BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi dan Konsep Organisasi Kemahasiswaan - Analisis Ketertarikan Mahasiswa Terhadap Organisasi Kemahasiswaan dengan Metode Konjoin Full Profile

LANDASAN TEORI

2.1 Defenisi dan Konsep Organisasi Kemahasiswaan

  Organisasi menurut Stoner adalah ”pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama”. Sedangkan Henry Setiawan berpendapat organisasi adalah ”wadah berkumpulnya orang-orang yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan”. Organisasi kemahasiswaan merupakan bentuk kegiatan diperguruan tinngi yang diselenggarakan dengan prinsip dari oleh dan untuk mahasiswa. Organisasi tersebut merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan peningkatan ilmu dan pengetahuan, serta integritas kepribadian mahasiwa.

  Sedangkan menurut Silvia Sukirman organisasi kemahasiswaan adalah kegiatan tidak wajib atau pilihan yang penting diikuti oleh setiap mahasiswa selama studinya sehingga melengkapi hasil belajar secara utuh. Pilihan kegiatan ekstrakulikuler harus sesuai dengan minat dan bakat mahasiswa karena kegiatan tersebut merupakan sarana pelengkap pembinaan kemampuan pribadi calon intelektual di masyarakat nantinya

  Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan organisasi kemahasiwaan meliputi pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat dan kegemaran yang bisa diikuti oleh mahasiswa. Di tingkat jurusan, fakultas dan universitas. Tujuannya untuk memperluas wawasan, ilmu dan pengetahuan serta membentuk kepribadian mahasiswa. Bertitik tolak dari berbagai penjelasan di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa keaktifan mahasiswa dalam kegiatan organisasi yaitu mahasiswa yang secara aktif menggabungkan diri dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu untuk melakukan suatu kegiatan dalam rangka mencapai tujuan organisasi, menyalurkan bakat, memperluas wawasan dan membentuk kepribadian mahasiswa seutuhnya. belajarnya, sehingga kegiatan organisasi tidak menjadi faktor penghambat dalam memperoleh prestasi belajar yang baik. Namun sebaliknya, menjadi faktor yang dapat mempengaruhi untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik.

2.2 Analisis Konjoin

2.2.1 Pengertian Analisis Konjoin

  Analisis konjoin dikembangkan pada tahun 1964 oleh statistisi matematika dan psikologi Luce dan Tukey. Dan mulai dikembangkan pada tahun 1970-an pada ilmu yang terkait dengan preferensi sesesorang, seperti bidang pemasaran, sosial, politik, dam psikologi. Pada dasarnya, tujuan analisis konjoin adalah untuk mengetahui bagaimana presepsi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri atas satu atau banyak bagian (Santoso; 2010).

  Analisis konjoin adalah suatu teknik yang secara spesifik digunakan untuk memahami bagaimana keinginan atau preferensi konsumen terhadap suatu produk atau jasa dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai kepentingan relatif berbagai atribut suatu produk (Hair et all 1995). Analisa ini sangat berguna untuk membantu menentukan tingkat harga serta memprediksi tingkat penjualan. Bentuk dasar model dependensi analisis konjoin dapat dirumuskan sebagai berikut :

  • ( non metrik atau metrik) = + …+ (non metrik)

  1

  1

  2

3 Keterangan :

  1) (variabel dependen), skala pengukuran metrik atau non metrik, didefenisikan sebagai

  1

  pendapat keseluruhan dari seorang responden terhadap sekian faktor/atribut pada sebuah barang/jasa/ide.

  , 2) , , ( variabel independen ), skala pengukuran non metrik, didefenisikan

  1

  2

  3 sebagai faktor/aribut dan taraf. Adapun beberapa istilah dalam analisis konjoin adalah: 1.

  Atribut, yaitu berupa variabel-variabel yang akan diteliti.

  2. Taraf/level, yaitu bagian dari atribut yang menunjukkan nilai yang diasumsikan oleh atribut.

  3. Stimuli, yaitu sekelompok atribut yang dievaluasi oleh responden yang berasal dari kombinasi atau desain taraf-taraf atribut.

  4. Nilai kepentingan relatif (Relative Importance Value), yaitu nilai yang menunjukkan atribut yang paling penting dalam mempengaruhi pilihan responden.

  5. Nilai kegunaan (utilitas), yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh dari seorang konsumen. Semakin tinggi tingkat kepuasan maka semakin tinggi pula nilai guna (utilitas) dan sebaliknya. Nilai guna dibedakan dalam dua pengertian: a.

  Nilai guna marginal, yaitu pertambahan/pengurangan kepuasan akibat adanya pertambahan/pengurangan pengunaan satu unit barang tertentu.

  b.

  Total nilai guna, yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari mengomsumsi sejumlah barang-barang tertentu.

2.2.3 Tujuan Analisis Konjoin

  Tujuan analisis konjoin adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri dari atas satu atau banyak bagian. Hasil utama analisis konjoin adalah suatu bentuk (desain) produk barang atau jasa, atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian responden (Singgih,2010).

  Tahapan – tahapan yang perlu dilakukan dalam merancang dan melaksanakan analisis konjoin secara umum sebagai berikut :

  Mengindentifikasi atribut Merancang kombinasi atribut atau stimuli Menentukan Metode Pengumpulan data Menentukan metode analisis

  Hasil Analisis dan Interpretasinya

Gambar 2.1 Tahapan Analisis Konjoin Tahap 1.Perumusan masalah dan mengidentifikasi atribut

  Langkah awal dalam melakukan analisis konjoin yaitu perumusan masalah. Setelah adanya perumusan masalah maka dicarilah kumpulan atribut dimana setiap atribut terdiri atas beberapa taraf/level. Informasi mengenai atribut yang mewakili preferensi konsumen dapat diperoleh melalui diskusi dengan pakar, eksplorasi data sekunder atau studi kepustakaan. Kemudian atribut yang sudah dianggap mewakili ditentukan datanya. Skala atribut dibagi menjadi skala kualitatif/non-metrik atau kategori (nominal dan ordinal) dan skala kuantitatif atau metrik (interval dan rasio).

  Tahap 2 Merancang kombinasi atribut (stimuli)

  Stimuli merupakan sekelompok atribut yang dievaluasi oleh responden. Dalam desain stimuli termasuk memilih atribut dan taraf atribut yang akan digunakan untuk membuat stimuli. Ada 2 cara pembentukan stimuli dalam analisis konjoin yaitu metode full profile atau mengevaluasi banyak faktor dan metode pairwase comparasion atau metode evaluasi dua faktor.

1. Full Profile

  Analisis konjoin full profile yang diperkenalkan terlebih dahulu merupakan rancangan kombinasi yang menggambarkan profil produk secara lengkap. Jumlah stimuli dapat dikurangi dengan menggunakan menggunakan fractional factorial design yang memungkinkan mengestimasi semua main effects. Desain ini mengasumsikan bahwa setiap interaksi yang tidak penting diabaikan. Untuk membentuk stimuli dirancang dengan menggunakan SPSS FOR WINDOWS

  

17.0 sehingga diperoleh 15 minimal stimuli. Setiap stimuli berisi kombinasi antara atribut

  dengan taraf, dimana tiap stimuli menggambarkan profil tiap objek secara lengkap. Responden mengevaluasi masing-masing stimuli mulai dari stimuli yang paling diminati/dianggap penting hingga stimuli yang paling tidak diminati/yang paling dianggap tidak penting dengan cara rating (memberi peringkat). Keuntungan menggunakan metode ini adalah: 1.

  Diperoleh deskripsi yang lebih realistis dengan menjelaskan setiap stimuli berisikan sebuah taraf dari masing-masing atribut.

2. Menggambarkan trade-off yang lebih jelas antara seluruh atribut yang tersedia.

  Sedangkan kendala menggunakan metode ini adalah metode full-profile disarankan apabila jumlah atribut yang diteliti antara enam sampai sembilan atribut saja (Hair et al, 2006).

