BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Singkat Kartu Prabayar GSM (Global System for Mobile) - Analisis Preferensi Mahasiswa Terhadap Kartu Prabayar GSM dengan Metode Konjoin Full-Profile (Studi Kasus: Mahasiswa FMIPA USU)

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Singkat Kartu Prabayar GSM (Global System for Mobile)

  Di zaman globalisasi seperti ini perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi semakin maju sehingga mampu menciptakan alat-alat yang mendukung perkembangan teknologi informasi. Hal ini mendorong perkembangan di dunia teknologi komunikasi semakin pesat dan persaingan pasar semakin ketat, sehingga menuntut sistem pemasaran yang semakin baik pada setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang industri maupun jasa.

  Kartu pra bayar adalah suatu kartu telepon yang pembayarannya dilakukan pada awal pembayaran sebelum digunakan, sedangkan yang dimaksud dengan kartu pasca bayar adalah kartu telepon yang pembayarannya dilakukan diakhir atau setelah penggunaan telepon. Biasanya jenis kartu pasca bayar ini tidak sering digunakan karena tergolong lebih rumit baik dari segi pembayaran dan peregistrasiannya, cara pembayaran kartu ini sama halnya dengan rekening listrik, penggunaan kartu kredit dan rekening telepon rumah. Oleh karena itu, banyak konsumen yang menggunakan jenis kartu pra bayar dibandingkan dengan kartu pasca bayar.

  Perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia sendiri dimulai dengan meluncurkan satelit palapa pada 9 juli 1976 yang memudahkan arus komunikasi dan teknologi yakni telepon, fax, dll. Setelah itu perkembangan dilanjutkan dengan perkembangan jaringan seluler, yaitu GSM pertama di Indonesia yakni sebuah teknologi komunikasi bergerak yang tergolong dalam generasi kedua.

  Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah

  teknologi komunikasi seluler yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada komunikasi bergerak, khususnya telepon genggam. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi seluler yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia.

  PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) muncul sebagai operator GSM pertama di Indonesia, dengan awal pemilik saham adalah PT Telkom Indonesia, PT Indosat, dan PT Bimagraha Telekomindo.Setelah itu mulai bermunculan perusahan-perusahan yang bergerak di bidang operator selluler seperti PT Excelcomindo Pratama (Excelcom, sekarang XL Axiata) dll. Dengan semakin meningkatnya gaya hidup masyarakat, maka kebutuhan masyarakat di bidang teknologi komunikasi juga semakin meningkat. Sehingga para perusahaan provider seluler bersaing dengan ketat dalam menarik minat pelanggan. Didalam memberikan pelayanan yang berkualitas, perusahaan provider seluler harus mengetahui apa kebutuhan dan keinginan para pengguna provider seluler. Pelayanan yang di berikan juga harus sesuai dengan kebutuhan para pelanggan. Seperti sekarang ini banyak provider seluler yang menawarkan berbagai macam fasilitas yang dapat digunakan pengguna provider seluler dengan mudah dan biaya terjangkau. Fasilitas yang ditawarkan provider seluler sudah semakin canggih dan mudah digunakan, Seperti penggunaan paket-paket yang memudahkan pengguna untuk memenuhi kebutuhannya dalam berkomunikasi. Contohnya paket telepon, SMS, dan internet seharian sampai yang bulanan.Sehingga pelanggan dapat memilih paket mana yang mereka butuhkan dengan harga yang terjangkau.Dari situ pelanggan dapat merasa puas dalam menggunakan provider tersebut.

