PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PEN

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Untuk Melengkapi Sebagai Persyaratan Menjadi Sarjana Pendidikan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CARA AKTIF SISWA KONSEP SISTIM PENCERNAAN

MANUSIA DI KELAS V SD NEGERI 9 TULEHU

Diajukan Oleh :

HASAN ALBAKIA NPM : 201015314

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON 2015

Motto

“Sebaik-Baiknya Manusia Adalah Manusia Yang

Bermanfaat Bagi Orang Lain.”

Dan Semuanya Akan Semakin Indah Bila Kita Tetap

Menjadi Diri Sendiri

Tak Ada Rahasia Untuk Menggapai Sukses Sukses Itu Dapat Terjadi Karena Persiapan, Kerja

Keras Dan Mau Belajar Dari Kegagalan

“Sesungguhnya, Dalam Penciptaan Langit Dan Bumi,

Dan Silih Bergantinya Malam Da Siang Terdapat

Tanda-Tanda Bagi Orang-Orang Yang Berakal..” (Q,S. Al ‘Imran : 190)

KATA PENGANTAR / UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat Anugerah-Nya sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai karya tulis ilmiah untuk memenuhi sebagai persyaratan guna memperoleh derajat sarjana S-1 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Darussalam Ambon.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya pada Ayah dan Ibu, Suami/istri, Kakak dan Adik dengan Do’a, pengorbanan bimbingan dan dorongan penuh perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Dr. Ibrahim Ohorellla, MP., Selaku rector Universitas Darussalam Ambon, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Darussalam Ambon

2. Bapak Ir. Alwi Smith. M. Si. Selaku Dekan FKIP Universitas Darussalam Ambon beserta seluruh staf karyawan.

3. Ibu Farida Bahalwan S.Pd. M.Pd., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dengan ikhlas memberikan bimbingan dan layanan dalam menyelesaikan studi penulis.

4. Ibu Dahlia Badui, S.Pd, M.Pd dan Ibu Yati Tuasamu, S.Pd, M.si., Selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan serta petunjuk dalam penyususnan skripsi ini.

5. Seluruh dosen khususnya Program Studi Pendidikan Biologi yang selama dalam perkuliahan telah banyak membekali penulis ilmu pengetahuan.

6. Ibu Hj. Sawia. Umarella, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri 9 Tulehu, yang bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

7. Ibu Dewi Rahayu Lestaluhu, S.Pd, selaku guru wali kelas V dengan segala keramahan dan pengalamanya dalam membantu penulis melakukan dan menyelesaiakan penelitian.

8. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Biologi.

9. Semua pihak yang tidak disebutkan namanya dalam membantu proses penyelesaian skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam rangka penelitian dan penyususnan skripsi mendapat balasan dan anugerah yang lebih mulia dari sisi Allah SWT.

Penulis menyadari keterbatasan dalam penulisan skripsi, untuk itu demi kesempurnaan hasil penelitian ini, penulis mengharapkan saran dan kritik. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat.

Ambon Februari 2015

Penulis

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN AKTIF SISWA KONSEP SISTIM PENCERNAAN MANUSIA KELAS V SD NEGERI 9 TULEHU

1 2 Hasan Albakia 3 , Dahlia Badui , Yati Tuasamu

ABSTRAK

Penelitian ini berwal dari kenyataan di Sekolah bahwa pembelajaran sering didominasi oleh guru sebagai sumber informasi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan cara aktif siswa konsep sistem pencewrnaan manusia. Hipotesis penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran cara aktif siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa konsep sistem pencernaan manusia pada siswa Kelas V SD Negeri 9 Tulehu.

Penelitian ini menggunakan pendekatan pembelajaran cara aktif siswa yang di laksanakan pada tanggal 01 Desember sampai dengan 31 Desember 2014 , bertempat di SD Negeri 9 Tulehu Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. Populasi penelitian adalah Siswa kelas V SD Negeri 9 Tulehu yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 1 kelas berjumlah 20 Siwa. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes hasil belajar berupa soal objektif sebanyak 20 butir soal. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif yang kualitatif dengan metode angka persentase.

Dari Hasil penelitian terlihat bahwa menggunakan pendekatan pembelajaran cara aktif siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa dengan KKM 60, menunjukan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 95 % dengan niali 70-83 dan yang tidak tuntas 5% dengan nilai

55, dengan demikian hipotesis yang dikemukakan dapat diterima pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini disebabkan karena pada pendekatan cara aktif siswa mengakibatkan pengetahuan yang diperoleh sebelumya akan bertambah.

Kata Kunci : Pembelajaran aktif siswa, Hasil Belajar IPA, Pencernaan

Manusia

1. Mahasiswa Program Studi Biologi 2. Pembimbing I 3. Pembimbing II

RIWAYAT STUDI

Hasan Albakia, dilahirkan di Tulehu pada tanggal 5 Mei 1976 merupakan anak ke lima dari tujuh bersaudara dari ayahanda Bpk H. La Bani Albakia dan

Ibunda Wa Hayati.

Mulai masuk ke dalam dunia pendidikan dengan masuk SD Negeri 1 Waai pada tahun 1986, kemudian melanjutkan ke jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri Waai dan lulus pada tahun 1992, kemudian pada tahun 1992 pula melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Tulehu, dan tamat pada tahun 1995.

