PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 2 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN

RUANG PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 2 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh EVI FEBRIANA

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar matematika pada siswa kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat. Tujuan penelitian untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat pada pembelajaran matematika materi bangun ruang dengan menggunakan media tiga dimensi.

Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan melalui tiga siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan melalui empat tahapan, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data penelitian diperoleh dengan cara observasi dan tes, observasi untuk mengetahui tingkat kinerja guru dan aktivitas siswa, sedangkan tes berupa soal-soal tes untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Selanjutnya data dianalisis dengan cara analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa, melalui kolaborasi penggunaan media tiga dimensi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran terlihat semakin meningkat, pada siklus I adalah 53,33%, siklus II 56,87%, dan pada siklus III 92,67%. Hasil rekapitulasi peningkatan terhitung, (1) dari siklus I ke siklus II meningkat (3,54%) dan (2) dari siklus II ke siklus III meningkat (35,73%). Begitu pula dengan hasil belajar matematika siswa meningkat pada tiap siklusnya, pada siklus I, siklus II, dan siklus III, dan rata-rata hasil belajar dari siklus I sebesar 66,25, siklus II sebesar 77,08 sedangkan pada siklus III sebesar 93,12, terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II (10,83%), sedangkan pada siklus II ke siklus III terdapat peningkatan sebesar (16,04%).


(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia secara terus menerus telah dilakukan dengan baik secara konvensional maupun inovatif, seperti pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat 1 menjelaskan bahwa “Pembelajaran diharapkan dapat menciptakan suasana interaktif, inspiratif, menyenangkan dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, mengembangkan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi dengan kreativitas dan kemandirian pada siswa.” (Presiden RI dalam www.presidensby.info/dokumenUU).

Pembangunan dibidang pendidikan dewasa ini senantiasa mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan perkembangan masyarakat yang menuntut perbaikan kualitas dan mutu dibidang pendidikan. Untuk itu diperlukan usaha-usaha untuk menentukan cara yang tepat agar keterampilan dan kemahiran dapat dikuasai oleh siswa yang nantinya secara tidak langsung akan meningkatkan mutu pendidikan ke arah yang lebih baik. Namun upaya ke arah tersebut menemui berbagai kendala atau permasalahan. Salah satu permasalahan yang ada saat ini, terutama yang berkaitan dengan tugas guru terutama guru matematika adalah bagaimana seorang guru dapat menciptakan suatu suasana pembelajaran yang memungkinkan tujuan dapat tercapai sebagaimana tercantum dalam kurikulum.

Tujuan mata pelajaran matematika yang tercantum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada SD/MI adalah sebagai berikut:


(3)

(a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien,dan tepat dalam pemecahan masalah; (b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (d) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. (Depdiknas dalam Syarifartikel.blogspot.com).

Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai semester mata pelajaran matematika kelas VA di SD Negeri 2 Metro Pusat masih menduduki nilai terendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Dari wawancara dengan guru kelas VA, diketahui siswa yang dapat mengerjakan soal tes formatif dengan nilai >5,5 sebanyak 13 siswa (54,16%) dari 24 siswa, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 5,5 (data nilai semester II tahun pelajaran 2010/2011). Begitu juga pada pembelajaran matematika kelas VA di SD Negeri 2 Metro Pusat terutama pada materi bangun ruang, sebagian besar siswa masih banyak mengalami kesulitan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar matematika kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat pada tahun ajaran 2010/2011 adalah 5,3 sedangkan KKM yang ditetapkan oleh guru di SD Negeri 2 Metro Pusat adalah 5,5 yang artinya nilai rata-rata siswa masih dibawah KKM.

Beberapa faktor yang diindikasikan sebagai penyebab rendahnya nilai hasil belajar matematika tersebut adalah: (1) Siswa belum mampu menyerap materi dengan baik, sebab matematika lebih bersifat abstrak (tidak jelas) sehingga sulit dipahami; (2) Guru jarang menggunakan media dalam pembelajaran, sehingga materi yang disajikan kurang menarik perhatian siswa; (3) Minat dan motivasi siswa sangat rendah sehingga cenderung pasif. Minat siswa yang kurang tersebut dapat dilihat dari kurangnya aktivitas belajar. Saat pembelajaran siswa kurang aktif, jika diberi kesempatan bertanya siswa tidak memberi respon, akan tetapi setelah diberi pertanyaan oleh guru, siswa tidak menjawab. Siswa nampak kurang bergairah dan kurang siap menerima pembelajaran.


(4)

Permasalahan lain yang berhubungan dengan aktivitas siswa dalam belajar siswa kurang aktif. Dari hasil observasi diketahui bahwa siswa masih terlihat mencontek, bertanya dengan teman dan cenderung tidak aktif dalam pembelajaran.

Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam belajar matematika ternyata masih kurang. Untuk itu diperlukan upaya untuk dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang menyangkut aktivitas siswa yang rendah tersebut sehingga siswa merasa percaya diri dan mampu menyelesaikan berbagai persoalan dalam pembelajaran matematika. Dengan demikian apabila aktivitas siswa meningkat diharapkan proses pembelajaran akan berjalan lebih efektif sehingga hasil belajar akan lebih baik.

Sehubungan dengan alasan yang telah dipaparkan, diperlukan suatu bentuk penyajian pembelajaran yang dapat memotivasi dan membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran terutama untuk meningkatkan hasil belajar yang maksimal. Salah satu cara yang dapat digunakan guru dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar adalah dengan penggunaan media pembelajaran.

Media mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan materi yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapakan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan materi dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, siswa lebih mudah memahami materi daripada tanpa bantuan media. (Djamarah dan Zain, 2006: 120).

Berdasarkan hambatan yang ditemukan dalam pembelajaran matematika materi bangun ruang kelas VA semester I di SD Negeri 2 Metro Pusat, siswa masih memiliki pemahaman dan motivasi tingkat rendah. Untuk itu dalam pembelajaran materi tersebut sangat diperlukan media yang nantinya dapat meningkatkan motivasi belajar bagi siswa agar dapat mencapai tujuannya. Salah satu diantaranya pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah pembelajaran yang didukung dengan media tiga dimensi. Penulis


(5)

memilih media tiga dimensi karena media tiga dimensi memiliki kelebihan, seperti dapat memberikan pengalaman secara langsung, penyajiannya konkrit dan dapat menghindari verbalisme, dapat menunjukkan obyek secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya (Moedjionodalam Santyasa.freewebs.com).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengangkat judul, “Penggunaan Media Tiga Dimensi untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Pada Siswa Kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2011/2012”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang ada, yaitu sebagai berikut:

1. Kurangnya pemanfaatan media tiga dimensi pada proses pembelajaran.

2. Rendahnya aktivitas siswa kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat pada proses pembelajaran matematika.

3. Rendahnya hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat.

4. Kurangnya minat dan motivasi siswa sehingga cenderung melakukan kegiatan yang tidak relevan dalam pembelajaran.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah penggunaan media tiga dimensi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa

kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2011/2012 pada pembelajaran matematika materi bangun ruang?

2. Apakah penggunaan media tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2011/2012 pada pembelajaran matematika materi bangun ruang?


(6)

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang dilakukan ini adalah:

1. Meningkatkan aktivitas siswa kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat tahun pelajaran 2011/2012 pada pembelajaran matematika materi bangun ruang dengan menggunakan media tiga dimensi.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VA di SD Negeri 2 Metro Pusat tahun pelajaran 2011/2012 pada pembelajaran matematika materi bangun ruang dengan menggunakan media tiga dimensi.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Siswa

a. Mendapatkan pengalaman baru dalam pembelajaran melalui media tiga dimensi. b. Dapat memotivasi siswa dalam belajar matematika.

c. Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat khususnya pada pokok bahasan bangun ruang.