  Pengguna atau pelanggan provider seluler harus teliti dalam memilih provider seluler yang akan digunakan, agar dapat merasa puas dalam menggunakannya karena sesuai dengan keinginan. Tanpa harus merasa tertipu dengan banyakan iklan tentang fasilitas provider seluler yang murah tetapi harus sesuai dengan syarat dan ketentuan berlaku.Dengan adanya hal seperti itu justru merugikan pelanggan yang tidak tahu dan tidak mengerti karena kepuasan pelanggan sangat diperhatikan oleh perusahaan provider seluler. Sebab jika ada pelanggan yang kecewa dengan penggunaan provider seluler tersebut akan menjadi kerugian besar bagi perusahaan provider seluler yang digunakan. Jika itu terjadi maka pelanggan akan beralih ke provider lain yang menawarkan kelebihan yang dianggap lebih menguntungkan sehingga akan menyebabkan berkurangnya minat pelanggan.

  Kepuasan pelanggan sangat penting bagi kelancaran perusahaan provider tersebut. Sebab pelanggan yang puas dalam memakai provider tersebut akan memberikan efek positif bagi perusahaan provider tersebut yaitu kesetiaan

  • – pelanggan dan akan memberikan citra baik di mata masyarakat lain yang sama sama menggunakan telepon selluler tetapi berbeda provider. Sehingga pelanggan provider tersebut akan bertambah seiring dengan banyaknya pelanggan yang merasa puas.

2.2 Preferensi Konsumen

2.2.1 Defenisi Preferensi Konsumen

  Menurut Kamus Ekonomi, Preferensi konsumen adalah :

  “kecenderungan seseorang dalam pemakaian barang untuk dirasakan dan dapat dinikmati sehingga mencapai kepuasan dari pemakaian produk tersebut dan pada akhirnya konsumen tersebut dapat loyal terhadap merek tertentu dari bermacam-macam produk yang sejenisnya”.

  Sedangkan menurut Bilson Simamora (2003 : 87), preferensi tercermin dari kata “I prefer” sebenarnya merupakan hasil proses evaluasi. Preferensi ini dapat terbentuk melalui pola pikir konsumen yang didasari oleh beberapa alasan, antara lain : a.

  Pengalaman yang diperoleh sebelumnya Konsumen merasakan kepuasan dalam membeli produk ini dan merasakan kecocokan dalam mengkonsumsi produk yang dibelinya. Maka konsumen akan terus menerus memakai atau menggunakan merek produk tersebut, sehingga konsumen mengambil keputusan untuk membeli.

  b.

  Kepercayaan turun-temurun

  Dikarenakan kebiasaan keluarga menggunakan produk tersebut, setia terhadap produk yang selalu dipakainya karena merasakan manfaat dalam pemakaian produk tersebut, sehingga konsumen mendapatkan kepuasan dan manfaat dari produk yang dibeli.

  Dari beberapa alasan itulah terbentuk suatu preferensi dalam membeli suatu produk.

2.2.2 Tujuan Preferensi Konsumen

  Tujuan preferensi merupakan keputusan akhir dari proses pembelian untuk dapat dinikmati oleh konsumen sehingga dapat mencapai kepuasan dari berbagai macam pilihan diantara produk-produk saingannya

2.3 Populasi dan Sampel Penelitian

  Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda yang merupakan kumpulan lengkap dari elemen-elemen sejenis akan tetapi dapat dibedakan berdasarkan karakteristiknya, yang dijadikan obyek penelitian (Supranto, 2004). Populasi sering juga disebut Universe. Populasi yang tidak diketahui dengan pasti jumlahnya disebut Populasi tak terbatas, misalnya penduduk suatu negara adalah populasi yang tak terbatas karena setiap waktu terus berubah jumlahnya. Apabila penduduk tersebut dibatasi dalam waktu dan tempat, maka populasi tersebut dapat berubah menjadi populasi yang finite. Umumnya populasi yang tak terbatas hanyalah teori saja, sedangkan kenyataan dalam praktiknya, semua benda hidup dianggap populasi yang terbatas. Populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi yang dapat diberi nomor identifikasi), misalnya murid sekolah, jumlah karyawan tetap pabrik, dll disebut Populasi finite.

  Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi obyek penelitian (Supranto, 2004). Teknik sampling secara statistik dapat didefinisikan sebagai suatu teknik untuk menentukan jumlah sampel dan pemilihan calon anggota sampel, sehingga setiap sampel terpilih dalam penelitian dapat mewakili populasinya.

2.4 Data

  Data merupakan komponen utama dalam statistika. Data adalah bahan baku yang jika diolah melalui berbagai analisis dapat melahirkan informasi, dimana dengan informasi tersebut dapat diambil suatu keputusan.

  2.4.1 Data Menurut Sifatnya

  Menurut sifatnya data terbagi atas dua bagian, yaitu:

  a. Data kualitatif Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan yang kemungkinannya tidak dinyatakan dalam angka-angka.Yang termasuk dalam klasifikasi data kulitatif adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal.Sebagai contoh adalah motivasi karyawan (bagus, sedang, jelek).

  b. Data kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka.Yang termasuk dalam klasifikasi data kuantitatif adalah data yang berskala ukur interval dan rasio.Sebagai contoh data kuantitatif adalah data hasil pengukuran berat badan mahasiswa matematika USU. Data tersebut berupa angka seperti; 70 kg, 35 kg, 63 kg dan sebagainya.

  2.4.2 Data Menurut Sumbernya

  Menurut sumbernya data terbagi atas dua bagian:

  a. Data internal Data internal adalah data yang didapat dari perusahaan atau organisasi dimana riset dilakukan. Data internal merupakan data yang menggambarkan keadaan perusahaan/organisasi tersebut. b. Data eksternal Data eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan diluar perusahaan atau organisasi. Data eksternal terbagi atas dua bagian, yaitu:

  1. Data primer Data primer adalah data yang secara langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan atau yang memakai data tersebut.Data ini diperoleh dari hasil wawancara atau kuesioner.Dalam metode pengumpulan data primer, peneliti/observer melakukan sendiri obeservasi di lapangan maupun di laboratorium.Pelaksanaanya dapat berupa survei atau percobaan (eksperimen).

  2. Data sekunder Data sekunder adalah data primer yang diperoleh dari pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan. Data sekunder pada umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap atau diproses lebih lanjut. Data sekunder didapat dari hasil penelitian dari beberapa sumber seperti Badan Pusat Statistika, Media Massa, Lembaga pemerintah atau swasta dan sebagainya.

2.4.3 Data Menurut Jenisnya

  Menurut jenisnya data terdiri dari dua bagian, yaitu:

  a. Data kontiniu Data kontiniu adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran. Contoh:Tinggi badan Richad adalah 180 cm

  b. Data diskrit Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil perhitungan. Contoh: Ibu Ani mempunyai 1 anak

2.5 Skala untuk Instrumen (Model Skala Sikap) Bentuk model skala sikap yang digunakan dalam penelitian adalah Skala Likert.

  Skala Likert digunakan untuk mengatur sikap, pendapatan dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial. Pada skala Likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi subvariabel. Kemudian subvariabel dijabarkan lagi menjadi indikator indikator yang terukur ini yang mana menjadi titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan yang perlu dijawab responden. Setiap jawaban dingkapkan dengan kata-kata, misalnya: Sangat Setuju (SS) = 5 Setuju (S) = 4 Netral (N) = 3 Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

2.6 Metode Pengumpulan Data

  Pengumpulan data penelitian dimaksudkan sebagai pencatatan peristiwa atau karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen populasi penelitian.Pengumpulan data penelitian dapat dilakukan berdasarkan cara-cara tertentu. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah Metode angket (Kuisoner).

  Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Metode ini digunakan untuk mencari dan mengenal desain kriteria faktor-faktor pemimpin yang mempengaruhi pilihan warga di kotamadya Medan. Untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing variabel yang pengumpulan datanya menggunakan kuesioner (angket), setiap indikator dari data yang dikumpulkan terlebih dahulu diklasifikasi dan diberi skor atau nilai yaitu: Skor 5 jika jawaban responden sangat setuju Skor 4 jika jawaban responden setuju Skor 3 jika jawaban responden ragu-ragu/tidak tahu Skor 2 jika jawaban responden tidak setuju Skor 1 jika jawaban responden sangat tidak setuju

  Dalam penelitian ini juga dilakukan wawancara atau komunikasi secara lisan dengan responden guna membantu responden memahami kuesioner/angket.

  2.7 Teknik Pengambilan Sampel

  Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan sampel acak terstratifikasi (stratified random sampling) dimana metode pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang homogen yang disebut srata, dan kemudian sampel diambil secara acak dari tiap strata tersebut. Dengan demikian, populasi tersebut perlu dikelompokkan (stratified) sesuai dengan kelompok (strata) yang memiliki perbedaan tersebut, kemudian dari tiap kelompok diambil sampel secara acak inilah yang disebut dengan pengambilan acak terstratifikasi. Melalui cara ini diharapkan sampel dapat terambil dan mewakili semua kelompok yang ada, sehingga ada jaminan tidak ada kelompok yang terabaikan. Selain ini dapat diharapkan pula bahwa pengaruh tiap kelompok terhadap sampel dapat diabaikan. Tanpa stratifikasi, dapat terjadi bahwa sampel yang terambil hanya akan terambil dari kelompok tertentu saja. Dan menentukan jumlah sampel per strata diambil secara proportional random

  sampling dengan rumus:

  Keterangan:

  n : jumlah sampel keseluruhan

  : jumlah sampel per strata

  N : jumlah populasi keseluruhan N i : jumlah popoulasi per strata

  2.8 Defenisi Analisis Konjoin

2.8.1 Pengertian Analisis Konjoin Kata conjoint menurut para praktisi riset diambil dari kata considered jointly.

  Dalam kenyataannya kata sifat conjoint diturunkan dari kata to conjoint yang berarti joined together atau bekerja sama (Kuhfeld, 2000). Tepat sebelum tahun 1970, Profesor Paul Green memperkenalkan artikel Luce dan Tukey (1964) yaitu artikel analisis pengukuran konjoin yang diterbitkan di jurnal non- marketing.Artikel ini dapat diterapkan dalam memecahkan masalah pemasaran sepertimemahami bagaimana para pembeli mengambil keputusan pembelian, memilih atribut penting dalam pilihan terhadap suatu produk barang atau jasa, dan untuk meramalkan perilaku pembeli.

  Analisis konjoin adalah suatu teknik yang secara spesifik digunakan untuk memahami bagaimana keinginan atau preferensi konsumen terhadap suatu produk atau jasa atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai kepentingan relatif berbagai atribut suatu produk (Hair et al, 2005). Analisis ini sangat berguna untuk membantu merancang karakteristik produk baru, membuat konsep produk baru, membantu menentukan tingkat harga serta memprediksi tingkat penjualan.

  Analisis konjoin pada awalnya populer digunakan pada riset pemasaran, khususnya pada berbagai riset untuk mengetahui bagaimana preferensi konsumen terhadap berbagai desain produk.

  Menurut Hair (2005 ) “Conjoint analysis is a multivariate technique

  developed specifically to understand how respondents develop preferences for any type of object (products, services, or ideas). It is based on the simple premise that consumers evaluate the value of an object (real or hypothetical) by combining the seperate amounts of value provided by each attribute. (Analisis konjoin adalah

  salah satu teknik multivariat yang khusus digunakan untuk mengetahui bagaimana responden mengembangkan preferensinya terhadap semua jenis objek (produk, jasa, atau ide).Analisis ini berdasarkan alasan yang sederhana karena konsumen dapat mengevaluasi nilai

  • –nilai dari produk tersebut (nyata atau hipotesis) melalui kombinasi beberapa nilai yang terpisahdari setiap atribut).”