Jenjang pendidikan perguruan tinggi dimulai pada tahun 2001 dengan memasuki Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Ambon Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan lulus pada tahun 2002, kemudian pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan Strata Satu (S-1) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Darussalam Ambo, penulis melakukan penelitian dengan judul :

Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Pendekatan Pemembelajaran Cara Aktif Siswa Konsep Sistem Pencernaan Manusia di Kelas V SD Negeri 9

Tulehu, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (SPd) pada Universitas Darussalam Ambon

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN FOTO PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, jasmani dan rohani, (Anonim, 2010). Dalam rangka peningkatan pendidikan Nasional yang bertujuan menghasilkan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas, perlu adanya upaya reformasi di bidang pendidikan. Reformasi pendidikan merupakan restrukturisasi pendidikan yakni untuk memperbaiki pola hubungan sekolah dengan lingkungan pemerintah, Pola pengembangan dan perencanaan serta pengembangan manejerialnya, pemberdayaan guru dan restrukturisasi model- model pembelajaran, (Murphy, 1992 ).

Guru merupakan pihak yang paling sering dituding sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap kualitas pendidikan. Tudingan seperti itu tidak sepenuhnya benar, mengingat masih banyak sekali komponen pendidikan yang berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Oleh karena itu, banyak pihak menaruh harapan terhadap guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan professional yaitu kemampuan untuk dapat (1) merencanakan pembelajaran, (2) melaksanakan pembelajaran, (3) menilai kemajuan pembelajaran, (4) guru menafsirkan dan memanfaatkan hasil penelitian pembelajaran, (Soedijarto, 1993).

Sidi (1992), mengemukakan bahwa guru sebagai ujung tombak dalam upaya peningkatan mutu pendidikan masih perlu ditingkatkan kemampuannya, mengingat perubahan yang terjadi begitu cepat dan pengetahuan terus berkembang begitu pesat. Untuk mengatasi kondisi seperti itu dibutuhkan guru yang pandai meneliti dan sekaligus memperbaiki proses pembelajaran hal ini, sangat diperlukan karena kemampuan meneliti merupakan cermin guru yang professional. Guru yang professional akan senantiasa melakukan refleksi atas apa yang dilakukannya, disinilah letak arti pentingnya penelitian. Dalam kaitan ini, Sutikno (1986), menyatakan bahwa, mutu sebuah sekolah sangat tergantung pada konsep yang cerdas, cakap, kreatif dan efektif dari para guru.

Dalam proses pembelajaran perlu memperhatikan unsur-unsur penentu keberhasilan pembelajaran antara lain, penggunaan penerapan pembelajaran, karena aspek tersebut sangat strategis dalam menentu upaya peningkatan hasil hasil belajar siswa. Model pembelajaran dengan pendekatan mengaktifkan siswa sangat efektif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan siswa sangat aktif di dalam proses pembelajaran, Sujana dalam Rusman, (1989), kegiatan pembelajaran yang dilakukan dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa, perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan penggunaan pendekatan pembelajaran dengan mengaktifkan siswa. Hubungan antara guru dengan siswa harus bersifat dinamis dan syarat dengan makna edukatif. Untuk itu penggunaan pendekatan pembelajaran harus mampu mengaktifkan siswa agar terdapat perubahan pada diri siswa dalam kegiatan Dalam proses pembelajaran perlu memperhatikan unsur-unsur penentu keberhasilan pembelajaran antara lain, penggunaan penerapan pembelajaran, karena aspek tersebut sangat strategis dalam menentu upaya peningkatan hasil hasil belajar siswa. Model pembelajaran dengan pendekatan mengaktifkan siswa sangat efektif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan siswa sangat aktif di dalam proses pembelajaran, Sujana dalam Rusman, (1989), kegiatan pembelajaran yang dilakukan dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa, perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan penggunaan pendekatan pembelajaran dengan mengaktifkan siswa. Hubungan antara guru dengan siswa harus bersifat dinamis dan syarat dengan makna edukatif. Untuk itu penggunaan pendekatan pembelajaran harus mampu mengaktifkan siswa agar terdapat perubahan pada diri siswa dalam kegiatan

Variabel utama dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan siswa. Tidak akan terjadi kegiatan pembelajaran apabila kedua variabel ini tidak ada. Berdasarkan hal tersebut, Roy (1998), mengemukakan bahwa ada dua model dalam kegiatan pembelajaran yaitu: (1) Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru yaitu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar, (2) Pendekatan berorientasi pada siswa yaitu pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dari kedua pendekatan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru dalam kegiatan belajar dan kegiatan megajar bersifat klasik, dimana guru menempatkan diri sebagai aktor yang menguasai proses pembelajaran, tidak diberikan kesempatan kepada siswa untuk berargumentasi. Sedangkan pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa adalah kegiatan belajar bersifat modern, pada pendekatan ini siswa memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung sesuai dengan minat dan keinginannya.

Kelebihan dari pendekatan pembelajaran aktifkan siswa adalah siswa terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pengetahuan secara akademik, sosial, dan Vokasional. Artinya dalam proses pembelajaran guru harus melibatkan siswa terhadap kegiatan yang diskusi kelompok dilakukan dalam kegiatan pembelajan. Aktivitas siswa ini tidak hanya dilihat dari aktivitas fisiknya saja, tetapi juga dilihat dari aktivitas mental dan Kelebihan dari pendekatan pembelajaran aktifkan siswa adalah siswa terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pengetahuan secara akademik, sosial, dan Vokasional. Artinya dalam proses pembelajaran guru harus melibatkan siswa terhadap kegiatan yang diskusi kelompok dilakukan dalam kegiatan pembelajan. Aktivitas siswa ini tidak hanya dilihat dari aktivitas fisiknya saja, tetapi juga dilihat dari aktivitas mental dan

Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru yaitu pembelajaran yang menempatkan diri sebagai orang yang lebih tahu dan satu-satunya sumber belajar. Selanjutnya pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung. Pada strategi ini peran guru sangat menentukan baik dalam pilihan isi atau materi pelajaran maupun penentuan proses pembelajaran Rusman, (2012).

