5.1 ARAHAN RENCANA TATA RUANG DAN WILAHAH KABUPATEN - 1464830519Bab 5 Keterpaduan Strategi

KABUPATEN SOLOK

5.1 ARAHAN RENCANA TATA RUANG DAN WILAHAH KABUPATEN

SOLOK (RTRW)

5.1.1 TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

  Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Solok adalah untuk mewujudkan Kabupaten Solok sebagai sentra komoditas pertanian dan pengembangan sektor pariwisata yang ditunjang industri dan pemanfaatan sumber daya alam lainnya dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup serta diselaraskan dengan RTRWP dan RTRWN.

  Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Kebijakan penataan ruang Kabupaten Solok, adalah : a. pengembangan organisasi ruang yang efisien melalui susunan pusat kegiatan yang berhirarki mencakup seluruh ruang wilayah Kabupaten Solok; b. pengembangan sistem jaringan prasarana yang mengintegrasikan seluruh pusat kegiatan wilayah Kabupaten Solok dan memberikan layanan sebesar- besarnya bagi permukiman yang ada pada wilayah Kabupaten Solok;

  c. pemantapan kawasan lindung di wilayah Kabupaten Solok yang telah

KABUPATEN SOLOK

  a. mengembangkan PKL sesuai arahan RTRWP dan mempromosikan pusat utama lainnya sesuai dengan potensinya; b. menetapkan minimal 1 (satu) pusat kegiatan sebagai PPK pada masing-masing kecamatan; c. menetapkan pusat permukiman yang memiliki wilayah layanan antar nagari dan/atau lebih dari satu nagari sebagai PPL; d. dan menetapkan pusat permukiman yang memiliki tingkat layanan mendekati pusat kegiatan di atasnya, dipromosikan menjadi pusat kegiatan di atasnya.

  Strategi pengembangan sistem jaringan prasarana yang mengintegrasikan seluruh pusat kegiatan wilayah Kabupaten dan memberikan layanan bagi sebesar-besarnya permukiman yang ada pada wilayah Kabupaten Solok sebagaimana dimaksud dalam

  Pasal 3 ayat (2) huruf b meliputi:

  a. mendukung pengembangan jaringan jalan akses ke Kabupaten Solok sesuai kebijakan Nasional dan Provinsi serta pengembangan rintisan jalan baru ke dan/atau dari Kabupaten Solok dengan Kabupaten/Kota lain yang bersebelahan; b. mengembangkan jalan multi akses dari dan ke pusat kegiatan yang mengintegrasikan seluruh wilayah Kabupaten Solok; c. mendukung pengembangan sistem jaringan kereta api Nasional dan Provinsi yang melintasi wilayah Kabupaten Solok; d. mengembangkan sistem transportasi air di Danau Singkarak, Danau Diatas dan

  Danau Dibawah untuk mendukung kegiatan ekonomi wilayah dan pariwisata;

  e. mengembangkan sistem jaringan energi untuk memenuhi kebutuhan listrik di seluruh kecamatan; f. mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi seluler yang melayani seluruh wilayah Kabupaten Solok dan meningkatkan jaringan telekomunikasi kabel terutama untuk layanan kegiatan industri di PKL dan PKLp;

  g. mengembangkan sistem jaringan air baku untuk memenuhi kebutuhan air minum di PKL, PKLp, PPK, dan PPL serta untuk wilayah-wilayah yang sulit air,

KABUPATEN SOLOK

  b. mengembalikan fungsi lindung untuk kawasan lindung yang telah ditetapkan pada RTRWN dan RTRWP yang telah mengalami perubahan pemanfaatan non lindung, sepanjang syarat dan ketentuan sebagai kawasan lindung terpenuhi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. mengelola dan mengembangkan potensi fungsi kawasan lindung skala

  Kabupaten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

  d. mengusahakan terjaganya kawasan hutan paling sedikit 30% pada setiap DAS dalam keseluruhan wilayah Kabupaten Solok. Strategi pengelolaan kawasan budidaya mendukung pengembangan ekonomi melalui pengelolaan sumber daya alam berbasis pertanian, pariwisata, dan industri dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d meliputi: a. mengembangkan budidaya pertanian diarahkan untuk terjaganya daerah sebagai bagian dari lumbung padi Provinsi dan Nasional serta ketahanan pangan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian;

  b. mengembangkan kawasan budidaya perkebunan diarahkan untuk pengembangan ekonomi produktif wilayah yang memiliki daya dukung tinggi terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi wilayah;

  c. mengembangkan kawasan peternakan diarahkan untuk tercapainya swasembada daging dan telur, guna pengembangan ekonomi produktif yang memiliki daya dukung tinggi terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi wilayah; d. mengembangkan kawasan perikanan diarahkan untuk tercapainya kebutuhan protein, guna pengembangan ekonomi produktif yang memiliki daya dukung tinggi terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi wilayah;

  e. mengembangkan kawasan pariwisata diarahkan untuk pembangunan kepariwisataan dan menghasilkan nilai-nilai agama dan budaya setempat sekaligus menjadi bagian pengembangan ekonomi produktif wilayah yang dapat menstimulasi kegiatan ekonomi produktif di dalam kawasan wisata

KABUPATEN SOLOK

  pembangunan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf e meliputi: a. menetapkan kembali kawasan hutan yang termasuk dalam kawasan budidaya di wilayah Kabupaten Solok, sebagaimana dalam RTRWP yang telah disetujui oleh Menteri Kehutanan; dan

  b. mewujudkan pengelolaan kawasan sebagaimana dimaksud pada huruf a sebagai kawasan yang dilepaskan statusnya dari kawasan hutan, sebesar- besarnya untuk pengembangan ekonomi produktif masyarakat berbasis pertanian, pariwisata dan industri.

  Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf f meliputi:

  a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan keamanan; b. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun disekitar kawasan khusus pertahanan dan keamanan; c. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan khusus pertahanan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; dan d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/TNI.

5.1.2. RENCANA STRUKTUR RUANG KABUPATEN SOLOK

  Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Solok terdiri atas:

  a. rencana pengembangan sistem pusat permukiman; dan b. rencana pengembangan sistem jaringan prasarana.

