Asuhan Keperawatan Hepatitis Asoka AKPER

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

DISUSUN
KELOMPOK IV :

1. ISKANDAR

(2014.149)

2. JULAEHA

(2014.150)

3. LISNAWATI NUR

(2014.151)

4. MIRNA ASRAN

(2014.152)


5. WA ODE MERRI MUSDALIFAH

(2014.176)

AKADEMIK KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN BUTON
TAHUN AKADEMIK
2015/2016

i

i

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena telah
mencurahkan berkah rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Asuhan Keperawatan dengan judul “Asuhan Keperawatan Hepatitis”.
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah I . Selain itu, untuk mendeskripsikan masalah Asuhan Keperawatan
Hepatitis. Makalah ini kami susun berdasarkan informasi dari berbagai sumber.
Harapan kami Asuhan Keperawatan ini dapat memperluas wawasan kita tentang

Asuhan Keperawatan Hepatitis serta memberikan dasar pengetahuan bagi kita.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan Asuhan Keperawatan ini.

Baubau, 24 September 2015
Hormat Kami,

Penulis
(Kelompok 4)

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................

i

Daftar Isi...............................................................................................


ii

Pendahuluan........................................................................................

1

I.Konsep Dasar Medis..........................................................................

3

A. Definisi Hepatitis.......................................................................

3

B. Etiologi .....................................................................................

4

C. Patofisiologi...............................................................................


6

D. Manifestasi Klinik......................................................................

8

E. Pemeriksaan Penunjang..........................................................

9

F. Penatalaksanaan Medis............................................................

9

G. Komplikasi................................................................................

10

II .Konsep Asuhan Keperawatan..........................................................


11

A. Pengkajian................................................................................

11

B. Diagnosa keperawatan..............................................................

16

C. Intervensi keperawatan.............................................................

18

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati, virus merupakan penyebab
hepatitis yang paling sering terutama virus hepatitis A, B, C, D dan E. Pada umumnya
penderita menjadi kronis, virus hepatitis D hanya dapat menyerang penderita yang telah
terinfeksi virus B dan dapat memperparah keadaan penderita.
Pertumbuhan kesehatan sedunia (WHO) menetapakan imunisasi hepatitis disetiap
negara, karena penyebab terbanyak hepatitis virus, hepatitis virus tersebar di seluruh
Indonesia dan menyerang semua suku bangsa, sekitar 2 milyar orang di dunia diduga
telah terinfeksi dan 350 juta menderita menjadi masalah kesehatan global yang serius,
menurut Prof. dr. Hj. Siti Nurdjanah, M.Kes, SpPd-KGEH, Indonesia endemis hepatitis
virus antara 2,5-20 % dan menempati urutan ke-3 di Asia yaitu berkisar 11,6 %.
Di Jogyakarta data PMI menyebutkan 805 orang diskrining untuk pendonor darah,
2,2% hepatitis positif. Di Mataram sebanyak 3000 sampel darah yang diskrining di PMI
ternyata sebanyak 6,7%.
Dampak dari penyakit hepatitis, penyebab/komplikasi yang dapat terjadi pada
penyakit hepatitis adalah kolesterol, pendarahan, saluran cerna, gagal ginjal, gangguan
elektrolit, gangguan pernafasan, hiperglikemia, demam, bakteri, gelisah, hipertensi,
kematian/hypotesis portal.
Sedangkan di Medan Sumatra-Utara di laporkan dalam kurun waktu 4 tahun dari
19.914 pasien yang di rawat di bagian penyakit dalam di dapatkan 128 pasien penyakit

hati (5%) dan pengamatan secara klinis di jumpai 819 (72.7%) adalah penyakit Hepatitis
Dalam ilmu keperawatan terdapat hal yang disebut promotif yaitu suatu tindakan
keperawatan promosi kesehatan. Pada kasus hepatitis, promosi kesehatan yang dapat
dilakukan yaitu dengan melakukan tindakan penyuluhan kesehatan masyarakat umum
maupun klien hepatitis sendiri, serta dapat juga membagikan selebaran-selebaran yang
berhubungan penyakit hepatitis kepada masyarkat dengan tujuan agar masyarakat
mengerti tentang pentingnya arti kesehatan.
Preventif adalah suatu tindakan keperawatan untuk mencegah terjadinya suatu
penyakit atau menghilangkan gejala penyakit pada kasus hepatitis virus tindakan