Dengan demikian dapat disimpulkan pendekatan pembelajaran aktif siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan siswa dilibatkan langsung dalam aktivitas pembelajaran, sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat bertahan lama. Pembelajaran yang tidak mengaktifkan siswa biasanya penyerapan materi ajar tidak optimal, karena daya serap anak didik terhadap materi pelajaran tidak sama, ada cepat dan ada yang lambat, sehingga pembelajaran seperti ini berorientasi pada pembelajaran individu bukan klasikal Killen, (1998).

Pendekatan pembelajaran mengaktifkan siswa biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori. Joice dalam Rusmn, (1989). Menjelaskan pendekatan pembelajaran dibagi menjadi empat bagian yaitu: (1) Interaksi sosial, dalam pendekatan ini siswa dituntut untuk aktif berinteraksi dengan lingkungan belajarnya, (2) Pemprosesan informasi, yaitu menuntut siswa untuk aktif dalam Pendekatan pembelajaran mengaktifkan siswa biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori. Joice dalam Rusmn, (1989). Menjelaskan pendekatan pembelajaran dibagi menjadi empat bagian yaitu: (1) Interaksi sosial, dalam pendekatan ini siswa dituntut untuk aktif berinteraksi dengan lingkungan belajarnya, (2) Pemprosesan informasi, yaitu menuntut siswa untuk aktif dalam

Pendekatan pembelajaran mengaktifkan siswa merupakan salah satu target penelitian bagi penulis untuk mengangkat pendekatan pembelajaran mengaktifkan siswa tersebut menjadi pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik di SD Negeri 9 Tulehu, hal ini menginspirasi penulis, karena selama proses pembelajaran di SD Negeri 9 Tulehu para guru selalu masih bersifat klasikal artinya pembelajaran hanya perpusat pada guru. Dalam hubungannya dengan materi ajar tentang konsep sistim pencernaan manusia, mendorong penulis untuk mengadakan penelitian ilmiah dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar

IPA dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif Siswa Konsep Sistim Pencernaan Manusia Kelas V SD Negeri 9 Tulehu”.

1.2. Rumusan Masalah. Bertolak dari apa yang dikemukakan di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut, Apakah Model pembelajaran aktif siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 9 Tulehu pada konsep sistim pencernaan manusia ?

1.3. Tujuan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran aktif pada konsep sistim pencernaan manusia di SD Negeri 9 Tulehu.

1.4. Manfaat Penelitian.

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini anatara lain :

1. Pembelajaran yang menggunakan pembelajaran aktifkan siswa sebagai bahan informasi bagi peneliti dengan lembaga pendidikan.

2. Sebagai bahan informasi bagi guru dalam memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

3. Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan dalam proses pembelajaran aktif siswa dengan pembelajaran sebelumnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian. Untuk membatasi ruang lingkup kajian penelitian ini, maka penulis membatasi masalah-masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan mengunakan metode pembelajaran kelompok.

2. Aktivitas siswa meliputi, kegiatan bertanya, mendengarkan, mencatat, praktek, memperhatikan dan mempelajari kembali pelajran IPA pada sub pokok materi yang diperoleh dari sekolah.

3. Materi yang digunakan adalah pencernaan manusia pada materi pelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan pembelajaran aktif siswa.

1.6. Penjelasan Istilah.

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah judul sebagai berikut :

1. Hasil belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, (Majid, 2009).

2. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain, (Joyce, 1980).

3. Pembelajaran adalah suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, (Uno, 2007).

4. Sistim pencernaan adalah sustu proses melumatkan makanan yang semula kasar menjadi halus, (Haryanto, 2007).

5. Pendekatan pembelajaran aktif adalah pembentukan karakteristik siswa dalam membentuk jati dirinya, untuk berperan aktif dalam pembelajaran didalam kelas, (Killen, 1998).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Belajar.

Para ahli mengemukakan defenisi belajar berbeda-beda, namun terlihat ada kesepakatan antara mereka yang menjelaskan bahwa belajar mengandung makna perubahan yang signifikan dalam diri seseorang yang telah melakukan perubahan akibat belajar.

a. Belajar menurut pandangan Skiner. Skiner dalam Dimyati dan Mudjiono, (1994) menyatakan bahwa belajar adalah suatu perilaku pada saat seseorang belajar maka responnya lebih baik.

b. Belajar menurut Gagne. Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono, (1994), belajar merupakan kegiatan yang kompleks, hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar seseoran memiliki ketrampilan belajar pengetahuan, sikap dan nilai. Adapun tiga komponen penting menurut Gagne yaitu kondisi eksternal, kondisi internal dan hasil belajar.

c. Belajar menurut Rogers. Menurut Roger sdalam Dimyati dan Mudjiono, (1994), pratek pendidikan menitik beratkan pada segi pengajaran bukan siswa yang belajar. Pratektersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa yang menghafal pelajaran.

d. Belajar menurut Piage. Menurut Piage dalam Dimyati dan Mujdiono, (1994), berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu, sebab individu melakukan interaksi terus dengan lingkungan.

Dari beberapa pandangan yang dikemukakan diatas, peserta didik agar dapat memiliki pengetahuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses pembentukan tingkah laku dalam proses belajar terutama pengetahuan pada kognitif,afektif dan psikomotor.

2.2. Mengajar.

Mengajar merupakan suatu pekerjaan yang cukup rumit karena tidak sekejap menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik.

Hasibuan, (2000), menjelaskan bahwa mengajar merupakan proses penggunaan perangkat ketrampilan secara terpadu dan epesien. Dengan demikian komponen-komponen ilmu pengetahuan, penguasaan teknologi, sebegai suatu seni pemilihan nilai merupakan suatu ketrampilan.

