Edisi Khusus Juni 2010 | JURNAL PENELITIAN SAINS d doni genap

Jurnal Penelitian Sains

Edisi Khusus Juni 2010 (D) 10:06-12

Kajian Daya Insektisida Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta indica
A. Juss) Terhadap Perkembangan Serangga Hama Gudang
Sitophilus oryzae Linn
Doni Setiawan
Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia

Intisari: Salah satu permasalahan penyimpanan hasil pasca-panen adalah kerusakan yang disebabkan oleh serangga
hama gudang Sitophilus oryzae. Untuk itu perlu dilakukan studi kajian daya insektisida botani dari ekstrak daun mimba
(Azadirachta indica A. Juss) terhadap perkembangan dari serangga hama gudang S. oryzae. Penelitian ini dilakukan
beberapa tahapan: Perearingan serangga uji S. oryzae, Pembuatan ekstrak daun mimba dengan konsentrasi 0%, 1%,
2%, 3%, 4% dan Pembuatan media Oligidik. Dari hasil penelitian ini peningkatan pemberian ekstrak daun mimba
memberikan pengaruh nyata dalam menghambat turunan F1 S. oryzae, memperpanjang periode perkembangan dan
memperkecil nilai indeks perkembangannya sehingga dari hasil tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
insektisida botani dalam mengendalikan serangga hama gudang S. oryzae.
Kata kunci: Azadirachta indica A. Juss, Sitophilus oryzae, ekstrak, perkembangan serangga
Abstract: One of the post-harvest storage was damaged that caused by pest insect Sitophilus oryzae. therefore
necessary was done leaf extract mimba (Azadirachta indica A. Juss) towards development from warehouse pest insect

s. oryzae. The research was done in a few stage that Rearing insect breeding S. oryzae, Maked leaf extract mimba with
concentration 0%, 1%, 2%, 3%, 4% and Maked oligidik media. From this results that increasing extract leaf mimba give
real influence in retard first descendant population (F1), prolong development period and decry the development index
value so that from the result can be made as one of the alternative botany insecticide as control warehouse pest insect
S. oryzae.

Keywords: Azadirachta indica A. Juss, Sitophilus oryzae, extract, development insect
E-mail: donsetia@yahoo.co.id
Juni 2010

1

PENDAHULUAN

ndonesia sebagai salah satu negara yang paling paIdimana
dat penduduknya dan merupakan negara agraris
sebagian besar penduduknya menggunakan
beras sebagai bahan makanan pokok. Dengan semakin
meningkatnya jumlah penduduk Indonesia maka kebutuhan akan beras juga akan terus meningkat, sehingga perlu adanya usaha peningkatan produksi pertanian untuk mencapai swasembada beras nasional,
selain peningkatan produksi beras, juga harus diimbangi dengan penanganan pasca panen yang baik,

salah satunya adalah penyimpanan hasil panen. Penyimpanan hasil panen juga merupakan mata rantai
yang sangat penting untuk mencapai tujuan swasembada beras nasional karena apabila penyimpanan hasil
panen tidak ditangani dengan baik maka hasil pertanian berupa biji-bijian dan hasil lainnya akan mengalami kerusakan selama penyimpanan dan kerusakan
c 2010 FMIPA Universitas Sriwijaya


tersebut dapat berupa kerusakan fisik, kimia, biologis, mikrobiologis maupun kerusakan yang lainnya sehingga dapat menyebabkan turunnya mutu hasil pertanian.
Salah satu kerusakan selama penyimpanan adalah
disebabkan adanya serangan oleh hama gudang seperti
tikus, jamur, serangga dan hewan lainnya, diantara
hama gudang tersebut yang paling banyak menyebabkan kerusakan adalah serangga. Secara keseluruhan kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh hama
serangga dapat mencapai 5-15% dari bahan yang disimpan di gudang penyimpanan sehingga jika serangan serangga tersebut berlanjut dapat menyebabkan
turunnya mutu terhadap bahan pangan yang disimpan. Salah satu serangga hama yang menyebabkan
kerusakan pada bahan pangan adalah Sitophilus
oryzae Linn. Dimana serangga ini mampu berkembang biak dengan cepat dan menimbulkan kerusakan
pada berbagai jenis tanaman pangan terutama menye1006-12-47

Doni/Kajian Daya Insektisida . . .

JPS Edisi Khusus (D) 10:06-12


rang beras, gabah dan jagung [1] .
Selama ini pengendalian hama gudang yang dilakukan masih mengandalkan insektisida sintetik, padahal
apabila ditinjau secara ekologis pengunaan insektisida
sintetik dapat berdampak negatif pada lingkungan
dan dapat menimbulkan residu insektisida pada bahan yang dipanen [2] . Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu alternatif pengendalian lain dengan
menggunakan insektisida alami nabati (botani) yang
relatif tidak meracuni manusia, hewan, dan tanaman
lainnya karena sifatnya yang mudah terurai sehingga
tidak menimbulkan residu, selain itu juga insektisida
alami nabati tidak menimbulkan efek samping pada
lingkungan, bahan bakunya dapat diperoleh dengan
mudah dan murah, serta dapat dibuat dengan cara
yang sederhana sehingga mudah untuk diadopsi oleh
petani [3] . Salah satu dari insektisida botani tesebut
adalah menggunakan tumbuhan yang kaya akan zat
metabolit sekunder yaitu daun mimba (Azadirachta
indica A. Juss) yang dapat berpengaruh terhadap
larva atau serangga hama, di Indonesia pohon mimba
kebanyakkan tumbuh liar dan belum banyak dimanfaatkan orang, oleh karena itu perlu dilakukan suatu

penelitian yang bertujuan untuk mengkaji daya ekstrak daun mimba tersebut terhadap perkembangan
serangga hama gudang S. oryzae. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang kemampuan ekstrak daun mimba sebagai sumber insektisida alami yang nantinya dapat digunakan
secara aman, murah dan ramah lingkungan.

2
2.1

METODOLOGI PENELITIAN
Waktu Tempat dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ekologi
Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Sriwijaya dan
pengambilan serangga uji diambil dari gudang beras DOLOG Palembang. Waktu penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 2 bulan mulai dari April sampai
dengan Mei 2006.

2.2

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras yang terkelupas dan jagung pipilan, daun mimba,

akuades, gliserol, serangga uji yang digunakan adalah
serangga Sitophilus oryzae. Alat-alat yang digunakan
antara lain stoples, neraca analitik, oven, ayakan,
pisau, pinset, gelas plastik, gelas ukur, gelas beker,
Grinding Mill, ayakan 60 mesh, blender kering, corong
buchner, vacuum evaporator, pompa vacuum, kertas
saring, alat gelas, cawan petri, dan peralatan lainnya.

2.3

Metode Penelitian

Pembuatan ekstrak bahan nabati Pada pembuatan ekstrak, daun mindi dikeringkan terlebih dahulu
dalam oven pada suhu 60◦ C selama 1 jam, kemudian di
blender untuk menghancurkan bahan nabati tersebut,
bahan yang telah dihancurkan disaring dengan ayakan
60 mesh, proses ekstraksi dimulai dengan mencampur
50 gram tepung bahan nabati dengan 250 ml heksana,
kemudian diaduk lima menit dan dibiarkan selama delapan jam, kemudian disaring dengan saringan buchner yang dialasi dengan kertas saring dan dipercepat
dengan pompa vacuum. Filtrat yang diperoleh ditambah filtrat pertama, sedangkan ampasnya dilarutkan

kembali ke dalam 100 ml pelarut, diaduk, dan disaring. Filtrat hasil ekstraksi ketiga dicampur kembali
dengan campuran filtrat pertama dan kedua, filtrat
yang diperoleh dievaporasi dengan vacum evaporator
berupa pekatan yang menyerupai minyak, sehingga
menghasilkan ekstrak yang berwarna kuning kecoklatan dan konsentrasi yang digunakan adalah 0% sebagai
kontrol, 1%, 2%, 3%, 4%.
Pembuatan media oligidik Pembuatan media
oligidik dilakukan dengan menggunakan metode
Hariyadi, di mana dilakukan pembuatan tepung beras
pecah kulit terlebih dahulu dengan cara menepungkan
beras tersebut dengan Grinding Mill dan diayak
dengan saringan 60 mesh kemudian pembuatan media oligidik tersebut dilakukan dengan cara mencampurkannya tepung beras dengan ekstrak bahan nabati
ditambah dengan gliserol dan air akuades sehingga
membentuk pasta dan kemudian dibuat biji tiruan
yang menyerupai biji beras (±5 mm), setelah itu biji
dikeringkan di dalam oven pada suhu 60◦ C selama
1jam.
Tahap pembiakan serangga Pembiakan serangga
S. oryzae. bertujuan untuk mendapatkan serangga
uji yang diketahui umurnya dengan menginfestasikan

larva yang diperoleh dari lapangan ke boks rearing
atau stoples dan ditempatkan pada suhu ruang selama kurang lebih 4 minggu, kemudian serangga induk dipisahkan dari media, sampai turunan pertama
keluar diambil, kemudian serangga uji yang didapat
dikumpulkan dalam media beras atau jagung pipilan dan selanjutnya direaring sampai pada saat dibutuhkan.
Tahap uji daya insektisida Infestasi larva dilakukan dengan cara sebagai berikut: sebanyak 10 ekor
serangga uji yang berumur 8-14 hari diinfestasikan
pada media oligidik yang telah disiapkan sebelumnya
dan diasumsikan terdapat keseimbangan larva jantan
dan betina kemudian boks rearing atau wadah ditutup
dengan kain kasa kemudian diinkubasikan selama 7

1006-12-48

Doni/Kajian Daya Insektisida . . .

JPS Edisi Khusus (D) 10:06-12

hari pada suhu dan kelembaban ruang. Setelah 7
hari masa infestasi, Setelah sekitar 2-3 minggu dilakukan pengamatan untuk mengetahui keluarnya generasi
pertama (F1) serangga S. oryzae kemudian dihitung

dan dibuang, Pengamatan dilakukan setiap hari sampai tidak ada lagi larva dewasa turunan pertama yang
keluar selama 5 hari berturut- turut.

Tabel 1: Pengaruh penambahan ekstrak bahan nabati terhadap jumlah turunan pertama S. oryzae pada penelitian
utama
Konsentrasi (%) Jumlah populasi F1

Variabel Pengamatan Dalam penelitian ini
pengamatan terhadap serangga S. oryzae dilakukan
dengan cara menghitung beberapa parameter yaitu :
1. Jumlah serangga turunan pertama (F1) dihitung
setiap hari sejak hari keluarnya larva turunan pertama sampai tidak ada lagi larva yang keluar dari
media infestasi selama 5 hari berturut-turut.
2. Periode perkembangan (D) yaitu lama waktu
dari tengah waktu infestasi sampai tercapainya
50% total populasi turunan pertama (F1) dari S.
oryzae

dengan Nt = Jumlah akhir populasi larva =
N0 + N (F 1), N0 = Jumlah awal larva yang diinfestasikan.

Rancangan Percobaan Rancangan percobaan
dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap
dengan 3 kali ulangan untuk setiap konsentrasi bahan
nabati yang digunakan, dengan rumus persamaan
matematika :
Yij = µ + Ai + εij
dengan Yij = Nilai pengamatan, µ = Nilai rata-rata
umum, Ai = Pengaruh perlakuan konsentrasi bahan
nabati, dan εij = Galat percobaan
3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Serangga Turunan Pertama (F1) Jumlah populasi serangga turunan pertama dihitung setiap hari sejak keluarnya serangga turunan pertama
(±3 minggu setelah infestasi serangga induk selesai)
sampai tidak ada lagi serangga uji yang keluar dari
media oligidik selama 5 hari berturut-turut, kemudian jumlah serangga yang keluar dihitung kumulatif
sehingga diperoleh jumlah serangga turunan pertama
untuk setiap perlakuan dan ulangan. Pada penelitian
ini serangga turunan pertama muncul pada hari ke-15.

nilai rata-rata jumlah serangga turunan pertama akibat penambahan ekstrak daun mimba tersebut tersaji
pada Tabel 1.

97.0 c

1%

86.5 c

2%

33.0 b

3%

8.2 a

4%

0a


Tabel 2: Analisis sidik ragam pengaruh penambahan ekstrak bahan nabati terhadap jumlah serangga turunan pertama S. oryzae
SR

JK

DB

KT

F
Taraf
hitung signifikan

Antar
perlakuan 2658.44

3. Indeks perkembangan (ID) didapat dari nilai Nt
dan nilai D [4] .
ID = (Loge Nt D) × 100

0%

4

6645.1

Galat

1825.14

9

202.79

Total

28405.5

13

202.79

32.76

.000

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa penambahan ekstrak daun mimba berpengaruh nyata (p < 0.01) terhadap jumlah total populasi turunan pertama dari S.
oryzae. Hal ini dapat dilihat pada konsentrasi ekstrak daun mimba 2% dapat menurunkan jumlah populasi serangga turunan pertama secara nyata dibandingkan dengan kontrol 0% dan penambahan ekstrak
daun mimba pada konsentrasi 4% mampu menghambat secara total S. oryzae yang dapat dilihat dengan
tidak adanya turunan pertama (F1) lagi yang keluar.
Penurunan jumlah total populasi serangga S.
oryzae ini kemungkinan dapat disebabkan karena
adanya pemberian perlakuan ekstrak daun mimba
yang mengandung senyawa bioaktif yang dapat digunakan sebagai insektisida dimana menurut Kardinan [5] , tumbuhan Mimba merupakan jenis tumbuhan
yang mempunyai senyawa-senyawa bioaktif yang termasuk kedalam kelompok limonoid (triterpenoid) dan
setidaknya terdapat sembilan senyawa limonoid yang
telah dketahui diantaranya azadirachtin, meliantriol,
salanin, nimbin, dan nimbidin. Senyawa utamanya Azadirachtin (C35 H44 O16 ) merupakan salah jenis senyawa yang cukup aktif yang tidak langsung mematikan serangga akan tetapi melalui proses
mekanisme menolak makan, menganggu pertumbuhan
dan reproduksi serangga, hal ini disebabkan oleh
adanya sifat daya antifeedant dan repellent terhadap
serangga S. oryzae. Daya antifeedant dapat menyebabkan serangga tidak mau bertelur atau menolak
memakan media pada masa infestasi sedangkan daya
repellent berfungsi untuk menghambat peletakan telur
oleh serangga betina, karena serangga hanya mau

1006-12-49

Doni/Kajian Daya Insektisida . . .

JPS Edisi Khusus (D) 10:06-12

Tabel 3: Pengaruh penambahan ekstrak bahan nabati
daun mimba terhadap periode perkembangan S.oryzae
pada penelitian utama
Konsentrasi Jml populasi F1
0%

25.55 b

1%

28.43 b

2%

30.25 a

3%

3.16 a

4%

-

Tabel 4: Analisis sidik ragam pengaruh pada penambahan ekstrak bahan nabati daun mimba terhadap periode
perkembangan S. oryzae
SR

JK

DB

KT

F-H

Taraf
signifikan

antar
perlakuan 2755.65

4

688.91 725.17
0.950

Galat

8.552

9

Total

2784.20

13

.000

bertelur pada tempat yang cocok bagi keturunannya,
dan jika terjadi kecocokan telur yang sudah matang
selain itu juga diduga bahwa penghambatan tersebut
karena adanya pengaruh bau atau aroma ekstrak yang
berupa komponen aktif yang ada pada ekstrak tersebut [6] . Disamping itu juga senyawa aktif lain yang
dapat mempengaruhinya adalah salannin mempunyai
daya kerja sebagai penghambat makan serangga, Nimbinen mempunyai daya kerja sebagai antivirus dan
meliantriol mempunyai daya kerja penolak serangga
[7]
.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa konsentrasi yang diperlukan untuk menurunkan secara nyata jumlah populasi serangga S. oryzae adalah sebesar
2% ini menunjukkan bahwa kandungan mimba mempunyai bahan aktif yang efektif sebagai insektisida.
Periode Perkembangan Periode perkembangan
adalah waktu yang diperlukan oleh seekor serangga
induk untuk berkembang dari stadia induk menjadi
stadia imago turunan pertama dengan menghitung
waktu dari tengah-tengah infestasi sampai tercapai
50% dari total populasi turunan pertama (F1) S.
oryzae, dimana periode perkembangan tersebut meliputi telur, larva, pupa dan imago. Dari hasil uji
stastistik menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi ekstrak daun mimba dapat memberikan pengaruh nyata (p < 0.01) dalam memperpanjang periode
perkembangan S. oryzae.
Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan dari
penambahan ekstrak daun mimba secara nyata dapat memperpanjang periode perkembangan serangga,

hal ini ditunjukkan bahwa semakin panjang periode
perkembangan serangga S. oryzae maka semakin lama
mengalami setiap stadianya sehingga pada kondisi
ini serangga akan membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk dapat menghasilkan keturunannya. Pada
penambahan ekstrak pada konsentrasi 4% periode
perkembangannya tidak dapat dihitung lagi karena
pada tingkat konsentrasi tersebut serangga turunan
pertama tidak keluar lagi.
Periode perkembangan tersebut salah satunya
dipengaruhi oleh daya antifeedant yang dikandung
oleh ekstrak daun mimba tersebut sehingga menyebabkan laju konsumsi makan bagi serangga S. oryzae
berkurang dan perkembangannya menjadi lambat
yang menyebabkan periode perkembangan larva menjadi lebih lama. Menurut Matthews et al. [8] , Stadium
larva merupakan stadium yang paling banyak membutuhkan makanan sehingga intensitas makannya sangat tinggi hal ini sesuai dengan pernyataan Cotton [6] ,
bahwa pada stadium larva merupakan stadia serangga
yang paling aktif merusak biji-bijian, oleh karena itu
lamanya stadium larva yang disebabkan terhambatnya
aktivitas makan menyebabkan periode perkembangannya menjadi lebih panjang.
Ekstrak daun mimba juga mampu menghambat pengelupasan kulit larva, sehingga umur larva
serangga menjadi semakin panjang, terhambatnya
pengelupasan kulit disebabkan adanya hormon otak
yang bersumber dari sel-sel neurosekretori tidak diproduksi lagi sehingga kelenjar prothorax tidak menghasilkan ekdison, padahal ekdison berfungsi membantu pembentukan kutikula baru serta enzimnya
berpengaruh pada pengelupasan kulit [2] .
Indeks Perkembangan (ID) Indeks perkembangan (Index of susceptibility), merupakan parameter
untuk mengetahui kesesuaian media bagi perkembangan serangga, parameter ini digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas suatu bahan dalam menghambat perkembangan serangga, dimana semakin kecil nilai indeks perkembangan (ID) suatu media maka
semakin baik juga daya hambatnya terhadap perkembangan serangga. Indeks perkembangan serangga ini
sangat dipengaruhi oleh jumlah serangga turunan pertama dan periode perkembangannya yang dipengaruhi
oleh daya antifeedant dan daya repellent. Nilai ratarata indeks perkembangan sebagai akibat dari penambahan ekstrak daun mimba tersebut tersaji pada Tabel
5.
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa penambahan ekstrak daun mimba cukup efektif dalam menghambat
perkembangan S. oryzae, hal ini dapat diketahui dari
nilai indeks perkembangan dari S. oryzae sebagai akibat dari penambahan ekstrak daun mimba tersebut
lebih kecil dengan media kontrol. Semakin kecil nilai indeks perkembangan suatu bahan maka semakin

1006-12-50

Doni/Kajian Daya Insektisida . . .

JPS Edisi Khusus (D) 10:06-12
S. oryzae adalah daya antifeedant dan daya repellent yang menimbulkan bau yang tidak disukai S.
oryzae. Daya antifeedant menyebabkan serangga
uji tidak memakan media yang disediakan dan
daya repellent menghambat peletakan telur oleh
induk betina.

Tabel 5: Pengaruh penambahan ekstrak bahan nabati
daun mimba terhadap indeks perkembangan S. oryzae
Konsentrasi Jml populasi F1
0%

19.74 b

1%

14.36 b

2%

7.25 a

3%

2.91 a

4%

-

3. Penambahan ekstrak nabati daun mimba pada
konsentrasi 4% mampu menghambat secara total
perkembangan S. oryzae.
4. Ekstrak nabati daun mimba dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif insektisida botani dalam
rangka pengendalian serangga hama gudang S.
oryzae.

Tabel 6: Analisis sidik ragam terhadap pengaruh penambahan ekstrak bahan nabati daun mimba terhadap indeks
perkembangan S. oryzae
Taraf
SR

JK

DB

KT

F-H

signifikan

Antar
perlakuan 165.184

4

41.296 51.555
0.801

Galat

7.212

9

Total

172.396

13

.000

efektif juga ekstrak daun mimba tersebut dalam menghambat perkembangan serangga S. oryzae.
Menurut Schmutterer [9] , ekstrak mimba dapat
mempengaruhi serangga melalui berbagai macam cara
diantaranya (1) menghambat perkembangan telur,
larva atau pupa, (2) menghambat pergantian kulit
pada stadia larva, (3) penolak makan, (4) mencegah
betina meletakkan telur, (5) mengurangi nafsu makan
atau memblokir kemampuan makan,(6) menghambat
reproduksi. Berdasarkan uji statistik terlihat berpengaruh nyata (p < 0.01) terhadap penekanan nilai indeks perkembangan S. oryzae. Dari hasil uji Duncan terhadap perlakuan penambahan ekstrak daun
mimba menunjukkan bahwa secara nyata nilai indeks perkembangan tersebut berbeda dengan kontrol
pada konsentrasi 2-3% sehingga diduga komponen aktif dalam ekstrak daun mimba ini berkorelasi positif
dalam menekan nilai indeks perkembangan S. oryzae.
4

KESIMPULAN

5

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian terhadap bagian lainnya dari pohon mimba
(Azidirachta indica) yang dapat dijadikan sebagai
insektisida botani, selain itu juga perlu dilakukan
pengembangan lebih lanjut terhadap formulasi ekstrak
daun mimba dengan komposisi campuran media lainnya dan dibuat dalam bentuk yang praktis sehingga
dapat menjadi lebih efektif untuk diterapkan di skala
lapang.
DAFTAR PUSTAKA
[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

[7]

[8]

Dari hasil penelitian yang mengkaji daya insektisida
nabati ekstrak daun mimba terhadap perkembangan
serangga S. oryzae dapat disimpulkan:

SARAN

[9]

Syarief, R. dan Halid, 1993, Teknologi Penyimpanan
Pangan, Arcan, Jakarta
Mordue, A.J. dan A. Balckwell, 1993, Azadirachtin: An
Up-date, J. Insect Physiol., 39: 903-924
Kartasapoetra, A.G., 1993, Hama Tanaman Pangan dan
Perkebunan, Bumi Aksara, Jakarta
Dobie, P., 1974, The Laboratory Assessment of The
Inherent Susceptibility of Maize Varieties to Post-Harvest
Infestation by Sitophilus zeamais Motsch., J.Stored Prod.
Kardinan, A., 2002, Pestisida Nabati Ramuan dan
Aplikasi, PT. Penebar Swadaya, Jakarta
Cotton, R.T., 1963, Pest os Stored grain and Grain
Product, Burgess Pul.Co., USA
Anonymous, 1992, Neem; A Tree for Solving Global
Problems, National Research Council Academic press,
Washington D.C.
Matthews, R.W. dan J.R. Matthews, 1978, Insect
Beahviour, A Willey Interscience Publication, John Wiley
and Sons. New York
Schmutterer, H., 1990, Properties and Potential of Natural
Pesticides From Neem Tree, Azadirachta indica,
Ann.Rev.Entomol., USA, 35:271-295

1. Penambahan ekstrak bahan nabati daun mimba
memberikan pengaruh yang nyata dalam menghambat populasi turunan pertama (F1), memperpanjang periode perkembangan dan memperkecil
nilai indeks perkembangannya.
2. Daya insektisida yang dimiliki daun mimba yang
mempengaruhi terhadap perkembangan serangga
1006-12-51