1

pencegahan yang perlu dilakukan dengan memberikan vaksin hepatitis, meningkatkan gizi
masyarakat dan memelihara kesehatan lingkungan yang baik.
Kuratif adalah kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan melalui
kegiatan-kegiatan seperti merawat orang sakit di rumah (home nursing), merawat orang
sakit sebagai tindakan lanjut perawat dari puskesmas dan di rumah.
Rehabilitasi adalah suatu tindakan rehabilitasi pada kasus hepatitis, disini perawat
berfungsi sebagai yang merawat, memelihara bahkan melayani klien serta memberi
dukungan kepada klien agar klien cepat sembuh.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas , maka penulisan mengambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1.

Apa Definisi Hepatitis ?

2.

Apa Etiologi Hepatitis ?

3.

Bagaimana Patofisiologi Hepatitis ?

4.

Bagaimana Pathway Hepatitis ?

5.


Apa Manifestasi Klinis Hepatitis ?

6.

Bagaimana Pemeriksaan Penunjang Hepatitis ?

7.

Bagaimana Penatalaksanaan Medis Hepatitis ?

8.

Apa Komplikasi Hepatitis ?

9.

Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien Hepatitis ?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui Definisi Hepatitis.
2. Untuk mengetahui Etiologi Hepatitis.
3. Untuk mengetahui Patofisiologi Hepatitis.
4. Untuk mengetahui Pathway Hepatitis.
5. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Hepatitis.
6. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang Hepatitis.
7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Medis Hepatitis.
8. Untuk mengetahui Komplikasi Hepatitis.
9. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Pasien Hepatitis.

2

BAB I
KONSEP DASAR MEDIS

A. Defenisi
Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. “Hepa” berarti kaitan
dengan hati, sementara “itis” berarti radang (Seperti di atritis, dermatitis, dan pankreatitis)
(James, 2005: 4).
Hepatitis merupakan infeksi pada hati, baik disebabkan oleh virus atau tidak.

Hepatitis yang disebabkan

oleh virus ada tiga tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C.

hepatitis yang tidak disebabkan oleh virus biasanya disebabkan oleh adanya zat-zat kimia
atau obat, seperti karbon tetraklorida, jamur racun, dan vinyl klorida (Asep suryana
abdurahmat, 2010: 153).
Hepatitis adalah peradangan hati yang akut karena suatu infeksi atau keracunan
(Clifford anderson, 2007:,243).
Hepatitis adalah peradangan pada hati (liver) yang disebabkan oleh virus. Virus
hepatitis termasuk virus hepatotropik yang dapat mengakibatkan hepatitis A (HAV),
hepatitis B (HBV), dan hepatitis C (HCV), delta hepatitis (HDV), hepatitis E (HEV),
hepatitis F dan hepatitis G.
Dari beberapa pengertian hepatitis di atas pada dasarnya memiliki tujuan yang
sama, yaitu hepatitis merupakan peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus
maupun tidak disebabkan oleh virus.
Hepatitis dibagi dua tahapan :
1. Hepatitis akut

: infeksi virus sistemik yang berlangsung selama 6 bulan dan

kelanjutan dari hepatitis akut.