2. Guru

a. Adanya inovasi pembelajaran matematika dari dan oleh guru yang menitikberatkan pada penerapan penggunaan media tiga dimensi.

b. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bahwa media tiga dimensi dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam kegiatan belajar mengajar matematika, sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan kreatif.


(7)

3. Sekolah

Dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran matematika sebagai referensi bagi guru di sekolah yang bersangkutan.

4. Peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman saat penulis melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media tiga dimensi sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan untuk siswa.


(8)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.Media

1. Pengertian Media

Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran yang ada dalam kurikulum. Salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru.

Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. (Arsyad, 2009: 3).

Sejalan dengan pendapat tersebut, Gagne dalam Angkowo dan Kosasih (2007: 10) mengartikan media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Sementara itu Briggs dalam Sadiman (2006: 6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

AECT (Association of Education and Communication Technology, 977) dalam Arsyad (2009: 3) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.

Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran (Angkowo dan Kosasih,


(9)

2007: 10). Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan ketrampilan (Djamarah dan Zain, 2006: 120).

Peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien (Djamarah dan Zain, 2006: 121).

Dari berbagai batasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan. Selain itu media secara mendasar berpotensi memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan kepribadian dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.

2. Fungsi dan Manfaat Media

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Dalam pemilihan media perlu diketahui fungsi media tersebut agar penggunaan media sesuai dengan ujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Djamarah dan Zain, 2006: 120).

Salah satu fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu pembelajaran, yang ikut mempengaruhi situasi, kondisi dan lingkungan belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah diciptakan dan didesain oleh guru. Dengan fungsi itu, media pembelajaran harus dijadikan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran itu sendiri. Media yang baik digunakan dalam pembelajaran adalah yang memiliki tingkat relevansi dengan tujuan, materi dan karakteristik siswa. (Angkowo dan Kosasih, 2007: 27).

Djamarah dan Zain, (2006: 120) mengatakan bahwa kerumitan materi yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media. Bahkan keabstrakan materi dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Selain itu media


(10)

dapat memperjelas pesan agar tidak terlalu bersifat verbal (dalam bentuk kata tertulis dan kata lisan). Memanfaatkan media secara tepat dan bervariasi akan dapat mengurangi sikap pasif siswa. (Angkowo dan Kosasih, 2007: 27).

Dilihat dari wewenang dan interaksinya dalam pembelajaran, guru adalah orang yang paling menguasai materi, mengetahui tujuan apa yang mesti dibuat dan mengenali betul kebutuhan siswanya. Dengan demikian, sebaiknya media juga dibuat oleh guru, karena guru mengetahui secara pasti kebutuhan untuk pembelajarannya, termasuk permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa pada materi yang diajarkannya.

Guru dapat lebih mengefektifkan pencapaian kompetensi/tujuan pembelajaran melalui penggunaan media secara optimal, sebab media ini memiliki nilai dan manfaat yang sangat menguntungkan, diantaranya: (1) Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak, (2) Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar, (3) Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil, dan (4) Memperlihatkan gerakan-gerakan yang terlalu cepat atau lambat (Hernawan, dkk, 2007: 13).

Menurut Wilkinson dalam Angkowo dan Kosasih (2007: 14), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, yakni tujuan, ketepatgunaan, keadaan siswa, ketersediaan, dan biaya.

Manfaat menggunakan media pembelajaran menurut Hernawan, dkk (2007: 12) yaitu:

(1) Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya; (2) Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar pada masing-masing siswa; (3) Membangkitkan motivasi siswa; (4) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan; (5) Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi seluruh siswa; (6) Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang; (7) Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa.

Dick dan Carey dalam Sadiman (2006: 86) menyebutkan empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu:

(1) Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri; (2)


(11)

Apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya; (3) Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya media bisa digunakan di mana pun dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapan pun serta mudah dijinjing dan dipindahkan; (4) Efektivitas biaya dalam jangka waktu yang panjang.

Jenis media dalam pembelajaran menurut Angkowo dan Kosasih (2007: 12) adalah sebagai berikut :

(1) Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, poster, kartun, dan komik. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yaitu media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar; (2) Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk pahat, model penampang, model susun, model kerja, dan diorama; (3) Media proyeksi seperti slide, film strips, film, dan OHP; (4) Lingkungan sebagai media pembelajaran.

Akhirnya penulis dapat menyimpulkan bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.

2.2.Media Tiga Dimensi

1. Pengertian Media Tiga Dimensi

Ada banyak media pembelajaran yang dapat digunakan untuk suatu proses pembelajaran. Mulai dari media yang sederhana, konvensional, dan murah harganya, hingga media yang kompleks, rumit, modern, dan harganya sangat mahal. (Angkowo dan Kosasih, 2007:12).

Salah satu jenis media pembelajaran adalah media tiga dimensi. Menurut Santyasa dalam www.freewebs.com mengatakan bahwa media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Angkowo dan Kosasih (2007: 13) mengatakan bahwa media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model pahat, model penampang, model susun, model kerja dan diorama.


(12)

Media tiga dimensi yaitu media tiruan atau model merupakan tiruan dari benda yang berbentuk tiga dimensi yang dibuat sedemikian rupa sehingga serupa dalam bentuk dan tidak sama dalam hal-hal yang lainnya. Perlu diketahui juga bahwa sejumlah besar keterbatasan akan teratasi dengan penggunaan media.

(Sihkabuden. webblog sihkabuden).

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media tiga dimensi adalah alat bantu berbentuk asli atau tiruan yang digunakan guru dalam memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga akan membawa hasil belajar yang baik dalam proses pembelajaran.

2. Kelemahan dan Kelebihan Media Tiga Dimensi

Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolong sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar.

Media tiga dimensi juga mempunyai kelebihan dan kekurangan, menurut Moedjiono dalam Santyasa.freewebs.com (2007) mengatakan bahwa media sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebihan:

1. memberikan pengalaman secara langsung,

2. penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme,

3. dapat menunjukkan obyek secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya, Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah:

1. tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar,

2. penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatannya rumit. Sudjana dan Rivai (1992) dalam Arsyad (2009: 24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :

(a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; (c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran; (d) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi


(13)

juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Pemakaian media dalam proses pembelajaran akan dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. (Angkowo dan Kosasih (2007: 26)

Walaupun bukan benda sebenarnya, media tiga dimensi merupakan wakil yang terbaik bagi benda sebenarnya. Dalam pembelajaran matematika media sangat perlu karena memiliki nilai praktis antara lain: (1) Mampu mengatasi keterbatasan perbedaan pengalaman pribadi siswa; (2) Mampu mengatasi keterbatasan ruang kelas; (3) Mampu mengatasi keterbatasan ukuran benda; (4) Mampu mengatasi keterbatasan kecepatan gerak benda; (5) Mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa; (6) Mampu mempengaruhi daya abstraksi siswa; (7) Memungkinkan pembelajaran bervariasi.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa suatu media akan ada kelebihan dan kekurangan, namun media yang digunakan dengan baik mampu mengarahkan siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.

3. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Menggunakan Media Tiga Dimensi

Menurut crayonpedia.com dalam memberikan penanaman konsep bangun ruang, guru melakukannya dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a) Peragakan konsep bangun ruang (kubus) dengan memperagakan dan menjelaskan media tiga dimensi di depan kelas.


