Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Pembelajaran Di Kalangan Guru SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Profil Sekolah Dasar Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Gunungpati Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, dapat dijelaskan tentang profil yang sekolah yang tergabung dalam Gugus Ki Hajar Dewantara, meliputi: Sekolah Dasar Negeri Plalangan 01, SD Negeri Plalangan 02, SD Negeri Plalangan 03, SD Negeri Plalangan 04, dan SD Negeri Gunungpati 01.

Kelima SD Negeri tersebut berada di wilayah Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah. Secara rinci berikut ini profil masing-masing sekolah.

4.1.1.1. SD Negeri Plalangan 01 SD Negeri Plalangan 01 beralamat di Jalan Mr. Wuryanto-Gunungpati Semarang. Sekolah ini berdiri sebelum kemerdekaan Indonesia yaitu tahun 1936. Sekarang ini dipimpin oleh Bapak Sugeng Setyadi, S.Pd. selaku kepala sekolah.Sekolah ini memiliki 13 guru, 8 orang berkualifikasi S1, dan 5 Guru sudah 4.1.1.1. SD Negeri Plalangan 01 SD Negeri Plalangan 01 beralamat di Jalan Mr. Wuryanto-Gunungpati Semarang. Sekolah ini berdiri sebelum kemerdekaan Indonesia yaitu tahun 1936. Sekarang ini dipimpin oleh Bapak Sugeng Setyadi, S.Pd. selaku kepala sekolah.Sekolah ini memiliki 13 guru, 8 orang berkualifikasi S1, dan 5 Guru sudah

dengan nomor (024)70772346

fasilitas

telepon

email: sdnplalangan01@yahoo.co.id. Visi SD Negri Plalangan 01 adalah : “Unggul dalam Prestasi, Cerdas, Trampil Berdasarkan Iman dan Takwa. Dari visi dijabarkan dalam misi sekolah yaitu : (1) Menyiapkan generasi unggul yang memiliki potensi di bidang IMTAQ dan IPTEK, (2) Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif, inovatif sesuai dengan perkembangan jaman, dan (3) Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.

dan

4.1.1.2. SD Negeri Plalangan 02 SD Negeri Plalangan 02 beralamat di Jalan Terwidi Plalangan Semarang. SD Negeri Plalangan 02 Kecamatan Gunungpati berdiri yakni sejak tahun 1986. Sejak tahun 2010 dipimpin oleh Ibu Hj. Wardiyah, S.Pd. selaku kepala sekolah. SD Negeri Plalangan 02 memiliki 13 guru, tujuh orang di antaranya berkualifikasi S1, dan empat orang 4.1.1.2. SD Negeri Plalangan 02 SD Negeri Plalangan 02 beralamat di Jalan Terwidi Plalangan Semarang. SD Negeri Plalangan 02 Kecamatan Gunungpati berdiri yakni sejak tahun 1986. Sejak tahun 2010 dipimpin oleh Ibu Hj. Wardiyah, S.Pd. selaku kepala sekolah. SD Negeri Plalangan 02 memiliki 13 guru, tujuh orang di antaranya berkualifikasi S1, dan empat orang

Sekolah dengan akreditasi B memiliki visi yaitu:

Didik yang Beriman,Bertaqwa,Cerdas dan Berprestasi. Adapun misi yang hendak diwujudkan erdasarkan visi sekolah adalah: (1) Menjadikan peserta didik yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) Menjadikan peserta didik yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (3) Menjadikan peserta didik yang cerdas dan trampil dalam segala bidang, dan (4) Menjadikan peserta didik yang berprestasi dan berbudi pekerti yang luhur.

Menjadikan

Peserta

4.1.1.3. SD Negeri Plalangan 03 SD Negeri Plalangan 03 beralamat di Jalan Raya Plalangan, Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati (Belakang Kecamatan Gunungpati lama) Kota Semarang Kode Pos 50225. SD Negeri Plalangan

03 Kecamatan Gunungpati berdiri sejak tahun 1976. Dipimpin oleh Ibu Mudiyati, S.Pd. selaku kepala 03 Kecamatan Gunungpati berdiri sejak tahun 1976. Dipimpin oleh Ibu Mudiyati, S.Pd. selaku kepala

Visi sekolah adalah:”Terwujudnya siswa yang tangguh dalam Imtaq, IPTEK Berbudi Pekerti Luhur dan Siap Melanjutkan ke Jenjang yang Lebih Tinggi’. Misi SDN Plalangan 03 meliputi: (1) Mengembangkan iklim belajar mengajar yang kondusif sesuai norma yang berlaku, (2) Meningkatkan profesionalisme guru agar mampu memberikan pelayanan yang prima dalam pengelolaan KBM, (3) Memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan pada siswa sesuai dengan standar dan tingkatnya, (4) Menerapkan tata krama dan sopan santun dalam perkataan dan perbuatan yang berakar pada budaya bangsa, (5) Mempersiapkan siswa agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang SLTP atau sekolah yang sederajat, dan (6) Menggali potensi sekolah dengan memperdayakan lingkungan secara optimal guna Visi sekolah adalah:”Terwujudnya siswa yang tangguh dalam Imtaq, IPTEK Berbudi Pekerti Luhur dan Siap Melanjutkan ke Jenjang yang Lebih Tinggi’. Misi SDN Plalangan 03 meliputi: (1) Mengembangkan iklim belajar mengajar yang kondusif sesuai norma yang berlaku, (2) Meningkatkan profesionalisme guru agar mampu memberikan pelayanan yang prima dalam pengelolaan KBM, (3) Memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan pada siswa sesuai dengan standar dan tingkatnya, (4) Menerapkan tata krama dan sopan santun dalam perkataan dan perbuatan yang berakar pada budaya bangsa, (5) Mempersiapkan siswa agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang SLTP atau sekolah yang sederajat, dan (6) Menggali potensi sekolah dengan memperdayakan lingkungan secara optimal guna

4.1.1.4. SD Negeri Plalangan 04 SD Negeri Plalangan 04 beralamat di Jalan Mr. Wurjanto, Gunungpati Semarang. SD Negeri Plalangan 04 Kecamatan Gunungpati berdiri sejak tahun

