5.1 ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PATI 5.1.1 TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG KABUPATEN PATI - DOCRPIJM 1504157114BAB 5 KETERPADUAN STRATEGI PENG KAB PATI

  LAPORAN DRAFT AKHIR Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Pati Tahun 2015-2019

5.1 ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PATI

5.1.1 TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG KABUPATEN PATI

  Kabupaten Pati merupakan wilayah Pantai Utara Jawa yang mengalami perkembangan pesat akibat dukungan Jalan Arteri Primer Lintas Pantura. Kegiatan yang akan berkembang seiring dengan peran jalan pantura sebagai penghubung Kota-Kota penting di Pulau Jawa adalah perdagangan-jasa, pusat jasa pemasaran, industri, dan pergudangan. Selain itu di wilayah Kabupaten Pati telah berkembang ekonomi lokal Pati, seperti : pertanian, perikanan, industri kecil kuningan, tapioka dan lain-lain. Potensi lokal dan potensi dukungan akses regional diharapkan akan mendorong terwujudnya hubungan ekonomi produksi dan distribusi yang saling menguntungkan. di Kabupaten Pati terdapat ketimpangan perkembangan antara wilayah bagian utara dan bagian selatan. Hal ini terjadi karena wilayah utara memiliki sumber daya alam yang lebih baik, jika kondisi ini tidak diantisipasi segera maka kesenjangan antar wilayah ini akan semakin besar. Untuk itu perlu campur tangan kebijakan pemerintah, khususnya melalui pembangunan ekonomi produktif di wilayah Kabupaten Pati bagian selatan dalam rangka memeratakan pembangunan dengan membuka wilayah yang secara geografis relatif terisolir dibandingkan wilayah lain. Di wilayah Kabupaten Pati bagian utara terdapat beberapa potensi sumber daya alam yang bisa dikembangkan sebagai pendorong perkembangan wilayah yaitu; lahan pertanian dan tanah kapur. Pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Pati bagian utara terkendala oleh penyediaan air irigasi khususnya di musim kemarau akibat ketiadaan sumber dan sistem irigasi yang tertata baik. Sementara itu pembudidayaan batuan kapur khususnya untuk industri semen membutuhkan kajian lingkungan yang cukup mendalam, hal ini bertujuan untuk menkonservasi kawasan karst yang masuk kategori kawasan karst lindung.

  Mempertimbangkan uraian potensi dan issue permasalahan pembangunan Kabupaten Pati, maka tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Pati adalah Terwujudnya Kabupaten Pati sebagai Bumi Mina Tani, Berbasis Keunggulan Pertanian dan Industri yang Berkelanjutan.

  Kebijakan dan strategi penataan ruang Kota Semarang secara umum terbagi atas:

  • Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang
  • Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang

  LAPORAN DRAFT AKHIR Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Pati Tahun 2015-2019 Tabel V.1. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang di Kabupaten Pati KEBIJAKAN STRATEGI

  Penetapan hirarki sistem perkotaan dan dan kawasan layanannya, dalam rangka menciptakan hubungan kota- desa

  Membagi ruang wilayah pembangunan Daerah sesuai dengan karakteristik perkembangan dan permasalahan yang dihadapi, meliputi wilayah bagian utara dan wilayah bagian selatan Mengembangkan pusat pelayanan baru yang mampu menjadi simpul distribusi dan pemasaran untuk beberapa Kecamatan yaitu Kawasan Ibukota Kecamatan Jakenan, Kawasan Perkotaan Kayen, Kawasan Perkotaan Pati, Kawasan Perkotaan Tayu, dan Kawasan Perkotaan Juwana (JAKATINATA). Mengoptimalkan peran ibukota Kecamatan Sukolilo, ibukota Kecamatan Tambakromo, ibukota Kecamatan Winong, ibukota Kecamatan Pucakwangi, ibukota Kecamatan Jaken, ibukota Kecamatan Batangan, ibukota Kecamatan Gabus, ibukota Kecamatan Gembong, Tlogowungu, ibukota Kecamatan Wedarijaksa, ibukota Kecamatan Trangkil, ibukota Kecamatan Margoyoso, ibukota Kecamatan Gunungwungkal, ibukota Kecamatan Cluwak, dan ibukota Kecamatan Dukuhseti sebagai pusat pelayanan kecamatan, serta sebagai simpul distribusi dan pemasaran produk-produk ekonomi Mengembangkan sistem interaksi antar ruang wilayah terutama untuk meningkatkan intensitas kegiatan perekonomian daerah

  Pengembangan prasarana wilayah yang mampu mendorong pertumbuhan wilayah dan distribusi produk-produk ekonomi lokal

  Meningkatkan ruas jalan yang menghubungkan Gunungwungkal – Tayu Meningkatkan ruas jalan yang menghubungkan Juwana – Pucakwangi Meningkatkan ruas Jalan Pati – Gembong – Dawe (Kudus) Meningkatkan ruas Jalan Jaken-Jakenan-Winong-Tambakromo-Kayen

  Sumber : RTRW Kabupaten Pati Tahun 2010-2030 Tabel V.2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang di Kabupaten Pati KEBIJAKAN STRATEGI KAWASAN LINDUNG

  Peningkatan kualitas perlindungan di kawasan lindung sesuai dengan sifat perlindungannya

  Menentukan deliniasi kawasan lindung berdasarkan sifat perlindungannya Menetapkan luas dan lokasi kawasan masing-masing kawasan lindung

  Peningkatan kualitas perlindungan kawasan lereng Gunung Muria dan lahan- lahan yang memiliki kelerengan diatas 40% melalui peningkatan penghijauan dalam rangka mengurangi bahaya banjir dan longsor

  Melakukan penghijauan lereng Gunung Muria di Kecamatan Cluwak, Kecamatan Gembong, Kecamatan Tlogowungu, dan Kecamatan Gunungwungkal Melakukan penghijauan lahan-lahan rawan longsor dan erosi di Kecamatan Cluwak, Kecamatan Gembong, Kecamatan Tlogowungu, Kecamatan Gunungwungkal, Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, Kecamatan Tambakromo, Kecamatan Winong, dan Kecamatan Pucakwangi