3

3. Hepatitis fulminant adalah perkembangan mulai dari timbulnya hepatitis hingga
kegagalan hati dalam waktu kurang dari 4 minggu oleh karena itu hanya terjadi
pada bentuk akut.
B. Etiologi
1. Hepatitis A
a. Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung
berukuran 27 nm
b. Ditularkan melalui jalur fekal – oral, sanitasi yang jelek, kontak antara
manusia, dibawah oleh air dan makanan
c. Masa inkubasinya 15 – 49 hari dengan rata – rata 30 hari
d. Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi
yang buruk dengan penduduk yang sangat padat.
2. Hepetitis B (HBV)
a. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang
memiliki ukuran 42 nm
b. Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita
infeksi akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu
kepada bayinya.
c. Masa inkubasi 26 – 160 hari dengan rata- rata 70 – 80 hari.
d. Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi,
perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis
serta onkologi laki-laki biseksual serta homoseksual yang aktif dalam
hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV juga beresiko.
3. Hepatitis C (HCV)
a. Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang
diameternya 30 – 60 nm.
b. Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga
oleh kontak seksual.
c. Masa inkubasi virus ini 15 – 60 hari dengan rata – 50 hari
d. Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B
4. Hepatitis D (HDV)

4

a. Virus hepatitis B (HDP) merupakan virus RNA berukuran 35 nm
b. Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang memiliki
kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita hemovilia
c. Masa inkubasi dari virus ini 21 – 140 hari dengan rata – rata 35 hari
d. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.
5. Hepattitis E (HEV)
a. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 32
– 36 nm.
b. Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia
dimungkinkan meskipun resikonya rendah.
c. Masa inkubasi 15 – 65 hari dengan rata – rata 42 hari.
d. Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan
makan makanan, minum minuman yang terkontaminasi.

Namun dari beberapa virus penyebab hepatitis, penyebab yang paling dikenal
adalah HAV (hepatitis A) dan HBV (hepatitis B). Kedua istilah tersebut lebih disukai
daripada istilah lama yaitu hepatitis “infeksiosa” dan hepatitis “serum”, sebab kedua
penyakit ini dapat ditularkan secara parental dan nonparental (Price dan Wilson, 2005:
243). Hepatitis pula dapat disebabkan oleh racun, yaitu suatu keadaan sebagai bentuk
respons terhadap reaksi obat, infeksi stafilokokus, penyakit sistematik dan juga bersifat
idiopatik (Sue hincliff, 2000: 205).
Selain itu hepatitis disebabkan pula alcohol serta obt-obatan. Obat-obatan
menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.

5

C. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional
dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.
Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.
Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis
dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak
dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang
sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan
fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu
badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada
perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di
ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin
yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya
kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan
billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.
Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi
retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum
mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi
(bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran
dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis).
Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih,
sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar
bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang
akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
peradangan ini akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh sehinga timbul gejala
tidak nafsu makan (anoreksia). salah satu fungsi hati adalah sebagai penetralisir toksin,
jika toksin yang masuk berlebihan atau tubuh mempunyai respon hipersensitivitas, maka
hal ini merusak hati sendiri dengan berkurangnya fungsinya sebagai kelenjar terbesar
sebagai penetral racun.
6

Peradangan yang terjadi mengakibatkan hiperpermea-bilitas sehingga terjadi
pembesaran hati, dan hal ini dapat diketahui dengan meraba/palpasi hati. Nyeri tekan
dapat terjadi pada saat gejala ikterik mulai nampak.

7

D. Manifestasi klinis
Semua infeksi hepatitis virus memiliki gejala yang semua kendati terdapat
perbedaan pada keparahan gejala dan kemungkinan infeksi menimbukan cidera hati yang
kronis. Tanda dan gejala hepatitis virus meliputi anoreksia, mual, muntah, demam, ikterus,
malaise, dan nyeri otot.
Hepatits B,C, dan D memiliki gejala yang lebih berat dan berlangsung lebih lama.
Hepatitis B mrupakan bentuk hepatitis yang paling serig ditemukan. Sebagian besar
pasien sembuh total dari hepatitis B dan hanya 5-10% kasus yang memburuk menjadi
gagal hati kronis. Pada hepatitis C, hanya 30-40% pasien yang terinfeksi yang
memperlihatkan gejala. Namun, mayoritas pasien hepatitis C akan mengalami perburukan
sehingga timbul penyakit hati kronis dalam derajat tertentu. Hepatitis memiliki cara
penularan yang tidak lazim. Individu harus terinveksi dengan virus hepatitis B dahulu,
kemudian dapat terinfeksi hepatitis D. Ini merupakan bentuk hepatitis yang lebih serius.
Tidak banyak yang diketahui tentang hepatitis G, kecuali infeksi hepatitis G diyakini
menular lewat darah.
Gejala hepatitis A dan E serupa dengan gejala influenza ringan yang sering
berlangsung kurang dari dua minggu. Infeksi, terutama terjadi melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Akan tetapi, hepatitis E mengenai ibu hamil dengan cara
yang lebih serius karena menimbulkan kematian pada satu dari lima kasus.
Manifestasi umum dari hepatitis yaitu :
1. Malaise, anoreksia, mual dan muntah
2. Gejala flu, faringitis,abtuk,coryza,fotopbia,sakit kepala dan mialgia
3. Demam ditemukan pada iinfeksi HAV
4. Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap
5. Pruritus (biasanya ringan dan sementara )
6. Nyeri tekan pada hati
7. Spenomegali ringan
8. Limfadenopati