Bapak Isrom Ismail,S.Pd,M.Pd selaku kepala sekolah. Sekolah ini memiliki 13guru, 10 orang diantaranya berkualifikasi S1, dan 10 orang bersertifikat profesi, ditunjang dengan jumlah tenaga administrasi sebanyak satu orang dan satu orang penjaga. Memiliki enam rombel, enam ruang kelas, satu ruang kepala sekolah, satu ruang perpustakaan tapi belum tertata dengan baik, satu rumah penjaga yang sudah mulai rusak, satu kantin, satu ruang guru, laboratorium komputer, dengan jumlah siswa 191 orang.Sekolah pemilik NPSN 20329257 ini dapat dihubungi melalui telepon

surat elektronik sdnplalanganempat@yahoo.co.id. Sekolah dengan akreditasi B ini mengemban visi yaitu : “Cerdas dalam Berpikir, Terampil dalam Berkarya, Mulia dalam Bertingkah Laku Berdasarkan Iman dan Taqwa”. Adapun misinya meliputi: (1) Ikut berpartisipasi dalam mensukseskan wajib belajar

dan dan

4.1.1.5. SD Negeri Gunungpati 01 SD Negeri Gunungpati 01 beralamat di Jalan Pandean Gunungpati Semarang. SD Negeri Gunungpati 01 Kecamatan Gunungpati sudah berdiri sejak tahun 1976. Dipimpin oleh Bapak Antonius Sunardi, S.Pd. selaku kepala sekolah. SD Negeri Gunungpati 01 memiliki 13 pendidik, 10 orang diantaranya berkualifikasi S1, dan enam orang bersertifikat profesi, ditunjang dengan jumlah satu tenaga administrasi sebanyak dan satu orang penjaga. Sekolah ini memiliki enam rombel, enam ruang kelas, satu ruang kepala sekolah, satu ruang perpustakaan tapi disekatdengan ruang kelasdan belum tertata dengan baik, satu rumah penjaga yang sudah mulai rusak, dengan jumlah siswa 115 orang. Sekolah pemilik NPSN 20329255 dapat dihubungi melalui telepon 08122853565/085640525757 dan surat

elektronik sdngunungpati01@yahoo.com. Sekolah dengan akreditasi B ini memiliki visi:

“Mampu Berprestasi, Cerdas,Terampil Berlandaskan Iman dan Taqwa”. Adapun misinya meliputi: (1) menyiapkan generasi yang memiliki potensi dibidang iman dan taqwa, (2) menyiapkan generasi yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, (3) membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif dan inovatif sesuai dengan perkembangan zaman, (4) membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.

4.1.2 Perencanaan Supervisi pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Gunungpati oleh Pengawas

Perencanaan merupakan ciri dari suatu pengelolaan atau “management”. Setiap kegiatan agar berhasil harus diawali dengan perencanaan. Seperti halnya supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh Pengawas SD.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan, pengawas sekolah di Gugus Ki Hajar Dewantara menyusun program perencanaan supervisi pembelajaran.

Perencanaan supervisi pembelajaran menurut pendapat pengawas sekolah adalah suatu program dalam bentuk dokumen atau buku yang berisi tentang

langkah-langkah pelaksanaan, jadwal pelaksanaan, dan instrumen yang digunakan. Tujuan memuat tentan maksud dilakukan supervisi pembelajaran, sedangkan sasarannya adalah guru-guru di SD Gugus Ki Hajar Dewantara. Langkah-langkah memuat pendekatan, prosedur dan tehnik, sedangkan jadwal memuat tentang hari tanggal pelaksanaan dan sasaran. Adapun instrumen adalah perangkat yang berisi komponen dan indikator tentang perencanaan dan proses serta tindak lanjut pembelajaran.

tujuan,

sasaran,

Program perencaan supervisi pembelajaran disusun oleh pengawas SD Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, berdasarkan analisis dan evaluasi hasil supervisi pembelajaran

Adapun tujuan perencanaan

tahun

lalu.

memudahkan pelaksanaan,

dibuat

adalah

pemetaan pelaksanaan, tujuan, sasaran, langkah-langkah,dan instrumen dipakai tepat.

Berikut petikan hasil wawancara peneliti dengan Pengawas Sekolah SD Negeri Gugus Ki Hajar

Dewantara dengan pertanyaan yang disampaikan : “Bagaimanakah bapak melaksanakan kegiatan supervisi pembelajaran di SD Gugus Ki Hajar Dewantara, mohon penjelasannya ?”.

“Terima kasih sebelumnya, saya dalam melaksanakan supervisi pembelajaran ke sekolah-sekolah khususnya di Gugus Ki Hajar Dewantara dan gugus lain saya awali dengan

perencanaan yang didalamnya berisi tentang tujuan, sasaran, prosedur, jadwal dan instrument. Tujuan saya membuat perencanaan adalah memudahkan pelaksanaan terkait waktu

membuat

program

Kemudian saya dapat melaksanakan sesuai jadwal dan instrumen”.

dan

sasaran’.

Dari petikan wawancara dengan pengawas ditemukan bahwa dalam merencanakan program supervisi pembelajaran langkah-langkah yang dilakukan adalah menetapkan tujuan, yaitu meningkatkan

guru dalam (1) merencanakan,

professional

melaksanakan dan (3) mengevaluasi pembelajaran. Alasannya, guru sebagai agen pembelajaran harus profesional dalam mengelola KBM sehingga tujuan dapat tercapai sesuai

harapan.Sasaran pengawas dalam merencanakan supervisi pembelajaran adalah(1) perencanaan (RPP, silabus, promes, prota), (2) proses pembelajaran, dan (3) evaluasi. Penetapan ini berdasarkan

permasalahan dan karakteristik permasalahan yang dihadapi oleh guru.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Jumadi, S.Pd.selaku Pengawas bahwa yang paling banyak dihadapi oleh guru adalah masalah instrumen penilaian.Berikut petikan hasil wawancara oleh peneliti dengan pertanyaan yang disampaiakan “Apakah permasalahan yang bapak temukan pada waktu melakukan supervisi pembelajaran khususnya di SD gugus Ki Hajar Dewantara ?”.