  Pengurangan pemanfaatan lahan-lahan kawasan lindung untuk kegiatan budidaya

  Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap manfaat perlindungan kawasan lindung Memindahkan secara bertahap permukiman yang terletak di kawasan rawan bencana longsor Mengembangkan pertanian yang dibarengi penanaman keras pada lahan-lahan kawasan lindung yang dimiliki masyarakat

KAWASAN BUDIDAYA

  LAPORAN DRAFT AKHIR Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Pati Tahun 2015-2019 KEBIJAKAN STRATEGI

  Pengendalian alih fungsi lahan pertanian produktif dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional

  Mengarahkan perkembangan kegiatan terbangun pada lahan-lahan yang bukan merupakan sawah beririgasi teknis Memberikan insentif bagi pemilik lahan pertanian produktif yang tidak dapat dikonversi dengan prasarana dan sarana yang mendukung peningkatan produktivitas dan nilai tambah pertanian

  Pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir

  Menetapkan kawasan pengembangan budidaya perikanan tambak sesuai dengan karakteristik masing-masing kawasan Melakukan penanaman tanaman mangrove pada lahan-lahan tepi pantai untuk melestarikan kelangsungan tambak, pantai dan habitat perikanan Mengembangkan kawasan pengolahan ikan air tawar atau/dan air laut di sentra-sentra pelestariannya

  Pengembangan karakter daerah melalui pengembangan komoditas pertanian, perikanan, dan jasa pemasaran

  Mengembangkan outlet komoditas perikanan dan buah-buahan hasil laut di Kecamatan Pati, Kecamatan Juwana, Kecamatan Batangan, Kecamatan Dukuseti Memantapkan industrialisasi perikanan di Kecamatan Juwana

  Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan

  Membatasi perkembangan kegiatan budi daya terbangun di kawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana Mengembangkan perkotaan dengan mengoptimalkan pemanfaaatan ruang secara efisien dan kompak Mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan Membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan untuk mempertahankan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kawasan perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan perdesaan di sekitarnya

KAWASAN STRATEGIS

  Pengarahan dan pengendalian perkembangan kawasan pertumbuhan ekonomi

  Menetapkan fungsi regional kawasan perkotaan Pati – Juwana Menyusun ketentuan pengendalian ruang koridor kawasan perkotaan Pati – Juwana Mengembangkan dan penyebaran pusat-pusat aktivitas ekonomi untuk merangsang perkembangan kota Memantapkan peran kawasan Ibukota Kecamatan Jakenan dan Kawasan Ibukota Kecamatan Kayen sebagai pusat pelayanan baru yang mampu menjadi simpul dan distribusi komoditas pertanian bagi wilayah disekitarnya Mengembangkan kawasan pelabuhan Juwana dan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Dukuhseti sebagai pusat pengembangan pesisir

  Perlindungan kawasan perlindungan kebudayaan lokal

  Membuka akses lokasi yang ditempati kelompok masyarakat yang memiliki kearifan budaya lokal spesifik melalui pembangunan prasarana Meningkatkan kualitas sumber daya manusia kelompok masyarakat yang memiliki kearifan budaya lokal spesifik tanpa meninggalkan keunikan budaya dan adat istiadat Memberikan akses informasi baik yang bersifat lokal, nasional, maupun internasional

  Pengembangan kawasan pertanian (agropolitan) Mengembangankan kawasan agropolitan di Daerah yang berada di lereng Gunung Muria dan wilayah bagian selatan Mengembangankan industrialisasi pertanian

  Penanganan kawasan rawan masalah lingkungan Membangun fasilitas Instalasi pengolah air limbah (IPAL) Menyadarkan masyarakat tentang dampak pencemaran bagi lingkungan Membentuk kelompok-kelompok unit usaha industri tapioka sehingga

  LAPORAN DRAFT AKHIR Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Pati Tahun 2015-2019 KEBIJAKAN STRATEGI

  memudahkan dalam pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan

  IPAL Pembudidayaan dan perlindungan kawasan karst

  Meningkatkan perlindungan kawasan karst lindung Mengoptimalkan pembudidayaan kawasan karst budidaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan

  Sumber : RTRW Kabupaten Pati Tahun 2010-2030

5.1.2 RENCANA STRUKTUR RUANG KABUPATEN PATI 1) Rencana Pusat-Pusat Kegiatan

  Struktur Ruang Kabupaten Pati direncanakan mengikuti konsep dan skenario pengembangan koridor pertumbuhan Kota Pati - Kota Juwana, pengembangan koridor Kota Pati - Kota Tayu, Pengembangan Kawasan Agropolitan Gembong dan memacu pertumbuhan di kecamatan-kecamatan di wilayah bagian selatan. Mempertimbangkan hal tersebut maka hirarki kota-kota di Kabupaten Pati direncanakan sebagai berikut:

  Tabel V.3. Rencana Struktur Kawasan Perkotaan di Wilayah Kabupaten Pati Hirarki Struktur Kota Keterangan Kawasan Perkotaan

  I Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

  Kota yang akan dikembangkan menjadi PKL adalah kota-kota yang wilayah pelayanannya telah berkembang lebih dari 1 administrasi kecamatan. Skala fasilitas/ kegiatan yang dikembangkan di kota ini memiliki pelayanan sebagian wilayah Kabupaten.

  • Kawasan Perkotaan Pati - Kawasan Perkotaan Juwana - Kawasan Perkotaan Tayu Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKL-p)
  • Kawasan IKK Jakenan - Kawasan IKK Sukolilo,
  • Kawasan IKK Winong,
  • Kawasan IKK Pucakwangi - Kawasan IKK Trangkil - Kawasan IKK Wedarijaksa - Kawasan IKK Tambakromo - Kawasan IKK Batangan - Kawasan IKK Jaken - Kawasan IKK Gabus - Kawasan IKK Gembong - Kawasan IKK Tlogowungu - Kawasan IKK Margoyoso - Kawasan IKK Gunungwungkal - Kawasan IKK Cluwak - Kawasan IKK Dukuhseti

  Kota yang akan dikembangkan menjadi PKL adalah kota-kota yang wilayah pelayanannya telah berkembang lebih dari 1 administrasi kecamatan. Skala fasilitas/ kegiatan yang dikembangkan di kota ini memiliki pelayanan sebagian wilayah Kabupaten.