8

E. Pemeriksaan penunjang
1. Enzim-enzim serum AST (SGOT), ALT (SGPT), LDH : meningkatkan pada
kerusakan sel hati dan pada keadaan lain terutama infark miokardium
2. Bilirubin direk

:meningkat pada gangguan ekskresi bilirubin
terkonyugasi

3. Bilirubin indirek

:meningkat pada gangguan hemolotik dan sindrom
glibert

4. Bilirubin serum total

: meningkat pada penyakit hepatoseluler

5. Protein serum total

: kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati

6. Masa protrombin

:meningkat pada penurunan sintesis protrombin
Akibat kerusakan sel hati.

7. Kolesterol hati

: menurun pada kerusakan sel hati, meningkat pada
Obstruksi duktusbiliaris

F. Penatalaksanaan medis
Jika seseorang telah didiagnosa menderita hepatitis, maka ia perlu mendapatkan
perawatan. Pengobatan harus dipercepat supaya virus tidak menyebar. Jika tindakan
penanganan lambat membuat kerusakan lebih besar pada hati dan menyebabkan kanker.
1. Penanganan dan pengobatan hepatitis A
Penderita yang menunjukan gejala hepatitis A diharapkan untuk tidak banyak
beraktivitas serta segera mengunjungi faslitas pelayanan kesehatan terdekat
untuk mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul. Dapat diberikan
pengobatan simptomatik seperti antipiretik serta vitamin untuk meningktkan
daya tahan tubuh ddan nafsu maan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah.
2. Penangan dan pengobatan hepatitis B
Setelah didiagnosa ditegakan sebagai hepatitis B, maka ada beberapa cara
pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan oral dan injeksi :
a. Pengobatan oral
-

Lamivudine : dari kelompok nukleosida analog, dikenal dengan nama
3TC. Obat ini digunakan dewasa maupun anak-anak, pemakaian obat

9

ini cenderung meningkatkan enzim hati (ALT) untuk itu penderita akan
mendapat monitor bersinambungan dari dokter.
-

Adefovir dipivoxil (hepsera) : pemberian secara oral akan lebih efektif,
tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaru buruk
terhadap fungsi ginjal.

-

Baraclude (entecavir) : obat ini diberikan pada penderita hepatitis B
kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala,
pusing, letih, mual dan terjadi peingkatan enzim hati.

b. Pengobatan dengan injeksi
Microsophere : mengandung partikel radioaktif pemancar sinar β yang akan
menghancurkan

sel

kanker

hati

tanpa

merusakn

jaringan

sehat

disekitarnya. Injeksi alfa interferon (INTRON A, INFERGEN, ROFERON)
diberikan secara subkutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu
selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah
depresi,

terutama

pada

penderita

yang

memliki

riwayat

sepresi,

sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan
sedikit menimbulkan demam hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian
antipiretik.
3. Penanganan dan pengobatan hepatitis C
Saat ini pengobatan hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti
interferon alfa, pegylated interferon alfa dan ribavirin. Pengobatan pada
penderita hepatitis

C memeerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada

penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk perlu penanganan pada
stadium awalnya.
G. Komplikasi
Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh
akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik.
Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis,
penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.