  Metode Pairwise Comparison digunakan apabila atribut yang dianalisis cukup banyak dan dengan jumlah taraf/level yang banyak pula. Penemu metode ini adalah Richard Johnson. Melalui pendekatan ini dibandingkan pasangan profil dari dua atribut. Responden mengevaluasi pasangan atribut secara bersamaan. Bila ada p atribut berarti jumlah pasangan yang dievaluasi sebanyak p(p-1)/2 pasangan.(Kuhfeld, 2000).

  Tahap 3 Menentukan metode pengumpulan data

  Data yang diperlukan dalam analisis konjoin dapat berupa data non-metrik(data berskala nominal, ordinal atau kategorial) maupun data metrik (data berskala interval atau rasio).

  Untuk memperoleh data dalam bentuk non-metrik, responden diminta untuk membuat ranking atau mengurutkan stimuli pada tahap yang telah dibuat sebelumnya. Perangkingan dimulai dari satu dan seterusnya hingga ranking terakhir bagi stimuli yang paling tidak disukai. Sedangkan untuk memperoleh data dalam bentuk metrik, responden diminta untuk memberikan nilai atau rating terhadap masing-masing stimuli. Dengan cara ini, responden akan dapat memberikan penilaian terhadap masing-masing stimuli secara terpisah. Pemberian nilai atau

  

rating dapat dilakukan menggunakan skala likert 1 hingga 5 (1=paling tidak disukai dan

  5=paling disukai atau menggunakan nilai ranking, artinya untuk stimuli yang paling tidak disukai diberi nilai tertinggi setara dengan jumlah stimulinya, sedangkan stimuli yang paling disukai diberi nilai satu.

  Tahap 4 Menentukan metode analisis yang digunakan

  Berdasarkan tipe data dan cara pengumpulan datanya, prosedur analisis yang digunakan adalah analisis konjoin full-profile menggunakan metode regresi dengan variabel dummy.

  Variabel yang dianalisis dengan model regresi dapat berupa variabel kuantitatif maupun variabel kualitatif. Variabel kualitatif dalam model regresi sering disebut dengan istilah variabel boneka. Variabel ini biasanya mengambil nilai 1 atau 0. Kedua nilai yang diberikan tidak menunjukkan bilangan (numerik) tetapi hanya sebagai identifikasi kelas atau kategorinya. Atribut yang mempunyai dua taraf diberi kode 1 untuk salah satu taraf dan 0 untuk taraf lainnya. Atribut yang mempunyai tiga taraf, pengkodeannya sebagai berikut:

Tabel 2.1 Pengkodean Variabel Dummy

  Taraf Kode Taraf 1

  1 Taraf 2

  1 Taraf 3 Untuk taraf lebih dari tiga, pengkodean dilakukan dengan cara yang sama sehingga setiap faktor memiliki k-1 variabel dummy. Banyaknya variabel ini sama dengan banyaknya kategori

  (taraf) dikurangi satu(J Supranto, 2004).

  Metode Regresi dengan variabel dummy sangat umum digunakan untuk data berjenis non-metrik maupun metrik, dimana data telah diperoleh melalui pengurutan maupun penilaian terhadap kombinasi atribut atau stimuli yang telah dirancang sebelumnya.

  Adapun secara umum model dasar analisis konjoin adalah:

  U (x) =

  ∑ ∑

  = =

  Keterangan: U (x) = Utilitas total dari tiap-tiap stimuli

  = Nilai kegunaan dari atribut ke-i (i=1,2,3…m) dan taraf/level ke-j (j=1,2,3…k i ) = Jumlah taraf/level atribut ke-i m = Jumlah atribut = Bernilai 1 jika atribut variabel dummy ke-i taraf ke-j terjadi dan 0 jika tidak terjadi kemudian dapat ditentukan nilai kegunaan dari taraf-taraf tiap atribut untuk menentukan nilai pentingnya suatu taraf relatif terhadap taraf yang lain pada suatu atribut. Setelah menentukan nilai kegunaan taraf, maka nilai kepentingan relatif (bobot) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

   =

  =

  Keterangan: = Bobot kepentingan relatif untuk tiap atribut = Range nilai kepentingan untuk tiap atribut yang dicari dengan rumus I i = {maks(a ij ) – min(a ij )}

  Tahap 5Interpretasi Hasil

  MenurutKuhfeld(2000) ada beberapa ketentuan dalam melakukan interpretasi hasil yaitu: a.