  Kawasan Perkotaan Kayen

  II Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

  Kota yang akan dikembangkan menjadi PPK adalah kota-kota ibukota kecamatan yang memiliki skala pelayanan sekurang-kurangnya satu wilayah kecamatan. Kota-kota ini merupakan pusat pemerintahan, aktifitas sosial, serta kegiatan perekonomian di tingkat kecamatan.

  Sumber : RTRW Kabupaten Pati Tahun 2010-2030

  Pengolahan

  f.

  Jasa

  Kabupaten

  Kawasan SWP I merupakan kawasan ibukota kabupaten, yang memiliki fungsi pokok sebagai kawasan untuk pusat pemerintahan skala kabupaten. Di SWP I berkembang kawasan perkotaan (urban) yang memiliki potensi besar pada sektor listrik, gas dan air bersih, industri pengolahan, keuangan, pengangkutan jasa- jasa dan komunikasi, sedangkan untuk kawasan hinterland lebih cocok dikembangkan fungsi-fungsi pertanian (dalam arti luas) sebagai pendukung Kota

  SWP I Kota Pati Kecamatan Pati Kecamatan Margorejo Kecamatan Gembong Kecamatan Gabus

  Tabel V.4. Rencana Sistem Perwilayahan Kabupaten Pati Satuan Wilayah Pembangunan Pusat Pelayanan Wilayah Pelayanan Arahan Pengembangan Rencana Fungsi Penopang Kegiatan Wilayah

  Pusat Pelayanan SWP VI adalah Kota Kayen.

  Satuan Wilayah Pembangunan VI (SWP VI) dengan wilayah meliputi Kecamatan Kayen, Kecamatan Sukolilo, dan Kecamatan Tambakromo.

  e. Satuan Wilayah Pembangunan V (SWP V) dengan wilayah meliputi Kecamatan Jakenan, Kecamatan Jaken, Kecamatan Winong dan Kecamatan Pucakwangi. Pusat Pelayanan SWP V adalah Kota Jakenan.

  LAPORAN DRAFT AKHIR Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Pati Tahun 2015-2019 2) Rencana Sistem Perwilayahan Sistem perwilayahan merupakan tindak lanjut dari hirarki kota-kota yang telah ditentukan. Pada hirarki kota, kota-kota hanya dilihat sebagai titik-titik dalam ruang. Sementara dalam sistem perkotaan, kota-kota membentuk suatu sistem yang didasari hubungan saling ketergantungan (interdependency) dan keterkaitan (linkage) antara kota satu dengan yang lain secara hirarkis. Dalam sistem perkotaan ini pada hakikatnya terdapat unsur jangkauan wilayah pelayanan. Sistem perkotaan selanjutnya digunakan untuk mengarahkan pengembangan wilayah di Kabupaten Pati melalui pembagian satuan wilayah pembangunan (SWP). Penentuan SWP dilakukan dengan mempertimbangkan pola keterkaitan (linkage) dan kemiripan karakteristik (homogenitas) setiap kawasan. Berdasarkan pada hirarki kota-kota yang ada serta potensi dan permasalahan masing-masing wilayah, maka pembagian SWP dalam rangka pengembangan wilayah ini adalah sebagai berikut: a.

  Pusat Pelayanan SWP IV adalah Kota Juwana.

  Satuan Wilayah Pembangunan IV (SWP IV) dengan wilayah meliputi Kecamatan Juwana, Kecamatan Wedarijaksa dan Kecamatan Batangan.

  d.

  Satuan Wilayah Pembangunan III (SWP III) dengan wilayah meliputi Kecamatan Tayu, Kecamatan Cluwak, Kecamatan Gunungwungkal dan Kecamatan Dukuhseti. Pusat Pelayanan SWP III adalah Kota Tayu.

  c.

  Satuan Wilayah Pembangunan II (SWP II) dengan wilayah meliputi Kecamatan Trangkil, Kecamatan Tlogowungu, dan Kecamatan Margoyoso. Pusat Pelayanan SWP II adalah Kota Trangkil.

  Satuan Wilayah Pembangunan I (SWP I) dengan wilayah meliputi Kecamatan Pati, Kecamatan Margorejo, Kecamatan Gembong, dan Kecamatan Gabus. Pusat Pelayanan SWP I adalah Kota Pati b.

  • Pemerintahan
  • Perdagangan &
  • Industri
  • Agro Industri • Transportasi • Pertanian

  • Perdagangan &
  • >Perta
  • Peternakan • Agro Industri
  • Perdagangan &
  • >Transpor
  • Perikanan • Pertanian • Agro Industri
  • Perdagangan • Transportasi
  • Perikanan • Industri •
  • Perdagangan &
  • Pertanian • Peternakan • Agro Industri

  SWP IV Kota Juwana

  Kawasan SWP VI merupakan kawasan yang diharapkan mampu menjadi pusat perkembangan baru di kawasan pegunungan Kendeng bagian Tenggara dan Selatan. Dengan masuknya Kota Jakenan diantara kelima kota yang diharapkan mampu menjadi motor pembangunan di

  Jakenan Kecamatan Jakenan Kecamatan Jaken Kecamatan Winong Kecamatan

  Pertanian SWP V Kota

  (pelabuhan)

  Kawasan SWP IV merupakan kawasan pertumbuhan cepat, karena selain letaknya yang strategis dilalui jalur arteri primer ( jalan pantura ), kawasan ini juga di lalui dan ”jalur pengembangan pesisir” utara Jawa Tengah dalam kawasan WANARAKUTI Sektor perekonomian yang berkembang di kawasan ini merupakan sektor perekonomian andalan di Kabupaten Pati yaitu perikanan laut dan industri.