10

BAB II
Konsep Dasar Keperawatan
A. Pengkajian
a. Biodata
Identitas
-

Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan
dignosa medis.

-

Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama,
alamat, pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.

-

Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, dan hubungan dengan klien.

b. Keluhan utama
Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat
berupa nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit
perut kanan atas, demam dan kuning
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah,
demam, nyeri perut kanan atas.
P = inflamasi virus yang dapat menyebabkan pembengkakan hepar
Q = Terasa nyeri terus-menerus
R = nyeri abdomen kuadran kanan atas terlokalisir
S = Skala 0-5 (0=tidak nyeri, 1=tidak mengganggu, 2=ringan,
3=sedang, 4=berat, 5=sangat berat)*NANDA
T = Sewaktu-waktu terus menerus, diperparah ketika ada tekanan pada
area abdomen
2) Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah
diderita sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk

11

keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah sakit serta
perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular
khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan

d. Pemeriksaan fisik
Review Of Sistem (ROS)
1. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : Sklera ikterik, konjungtiva tidak anemis.
2. Sistem Pencernaan
Palpasi : nyeri tekan pada kuadran kanan atas, teraba pembesaran hepar dan
limpa.
3. Sistem Integumen
Inspeksi : Kulit tampak kuning, kering
4. Sistem Perkemihan
Inspeksi : Urin kuning pekat seperti teh

12

Klasifikasi data

-

Data subyektik
klien mengatakan nyeri pada perut

-

Data obyektif
nyeri tekan pada perut kanan atas

kanan atas

-

klien gelisah

klien mengatakan nyerinya terus –

-

ekspresi wajah meringis

menerus

-

terdapat pembesaran hepar

-

klien selalu menekan daerah yang

klien

-

mengatakan

nafsu

makan

berkurang
-

nyeri

klien mengatakan setiap kali makan

-

porsi makan tidak dihabiskan

merasa mual

-

mual (+)

-

peristaltik usus (+)

-

pasien mengatakan tubuhnya panas

-

klien mengatakan bahwa tubuhnya

-

suhu tubuh 38 0 C

gatal-gatal

-

kulit teraba hangat

-

tanda garukan pada kulit

13

Analisis Data
No
1

Tanda –gejala

etiologi

Ds :
-

pembengkakan
klien mengatakan nyeri yang
inflamasi

pada perut kanan atas
-

klien

Masalah
keperawatan
hepar Gangguan
rasa

mengalami nyaman (nyeri)
hati

dan

mengatakan bendungan vena porta

nyerinya

terus



menerus
DO:
-

nyeri tekan pada perut
kanan atas

-

klien gelisah

-

ekspresi wajah meringis

-

terdapat

pembesaran

hepar
-

klien

selalu

menekan

daerah yang nyeri

2

DS:
-

klien mengatakan nafsu
makan berkurang

-

klien mengatakan setiap
kali makan merasa mual

DO:
-

porsi

makan

dihabiskan
-

mual (+)

-

peristaltik usus (+)

tidak

perasaan tidak nyaman
di kuadran kanan atas,
gangguan absorbsi dan
metabolisme
pencernaan
kegagalan
untuk
kebutuhan

makanan,
masukan
memenuhi
metabolik

karena anoreksia, mual

14

Perubahan

nutrisi

kurang
kebutuhan tubuh

dari

dan muntah.
3

DS:
-

pasien

mengatakan invasi

tubuhnya panas
DO:

agent

sirkulasi
sekunder

-

suhu tubuh 38 0 C

-

kulit teraba hangat

dalam
darah
terhadap

inflamasi hepar.