  Dalam menentukan pilihannya untuk membeli suatu produk, konsumen sering mempertimbangkan berbagai faktor.Bagi konsumen faktor tersebut bersifat

  trade-off yang membuat konsumen serba salah, misalnya antara harga dan

  kualitas, mana yang harus dipilih, haruskah memilih harga rendah dengan kualitas rendah atau harga tinggi dengan kualitas prima tergantung dari preferensi konsumen.

  2.8.2 Tujuan dan Manfaat Penggunaan Analisis Konjoin

  Pada dasarnya tujuan analisis konjoin adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu objek untuk mengetahui kombinasi seperti apa yang memiliki nilai manfaat terbesar yang dirasakan oleh responden sehingga akan mempengaruhi mereka dalam proses penentuan keputusan. Hasil utama analisis konjoin adalah suatu bentuk (desain) produk barang/jasa/idea atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden (Singgih, 2010).

  2.8.3 Istilah-istilah Dalam Analisis Konjoin

  Adapun beberapa istilah dalam analisis konjoin adalah: 1.

  Atribut, yaitu berupa variabel-variabel yang akan diteliti.

  2. Taraf/level, yaitu bagian dari atribut yang menunjukkan nilai yang diasumsikan oleh atribut.

  3. Stimuli, yaitu sekelompok atribut yang dievaluasi oleh responden yang berasal dari kombinasi atau desain taraf-taraf atribut.

  4. Nilai kepentingan relatif (Relative Importance Value), yaitu nilai yang menunjukkan atribut yang paling penting dalam mempengaruhi pilihan responden.

  5. Nilai kegunaan (utilitas), yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh dari seorang konsumen. Semakin tinggi tingkat kepuasan maka semakin tinggi pula nilai guna (utilitas) dan sebaliknya. Nilai guna dibedakan dalam dua pengertian: a.

  Nilai guna marginal, yaitu pertambahan/pengurangan kepuasan akibat adanya pertambahan/pengurangan pengunaan satu unit barang tertentu.

  b.

  Total nilai guna, yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari mengomsumsi sejumlah barang-barang tertentu.

2.8.4 Tahapan-tahapan Analisis Konjoin

  Adapun tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam merancang dan melaksanakan analisis konjoin secara umum sebagai berikut:

  1. Perumusan masalah dan mengidentifikasi atribut Langkah awal dalam melakukan analisis konjoin yaitu perumusan masalah.Setelah adanya perumusan masalah maka dicarilah kumpulan atribut dimana setiap atribut terdiri atas beberapa taraf/level.Informasi mengenai atribut yang mewakili preferensi konsumen dapat diperoleh melalui diskusi dengan pakar, eksplorasi data sekunder atau studi kepustakaan.Kemudian atribut yang sudah dianggap mewakili ditentukan datanya. Skala atribut dibagi menjadi skala kualitatif/non-metrik atau kategori (nominal dan ordinal) dan skala kuantitatif atau metrik (interval dan rasio).

  2. Merancang kombinasi atribut (stimuli) Setelah mengidentifikasi atribut beserta taraf-tarafnya, kemudian dilakukan perancangan stimuli yaitu kombinasi taraf antar-atribut.Pendekatan yang umum digunakan untuk merancang stimuli yaitu kombinasi lengkap (full profile) atau evaluasi banyak factor.

  Analisis konjoin full-profile yang diperkenalkan terlebih dahulu merupakan rancangan kombinasi yang menggambarkan profil produk secara lengkap. Jumlah stimuli dapat dikurangi dengan menggunakan menggunakan

  

fractional factorial design yang memungkinkan mengestimasi semua main

effects . Desain ini mengasumsikan bahwa setiap interaksi yang tidak penting

  diabaikan.Untuk membentuk stimuli dirancang dengan menggunakan SPSS

  

FOR WINDOWS 17.0 sehingga diperoleh 15 minimal stimuli.Setiap stimuli berisi kombinasi antara atribut dengan taraf, dimana tiap stimuli menggambarkan profil tiap objek secara lengkap. Responden mengevaluasi masing-masing stimuli mulai dari stimuli yang paling diminati/dianggap penting hingga stimuli yang paling tidak diminati/yang paling dianggap tidak penting dengan cararating (memberi peringkat). Keuntungan menggunakan metode ini adalah: 1.

  Diperoleh deskripsi yang lebih realistis dengan menjelaskan setiap stimuli berisikan sebuah taraf dari masing-masing atribut.

2. Menggambarkan trade-off yang lebih jelas antara seluruh atribut yang tersedia.

  Sedangkan kendala menggunakan metode ini adalah metode full-profile disarankan apabila jumlah atribut yang diteliti antara enam sampai sembilan atribut saja (Hair et al, 2006).

  3. Metode pengumpulan data Data yang diperlukan dalam analisis konjoin dapat berupa data non-metrik (data berskala nominal, ordinal atau kategorial) maupun data metrik (data berskala interval atau rasio).

  Untuk memperoleh data dalam bentuk non-metrik, responden diminta untuk membuat ranking atau mengurutkan stimuli pada tahap yang telah dibuat sebelumnya. Perangkingan dimulai dari satu dan seterusnya hingga ranking terakhir bagi stimuli yang paling tidak disukai.Sedangkan untuk memperoleh data dalam bentuk metrik, responden diminta untuk memberikan nilai atau rating terhadap masing-masing stimuli. Dengan cara ini, responden akan dapat memberikan penilaian terhadap masing-masing stimuli secara terpisah. Pemberian nilai atau rating dapat dilakukan menggunakan skala likert 1 hingga 5 (1=paling tidak disukai dan 5=paling disukai atau menggunakan nilai ranking, artinya untuk stimuli yang paling tidak disukai diberi nilai tertinggi setara dengan jumlah stimulinya, sedangkan stimuli yang paling disukai diberi nilai satu.

  4.Metode analisis yang digunakan

  Berdasarkan tipe data dan cara pengumpulan datanya, prosedur analisis yang digunakan adalah analisis konjoin full-profile menggunakan metode regresi dengan variabel dummy.

  Variabel yang dianalisis dengan model regresi dapat berupa variabel kuantitatif maupun variabel kualitatif.Variabel kualitatif dalam model regresi sering disebut dengan istilah variabel dummy.Untuk variabel kualitatif yang mempunyai k kategori dapat dibangun k-1 peubah boneka.Variabel ini biasanya mengambil nilai 1 atau 0.Kedua nilai yang diberikan tidak menunjukkan bilangan (numerik) tetapi hanya sebagai identifikasi kelas atau kategorinya.Atribut yang mempunyai dua taraf diberi kode 1 untuk salah satu taraf dan 0 untuk taraf lainnya. Atribut yang mempunyai tiga taraf, pengkodeannya sebagai berikut:

Tabel 2.1 Pengkodean Variabel Dummy

  Taraf Kode Taraf 1

  1 Taraf 2

  1 Taraf 3 Untuk taraf lebih dari tiga, pengkodean dilakukan dengan cara yang sama sehingga setiap faktor memiliki k-1 variabel dummy. Banyaknya variabel ini sama dengan banyaknya kategori (taraf) dikurangi satu (J Supranto, 2004).

  Metode Regresi dengan variabel dummy sangat umum digunakan untuk data berjenis non-metrik maupun metrik, dimana data telah diperoleh melalui pengurutan maupun penilaian terhadap kombinasi atribut atau stimuli yang telah dirancang sebelumnya.

  Adapun secara umum model dasar analisis konjoin adalah:

  U (x) =

  ∑ ∑ Keterangan:

  U (x) = Utility total dari tiap-tiap stimuli

  • i terjadi, 0 jika tidak terjadi) Regresi linier biasanya digunakan untuk mendapatkan model analisis konjoin tersebut, kemudian dapat ditentukan nilai kegunaan dari taraf-taraf tiap atribut untuk menentukan nilai pentingnya suatu taraf relatif terhadap taraf yang lain pada suatu atribut. Setelah menentukan nilai kegunaan taraf, maka nilai kepentingan relatif (bobot) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

  i

  b.

  Taraf yang memiliki nilai kegunaan lebih tinggi adalah taraf yang lebih disukai.

  5. Interpretasi Hasil Menurut Kuhfeld (2000) ada beberapa ketentuan dalam melakukan interpretasi hasil yaitu: a.

  )}

  )

  ij

  = {maks(a

  I

  Range nilai kepentingan relatif tiap atribut dapat dicari dengan rumus :

  Keterangan: = Bobot kepentingan relatif untuk tiap atribut = Range nilai kepentingan untuk tiap atribut yang dicari dengan rumus

  ∑

  =

  ) = Taraf ke-k dari atribut ke-i m = Banyak atribut = Peubah boneka atribut ke-i taraf ke-j (bernilai 1 jika level ke-j dari atribut ke

  i

  = Nilai kegunaan dari atribut ke- i (i=1,2,3…m) dan taraf/level ke-j (j=1,2,3…k

  • – min(a ij

  Total nilai kegunaan masing-masing kombinasi sama dengan jumlah nilai kegunaan tiap taraf dari atribut-atribut tersebut. c.

  Kombinasi yang memiliki total nilai kegunaan tertinggi adalah kombinasi yang paling disukai responden.

  d.

  Atribut yang memiliki perbedaan nilai kegunaan lebih besar antara nilai kegunaan taraf tertinggi dan terendahnya merupakan atribut yang lebih penting.

6. Uji Validitas Sugiyono (2006) menyatakan, bahwa instrument (kuesioner) harus diuji.

  Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Uji validitas atau kesasihan digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur mampu melakukan fungsi. Alat ukur yang dapat digunakan dalam pengujian validitas suatu kuesioner adalah angka hasil korelasi antara skor pernyataan dan skor keseluruhan pernyataan responden terhadap informasi dalam kuesioner. Pengujian reliabilitas menggunakan rumus teknik korelasi korelasi

  Karl Pearson product moment dengan menggunakan rumus: (∑ ) (∑ ∑ ) (∑ ) + (∑ )

  √* ∑ +* ∑

  Keterangan: = Korelasi Karl Pearson Moment

  N = Jumlah responden X = Skor item X Y = Skor item Y

  Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan bantuan program Statistical

  product and Service Solution (SPSS) . Pengujian reliabilitas bertujuan untuk

  mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrument tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Menurut Sugiyono (2001), “instrument yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama’’. Kategori keeratan koefisien korelasi disajikan dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Tabel Keeratan Korelasi

  0.80 < ≤ 1.00

  Reliabilitas sangat tinggi 0.60 <

  ≤ 0.80 Reliabilitas tinggi

  0.40 < ≤ 0.60

  Reliabilitas sedang 0.20 <

  ≤ 0.40 Reliabilitas rendah

  • 1.00 <

  ≤ 0.20 Reliabilitas sangat rendah

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profesionalisme Pegawai 2.1.1 Pengertian Profesionalisme Pegawai - Pengaruh Profesionalisme Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan Publik

0 1 21

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

0 1 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi - Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

0 1 7

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

0 0 9

Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2010

0 0 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuisisi 2.1.1. Pengertian Akuisisi - Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2010

0 0 22

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2010

0 1 8

Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2010

0 0 10

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Singkat Kartu Prabayar GSM (Global System for Mobile) - Analisis Preferensi Mahasiswa Terhadap Kartu Prabayar GSM dengan Metode Konjoin Full-Profile (Studi Kasus: Mahasiswa FMIPA USU)

0 0 16