  Kecamatan Juwana, Kecamatan Wedarijaksa Kecamatan Batangan

  jasa,

  LAPORAN DRAFT AKHIR Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Pati Tahun 2015-2019 Satuan Wilayah Pembangunan Pusat Pelayanan Wilayah Pelayanan Arahan Pengembangan Rencana Fungsi Penopang Kegiatan Wilayah

  Kawasan SWP III merupakan kombinasi antara kawasan pesisir dan kawasan pegunungan Muria. Sehingga karakteristik alamnya sangat berbeda dan membutuhkan pendekatan pembangunan yang terpadu antara kawasan pegunungan, daratan, dan pesisir. Kawasan ini merupakan kawasan pertumbuhan cepat karena dilalui ”jalur pengembangan pesisir” utara Jawa Tengah dalam kawasan WANARAKUTI. Pendukung utama perkembangan pada kawasan ini adalah kegiatan perkotaan di Kota Tayu, Kegiatan Perikanan di pesisir Kecamatan Dukuhseti, dan pertanian di Kecamatan Gunungwungkal dan Cluwak

  Gunungwungkal Kecamatan Dukuhseti

  SWP III Kota Tayu Kecamatan Tayu Kecamatan Cluwak Kec.

  Jasa

  Kawasan SWP II merupakan kawasan yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi pusat pengembangan baru, karena selain mempunyai letak yang strategis diantara segitiga kawasan pertumbuhan cepat di Kabupaten Pati bagian utara yaitu Pati, Juwana, dan Tayu, juga dilalui oleh ”jalur pengembangan pesisir” utara Jawa Tengah dalam kawasan WANARAKUTI. SWP II memiliki banyak potensi terutama pada sektor pertanian, perkebunan; perdagangan, dan industri.

  Trangkil Kecamatan Trangkil Kecamatan Tlogowungu Kecamatan Margoyoso

  Terjadinya hubungan Kota Pati dengan kawasan hinterland-nya diharapkan mampu menjadi solusi untuk menampung luberan kegiatan Kota Pati sehingga tumbuh kawasan pengembangan baru. SWP II Kota

  Jasa,

  LAPORAN DRAFT AKHIR Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Pati Tahun 2015-2019 Satuan Rencana Fungsi Pusat Wilayah Wilayah

  Arahan Pengembangan Penopang Kegiatan Pelayanan Pelayanan Pembangunan Wilayah

  JAKATINATA (Jakenan, Kayen, Pati, Juwana, dan Tayu). Dengan konsep pengembangan kota kecil yang masih mengandalkan sektor agraris yang berorientasi pada pertanian untuk bahan baju industri (industri pertanian/agroindustri). Potensi yang bisa dikembangkan pada kawasan ini adalah pada sektor pertambangan dan galian; pertanian lahan basah dan kering.

  • SWP VI Kota Kayen Kecamatan Kawasan SWP VI merupakan bagian dari

  Perdagangan & Kayen, kawasan pegunungan Kendeng di

  Jasa

  • Kecamatan kabupaten Pati bagian Selatan. Dengan Pertanian
  • Sukolilo karakteristik alamnya yang berupa

  Peternakan

  • Kecamatan pegunungan kapur dan kawasan yang

  Industri

  • Tambakromo berkembang secara linier di sepanjang jalan

  Pertambangan propinsi yang menghubungkan Kabupaten Pati – Kabupaten Grobogan yang merupakan jalur pengembangan kawasan selatan Pati. Ciri uatama pada SWP VI adalah terbentuknya kota-kota kecil pada simpul-simpul yang dilalui jalan propinsi tersebut. SWP VI memiliki potensi yang sangat potensial untuk dikembangkan terutama pada sektor pertanian, perdagangan; pengangkutan, pertambangan, dan industri.

  Sumber : RTRW Kabupaten Pati Tahun 2010-2030

3) Sistem Pengembangan Perdesaan

  Pengembangan kawasan perdesaan di Kabupaten Pati dilakukan melalui pendekatan agropolitan dan pengembangan minapolitan. Pengembangan agropolitan dan minapolitan di Kabupaten Pati dilakukan dengan merancang keterkaitan sumber daya perdesaan dan pesisir dengan industrialisasi dan sistem pemasaran. Pengembangan perdesaan ini direncanakan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan sistem pengembangan wilayah perdesaan.

LAPORAN DRAFT AKHIR

  

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Pati Tahun 2015-2019 Kota Kota PKL PKL Kota Kota PPK PPK

  Keterangan :

  : Kawasan perdesaan (pusat produksi pertanian/ perikanan) Produksi komoditas pertanian dan perikanan yang dihasilkan kawasan perdesaan/ pesisir akan ditampung di pusat penampungan desa Dari pusat penampungan desa, hasil komoditas ini selanjutnya akan disalurkan ke industri pengolahan pertanian dan perikanan yang direncanakan berada pada kota-kota pusat pelayanan kawasan (PPK). Di Kabupaten Pati Kota-kota PPK adalah ibukota kecamatan atau pusat-pusat SWP.

  Hasil pengeolahan industri pertanian dan perikanan selajutnya akan di salurkan ke outletoutlet pemasaran yang ada di kota-kota pusat kegiatan lokal (PKL). Dalam hal ini, Kabupaten Pati memiliki 4 kota yang direncanakan berskala PKL yaitu Kota Pati, Tayu, Juwana, dan Kayen.