Dengan demikian apabila belajar mengajar digabungkan maka belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan siswa dalam mencapai tujuan, baik yang bersifat instruksional maupun pengiring.

2.3. Hasil belajar.

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan dari satu dengan yang lain. Belajar menunjukan apa yang dilakukan seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar menunjukan apa yang harus dilakukan oleh seorang guru sebagai pengajar. Dua konsep tersebut merupakan perpaduan dalam suatu kegiatan interaktif, edukatif. Dari proses tersebut akan menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar pada hakekatnya adalah kemampuan yang dimiliki siswa dari hasil proses pembelajaran yang mencakup tiga ranah yaitu kognitif, efktif dan psikomotor, (Sudjana, 2007).

Bloom dalam Anne, (2006), Mengklasifikasikan hasil belajar secara garis besar menjadi tiga ranah yaitu:

a. Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang. Hasil belajar kognitif melibatkan siswa kedalam proses berpikir, memahami, menetapkan, menganalisa sistematiis dan evaluasi.

b. Ranah efektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap, nilai perasaan dan emosi. Tingkatan-tingkatannya aspek ini dimuali dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang kompleks, yaitu penerimaan, penanggapan penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi nilai.

c. Ranah Psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap gerakan-gerakan otot, tingkatan aspek ini, yaitu gerakan refleksi ketrampilan pada gerak dasar kemampuan perseptual, kemampuan di bidang fisik, gerakan-gerakan skil mulai dari ketrampilan yang kompleks dan c. Ranah Psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap gerakan-gerakan otot, tingkatan aspek ini, yaitu gerakan refleksi ketrampilan pada gerak dasar kemampuan perseptual, kemampuan di bidang fisik, gerakan-gerakan skil mulai dari ketrampilan yang kompleks dan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pelaksanaan pembelajaran adalah untuk meningkatkan kecakapan siswa terhadap tiga kecakapan siswa terhadap tiga kecakapan utama, yaitu kecakapan kognitif, kecakapan efektif, dan kecapan psikomotor. Hal ini ditegaskan pula oleh Sudjana, (2009), yang menyatakan bahwa ketiga aspek tersebut tidak dapat berdiri sendiri- sendiri, tetapi merupakan suatu kesatuan, dan harus dipandang sebagai sasaran hasil belajar.Tirtaraharja, (2005), menegaskan pengembangan dan peningkatan ketiga ranah harus mendapat porsi yang seimbang, pengutamaan aspek kognitif dengan mengabaikan aspek efektif hanya menciptakan orang-orang pintar yang tidak berwatak.

Ketiga kecakapan yang ditingkatkan sesuai dengan standar penilaian yang digunakan di sekolah atau guru mata pelajaran untuk selanjutnya terwujud pada apa yang disebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil akhir yang diperoleh siswa terhadap serangkaian kegiatan evaluasi yang dilakukan guru baik, evaluasi formatif, tengah semester maupun evaluasi akhir semester.Dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.Berdasarkan nilai yang diperoleh, maka siswa dapat diklasifikasikan prestasi belajarnya apakah berada pada katagori sangat baik, baik, sedang, cukup terhadap pelajaran itu sendiri.

2.4. Pengertian Pembelajaran.

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari bebagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebutmeliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat koponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan pendekatan dan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, (Rusman, 1989).

Menurut Sanjaya, (2008:127) “Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terrhadap proses pembelajaran, istilah pendekatan berujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.” Berdasarkan kajian terhadap pendapat ini, maka pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu masalah atau objek kajian. Pendekatan ini akan menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau objek kajian yang akan ditangani.

S Kellen, (1998), mengemukakan bahwa ada dua pendekatan dalam kegiatan pembelajaran yaitu:

1. Pendekatan pembelajaran Berorientasi pada guru. Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru yaitu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar dan kegiatan belajar bersifat klasik. Dalam pendekatan ini uru menempatkan diri sebagai orang yang lebih tahu dan satu-satunya sumber belajar.

Pendekatan pembelajaran berpusat pada guru memiliki ciri bahwa manejemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan sepenuhnya oleh guru. Peran siswa pada model ini hanya melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk guru, siswa hamper tidak mamiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas sesuai dengan minat dan keinginannya.

2. Pendekatan Pembelajaran Berorientasi pada Siswa. Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan kegiatan belajar yang bersifat modern, pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa, manejemen, dan kemudian pengelolaannya ditentukan oleh siswa. Pada pendekatan ini siswa memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitasnya secara langsung sesuai dengan minat dan keinginannya.

Pendekatan ini, selanjutnya merununkan strategi discover dan inkuiry serta strategi pembelajaran indukatif, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada pembelajaran ini peran guru lebih menempatkan diri sebagai fasilitator, pembimbing sehingga kegiatan belajar siswa menjadi lebih terarah.