“Sekarang ini sekolah kan menggunakan Kurikulum 2013, di lapangan yang saya temukan para guru banyak yang mengeluh terkait dengan instrumen penilaian Kurikulum 2013. Walaupun sudah diberikan Diklat, pelatihan di Gugus tetap semua guru masih merasa kesulitan”

Pengawas telah menyusun prosedur supervisi pembelajaran

menetapkan sumberdaya (manusia,

dan

informasi, peralatan, dana) yang dibutuhkan. Bapak Jumadi, S.Pd. selaku Pengawas menjelaskan bahwa sasaran utama pada individu guru, informasi terkini sesuai petunjuk teknis yang ada, penggunaan alat peraga dalam pembelajaran. Berikut petikan pernyatan yang disampaikan :

“Prosedur yang saya gunakan sebagaimana tertulis pada program yaitu menyangkut tehnik. Terkait tehnik, sasaran,

peralatan/instrumen.Sasarannya adalah guru,kemudian tehnik supervisi yang saya tuangkan dalam program adalah kunjungan kelas, pertemuan pribadi sebelum dan sesudah pengamatan, pertemuan kelompok untuk diskusi bersama tentang hasil supervisi sesuai dengan petunjuk tehnis pelaksanaan supervisi peralatan/instrumen.Sasarannya adalah guru,kemudian tehnik supervisi yang saya tuangkan dalam program adalah kunjungan kelas, pertemuan pribadi sebelum dan sesudah pengamatan, pertemuan kelompok untuk diskusi bersama tentang hasil supervisi sesuai dengan petunjuk tehnis pelaksanaan supervisi

Setelah menyusun rancangan supervisi pembelajaran, pengawas mengkomunikasikannya kepada kepala sekolah. Setelah itu pengawas membuat jadwal supervisi pembelajaran. Hal ini berdasarkan pernyataan Jumadi, S.Pd. selaku Pengawas SD Kecamatan Gunungpati bahwa:

“Program saya susun kemudian memberitahukan kepada sekolah melaluirapat dinas maupun via SMS, dan pertemuan pra supervisi. Hasil informasi yang saya sampaikan kepala sekolah memberikan respon kesiapannya. Pada pra supervisi saya memberikan informasi langsung kepada para guru prosedur kedatangan disekolah disampaikan karena ada yang terencana ada yang tidak. Kemudian tahapan berikutnya adalah menyusun jadwal yang telah ditentukan dengan persetujuan kepala sekolah yang akan dikunjungi baik yang terencana atau tidak. Jadwal yang terencana diinformasikan kepada kepala sekolah untuk juga disampaikan kepada guru”.

Kepala SD Negeri Plalangan 01 dan Kepala SD Negeri Plalangan 02, mempunyai jawaban yang sama bahwa dilibatkan oleh pengawas dalam menyusun perencanaan supervisi pembelajaran. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Kepala sekolah SD NegeriPlalangan 04 yaitu :

“Dalam penyusunan rencana supervisi pembelajaran di sekolah pengawas selalu melibatkan kepala sekolah. Hal ini tidak menjadi masalah bagi saya sebagai kepala sekolah karena kepala sekolah juga memiliki program supervisi sebagai tugas dan fungsi seorang kepala sekolah, sehingga dapat disinkrokan dengan program supervisi yang dibuat kepala sekolah”.

Kepala SD Negeri Plalangan 03dan Kepala SD Negeri Gunungpati 01 menyatakan tidak pernah dilibatkan. Kepala sekolah SD Negeri Plalangan 03 tidak memberi penjelasan. Sementara menurut Kepala Gunungpati 01, biasanya pengawas menyusun sendiri, kadangkala ada pemberitahuan jika akan supervisi

Gambaran umum perencanaan supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas di unit kerja yang dipimpin oleh Kepala SD Negeri Plalangan

01 sudah baik, namun tidak memberikan gambaran yang terperinci. Hal ini diperkuat dengan pernyataanKepala SD Negeri Plalangan 02 sebagai berikut:

“Supervisi oleh pengawas terhadap guru dilaksanakan setelah kepala sekolah melakukan kegiatan supervisi terhadap guru tersebut. Sesuai dengan program dan jadwal yang dibuat kepala sekolah.”

Kepala SD Negeri Plalangan 03menyatakan bahwa kadang pengawas hanya memberitahukan bahwa nanti minggu ke (sekian) mau datang untuk Kepala SD Negeri Plalangan 03menyatakan bahwa kadang pengawas hanya memberitahukan bahwa nanti minggu ke (sekian) mau datang untuk

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam merencanakan supervisi pembelajaran, Pengawas menetapkan tujuan yang didasarkan karekteristik permasalahan yang dihadapi oleh guru. Tujuan supervisi pembelajaran yaitu meningkatkan profesional guru dalam (1) merencanakan, (2) melaksanakan dan (3) mengevaluasi pembelajaran. Sasaran pengawas dalam merencanakan supervisi pembelajaran adalah(1) perencanaan (RPP, silabus, promes, prota), (2) proses pembelajaran, dan (3) evaluasi. Pengawas sudah berusaha melibatkan Kepala SD Negeri Plalangan 04 dalam membuat perencanaan, meski ada kepala sekolah yang merasa kurang

dilibatkan. Rancangan supervisi dikomunikasikan kepada kepala sekolah. Setelah mendapat mendapat persetujuan, dibuatlah jadwal supervisi berdasarkan bulan dan dilaksanakan setelah kepala sekolah melakukan supervisi terhadap guru.

4.1.3 Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara.