4) Rencana Pengembangan Kawasan Agropolitan

  Pengembangan Kawasan Agropolitan merupakan perwujudan dari rencana sistem perdesaan yang direncanakan dikembangkan di wilayah Kabupaten Pati. Kawasan Agropolita terdiri dari Kota Pertanian dan Desa-Desa sentra produksi pertanian yang ada di sekitarnya, dengan batasan yang tidak ditentukan oleh batasan administrasi. Di wilayah Kabupaten Pati selain ditetapkan kebijakan menjadi Kawasan Agropolitan adalah : a. Kawasan di Lereng Gunung Muria yang meliputi Kecamatan Gembong, Kecamatan Gunungwungkal, Kecamatan Cluwak, Kecamatan

  Tlogowungu.

  b. Wilayah Kabupaten Pati bagian Selatan yang meliputi Kecamatan Tambakromo, Kecamatan Winong, Kecamatan Gabus, Kecamatan Kayen, dan Kecamatan Sukolilo. Konsep pengembangan agrobisnis ini mencakup tiga hal, yaitu :

  LAPORAN DRAFT AKHIR Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Pati Tahun 2015-2019

  1. Industri hulu pertanian atau disebut agribisnis hulu, yaitu agribisnis yang menghasilkan sarana produksi (input) pertanian (the manufacture and distribution of farm supllies), seperti industri kimia (pupuk, pestisida, obat- obatan hewan), indsutri agro-otomotive (mesin peranian, peralatan peranian, mesin dan peralatan pengolahan hasil pertanian) dan indsutri pembibitan/ pembenihan tanaman/ hewan).

2. Pertanian dalam arti luas (production operation of the farm) disebut juga off

  the farm agribisnis, yaitu pertanian pertanaman pangan, tanaman holtikulural, tanaman obat-obatan, perkebunan, peternakan, perikanan laut/ air tawar serta kehutanan.

  3. Industri hilir pertanian atau disebut juga agribisnis hilir, yaitu indsutri yang mengolah hasil pertanian menjadi produk-produk olahan, baik produk antara (intermediated product) maupun produk akhir (storage processing and distribution of farm commodities and items mode from them).

5) Rencana Pengembangan Kawasan Pesisir

  Kawasan pesisir Kabupaten Pati berdasarkan karekter kegiatan dapat dikelompokkan menjadi 3 kawasan yaitu kawasan pesisir bagian utara (Kecamatan Dukuhseti dan Kecamatan Tayu, kawasan pesisir bagian tengah (meliputi Kecamatan Margoyoso, Trangkil dan Wedarijaksa) kawasan pesisir bagian selatan (Kecamatan Juwana dan Batangan). Berdasarkan karakter tersebut maka dalam pengembangan kawasan pesisir perlu dibuat konsep Wilayah Pengembangan Pesisir (WPP). Pengembangan WPP harus mengacu pada pengembangan sistem perkotaan dan sistem perwilayahan yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Pati. Rencana pembagian sistem perwilayahan ruang Kawasan Strategis Pesisir dan Pantai Kabupaten Pati, yaitu :

  1. Wilayah Pengembangan Pesisir (WPP) I: Wilayah WPP II meliputi Kecamatan Dukuhseti dan Kecamatan tayu, pusat pengembangan WPP I adalah Kawasan Perkotaan Tayu. Penetapan WPP I ini juga didasarkan pada RTRW Kabupaten Pati 2010-2030 yang memasukkan Kecamatan Tayu dan Dukuhseti termasuk dalam SWP III, (wilayah SWP III juga termasuk Kecamatan Cluwak dan Gunungwungkal dengan pusat pelayanan di Kota Tayu).

  2. Wilayah Pengembangan Pesisir (WPP) II : meliputi Kecamatan Margoyoso, Trangkil dan Wedarijaksa, pusat pengembangan WPP II adalah ibukota kecamatan Trangkil. .

  3. Wilayah Pengembangan Pesisir (WPP) III : wilayahnya meliputi Kecamatan Kecamatan Juwana dan Batangan dengan pusat pelayanan di Kota Juwana.

  Tabel V.5. Rencana Struktur Ruang Kawasan Pesisir dan Pantai Kabupaten Pati No. SWP Kawasan I Kawasan II Kawasan III

1 WPP I

  Kecamatan Dukuhseti Puncel Kembang Wedusan - - - Tegalombo Ngagil Dumpil - - - Dukuhseti Grogolan - - - Banyutowo - Alasdowo - Kenanti Bakalan -

  LAPORAN DRAFT AKHIR Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Pati Tahun 2015-2019 No. SWP Kawasan I Kawasan II Kawasan III

  • - Sambiroto - Tunggulsari -

  Kecamatan Wedarijaksa - Tlogoharum - Kepoh - Tluwuh - Wedarijaksa -

  Jembangan - Mangunlegi - Batursari - Gajahkumpul -

  Kecamatan Batangan - Raci - Ketitang Wetan - Bumimulyo - Lengkong - Mangunlegi - Pecangaan -

  Kedungpancing - Pekuwon - Jepuro - Ketip - Mintomulyo - Karangrejo - Karang - Bringin

  Kudukeras - Kauman - Bumirejo - Trimulyo - Margomulyo - Growong Kidul -

  Kecamatan Juwana - Genengmulyo - Agungmulyo - Bakaran Wetan - Bakaran Kulon - Growong Lor - Bajomulyo - Langgenharjo - Kebonsawahan -

  3. WPP III

  Panggungroyom - Sukoharjo - Bumiayu - Ngurensiti - Margorejo - Tawangharjo - Jontro

  Pegerharjo - Jatimulyo - Jetak - Sidoharjo - Ngurenrejo - Bangsalrejo - Suweduk -

  Tegalharjo - Pasucen - Ketanen

  Jepatkidul - Margomulyo -

  Krandan - Karanglegi - Rejoagung - Trangkil - Kajar - Mojoagung -

  Kecamatan Trangkil - Kadilangu - Tlutup - Kertomulyo - Guyangan - Sambilawang - Asempapan - Karangwage -

  Ngemplak Lor - Purwodadi - Purworejo - Tegalarum - Ngemplak Kidul - Soneyan - Tanjungrejo

  Waturoyo - Kajen - Sekarjalak - Sidomukti - Pohijo -

  Kecamatan Margoyoso - Semerak - Margotuhu Kidul - Margoyoso - Tunjungrejo - Cebolek Kidul - Bulumanis Lor - Bulumanis Kidul - Pangkalan - Langgenharjo - Kertomulyo -

  2. WPP II :

  Bendokaton Kidul - Purwokerto - Kedungbang - Pundenrejo - Pondowan

  Luwang - Tayukulon - Tayuwetan - Tendas - Sendangrejo - Pakis - Jepatlor - Kedungsari -

  Klayusiwalan - Tlogomulyo - Bumimulyo - Sokoagung - Tampomulyo - Kuniran - Gunungsari - Kedaton

LAPORAN DRAFT AKHIR

  

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Pati Tahun 2015-2019

6) Rencana Sistem Prasarana Transportasi

  Sistem pengembangan prasarana transportasi secara umum dapat dibagi

  a) Transportasi Darat Wilayah Kabupaten Pati terletak pada jalur pantura bagian timur, sehingga dilalui oleh jalur penghubung Jakarta – Semarang – Surabaya. Kondisi ini memberikan keuntungan tersendiri bagi kedudukan Kabupaten Pati dalam konstelasi wilayah regional karena mempunyai akses yang sangat baik.