2.5. Landasan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa.

a. Landasan Filosofit. Sadullah, dalam Rusman, (2007), mengemukakan bahwa.”Landasan Filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang, oleh karenanya cara terbaik mempersiapkan para siswa untuk suatu masa depan yang tidak a. Landasan Filosofit. Sadullah, dalam Rusman, (2007), mengemukakan bahwa.”Landasan Filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang, oleh karenanya cara terbaik mempersiapkan para siswa untuk suatu masa depan yang tidak

Kutipan diatas mengandung makna bahwa pendidikan harus dapat memberikan kemampuan berpikir kritis dan fleksibel, sehingga hasil pendidikan akan menghasilkan individu yang dapat mengatasi berbagai permasalahan kehidupan yang hadapi dengan kemampuan mereflesikan pengalaman belajar dalam memecahkan masalah secara mandiri dan bertanggung jawab. Kemampuan ini sebagai hasil dari proses pendidikan diyakini oleh pandangan filsafat progresivisme yang mengharuskan bahwa pendidikan harus berpusat pada siswa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahawa filsafat progrevisme belajar adalah bukan proses penerimaan pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi belajar merupakan pengalaman yang dilakukan secara aktif, baikaktif secara mental dalam bentuk aktivitas berpikir, maupun aktif secara fisik dalam bentuk kegiatan-kegiatan Pratik dan melakukan langsung, inilah yang dijadikan landasan pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa.

b. Landasan Psikologis. Sukmadinata, dalam Rusman, (2003), Psikologi pendidikan sangat dibutuhkan untuk lebih memahami situasi pendidikan, interaksiguru, siswa, kemampuan, perkembangan, karakteristik dan faktor- faktor yang akan melatar belakangi perilaku guru, proses belajar, pengajaran, bimbingan, evaluasi.

Jadi jelaslah bahwa dalam pendidikan dibuthkan pemahaman secara menyeluruh terhadap kondisi siswa, sehingga proses pembelajaran dilakukan pada siswa sesuai dengan tingkat perkembangan, kemampuan dan kebutuhan siswa. Dengan demikian, dalam proses pendidikan diperlukan pemahaman psikologi sebagai landasan pelaksanaan pendidikan.

2.6. Pengertian Pendekatan Pembelajaran. Menurut Well, dalam Rusman, (1989), pendekatan pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan memimbing pelaksanaan pembelajaran di kelas. Pendekatan pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih pendekatan penbelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan rencana pembelajaran jangka panjang dengan pola pilihan sesuai dengan karateristik siswa dalam rangka upaya peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan pendidikan. Dengan dasar pertimbangan, tujuan yang hendak dicapai, bahan atau materi pembelajaran, peserta didk atau siswa dan hal lain yang bersifat teknis.

2.7. Pendekatan Pembelajaran Mengaktifkan Siswa.

Pelaksanaan pendekatan pembelajaran mengaktifkan siswa biasanya disusun berdasarkan prinsip-prinsip belajar. pendekatan pembelajaran berdasarkan teori belajar dapat dikelompokan menjadi empat pendekatan pembelajaran yaitu:

1. Pembelajaran interaksi sosial, dalam pendekatan ini siswa dituntut untuk aktif berintraksi dengan lingkungan belajarnya.

2. Pembelajaran pemprosesan informasi, yaitu menuntut siswa untuk aktif dalam memilih dan mengembengkan materi yang akan dipelajarinya.

3. Pembelajaran personal yaitu, menuntut siswa untuk mampu dalam mengekspolarasi, memilih dan mengembangkan materi yang akan di pelajarinya mengabolarasi, dan mengaktualisasikan kemampuannya dalam kegiatan pembelajaran.

4. Pembelajaran modifikasi tingkah laku, yaitu siswa harus mampu untuk mengembangkan dan kemampuannya melalui tugas-tugas belajar, serta pembentukan perilaku, aktif memanipulasi lingkungan untuk kepentingan belajar, (Joyce, 1980).

2.8. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Aktif Siswa.

a. Kelebihan Pendekatan Pembelajaran Mengaktifkan Siswa. Standar proses mengarahka kepada guru untuk menerapkan suatu pembelajaran mengaktifkan siswa. Pentingnya pola penerapan tersebut merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan agar pembelajaran dapat diselenggarakan secara optimal sebagai usaha-usaha sadar.terencana, usaha untuk menciptakan suasana dan proses keaktifan, dan usaha untuk dapat memberdayakan potensi siswa yang berkarakter. Kelebihan dari pada proses pembelajaran mengaktifkan siswa dapat dilakukan melalui pengembangan berbagai ketrampilan belajar esensial secara efektif sebagai berikut: (1) berkomunikasi secara lisan dan tertulis secara efektif, (2) berpikir logis, kritis, a. Kelebihan Pendekatan Pembelajaran Mengaktifkan Siswa. Standar proses mengarahka kepada guru untuk menerapkan suatu pembelajaran mengaktifkan siswa. Pentingnya pola penerapan tersebut merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan agar pembelajaran dapat diselenggarakan secara optimal sebagai usaha-usaha sadar.terencana, usaha untuk menciptakan suasana dan proses keaktifan, dan usaha untuk dapat memberdayakan potensi siswa yang berkarakter. Kelebihan dari pada proses pembelajaran mengaktifkan siswa dapat dilakukan melalui pengembangan berbagai ketrampilan belajar esensial secara efektif sebagai berikut: (1) berkomunikasi secara lisan dan tertulis secara efektif, (2) berpikir logis, kritis,

b. Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Aktifk Siswa.

1. Kemampuan guru. Guru merupakan faktor utama dalam pembelajaran, pada pembelajaran mengaktifkan siswa, guru dan siswa berperan sebagai subjek dalam proses belajar. Peran yang sama ini menuntut kemampuan guru yang professional sehingga tidak kehilangan peran dalam konteks guru sebagai subjek belajar. Beberapa hal yang berkaitan dengan guru adalah kemampuan guru sikap professional guru,kualifikasi dan pengalaman guru.

2. Sarana dan Prasarana Belajar. Untuk mendukung pembelajaran mengaktifkan siswa memerlukan dukungan fasilitas atau sarana dan prasarana yang memadai seperti: (1) ruang kelas yang memadai untuk terjadinya proses pembelajaran yang menimbulkan aktivitas siswa. (2) terjadinya berbagai fasilitas media dan sumber belajar. Hal tersebut diperlukan karena proses pembelajaran mengaktifkan siswa disajikan dengan menggunakan multi media, multi metode, multi strategi, dan multi model, sehingga siswa dapat belajar melalui berbagai aktivitas yang disediakan guru melalui berbagai sumber informasi. Dan media pembelajaran baik didalam kelas maupun di luar kelas.