Tahap kedua dari supervisi pembelajaran yang dilakukan pengawas sekolah ke sekolah-sekolah adalah pelaksanaan. Pertama kali yang dilakukan dalam kegiatan pelaksanaan adalah sosialisasi program. Sosialisasi program dilaksanakan dengan tujuan agar program supervisi pembelajaran yang dilakukan pengawas dipahami dan di mengerti oleh kepala sekolah dan guru-guru di SD gugus Ki Hajar Dewantara. Selain itu adalah koordinasi, tujuan menyamakan persepsi dengan kepala sekolah karena kepala sekolah juga mempunyai program supervisi. Tiga dari lima kepala sekolah menyatakan dilibatkan oleh pengawas dalam melaksanakan supervisi pembelajaran terhadap guru di unit kerja yang dipimpinnya. Kepala sekolah SD Negeri Gunungpati

01 menyatakan tidak dilibatkan. Berikut petikan pernyataan yang disampaikan oleh kepala sekolah SD Negeri Gunungpati 01:

“ Dalam melaksanakan supervisi pembelajaran di SD Negeri Gunungpati 01 pengawas sekolah tidak melibatkan. Pengawas kadang langsung datang dan menggatakan mau supervisi kelas tertentu. Paling-paling diberitahu oleh pengawas secara langsung jika ada supervisi. Permasalahan pun tidak disampaikan, demikian juga hasil. Masih bersifat penilaian”

Kepala SD Negeri Plalangan 03menyatakan bahwa kepala sekolah selalu dilibatkan. Sementara itu, Kepala SD Negeri Plalangan 04 membenarkan telah dilibatkan dengan tanpa memberi penjelasan. Berikut ini pernyataan Kepala SD Negeri Plalangan 02:

“Ya. Secara langsung maupun tidak langsung kepala sekolah terlibat antara lain mengkondisikan guru yang bersangkutan.Terus

kunjungan kelas mengkondisikan teman-teman untuk dibina termasuk yang tidak disupervisi”

pasca

Gambaran umum pelaksanaan supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas di unit kerja yang dipimpin oleh Kepala SD Negeri Plalangan

01 sudah baik. Beliau menjelaskan bahwa pelaksanaan supervisi terlaksana sesuai rencana. Gambaran

umum pelaksananaan supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas tersebut diperkuat pernyataan oleh Kepala SD Negeri Plalangan 03 yaitu sebagai berikut:

“Pengawas minta ijin kepada kepala sekolah untuk masuk suatu kelas, kemudian pengawas minta ada pembelajaran dan memantau guru yang sedang mengajar.”

Hal tersebut juga diperkuat oleh Kepala SD Negeri Plalangan 04 memberi penjelasan sebagai berikut:

“Pengawas supervisi administrasi guru kelas, pengawas menunggui guru kelas yang disupervisi, pengawas memberi arahan pada guru, jika ada hal-hal yang penting dan untuk tindak lanjut.”

Pernyataan di atas diperkuat oleh Kepala SD Negeri Plalangan 02 melalui Fucus Group Discassion (FGD) ia memberikan gambaran umum pelaksanaan supervisi pembelajaran di sekolahnya.

“Pelaksanaan supervisi pembelajaran oleh pengawas sanggat membantu kepala sekolah. Karena di SD Negeri Plalangan 02 ada guru yang tidak membuat administrasi dan rencana pembelajaran, bahkan datangnya sering terlambat. Dengan adanya supervisi maka guru yang bersangkutan merasa risih dengan guru lain akhirnya membuat dan pengawas memberikan tugas untuk selalu dibina dan dipantau.....”

Prosedur pelaksanaan supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara yaitu: pertama, pengawas meminta ijin kepada kepala sekolah untuk melaksanakan supervisi pembelajaran. Kedua, pengawas melakukan supervisi terhadap administrasi pembelajaran yang telah dibuat oleh guru. Ketiga, pengawas masuk ke dalam kelas untuk melaksanakan supervisi Prosedur pelaksanaan supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara yaitu: pertama, pengawas meminta ijin kepada kepala sekolah untuk melaksanakan supervisi pembelajaran. Kedua, pengawas melakukan supervisi terhadap administrasi pembelajaran yang telah dibuat oleh guru. Ketiga, pengawas masuk ke dalam kelas untuk melaksanakan supervisi

Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas terhadap guru-guru di SDN Ki Hajar Dewantara berikut ini disajikan keterangan yang disampaikan oleh para guru. Hal-hal yang diuraikan meliputi tiga belas kemampuan guru dalam aspek pembelajaran sesuai Permenpan nomor 16 tahun 2009 pengembangan kemampuan guru yang harus dilakukan oleh pengawas.

Dalam hal peningkatan kemampuan menyusun kurikulum dan pembelajaran, Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01 menyampaikan bahwa fungsi pengawas cukup membantu dengan memberikan pengarahan dan motivasi dalam menyusun dan pelaksanaan pembelajaran sesuai yang direncanakan. Hal itu juga disampaikan oleh Bapak Muheri, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01. Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02 dan menganggap fungsi pengawas sedikit membantu.

kurikulum dan pembelajaran mengacu pada pedoman kurikulum yang sudah ada. Ibu Asih Umi Kholifah, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 03 dan Ibu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD Negeri Plalangan 04 mengharapkan, fungsi pengawas dalam aspek tersebut perlu ditingkatkan. Dalam penyusunan kurikulum, menurutIbu Murthofiah, S.Pd.SD. selaku Guru SD Negeri Gunungpati 01,pengawas berperan aktif untuk memotivasi Kepala Sekolah, guru maupun tokoh masyarakat yang punya kepentingan dengan pendidikan. Dengan demikian pada aspek ini fungsi pengawas cukup membantu guru-guru di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara dan perlu ditingkatkan.

Alasannya,

penyusunan

Dalam menjalankan fungsi pengawas berkaitan dengan peningkatan kemampuan menyusun silabus, supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas sangat membantu kalangan guru.

Menurut Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01 dan Bapak Muheri, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01 sudah cukup dengan memberikan support dan motivasi. Namun, Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan

02 merasa fungsi pengawas masih sedikit membantu 02 merasa fungsi pengawas masih sedikit membantu

“Pada waktu

silabus, pengawas memberikan pendampingan secara khusus, sehingga kalau ada kesulitan teratasi.”

penyusunan

Dalam hal peningkatan kemampuan menyusun RPP, fungsi pengawas sangat membantu. Hal itu sesuai pernyataan Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02 dan Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02. Berikut ini adalah pernyataan Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02.

“Banyak membantu dalam menyusun RPP dan memberi support

menyusun RPP setiap semesternya.”

untuk

selalu

Ibu Asih Umi Kholifah, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 03 memberikan pernyataan sebagai berikut:

“Pengawas pada waktu mengadakan supervisi telah mengoreksi RPP yang dibuat oleh guru, apabila ada kesalahan, pengawas mengadakan pembinaan atau pembetulan.”