  Taraf yang memiliki nilai kegunaan lebih tinggi adalah taraf yang lebih disukai.

  b.

  Total nilai kegunaan masing-masing kombinasi sama dengan jumlah nilai kegunaan tiap taraf dari atribut-atribut tersebut.

  c.

  Kombinasi yang memiliki total nilai kegunaan tertinggi adalah kombinasi yang paling disukai responden.

  d.

  Atribut yang memiliki perbedaan nilai kegunaan lebih besar antara nilai kegunaan taraf tertinggi dan terendahnya merupakan atribut yang lebih penting. Uji validitas adalah uji statistik yang digunakan untuk menentukan seberapa valid suatu item pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan sah jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat digunakan dengan menggunakan software spss menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variabelnya.

  Uji reabilitas adalah uji yang digunakan untuk menentukan reabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu variabel. Reabilitas (reability, kepercayaan) menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu (Gajah Mada University Press). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

  > 0.60. Menurut Sugiyono (2006) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

  Kategori koefisien korelasi menurut Sugiyono (2006) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Koefisien Korelasi Menurut (Sugiyono,2006)

  0.80< Reliabilitas sangat tinggi ≤ 1.00

  0.60< Reliabilitas tinggi ≤ 0.80

  0.40< Reliabilitas sedang ≤ 0.60

  0.20< Reliabilitas rendah ≤ 0.40

  • 1.00< Reliabilitas sangat rendah

  ≤ 0.20 Uji reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Reliabilitas item diuji dengan melihat koefisien Alpha dengan melakukan reliability analysis dengan SPSS. Akan dilihat nilai

  Alpha Cronbach untuk reliabilitas keseluruhan item dalam satu variabel.

  Data merupakan komponen utama dalam statistika. Data adalah bahan baku yang jika diolah melalui berbagai analisis dapat melahirkan informasi, dimana dengan informasi tersebut dapat diambil suatu keputusan.

  2.4.1 Data Menurut Sifatnya

  Menurut sifatnya data terbagi atas dua bagian, yaitu:

  a. Data kualitatif Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan yang kemungkinannya tidak dinyatakan dalam angka-angka. Yang termasuk dalam klasifikasi data kulitatif adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal. Sebagai contoh adalah motivasi karyawan (bagus, sedang, jelek).

  b. Data kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Yang termasuk dalam klasifikasi data kuantitatif adalah data yang berskala ukur interval dan rasio. Sebagai contoh data kuantitatif adalah data hasil pengukuran berat badan mahasiswa kedokteran UI. Data tersebut berupa angka seperti; 70 kg, 35 kg, 63 kg dan sebagainya

  2.4.2 Data Menurut Sumbernya

  Menurut sumbernya data terbagi atas dua bagian:

  a. Data internal Data internal adalah data yang didapat dari dalam perusahaan atau organisasi dimana riset dilakukan. Sebagai contoh adalah catatanakuntansi, catatanproduksi, catatan inventaris, catatan penjualan dan lain-lain. b. Data eksternal Data eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan diluar perusahaan atau organisasi. Data eksternal terbagi atas dua bagian, yaitu:

  1. Data primer Data primer adalah data yang secara langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan atau yang memakai data tersebut. Data ini diperoleh dari hasil wawancara atau kuesioner. Dalam metode pengumpulan data primer, peneliti/observer melakukan sendiri obeservasi di lapangan maupun di laboratorium. Pelaksanaanya dapat berupa survei atau percobaan (eksperimen).

  2. Data sekunder Data sekunder adalah data primer yang diperoleh dari pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan. Data sekunder pada umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap atau diproses lebih lanjut. Data sekunder didapat dari hasil penelitian dari beberapa sumber seperti Badan Pusat Statistika,Media Massa, Lembaga pemerintah atau swasta dan sebagainya.