3. Lingkungan Belajar.

Disamping faktor guru, faktor sarana dan prasarana, juga menentukan keberhasilan pembelajaran mengaktifkan siswa, perlu ditunjang oleh faktor lingkungan belajar yang kondisif untuk terjadinya proses belajar yang aktif dan menentukan lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang dimaksud meliputi lingkungan fisik dan lingkungan psikologis.Sanjaya dalam Rusman, (2012).

2.9. Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran Aktif.

a. Pemilihan Pendekatan Pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan peserta didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Oleh karenaitu, pemilihan pendekatan pembelajaran harus berorientasi pada peserta didik yang lebih aktif, bukan guru. Keaktifan anak didik tentu mencakup kegiatan fisik dan mental, individual dan kelompok. Untuk memperoleh hasil yang optimal, sebaiknya metode yang dipergunakan guru memperhatikan perbedaan individual peserta didik, baik aspek biologis, intelektual, maupun psikologis. Dengan pemahaman tentang potensi individual menghendaki pendekatan pembelajaran yang sepenuhnya bisa melayani perbedaan kemampuan peserta didik masing-masing. Sehingga semangat peserta didik akan bangkit bila suatu bahan yang diajarkan sesua dengan kebutuhannya. Sudirman dalam Sutikno, (2007).

b. Tata Letak Ruangan Kelas. Tata letak ruangan kelas yaitu: ruang kelas yang memiliki ukuran ideal dengan jumlah siswa, ventilasi yang cukup, jauh dari kegaduhan, serta b. Tata Letak Ruangan Kelas. Tata letak ruangan kelas yaitu: ruang kelas yang memiliki ukuran ideal dengan jumlah siswa, ventilasi yang cukup, jauh dari kegaduhan, serta

c. Pembentukan Kelompok Belajar. Pembentukan kelompok belajar dapat menentukan tujuan belajar dan bekerja secara bersinergi, mengidentifikasi membagi tugas belajar terhadap masing-masing siswa.

d. Melibatkan Belajar Langsung. Melibatkan belajar langsung yaitu berbagai pengetahuan secara aktif, merotasi atau perputaran kelompok unuk menyemarahkan suasana belajar, bertukar pendapat, bertanggung jawab.

2.10. Ruang Lingkup Materi Sistem Pencernaan Manusia.

A. Organ Pencernaan Makanan Pada Manusia Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ dimulai dari: Rongga mulut, Kerongkongan, Lambung, Usus halus, Usus besar, dan Anus. Alat-alat pencernaan pada tubuh kita berfungsi untuk: - Menghancurkan makanan menjadi bentuk yang halus. - Menyerap zat-zat makanan yang larut sehingga masuk ke dalam darah. - Mengeluarkan zat-zat dari tubuh yang tidak dapat dicerna.

1. Rongga Mulut. Dalam rongga mulut terdapat gigi,lidah, dan air ludah(air liur), gigi berguna untuk mengunyah makanan agar menjadi halus, sesuai fungsinya, ada tiga macam gigi yaitu gigi seri, gigi taring, dan gigi gerahan, yang berfungsi: 1. Rongga Mulut. Dalam rongga mulut terdapat gigi,lidah, dan air ludah(air liur), gigi berguna untuk mengunyah makanan agar menjadi halus, sesuai fungsinya, ada tiga macam gigi yaitu gigi seri, gigi taring, dan gigi gerahan, yang berfungsi:

b. Gigi taring berfungsi merobek atau mengoyak makanan, bentuk permukaannya runcing..

c. Gigi gerahang berfungsi menggilas makanan, bentuk permukaannya lebar dan bergelombang.

Lidah terletak dibagian dasar rongga mulut. Lidah berfungsi untuk mengatur letak makanan pada waktu mengunyah, membantu menelan makanan, dan mengecap rasa makanan. Permukaan lidah kita dapat mengecap 4 rasa dasar yaitu: manis, pahit, asam, dan asin. Didalam mulut juga terdapat kelenjar ludah, kelenjar ludah terletak di bagian bawah lidah dan di daerah pangkal rahang bawah. Kelenjar ludah atas terletak didekat telinga, kelenjar ludah menghasilkan air ludah dan enzim amilase (ftialin), enzim amilase berfungsi mengubah zat tepung menjadi zat gula sehingga makanan yang kita kunya lama kelamaan terasa manis.

2. Kerongkongan. Kerongkongan yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung.Kerongkongan menyerupai tabung yang pajangnya sekitar 20 cm, Mulai dari faring (anak tekak) sampai lambung. Di dalam kerongkongan terjadi gerakan peristaltic yaitu gerakan meramas-ramas yang dilakukan oleh dinding kerongkongan. Gerakan peristaltic inilah yang mengakibatkan makanan terdorong masuk ke lambung.

3. Lambung. Lambung disebut perut besar, lambung terletak di dalam rongga perut sebelah kiri atas, Didalam lambung, makanan yang sudah dikunya dalam mulut, dilunakan lagi dengan pertolongan getah lambung. Geta lambung dihasilkan oleh dinding lambung, yang berguna untuk memecahkan makanan agar mudah diserap oleh pembuluh darah dan membunuh kuman yang terbawah oleh makanan.

Getah lambung mengandung asam dan enzimsebagai berikut:

a) Enzim pepsin berfungsi, mengubah protein menjadi pepton.

b) Enzim renin berfungsi, mengendapkan protein susu menjadi kasein.

c) Asam klorida berfungsi, membunuh kuman dan mengasamkan makanan.