(14)

Perhatikan Gambar 1 secara seksama, gambar tersebut menunjukkan sebuah bangun ruang yang semua sisinya berbentuk persegi dan semua rusuknya sama panjang. Bangun yang seperti itu dinamakan kubus. Gambar 1 menunjukkan sebuah kubus ABCD.EFGH yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut: 1. Sisi/Bidang

Sisi kubus adalah bidang yang membatasi kubus. Dari Gambar 1 terlihat bahwa kubus memiliki 6 buah sisi yang semuanya berbentuk persegi, yaitu ABCD (sisi bawah), EFGH (sisi atas), ABFE (sisi depan), DCGH (sisi belakang), BCGF (sisi samping kiri), dan ADHE (sisi samping kanan).

2. Rusuk

Rusuk kubus adalah garis potong antara dua sisi bidang kubus dan terlihat seperti kerangka yang menyusun kubus. Coba perhatikan kembali Gambar 1. Kubus PQRS.TUVW memiliki 12 rusuk, yaitu AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, DH, BF, dan CG.

3. Titik Sudut

Titik sudut kubus adalah titik potong antara dua rusuk. Dari gambar 1 terlihat kubus ABCD.EFGH memiliki 8 buah titik sudut, yaitu titik A, B, C, D, E, F, G, dan H. Selain ketiga unsur di atas kubus juga memiliki diagonal. Diagonal pada kubus ada tiga, yaitu diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal.

4. Diagonal Bidang

Perhatikan kubus ABCD.EFGH pada gambar 2. Pada kubus tersebut terdapat garis AF yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam saatu sisi/bidang. Ruas garis tersebut dinamakan sebagai diagonal bidang.

Gambar 2. Kubus dengan berbagai diagonal

5. Diagonal Ruang

Perhatikan kubus ABCD.DEFG pada gambar 2. Pada kubus tersebut terdapat ruas garis HB yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang. Ruas garis tersebut disebut diagonal ruang.

6. Bidang Diagonal

Perhatikan kubus ABCD.EFGH pada Gambar 2 secara seksama. Pada gambar tersebut terlihat dua buah diagonal bidang pada kubus ABCD.EFGH yaitu AC dan EG. Ternyata diagonal bidang AC dan EG beserta dua rusuk kubus yang sejajar yaitu AE dan CG membentuk suatu bidang di dalam ruang kubus bidang ACGE pada kubus ABCD. Bidang ACGE disebut sebagai bidang diagonal.


(15)

b) Memperagakan konsep jaring-jaring kubus dengan melakukan percobaan di depan kelas.

Untuk mengetahui jaring-jaring kubus, lakukan hal berikut: 1. Siapkan kardus yang berbentuk kubus, gunting, dan spidol.

2. Beri nama setiap sudutnya, misalnya ABCD.EFGH. Kemudian, irislah beberapa rusuknya mengikuti alur berikut.

3. Rebahkan kardus yang telah diiris tadi. Bagaimanakah bentuknya?

Hasil rebahan kardus pada gambar tersebut disebut jaring-jaring kubus. Jaring-jaring kubus adalah rangkaian sisi-sisi suatu kubus yang jika dipadukan akan membentuk suatu kubus. Terdapat berbagai macam bentuk jaring-jaring kubus, diantaranya sebagai berikut:

2.3. Aktivitas Belajar

Pengajaran yang efektif adalah

pengajaran yang menyediakan kesempatan bagi siswa belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri, karena aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting dalam belajar.

Aktivitas adalah keaktifan, kegiatan (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997: 20). Sedangkan pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sardiman (2010: 100) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam


(16)

kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

Juliantara (2010) dalam (edukasi.kompasiana.com) mengatakan bahwa aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa keterampilan-keterampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan ketrampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.

Aktivitas belajar adalah segala bentuk atau kegiatan untuk melakukan proses pembelajaran. Dalam penelitian ini aktivitas belajar yang akan diamati oleh guru ataupun observer adalah:

1) Aktivitas dalam diskusi kelompok dalam timnya.

2) Partisipasi dalam menjawab pertanyaan dalam menyelesaikan soal, tidak hanya menyerahkan tugas penyelesaian soal pada seseorang anggota kelompok.

3) Aktivitas mengerjakan tugas dan lembar kerja siswa yang diberikan kepada tiap kelompok.

4) Partisipasi dalam mengerjakan tugas dan lembar kerja siswa.

5) Bertanggung jawab terhadap tugas dan soal yang diberikan kepada tiap individu atau kelompok dapat selesai dengan benar dan selesai tepat waktu.

6) Berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi kelas.

Menurut Hamalik (2001: 175) penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran pada siswa, oleh karena:

(1) Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri; (2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral; (3) Memupuk kerja sama yang harmonis dikalangan siswa; (4) Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri; (5) Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis; (6) Mempererat hubungan sekolah dan


(17)

masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru; (7) Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis secara menghindarkan verbalistis; (8) Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa aktivitas belajar ialah suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat perubahan tingkah laku, perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan (kognitif) saja, tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan (psikomotor).

2.4.Hasil Belajar

Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2002: 9) berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun.

Bell Gredler dalam Angkowo dan Kosasih (2007: 47) mendifinisikan belajar sebagai proses memperoleh berbagai kemampuan, keterampilan, dan sikap. Belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Sedangkan Wingkel dalam Angkowo dan Kosasih (2007: 48) membuat kesimpulan tentang belajar itu merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan demi menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan nilai-sikap.

Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu secara menyeluruh, sebagai pengalaman individu tersebut dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi dan hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses


(18)

penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor dari dalam diri siswa terutama menyangkut kemampuan yang dimiliki siswa. Faktor ini besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang akan dicapai.

Clark dalam Angkowo dan Kosasih (2007: 50) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis.

Selain faktor dari dalam diri dan faktor lingkungan, ada faktor lain yang turut menentukan hasil belajar siswa yaitu faktor pendekatan belajar (approach to learning). Ini berkaitan dengan upaya belajar yang dilakukan siswa yang meliputi penggunaan media pembelajaran. Ketiga faktor ini dalam banyak hal saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.

Caroll (dalam Angkowo dan Kosasih, 2007: 51) berpendapat bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh 5 (lima) faktor, yakni: (1) Faktor bakat belajar; (2) Faktor waktu yang tersedia untuk belajar; (3) Faktor kemampuan individu; (4) Faktor kualitas pengajaran; (5) Faktor lingkungan.

Dari kelima faktor tersebut, faktor pertama sampai keempat berkenaan dengan kemampuan individu, sedangkan faktor terakhir merupakan faktor yang datangnya dari luar diri siswa yaitu faktor lingkungan.


(19)

Secara umum ada tiga tujuan pembelajaran, yaitu (1) Untuk mendapatkan pengetahuan; (2) Untuk menanamkan konsep dan pengetahuan; dan (3) Untuk membentuk sikap atau kepribadian.

Belajar merupakan suatu aktivitas yang pada hakikatnya akan bermuara kepada hasil yang dicapai. Hasil belajar itu lahir melalui proses pengukuran dan penilaian dengan suatu instrumen. Setelah seseorang melakukan perbuatan belajar maka pada dirinya nampak suatu perubahan ke arah peningkatkan.

Perubahan hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga aspek yaitu: (1) Perubahan dan peningkatan dalam perolehan pengetahuan yakni dari tidak tahu menjadi tahu dalam bentuk disiplin ilmu yang disebut kognitif; (2) Perubahan dan peningkatan sikap individu dapat berubah berupa: kegemaran, kecintaan, sopan santun, dan yang menyangkut masalah harkat dan martabat yang lazim disebut aspek afektif; (3) Belajar sendiri dapat menimbulkan perubahan keterampilan dalam bentuk gerak seperti menari disebut aspek psikomotorik.