hipertermi

.
4

factor resiko :
-

klien

mengatakan pruritus

bahwa
gatal-gatal
-

tubuhnya terhadap

sekunder
akumulasi

pigmen bilirubin dalam

tanda garukan pada garam empedu.
kulit

Resiko

tinggi

kerusakan integritas
kulit dan jaringan

15

B. Diagnose keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi
hati dan bendungan vena porta ditandai dengan :
DS :


klien mengatakan nyeri pada perut kanan atas



klien mengatakan nyerinya terus menerus

DO :


nyeri tekan pada perut kanan atas



klien gelisah



ekspresi wajah meringis



terdapat pembesaran hepar



klien selalu menekan daerah yang nyeri

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan,
perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah ditandai dengan :
DS :


klien mengatakan nafsu makan berkurang



klien mengatakan setiap kali makan merasa mual muntah

DO :


porsi makan tidak dihabiskan

16



mual (+)



peristaltik usus (+)

3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder
terhadap inflamasi hepar ditandai dengan :
DS :


pasien mengatakan tubuhnya panas

DO :


suhu tubuh 38 0 C



kulit teraba hangat

.
4. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan
pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
Dengan faktor resiko :


Klien mengatakan bahwa tubuhnya gatal-gatal



Tanda garukan pada kulit

17

C. Intervensi
Diagnosa
keperawatan
Gangguan
rasa

Tujuan
hasil
nyeri

nyaman

hilang, atau teratasi

(nyeri)

b/d

dan

berkurang,

pembengkakan hepar

kriteria hasil :

yang

mengalami

- secara

inflamasi

hati

dan

kriteria

Rencana tindakan

rasional

OBSERVASI
1. Kaji nyeri dengan
skala 0-5

1. Nyeri

subyektif,

merupakan

respon
yang

subyektif
dapat

dikaji

dengan

kllien melaporkan

menggunakan skala

bendungan vena porta

nyeri

nyeri.

ditandai dengan:

atau dapat diatasi

DS:
-

-

berkurang

- mengidentifikasi
klien

aktivitas

mengatakan

meningkatkan

nyeri pada perut

atau

kanan atas

nyeri

klien

yang

MANDIRI
2. Bantu klien dalam

mengurangi

mengidentifikasi

melaporkan

diatas tingkat cidera

3. Nyeri

terus

3. Ajarkan

metode

distraksi

selama

DO:

dipengaruhi

oleh kecemasan.

nyeri
nyeri tekan pada
perut

4. Istrahat

kanan

atas

4. Beri

kesempatan

merelaksasikan

-

klien gelisah

waktu istrahat bila

semua

-

ekspresi

terasa nyeri

sehingga

-

nyeri

- Klien tidak gelisah,

menerus
-

biasanya

faktor pencetus

mengatakan
nyerinya

2. Klien

wajah

jaringan

meringis

meningkatkan

terdapat

kenyamanan

pembesaran
5. Pendekatan dengan

hepar
-

klien

selalu

PENKES

18

menggunakan

menekan daerah

5. Jelaskan

yang nyeri

dan

relaksasi

dan

bantu klien terkait

tindakan

dengan

tindakan

nonfarmakologi

pereda

nyeri

lain

menunjukan

nonfarmakologi

keefektifan

dalam

dan noninvasif

mengurangi
nyeri.

6. Pengetahuan
6. Tingkatkan

tersebut

membantu

pengetahuan

mengurangi

tentang penyebab

dan dapat membantu

nyeri

meningkatkan

dan

hubungkan
dengan

nyeri

kepatuhan
berapa

lama nyeri akan

terhadap

klien
rencana

terapeutik

berlangsung.

7. nyeri
7. Kolaborasi
dengan

yang

berhubungan dengan
individu

hepatitis sangat tidak

untuk menentukan

nyaman, oleh karena

metode

terdapat peregangan

yang

dapat

digunakan

untuk

intensitas

nyeri

pada
melalui

kapsula

pendekatan

kepada individu yang
mengalami

19

hati,

perubahan
kenyamanan

nyeri

diharapkan

lebih

efektif

mengurangi

nyeri.