4. Usus halus. Usus halus merupakan usus yang terpanjang dari pencernaan makanan, panjangnya mencapai 6 sampai 7 meter.Didalam usus halus terdapat berbagai macam cairan khusus yang membantu pencernaan makanan.Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus 12 jari, usus kosong, dan usus penyerapan.

a. Usus dua belas jari Panjang usus dua belas jarikira-kira 25 cm atau sama dengan ukuran panjang dua belas jari tangan orang dewasa. Oleh karena itu disebut usus dua belas jari. Makanan didalam usus dua belas jari, dicerna lagi dengan bantuan getah empedu. Getah pankreas yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Getah pankreas mengangdung enzim-enzim berikut ini:

- EnzimAmylase, berfungsi mengubah zat tepung menjadi zat gula. - Enzim tripsin, berfungsi mengubah protein menjadi asam amino. - Enzim lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak.

b. Usus kosong. Usus kosong terdapat diantara usus dua belas jari dan usus belas penyerapan. Panjangnya sekitar 2,5 cm. Didalam usus kosong masih terjadi proses pencernaan kimiawi. Dinding usus kosong mempunyai kelenjar yang menghasilkan getah pencernaan, tetapi tidak sebanyak di usus dua jari.

c. Usus penyerapan. Usus penyerapan merupakan tempat penyerapan sari-sari makana.Pada seluruh permukaan dinding usus, terdapat ujung-ujung pembulu darah yang berfungsi menyerap sari makan untuk disalurkan keseluruh tubuh melalui aliran darah.

5 Usus besar Usus besar terdapat dibagian rongga perut bagian kanan bawah usus besar terdiri dari usus besar naik, melintang, dan usus besar turun, usus besar disebut juga umbai cacing. Bagian akhir dari usus besar adalah saluran yang bermuara di anus. Di dalam usus besar sudah tidak terjadi proses penyerapan sari makanan, melainkan yang terjadi adalah proses penyerapan air. Disini terdapat bakteri pembusuk yang berguna bagi tubuh, karena pembusukan ampas makanan sehingga mudah dibuang menjadi kotoran, kotoran ini keluar dari tubuh melalui anus.

6 Anus.

Anus merupakan lubang tempat pembuangan fase dari tubuh, sebelum dibuang lewat anus, fase ditabung terlebih dahulu pada bagian rektum, Apabila fase sudah siap dibuang maka otot sprinter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus,

B. Hubungan Makanan Dan Kesehatan.

a. Karbohidrat. Karbohidrat juga disebut hidrat arang contohnya jagung, colat, kentang mengandung karbohidrat. Kabohidrat dibutuhkan tubuh kita sebagai bahan bakar akan menghasilkan panas dan tenaga. Olenya itu karbohidrat berguna untuk menghangatkan tubuh dan menjadi sumber tenaga. Makanan yang mengandung karbohidrat terdapat pada jenis makanan pokok, misalnya beras, jagung, kentang, umbi-umbian, ubi kayu, gula pasir, dan cokelat juga mengandung karbohidrat.

b. Lemak Lemak di dalam tubuh juga merupakan sumber zat tenaga dan berfungsi sebaga cadangan makan. Jika persediaan karbohidrat kita sudah habis terpakai, maka lemak berfungsi sebagai zat tenaga berikutnya. Berdasarkan sumbernya, lemak ada dua macam yaitu lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan, misalnya kelapa, margarin, kemiri, dan buah avokad. Lemak hewani berasal dari hewan, misalnya daging, minyak ikan, susu, keju, mentega, dan lemak hewan.

c. Protein. Protein adalah zat makanan yang berfungsi sebagai zat pembangun, protein berperang sebagai bahan pembangun sel-sel baru bagi jaringan-jaringan tubuh yang rusak pada saat kita sakit. Dengan banyak memakan makanan yang berprotein, maka jaringan tubuh kita yang rusak akibat sakit dengan sedirinya akan pulih kembali. Protein juga berguna untuk pertumbuhan jasmani.Protin berasa dari hewan dan tumbuh-tumbuhan, protein berasal dari tumbuh- tumbuhan disebut protein nabati. Misalnya kacang-kacangan, jagung, tempe, tahu dan sayur-sayuran berwarna hijau. Protein berasal dari hewan disebut protein hewani. Misalnya susu, hati ayam, ikan, udang, daging , dan keju.

d. Air Air merupakan kebutuhan pokok kita sehari-hari, air berguna untuk melarutkan zat-zat makanan, melancarkan pencernaan makanan, dan mengatur suhu tubuh. Jika kita keluarkan air, tubuh kita akan menjai lemas dan kurang bertenaga. Hal ini disebabkan tubuh kita mengeluarkan air, air keluar dari tubuh kita melalui air seni, keringat, tinja dan melalui udara pada saat kita bernapas. Pada kondisi nolmal tubuh kita membutuhkan mineral 2,5 liter air setiap hari. Kebutuhan air setiap orang berbeda, tergantung pada usia dan pekerjaannya. Air yang kita perlukan adalah air yang jernih, tidak berasa dan bebas dari kuman penyakit.Biasanya, air tersebut diperoleh dari sumber air seperti ledeng, mata air, dan sebagian dari bahan pangan.Bahan pangan yang banyak mengandung air, umumnya berupa sayur-sayuran dan buah, misalnya sawi, jeruk, semangka, terung, dan papaya.

e. Mineral. Mineral adalah zat organik dalam jumlah yang tidak sedikit diperlukan oleh tubuh.Zat organick adalah zat yang tidak berasal dari makhluk hidup.Mineral diperoleh dari makanan sehari-hari. Jika tubuh kekurngan mineral, maka kesehatan kita akanterganggu. Didalam tubuh, mineral berfungsi sebsgsi zat pembangun dan pengatur. Mineral mengandung zat kapur atau kalsium, zat besi, fosfat, dan yodium.