Menyusun RPP merupakan kewajiban setiap guru dalam merancang pembelajaran. Hal itu disadari oleh Ibu Asih Umi Kholifah, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 03 dan Ibu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD Negeri Plalangan 04. Namun, pengawas tidak perlu berlebihan dalam melakukan supervisi pembelajaran dalam kaitannya penyusunan RPP oleh guru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan

01 sebagai berikut:

“Pengawas cukup memberikan masukan-masukan dalam penyusunan RPP ketika supervisi menemukan hal-hal yang kurang tepat dalam perangkat RPP yang telah dibuat guru.”

Dalam hal peningkatan kemampuan melaksanakan proses pembelajaran, pengawas telah melaksanakan fungsinya dengan baik. Berikut ini pernyataan Bapak Muheri, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01:

“Setelah selesai supervisi KBM, pengawas akan memberikan saran dan masukkan secara lisan/tertulis kepada guru dengan cukup baik sehingga memotivasi guru dalam KBM.”

Pernyataan itu dikuatkan oleh Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02. Menurutnya, supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh

membantu dalam pelaksanaan proses proses pembelajaran, karena selalu melakukan supervisi dan memberikan pengarahan. Hal itu juga didukung oleh Ibu Asih Umi Kholifah, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 03 dan Ibu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD Negeri Plalangan 04. Menurut Ibu Asih Umi Kholifah, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 03, guru melakukan pembelajaran sesuai dengan proses pembelajaran yang ditetapkan disertai dengan penilaian, silabus, dan mengevaluasi anak. Hal itu diperkuat oleh Ibu Murthofiah, S.Pd.SD. selaku Guru SD

pengawas

banyak

01. Berikut ini pernyataannya:

Negeri Gunungpati

“Pengawas

mengadakan supervisi pembelajaran telah memberi saran pada waktu guru mengajar yang tidak menggunakan alat peraga.”

pada

waktu

Dalam hal peningkatan kemampuan menyusun alat/instrumen penilaian, fungsi pengawas telah Dalam hal peningkatan kemampuan menyusun alat/instrumen penilaian, fungsi pengawas telah

“Cukup terbantu dengan saran-saran yang disampaikan serta sharing penyusunan instrumen penilaian di KKG.”

Menurut Ibu Asih Umi Kholifah, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 03 kemampuan guru menyusun instrument penilaian sangat berguna. Alasannya, menyusun alat/instrument penilaian perlu sekali untuk melihat kemampuan siswa dalam proses pembelajaran. Berikut ini pernyataan Ibu Murthofiah, S.Pd.SD. selaku Guru SD Negeri Gunungpati 01:

“Pengawas pada waktu supervisi kelas telah memantau langsung bank soal yang telah dibuat oleh guru, apabila tidak sesuai dengan prosedur, pengawas memberi bimbingan.”

Dalam hal peningkatan kemampuan menilai dan mengevaluasi proses pembelajaran, fungsi pengawas cukup membantu. Hal itu sesuai dengan pernyataan Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01 berikut ini:

“Ya, cukup membantu dengan memberikan saran kepada guru untuk merenungkan dan introspeksi diri setelah selesai KBM.”

Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Bapak Muheri, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01, Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan

02 dan Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02. Menurut Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02, fungsi pengawas cukup membantu dalam menilai dan mengevaluasi proses pembelajaran dan mengajak sharing dengan memberikan pengarahan. Ibu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD Negeri Plalangan 04 memberi masukan bagi pengawas sebagaimana pernyataan berikut:

“Perlu ditingkatkan. Karena menilai dan mengevaluasi proses pembelajaran bukti bahwa kita sudah melakukan pembelajaran yang lebih baik.”

Dalam upaya peningkatan kemampuan menganalisis hasil penilaian, fungsi pengawas sudah sangat membantu guru-guru di SD Negeri Gugus Ki

Hajar Dewantara. Berikut ini pernyataan Bapak Muheri, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01:

“Ya. Dengan

contoh-contoh dan penjelasan sehingga cukup membantu guru dalam meningkatkan kemampuan guru dalam menganalisis hasil penilaian.”

memberikan

Pernyataan itu dikuatkan oleh Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01 dan Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02 dengan pernyataan berikut:

“Cukup membantu dalam menganalisis hasil penilaian agar kita dapat melaksanakan tindak lanjut yang dibutuhkan siswa.”

Bantuan pengawas dalam aspek tersebut telah membuat Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02 dapat melaksanakan tindak lanjut yang dibutuhkan/sesuai. Menurut Ibu Asih Umi Kholifah, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 03 analisis hasil belajar siswa sangat penting dilakukan. Alasannya, siswa dalam pembelajaran perlu dianalisis supaya guru tahu kelebihan dan kekurangan siswa. Hal itu dikuatkan oleh Ibu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD Negeri Plalangan 04. Menurutnya, dengan menganalisis hasil penilaian guru tahu kelebihan dan kekurangan siswa. Pernyataan komprehensif disampaikan oleh

Ibu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD Negeri Plalangan 04 sebagai berikut:

“Secara umum dalam menganalisis hasil penilaian masih perlu penyempurnaan, sehingga pengawas memotivasi guru yang belum melaksanakan secara maksimal.”

Fungsi pengawas sudah cukup banyak membantu guru-guru di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara

dalam peningkatan kemampuan melaksanakan

remedial dan pengayaan sesuai hasil evaluasi. Menurut Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01 dan Bapak Muheri, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01, fungsi pengawas cukup membantu dengan mengadakan supervisi penilaian administrasi dan pembelajaran, guru membuat buku perbaikan dan pengayaan. Sedangkan menurut Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02 dan Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02 fungsi pengawas sudah sangat membantu.

pembelajaran

pernyataan Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02:

Berikut

ini

“Banyak membantu dan memberi support dan mengajak sharing untuk melaksanakan remedial dan pengayaan sesuai hasil evaluasi yang telah dianalisis.”

Menurut Ibu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD Negeri Plalangan 04, perbaikan dan pengayaan sangat penting. Alasannya, supaya siswa dapat tuntas dalam melaksanakan pembelajaran untuk itu diadakan remedial sehingga anak yang kurang kemampuannya dapat tuntas. Fungsi pengawas telah nyata seperti yang disampaikan olehIbu Murthofiah, S.Pd.SD. selaku Guru SD Negeri Gunungpati 01 berikut ini:

“Pengawas telah memeriksa pengayaan siswa serta mengkonfirmasi teknik pelaksanaan remedial bagi anak yang masih belum tuntas pada pelajaran tertentu.”

