Materi Kuliah Jurusan Hukum tentang Hukum Internasional Dunia Kuliah Yurisdiksi Negara

Mochtar Kusumaatmaja
Dalam “Hukum Laut Internasional” Yurisdiksi adalah wewenang suatu negara
untuk memaksa pentaatan terhadap hukumnya, baik yurisdiksi kriminal maupun
perdata.
Brown Lie:

Yurisdiksi merupakan aplikasi dari
memaksakan pentaatan hukumnya.

kedaulatan.

Negara

berdaulat

dapat

Harvard Research Draft:

Yurisdiksi adalah wewenang yang diberikan oleh HI untuk menuntut dan
mengadili.

American Law Institute:
Yurisdiksi adalah kesanggupan suatu negara menurut HI untuk membentuk dan
melaksanakan hukumnya.

Yurisdiksi
Negara
wewenang suatu negara untuk menetapkan dan memaksakan
ketentuan hukum nasionalnya. wewenang tersebut diberikan oleh
Hukum Internasional.

Yurisdiksi

Kedaulatan

Kedaulatan memberikan “freedom to act” kepada negara untuk
melaksanakan yurisdiksinya.
Kedaulatan memberikan kebebasan kepada negara untuk menetapkan
siapa saja yang akan terkena oleh yurisdiksinya.
Kedaulatan memberikan keleluasan kepada negara untuk menolak
hukum lain selain hukumnya sendiri

Hukum internasional membatasi kedaulatan negara dengan yurisdiksi
negara lain.

Prescription jurisdiction

Macam
Yurisdiksi

Terhadap orang, kekayaan dan peristiwa hukum yang ada atau terjadi di
dalam wilayah negara (territorial jurisdiction)
Terhadap kewarganegaraannya yang melakukan tindak pidana di luar
wilayah negara; atau terhadap orang atau kegiatan di dalam kapal atau
pesawat udara yang didaftarkan di negaranya (personal/ nationality principle
of jurisdiction)
Terhadap setiap orang yang melakukan tindak pidana tertentu yang
dilakukan di luar wilayah negaranya (universality principle of jurisdiction)
Lihat beberapa pasal dalam KUHP
Adjudicate/judicial jurisdiction
Wewenang untuk menghadapkan seseorang ke dalam
proses pengadilan atau peradilan administrasif.

Pada umumnya terbatas pada kasus hukum pidana
Dapat dilakukan terhadap kasus-kasus yang
menyangkut hukum nasional berdasarkan prinsip
perlindungan, universalitas atau nasionalitas pasif
Enforcement jurisdiction
Merupakan wewenang untuk memaksakan putusan pengadilan
Harus berdasarkan alasan yang “reasonable” yaitu adanya hubungan yang
erat (kewilayah atau kebangsaan)

PRINSIP-PRINSIP UMUM YURISDIKSI
(GENERAL PRINCIPLES OF JURISDICTION)

Hukum Internasional tidak membatasi yurisdiksi yang dijalankan oleh setiap
negara, kecuali jika pembatasan itu telah dibuktikan adanya sebagai prinsip
HI (Lotus Case, 1927).
Negara tidak akan menjalankan yurisdiksi atas peristiwa, orang dan benda yang
tidak ada sangkut pautnya dengan negara tersebut (Starke, 1989).
Negara tidak boleh melaksanakan wewenangnya (yurisdiksi) di wilayah negara
lain (Martin Dixon, 1990).
Dengan kata lain


Negara tidak dapat mengambil tindakan-tindakan di wilayah negara lain
dengan cara melaksanakan hukum nasionalnya tanpa persetujuan negara
tersebut  Treaty or Consent. (Brown Lie, 1979)
The enforcement of that jurisdiction can generally take place only within its
own territory.
Any enforcement of that jurisdiction is confined to its own territory and and
must not without special agreement be exercise in any form in the territory of
another state.

LORD MAC MILLAN

Negara melaksanakan yurisdiksi atas benda, orang, perbuatan atau peristiwa
yang terjadi di dalam wilayahnya.
Beradanya seseorang atau benda secara fisik dalam
wilayah suatu negara sudah cukup untuk melaksanakn
yurisdiksi, tanpa perlu berdomisili atau bertempat
tinggal di negara tersebut (principle of transient
jurisdiction).
Wilayah dan pelaksanaan yurisdiksi

territorial.

Lingkungan maritime atau laut territorial
Kapal-kapal yang memakai bendera suatu negara
Pelabuhan-pelabuhan
Pembagian
yurisdiksi
teritorial

Perluasaan teknis dari yurisdiksi territorial
(technical extensions of the territorial
jurisdiction).

Untuk Mengatasi negara yang memperluas
yirisdiksinya

Asas territorial subyektif:

Negara-negara menjalankan
yurisdiksi agar dapat

menuntut & menghukum
kejahatan-kejahatan yang
dimulai di dalam
wilayahnya, tetapi
disempurnakan/
diselesaikan di wilayah
negara lain.

Asas territorial obyektif:

Beberapa negara melaksanakan
yurisdiksi teritorialnya terhadap
pelanggaran/ kejahatan yang dimulai
di negara lain, akan tetapi :
Diselesaikan di dalam wilayah
mereka;
Menimbulkan akibat yang merugikan /
membahayakan ketertiban sosial &
ekonomi di dalam wilayah mereka.


ketentuan umum
(general rule) dari
yurisdiksi territorial

Yang utama adalah suatu negara tidak
boleh menjalankan / melaksanakan
yurisdiksi di wilayah negara lain;
Adanya prinsip umum bahwa suatu negara
bebas untuk melaksanakan yurisdikdi
terhadap setiap peristiwa yang terjadi
di luar wilayahnya sejauh hal ini tidak
dilarang oleh kewajiban negara yang
bersifat khusus

Yurisdiksi Teritorial
Orang asing

Dilaksanakan bagi Warga Negara dan orang asing
HI mengakui yurisdiksi bagi orang asing kecuali:
Adanya immunitas khusus, tidak tunduk pada hukum setempat (HN), HN tidak

sesuai dengan HI
Yurisdiksi Teritorial
Kejahatan
Justifikasinya adalah:
Kejahatan harus diadili oleh negara yang ketertiban sosialnya terganggu dan
pada umumnya merupakan negara yang dalam wilayahnya dilakukan tindak
pidana

Pengecualian dan Pembatasan
Yurisdiksi Teritorial

Negara asing dan kepala negara asing

Perwakilan diplomatic dan konsul negara-negara
asing
Kapal public (public ship) negara asing
Warship and Publik Vessels

Angkata perang negara asing


Lembaga-lembaga
/
organisasi-organisasi
internasional (PBB, ILO, ICAO, dll)

Jurisdiction over the extraterritorial crime
Diterapkan terhadap warganegaranya atau terhadap kapal
atau pesawat udara yang didaftarkan di negaranya
Menurut HI, seseorang WN tetap mempunyai ikatan
kesettiaan dengan negaranya sekalipun WN itu sedang
bepergian atau bertempat tinggal di negara lain.
Siapa yang menjadi WN suatu negara ditetapkan oleh
hukum nasonal negara yang bersangkutan.
Indonesia mengaturnya dalam pasal-pasal 3 dan 5 KUHP

Teori
Nasionalitas

Teori nasionalitas aktif
(Active nationality

principle

Teori nasionalitas pasif
(diragukan) – (Passive
nationality principle)

wewenang setiap negara untuk melaksanakan yurisdiksinya terhadap pelaku tindak
pidana tertentu yang dilakukan di luar wilayah negaranya tanpa mempertimbangkan
kewarganegaraan pelaku
Tindak pidana yang dilakukan adalah yang “recognized generally as of universal
concern” (international crime)
An international crime is such an act universally recognized as criminal, which is
considered a grave matter of international concern and for some valid reason cannot be left
within the exclusive jurisdiction of the state that would have control over it under normal
circumstances
Beberapa tindak pidana internasional”
Piracy jure gentium
Slave trade
War crimes
Crime of genocide

Beberapa prinsip HI dalam yurisdiksi personal dan universal adalah:
Kedaulatan (sovereignity)
Consent
Good faith
International responsibility