontliner Terhadap Kepuasan NasabahBank Sumut Cabang Pembantu Kota Perdagangan Kabupaten Simalungun

0 0 9

KATA PENGANTAR - Pengaruh Kualitas Pelayanan Frontliner Terhadap Kepuasan NasabahBank Sumut Cabang Pembantu Kota Perdagangan Kabupaten Simalungun

0 0 36

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perspektif Paradigma Penelitian - Konstruksi Realitas Pesan Imaji Kebangsaan Dalam Ilustrasi Karya Jitet di Harian Kompas (Studi Analisis Semiotika Ilustrasi Ilustrator Jitet di Harian Kompas Terhadap Makna Imaji Kebangsaan)

0 0 53

Konstruksi Realitas Pesan Imaji Kebangsaan Dalam Ilustrasi Karya Jitet di Harian Kompas (Studi Analisis Semiotika Ilustrasi Ilustrator Jitet di Harian Kompas Terhadap Makna Imaji Kebangsaan)

0 0 17

Konstruksi Realitas Pesan Imaji Kebangsaan Dalam Ilustrasi Karya Jitet Koestana Di Harian Kompas (Studi Analisis Semiotika Ilustrasi Ilustrator Jitet di Harian Kompas Terhadap Makna Imaji Kebangsaan) SKRIPSI

0 0 11

BAB II DRAMATISME DALAM KAJIAN KOMUNIKASI 2.1 Dramatisme - Dramatisme Pidato Kenegaraan Pertama Presiden Joko Widodo (Analisis Wacana Pidato Kenegaraan Pertama Presiden RI Joko Widodo Pasca Dilantik dalam Perspektif Dramatisme)

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN BAB II DRAMATISME DALAM KAJIAN KOMUNIKASI - Dramatisme Pidato Kenegaraan Pertama Presiden Joko Widodo (Analisis Wacana Pidato Kenegaraan Pertama Presiden RI Joko Widodo Pasca Dilantik dalam Perspektif Dramatisme)

0 2 15

BAB I TREASURE HUNTERS - Chapter I (1.065Mb)

0 0 10

II. TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Pengaruh Investasi Pertanian dan Tenaga Kerja Pertanian terhadap PDRB Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara.

0 0 43