Dalam hal peningkatan kemampuan membimbing guru pemula dalam program induksi, fungsi pengawas sudah cukup banyak membantu. Meski Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01 dan Bapak Muheri, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01 menyatakan sedikit membantu, namun menurut Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02 dan Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD NegeriPlalangan 02 sudah banyak membantu. Berikut pernyataan Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02:

“Banyak membantu dalam membimbing guru pemula juga memberi support dan sharing.”

Menurut Ibu Asih Umi Kholifah, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 03, guru pemula perlu mendapat bimbingan. Menurutnya, guru pemula kurang pengalamannya dan perlu banyak bimbingan. Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD Negeri Plalangan 04. Mengenai teknis pemberian bimbingan bagi guru pemula, Ibu Murthofiah, S.Pd.SD. selaku Guru SD Negeri Gunungpati 01 memberi masukan kepada pengawas sebagai berikut:

“Pengawas menunjuk guru / kepala sekolah yang dianggap senior untuk memberi bimbingan pada guru pemula.”

Dalam upaya peningkatan kemampuan membimbing

dalam kegiatan ekstrakurikuler, fungsi pengawas dalam kategori cukup. Berikut ini pendapat Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01:

siswa

“Ya, cukup dengan memantau kegiatan eksra kurikuler yang diadakan di sekolah yang didokumentasikan dalam buku kegiatan ekstrakurikuler.”

Pernyataan tersebut didukung oleh Bapak Muheri, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01. Sementara itu, menurut pendapat Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02, fungsi Pernyataan tersebut didukung oleh Bapak Muheri, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01. Sementara itu, menurut pendapat Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02, fungsi

perlu peningkatan kemampuan membimbing siswa agar sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki siswa.

04 berpendapat

bahwa

Fungsi pengawas SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara dalam peningkatan kemampuan guru dalam melakukan pengembangan diri masih dalam kategori cukup. Meski Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02 dan Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02 menyatakan fungsi pengawas dalam aspek tersebut sudah banyak membantu, namun hal ini tak didukung oleh guru-guru lainnya. Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01 dan Bapak Muheri, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01 menyatakan bahwa fungsi pengawas berada di tataran cukup memotivasi dengan memberikan support. Sehingga Ibu Umrinah, S.Pd.I.

selaku Guru SD Negeri Plalangan 04 mengajukan saran kepada pengawas sebagai berikut:

“Perlu ditingkatkan pengembangan diri untuk meningkatkan kemampuan/wawasan guru dengan mengikuti KKG, workshop, seminar, dan lain-lain.”

Dalam upaya peningkatan kemampuan melaksanakan publikasi ilmiah, semua guru yang dijadikan informan sependapat bahwa fungsi pengawas dalam aspek tersebut masih sedikit. Berikut ini pernyataan Ibu Suciati, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02:

“Sedikit membantu dan memberi support dalam membuat PTK/karya ilmiah”.

Dalam hal peningkatan kemampuan membuat karya inovatif, fungsi pengawas masih sedikit membantu guru-guru di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara. Meski Bapak Muhammad Faizun, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 02 menyatakan bahwa pengawas telah banyak memberi support dalam pembuatan alat peraga, namun ada banyak pendapat berbeda. Menurut Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01 dan Bapak Muheri, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01 fungsi pengawas berkaitan dengan aspek tersebut masih sedikit. Ibu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD

Negeri Plalangan 04 bahkan menyarankan kepada pengawas pada waktu mengadakan supervisi juga memotivasi Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan 01gar mampu berinovasi sesuai dengan kemampuan guru yang bersangkutan. Alasannya, guru dituntut untuk meningkatkan proses pembelajaran, salah satunya dengan berinovasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu Asih Umi Kholifah, S.Pd. selaku Guru SD Negeri Plalangan

03 dan Ibu Umrinah, S.Pd.I. selaku Guru SD Negeri Plalangan 04.

4.1.4 Tindak lanjut supervisi pembelajaran di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara

Tindak lanjut merupakan kegiatan setelah pelaksanaan. Pada kegiatan tindak lanjut supervisi pembelajaran adalah mengadakan kegiatan evaluasi hasil supervisi, analisis hasil supervisi. Terkait dengan evaluasi dan analisis maka

pengawas sekolah harus mengkomunikasikan kepada guru, bagian atau komponen pembelajaran mana yang masih belum maksimal. Tujuannya adalah untuk perbaikan pengawas sekolah harus mengkomunikasikan kepada guru, bagian atau komponen pembelajaran mana yang masih belum maksimal. Tujuannya adalah untuk perbaikan

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan fakta pengawas dalam melaksanakan tindak lanjut supervisi pembelajaran di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara melibatkan semua pihak, termasuk guru yang disupervisi dan kepala sekolah. Hal itu dibenarkan oleh Kepala SD Negeri Plalangan 01. Menurutnya,bapak/ibu guru di unit kerja yang dipimpinnya dilibatkan. Alasannya karena tindak lanjut hasil supervisi itu melibatkan guru dan pengawas.

Kepala SD Negeri Plalangan 02 memberikan keterangan mengenai pelaksanaan tindak lanjut supervisi pembelajaran sebagaimana kutipan berikut ini:

“Dilaksanakan di dalam kelas saat pembelajaran sesuai jadwal yang diberikan terlebih dahulu dan dievaluasi dengan mengumpulkan guru yang bersangkutan.”

Kepala SD Negeri Plalangan 03 menyatakan bahwa guru-guru kadang dilibatkan. Menurutnya, pengawas memanggil guru tersebut dan diarahkan dihadapan kepala sekolah. Kepala SD Negeri

Plalangan 04dengan tegas menyatakan bahwa wujud hasil tindak lanjut supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara adalah dengan memantau guru dalam perkembangannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam

lanjut supervisi pembelajaran pengawas telah melibatkan guru-guru dan Kepala SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara. Bentuk tindak lanjut supervisi pembelajaran dilakukan dengan cara mengumpulkan guru yang bersangkutan, dihadapkan dengan kepala sekolah lalu

pelaksanaan

tindak

hasil supervisi pembelajaran serta memantau perkembangan guru yang besangkutan.

diberi arahan

sesuai

Gambaran umum tindak lanjut hasil supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas di unit kerja yang dipimpinKepala SD Negeri Plalangan 01sudah baik. Alasannya, setelah ada tindak lanjut tentu ada perubahan ke arah lebih baik. Hak tersebut diperkuat oleh pernyataan Kepala SD Negeri Plalangan 02 sebagai berikut:

“Hasil evaluasi

disampaikan yang bersangkutan, sehingga guru tahu kekurangan- kekurangan yang perlu diperbaiki untuk kedepan ada peningkatan dan diberi penjelasan yang sesuai.”

supervisi

Pernyataan tersebut didukung oleh Kepala SD Negeri Plalangan 03. Menurutnya,jika dianggap masih ada kekurangannya pengawas memberi bimbingan. Sedangkan menurut Kepala SD Negeri Plalangan 04 adalah sebagai berikut:

“Dilain hari pengawas akan mengecek hasil supervisi yang pernah dilaksanakan, apakah ada perubahan perbaikan kedepannya.”

Dari uraian pelaksanaan tindak lanjut supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas terhadap guru-guru di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara dapat disimpulkan bahwa tindak lanjut yang telah dilakukan secara umum sudah baik. Pengawas melibatkan guru-guru dan kepala sekolah.

Hasil tindak lanjut supervisi pembelajaran dijadikan bahan oleh pengawas untuk melakukan pembinaan dan pemantauan. Pembinaan dilakukan dengan cara menyampaikan hasil evaluasi kepada guru yang bersangkutan dengan memberi tahu kelebihan dan kelemahannya dalam pembelajaran sehingga

meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran. Bahan ini juga dijadikan

untuk melalukan untuk melalukan

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Perencanaan supervisi pembelajaran di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara

Menurut Usman (2014: 77) perencanaan adalah kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan. Pengertian itu mengandung empat unsur, meliputi: (1) sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya, (2) adanya proses, (3) hasil yang ingin dicapai, dan (4) menyangkut masa depan dalam waktu tertentu.

Berdasarkan konsep tersebut Bapak Jumadi, S.Pd. selaku Pengawas sekolah Gugus Ki Hajar Dewantara telah membuat perencanaan supervisi pembelajaran. Hal itu dibuktikan dengan adanya dokumen

program pengawasan. Program pengawasan ini terdiri dari: (1) program semester program pengawasan. Program pengawasan ini terdiri dari: (1) program semester

Dalam merencanakan supervisi pembelajaran, Pengawas sekolah Gugus Ki Hajar Dewantara berupaya untuk menyesuaikan dengan karakteristik permasalahan yang dihadapi oleh guru di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara. Dalam membuat perencanaan, Pengawas sekolah Gugus Ki Hajar Dewantara melibatkan semua pihak, termasuk kepala sekolah dan guru, meski ada kepala sekolah yang merasa kurang dilibatkan. Rancangan supervisi dikomunikasikan kepada kepala sekolah. Setelah mendapat persetujuan, dibuatlah jadwal supervisi berdasarkan bulan dan dilaksanakan setelah kepala sekolah melakukan supervisi terhadap guru. Hal itu mengindikasikan

dalam membuat perencanaan supervisi pembelajaran, pengawas tidak kaku. Pengawas lebih mengedepankan komunikasi, terutama kepada kepala sekolah. Komunikasi yang baik ini tentunya akan merangsang terciptanya kerja sama yang baik.

bahwa

Tujuan utama supervisi pembelajaran menurut Masaong (2013: 6-7) adalah: (1) membimbing dan memfasilitasi guru Tujuan utama supervisi pembelajaran menurut Masaong (2013: 6-7) adalah: (1) membimbing dan memfasilitasi guru

meningkatkan profesional guru dalam (1) merencanakan, (2) melaksanakan dan (3) mengevaluasi pembelajaran. Sasaran pengawas dalam merencanakan supervisi pembelajaran adalah (1) perencanaan (RPP, silabus, promes, prota), (2) proses pembelajaran, dan (3) evaluasi.

pembelajaran

yaitu

Perencanaan supervisi pembelajaran di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara dibuat oleh Bapak Jumadi, S.Pd., selaku Pengawas sekolah di gugus tersebut. Perencanaan supervisi pembelajaran juga sangat

tidak langsung menyodorkan

fleksibel.

Pengawas

pembelajaran, melainkan ia membawa rancangannya dulu.

jadwal

supervisi

Rancangan ini didiskusikan dengan kepala sekolah untuk mendapat masukan dan persetujuan. Setelah itu

jadwal supervisi pembelajaran. Pengaturan mengenai supervisi pembelajaran oleh pengawas juga dilakukan setelah supervisi yang menjadi tanggungjawab kepala sekolah dilaksanakan. Hal itu menunjukkan bahwa perencanaan supervisi pembelajaran yang dibuat oleh pengawas SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara telah sesuai dengan karakteristik perencanaan supervisi yang disampaikan oleh Rivai dalam (Masaong, 2013: 64) yakni meliputi: (1) supervisi tidak ada rencana yang standar, (2) perencanaan supervisi memerlukan kreativitas, (3) komprehensif, (4) kooperatif, dan (5) fleksibel.

barulah

ditetapkan

Rencana pengawasan akademik atau supervisi pembelajaran yang telah dibuat oleh Bapak Jumadi, S.Pd. menyajikan uraian mengenai aspek, tujuan, indikator keberhasilan, strategi/metode kerja/teknik supervisi, skenario kegiatan, sumber daya yang digunakan, dan penilaian dan instrumen, serta rencana tindak lanjut. Dalam aspek kurikulum tingkat satuan pendidikan, misalnya, tujuan yang hendak dicapai adalah menyosialisasikan KTSP, silabus, dan RPP berkarakter. Indikator keberhasilan Rencana pengawasan akademik atau supervisi pembelajaran yang telah dibuat oleh Bapak Jumadi, S.Pd. menyajikan uraian mengenai aspek, tujuan, indikator keberhasilan, strategi/metode kerja/teknik supervisi, skenario kegiatan, sumber daya yang digunakan, dan penilaian dan instrumen, serta rencana tindak lanjut. Dalam aspek kurikulum tingkat satuan pendidikan, misalnya, tujuan yang hendak dicapai adalah menyosialisasikan KTSP, silabus, dan RPP berkarakter. Indikator keberhasilan

berdasarkan konsep perencanaan supervisi pembelajaran dan hasil penelitian

Dengan

demikian

bahwa perencanaan supervisi pembelajaran oleh pengawas sekolah di gugus Ki Hajar Dewantara sudah terprogram tetapi belum maksimal karena berdasarkan hasil penelitian belum seluruh kepala sekolah terlibat dalam penyusunan.