8. kemungkinan
8. Bahas

dengan

sudah

tak

nyeri
bisa

dokter

dibatasi

dengan

penggunaan

teknik

analgetik yang tak

mengurangi nyeri.

untuk

mengandung efek
hepatotoksi
Perubahan

nutrisi

kurang dari kebutuhan
tubuh

berhubungan

dengan,

perasaan

tidak

Kebutuhan
terpenuhi

nutrisi KOLABORASI
1. kaji cara penyajian
makanan

Criteria hasil :
-

kuadran kanan atas,

berat badan

dan

-

metabolisme
masukan

malnutrisi
-

tepat

ada

tanda-tanda

pencernaan makanan,
kegagalan

tidak

tidak

nafsu makan klien

peningkatan

absorbsi

yang

makanan

dapat mempengaruhi

adanya

nyaman di

gangguan

1. Penyajian

MANDIRI
2. berikan perawatan

menunjukan

mulut

20

sebelum

2. menghilangkan rasa
tidak

enak

dapat

untuk

memenuhi

kebutuhan
karena

metabolik
anoreksia,

mual dan muntah.

peningkatan

makan

fungsi

makan

pengecapan
dari menelan

ditandai dengan :

3. penurunan
3. lakukan

DS:
-

meningkatkan napsu

menunjukkan

penimbangan
klien

berat badan tiap

mengatakan

hari

nafsu

BB

adekuatnya

tidak
nutrisi

klien

makan

berkurang
-

klien

4. pembesaran
4. Awasi pemasukan

mengatakan
setiap
makan

diet/jumlah kalori,

kali

tawarkan

merasa

makan

sedikit tapi sering

mual

dan tawarkan pagi

menekan

saluran
intestinal

gastro
dan

menurunkan
kapasitasnya

paling sering

DO:
-

dapat

hepar

porsi

makan

tidak dihabiskan
-

mual (+)

-

peristaltik
(+)

usus

5. glukosa
5. Berikan diit tinggi
kalori

rendah

lemak

dalam

karbohidrat

cukup

efektif

untuk

pemenuhan

energi,

sedangkan

lemak

sulit untuk dicerna

6. motivasi
6. Beri umpan balik
positif saat klien
21

meningkatkan

dapat

mau

berusaha

menghabiskan

semangat

makan

klien

makanannya

PENKES
7. Jelaskan manfaat
makanan / nutrisi
bagi

klien

dan

7. pemahaman
membantu klien dan

keluarga terutama

keluarga

saat klien sakit

nutrisi

tentang
sehingga

motivasi

untuk

makan meningkat

KOLABORASI
8. Kolaborasi
pemberian
suplemen

8. suplemen memenuhi
dan

antimietik

kebutuhan
klien.

nutrisi
Antiemetik

mencegah
mual/muntah
Hypertermi
berhubungan dengan
invasi

agent

sirkulasi

OBSERVASI
1. kaji
penyebab
hipertermi

dalam
darah

sekunder

terhadap

inflamasi

hepar

1. Hipertermi
merupakan

salah

satu
gejala/kompensasi
tubuh

terhadap

adanya infeksi baik

ditandai dengan :

secara lokal maupun
secara sistemik. hal

DS :
pasien

ini
mengatakan

perlu

diketahui

sebagai dasar dalam

22

tubuhnya panas

rencana intervensi.

DO :
suhu tubuh 38 0 C
kulit teraba hangat
.
2. kaji suhu badan

2. proses
suhu

peningkatan
menunjukkan

proses

penyakit

infeksius akut

3. Daerah dahi / axilla
MANDIRI
3. Beri

kompres

hangat pada dahi/
axilla

merupakan

jaringan

tipius dan terdapat
pembuluh

darah

sehingga

proses

vasodilatasi
pembuluh darah lebih
cepat

sehingga

pergerakan

molekul

cepat.

4. Pembrian mium tapi
4. Beri minum sering

23

sering

bertujuan

Untuk

mengganti

tapi sedikit.

cairan

yang

selama

hilang
proses

evaporasi.