Berdasarkan ketiga uraian tersebut di atas maka hasil belajar adalah kecakapan yang dicapai oleh seorang individu untuk mendapatkan simbol dan angka. Sehingga dapat ditetapkan hasil belajar dalam tahapan seperti: baik, cukup, dan kurang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997: 787) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Dari pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan dan peningkatan pengetahuan kognitif, sikap, afektif, dan psikomotorik dari tidak tahu menjadi tahu setelah mengikuti proses belajar. Hasil dari pengukuran dan penilaian dalam usaha belajar yang diwujudkan dalam bentuk angka atau nilai yang nantinya nampak dalam laporan hasil belajar.


(20)

2.5.Pembelajaran Matematika 1. Pengertian Belajar

Pemahaman tentang konsep belajar dari berbagai ahli memiliki makna yang berbeda. Meskipun berbeda, tetapi pendapat para ahli tersebut memiliki kerangka umum yang hampir sama. Gagne (dalam Suwarjo, 2008: 33) mendefisinikan belajar merupakan suatu proses yang terorganisasi sehingga terjadi perubahan perilaku pembelajar akibat pengalaman. Sedangkan Burton (dalam Suwarjo, 2008: 33) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.

Pengertian belajar yang cukup komprehensif juga diberikan oleh Bell-Gredler (dalam Winataputra, 2008: 1.5) menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan angka ragam yaitu competencies, skills, dan attitudes. Kemampuan (competencies), keterampilan(skills), dan sikap (attitudes) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

Menurut pandangan para ahli tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, bukan sesuatu hasil dan tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi harus mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan latihan, melainkan perubahan tingkah laku.

2. Pengertian Pembelajaran

Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (dalam Winataputra, dkk, 2008: 1.19), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.

Sejalan dengan pendapat tersebut, pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri siswa. Pembelajaran harus menghasilkan belajar, tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses belajar terjadi juga dalam konteks interaksi sosial-kultural dalam lingkungan masyarakat (Winataputra, 2008: 1.18).


(21)

Secara umum Gagne dan Briggs (dalam Aisyah, dkk, 2007: 1-3) melukiskan pembelajaran sebagai upaya orang yang tujuannya adalah membantu orang belajar.

Dari beberapa pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi siswa dan guru yang dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar.

3. Pengertian Matematika

Suwangsih (2006: 3) mengatakan bahwa kata matematika berasal dari bahasa

Latin “Mathematika” yang mulanya diambil dari bahasa Yunani “Mathematike” yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya “Mathema” yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science).

Menurut Johnson dan Myklebust dalam Viyy wordpress.com (2009) matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan dalam berpikir.

Berbagai pendapat muncul tentang pengertian matematika, dipandang dari pengetahuan dan pengalaman dari masing-masing yang berkepentingan. Ada yang mengatakan matematika itu sebagai bahasa simbol; matematika bahasa nomorik; matematika adalah bahasa yang dapat menghilangkan sifat kabur, majemuk dan emosional; matematika adalah berpikir logis; matematika adalah sarana berfikir; matematika adalah logika pada masa dewasa; matematika adalah ratunya ilmu sekaligus pelayannya; matematika adalah sains mengenai kuantitas dan besaran; matematika adalah suatu sains yang bekerja menarik kesimpulan-kesimpulan yang perlu; matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang; matematika adalah ilmu


(22)

yang abstrak dan deduktif; matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logika dan berhubungan dengan bilangan dan matematika adalah aktifitas manusia.

Tidak terdapat satu definisi tentang matematika yang tunggal dan disepakati oleh semua tokoh atau pakar matematika. Berdasarkan etimologi, perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Walau tidak terdapat satu pengertian tentang matematika yang tunggal dan disepakati oleh semua tokoh atau pakar matematika namun dapat terlihat adanya ciri-ciri khusus atau karakteristik yang dapat merangkum pengertian matematika secara umum.

Sedangkan Lerner (1988: 430) dalam Viyy wordpress.com (2009) mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan gagasan atau ide mengenai elemen dan kuantitas.

Dari berbagai teori tersebut terdapat kesamaan pendapat, yaitu anak dalam belajar matematika akan dapat memahami jika dimanipulasi dengan objek-objek konkret. Untuk penerapannya didalam pembelajaran, akan lebih baik jika setiap teori pembelajaran matematika itu tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis yang mengekspresikan gagasan, ide-ide, hubungan kuantitatif sehingga memudahkan manusia untuk berpikir yang logis. Sedangkan pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan suasana lingkungan belajar, dimana siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika.


(23)

Pembelajaran matematika dapat dikatakan sebagai suatu proses membangun pemahaman siswa yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan matematika. Perubahan tersebut disebabkan oleh interaksi individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.

Menurut Bruner dalam Aisyah (2007: 1.5) belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari, serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktural-struktural matematika itu.

Adapun tujuan dari pengajaran matematika menurut Hasyim dalam wordpress.com (2009) adalah: (1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dan pola pikir dalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang; dan (2) Mempersipkan siswa meggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Cockroft (1982: 1-5) dalam Viyy wordpress.com (2009) mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) Selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) Meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; (6) Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Dari berbagai pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah kegiatan yang mengajak anak untuk mencari, menemukan, dan membangun pengetahuan berdasarkan perhitungan dengan aktivitas nyata dalam kehidupan mereka dan menciptakan suasana lingkungan belajar dimana siswa melaksanakan pembelajaran matematika.

2.6. Bangun Ruang

Ada banyak jenis bangun ruang sederhana yang umum dikenal, yaitu Balok, Kubus, Prisma, Limas, Kerucut, Tabung, dan Bola.

Bangun ruang merupakan bangun matematika yang mempunyai isi ataupun volume, yang mempunyai bagian-bagian: (1) Sisi yaitu bidang pada bangun ruang yang membatasi antar bangun ruang dengan ruangan disekitarnya; (2) Rusuk yaitu pertemuan dua sisi yang berupa ruas garis pada bangun ruang; (3) Titik Sudut yaitu titik hasil pertemuan rusuk yang berjumlah tiga atau lebih (Rizki.blogspot.com).


(24)

Menurut Suharjana (2008: 5) mengatakan bahwa bangun ruang adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut. Permukaan bangun itu disebut sisi.

Sejalan dengan pendapat di atas, Maulana (2006) dalam aandamar.com mengatakan bangun ruang dalam arti sempit terbentuk oleh adanya banyak bidang, kumpulan bidang itu terdapat istilah-istilah titik sudut, sisi, dan rusuk.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa bangun ruang adalah bangun matematika yang mempunyai volume, yang terdiri atas sisi, rusuk, dan titik sudut.

2.7. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas yaitu:

“Apabila dalam pembelajaran matematika pada materi bangun ruang menggunakan media tiga dimensi dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2011/2012.”


(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu suatu Action Research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas (Wardhani, 2007: 1.3). Dalam setiap siklus terdiri dari 4 kegiatan pokok yang dirangkai menjadi satu kesatuan yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan refleksi.

PTK ini dilaksanakan peneliti dengan meminta bantuan satu orang guru untuk berkolaborasi dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan prosedur penelitian dengan menggunakan media tiga dimensi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pemahaman matematika pada proses pembelajaran.

1. Setting Penelitian

1) Tempat Penelitian

PTK ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Metro Pusat, Jl. Ade Irma Suryani Nasution No.12 Kota Metro.

2) Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012 selama empat bulan.


(26)

Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat yang berjumlah 24 orang siswa, terdiri dari 10 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan tes, yaitu: 1) Observasi: digunakan untuk mendapatkan data tentang aktivitas siswa dan kinerja

guru selama pembelajaran berlangsung.