2.4.3 Data Menurut Jenisnya

  Menurut jenisnya data terdiri dari dua bagian, yaitu:

  a. Data kontiniu Data kontiniu adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran. Contoh:Tinggi badan Richad adalah 180 cm

  Kecepatan mobil A adalah 130 km/jam Volume kaleng B adalah 25 liter

  b. Data diskrit Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil perhitungan. Contoh: Ibu Ani mempunyai 1 anak.

2.5 Variabel Penelitian

  Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang lain, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (sugiono, 2007). Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu: 1.

  Variabel dependen Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian utama peneliti. Hakekat sebuah masalah terlihat dengan mengenali berbagai variabel dependen yang digunakan dalam sebuah model. Variabilitas dari atas faktoe inilah yang berusaha dijelaskan oleh seorang peneliti (Ferdinand 2006). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah: ketertarikan mahasiswa terhadap organisasi kemahasiswaan.

2. Variabel independen

  Variabel independen yang dilambangkan dengan (X) adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini adalah bentuk organisasi, manfaat organisasi, tujuan organisasi, perkembangan organisasi, kegiatan organisasi, ciri oganisasi.

2.6 Teknik Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data ini menggunakan: a.

  Kuisioner Kuisioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuisioner.

  b.

  Studi pustaka Studi pustaka dilakukan dengan membaca guna memperoleh informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel yang di bahas dlam penelitian ini. Dimana studi pustaka diperoleh dari beragan sumber yaitu buku, artikel, dan jurnal.

2.7 Teknik Pengolahan Data

  Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif:

  1. Analisis Kualitatif Analisis kualitatif merupakan bentuk yang berdasarkan dari data yang dinyatakan dalam bentuk uraian. Analisis kuantitatif ini digunakan untuk membahas dan menerangkan hasil penelitian tentang berbagai gejala atau kasus yang dapat diuraikan dengan kalimat.

  2. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif merupakan analisis yang digunakan terhadap data yang berwujud angka- angka dengan cara pembahasannya. Dalam penelitian ini menggunakan program SPSS for windows versi 17.0. Adapun metode pengolahannya adalah sebagai berikut: a.

  Cleaning Data yang telah dikumpulkan dilakukan cleaning data yang berarti sebelum data dilakukan pengolahan, terlebih dahulu dilakukan pengecekan agar tidak terdapat data yang perlu.

  b.

  Editing Setelah data dikumpukan lalu dilakukan pengeditan untuk mengecek kelengkapan data, kesinambungan data dan keseragaman data.

  c.

  Coding Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data termasuk dalam pengelompokan kategori dan pemberian skor.

  d.

  Entry Data Memasukkan data ke program komputer untuk proses analisis data. Penelitian ini dilakukan dengan metode konjoin full-profile untuk mengetahui ketertarikan mahasiswa terhadap organisasi kemahasiswaan. Adapun tahapan dalam analisis konjoin sebagai berikut: 1.

   Mengidentifikasi Atribut

  Menentukan atribut dan taraf ketertarikan mahasiswa yang digunakan dalam merancang kombinasi (stimuli) yang akan dievaluasi oleh mahasiswa. Pada penelitian ini tercakup dalam 6 (enam) atibut dengan masing-masing atribut terdiri atas 2 sampai 4 taraf dengan perincian: bentuk organisasi (intra kampus, ekstra kampus), manfaat organisasi (melatih leadership, belajar mengatur waktu, memperluas jaringan), tujuan organisasi (pelayanan, ekonomi, politik), perkembangan organisasi (efisien, efektivitas), kegiatan organisasi (kunjungan industri, pentas seni, seminar), ciri-ciri organisasi (mempunyai tujuan dan sasaran, adanya kerjasama dari sekelompok, mempunyai koordinasi dan wewenang.

2. Merancang kombinasi atribut (stimuli)

  Rancangan kombinasi yang akan digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan pendekatan full profile (evaluasi banyak faktor). Untuk metode full profile, menurut Aaker dan Day (1980), jumlah minimal stimuli yang harus tersedia untuk dievaluasi responden adalah:

  JK = JT – JA + 1 Keterangan: JK = Jumlah kartu kombinasi dari taraf-taraf atribut (stimuli) JT = Jumlah taraf (level) atribut yang dievaluasi JA = Jumlah atribut yang dievaluasi

  profile minimal 15-6+1 atau 10 stimuli.

  3. Menentukan metode pengumpulan data

  Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuisioner oleh mahasiswa. Data responden yang dikumpullkan dalam penelitian ini adalah rating (menilai). Responden diminta untuk menilai 16 stimuli yang dirancang sebelumnya dengan angka 1 sampai 5. Nilai 1 diberikan responden untuk kombinasi yang paling tidak disukai sampai nilai 5 untuk paling disukai.

  4. Memilih prosedur analisis konjoin

  Data preparatiaon dan analisis dilakukan dengan menggunak kemudianan software pengolah data: SPSS 17.0. hasil pengolahan tersebut kemudian diinterpretasikan.

  5. Interpretasi hasil

  Interpretasi hasil adalah merupakan ketertarikan mahasiswa terhadap organisasi kemahasiswaan melalui pendugaan nilai kegunaan masing-masing taraf serta mengetahui kombinasi atribut dan taraf penyusunan ketertarikan mahasiwa yang paling disukai dan yang paling tidak disukai.

2.9 Teknik Pengambilan Sampel

  Sampel penelitian adalah sebagian dari sekelompok individu atau populasi yang diteliti. Sampel dari populasi sedikit harus memiliki satu sifat yang sama, sampel yang digunakan dalam penelitian ini harus dapat menjadi cermin dari populasi. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan sampel acak terstratifikasi (stratified random sampling) dimana metode pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang homogen yang disebut srata, dan kemudian sampel diambil secara acak dari tiap strata tersebut. Dengan demikian, populasi tersebut perlu dikelompokkan tiap kelompok diambil sampel sampel secara acak inilah yang disebut dengan pengambilan acak terstratifikasi. Melalui cara ini diharapkan sampel dapat terambil dan mewakili semua kelompok yang ada, sehingga ada jaminan tidak ada kelompok yang terabaikan. Selain in dapat diharapkan pula bahwa pengaruh tiap kelompok terhadap sampel dapat diabaikan. Tanpa stratifikasi, dapat terjadi bahwa sampel yang terambil hanya akan terambil dari kelompok tertentu saja. Dan menentukan jumlah sampel per strata sebagai berikut;

  = × Dimana: n

  : jumlah sampel

  i

  : jumlah sampel per strata N : jumlah populasi seluruhnya n : jumlah sampel

Dokumen yang terkait

Analisis Ketertarikan Mahasiswa Terhadap Organisasi Kemahasiswaan dengan Metode Konjoin Full Profile

2 68 76

Dari Dewan Mahasiswa Hingga Ke Pemerintahan Mahasiswa Perubahan Organisasi Kemahasiswaan Universitas Sumatera Utara (1958-1999)

1 40 86

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) - Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Warga Miskin Dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Profile Matching

0 0 10

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Indeks Prestasi - Analisis Statistik Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Mahasiswa

0 0 18

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Singkat Kartu Prabayar GSM (Global System for Mobile) - Analisis Preferensi Mahasiswa Terhadap Kartu Prabayar GSM dengan Metode Konjoin Full-Profile (Studi Kasus: Mahasiswa FMIPA USU)

0 0 16

BAB 2 LANDASAN TEORI - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa dengan Menggunakan Metode Analisis Jalur (Studi Kasus FMIPA USU)

0 0 8

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Sistem - Pengenalan Budaya Dan Adat Istiadat Karo Berbasis Web

0 0 22

BAB II LANDASAN TEORI A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi - Studi Pengaruh Kepercayaan Karyawan pada Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi di PT. Bank Sumut

0 0 20

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi - Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bank dalam Perspektif Korelasional

0 1 28

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sepeda Motor - Analisa faktor-faktor ketertarikan Konsumen terhadap Sepeda Motor Honda di Kota Medan dengan Analisis Konjoin

0 3 10