  5.1.2.1 Kawasan peruntukkan permukiman di wilayah Kabupaten Solok meliputi :

  a. kawasan peruntukkan permukiman perkotaan dan

KABUPATEN SOLOK

  PPL Permukiman Perdesaan

  Pintu Rayo PPL Permukiman

  Singkarak PPK Permukiman Perkotaan

  6 Kec. X Koto Singkarak

  PPL Permukiman Perdesaan

  Laing Gando

  5 X Koto Diatas Sulit Air PPL Permukiman Perkotaan

  PPL Permukiman Perdesaan

  Kp Tangah Parumahan

  4 Junjung Sirih Paninggahan PPK Permukiman Perkotaan

Tabel 5.1. Pengembangan Kawasan Permukiman pada Pusat-pusat Kegiatan di Kabupaten Solok hingga Tahun 2031

  No Kecamatan Pusat Kegiatan Fungsi/Peran Klasifikasi permukiman

  3 Kubung Selayo PKK Permukiman Perkotaan

  PPL Permukiman Perdesaan

  Parak tabu lipek pageh Aia Dingin Timur

  PKLp Permukiman Perkotaan

  Alahan Panjang- Sungai Nanam

  2 Lembah Gumanti

  PPL Permukiman Perdesaan

  Kayu Jao Lubuk Selasih

  Talang PPK Permukiman Perkotaan

  1 Gunung Talang Arosuka PKL Permukiman Perkotaan

  Batu Palano Tigo Kajai

KABUPATEN SOLOK

  Subarang bancah PPL Permukiman Koto Ib Pulai Perdesaan

  11 Pantai Cermin Surian PPK Permukiman Perkotaan

  Tanam Batu Lolo PPL Permukiman Perdesaan

  12 Hiliran Gumanti Talang Babungo PPK Permukiman Perkotaan

  Talang Timur PPL Permukiman Rantau Kimpalan Perdesaan

  13 Tigo Lurah Batu Bajanjang PPK Permukiman Perkotaan

  Tanjuan Balik PPL Permukiman Garabak data Perdesaan

  14 Danau Kembar Sp Tanjung Nan IV PPK Permukiman Perkotaan

  Paubungan Danau PPL Permukiman Diateh Perdesaan

  Sumber : RTRW Kabupaten Solok Tahun 2012 – 2031

  Rencana sistem jaringan prasarana Kabupaten Solok, terdiri atas rencana sistem jaringan transportasi sebagai prasarana utama, dan rencana pengembangan prasarana lainnya, meliputi rencana pengembangan sistem jaringan energi/kelistrikan, rencana sistem jaringan telekomunikasi, rencana sistem jaringan sumber daya air, dan rencana sistem Jaringan prasarana wilayah lainnya mencakup prasarana lingkungan, seperti air bersih, drainase, pengelolaan persampahan, air limbah, listrik, dan telepon.

  5 . 1 . 2 . 2 . R e n c a n a S i s t e m J a r i n g a n T r a n s p o r t a s i 5 .

  1 . 2 . 2 . R e n c a n a S i s t e m J a r i n g a n T r a n s p o r t a s i

  Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi dimaksudkan untuk meningkatkan keterkaitan kebutuhan dan peningkatan transportasi antar wilayah dan

KABUPATEN SOLOK

  RTRW Provinsi Sumatera Barat, sebagai kebijakan makro dari tata ruang wilayah kabupaten. Dalam merumuskan rencana pengembangan jaringan jalan dalam rencana tata ruang perlu memperhatikan kebijakan UU No 38 Tahun 2004 tentang Jalan, PP 34 Tahun 2006 tentang Jalan, dan PP No 26 Tahun 2008 tentang RTRWN. Mengacu pada UU No 38 Tahun 2004, sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder.

  (1) Sistem Jaringan Jalan Primer

   Sistem jaringan jalan primer merupakan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.

   Sistem jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan bersifat menerus yang memberikan pelayanan lalu lintas tidak terputus walaupun masuk ke dalam kawasan perkotaan.

   Pusat-pusat kegiatan adalah kawasan perkotaan yang mempunyai jangkauan pelayanan nasional, wilayah, dan lokal (2) Sistem Jaringan Jalan Sekunder

   Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa di dalam kawasan perkotaan.

   Yang dimaksud dengan kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, serta kegiatan ekonomi.

  Berdasarkan kebijakan tersebut, yang akan digunakan untuk rumusan rencana pengembangan jaringan jalan di Kabupaten Solok, dapat diklasifikasikan menjadi: A. Pengembangan Jaringan Jalan yang menghubungkan antar pusat kegiatan, meliputi: jalan arteri primer, jalan kolektor primer, dan jalan lokal primer

KABUPATEN SOLOK

  b. Menghubungkan antara PKW/PKWp dengan PKL;

  c. Berupa jalan umum yang melayani angkutan pengumpul atau pembagi;

  d. Malayani perjalanan jarak sedang;

  e. Memungkinkan untuk lalu-lintas dengan kecepatan rata-rata sedang; dan; f. Membatasi jumlah jalan masuk.

  3. Jalan Lokal Primer dikembangkan untuk menghubungkan antar kota dalam kabupaten, dengan kriteria sebagai berikut: a. Menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan; antar ibukota kecamatan; ibukota kabupaten dengan PKL/PKLp; dan antar-

  PKL/PKLp.

  b. Berupa jalan umum yang melayani angkutan setempat;

  c. Malayani perjalanan jarak dekat;

  d. Memungkinkan untuk lalu-lintas dengan kecepatan rata-rata rendah; e. Jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Lebih lengkapnya rencana pengembangan ruas jalan menurut fungsi tersebut diatas dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan Gambar 3.2 A. Pengembangan Ruas Jalan “Triple Axis” Utama dan “Feeder” Wilayah

  Tengah Selatan Dalam rencana pengembangan jaringan jalan di Kabupaten Solok, juga akan dikembangkan ruas jalan yang disebut sebagai “Triple Axes” atau 3 (tiga) poros utama dan “feeder” atau ruas-ruas penghubungnya untuk menjaga aksesibilitas pada wilayah bagian tengah dan selatan di Kabupaten Solok. Rencana pengembangan ruas jalan ini selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan Gambar 3.3 .

