Putusan No. 14 Pdt.G 2017
P U T U S A N
Nomor 14/Pdt.G/2017/PA.Kras
مﯾﺣرﻟا نﻣﺣرﻟا ﷲ مﺳﺑ
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Karangasem yang memeriksa dan mengadili perkara pada tingkat pertama dalam sidang majelis telah menjatuhkan putusan perkara cerai gugat antara : Penggugat, tempat dan tanggal lahir Karangasem, 19 Agustus1991, agama
Islam, pekerjaan mengurus rumah tangga, pendidikan SD, tempat tinggal di Lingkungan Segarakaton, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, sebagai Penggugat ; melawan
Tergugat, tempat dan tanggal lahir Rajatama, 02 April 1981, Agama Islam, pekerjaan Karyawan Swasta, pendidikan SD, tempat tinggal di Banjar Dinas Yehanakan, Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, sebagai Tergugat;
Pengadilan Agama tersebut; Telah mempelajari surat-surat yang berkaitan dengan perkara ini; Telah mendengar keterangan Penggugat dipersidangan; Telah memeriksa bukti-bukti Penggugat di persidangan;
DUDUK PERKARA Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 17 Juli 2017 telah mengajukan gugatan cerai yang telah didaftar di Kepaniteraan Pengadilan
Agama Karangasem dengan register nomor 14/Pdt.G/2017/PA.Kras tanggal 18 Juli 2017 dengan dalil-dalil sebagai berikut:
1. Bahwa pada tanggal 24 Maret 2011 Penggugat dengan Tergugat melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng Nomor 13/05/III/2011, tanggal 24 Maret 2011;
2. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah orangtua Tergugat di Banjar Dinas Yehanakan, Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng selama 5 bulan, kemudian Penggugat dan Tergugat pulang ke rumah orangtua Penggugat di Lingkungan Segarakaton, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem sampai sekarang;
3. Bahwa selama pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat telah dikaruniai 1 orang anak bernama Adila Apriani binti Muhammad Supriyadi, umur 5 tahun, anak tersebut sekarang dalam pemeliharaan dan asuhan Penggugat;
4. Bahwa sejak tanggal 7 Juli 2016 ketentraman rumah tangga Penggugat dengan Tergugat mulai tidak harmonis dengan adanya perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
- Bahwa Tergugat suka minum minuman keras sampai mabuk;
- Bahwa Tergugat pernah berlaku kasar terhadap Penggugat;
- Bahwa selama enam bulan Tergugat tidak pernah pulang ke rumah lagi;
5. Bahwa dengan hal tersebut di atas Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah, Penggugat tinggal di rumah orangtua Penggugat di Lingkungan Segarakaton, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, sedangkankan Tergugat pulang ke rumah orangtua Tergugat di Banjar Dinas Yehanakan, Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng;
6. Bahwa dengan kejadian tersebut rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak dapat dibina dengan baik sehingga tujuan perkawinan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah sudah sulit diwujudkan lagi, dan karenanya agar masing-masing pihak tidak melanggar norma hukum dan norma agama maka perceraian merupakan alternatif terakhir bagi Penggugat untuk menyelesaikan permasalahan Penggugat dengan Tergugat;
7. Bahwa Penggugat dan Tergugat pernah dinasehati oleh kedua orangtua Penggugat dan Tergugat namun tidak berhasil;
8. Bahwa pekerjaan Penggugat sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, dan tidak memiliki pekerjaan tetap yang bisa untuk memenuhi kebutuhan sehar- hari dan dengan ini Penggugat ingin mengajukan perceraian, maka Penggugat mohon agar dibebaskan dari biaya perkara;
Berdasarkan alasan/dalil-dalil diatas, Penggugat mohon agar Ketua
Pengadilan Agama Karangasem cq. Majelis Hakim segera memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi: Primer :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat;
2. Menjatuhkan talak satu Ba’in Sughra dari Tergugat kepada Penggugat;
3. Membebaskan Penggugat dari biaya perkara ini; Subsider : Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya;
Bahwa pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan, Penggugat datang sendiri menghadap di persidangan dan Tergugat tidak datang menghadap di persidangan dan juga tidak mewakilkan kepada orang lain sebagai kuasanya meskipun Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut oleh Juru sita pengganti Pengadilan Agama Karangasem dengan cara delegasi relass melalui Juru sita pengganti Pengadilan Agama Singaraja, sedangkan tidak ternyata bahwa ketidak hadirannya didasarkan pada suatu alasan yang sah yang dibenarkan oleh hukum ;