5. Pakaian
PENKES

dapat

5. Anjurkan
untuk

pasien
memakai

yang

tipis

membantu

mempercepat proses
evaporasi.

pakaian yang tipis
dan

yang

menyerap keringat
6. dalam

kondisi

demam
6. Jelaskan

kepada

peningkatan

pasien pentingnya

evaporasi

mempertahankan

memicu

cairan

dehidrasi

yang

terjadi
yang
timbulnya

adekuat
(sedikitnya

12

gelas/hari)

untuk

mencegah
dehidrasi,
misalnya
buah

sari
2,5-3

liter/hari.
7. Anjurkan

pasien

untuk membatasi
aktivitas
24

selama

7. aktivitas

dapat

meningkatkan
metabolisme

dan

meningkatkan panas

panas

8. antipiretik
KOLABORASI

Menurunkan

panas

8. Kolaborasi

pada

pusat

pemberian

anti

hipotalamus

piretika

dan

sebagai profilaksis

dan

pengobatan
Resiko

tinggi

kerusakan
kulit

dan

integritas
jaringan

sesuai advis.
akan MANDIRI

Pasien

menunjukan jaringan
kulit

utuh

1. Bantu klien untuk

dan

1. kekeringan
meningkatkan

mempertahankan

sensitifitas kulit

berhubungan dengan

penurunan pruritus

kebersihan tanpa

dengan merangsang

pruritus

Kriteria hasil :
- Jaringan kulit

menyebabkan

ujung syaraf.

terhadap

sekunder
akumulasi

kulit kering (sering

pigmen bilirubin dalam

utuh

garam empedu.

lecet/lika

menggunakan air

Gatal-gatal

dingin dan sabun

berkurang

ringan seperti

atau hilang

kadtril dan lanolin

-

tanpa

mandi dengan

dan Keringkan
kulit jangan
digosok)
2. Bantu klien untuk

2. Pakaian basah dari

mempertahankan

berkeringat adalah

linen dan pakaian

sumber

kering

ketidaknyamanan

PENKSES

25

3. penghangatan yang

3. Jelaskan kepada

berlebih menambah

pasien/keluarga

pruritus dengan

pasien cara

meningkatkan

mencegah

sensitivitas melalui

penghangatan

vasodilatasi.

yang berlebihan
dengan
pertahankan suhu
ruangan dingin
dan kelembaban
rendah, serta
hindari pakaian
terlalu tebal
4. Anjurkan kepada

4. Suhu dingin

klien untuk mandi

membatasi

dengan air dingin

vasodilatasi jadi
menurunkan
pengeluaran garam
empedu ke
permukaan kulit

5. Anjurkan tidak
menggaruk,

merangsang

instruksikan klien

pelepasan hidtamin,

untuk memberikan

menghasilkan lebih

tekanan kuat pada

banyak pruritus

area pruritus
26

5. penggantian

untuk tujuan
menggaruk.
6. mempertahankan
6. Anjurkan klien dan

kuku pasien dalam

keluarga klien

keadaan pendek

mempertahankan

dapat menurunkan

kuku pasien

resiko kerusakan kulit

terpotong pendek.

semakin buruk

KOLABORASI

7. Losion Caladryl

7. Kolaborasi

mengandung

dengan

antihistamin,

pemberian losin

benadryl yang juga

Caladryl

menetralkan
keasaman
permukaan kulit, dan
menekan ujung saraf
sensori yang
mencetuskan sensasi
gatal

8. Antipiretik
bermanfaat untuk
8. Kolaborasi

menurunkan Demam.

dengan

Demam

pemberian

berhubungan dengan

antipiretik

peningkatan
kehangatan dan
berkeringat saat

27

demam membaik.
Hangat disertai
dengan lembab
meningkatkan rasa
gatal

DAFTAR PUSTAKA

28

Bruner & sudarth. 2001. Buku ajar keperawatan medikal bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Carpenito, linda juall. 2000. Buku saku diagnosa keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Corwin, elizabeth J. 2000. Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC.
Doengos, marrylin E. 2000. Rencana asuhan keperawatan medikal bedah. Volume 3.
Jakarta : EGC.
Syamsuhidayat, R. (2004). Buku ajar ilmu bedah. Jakarta : EGC.

29