  

Rencana pengembangan prasarana jalan nasional meliputi :

  • Jalan bebas hambatan yang menghubungkan Kota Semarang –
  • Penambahan interchange jalan bebas hambatan yang akan
  • Pemantapan dan pengembangan jalan arteri primer menjadi 4
  • Rencana pengembangan prasarana jalan kabupaten meliputi
  • Untuk mendukung kelancaran sistem pergerakan di kawasan
    • Jalan lingkar di kawasan perkotaan Tayu yang merupakan

      bagian dari jalan kolektor primer;

    • Jalan lingkar kawasan perkotaan Pati yang merupakan bagian dari jalan arteri primer; dan
    • Serta kawasan perkotaan Juwana yang merupakan bagian dari jalan arteri primer.

  Kabupaten Rembang yang melewati Kabupaten Pati, meliputi Kecamatan Margorejo, Kecamatan Pati, Kecamatan Gabus, Kecamatan, Kecamatan Jakenan, Kecamatan Jaken, Kecamatan Juwana, dan Kecamatan Batangan;

  ditetapkan kemudian; dan

  (empat) lajur, meliputi sepanjang jalan pantai utara yang menghubungkan Daerah dengan kota-kota besar PKW dan PKN yang berlokasi di Kecamatan Margorejo, Kecamatan Pati,

Kecamatan Juwana, dan Kecamatan Batangan.

  Rencana pengembangan prasarana jalan provinsi meliputi Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan wilayah Kabupaten Pati dengan wilayah Kawasan Perkotaan Jepara, Kawasan Perkotaan Kudus, Kawasan Perkotaan Purwodadi;

  rencana pengembangan jalan lokal primer yang menghubungkan antar PKL, PKLp, PPK di Kabupaten Pati, dan antar fungsi kawasan.

  perkotaan utama maka direncanakan :

  b) Transportasi Kereta Api Rencana sistem jaringan perkeretaapian merupakan bagian dari pengembangan sistem kereta api antar kota yang menghubungkan Semarang – Demak – Kudus – Pati – Rembang. Dalam rangka untuk mendukung pengembangan sistem perketaapian, direncanakan revitalisasi stasiun Pati dan Stasiun Juwana.

  c) Transportasi Laut Pengembangan prasarana transportasi laut dilakukan melalui:

LAPORAN DRAFT AKHIR

  

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Pati Tahun 2015-2019

  • Pengembangan pelabuhan ikan dan fasilitas penambatan perahu

  nelayan untuk ukuran bobot sampai dengan 200 GT (dua ratus Gross Tone);

  • Pengembangan pelabuhan niaga sebagai pendukung

  pengembangan kegiatan industri, perdagangan dan jasa di Kecamatan Juwana;

  • Pengembangan pelabuhan khusus sebagai pendukung

  pengembangan kegiatan industri dan pertambangan di Kecamatan Batangan.

5.1.3 RENCANA POLA RUANG KABUPATEN PATI 1) Rencana Kawasan Lindung

  Kawasan lindung yang terbentuk di Kabupaten Pati merupakan satu kesatuan dari kawasan lindung yang telah terbentuk baik yang ada di wilayah regional maupun wilayah kabupaten Pati itu sendiri. Kawasan lindung yang terbentuk menjadi tidak kenal batas-batas administrasi dan mengikuti alur kawasan lindung yang telah ditetapkan sebelumnya. atau dengan kata lain, kawasan lindung di Kabupaten Pati, baik dalam konteks internal wilayah maupun regional, harus membentuk suatu kesatuan yang secara sinergis memberikan perlindungan dari daerah hulu hingga hilir/pesisir, tanpa dibatasi oleh batasan-batasan administratif.

  1. Kawasan Hutan Lindung Kawasan hutan lindung yang ada di Kabupaten Pati seluas 2.681,60 ha, kawasan ini terdapat di lereng Gunung Muria. Sebaran luas kawasan hutan lindung di Kabupaten Pati adalah :

  • Kecamatan Cluwak dengan luas kurang lebih170,56 Ha • Kecamatan Gembong dengan luas kurang lebih1.291,70 Ha • Kecamatan Gunung Wungkal dengan luas kurang lebih958,22 Ha • Kecamatan Tlogowungu dengan luas kurang lebih 261,12 Ha

  2. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya.

  Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya diperuntukkan untuk menjamin terselenggaranya fungsi lindung hidrologis bagi kegiatan pemanfaatan lahan. Kawasan ini meliputi kawasan bergambut, dan kawasan resapan air. Di wilayah Kabupaten Pati tidak dijumpai kawasan bergambut sesuai dengan kriteria, dengan demikian penetapan sub kawasan lindung ini hanya terdiri atas kawasan resapan air.

  Wilayah Kabupaten pati terbagi menjadi tiga bentang alam, yaitu kawasan kaki Gunung Muria, Kawasan Dataran rendah dan Pesisir dan Kawasan Pegunungan Kendeng. Berdasarkan bentang alam tersebut, kawasan resapan air tersebar di dua kawasan yaitu pada Kawasan Lereng Gunung Muria dan Kawasan Pegunungan Kendeng (Kawasan Karst). Kawasan resapan air yang terdapat di lereng Gunung Muria berada pada kawasan yang memiliki kelerengan >25%, khususnya di sebagian wilayah kecamatan Gembong, Gunungwungkal, dan Cluwak. Sedangkan kawasan

LAPORAN DRAFT AKHIR

  

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Pati Tahun 2015-2019 karst yang menjadi kawasan resapan air tersebar di Kecamatan Sukolilo, Kayen, Winong dan Pucakwangi.