2) Tes: digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, yakni siswa dan guru, yaitu:

1) Siswa: untuk mendapatkan data tentang aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.

2) Guru: untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran matematika dengan menggunakan media tiga dimensi dalam proses pembelajaran.

5. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpul data dalam PTK ini meliputi observasi dan tes.

1) Panduan observasi: digunakan untuk mengumpulkan/mendapatkan data tentang aktivitas siswa dan kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran.

2) Soal tes: digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa.


(27)

6. Teknik Analisis Data

Menurut Wardhani, dkk (2007: 2.31) analisis data dapat dilakukan secara bertahap: (1) Menyeleksi dan mengelompokkan; (2) Memaparkan atau mendeskripsikan data; (3) Menyimpulkan atau memberi makna. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah dicapai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya (indikator keberhasilan).

Analisis data dilakukan dengan menyeleksi dan mengelompokkan data, memaparkan atau mendeskripsikan data dalam bentuk narasi, tabel, dan grafik, serta menyimpulkan dalam bentuk pernyataan. Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

1) Analisis kualitatif

Digunakan untuk menganalisis aktivitas belajar siswa, serta menganalisis kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. Nilai aktivitas setiap siswa dan analisis kinerja guru diperoleh dengan rumus:

NP = M X % Keterangan:

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap

Diadopsi dari Purwanto (2009: 102).


(28)

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes dikerjakan oleh siswa pada setiap siklus. Data kuantitatif ini didapatkan dengan menghitung rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan rumus:

X̅ = ∑ � Keterangan:

X̅ = nilai rata-rata yang dicari ∑ x = jumlah nilai

n = jumlah aspek yang dinilai Diadopsi dari Muncarno (2004: 15).

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut:

P = ∑ w y ng n el

w X 100%

Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya, sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran (Aqib,dkk 2009: 41).

Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam %, adalah sebagai berikut: 1. > 80% = Sangat tinggi

2. 60-79% = Tinggi 3. 40-59% = Sedang 4. 20-39% = Rendah 5. <20% = Sangat rendah (Sumber: Aqib, dkk 2009: 41) 7. Indikator Keberhasilan Tindakan


(29)

Penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan media tiga dimensi dikatakan berhasil jika:

a. Persentase siswa aktif meningkat setiap siklusnya.

b. Adanya peningkatan rata-rata nilai siswa setiap siklusnya.

c. Tingkat keberhasilan belajar siswa secara klasikal mencapai 75% ke atas, atau masuk kategori tinggi.

8. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran

matematika dengan penggunaan media tiga dimensi. Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK menurut Wardhani, dkk (2004: 2.4) adalah sebagai berikut:

Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Sumber: Wardhani, dkk (2007: 2.4). Siklus I

Siklus 1

Merencanakan Merencanakan

Mengamati Mengamati

Melakukan Tindakan Melakukan Tindakan

Refleksi Refleksi

Siklus 2


(30)

1. Tahap Perencanaan

a. Menetapkan materi pelajaran yang akan disampaikan, yaitu “Sifat-sifat

Bangun Ruang Sederhana” .

b. Membuat rencana perbaikan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum. c. Menyiapkan media tiga dimensi yang akan digunakan pada pembelajaran. d. Menyiapkan lembar observasi unuk mengamati kegiatan guru dan siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.

e. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk kegiatan siswa dengan media tiga dimensi.

f. Menyusun lembar evaluasi tes awal (pre test) dan tes akhir (post test), yaitu bentuk tes essai untuk setiap siklus.

2. Tahap Pelaksanaan

Proses pelaksanaan tindakan dalam siklus 1 adalah: Kegiatan Pendahuluan

a. Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pelajaran.

b. Guru melaksanakan tes awal (pre test) untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum pembelajaran.

c. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan penyampaian apersepsi.

Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi tentang “Sifat-sifat Bangun Ruang Sederhana” dengan menggunakan media tiga dimensi.

b. Siswa diminta untuk membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 siswa.


(31)

c. Tiap kelompok dibagikan media tiga dimensi dan LKS yang telah disediakan oleh guru.

d. Siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam LKS. Selama pembelajaran berlangsung, guru mengawasi pekerjaan siswa dan memberikan bimbingan atau arahan untuk meluruskan hal-hal yang masih salah dipahami oleh siswa.

e. Kelompok diminta untuk menuliskan jawaban dari soal tersebut. Selanjutnya, melalui tanya jawab, guru dan siswa membahas penyelesaian masalah.

f. Guru menanggapi , meluruskan, dan memperjelas penjelasan dari setiap jawaban kelompok.

g. Guru memberikan penguatan atas hasil yang telah disampaikan.

h. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti.

Kegiatan Penutup

a. Pada tahap selanjutnya, siswa diberi tes akhir (post test) untuk dikerjakan secara individu, hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pembelajaran.

b. Perwakilan siswa mengumpulkan hasil kerja siswa dimeja guru.

3. Tahap Observasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi ini mencakup beberapa aspek yang diamati yaitu dari segi kompetensi guru menyampaikan materi dengan menggunakan media tiga dimensi serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.


(32)

4. Tahap Refleksi

Berdasarkan data hasil observasi dan evaluasi selanjutnya dilakukan analisis data sebagai bahan kajian pada kegiatan refleksi. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah dicapai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya (indikator keberhasilan). Pada kegiatan refleksi yang menjadi acuan keberhasilan misalnya apakah dalam proses pembelajaran tersebut tujuan dan kompetensi dasar sudah dicapai, bagaimana hasil dari proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik (media pembelajaran, teknik pemberian tugas pengelolaan kelas, bimbingan siswa dalam pemecahan masalah).

Bagaimana hasil dari proses pembelajaran secara kuantitatif (ditinjau dari KKM ≥

5,5 yang sudah ditetapkan bersama guru kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat). Bagaimana respon siswa terhadap proses pembelajaran tersebut dan sebagainya. Hasil analisis pada tahap pertama dijadikan sebagai bahan untuk membuat rencana tindakan guru yang akan dilaksanakan pada siklus kedua.

Siklus II

Pelaksanaan siklus kedua ini dilakukan setelah merefleksikan pada siklus I.

1. Tahap Perencanaan

a. Menetapkan materi pelajaran yang akan disampaikan, yaitu “Jaring-jaring Bangun Ruang Sederhana”.

b. Membuat rencana perbaikan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum. c. Menyiapkan media tiga dimensi yang akan digunakan pada pembelajaran. d. Menyiapkan lembar observasi unuk mengamati kegiatan guru dan siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.


(33)

f. Menyusun lembar evaluasi tes awal (pre test) dan tes akhir (post test), yaitu bentuk tes essai untuk setiap siklus.

2. Tahap Pelaksanaan

Proses pelaksanaan tindakan dalam siklus II adalah: Kegiatan Pendahuluan

a. Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pelajaran.

b. Guru melaksanakan tes awal (pre test) untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum pembelajaran.

c. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan penyampaian apersepsi.

Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi tentang “Jaring-jaring Bangun Ruang Sederhana” dengan menggunakan media tiga dimensi.

b. Siswa diminta untuk membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 siswa. c. Tiap kelompok dibagikan media tiga dimensi dan LKS yang telah disediakan

oleh guru.

d. Siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam LKS. Selama pembelajaran berlangsung, guru mengawasi pekerjaan siswa dan memberikan bimbingan atau arahan untuk meluruskan hal-hal yang masih salah dipahami oleh siswa.

e. Kelompok diminta untuk menuliskan jawaban dari soal tersebut. Selanjutnya, melalui tanya jawab, guru dan siswa membahas penyelesaian masalah.


(34)

f. Guru menanggapi, meluruskan, dan memperjelas penjelasan dari setiap jawaban kelompok.

g. Guru memberikan penguatan atas hasil yang telah disampaikan.

h. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti.

Kegiatan Penutup

a. Pada tahap selanjutnya, siswa diberi tes akhir (post test) untuk dikerjakan secara individu, hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pembelajaran.

b. Perwakilan siswa mengumpulkan hasil kerja siswa dimeja guru.

3. Tahap Observasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi ini mencakup beberapa aspek yang diamati yaitu dari segi kompetensi guru menyampaikan materi dengan menggunakan media tiga dimensi serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.

4. Tahap Refleksi

Berdasarkan data hasil observasi dan evaluasi selanjutnya dilakukan analisis data sebagai bahan kajian pada kegiatan refleksi. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah dicapai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya (indikator keberhasilan). Pada kegiatan refleksi yang menjadi acuan keberhasilan misalnya apakah dalam proses pembelajaran tersebut tujuan dan kompetensi dasar sudah dicapai, bagaimana hasil dari proses


(35)

pembelajaran sudah berjalan dengan baik (media pembelajaran, teknik pemberian tugas pengelolaan kelas, bimbingan siswa dalam pemecahan masalah).

Bagaimana hasil dari proses pembelajaran secara kuantitatif (ditinjau dari KKM ≥

5,5 yang sudah ditetapkan bersama guru kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat). Bagaimana respon siswa terhadap proses pembelajaran tersebut dan sebagainya. Hasil analisis pada tahap pertama dijadikan sebagai bahan untuk membuat rencana tindakan guru yang akan dilaksanakan pada siklus ketiga.

Siklus III

Pelaksanaan siklus ketiga ini dilakukan setelah merefleksikan pada siklus II.

1. Tahap Perencanaan

a. Menetapkan materi pelajaran yang akan disampaikan, yaitu “Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Bangun Ruang Sederhana dalam Kehidupan Sehari-hari”.

b. Membuat rencana perbaikan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum. c. Menyiapkan media tiga dimensi yang akan digunakan pada pembelajaran. d. Menyiapkan lembar observasi unuk mengamati kegiatan guru dan siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.

e. Menyusun LKS untuk kegiatan siswa dengan media tiga dimensi.

f. Menyusun lembar evaluasi tes awal (pre test) dan tes akhir (post test), yaitu bentuk tes essai untuk setiap siklus.

2. Tahap Pelaksanaan

Proses pelaksanaan tindakan dalam siklus III adalah: Kegiatan Pendahuluan


(36)

a. Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pelajaran.

b. Guru melaksanakan tes awal (pre test) untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum pembelajaran.

c. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan penyampaian apersepsi.

Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi tentang “Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Bangun Ruang Sederhana dalam Kehidupan Sehari-hari”.

b. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti.

c. Siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam LKS. Selama pembelajaran berlangsung, guru mengawasi pekerjaan siswa dan memberikan bimbingan atau arahan untuk meluruskan hal-hal yang masih salah dipahami oleh siswa.

Kegiatan Penutup

a. Pada tahap selanjutnya, siswa diberi tes akhir (post test) untuk dikerjakan secara individu, hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pembelajaran.

b. Perwakilan siswa mengumpulkan hasil kerja siswa dimeja guru.


(37)

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi ini mencakup beberapa aspek yang diamati yaitu dari segi kompetensi guru menyampaikan materi dengan menggunakan media tiga dimensi serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.

4. Tahap Refleksi

Berdasarkan data hasil observasi dan evaluasi selanjutnya dilakukan analisis data sebagai bahan kajian pada kegiatan refleksi. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah dicapai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya (indikator keberhasilan). Pada kegiatan refleksi yang menjadi acuan keberhasilan misalnya apakah dalam proses pembelajaran tersebut tujuan dan kompetensi dasar sudah dicapai, bagaimana hasil dari proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik (media pembelajaran, teknik pemberian tugas pengelolaan kelas, bimbingan siswa dalam pemecahan masalah). Bagaimana hasil dari proses pembelajaran secara kuantitatif (ditinjau dari KKM ≥ 5,5 yang sudah ditetapkan bersama guru kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat). Bagaimana respon siswa terhadap proses pembelajaran tersebut dan sebagainya. Kemudian mengumpulkan semua hasil data untuk diolah dan disusun dalam laporan penelitian tindakan kelas ini.


(38)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas VA mata pelajaran matematika SD Negeri 2 Metro Pusat dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan media tiga dimensi dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat, hal ini sesuai dengan pengamatan observer yang telah dilakukan pada siswa mulai dari siklus I sampai siklus III, dan terjadi peningkatan di setiap siklusnya yaitu rata-rata siklus I yaitu 52,08% meningkat ke siklus II yaitu menjadi 55,72% dan nilai rata-rata siklus III meningkat menjadi 78,48%.

2. Penggunaan media tiga dimensi dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar kelas siswa kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat, hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar yang telah dilakukan siswa pada siklus I sampai siklus III, dimana nilai rata-rata siklus I meningkat ke siklus II yaitu 66,25 menjadi 77,08 dan nilai rata-rata siklus III meningkat menjadi 93,12.

Dengan demikian, penggunaan media tiga dimensi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran matematika siswa kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat tahun pelajaran 2011/2012.


(39)

2

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kesimpulan yang diperoleh, maka penulis menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Saran bagi guru

a. Guru hendaknya dapat memaksimalkan penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran yang telah disediakan oleh sekolah. b. Penggunaan media dalam pembelajaran hendaknya dapat dijadikan

sebagai variasi-variasi dalam pembelajaran. 2. Saran bagi sekolah

a. Penggunaan media dalam pembelajaran hendaknya dapat menjadi salah satu upaya untuk mengembangan sekolah ke arah yang lebih baik terutama dalam kualitas pembelajaran.

b. Penggunaan media dalam pembelajaran hendaknya dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatan mutu pendidikan di sekolah sehingga tercipta suasana sekolah yang kondusif dan menyenangkan.

3. Saran bagi peneliti

Penelitian mengenai penggunaan media dalam pembelajaran hendaknya lebih dikembangkan dengan penggunaan media-media jenis lain oleh peneliti-peneliti selanjutnya.


(40)

PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN

RUANG PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 2 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh Evi Febriana

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(41)

PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN

RUANG PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 2 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh EVI FEBRIANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(42)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukaraja, pada tanggal 07 Februari 1990 anak ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Alifi M. Nur dan Ibu Ekowati Suryaningsih.

Penulis menempuh Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) PGRI Sukaraja, Tanggamus diselesaikan tahun 1995, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Semaka pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 3 Pringsewu diselesaikan pada tahun 2007.

Pada tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa program Sarjana Pendidikan Universitas Lampung.


(43)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Grafik Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Per-Siklus ... 84 2. Grafik Rekapitulasi Persentase Kinerja Guru Per-Siklus ... 86 3. Grafik Rekapitulasi Persentase Hasil Belajar Siswa Per-Siklus ... 90


(44)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... i

DAFTAR GAMBAR ... ii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media ... 8

2.1.1 Pengertian Media ... 8

2.1.2 Fungsi dan Manfaat Media ... 9

2.2 Media Tiga Dimensi ... 12

2.2.1 Pengertian Media Tiga Dimensi ... 12

2.2.2 Kelemahan dan Kelebihan Media Tiga Dimensi ... 13

2.2.3 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Menggunakan Media Tiga Dimensi ... 14

2.3 Aktivitas Belajar ... 17

2.4 Hasil Belajar ... 19

2.5 Pembelajaran Matematika ... 22

2.5.1 Pengertian Belajar ... 22

2.5.2 Pengertian Pembelajaran ... 23

2.5.3 Pengertian Matematika ... 23

2.5.4 Pembelajaran Matematika ... 25

2.6 Bangun Ruang ... 26

2.7 Hipotesis ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 28

3.1.1 Setting Penelitian ... 28


(45)

3.1.3 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.1.4 Sumber Data ... 29

3.1.5 Alat Pengumpulan Data ... 29

3.1.6 Teknik Analisis Data ... 30

3.1.7 Indikator Keberhasilan Tindakan ... 32

3.1.8 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Penelitian ... 43

4.1.1 Deskripsi Awal ... 43

4.1.2 Refleksi Awal ... 44

4.1.3 Perencanaan ... 45

4.2 Tindakan ... 45

4.2.1 Siklus I ... 45

4.2.2 Siklus II ... 58

4.2.3 Siklus III ... 71

4.3 Pembahasan ... 83

4.3.1 Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 83

4.3.2 Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 85

4.3.3 Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 91

5.2 Saran ... 92 DAFTAR PUSTAKA


(46)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1.Surat Penelitian Pendahuluan ... ... 97

2.Surat Izin Penelitian ... 98

3.Surat Keterangan Penelitian ... 99

4.Surat Keterangangan Penilitian dari Sekolah ... 100

5.Surat Pernyataan Teman Sejawat ... 101

6.Silabus ... 102

7.Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I ... 104

8.Soal Pre Test dan Post Test Siklus I ... 110

9.Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 114

10.Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II ... 116

11.Soal Pre Test dan Post Test Siklus II ... 122

12.Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 130

13.Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus III ... 132

14.Soal Pre Test dan Post Test Siklus III ... 137

15.Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 143

16.Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1 ... 147

17.Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2 ... 149

18.Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1 ... 151

19.Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2 ... 153

20.Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III Pertemuan 1 ... 155

21.Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III Pertemuan 2 ... 157

22.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 159

23.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 161

24.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 163

25.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 165

26.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III Pertemuan 1 ... 167

27.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III Pertemuan 2 ... 169


(47)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 48

2.Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 51

3.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 53

4.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 55

5.Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 61

6.Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 64

7.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 66

8.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 67

9.Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III... 74

10.Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 76

11.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III Pertemuan 1 ... 78

12.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III Pertemuan 2 ... 80

13.Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Per-Siklus ... 84

14.Rekapitulasi Persentase Kinerja Guru Per-Siklus ... 86

15.Daftar Nilai Siswa Siklus I, II, dan III ... 89


(48)

MOTTO

Tidak ada kekayaan yang melebihi akal, dan tidak ada kemelaratan yang melebihi

kebodohan.

Keberhasilan bukan ditentukan oleh besarnya otak seseorang, melainkan oleh besarnya cara

berpikir seseorang.


(49)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji :

Ketua : Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd _________________

Sekretaris : Dra.Asmaul Khair, M.Pd _________________

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Muncarno, M.Pd _________________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP 196003151985031003


(50)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Evi Febriana

NPM : 0713053028

Program Studi : S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Lokasi Penelitian : SD Negeri 2 Metro Pusat

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul: ”Penggunaan Media Tiga Dimensi untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang pada Siswa Kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2011/2012” tersebut adalah asli hasil penelitian saya kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-undang dan Peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, 17 Januari 2012 Yang membuat pernyataan,

Evi Febriana


(51)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan untuk Ayahanda Alifi M. Nur dan Ibunda tercinta Ekowati

Suryaningsih

Yang selalu memberikan doa, dukungan moril dan materil yang tak pernah henti-hentinya

untuk keberhasilan Ananda,

serta untuk kedua kakakku Nery Filliawati, Fengky Zulkarnain dan adikku tersayang

Agik Fatmawati

Yang selalu memberikan semangat, motivasi, serta dorongan untukku

Serta untuk orang terdekatku Fatan Adi Atma, sahabatku dan teman-teman yang selalu

Memberikan motivasi, bantuan dan dukungannya.


(52)

Judul : PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 2 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Evi Febriana

Nomor Pokok Mahasiswa : 0713053028 Program Studi : PGSD

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd Dra. Asmaul Khair, M.Pd

NIP 131760216000000000 NIP 19520919 197803 2 002

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. NIP 19510507 198103 1 002


(53)

SANWACANA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Penggunaan Media Tiga Dimensi untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang pada Siswa Kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung beserta stafnya.

3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Lampung.

4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua UPP Metro S1 PGSD sekaligus selaku Dosen Pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak memberikan masukan berarti bagi penulis.

5. Ibu Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah membimbing dan mengarahkan dengan penuh kearifan.

6. Bapak Drs. Muncarno, M.Pd.,selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang bermanfaat.

7. Bapak/Ibu Dosen dan Staf S1 PGSD UPP Metro yang telah banyak membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.


(54)

8. Kepala Sekolah SD Negeri 2 Metro Pusat Ibu Theresia Sumini, S.Pd dan Ibu Ruqaiyah, S.Pd., selaku teman sejawat dan para siswa kelas VA yang telah membantu kelancaran selama penelitian.

9. Teristimewa kedua orang tuaku, kedua kakakku serta adikku yang telah memberikan doa, motivasi, dan dukungan dalam menyelesaikan studi ini.

10.Seluruh rekan-rekan PGSD angkatan 2007: Subhan, Iyas, Agung, Erwan, Arif, Aris, Disna, Wulan, Ashari, Mouri, Anjar, Danti, Desi, Devi N, Devi Y, Dewi, Dian A, Dian T, Dicky, Didik, Dody, Dwi, Eka, Enopri, Eva K, Eva W, Gina, Hendrik dan semuanya atas kebersamaan dan keceriaan yang telah kalian berikan selama ini.

11.Semua Pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

Menyadari, bahwa dalam penyusunan skripsi ini belum memenuhi kesempurnaan, karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan guna perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca sekalian.

Metro, 17 Januari 2012 Penulis


(55)

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Depdiknas.

Angkowo, Robertus dan Kosasih, A. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Grasindo. Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.

Aqib, Zainal, dkk.2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama Widya. Bandung.

Damyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Depdikbud. 1997. Kamus Besar Bahasa Indoonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Djamarah, Syaiful B dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka

Cipta. Jakarta.

________. 2008. Kubus, Balok, Prisma Tegak dan Limas. Diakses 20/10/2011. Pukul 19.25 WIB. http://www.crayonpedia.org/mw/Kubus Balok Prisma Tegak dan Limas 8.2.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hernawan, Asep H., Zaman, Badru dan Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran SekolahDasar. UPI Press. Bandung.

Maulana, Andi. 2006. Alat-alat Peraga Bangun Datar. Diakses 05/04/2011. Pukul 18.50 WIB. pdf.aandamar.com/pdf/alat-alat-peraga-bangun-datar//.

Muncarno. 2010. Bahan Ajar Statistik Pendidikan._______: Metro.

Muttaqin Hasyim, Hadi. Tujuan Pembelajaran Matematika. 14/06/2009. Diakses 03/02/2011. Pukul14.34 WIB.http://muttaqinhasyim.wordpress.com/tujuan-pembelajaran-matematika/.


(57)

Pitadjeng. 2006. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional.” Diakses 09/05/2011. Pukul 07:30 WIB. Pendidikanhttp://www.presidensby.info/dokumenUU.php/104. Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Rosda. Bandung.

Rizky, M. Matematika: Bangun Ruang. 11/12/2008. Diakses 09/05/2011. Pukul 07:13 WIB. Rangkuman-pelajaran.blogspot.com/2008/12/matematika-bangun-ruang.html.

Sadiman, Arief S.,Rahardjo, R., Haryono, Anung., Rahardjito. 2006. Media Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta.

Santyasa, I Wayan. Media Pembelajaran. 10/01/2007. Diakses 03/02/2011. Pukul 14 : 34 WIB. http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/media_

pembelajaran.pdf .

Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta. Suharjana, Agus. 2008. Pengenalan Bangun Ruang dan Sifat-sifatnya di SD. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. Yogyakarta.

Suwangsih, Erna dan Tiurlina. 2006. Model Pembelajaran Matematika. UPI Press. Bandung.

Suwarjo. 2008. Pembelajaran Kooperatif dalam Apresiasi Prosa Fiksi. Surya Pena Gemilang. Malang.

Suyono. 2005. Jurnal Penelitian Laporan PTK. Jakarta. PPTK dan Dirjen Dikti. Syarif. Pembelajaran Matematika. 10/07/2009. Diakses 09/05/2011. Pukul 06:03

WIB. Syarifartikel.blogspot.com/2009.

Universitas Lampung. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Viyy. Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Matematika dengan Pendekatan CPS (Creative Problem Solving) pada siswa kelas VIII SMP Muhamadiyah 4 Surakarta. 18/01/2009. Diakses 08/12/2010, pukul 10.38 WIB. http://viyy.wordpress.com/2009/01/18/peningkatan-kedisiplinan-


(58)

Wardani, I.G.A.K, dkk. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.

_________ . Penilaian Kinerja Guru. Diakses 8/12/2010, pukul 10.00 WIB. www.sdncisarua.sch.id/...guru...guru.../265-penilaian-kinerjaguru.html). Widodo, Joko. 2006. Peningkatan Aktivitas Belajar Bidang Studi Matematika

Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Melalui Pemanfaatan Barang-barang Bekas dan Lingkungan Sekolah. (Karya Tulis Ilmiah). SMP Negeri 02 Metro. Kota Metro.

Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta.


(1)

SANWACANA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Penggunaan Media Tiga Dimensi untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang pada Siswa Kelas VA SD Negeri 2 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung beserta stafnya.

3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Lampung.

4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua UPP Metro S1 PGSD sekaligus selaku Dosen Pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak memberikan masukan berarti bagi penulis.

5. Ibu Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah membimbing dan mengarahkan dengan penuh kearifan.

6. Bapak Drs. Muncarno, M.Pd.,selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang bermanfaat.

7. Bapak/Ibu Dosen dan Staf S1 PGSD UPP Metro yang telah banyak membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.


(2)

8. Kepala Sekolah SD Negeri 2 Metro Pusat Ibu Theresia Sumini, S.Pd dan Ibu Ruqaiyah, S.Pd., selaku teman sejawat dan para siswa kelas VA yang telah membantu kelancaran selama penelitian.

9. Teristimewa kedua orang tuaku, kedua kakakku serta adikku yang telah memberikan doa, motivasi, dan dukungan dalam menyelesaikan studi ini.

10.Seluruh rekan-rekan PGSD angkatan 2007: Subhan, Iyas, Agung, Erwan, Arif, Aris, Disna, Wulan, Ashari, Mouri, Anjar, Danti, Desi, Devi N, Devi Y, Dewi, Dian A, Dian T, Dicky, Didik, Dody, Dwi, Eka, Enopri, Eva K, Eva W, Gina, Hendrik dan semuanya atas kebersamaan dan keceriaan yang telah kalian berikan selama ini.

11.Semua Pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

Menyadari, bahwa dalam penyusunan skripsi ini belum memenuhi kesempurnaan, karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan guna perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca sekalian.

Metro, 17 Januari 2012 Penulis


(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Depdiknas.

Angkowo, Robertus dan Kosasih, A. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Grasindo. Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.

Aqib, Zainal, dkk.2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama Widya. Bandung.

Damyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Depdikbud. 1997. Kamus Besar Bahasa Indoonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Djamarah, Syaiful B dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka

Cipta. Jakarta.

________. 2008. Kubus, Balok, Prisma Tegak dan Limas. Diakses 20/10/2011. Pukul 19.25 WIB. http://www.crayonpedia.org/mw/Kubus Balok Prisma Tegak dan Limas 8.2.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hernawan, Asep H., Zaman, Badru dan Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI Press. Bandung.

Maulana, Andi. 2006. Alat-alat Peraga Bangun Datar. Diakses 05/04/2011. Pukul 18.50 WIB. pdf.aandamar.com/pdf/alat-alat-peraga-bangun-datar//.

Muncarno. 2010. Bahan Ajar Statistik Pendidikan._______: Metro.

Muttaqin Hasyim, Hadi. Tujuan Pembelajaran Matematika. 14/06/2009. Diakses 03/02/2011. Pukul14.34 WIB.http://muttaqinhasyim.wordpress.com/tujuan-pembelajaran-matematika/.


(5)

Pitadjeng. 2006. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional.” Diakses 09/05/2011. Pukul 07:30 WIB. Pendidikanhttp://www.presidensby.info/dokumenUU.php/104. Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Rosda. Bandung.

Rizky, M. Matematika: Bangun Ruang. 11/12/2008. Diakses 09/05/2011. Pukul 07:13 WIB. Rangkuman-pelajaran.blogspot.com/2008/12/matematika-bangun-ruang.html.

Sadiman, Arief S.,Rahardjo, R., Haryono, Anung., Rahardjito. 2006. Media Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta.

Santyasa, I Wayan. Media Pembelajaran. 10/01/2007. Diakses 03/02/2011. Pukul 14 : 34 WIB. http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/media_

pembelajaran.pdf .

Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta. Suharjana, Agus. 2008. Pengenalan Bangun Ruang dan Sifat-sifatnya di SD. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. Yogyakarta.

Suwangsih, Erna dan Tiurlina. 2006. Model Pembelajaran Matematika. UPI Press. Bandung.

Suwarjo. 2008. Pembelajaran Kooperatif dalam Apresiasi Prosa Fiksi. Surya Pena Gemilang. Malang.

Suyono. 2005. Jurnal Penelitian Laporan PTK. Jakarta. PPTK dan Dirjen Dikti. Syarif. Pembelajaran Matematika. 10/07/2009. Diakses 09/05/2011. Pukul 06:03

WIB. Syarifartikel.blogspot.com/2009.

Universitas Lampung. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Viyy. Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Matematika dengan Pendekatan CPS (Creative Problem Solving) pada siswa kelas VIII SMP Muhamadiyah 4 Surakarta. 18/01/2009. Diakses 08/12/2010, pukul 10.38 WIB. http://viyy.wordpress.com/2009/01/18/peningkatan-kedisiplinan-


(6)

Wardani, I.G.A.K, dkk. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.

_________ . Penilaian Kinerja Guru. Diakses 8/12/2010, pukul 10.00 WIB. www.sdncisarua.sch.id/...guru...guru.../265-penilaian-kinerjaguru.html). Widodo, Joko. 2006. Peningkatan Aktivitas Belajar Bidang Studi Matematika

Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Melalui Pemanfaatan Barang-barang Bekas dan Lingkungan Sekolah. (Karya Tulis Ilmiah). SMP Negeri 02 Metro. Kota Metro.

Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 7 166

PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 2 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 18 58

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IVA SDN 2 BANJAR NEGERI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 14 46

PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 33 62

PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

6 29 61

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IVA SD NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 61

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 11 METRO PUSAT TAHUN AJARAN 2011/2012

0 5 52

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 52

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 4 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 9 101

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 10 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 71