Beberapa contoh kandunga mineral yang terkandung dalam bahan makanan, misalnya:

1. Zat kapur atau kalsium banyak terkandung dalam susu, ikan, dan telur.

2. Zat besi banyak terkandung dalam dading, hati, kedelai, dan sayur-sayuran

3. Fosfat banyak terkandung dalam daging, susu, biji-bijian, dan sayur- sayuran.

4. Yodium banyak terkandung dalam garam beryodium dan ikan laut.

f. Vitamin. Vitamin dibutuhkan kelompok zat yang berfungsi sebagai zat pengatur. Vitamin dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tapi mamfaatnya dalam tubuh sangat penting. Vitamin menjaga tubuh kita agar tetap sehat dan mencegah timbulnya penyakit. Kekurangan vitamin didalam tubuh menyebabkan seseorang terserang penyakit. Kekurangan vitamin didalam tubuh disebut avitnosis.Vitamin yang dibutuhkan tubuh berupa vitamin A, B, C, D, E, dan K.

C. Menu Makanan Bergizi Seimbang.

Setiap hari kita makan bermacam-macam makanan.Makanan yang baik adalah makanan yang bergizi seimbang. Makanan bergizi seimbang adalah makanan yang mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang memadai. Kebutuhan zat gizi setiap orang berbeda.Hal ini tergantung dari jenis kelamin, jenis pekerjaan berat badan, keadaan jasmani dan iklim. Jika kebutuhan seseorang akan zat gizi tidak mencukupi atau sebaliknya. Penyakit akibat salah takaran gizi disebut malnutrisi.

Menyusun menu makanan yan bergizi seimbang terdapat dalam empat macam makanan seperti :

1. Makanan pokok (misalnya beras, jagung, dan gandung).

2. Sayuran (misalnya bayam, kangkong dan kacang panjang).

3. Lauk pauk (misalnya ikan, daging, telur, dan tempe).

4. Buah-buahan (misalnya papaya, jeruk, manga, dan pisang). Namun demikian, semua bahan yang dimakan harus dalam keadaan segar atau tidak rusak, sayuran atau yang tidak segar lagi, akan berkurang nilai gizinya. Jika kita tidak yakin akan kandungsn zat gizi dalam makanan yang kita makan, kita perlu minum susu. Susu adalah jenis makanan yang paling lengkap zat gizinya. Susu dapat dikonsumsikan sebagai makanan empat sehat lima sempurna. Jadi, menu makan empat sehat lima sempurna adalah makanan yang bergizi seimbang.

D. Mengolah Bahan Makanan Dengan Benar. Kebersihan makanan harus kita perhatikan sejak dari saat pengolahan sampai dengan saat penyajian. Jika kita tidak memperhatikan kebersihan Jika hendak membeli makanan yang sudah matang, harus memperhatikan cara penyajiannya, sebaliknya tidak membeli makanan yang dibiarkan terbuka. Makanan yang dijual dekat tempat pembuangan sampah atau dipinggir jalan.

Jika kita masak sendiri, kita harus memperhatikan makanan itu sejak pengolahannya, sayur, daging, atau ikan harus dicuci terlebih dulu sebelum dimasak. Jika memotong bahan-bahan itu dan kemudian dicucinya, maka akan banyak zat gizi yang terbuang, sayur yang dimakan mentah harus dicuci terlebih dahulu. Sayur yang dimasak jangan terlalu matang, karena dapat merusak zat, gizi, sebaliknya, daging harus dimasak sampai matang, terutama daging tersebut dipanggang atau dibuat sate, kuman penyakit masih hidup dan daging dimasak tidak matang. Makanan yang telah matang harus disajikan dalam piring yang bersih. Makanan tersebut harus disimpan dalam lemari yang bersih, kebersihan peralatan makanan, ruang, dan meja makan juga harus selalu dijaga.

BAB III METODE PENELITIAN

3.2. Tipe Penelitian.

Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu menggambarkan peningkatan hasil belajar dengan pendekatan pembelajaran aktif siswa konsep sistem pencernaan manusia di kelas V SD Negeri 9 Tulehu.

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian.

1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 9 Tulehu Kecamatan Salahutu.

2. Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung dari tanggal 01 Desember sampai dengan

31 Desember 2014.

3.4. Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 9 Tulehu yang .berjumlah 20 orang siswa.

3.5. Variabel Penelitian.

Adapun variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu hasil belajar konsep sistem pencernaan manusia melalui pendekatan pembelajaran aktif siswa SD Negeri 9 Tulehu.

3.6. Prosedur Penelitian.

1. Tahap Persiapan. Adapun tahap persiapan meliputi :

1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Menyusun Instrumen Penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Adapun tahap pelaksanaan meliputi : 1). Pemberian instrument tes untuk mengetahui hasil belajar dengan menggunakan penerapan pendekatan aktif siswa. 2). Pemberian angket kepada siswa untuk mendapatkan data mengenai pendekatan aktif siswa . 3). Tahap Evaluasi.

a. Menghadirkan dokumentasi perangkat tertulis seperti Rencana Palaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Instrument Penelitian.

b. Menyediakan jadwal kegiatan dokumentasi di lokasi penelitian.

3.7. Instrumen Penelitian.

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh guru atau instruktur untuk memperoleh data yang valid. Adapun jenis instrument yang digunakan dalam kegiatan ini sebagai berikut :