3. Kawasan Perlindungan Setempat

  • Kawasan Sempadan Pantai

  Permasalahan-permasalahan di Kawasan Pantai di Kabupaten Pati yang dihadapi pada saat ini merupakan permasalahan yang diakibatkan oleh aktivitas diantaranya adalah Sedimentasi dan abrasi. Salah satu penyebab abrasi di daerah pantai di Kabupaten Pati yaitu adanya pembabadan hutan mangrove untuk aktivitas tambak udang, seperti di daerah aliran Sungai Juwana dan Tayu, akan mengakibatkan terjadi abrasi di sekitar wilayah pesisir. Dalam jangka panjang pembabatan hutan mangrove secara besar-besaran akan merugikan masyarakat sendiri karena dapat menyebabkan abrasi, serta hilangnya berbagai biota laut.

  Daerah pantai yang mengalami abrasi di Pantai Margoyoso, Tayu dan Trangkil telah menyebabkan kerusakan dan hilangnya aktivitas, fasilitas dan sarana milik masyarakat, seperti pemukiman, tambak terkikis, pariwisata tidak menarik lagi. Daerah selatan yang mengalami sedimentasi adalah daerah pantai muara sungai Bangsalharjo dan Pecangaan.

  • Pengelolaan Kawasan Sempadan Sungai

  Kawasan sempadan sungai di Kabupaten Pati terdapat di sepanjang sungai-sungai yang terdapat di wilayah Kabupaten Pati yaitu sungai Bapoh, Singau, Ngeluk, Langkir, Mudal, Ngasinan, Kedungtelo, Juwana, Kersulo, Sentul, Jering, Lampean, Wuni, Sekargading, Tempur, Sani, Anyar, Pembuang Sungai Anyar, Kersulo, Gungwedi, Kemiri, Golan, Guyangan, Sambilawang, Dungsingkil, Bapoh, Loboyo, Pajaran, Tluwuk, Karanganyar, Langgen, Peta, Pojomoro/Nowo, Bugel, Bojo, Gedong, Klarean, Jabangbayi, Widodaren, Banteng, Pilang Gagak, Randu Gunting, Ombo, Tayu, Sowo, Lencer, Druju, Pakis, Warung, Gado, Tegalombo, Lenggi, Pengarep, Gelis, pasokan, Patoman, Wuluh, Kuro, Jaran Mati, Warung, Sat, Bangau, Suwatu, Winong, Luwang, Putih, Kemiri, Juwana, Mondo, Slungkep, Mangin, Karang, Cilik, Brati, pancuran, Kedunglumbung, Pandean, Godo, Bugel, Widodaren, Randu Gunting, Klating, Jetak, Bodeh, Sentul, Gono, Tumpang, Kemisik, Kedunglo, Maling, Druju dan Jeratan. Pengendalian sungai perlu dilakukan sebagai upaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh banjir, pencemaran, kekeringan, erosi, dan sedimentasi.

  • Pengelolaan Kawasan Sempadan Waduk/ Embung

  Kawasan sekitar waduk/ embung adalah kawasan di sekeliling waduk/ embung yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi danau/ waduk/rawa, dengan tujuan untuk melindungi waduk/ embung dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian fungsi danau/waduk/rawa. Sempadan waduk/embung yang ditetapkan di Kabupaten Pati

LAPORAN DRAFT AKHIR

  

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Pati Tahun 2015-2019 adalah 50 (lima puluh) meter dari dari titik pasang tertinggi ke arah darat proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik waduk.

  • Pengelolaan Sekitar Mata Air

  Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Tujuan perlindungan kawasan ini adalah untuk melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan sekitarnya. Berdasarkan ketentuan, Kriteria perlindungan kawasan ini adalah sekurang- kurangnya dengan jari-jari 200 m di sekeliling mata air, kecuali untuk kepentingan umum.

4. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya

  • Kawasan Bentang Alam Karst

  Pada saat ini, Kawasan Bentang Alam Karst di Kabupaten Pati banyak dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya dan dieksploitasi. Kawasan Kars di wilayah Kabupaten Pati terdapat di Kecamatan Sukolilo (745 Ha), Kecamatan Kayen (324 Ha) dan Kecamatan Tambakromo (234 Ha). Arahan pengelolaan Kawasan Kars di Kabupaten Pati meliputi: 1. dilarang melakukan kegiatan usaha yang mengganggu proses karsttifikasi yang sedang berlangsung serta merusak bentuk- bentuk morfologi, gua dengan speleotem di dalamnya dan fungsi kawasan bentang alam karst di dalam kawasan kars lindung;

  2. Diperbolehkan kegiatan budidaya pengolahan dan pencemaran tanah tanah secara terbatas untuk menunjang kepentingan umum dan dilengkapi dengan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) - Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) di dalam kawasan bentang alam karst budidaya

  • Kawasan Suaka Alam Laut

  Di wilayah pesisir Kabupaten Pati terdapat dua sungai besar yaitu:

  1. Sungai Juwana, yang berada pada perbatasan Kecamatan Juwana dengan Kecamatan Batangan, dan ;

2. Sungai Tayu, bermuara di tengah-tengah garis pantai Kabupaten Pati.

  ‐ Kawasan Sempadan Muara Sungai (Estuari) Sedangkan ekosistem Estuari di wilayah Kabupaten Pati terdapat di Kecamatan Juwana (Muara Sungai Juwana/ 6 Ha), Kecamatan Batangan (Sungai Pecangaan/ 5 Ha), Kecamatan Dukuhseti (Sungai Puncel/ 8 Ha) dan Kecamatan Tayu (Sungai Tayu/ 6 Ha). Kondisi estuari pada pesisir Pati pada saat kemarau tidak terjadi fluktuasi kualitas air dimana salinitas pada estuari cenderung rendah hal ini disebabkan karena arus sungai yang kecil sehingga tidak mampu membuka sedimen di mulut sungai yang disebabkan oleh aliran sedimen dari sungai atau sedimen pasir dari laut.