4.2.2 Pelaksanaan supervisi pembelajaran di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara

Sebelum benar-benar mengimplementasikan supervisi pembelajaran, maka seorang Pengawas harus terlebih dahulu melakukan sosialiasasi kepada Sebelum benar-benar mengimplementasikan supervisi pembelajaran, maka seorang Pengawas harus terlebih dahulu melakukan sosialiasasi kepada

Hartoyo (2006: 98) menegaskan bahwa supervisi berarti komunikasi dan pemberian informasi. Artinya disamping memberikan bimbingan dan masukan kepada guru, pada saat melakukan supervisi, supervisor dapat pula mengkomunikasikan atau menyampaikan berbagai informasi yang dianggap perlu, misalnya kebijakan pemerintah mengenai

pendidikan, undang-undang atau peraturan

menteri pendidikan nasional (Permendiknas) terkait dengan standar isi dan standar kompetensi lulusan, undang-undang dan peraturan pemerintang tentang guru (dan dosen), informasi tentang inovasi pembelajaran dan menteri pendidikan nasional (Permendiknas) terkait dengan standar isi dan standar kompetensi lulusan, undang-undang dan peraturan pemerintang tentang guru (dan dosen), informasi tentang inovasi pembelajaran dan

atau supervisi pembelajaran, berkaitan dengan membina dan membantu guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran atau bimbingan dan kualitas hasil belajar. Dalam pelaksanaannya supervisi pembelajaran memiliki fungsi yang berkenanaan dengan aspek pembinaan dan pengembangan kemampuan, profesional guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah.

Pengawasan

akademik

Hasil penelitian Pengawas SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran telah melakukan komunikasi dan atau sosialisasi mengenai supervisi pembelajaran yang dilakukannya

perencanaannya. Rancangan supervisi pembelajaran terlebih dahulu dikomunikasikan kepada kepala sekolah untuk mendapat persetujuan. Rancangan ini juga disesuaikan dengan karakteristik permasalahan yang dihadapi oleh guru. Dengan bekal inilah Pengawas SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara membuat jadwal

sejak

tahap

supervisi pembelajaran. Jadwal ini supervisi pembelajaran. Jadwal ini

Komunikasi juga dilakukan pada saat dilangsungkannya kegiatan supervisi pembelajaran. Komunikasi itu dilakukan Pengawas SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara kepada siswa, guru, dan kepala sekolah. Pengawas juga mengonikasikan hasil supervisi pembelajaran sebagai tindak lanjut. Komunikasi yang dilakukan oleh Pengawas SD NegeriGugus Ki Hajar Dewantara dilakukan sebagai sarana pencapaian tujuan supervisi pembelajaran secara lebih efektif.

Adapun tujuan dan manfaat komunikasi, sebagaimana disebutkan oleh Usman (2014: 470), adalah sebagai sarana untuk: (1) meningkatkan kemampuan manajerial dan hubungan social, (2) menyampaikan dan atau menerima informasi, (3) menyampaikan dan menjawab pertanyaan, (4) mengubah perilaku (pola pikir, perasaan, dan Adapun tujuan dan manfaat komunikasi, sebagaimana disebutkan oleh Usman (2014: 470), adalah sebagai sarana untuk: (1) meningkatkan kemampuan manajerial dan hubungan social, (2) menyampaikan dan atau menerima informasi, (3) menyampaikan dan menjawab pertanyaan, (4) mengubah perilaku (pola pikir, perasaan, dan

pengendalian, pengkoordinasian, pengambilan keputusan, negoisasi, dan pelaporan. Usman (2014: 488) menyimpulkan bahwa koordinasi

mengintegrasikan (memadukan),

ialah

proses

menyinkronisasikan, dan menyederhanakan pelaksanaan tugas yang terpisah- pisah secara terus menerus untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dengan adanya koordinasi yang baik, guru, kepala sekolah dan pengawas itu sendiri akan menyadari akan fungsi dan tugasnya masing-masing serta melaksanakannya dengan penuh tanggungjawab.

Koordinasi juga dilakukan oleh Pengawas SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara demi suksesnya pelaksanaan supervisi pembelajaran.Pengawas SD Negeri Gugus

Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan koordinasi memanfaat semua hal yang ada, baik dilakukan secara individu maupun berkelompok, baik secara hierarkis (vertikal) maupun secara fungsional (horizontal, diagonal dan teritorial) dan secara institusional. Koordinasi yang buruk dapat menyebabkan masing-masing sumber daya Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan koordinasi memanfaat semua hal yang ada, baik dilakukan secara individu maupun berkelompok, baik secara hierarkis (vertikal) maupun secara fungsional (horizontal, diagonal dan teritorial) dan secara institusional. Koordinasi yang buruk dapat menyebabkan masing-masing sumber daya

Sasaran supervisi pembelajaran sebagaimana tertuang dalam dokumen Laporan Pelaksanaan Program Pengawasan yang disusun oleh Bapak Jumadi, S.Pd., selaku Pengawas di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara, antara lain : (1) merencanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan, (2) melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan, (3) menilai proses pembelajaran/bimbingan, (4) memanfaatkan hasil penilaian

untuk peningkatan layanan pembelajaran/bimbingan, (5) memberikan umpan balik secara teratur, tepat dan terus menerus pada peserta didik, (6) melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, (7) memberikan bimbingan belajar kepada peserta didik, (8) menciptakan

belajar yang menyenangkan,

lingkungan

mengembangkan dan memanfaatkan

dan media belajar/bimbingan, (10) memanfaatkan sumber- sumber belajar, (11) mengembangkan interaksi

alat

bantu bantu

Pelaksanaan supervisi pembelajaran pada dasarnya kepala sekolah telah dilibatkan oleh pengawas

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4