  B. Pengembangan Ruas Jalan/Jalur Evakuasi Bencana Letusan Gunung Api) (Gunung Talang)

KABUPATEN SOLOK

  a. Ke arah utara, yaitu ke arah Kota Sawahlunto dan atau Kota Solok via Sirukam dan Sungai Lasi

  b. Ke arah Selatan, yaitu ke Padang Aro (Kab Solok Selatan) via Alahan Panjang dan Surian

  4. Peningkatan ruas jalan lokal primer (Jalan Kabupaten) antara Sukarami – Batu bajanjang (no ruas 74) yang menghubungkan Kec Gn Talang dengan kecamatan Lembang Jaya. Ruas ini juga sekaligus berfungsi sebagai jalan penghubung atau “feeder” antara poros barat dengan poros timur pada ruas “Triple Axis”. Ruas jalan Sukarami – Batu Bajanjang akan menjadi akses/jalur evakuasi dengan tujuan: a. Ke Arah Utara-Timur, yaitu ke Kota Solok via Muara Panas dan Koto Anau

  b. Ke Arah Selatan-Timur, yaitu ke Alahan Panjang via Kampung Batu Dalam (Kec Danau Kembar)

  Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.1 Peta Rencana Jalur Evakuasi Bencana Letusan Gunung Api (Gn Talang).

  KABUPATEN SOLOK Gambar 5.1 Peta Rencana Jalur Evakuasi Bencana Letusan Gunung Api (Gn Talang).

KABUPATEN SOLOK

Tabel 5.2. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Kabupaten Solok Tahun 2031

  No Ruas Jalan Kota/Simpul Pusat Kegiatan yang Dihubungkan Keterangan

  (Rencana Pengembangan) A Jalan Arteri Primer (Jalan Nasional) Mengacu pada Kepmen 630 Tahun 2009

1. Bts Kota Solok - Lubuk Selasih (ruas 042) Kota Solok – Kabupaten Solok jaringan jalan arteri primer 2.

  4. Bts Kota Solok-Bts Kota Sawahlunto/MA. Kalaban (ruas 010) Kota Solok – Kab Solok – Kota Sawahlunto jaringan jalan arteri primer (via Kec X Koto Sungai Lasi, Kab Solok)

  B Jalan Kolektor Primer (Jalan Provinsi) Mengacu pada RTRW Prov Sumbar 2009-2029

  1. Lubuk Minturun – Paninggahan Kota Padang - Kab. Solok Pembangunan jaringan jalan kolektor primer

  2. Pasar Baru - Alahan Panjang Kab. Pesisir Selatan - Kab. Solok Pembangunan jaringan jalan kolektor primer

  3. Alahan Panjang - Kiliran Jao Kab. Solok – Kab Sijunjung Pembangunan jaringan jalan kolektor primer

  3. Bts Kab. Tanah Datar - Bts Kota Solok (ruas 009) Kab Tanah Datar - Kab Solok – Kota Solok jaringan jalan arteri primer (via Kec X Koto Singkarak,Kab Solok)

  5. Lubuk Selasih – Padang Aro – Batas Prov Jambi Kab Solok-Kab Solok Selatan-Bts.Prov.Jambi Peningkatan jaringan jalan kolektor primer

  6. Arteri Ibukota-Pt. Angin Lb. Saiyo (KM 20 Solok) Arteri Ibu Kota Arosuka Peningkatan jaringan jalan By Pass Arosuka C Jalan Lokal Primer (Jalan Kabupaten) Menghubungkan pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Solok

  1. Kec Junjung Sirih:

   Sumani (Kec X Koto Singkarak) – Baing (No Ruas 16)

   Gando – Tambak (154) Antara PPK Paninggahan – PPL Parumahan Peningkatan jaringan jalan lokal primer Antara PPK Paninggahan – PPL Marapi Utara Peningkatan jaringan jalan lokal primer

  2. Kec X. Koto Singkarak

   Koto Sani – Saning Bakar (97)

   Sumani – Terminal Sumani (170) Antara PKLp Sumani – PPL Saningbakar Peningkatan jaringan jalan lokal primer

  Lubuk Selasih - Bts Kota Padang (ruas 043) Kabupaten Solok – Kota Padang jaringan jalan arteri primer

  4. Solok - Kubang Duo - Alahan Panjang Kota Solok - Alahan Panjang (Kab. Solok) Peningkatan jaringan jalan kolektor primer

KABUPATEN SOLOK

   Selayo – Gantung Ciri (20)

  9. Kec Gunung Talang

   Batu bajanjang- Korong Lembah (131) Antara PPK Bukit Sileh – PPL Limau Lunggo Peningkatan jaringan jalan lokal primer

   Batu Banyak – Bukit Sileh (51) Antara PPK Bukit Sileh – PPL Batu banyak Peningkatan jaringan jalan lokal primer

  8. Kec Lembang Jaya

   Koto Tingga – Sirukam (143) Antara PPK Sirukam – PPL Supayang Peningkatan jaringan jalan lokal primer Antara PPK Sirukam – PPL Koto Ib Pulai Peningkatan jaringan jalan lokal primer

   Tabek – Supayang (35)

   Sirukam – Supayang (41)

  7. Kec Payung Sekaki

   Parambahan – Dilam (104) Antara PKLp Muaro Panas – PPL Koto Anau Peningkatan jaringan jalan lokal primer Antara PKLp Muaro Panas – PPL Kenari Peningkatan jaringan jalan lokal primer

   Muaro Panas – Parambahan (30)

   Muaro Panas – Koto Anau(29)

  6. Kec Bukik Sundi

   Cupak – Gantung Ciri (26) Antara PPK Selayo – PPL Lurah Nan Tigo Peningkatan jaringan jalan lokal primer

  No Ruas Jalan Kota/Simpul Pusat Kegiatan yang Dihubungkan Keterangan

  (Rencana Pengembangan)

  5. Kec Kubung

   Guguk Sarai – Koto Lawas (101) Antara PPK Sungai Lasi – PPL Kt Lawas Peningkatan jaringan jalan lokal primer

   Koto Lawas – Indudur (100)

   Sungai Lasi –Indudur (99)

   Sei Lasi – Bukit Bais (39) Antara PPK Sungai Lasi – PPL Bukit Bais Peningkatan jaringan jalan lokal primer

  4. Kec.IX Koto Sungai Lasi

   Paninjauan-Kuncir (10) Antara PPK Tanjung Balit – PPL Kuncir Peningkatan jaringan jalan lokal primer

   Sp IV Aripan – Tj Balit (4)

   Tanjung Balit – Sulit Air (3) Antara PPK Tanjung Balit – PPL Sulit Air Peningkatan jaringan jalan lokal primer

  3. Kec. X Koto Diatas

   Singkarak – Sp Aripan (13) Antara PKLp Sumani – PPL Pintu Rayo (Tj Alai) Peningkatan jaringan jalan lokal primer

   Aripan – Tikalak (228)

   Sp IV Aripan – Tj Alai (98)

   Singkarak – Tj Alai ( 12)

   Selayo – Gantung Ciri (20) Antara PPK Selayo – PPL Sawah Suduik Peningkatan jaringan jalan lokal primer

KABUPATEN SOLOK

  Kota/Simpul Pusat Kegiatan yang Keterangan No Ruas Jalan Dihubungkan (Rencana Pengembangan)

  Kayu Aro – Kayu Jao (155) Antara PKL Arosuka – PPL Kayu Jao Peningkatan jaringan jalan lokal primer

   Sp Kayu Jao – Pabrik Teh (167)

   Jalan arteri primer Padang – Arosuka – Kota Solok Antara PKL Arosuka – PPL Lubuk Selasih Peningkatan jaringan jalan arteri primer

  10. Kec Danau Kembar Ps Sp Tj Nan IV – Kp Batu (55) Antara PPK Sp Tj Nan IV – PPL Kampuang Peningkatan jaringan jalan lokal primer

   Kp Batu – Kp Batu Dalam (177) Batu Dalam  Sp Tj Nan IV – Air Barak (108) Antara PPK Sp Tj Nan IV – PPL Paubungan Peningkatan jaringan jalan lokal primer

   11. Kec Lembah Gumanti Jalan Kolektor Primer Alahan Panjang –Kb Nan Antara PKLp Alahan Panjang – PPL Sungai Peningkatan jaringan jalan kolektor dan lokal

   Duo-Kota Solok Nanam primer Salimpat – Limpet Pageh (59)

  

Jalan kolektor primer Alahan Panjang (via Aia Antara PKLp Alahan Panjang – PPL Aia Peningkatan jaringan jalan kolektor primer

Dingin) – Surian – Padang Aro (Kab Solok Selatan) Dingin

  12. Kec Pantai Cermin

Jln kolektor primer Alahan Panjang(via Lolo)-Surian Antara PPK Surian – PPL Lolo Peningkatan jaringan jalan kolektor primer

  13. Kec Hiliran Gumanti Talang Babungo – Suriak Alahan Tigo (60) Antara PPK Talang Babungo-PPL Surik Peningkatan jaringan jalan lokal primer

   Alahan III Talang Babungo – Suriak Alahan Tigo (60) Antara PPK Talang Babungo – PPL Peningkatan jaringan jalan lokal primer

   Suriak Alahan Tigo – Sungai abu (62) Sungaiabu 

  14. Kec Tigo Lurah Rangkiang Tulus – Batu Bajanjang (57) Antara PPK Batu Bajanjang – PPL Sumiso Peningkatan jaringan jalan lokal primer

   Rangkiang Tulus – Sumiso (109)

   Sumiso – Garabak Data (111)

   Batu Bajanjang – Sabi Air (162) Antara PPK Batu Bajanjang – Garabak Peningkatan jaringan jalan lokal primer

   Sabi Air - Garabak (207)

   Sumiso – Garabak (111) 

KABUPATEN SOLOK

  Kota/Simpul Pusat Kegiatan yang Keterangan No Ruas Jalan Dihubungkan (Rencana Pengembangan)

  D Ruas Jalan “Triple Axis” Utama Wilayah Tengah Selatan

  1 Poros Barat (jalan kolektor primer/jalan provinsi): Kec Gunung Talang-Kec Danau Kembar-Kec Peningkatan jaringan jalan kolektor primer Lubuk Selasih - Sp Tj Nan IV - Alahan Panjang – Lembah Gumanti – Kec Pantai Cermin – Surian – Batas Kab Solok ke Arah Padang Aro Padang Aro (Kab Solok Selatan) (Solok Selatan)

  2 Poros Tengah (jln kolektor primer/jalan provinsi): Batas Kota Solok – Kec Kubung – Kec Bukik Peningkatan jaringan jalan kolektor primer Batas Kota Solok – Tabek – Kb Nan Duo –Sei Sundi – Kec Payung Sekaki – Kec Lembah Nanam – Alahan Panjang – Talang Babungo – Gumanti – Kec Hiliran Gumanti Sarik Alahan Tigo- Sungai abu

  3 Poros Timur (jalan lokal primer/jalan kabupaten): Kec Sei Lasi – Kec Payung Sekaki – Kec Tigo Peningkatan jaringan jalan lokal primer Sei Lasi - Bukit Bais (39) Lurah

   Bukit Bais – Sei Durian (38)

   Sei Durian – Sp.Subalin (37)

   Supayang – Sp Subalin (81)

   Sp Supayang – Sirukam (41)

   Sirukam - Rangkiang Lulus (42)

   Rangkiang Lulus – Batu Bajanjang (57)

   Batu Bajanjang – Sabi Air (162)

   Sabi Air – Garabak (207)

   E Jalan Penghubung (Feeder) dari “Triple Axis” Utama Wilayah Tengah Selatan

  I Feeder antara poros Barat dengan Poros Tengah

  1. Cupak – Muara Panas Cupak – Muara Panas (27) Peningkatan jalan lokal primer

   Kec Gn Talang – Kec Bukik Sundi Muara Panas – Panyakalan (86) Peningkatan jalan lokal primer

   2. Arosuka (Sukarami) – Kb Nan Duo – Sirukam Sukarami – Bt Bajanjang (74) Peningkatan jalan lokal primer

   Kb Nan Duo- Bukik Sileh(145) Kec Gn Talang – Lb Jaya – Payung Sekaki Peningkatan jalan lokal primer

   Kb. Nan Duo – Sirukam (89) Peningkatan jalan lokal primer

  

KABUPATEN SOLOK

  II Feeder antara poros Tengah dengan Poros Timur

  8. Tabek – Supayang (35) Kec. Payung Sekaki Peningkatan jalan lokal primer Sumber: RTRW Provinsi Sumbar 2009-2029 dan Hasil Rencana, 2010

   Sp Kapujan - Kapujan(192) Kec Lembah Gumanti - Kec Payung Sekaki – Kec Tigo Lurah Peningkatan jalan lokal primer

   Kp Tangah -Kapujan(173)

   Kp. Baru - Kapujan (46)

   Lk Bt Gadang (Llimau Puruik) – Kp. Baru (187)

  7. Limau Puruik-Kp Baru-Kapujan-Batu Bajanjang:

  6. Talang Babungo – Garabak (112) Kec. Hiliran Gumanti – Kec Tigo Lurah Peningkatan jalan kolektor primer

  No Ruas Jalan Kota/Simpul Pusat Kegiatan yang Dihubungkan Keterangan

  (Rencana Pengembangan)

   Pinti Kayu – Sp. Pinti Kayu (201) Peningkatan jalan lokal primer

   Lubuk Muaro – Pinti Kayu Pembangunan jalan lokal primer

   Ps Lolo – Lubuk Muaro (82) Kec Pantai Cermin – Kec Hiliran Gumanti Peningkatan jalan lokal primer

   Lolo – Pintu Rimbo (63)

  4. Pintu Rimbo/Lolo – Sp Pinti Kayu :

   Kulemban – Sungai Abu Pembangunan jalan lokal primer

   Belakang Pasar – Kulemban (219) Kec Pantai Cermin – Kec Hiliran Gumanti Peningkatan jalan lokal primer

  3. Pasar Surian – Sungai Abu :

  5. Alahan Panjang– Talang Babungo (53) Kec. Lembah Gumanti - Kec. Hiliran Gumanti Peningkatan jalan kolektor primer

KABUPATEN SOLOK

  2 . P e n g e m b a n g a n S i s t e m T e r m i n a l

  2 . P e n g e m b a n g a n S i s t e m T e r m i n a l

  Rencana pengembangan terminal di wilayah Kabupaten Solok diarahkan pada pengembangan terminal penumpang regional tipe B hingga tipe C dan terminal barang. Pengembangan terminal tipe B di Kabupaten Solok didasarkan pada kriteria:

  1) Lokasi terletak di PKW/ PKWp dan/atau di PKL dalam jaringan trayek antar kota, antar provinsi (AKAP); Dalam hal ini diarahkan pada lokasi di PKL Arosuka, sebagai pusat pelayanan utama kabupaten Solok

  2) Terletak di jalan arteri/kolektor primer dengan kelas jalan minimum IIIB; 3) Jarak antara terminal regional tipe B dan/atau antara terminal regional tipe B dengan terminal regional tipe A sekurang-kurangnya 15 km; 4) Luas minimum 3 ha; 5) Mempunyai akses masuk atau keluar jalan dari terminal minimum 50 m; 6) Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan AKDP, Angkutan Perkotaan, serta Angkutan Pedesaan.

  Sedangkan untuk pengembangan terminal tipe C didasarkan pada kriteria berikut: 1) Lokasi terletak di PPK dalam jaringan trayek antar kota, antar provinsi (AKAP); 2) Terletak di jalan arteri atau kolektor primer dengan kelas jalan minimum III C; 3) Jarak antara terminal regional tipe B dan/atau antara terminal regional tipe B dengan terminal regional tipe A sekurang-kurangnya 15 km; 4) Luas minimum 1 ha; 5) Mempunyai akses masuk atau keluar jalan dari terminal minimum 50 m; dan 6) Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan AKDP, Angkutan Perkotaan, serta Angkutan Pedesaan.

KABUPATEN SOLOK

  menunjang kegiatan pariwisata yang ada di Danau Singkarak, Danau Diatas dan Danau Dibawah. Selain angkutan danau, juga diarahkan pada pengembangan prasarana pelabuhan danau yang lebih ditekankan pada peningkatan dan optimalisasi fungsi pelabuhan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi para wisatawan. Rencana Pengembangan sistem transportasi air di Danau Singkarak, Danau Diatas dan Danau di Bawah untuk mendukung kegiatan ekonomi wilayah dan pariwisata, dilakukan melalui:

  1. Pembangunan Dermaga pelabuhan barang dan penumpang di Kawasan Danau Singkarak, Kecamatan X Koto Singkarak

  2. Penyediaan Kapal perintis penyeberangan danau yang melayani rute-rute yang menghubungkan simpul-simpul pusat kegiatan, meliputi: a. Kabupaten Tanah Datar dengan Kecamatan X Koto Singkarak (via Danau

  Singkarak)

  b. Paninggahan (Kec Junjung Sirih) dengan Sumani (Kecamatan X Koto Singkarak

  c. Jorong-jorong (desa) di sebelah barat Danau Diatas dan Danau Dibawah dengan jorong di sebelah timur danau, yang menghubungkan antara Kecamatan Lembah Gumanti dengan Kecamatan Danau Kembar:

  3. Pembangunan dermaga pelabuhan wisata di 3 (tiga) kawasan danau, meliputi:

  a. Danau Singkarak (Kec.X Koto Singkarak)

  b. Danau Diatas (Kec Danau Kembar)

  c. Danau Dibawah (Kec Danau Kembar)

  5

  5 . . R R e e n n c c a a n n a a S S i i s s t t e e m m J J a a r r i i n n g g a a n n E E n n e e r r g g i i / / K K e e l l i i s s t t r r i i k k a a n n

KABUPATEN SOLOK

  c. Mengembangkan prasarana pembangkit baru dengan alternatif sumber energi yang belum dimanfaatkan secara optimal, yaitu meliputi: Potensi Pengembangan sumber energi panas bumi di Gunung Talang, untuk

   Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB), dengan potensi kapasitas 94 MW. Mengacu pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2009-2018, akan dikembangkan transmisi 150 KV dari PLTP Gunung Talang ke Solok dengan target pada tahun 2017 Pembangunan pembangkit mikro hidro di Kec. Tigo Lurah Bajanjang, dan Kec.

   Hiliran Gumanti, serta Kec. X Koto Diatas

  d. Peningkatan jaringan distribusi listrik untuk mendukung kegiatan industri pada pusat kegiatan utama Kabupaten (Aro-Suka, Alahan Panjang, Selayo, Sumani, dan Muara Panas )

  e. Peningkatan jaringan distribusi listrik utama ke pusat kecamatan di Kab. Solok Arahan pengembangan sistem jaringan energi listrik mencakup kebijakan pengembangan sistem jaringan listrik/energi untuk meningkatkan ketersediaan energi/ listrik bagi kegiatan permukiman dan kegiatan non permukiman. Sistem jaringan energi listrik dikembangkan untuk mendukung sistem aktivitas pada sentra-sentra kegiatan dan produksi. Oleh karena itu, pengembangannya dilakukan melalui pengembangan kelistrikan yang mampu mendukung kegiatan perekonomian, pengembangan kawasan andalan, kawasan tertentu, dan kawasan tertinggal. Pengembangan sistem jaringan energi untuk peningkatan kapasitas pembangkit listrik dilakukan dengan kriteria : a. Mendukung ketersediaan pasokan tenaga listrik untuk kepentingan di kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan; b. Mendukung pemanfaatan teknologi tinggi yang mampu menghasilkan energi untuk mengurangi ketergantungan sumber energi tak terbaharukan; c. Berada di lokasi aman dari bencana alam dan aman terhadap kegiatan lain; d. Tidak berada pada kawasan lindung.

KABUPATEN SOLOK

  Sistem jaringan telekomunikasi yang dikembangkan, meliputi sistem kabel, sistem seluler dan sistem satelit. Prasarana telekomunikasi dikembangkan hingga ke pelosok wilayah yang belum terjangkau sarana prasarana telekomunikasi, sehingga kebutuhan telekomunikasi dapat dipenuhi.

  Arahan pengembangan sistem jaringan telekomunikasi secara umum dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Mempertahankan dan memelihara jaringan telekomunikasi melalui integrasi dengan sistem komunikasi lain dan dengan sistem permukiman. 2) Mengembangkan jaringan komunikasi dengan cara :

  a. Mengembangkan jaringan telekomunikasi untuk meningkatkan keterkaitan antar wilayah.

  b. Mengembangkan jaringan telekomunikasi sampai ke Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang merupakan Nagari dan Jorong sebagai pusat kegiatan dan pelayanan antar Nagari atau Jorong (desa), serta dalam rangka meningkatkan keterkaitan kota-desa.

  c. Mengembangkan jaringan telekomunikasi untuk mendukung pengembangan kota-kota dan kawasan strategis. 3) Mengembangkan jaringan telekomunikasi secara berkesinambungan untuk pelayanan di seluruh wilayah yang terpadu dengan sistem jaringan telekomunikasi nasional, baik berupa jaringan terestrial maupun jaringan satelit. Pengembangan jaringan telekomunikasi dengan sistem terestrial memiliki kriteria :

  a. Jaringan dikembangkan secara berkesinambungan dan terhubung dengan jaringan nasional; b. Menghubungkan antar pusat kegiatan; dan c. Mendukung kawasan pengembangan ekonomi.

  Sedangkan pengembangan jaringan sistem satelit ditetapkan dengan kriteria :

  a. Mendukung dan melengkapi pengembangan jaringan terestrial;

KABUPATEN SOLOK

Gambar 5.2. Peta Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Telekomunikasi

KABUPATEN SOLOK

  D

  A

  A

  a

  

a

  y

  

y

  a

  a

  D

  i

  r

  r

  e

  e

  b

  b

  m

  m

  u

  i

  r

  S

  6. Lembang Jaya 33 3.258,14

  14. Junjung Sirih 10 910,59 Total 499 37.805,80

Sumber : Daftar Inventarisasi Daerah Irigasi PU Wewenang Kab Solok Tahun 2010

  13. X Koto Singkarak 37 2.852,75

  12. X Koto Diatas 64 1.494,60

  11. Kubung 23 3.352,52

  10. IX Koto Sungai Lasi 61 1.204,77

  9. Bukit Sundi 40 3.084,58

  8. Gunung Talang 56 8.406,00

  7. Danau Kembar 11 479,00

  5. Tigo Lurah 55 2.255,40

  r Rencana pengembangan sistem jaringan sumberdaya air di Kabupaten Solok diarahkan melalui : a. Konservasi dan pengelolaan secara terpadu : Wilayah Sungai (WS)/ Daerah Aliran

  4. Payung Sekaki 16 3.531,00

  3. Hiliran Gumanti 45 2.053,65

  2. Lembah Gumanti 31 2.519,80

  1. Pantai Cermin 17 2.403,00

  Jumlah DI (Unit) Luas Areal (HA)

Tabel 5.3. Sebaran Daerah Irigasi Kabupaten Solok No Kecamatan

  c. Rencana pemeliharaan & pengelolaan jaringan irigasi pada Daerah Irigasi (DI) yang ada di Kabupaten Solok, meliputi Daerah Irigasi seperti pada tabel berikut:

  b. Konservasi dan pengelolaan secara terpadu, serta pengamanan abrasi : Danau Singkarak, dan Danau Kembar (D. Diatas dan Dibawah)

  Sungai (DAS) lintas provinsi yang meliputi : Indragiri (Provinsi Sumatera Barat – Provinsi Riau), Batanghari (Provinsi Sumatera Barat – Provinsi Jambi)

  u

  7

  7 .

  a

  i

  i

  S

  S

  a

  a

  n

  n

  a

  s

  c

  c

  n

  n

  e

  e

  R

  R

  .

  s

  t

  n

  i

  n

  a

  a

  g

  g

  n

  n

  i

  r

  t

  r

  a

  a

  J

  J

  m

  m

  e

  e

  S

KABUPATEN SOLOK

  8 . R e n c a n a S i s t e m P r a s a r a n a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n

  8 . R e n c a n a S i s t e m P r a s a r a n a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n

  Sistem Prasarana lingkungan yang akan dikembangkan di Kabupaten Solok, terdiri atas :

  1. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

  2. Prasarana Pengelolaan Air Limbah

  3. Prasarana Pengelolaan Persampahan

  4. Drainase Rencana pengembangan sistem prasarana lingkungan akan mengadopsi dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Solok 2009-2013 yang memuat rencana program pengembangan infrastruktur ke-Cipta Karya-an.

  Secara lebih rinci rencana pengembangan prasarana lingkungan tersebut, akan dipaparkan pada bagian berikut ini.

  8 8 . .

  1

  1 . . S S i i s s t t e e m m P P e e n n y y e e d d i i a a a a n n A A i i r r M M i i n n u u m m

  Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kabupaten Solok terdiri dari sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem penyediaan air minum perpipaan yang dikelola oleh pemerintah melalui PDAM, bantuan pemerintah pusat melalui WSLIC, SAB, PABPLP dan oleh masyarakat (nagari), sedangkan sistem non perpipaan yang ada merupakan merupakan bantuan pemerintah pusat melalui program WSLIC dan secara individu oleh masyarakat yang pada umumnya tidak dilayani oleh perpipaan. Pelayanan SPAM di Kabupaten Solok terbagi dalam dua pengelolaan yaitu; pertama, dikelola langsung oleh PDAM Kabupaten Solok dan kedua, dikelola oleh PDAM Kota Solok. Pada prinsipnya untuk wilayah Kota Solok sumber air berasal dari wilayah Kabupaten Solok. Kerjasama pengelolaan air minum antara Pemerintah Kabupaten Solok dengan Pemerintah Kota Solok dituangkan dalam bentuk Perjanjian kerjasama atau Memorandum of Agreement (MOA).

KABUPATEN SOLOK

  memprihatinkan. Hal tersebut mengakibatkan banyaknya air yang hilang sehingga debit menjadi kurang. Untuk pendistribusian air, daerah alahan panjang, Surian, Muara Panas dan daerah sebagian Koto Baru air tersedia dalam 24 jam (bersifat kontinu) sedangkan untuk daerah Guguk, Koto Baru, Talang, Cupak dan Singkarak mengalami pergiliran air. Hal ini terjadi karena tekanan air tidak cukup sehingga dilakukan pergiliran. Air didistribusikan secara gravitasi baik yang bersumber dari mata air maupun sungai, kecuali unit pelayanan Sulit Air yang bersumber dari sungai gemuruh hasil olahan yang masuk reservoar produksi dipompakan dulu kereservoar distribusi kemudian didistribusikan ke konsumen secara gravitasi. Sementara itu ada beberapa unit pelayanan yang menggunakan bahan bakar yang menyebabkan biaya operasional menjadi tinggi. Selain SPAM sistem perpipaan juga ada SPAM non perpipaan komunal yang difasilitasi oleh pemerintah daerah dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaanny. Namun SPAM non perpipaan yang ada pada saat ini baru dapat melayani 5,48% dari total penduduk Kabupaten Solok. Berdasarkan keadaan existing dan permasalahan yang ada, maka beberapa rumusan program untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana air bersih antara lain :

  1. Peningkatan akses/kemudahan masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih.

  2. Peningkatan kapasitas pelayanan / cakupan layanan.

  3. Pembangunan sarana dan prasarana air bersih bagi masyarakat di pedesaan.

  4. Optimalisasi sumber air dengan memanfaatkan kapasitas yang belum terpakai.

  5. Meningkatkan kualitas air hasil olahan sesuai dengan standar Menkes RI Nomor: 907/Menkes/SK/VII/2002 untuk SPAM Perpipaan PDAM.

  6. Penurunan kehilangan air pada sistem perpipaan sesuai dengan standar

KABUPATEN SOLOK

  Gunung Talang. Sementara itu untuk pembangunan sarana dan prasarana air bersih diprioritaskan pada daerah yang terbilang rawan penyakit yang akses air bersih masih sangat kurang seperti di kecamatan Lembah Gumanti, Hiliran Gumanti, Kecamatan X Koto Singkarak, X Koto Diatas dan Kecamatan Kubung. Untuk peningkatan cakupan pelayanan dengan meminimalkan kehilangan air di bangunan-bangunan diprioritaskan pada daerah-daerah yang memiliki unit pelayanan (11 Unit Pelayanan).

  8 . 2 . P r a s a r a n a P e n g e l o l a a n A i r L i m b a h 8 .

  2 . P r a s a r a n a P e n g e l o l a a n A i r L i m b a h

  Air limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman (municipal wasterwater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air limbah permukiman ini perlu dikelola agar tidak menimbulkan dampak seperti mencemari air permukaan dan air tanah, di samping sangat beresiko menimbulkan penyakit, seperti: diare, thypus, kolera dll. Secara umum produksi air limbah di Kabupaten Solok dihasilkan dari limbah rumah tangga, karena masih sedikit industri di Kabupaten Solok. Selain dari Limbah rumah tangga, dikabupaten Solok juga terdapat limbah yang berasal dari rumah sakit (RSUD Arosuka), dan beberapa pabrik teh serta tambang bijih besi. Namun untuk pabrik teh, limbah yang dihasilkan merupakan limbah organik sehingga belum banyak terjadi pencemaran lingkungan. Pengelolaan prasarana dan sarana air limbah pada setiap daerah mempunyai karakteristik yang berbeda, baik tingkat pelayanan, jenis dan jumlah pelayanannya. Pengelolaan sanitasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) sistem yaitu:

  a. Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (on-site system); b. Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (off-site system). Sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Solok masih banyak menggunakan sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) baik itu secara individu dan di

KABUPATEN SOLOK

  Berdasarkan program utama tersebut, kegiatan-kegiatan yang dapat diimplementasikan antara lain :

  1. Pembangunan pengolahan limbah khusus untuk RSUD Arosuka

  2. Pembangunan IPAL untuk beberapa wilayah yaitu pada wilayah selatan, wilayah Ibukota, dan Wilayah utara.

  3. Peningkatan sarana pengolahan air limbah setempat bagi masyarakat dipedesaan dan pengolahan air limbah secar komunal untuk daerah perkotaan.

  4. Sosialisasi tentang sanitasi lingkungan yang sehat kepada masyarakat. Untuk penanganan masalah air limbah diprioritaskan pada :

  1. Kawasan Danau Kembar (wilayah selatan) pada kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kecamatan Danau Kembar

  2. Kawasan Arosuka/Ibukota (Wilayah Tengah) pada Kecamatan Gunung Talang dan Kecamatan Kubung serta Kecamatan Bukit Sundi. Pada kawasan ini banyak terdapat perumahan-perumahan dan RSUD serta pabrik teh

  3. Kawasan Danau Singkarak (Wilayah Utara) pada Kecamatan Junjung Sirih dan Kecamatan X Koto Singkarak

  4. Kawasan Daerah Tertinggal yaitu pada Kecamatan Tigo Lurah dan Kecamatan Hiliran Gumanti.

  8 8 . .

  3

  3 . . P P e e n n g g e e l l o o l l a a a a n n P P e e r r s s a a m m p p a a h h a a n n

  Sistem pembuangan sampah Kabupaten Solok terutama sampah domestik sampai saat ini belum dikelola dengan baik. Pengelolaan sampah oleh Dinas/Instansi terkait hanya terbatas pada daerah-daerah perkantoran dan lingkungan pasar, sedangkan untuk daerah permukiman penanganan masalah persampahan masih dilakukan oleh masyarakat sendiri. Pengelolan yang dilakukan oleh penduduk saat ini adalah dikelompokan ke dalam tiga

KABUPATEN SOLOK

  Dari data diatas dapat dilihat masih kurangnya sarana persampahan yang dimiliki oleh Kabupaten Solok sehingga timbalan sampah tidak dapat terangkut keseluruhannya ke TPA. Sementara itu kondisi wilayah yang tersebar menyebabkan kebutuhan akan sarana angkutan sampah tidak memadai.

  Melihat kondisi eksisting yang ada dapat dirumuskan beberapa arahan program untuk pengelolaan persamapahan diantaranya :

  1. Perluasan cakupan layanan bidang persampahan.

  2. Pembangunan TPA Regional dan TPA Wilayah.

  3. Program pemanfaatan limbah sampah. Berdasarkan arahan program tersebut, kegiatan yang dapat menunjang program penanggulangan sampah di Kabupaten Solok antara lain :

  1. Penambahan jumlah truck sampah

  2. Pembangunan TPA di wilayah selatan Kabupaten Solok yaitu di Kecamatan Lembah Gumanti.

  3. Pembangunan TPA Regional di Ampang Kualo, dan alternatif di Kecamatan X Koto Diatas bekerja sama dengan Pemerintah Kota Solok.

  4. Penambahan jumlah truck tinja 5. Pengadaan Arm Roll.

  6. Pembangunan TPS terutama pada daerah pemukiman.

  7. Pembangunan pabrik pengolahan sampah (kompos) Penanganan diprioritaskan pada seluruh Kecamatan di Kabupaten Solok terutama pada pasar-pasar Nagari. Untuk TPA Wilayah Selatan diprioritaskan di Kecamatan Lembah Gumanti karena jumlah timbulan sampah yang bersumber dari sayuran dan buah-buahan sangat tinggi.

KABUPATEN SOLOK

  1. Muka air tanah yang rendah sehingga limpahan air tanah masuk kedalam saluran drainase serta dimensi saluran yang tidak lagi mampu menampung sehingga terjadi genangan.

  2. Banyaknya sampah dan sedimentasi pada badan saluran.

  3. Operasional dan pemeliharaan drainase belum ada

  4. Peningkatan daya tampung dan pertambahan saluran drainase tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk

  5. Kesadaran masyarakat yang rendah dan sering membuang sampah kedalam drainase

  6. Belum adanya suatu sistim yang terpadu untuk sistim drainase

  7. Biaya yang besar dalam pembangunan drainase yang belum terkafer oleh APBD Kabupaten Solok.

  Dari permasalahan yang ada pada saat ini, sesuai dengan dokumen RPIJM Kabupaten Solok, untuk 5 tahun ke depan dapat diarahkan pada beberapa program utama seperti:

  1. Program antisipsi banjir wilayah perkotaan

  2. Peningkatan kapasitas buangan air limbah

  3. Operasional dan pemeliharaan saluran pembuangan permukiman

  4. Sosialisasi dan perkuatan kelembagaan Berdasarkan arahan program tersebut, dapat dijabarkan ke dalam beberapa kegiatan pokok, diantaranya:

  1. Pembangunan saluran drainase permukiman

  2. Perbaikan dan pemeliharaan drainase

  3. Penyediaan dan perbaikan bak kontrol

KABUPATEN SOLOK

  1. Prasarana Kesehatan

  2. Prasarana Pendidikan

  3. Prasarana Peribadatan

  4. Prasarana Olahraga

  5. Prasarana Sosial Budaya lainnya

1. Rencana Pengembangan Prasarana Kesehatan

  Rencana pengembangan prasarana kesehatan di Kabupaten Solok didasarkan pada perhitungan proyeksi kebutuhan dengan menggunakan pendekatan standar jumlah penduduk yang akan dilayani dari masing-masing jenis prasarana kesehatan. Rencana pengembangan prasarana kesehatan di Kabupaten Solok hingga tahun 2030, diantaranya meliputi: