Materi Kuliah Jurusan Hukum tentang Hukum Internasional Dunia Kuliah Kedaulatan Negara
Kedaulatan Negara
lainarafianti
Cara-cara pemilikan suatu wilayah:
Pendudukan (occupation)
Preskripsi (prescription)
Akresi (accretion)
Cession
Conquest
Plebisit (plebiscite)
Pendudukan (occupation)
Terra nullius
Kasus: Island of Palmas
Unsur-unsur pendudukan:
- discovery
- effective control
Preskripsi (prescription)
Pendudukan dalam waktu lama tanpa
keberatan dari pemiliknya
Rivier&Martens v. Grotius&OppenheimLauterpacht
Fauchille&Johnson, syarat preskripsi yang
sah:
- a titre de soverain
- damai
- bersifat publik
- terus-menerus
Akresi (accretion)
Penambahan melalui proses alam:
- Pembentukan pulau di mulut sungai
- Munculnya pulau akibat aktivitas gunung
berapi
Akresi:
- avultion: perubahan lambat
- thalweg: perubahan cepat
Cession
Pengalihan wilayah dari satu negara ke
negara lain
Berdasarkan perjanjian
Contoh:
- Perjanjian Nanking 1842 (Inggris dan Cina)
- Gibraltar, Perjanjian Utrecht 1917 (Spanyol
dan Inggris)
Conquest
Perolehan wilayah melalui penggunaan
kekerasan.
Jenis conquest:
- Subjugation: menghancurkan negara musuh
untuk kemudian menguasai wilayahnya.
- Implied abandonment: menarik mundur
pasukan militer kemudian masuk ke wilayah
negara yang kalah.
Plebisit (plebiscite)
Pendudukan yang disertai pemilu,
referendum atau cara lain yang dikehendaki
penduduk.
Contoh: Timor Timur
Self-determination
The Island of Palmas Case
Para pihak: AS v. Belanda
Hakim: Max Huber di PCA (Permanent Court of
-
Arbitration)
Objek sengketa: Pulau Palmas
Fakta hukum:
Pulau Palmas ditemukan oleh Spanyol pada tahun
1500-an.
Spanyol menyerahkan Philippina kepada AS melalui
perjanjian (cession).
1906 timbul pertentangan antara AS dan Belanda
mengenai kepemilikan pulau Palmas.
cont’d
Pendapat Hakim Huber:
- Doktrin intertemporal law: memperlihatkan
bukti-bukti hukum
- Efektivitas
- Terus-menerus
The Clipperton Island Case (1931)
Para pihak: Perancis v. Meksiko
Pula Clipperton terletak 670 mil di sebelah
barat daya Meksiko
1858 pulau tersebut merupakan terra nullius
Apakah proklamasi sepihak dari Perancis
cukup untuk meletakkan kedaulatan di pulau
tersebut?
Eastern Greenland Case (1933)
Para pihak: Denmark v. Norway
PCIJ
Tahun 1814 Denmark telah melakukan
aktivitas di Eastern Greenland.
Tahun 1931 permasalahan timbul.
Pertimbangan mahkamah: perbedaan antara
occupation dan prescription
Putusan: memenangkan Denmark
Kedaulatan negara atas ruang udara
“cujust est solum, ejus est usque ad coelum”
‘Barangsiapa memiliki sebidang tanah dengan
demikian juga memiliki segala sesuatu yang
berada di atas permukaan tanah tersebut
sampai ke langit dan segala apa yang berada
di dalam tanah’
Kedaulatan negara atas wilayah laut
UNCLOS 1982
Perairan pedalaman
Laut teritorial
Jalur tambahan
Landas Kontinen
ZEE
Laut lepas
Kawasan
Kedaulatan di Laut
Mare Liberum (Hugo Grotius): Lautan terbuka, bebas
untuk dimiliki semua bangsa.
Mare Clausum (Selden): Lautan tertutup
Perairan Pedalaman
Perairan yang berada di sisi darat garis pangkal
Negara lain lidak dapat menikmati hak lintas damai
Penarikan garis pangkal lurus hak lintas damai
Laut Teritorial
Maksimal 12 mil dari garis pangkal
Kedaulatan penuh, meliputi ruang udara di
atasnya serta dasar laut dan tanah di
bawahnya.
Hak Lintas Damai:
Melintasi laut tanpa memasuki perairan
pedalaman atau singgah di pelabuhan;
Lintasan tidak terputus dan cepat;
Lintasan harus damai.
Jalur Tambahan
Maksimal 24 mil dari garis pangkal
Kedaulatan negara untuk pengaturan: bea
cukai, fiskal, imigrasi, dan kesehatan.
Landas Kontinen:
Maksimal 200 mil dari garis pangkal.
Kondisi tertentu bisa mencapai 350 mil.
ZEE
Yurisdiksi:
- Pembuatan dan pemakaian pulau buatan
- Riset ilmiah
- Perlindungan dan pelestarian lingkungan laut
Laut Lepas (res communis)
Hak setiap negara:
- Berlayar
- Penerbangan
- Memasang pipa dan kabel bawah laut
- Membangun pulau buatan
- Menangkap ikan
- riset ilmiah kelautan
lainarafianti
Cara-cara pemilikan suatu wilayah:
Pendudukan (occupation)
Preskripsi (prescription)
Akresi (accretion)
Cession
Conquest
Plebisit (plebiscite)
Pendudukan (occupation)
Terra nullius
Kasus: Island of Palmas
Unsur-unsur pendudukan:
- discovery
- effective control
Preskripsi (prescription)
Pendudukan dalam waktu lama tanpa
keberatan dari pemiliknya
Rivier&Martens v. Grotius&OppenheimLauterpacht
Fauchille&Johnson, syarat preskripsi yang
sah:
- a titre de soverain
- damai
- bersifat publik
- terus-menerus
Akresi (accretion)
Penambahan melalui proses alam:
- Pembentukan pulau di mulut sungai
- Munculnya pulau akibat aktivitas gunung
berapi
Akresi:
- avultion: perubahan lambat
- thalweg: perubahan cepat
Cession
Pengalihan wilayah dari satu negara ke
negara lain
Berdasarkan perjanjian
Contoh:
- Perjanjian Nanking 1842 (Inggris dan Cina)
- Gibraltar, Perjanjian Utrecht 1917 (Spanyol
dan Inggris)
Conquest
Perolehan wilayah melalui penggunaan
kekerasan.
Jenis conquest:
- Subjugation: menghancurkan negara musuh
untuk kemudian menguasai wilayahnya.
- Implied abandonment: menarik mundur
pasukan militer kemudian masuk ke wilayah
negara yang kalah.
Plebisit (plebiscite)
Pendudukan yang disertai pemilu,
referendum atau cara lain yang dikehendaki
penduduk.
Contoh: Timor Timur
Self-determination
The Island of Palmas Case
Para pihak: AS v. Belanda
Hakim: Max Huber di PCA (Permanent Court of
-
Arbitration)
Objek sengketa: Pulau Palmas
Fakta hukum:
Pulau Palmas ditemukan oleh Spanyol pada tahun
1500-an.
Spanyol menyerahkan Philippina kepada AS melalui
perjanjian (cession).
1906 timbul pertentangan antara AS dan Belanda
mengenai kepemilikan pulau Palmas.
cont’d
Pendapat Hakim Huber:
- Doktrin intertemporal law: memperlihatkan
bukti-bukti hukum
- Efektivitas
- Terus-menerus
The Clipperton Island Case (1931)
Para pihak: Perancis v. Meksiko
Pula Clipperton terletak 670 mil di sebelah
barat daya Meksiko
1858 pulau tersebut merupakan terra nullius
Apakah proklamasi sepihak dari Perancis
cukup untuk meletakkan kedaulatan di pulau
tersebut?
Eastern Greenland Case (1933)
Para pihak: Denmark v. Norway
PCIJ
Tahun 1814 Denmark telah melakukan
aktivitas di Eastern Greenland.
Tahun 1931 permasalahan timbul.
Pertimbangan mahkamah: perbedaan antara
occupation dan prescription
Putusan: memenangkan Denmark
Kedaulatan negara atas ruang udara
“cujust est solum, ejus est usque ad coelum”
‘Barangsiapa memiliki sebidang tanah dengan
demikian juga memiliki segala sesuatu yang
berada di atas permukaan tanah tersebut
sampai ke langit dan segala apa yang berada
di dalam tanah’
Kedaulatan negara atas wilayah laut
UNCLOS 1982
Perairan pedalaman
Laut teritorial
Jalur tambahan
Landas Kontinen
ZEE
Laut lepas
Kawasan
Kedaulatan di Laut
Mare Liberum (Hugo Grotius): Lautan terbuka, bebas
untuk dimiliki semua bangsa.
Mare Clausum (Selden): Lautan tertutup
Perairan Pedalaman
Perairan yang berada di sisi darat garis pangkal
Negara lain lidak dapat menikmati hak lintas damai
Penarikan garis pangkal lurus hak lintas damai
Laut Teritorial
Maksimal 12 mil dari garis pangkal
Kedaulatan penuh, meliputi ruang udara di
atasnya serta dasar laut dan tanah di
bawahnya.
Hak Lintas Damai:
Melintasi laut tanpa memasuki perairan
pedalaman atau singgah di pelabuhan;
Lintasan tidak terputus dan cepat;
Lintasan harus damai.
Jalur Tambahan
Maksimal 24 mil dari garis pangkal
Kedaulatan negara untuk pengaturan: bea
cukai, fiskal, imigrasi, dan kesehatan.
Landas Kontinen:
Maksimal 200 mil dari garis pangkal.
Kondisi tertentu bisa mencapai 350 mil.
ZEE
Yurisdiksi:
- Pembuatan dan pemakaian pulau buatan
- Riset ilmiah
- Perlindungan dan pelestarian lingkungan laut
Laut Lepas (res communis)
Hak setiap negara:
- Berlayar
- Penerbangan
- Memasang pipa dan kabel bawah laut
- Membangun pulau buatan
- Menangkap ikan
- riset ilmiah kelautan