Materi Kuliah Jurusan Hukum tentang Hukum Internasional Dunia Kuliah PALMAS CASE

ISLAND OF PALMAS CASE
SEBAGAI CONTOH
KEDAULATAN TERITORIAL

KASUS POSISI
Sebagai hasil Perang Spanyol-Amerika 1898. Spanyol
menyerahkan Philipina ke AS dengan perjanjian Paris di
tahun yang sama. Tahun 1906, pejabat AS mengunjungi
P. Palmas (Miangas), yang diyakini AS sebagai bagian
kedaulatan yang diserahkan itu. Tapi, bendera Belanda
berkibar di sana. Palmas berjarak sekitar 50 mil
tenggara Cape San Augustinus di P. Mindanao. Palmas
berukuran panjang 2 mil dan lebar sekitar 1 mil. Tahun
1928, Palmas berpopulasi kurang lebih 1000 orang dan
tak diabaikan ekonomi, militer, atau hal penting lainnya.
Namun, Belanda dan AS menyerahkan kepada Badan
Arbitrase tentang kedaulatan di P. Palmas tersebut.

KENYATAAN HUKUM
• AS mengklaim P. Palmas dengan dasar
perjanjian 1898 yang berisi peralihan pulaupulau Philipina ke AS

• Belanda mengklaim pengaturan P. Palmas
melalui perusahaan dagangnya (Dutch East
India Company)
• Penduduk asli P. Palmas telah mengalihkan
kedaulatannya kepada perusahaan dagang
Belanda dan kemudian menyerahkannya ke
Belanda
• Tidak nampak pengaturan oleh Spanyol

MASALAH HUKUM
• Kedaulatan siapakah (Belanda / AS) atas
P. Palmas?

PUTUSAN HAKIM
• M.
Huber
(Arbitor)
menyerahkan
kedaulatan atas P. Palmas ke Belanda


PERTIMBANGAN HUKUM
• Menekankan pada kenyataan hukum
bahwa pelaksanaan kekuasaan efektif
yang terus menerus dalam waktu lama
dapat memberikan hak menurut Hukum
Internasional

ANALISA


Kedaulatan teritorial dalam kaitannya dengan sengketa P. Palmas
menurut Hakim Huber, kedaulatan mempunyai dua ciri, yakni
pertama, bahwa kedaulatan merupakan prasyarat hukum adanya
suatu negara, kedua, kedaulatan menunjukkan negara tersebut
merdeka yang sekaligus juga merupakan fungsi dari suatu negara.
• Suatu negara tidak dapat melaksanakan yuridiksi ekslusifnya ke
luar wilayahnya yang dapat mengganggu kedaulatan wilayah lain.
Suatu negara hanya dapat melaksanakannya secara ekslusif dan
penuh hanya di dalam wilayahnya sendiri.
• Kedaulatan teritorial ini mempunyai aspek positif dan negatifnya.

Aspek positif adalah berkaitan dengan sifat hak eksusifnya
kompentensi suatu negara terhadap wilayahnya. Aspek negatif
adalah adanya kewajiban untuk tidak menganggu hak negaranegara lain.

• Wilayah suatu negara memiliki empat tipe
rezim:
• Kedaulatan teritorial
• Wilayah yang tidak berada di bawah
kedaulatan negara lain dan yang memiliki
status sendiri;
• Res nullius, wilayah yang berada dalam
kedaulatan negara lain;
• Res communis, wilayah bersama.

• Occupation (pendudukan), yaitu pendudukan
atas wilayah terra nullius, wilayah yang bukan
dan sebelumnya pun belum pernah dimiliki oleh
suatu negara ketika pendudukan terjadi
• Pendudukan memiliki dua unsur pokok, yaitu
penemuan dan pengawasan efektif. Penemuan

saja tidak memberi hak kepada pihak yang
menemukan wilayah tersebut.
• Penemuan tersebut harus diikuti dengan
pengaturan yang efektif dengan tujuan pihak lain
menuntut wilayah tersebut.

• Dalam putusan Island of Palma dinyatakan
bahwa penemuan saja, tapi tindak lanjut
daripadanya berupa suatu perbuatan, tidak
cukup untuk membuktikan telah melaksanakan
kedaulatan
di
dalam
wilayah
yang
ditemukannya.
• Penemuan suatu wilayah harus diikuti oleh
pengawasan terhadapnya. Namun, apa yang
menjadi tingkat pengawasan tergantung dari
kasus per kasus.