Bahwa majelis hakim telah berupaya menasehati Penggugat agar mempertahankan keutuhan rumah tangganya dengan Tergugat namun tidak berhasil, dan pula Majelis Hakim menyatakan upaya mediasi terhadap kedua belah pihak juga tidak dapat dilaksanakan karena Tergugat tidak pernah hadir;
Bahwa kemudian dibacakan surat gugatan Penggugat yang maksud dan isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat tanpa ada perubahan; Bahwa, untuk menguatkan dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan alat-alat bukti berupa:
A. Surat;
1. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor 13/05/III/2011, tanggal 24 Maret 2011 yang dikeluarkan oleh KUA KecamatanSeririt, Kabupaten Buleleng, telah bermaterai cukup, dinazzegelen dan cocok dengan aslinya, diberi tanda P.1;
2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Karmila, Nik 5107045908910002, yang dikeluarkan oleh Disduk dan Capil Kabupaten Karangasem tanggal
6 Nopember 2012, telah bermaterai cukup, dinazzegelen dan cocok dengan aslinya, diberi tanda P.2; B. Saksi;
1. Saksi I, umur 45, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Jalan Pesagi, Lingkungan Segarkaton, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, dibawah sumpahnya memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:
- anak kedua dari saksi;
Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat karena Penggugat
- Bahwa saksi hadir pada saat Penggugat dan Tergugat menikah di Seririt Kabupaten Buleleng namun saksi lupa tanggalnya;
Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal berumah
- tangga di rumah orangtua Tergugat di Banjar Dinas Yehanakan, Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng kemudian pindah dan tinggal dirumah saksi di Lingkungan Segarakaton, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem; Bahwa selama masa pernikahan Penggugat dan Tergugat telah
- dikaruniai 1 orang anak yang sekarang diasuh oleh Penggugat; Bahwa sepengetahuan saksi kehidupan rumah tangga Penggugat - dan Tergugat rukun dan harmonis karena saksi tidak pernah melihat Penggugat dan Tergugat berselisih dan bertengkar; Bahawa Penggugat sering bercerita kepada saksi bahwa rumah
- tangga Penggugat dan Tergugat tidak harmonis karena sering bertengkar; Bahwa Penggugat juga bercerita kepada saksi penyebab
- pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat karena Tergugat sering minum-minuman keras dan karena Tergugat dinasehati Penggugat supaya tidak beli motor lagi karena sudah ada, Penggugat juga pernah dipukul oleh Tergugat; Bahwa 1 tahun yang lalu Tergugat mengembalikan Penggugat - kepada saksi setelah itu Tergugat pulang kerumah orangtuanya di Banjar Dinas Yehanakan, Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt,
Kabupaten Buleleng dan sampai sekarang Tergugat tidak pernah kembali lagi kepada Penggugat;
Bahwa selama berpisah Tergugat pernah datang sekali pada waktu
- lebaran ketupat dan tidak memberikan nafkah kepada Penggugat dan anak Penggugat dan Tergugat; Bahwa saksi sudah menasehati Penggugat dan Tergugat untuk
- kembali rukun namun tidak berhasil;
2. Saksi II, umur 50 tahun, agama Islam, pekerjaan dagang, tempat tinggal di Jalan Pesagi, Lingkungan Segarkaton, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, dibawah sumpahnya memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:
- bapak kandung Penggugat; Bahwa Penggugat dan Tergugat merupakan pasangan suami isteri
Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat karena saksi
- yang menikah di Seririt Kabupaten Buleleng dan saksi hadir pada pernikahan tersebut; Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal berumah
- tangga di rumah orangtua Tergugat di Banjar Dinas Yehanakan, Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng kemudian pindah dan tinggal dirumah saksi di Lingkungan Segarakaton, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem; Bahwa selama masa pernikahan Penggugat dan Tergugat telah
- dikaruniai 1 orang anak dan sekarang anak tersebut diasuh oleh Penggugat;
Bahawa saksi sering di curhati oleh Penggugat mengenai keadaan
- rumah tangga Penggugat dan Tergugat yang tidak harmonis karena sering bertengkar, namun saksi tidak pernah melihat ataupun mendengar sendiri pertengkaran tersebut; Bahwa menurut cerita Penggugat kepada saksi penyebab
- pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat karena Tergugat sering mabuk; Bahwa kemudian Tergugat mengembalikan Penggugat kepada
- saksi setelah itu Tergugat pulang kerumah orangtuanya di Banjar Dinas Yehanakan, Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng sejak 1 tahun yang lalu dan sampai sekarang Tergugat tidak pernah kembali lagi kepada Penggugat; Bahwa selama berpisah Tergugat tidak pernah megunjungi dan
- memberikan nafkah kepada Penggugat dan anak Penggugat dan Tergugat; Bahwa saksi sudah menasehati Penggugat untuk kembali rukun
- dengan Tergugat namun tidak berhasil;
Bahwa terhadap keterangan para saksi tersebut di atas, Penggugat menyatakan tidak keberatan dan membenarkannya; Bahwa, Penggugat telah menyampaikan kesimpulannya secara lisan bahwa Penggugat tetap pada pendiriannya untuk bercerai serta mohon putusan;
Bahwa, untuk mempersingkat uraian putusan ini, ditunjuk hal-hal sebagaimana termuat dalam berita acara sidang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini;
PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat sebagaimana telah diuraikan di atas; Menimbang, bahwa perkara ini mengenai gugatan cerai yang diajukan oleh pihak yang beragama islam dan atau peristiwa hubungan hukum perkawinan yang dilakukan para pihak beragama islam, oleh karenanya berdasarkan Pasal 49 (a) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 tahun 2009, maka perkara aquo merupakan kewenangan absolute Peradilan Agama;
Menimbang Majelis Hakim telah berupaya menasehati Penggugat agar Penggugat kembali hidup rukun dengan Tergugat namun tidak berhasil, upaya damai mana telah dilaksanakan secara maksimal oleh Majelis Hakim sesuai dengan ketentuan Pasal 82 Undang-undang No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana diubah dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2006 jo
pasal 31 Peraturan P emerintah No. 9 tahun 1975 jo. Pasal 143 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia; Menimbang, bahwa Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut akan tetapi Tergugat tidak datang menghadap di persidangan dan tidak terbukti tidak datangnya tersebut disebabkan oleh suatu alasan yang sah, maka Majelis
Hakim menyatakan bahwa Tergugat yang telah dipanggil secara sah dan patut untuk datang menghadap di persidangan tidak hadir, maka putusan atas perkara ini dapat dijatuhkan tanpa hadirnya Tergugat (verstek);
Menimbang, bahwa mengenai kewajiban adanya mediasi sebagaimana dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, Pasal 17 ayat (1) dari PERMA tersebut menentukan kehadiran kedua belah pihak sebagai syarat formal untuk dapat dilaksanakannya mediasi, oleh karena Tergugat tidak pernah hadir dipersidangan maka upaya mediasi tidak dapat dilaksanakan;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 149 ayat (1) R.Bg yaitu putusan yang dijatuhkan tanpa hadirnya Tergugat dapat dikabulkan sepanjang berdasarkan hukum dan beralasan, oleh karenanya Majelis Hakim tetap memerintahkan wajib bukti kepada Penggugat;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah memerintahkan kepada Penggugat untuk membuktikan dalil gugatannya, untuk itu Penggugat telah mengajukan bukti tertulis dan dua orang saksi;
Menimbang, bahwa bukti P.1 (fotokopi kutipan akta nikah) yang menjelaskan mengenai Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan perkawinan pada tanggal 24 Maret 2011 tercatat di Kantor Urusan Agama Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng, Majelis Hakim menilai sebagai akta autentik karena dibuat oleh pejabat umum yang berwenang sebagaimana ditentukan pasal 1868 KUH Perdata sehingga secara formil dapat diterima sebagai alat bukti serta mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat;
Menimbang, bahwa dari bukti P.2 diketahui bahwa Penggugat tercatat sebagai penduduk Kabupaten Karangasem yang merupakan wilayah Yuridiksi Pengadilan Agama Karangasem sesuai ketentuan Pasal 73 ayat 1 Undang- Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana diubah dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2006;
Menimbang, bahwa saksi Penggugat, sudah dewasa dan sudah disumpah, sehingga memenuhi syarat formal sebagaimana diatur dalam Pasal 172 ayat 1 angka 4 dan 5 R.Bg;
Menimbang, bahwa berkaitan alasan perceraian yang diajukan oleh Penggugat dalam gugatannya mengenai adanya perselisihan dan pertengkaran yang terjadi antara Penggugat dan Tergugat, maka berdasarkan ketentuan
Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 134 Kompilasi Hukum Islam bahwa Majelis Hakim juga harus mendengar keterangan saksi-saksi yang berasal dari keluarga atau orang dekat kedua pihak tersebut;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi 1 dan saksi 2 Penggugat mengenai adanya perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat (dalil gugatan Penggugat angka 4), kedua saksi Penggugat tidak pernah melihat dan mendengar sendiri hanya mendengar cerita dari Penggugat, oleh karena itu keterangan kedua saksi tersebut dinilai sebagai keterangan tidak langsung (de auditu) dan secara materil tidak memenuhi syarat sebagaimana telah diatur dalam Pasal 308 R.Bg., sehingga keterangan saksi tersebut tidak memiliki nilai kekuatan pembuktian dan tidak dapat diterima sebagai alat bukti; Menimbang, bahwa keterangan saksi 1 dan saksi 2 yaitu mengenai pisah rumah antara Penggugat dan Tergugat sejak 1 tahun yang lalu sampai sekarang merupakan fakta yang dilihat sendiri dan relevan dengan dalil angka 5 yang harus dibuktikan oleh Penggugat, oleh karena itu keterangan saksi tersebut telah memenuhi syarat materiil sebagaimana telah diatur dalam Pasal 308 R.Bg. sehingga keterangan saksi tersebut memiliki kekuatan pembuktian dan dapat diterima sebagai alat bukti;
Menimbang, bahwa keterangan saksi 1 dan saksi 2 mengenai kejadian- kejadian dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat tersebut bersesuaian dan cocok antara satu dengan yang lain oleh karena itu keterangan dua orang saksi tersebut memenuhi Pasal 308 dan Pasal 309 R.Bg.;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.1 dan P.2, dan keterangan para saksi, terbukti fakta kejadian sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat dengan Tergugat merupakan pasangan suami isteri yang menikah pada tanggal 24 Maret 2011;
2. Bahwa sejak bulan Juli 2016 antara Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah sampai dengan sekarang;
3. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah diupayakan damai namun tidak berhasil; Menimbang, bahwa meskipun saksi-saksi tidak ada yang mendengar dan melihat pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat, namun Majelis
Hakim berpendapat bahwa pertengkaran dan perselisihan tidak selalu berbentuk pertengkaran fisik, perbuatan adu otot atau perilaku aneh dalam keluarga serta perselisihan dan pertengkaran suami isteri tidak selalu diketahui orang lain, bahkan seringkali orang tidak mengetahui sama sekali adanya pertengkaran suami isteri yang terjadi di sebelah rumahnya bahkan dalam satu rumah, dan seringkali orang hanya mengetahui perpisahan tempat tinggal sebagaimana yang terjadi dalam perkara a quo, perpisahan tempat tinggal sudah merupakan petunjuk adanya pertengkaran dan perselisihan terus menerus, sehingga keterangan para saksi yang mengetahui perpisahan tempat tinggal dan tidak saling memperdulikan antara Penggugat dan Tergugat sudah cukup menjadi bukti bahwa antara Penggugat dan Tergugat terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus, sebagaimana kaidah hukum yang terdapat di dalam Yurisprudensi MARI Nomor : 1354 K/Pdt/2000, tanggal 08 September 2003;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas dapat disimpulkan fakta hukum sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah pasangan suami istri yang sah;
2. Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus;
3. Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah diupayakan damai namun tidak berhasil; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut diatas Majelis
Hakim berpendapat telah terbukti rumah tangga Penggugat dan Tergugat pecah, tidak ada lagi rasa saling mencintai, hak dan kewajiban masing-masing telah terabaikan, oleh karena itu terlepas dari siapa yang salah dan siapa yang benar yang menjadi penyebab keduanya bertengkar dan berselisih majelis hakim berkesimpulan tujuan perkawinan untuk membentuk keluarga yang yang sakinah, mawaddah dan rohmah sebagaimana dimaksud Pasal 1 Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Jo. Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia 1991 serta maksud dalam surat ar-Rum ayat 21 sangat sulit diwujudkan;
Menimbang, bahwa rumah tangga mereka sudah sampai pada puncak kritis, sehingga apabila perkawinan dipaksakan untuk diteruskan justru akan berdampak negatif bagi keduanya dan membawa mafsadah yang lebih besar dari pada maslahatnya, oleh karena itu menyelamatkan mereka dari keadaan tersebut melalui perceraian merupakan tindakan yang lebih baik dan maslahat bagi keduanya daripada tetap mempertahankan perkawinan, sesuai Hadits Nabi SAW riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Majah dalam Kitab Al-Jami’ Al- Shaghir Juz II halaman 203 yang berbunyi:
ﺮ ا ﺮ ﺿ ﻻ ﻮ ﺮ ﺮ ﺿ ﻻ
Artinya: Tidak boleh berbuat madlorot dan tidak boleh pula memadlorotkan; dan sesuai pula dengan qaidah fiqhiyyah dalam kitab al-Asybah wa an-Nadhoir halaman 62 yang selanjutnya diambil alih sebagai pendapat Majelis Hakim sebagai berikut:
ﺢ ﻟ ﺎ ﺻ ﻣ ﻟ ا ب ﻠ ﺟ ﻰ ﻠ ﻋ م د ﻘ ﻣ د ﺳ ﺎ ﻔ ﻣ ﻟ ا ء ر د
Artinya: Menolak kemafsadatan harus didahulukan dari pada menarik kemaslahatan;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa gugatan Penggugat beralasan hukum dan sesuai pula dengan ketentuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, maka gugatan Penggugat yang pada petitumnya mohon dikabulkan sebagaimana petitum angka 1 dapat dikabulkan;
Menimbang, bahwa talak yang akan dijatuhkan dalam perkara ini adalah talak yang dijatuhkan Pengadilan Agama yang merupakan salah satu macam dari talak ba’in shughra sebagaimana ketentuan Pasal 119 ayat (2) huruf c Kompilasi Hukum Islam, maka perkara ini akan diputus dengan talak satu ba’in shughra;
Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 84 Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang- Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka secara exofficio Majelis Hakim memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk menyampaikan satu helai salinan putusan perkara ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah yang mewilayahi tempat perkawinan Penggugat dan Tergugat dilangsungkan dan kepada Pegawai Pencatat Nikah yang mewilayahi tempat kediaman Penggugat dan Tergugat;
Menimbang, bahwa berkaitan dengan petitum Penggugat nomor 3 maka berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Agama Karangasem Nomor: W.22-A10/458/Hk.05/VII/2017, bertanggal 18 Juli 2017 yang menetapkan telah memberi ijin kepada Penggugat untuk berperkara secara prodeo, maka biaya perkara dibebankan kepada Negara melalui DIPA Pengadilan Agama Karangasem tahun 2017;
Memperhatikan segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta hukum syara’ yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI
1. Menyatakan Tergugat yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk menghadap sidang tidak hadir
2. Mengabulkan gugatan Penggugat secara verstek;
3. Menjatuhkan talak satu ba’in shugra Tergugat (Tergugat) terhadap Penggugat (Penggugat);
4. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk mengirimkan salinan putusan perkara ini yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, dan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;
5. Membebankan biaya perkara sejumlah Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) kepada Negara melalui DIPA Pengadilan Agama Karangasem Tahun 2017; Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim yang dilangsungkan pada hari Rabu tanggal 30 Agustus 2017 Masehi bertepatan dengan tanggal 8 Dzul Hijjah 1438 Hijriyah, oleh kami Drs. AMANUDIN, S.H., M.Hum., sebagai Ketua Majelis, ABDURRAHMAN, S.Ag. dan NURUL LAILY, S.Ag., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis tersebut dengan didampingi Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh IRWAN ROSYADI S.HI., sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh Penggugat tanpa hadirnya Tergugat.
Hakim Anggota, Ketua Majelis, ABDURRAHMAN, S.Ag. Drs. AMANUDIN, S.H., M.Hum.
Hakim Anggota, NURUL LAILY, S.Ag.
Panitera Pengganti, IRWAN ROSYADI, S.HI.
Perincian Biaya Perkara : 1.
Biaya Pendaftaran : Rp. 0.000,- 2. Biaya Proses : Rp. 50.000,- 3. Biaya Panggilan : Rp . 244.000,- 4. Redaksi : Rp. 0.000,- 5. Meterai : Rp. 6.000,- J u m l a h : Rp. 300.000,-