LAPORAN DRAFT AKHIR

  

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Pati Tahun 2015-2019Kawasan Pantai Berhutan Bakau Kawasan inilah yang berperan sebagai kawasan konservasi rawa payau dan mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Pati. Kawasan mangrove ini tersebar di empat (7) kecamatan pesisir, yaitu Dukuhseti, Tayu, Margoyoso, Trangkil, Juwana dan Batangan. Pengembangan kawasan konservasi rawa payau dan mangrove perlu melibatkan unsur masyarakat, mengingat kegiatan mereka sehari-hari memberikan dampak yang cukup besar terhadap lingkungan sumberdaya pesisir, sehingga mereka mempunyai peranan yang lebih besar dalam menjaga dan mengelola sumber daya pesisir.

5. Kawasan Rawan Bencana Alam

  Di wilayah Kabupaten Pati, kawasan rawan bencana alam yang teridentifikasi yaitu rawan bencana banjir, gerakan tanah, rawan kekeringan, dan rawan gelombang pasang. Arahan pengelolaan kawasan rawan bencana banjir dilakukan melalui: ‐ Pelestarian dan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) secara lintas wilayah; ‐ Pembuatan tanggul/ embung/ bendung/ kawasan resapan/ saluran pembuang khusus/ bangunan air lain pada kawasan-kawasan aliran sungai ataupun yang terkena dampak dengan prioritas pada kawasan rawan banjir dan upaya pengurangan/pengendalian debit air pada kondisi tertentu yang mengkhawatirkan;

  • Kawasan Rawan bencana Gerakan Tanah(Longsor)

  Arahan pengelolaan kawasan rawan bencana gerakan tanah dilakukan melalui : ‐ Melakukan rekayasa teknik bangunan untuk menahan kekuatan getaran, dengan memperkuat struktur bangunan pada diketahui rentan terhadap gerakan tanah; ‐ Membatasi perkembangan penduduk pada rawan longsor terutama pada wilayah dengan kemiringan 40 % yang diketahui dapat mengakibatkan bahaya longsor; serta

  ‐ Stabilitasi lereng melalui reboisasi dengan tanaman keras.

  • Pengelolaan Kawasan Rawan Bencana Kekeringan

  Arahan pengelolaan Kawasan Rawan Bencana Kekeringan dilakukan melalui : ‐ Mengupayakan sumber air menggunakan informasi hidrologi dan hidrogeologi; ‐ Melakukan penghijauan untuk mengurangi run off air dan menambah volume air yang meresap ke tanah; dan ‐ Membuat bendung dan atau embung untuk menampung air pada musim penghujan.

  • Pengelolaan Kawasan Bencana Gelombang Pasang

  Arahan pengelolaan kawasan rawan bencana gelombang pasang dilakukan melalui: ‐ Melakukan penghijauan di kawasan pantai dengan tanaman mangrove; dan

LAPORAN DRAFT AKHIR

  

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Pati Tahun 2015-2019 ‐ Melarang pembangunan kawasan permukiman dan kegiatan pendukungnya

  2) Rencana Kawasan Budidaya

  1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Luas pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi adalah 19.891,56 Ha. Arahan pengelolaan kawasan hutan produksi di Kabupaten Pati adalah sebagai berikut:

  a. Penetapan kriteria teknis dan pola penataan lahan serta pengelolaan Kawasan Hutan Produksi yang lahannya dimiliki oleh Negara akan

ditetapkan dan dikoordinasikan Pemerintah;

  b. Beberapa hutan produksi tetap yang ada ternyata menunjukkan adanya tingkat kerapatan tegakan tanaman yang rendah sehingga harus dilakukan percepatan reboisasi.

  2. Kawasan Peruntukan Pertanian Kawasan pertanian adalah kawasan budidaya yang fungsi utamanya diperuntukkan bagi kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian yang dimaksud terdiri dari: pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Kawasan pertanian lahan basah (sawah) diarahkan untuk budidaya tanaman pangan. Pada sawah beririgasi teknis yang telah ditetapkan sebagai kawasan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan maka alih fungsi mengikuti kaidah perarturan perundangan. Sawah beririgasi sederhana dan setengah teknis secara bertahap dilakukan peningkatan menjadi sawah beririgasi teknis.

  3. Kawasan Peruntukan Perikanan Kawasan perikanan tangkap adalah perairan laut yang digunakan penduduk pesisir Kabupaten Pati untuk melakukan aktivitas budidaya ikan baik melalui keramba, penangkapan, pemancingan, dan lain-lain. Sebagai salah satu mata pencaharian utama penduduk wilayah pesisir Kabupaten Pati, kegiatan perikanan tangkap diupayakan mampu memberikan pengaruh terhadap tingkat perekonomian wilayah. Usaha penangkapan ikan penduduk setempat telah mencapai pada jalur tangkap nasional (perairan pantura, perairan sekitar Tarakan, perairan sekitar Pulau Natuna, Masalembu dan Pulau Bawean, serta sampai pada perairan sekitar Kalimantan Barat dan Selatan) dengan menggunakan peralatan yang sederhana samapi modern.

  • Kawasan Budidaya Tambak

  Pengembangan kegiatan budidaya tambak direncanakan berada di sepanjang pantai wilayah pesisir Kabupaten Pati yang terbentang di tiap kecamatan-kecamatan pesisir Kabupaten Pati dengan total luasan 10.606 Ha. Dengan jenis tanah berupa aluvial hidromorf, dan mediteran coklat di sepanjang kawasan tambak tersebut mengindikasikan bahwa wilayah tersebut sangat potensial untuk dikembangkan dan dibudidayakan sebagai areal pertambakan terutama pada areal berjenis tanah aluvial hidromorf, hal ini dikarenakan areal lahan berjenis tanah aluvial relatif memiliki kelerengan yang datar dan tidak bergelombang.

  • Kawasan Perikanan Air Tawar

LAPORAN DRAFT AKHIR

  

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah