ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN SECARA ELEKTRONI K
PENGADAAN
PEKERJAAN LANDSCAPE GEDUNG PEMUDA
PP- PON CI BUBUR PADA KEMENTERI AN PEMUDA DAN OLAHRAGA
TAHUN 20 13
Nomor:168.31/ DOK/ ULP- SET/ XI / 2013
Tanggal: 19 November 2013
1. Bersama ini disampaikan addendum dokumen pengadaan elektronik pekerjaan di atas
Khusus pada BAB XI I Spesifikasi Teknis dan Gambar, semula
Keterangan
Pokja ULPmenguraikan Spesifikasi Teknis dan Gambar yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Diubah Menjadi
BAB XI I
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT SERTA SPESI FI KASI TEKNI S
PASAL 1. PENJELASAN UMUM PEKERJAAN
Dalam melaksanakan pekerjaan ini Kontraktor perlu memahami dan menghayati
dengan sebaiknya seluruh item pekerjaan yaitu Gambar Kerja, rencana kerja dan
Syarat-syarat Teknis seperti diuraikan dalam buku ini.
Didalam hal terdapat ketidakjelasan, perbedaan atau kesimpang siuran informasi di
dalam pelaksanaan, kontraktor wajib mengadakan pertemuan dengan Direksi
Pelaksanan untuk mendapatkan penjelasan pelaksanaan.
LI NGKUP PEKERJAAN DAN LOKASI
1.1
Pekerjaan yang akan dilaksanakan ialah :
Lansekap Kawasan PP PON Cibubur
1.2
Lingkup Pekerjaan
Melaksanakan pekerjaan antara lain :
a.
Pemasangan Paving Blok Area Parkir
b.
Pemasangan Saluran Drainase
c.
Pengurugan Tanah
d.
Pembangunan Pos Jaga Satpam
(2)
PASAL 2. MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal Penunjukan atau Surat
Perintah Kerja (SPK), Pihak Pemborong harus sudah memulai melaksanakan
pekerjaan fisik secara nyata di lapangan.
Sebelum pelaksanaan dimaksud, Pemborong harus memberitahukan kepada Pihak
ke Satu secara tertulis.
PASAL3 . MOBI LI SASI
Mobilisasi yang dimaksud adalah hal-hal sebagai berikut
1.3.1 Transportasi peralatan kerja sesuai daftar alat-alat dan barang-barang yang
diajukan dalam penawaran, dari tempat pembuatannya (pabrik) ke lokasi
dimana akan digunakan.
1.3.2 Pembuatan kantor pemborong, gudang dan lain-lain dilokasi pekerjaan untuk
keperluan pekerjaan
1.3.4 Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak pemberitahuan memulai kerja,
kontraktor/ Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada Direksi
Pekerjaan untuk disetujui.
PASAL 4. RENCANA KERJA
4.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kontraktor/ pemborong
wajib membuat rencana kerja pelaksanaan dari bagian-bagian pekejaan
berupa Bar-Chart dan S-Curve Bahan dan tenaga kerja
4.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Direksi Pekerjaan, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender
setelah
Surat
Keputusan
Penunjukan
(SPK)
diterima
Kontraktor/
Pemborong.
4.3 Kontraktor/ Pemborong wajib memberikan salinan rencana keja rangkap 4
kepada Direksi Pekerjaan, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel
pada dinding ruang kerja Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan
grafik kemajuan/ prestasi kerja.
4.4
Kontraktor harus selalu dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal
rencana Kerja tersebut di atas.
4.5
Direksi Pekerjaan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor/ Pemborong
berdasarkan rencana kerja tersebut.
PASAL 5. KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA
5.1
Kontraktor/ Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang
bersih, sehat dan cukup ditempat pekerjaan untuk para pekerjanya.
5.2
Kontraktor/ Pemborong
berkewajiban
menyediakan
kotak
PPPK
(3)
5.3
Dari awal hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan
pekerjaan, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan, dalam hal terjadinya
kerusakan-kerusakan, maka kontraktor harus bertanggung jawab untuk
memperbaikinya ke kondisi semula.
5.4
Apabila
terjadi
kecelakaan
Kontraktor/ Pemborong
selekasnya
memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan dan mengambil tindakan
yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan
PASAL 6. TENAGA DAN SARANA KERJA
Kontraktor/ Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli,
bahan-bahan, peralatan berikut alat Bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian
pekeoaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan
terhadap bahan-bahan, alatalat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan beriangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempuma
sampai dengan diserah terimakan pekerjaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan.
6.1 TENAGA KERJA/ TENAGA AHLI
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan
jenis danvolume pekerjaan yang akan dilaksanakan
6.2 PERALATAN
Menyediakan alat-alat Bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, alat-alat
pengangkat dan pengangkut serta peralatan lain yang benar-benar
diperlukan dalam pelaksanaan Pekerjaan ini
6.3 PENYEDI AAN DAYA LI STRI K UNTUK BEKERJA
Tenaga Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor selama masa
pekerjaan. Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenankan untuk penggunaan sementara atas petunjuk Direksi
Pekerjaan.
PASAL 7. LAPORAN HARI AN DAN MI NGGUAN
9.1 Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Hadan mengenai
segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/ pekedaan,
baik teknis maupun Administratif
9.2 Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor/ Pemborong harus
memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan
sebenamya
9.3 Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan Laporan
bulanan secara rutin
9.4 Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
untuk bahan monitoring dan proses pembayaran pekerjaan.
PASAL 8. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
8.1
Bila terdapat gambar yang tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat
syarat (RKS), maka harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan dan
(4)
selanjutnya akan dibahas bersama untuk ditentukan solusinya.yang
mengikat/ beriaku adalah RKS
8.2
Untuk revisi-revisi pada lokasi, dan detail gambar mungkin akan dilakukan
didalam waktu Pelaksanaan Pekerjaan. Kontraktor harus melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari
keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidak
sesuaian dalam gambar dan spesifikasinya.
8.3
Direksi Pekerjaanakan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran
yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
Permukaan-permukaan pekedaan yang sudah selesai harus sesuai dengan
garis, lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila
ada ketentuan lain dari Direksi Pekerjaan.
8.4
Perbedaan Gambar
Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam suatu
disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar
yang berlak/ mengikat
Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian didalam
pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi
bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal terdapat ketidak jelasan,
kesimpang siuran, perbedaan-perbedaan dan ataupun ketidak
sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja,
Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengelola
Proyek secara tertulis, mengadakan pertemuan dengan Direksi
Pekerjaan, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan
dijadikan pegangan
Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh
Kontraktor untuk memperpanjang/ meng-klaim biaya maupun waktu
pelaksanaan
8.5
Shop Drawing
Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus
dibuat oleh Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
terr-angkup lengkap dalam Gambar Dokumen Kontrak maupun diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.
Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua
data yang dipedukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan,
keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/ persyaratan
khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap
di dalam gambar Kerja/ Dokumen Kontrak maupun di dalam Buku ini.
Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Direksi
Pekerjaan untuk mendapat persetujuan tertulis. Semua gambar yang
dipersiapkan oleh Kontraktor dan diajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk
(5)
diminta persetujuannya harus sesuai dengan format standar dari proyek dan
harus digambarkan pada kertas yang dapat direproduksi.
8.6
Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan dan Pembuatan As-Built
Drawing
Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan
pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak
Setelah pekerjaan selesai dan diserah terimakan, Kontraktor
berkewajiban membuat gambar-gambar yang memuat seluruh
perubahan, dan sesuai dengan kenyataan yang telah dikerjakan oleh
kontraktor (AsBuilt Drawing). Biaya untuk penggambaran As-Built
Drawing, sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
PASAL 9. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
9.1
Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja .
9.2
Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan kerja yang
timbul akibat pelaksanaan pekerjaan.
9.3
Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan, maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran
perbaikan kepada Direksi Pekerjaan.
9.4
Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung jawab atas
kerusakan yang timbul
9.5
Kontraktor bertanggunq jawab atas keselamatan tenaga kerja yang
dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
9.6
Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor
9.7
Selama
pelaksanaan
berlangsung,
Kontraktor
harus
menjaga
keamanan bahan/ material, barang milik PP PON , milik Pihak ketiga
yang ada di lokasi, maupun pekerjaan yang dilaksakannya sampai
tahap serah terima.Bila terjadi kehilangan bahan-bahan yang telah
disetujui, baik yang telah dipasang maupun belum adalah tanggung
jawab kontraktor.
9.8
Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas
akibatnya, baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa
9.9
Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut
bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan lainnya yang sudah tidak
dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya
menjadi tanggungan kontraktor.
PASAL 10. SUPPLI ER DAN SUB KONTRAKTOR
10.1
Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan
(Sub-Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya,
maka Kontraktor wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada
Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan
10.2
Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk
Direksi Pekerjaan dengan Kontraktor Bawahan atau Supplier bahan
(6)
10.3
Supplier wajib hadir mendampingi Direksi Pekerjaan di lapangan untuk
pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasan bahan tersebut
perfu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik
PASAL11 . PEMBERSI HAN TEMPAT KERJA
Pekerjaan
ini
mencakup
pembersihan,
pembongkaran
dan
pembuangan sertapembersihan puing-puing bekas kerja, kecuali
benda-benda yang telah ditentukan harus tetap ditempatnya atau
harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan pasal-pasal yang lain dari
spesifikasi ini.Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan/ penjagaan
terhadap
benda-benda
yang
ditentukan
harus
tetap
berada
ditempatnya dari kerusakan atau cacat.Segala objek yang berada di
ruangan.
BAB I
SYARAT- SYARAT TEKNI S
A. PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
1.
U m u m
A.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
-
Pekerjaan Galian,
-
Pekerjaan Pedestal
B.
Pengukuran Peil (Levelling)
Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan, adalah peil 0,00 Bangunan
existing.
Penentuan ini harus diperiksa kembali dan mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
Bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera melaporkan kepada
Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan.
Pemakaian ukuran yang keliru sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan,
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor diharuskan menggunakan alat-alat (instrumen)
yang perlu (dan tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan
ukuran tegak secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu,
dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan secara
kira-kira.
C.
Bahan- bahan dan Syarat Bahan
Semen
Semua semen yang digunakan adalah semen portland yang
memenuhi syarat- syarat :
-
Standard I ndustri I ndonesia dalam SI I - 0013- 81.
-
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton unt uk Bangunan Gedung
1991 ( SK.SNI T- 15- 19 91- 03) .
(7)
-
Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton
1989 ( SK.BI - 1.45 3.198 9) .
-
Peraturan Umum Bahan Bangunan di I ndonesia 1982.
-
Standard Umum Bahan Bangunan I ndonesia 1986.
-
Mempunyai sertifikat uji ( test certificate) .
-
Mendapat persetujuan Konsultan- Konsultan Pengaw as.
Semua semen yang akan dipakai produksi harus dari satu merk yang
sama untuk suatu konstruksi/ struktur yang sama, dalam keadaan baru
dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan
tidak pecah.
Semua semen disimpan di dalam gudang yang tertutup dan terlindung
dari kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan dan cuaca.
Semen curah harus disimpan di dalam silo yang terbuat dari baja atau
beton dan harus terhindar dari kemungkinan bercampur dengan bahan
lain.
Untuk semen yang tidak memenuhi persyaratan tersebut diatas dapat
ditolak penggunaannya. Bahan yang telah ditolak harus segera
dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.
Agregat (Aggregates)
Semua pemakaian split (batu pecah) dan pasir beton harus memenuhi
syarat-syarat :
-
Peraturan Umum Bahan Bangunan di I ndonesia 1982.
-
Specification for Concrete Aggregates (ASTM 33).
-
Specification for Lightweight Aggregates for Structural Concrete
(ASTM 33).
-
Standard I ndustri I ndonesia (SI I) 0052-80.
-
Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porus.
-
Bebas dari tanah/ tanah liat.
Split (batu pecah) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38 mm,
untuk
penggunaannya
harus
mendapat
persetujuan
Konsultan
Pengawas.
Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja
yang baik dengan air dalam proporsi campuran yang akan dipakai.
Konsultan
Pengawasdapat
meminta
kepada
Pelaksana
Pekerjaan/ Kontraktor untuk mengadakan tes kualitas dari
agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Konsultan
Pengawassetiap saat dalam laboratorium yang diakui.
Semua pengetesan untuk hal tersebut diatas menjadi tanggungjawab
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor .
(8)
Dalam hal adanya perubahan sumber darimana agregat tersebut akan
disuplai, Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor wajib untuk memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas.
Air Kerja
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan di lapangan adalah air
bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam,
alkali) dan tidak mengadung zat organis atau bahan lainnya yang dapat
memberikan efek merusak beton dan tulangan serta tidak mengandung
minyak atau lemak.
Disamping itu, air kerja tersebut haruslah memenuhi syarat-syarat:
-
Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989
(SK.BI -1.4.53.1989).
-
Peraturan Umum Bahan Bangunan di I ndonesia 1982.
-
Diuji oleh laboratorium yang diakui sah oleh yang berwenang,
dimana air yang digunakan dalam pembuatan beton pratekan yang
didalamnya akan tertanam logam aluminium, termasuk air bebas
yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion
klorida lebih besar dari 0,06% dalam masa dari semen. Sedangkan
untuk beton lainnya maksimum ion khlorida adalah 0,30% .
Adukan dan Campuran
Perbandingan dari berbagai adukan (specie) diberikan sesuai dengan
daftar proporsi adukan dan campuran di bawah ini, yaitu :
- Lantai Kerja
=
1 pc : 3 ps : 5 kr
- Pondasi batu kali
=
1 pc : 4 ps
Angka-angka tersebut dinyatakan dalam perbandingan jumlah isi
ditakar dalam keadaan kering.
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
terlaksananya proporsi adukan dan campuran itu.
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor harus membuat takaran-takaran yang
sama ukurannya dan harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
Adukan dan campuran untuk beton bertulang dan pekerjaan-pekerjaan
khusus lainnya, akan ditentukan dalam pasal tersendiri.
Bahan Campuran Tambahan (Admixtural)
Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan
untuk memperbaiki suatu sifat campuran beton. Jenis, jumlah bahan
yang ditambahkan dan cara penggunaan bahan campuran tambahan
tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
(9)
Manfaat dari bahan campuran tambahan harus dapat dibuktikan melalui
hasil pengujian dengan menggunaan jenis semen dan agregat yang
dipakai.
Kalsium khlorida atau bahan campuran tambahan yang mengandung
khlorida tidak boleh digunakan.
Pada dasarnya suatu bahan campuran tambahan harus mampu
memperlihatkan komposisi dan untuk kerja yang sama sepanjang waktu
pekerjaan selama bahan tersebut digunakan dalam racikan beton.
Bahan campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah
air pencampur, memperlambat pengikatan dan atau pengerasan beton,
mengurangi jumah air dan sekaligus mempercepat pengikatan dan atau
pengerasan beton harus memenuhi Standard Umum Bahan Bangunan
I ndonesia 1986 atau Specification for Chemical Admixtural for Concrette
(ASTM C.494).
2.
PEKERJAAN GALI AN
Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan menurut
ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum pada gambar.
Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama dan akar-akar pohon yang terdapat
pada bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat.
Apabila pada lokasi tersebut terdapat pipa air, pipa gas, pipa-pipa pembuangan,
kabel-kabel listrik, telepon dan sebagainya yang masih dipergunakan, maka
secepatnya diberitahukan kepada Konsultan Pengawas atau instansai yang
berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor bertanggungjawab penuh atas segala
kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka
Kontraktor harus mengisi/ mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang
sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi
pondasi.
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi
tersebut bebas dari longsoran-longosoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu
dilindungi oleh alat-alat penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila perlu
dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai denga
spesifikasi.
Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan selapis demi selapis, sambil
disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini
hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas, baik mengenai kedalaman, lapisan tanahnya maupun jenis
tanah bekas galian tersebut.
(10)
3.
PEDESTAL
U m u m
Peraturan umum yang digunakan adalah Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung (SK.SNI T-15-1991-03) dan untuk hal-hal yang belum
terjangkau, dapat menggunakan peraturan-peraturan lain, seperti ASTM.
Besi Beton (Steel Reinforcement)
Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat seperti yang
tercantum dalam RKS ini dan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana
yang ada.
Beton
U m u m
-
Kekuatan beton (fc') untuk pondasi Strauss Pile/ Bore Pile adalah beton
350, untuk Jalan parkir 300, sedangkan untuk beton distruktur lain
K-225.
-
Beton harus merupakan bahan yang kuat dan tahan terhadap bahan-
bahan berbahaya (seperti asam dan garam) karena terletak di dalam
tanah.
-
Panjang stek untuk penyambungan kolom atau untuk penyambungan
batang-batang harus memenuhi ketentuan SK.SNI T-15-1991-03.
Pengecoran Beton
-
Pengecoran beton dilakukan pada lokasi yang tidak berair, sehingga air
tanah yang ada harus terus menerus dipompa untuk mencegah rusaknya
beton akibat adanya air dari luar.
-
Adukan beton yang dipakai dan proses pengecoran beton dilaksanakan
sesuai dengan apa yang telah tercantum pada pasal lain dalam RKS ini.
B.
Pekerjaan Pedestal
Pekerjaan Pedestal :
-
Besi untuk pedestal harus memenuhi syarat spesifikasi;
-
Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada
waktu di cor.
4. DRAI NASE
a.
LI NGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup pemasangan pipa gorong-gorong, selokan berbentuk U,
dan fasilitas drainase lainnya sesuai dengan Spesifikasi ini dan spesifikasi lain
yang terkait, dan harus sesuai dengan garis, ketinggian dan ukuran yang
tercantum dalam Gambar dan atau diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas.
(11)
Ketentuan Pasal sebelumnya yang bisa diterapkan harus dijadikan bagian dari
Pasal ini. Biaya pekerjaan yang berhubungan dengan air tanah yang ditemukan
selama pelaksanaan pekerjaan yang termasuk Bab ini, akan dianggap tercakup
ke dalam Harga Satuan untuk butir pembayaran atas pekerjaan yang sedang
dilaksanakan.
Konsultan Pengawas berhak melakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap
semua jenis beton pracetak, sebelum dikirim kelokasi pekerjaan dan pada setiap
waktu sebelum atau sedang pelaksanaan pekerjaan.
b.
UMUM
Tipe dan karakteristik pipa-pipa drainase dan struktur drainase lainnya
sebagaimana tampak pada Gambar, dan perkiraan jumlahnya seperti tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, tidak merupakan Nilai yang pasti. Untuk
membantu Konsultan Pengawas dalam mempelajari Gambar-gambar dalam
Kontrak, Kontraktor harus melakukan suatu survai lokasi untuk memastikan
lokasi, ukuran pipa atau saluran, invert level, dan perkiraan besarnya volume air
banjir atau air kotor yang memasuki lokasi. Berdasarkan hasil survai ini, akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas, tipe, letak, karakteristik dan kuantitas yang
pasti dari pekerjaan drainase, yang kemudian akan diberitahukan kepada
Kontraktor secara tertulis dalam batas waktu sesuai dengan Jadwal Kerja yang
telah disetujui. Tanggungjawab mengenai ketetapan lokasi segala macam aliran
yang ada berada pada pihak Kontraktor dan biaya survai ini dianggap termasuk
ke dalam Harga Satuan Pembayaran yang ada pada Bab ini.
c.
URUTAN PEKERJAAN
Kontraktor harus membuat Jadwal Pelaksanaan drainase sedemikian rupa
sehingga pembuangan air permukaan dari air hujan atau sumber lainnya, selama
dan setelah pelaksanaan dapat terjamin dengan baik. Untuk menghindari
kerusakan hasil pekerjaannya selama masa pelaksanaan, Kontraktor harus
mempersiapkan alat-alat perlindungan yang memadai, termasuk selokan
pembuangan sementara, dam, atau saluran pengalih sementara. Gorong-gorong
atau pekerjaan drainase lainnya untuk membuang air permukaan selama dan
setelah masa pelaksanaan, tidak boleh dilaksanakan dulu sebelum diselesaikan
pembuatan saluran pemasuk dan pembuangnya, dan saluran tersebut harus
dibersihkan dari segala macam rintangan agar tidak menghalangi aliran air.
Semua gorong-gorong, selokan dan pekerjaan drainase lainnya harus sudah
beroperasi penuh sebelum pekerjaan pelaksanaan persiapan tanah dasar, lapis
pondasi agregat atau bahu jalan dimulai.
d.
SELOKAN PASANGAN BATU MORTAR ( MORTARED RUBBLE)
Uraian
Pekerjaan ini meliputi pembuatan selokan terbuka dengan pasangan batu
mortar (mortared rubble), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam
Spesifikasi ini dan sesuai dengan garis, kelandaian, dan ukuran dalam Gambar
atau perintah Konsultan Pengawas.
(12)
Material
(a) Batu harus batu sungai (field stone) atau batu galian (quarry stone) kasar,
dan sedapat mungkin berbentuk persegi. Batu harus keras, padat, awet,
tahan air dan udara, dan cocok untuk pekerjaan ini.
Kualitas dan ukuran batu harus disetujui oleh Konsultan Pengawas, sebelum
digunakan..
(b) Mortar harus sesuai dengan ketentuan Pasal lain RKS ini
f. Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan galian dan pemadatan tanah dasarnya harus diselesaikan dan
dihamparkan adukan mortar sebelum pelaksanaan pasangan batu dimulai. Batu
diletakkan rapat-rapat dengan tangan, dan jangan sampai ada celah-celah.
Permukaan batu pada bagian permukaan saluran harus rata dan halus sesuai
dengan bentuk selokan.
Celah diantara batu harus ditambal dan dipadatkan dengan mortar, tapi
permukaan batu harus tetap terbuka. Mortar harus digunakan dari bawah
sampai atas, permukaan harus disikat dengan sikat kawat. Permukaan harus
dirawat sesuai ketentuan Bab lain dalam RKS selama paling sedikit 3 hari.
5
5
.
.
P
P
E
E
K
K
E
E
R
R
J
J
A
A
A
A
N
N
L
L
O
O
G
G
A
A
M
M
D
D
A
A
N
N
B
B
A
A
J
J
A
A
S
S
T
T
R
R
U
U
K
K
T
T
U
U
R
R
A
A
L
L
1.
LI NGKUP PEKERJAAN
1.1.
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil
yang baik dan sempurna antara lain :
Rangka Pipa Baja .
Tiang Pipa Baja.
Rangka Baja Profil Siku
Base Plat
Dan lain-lain sesuai dengan gambar yang menyatakan menggunakan
besi/ baja.
2.
PERSYARATAN BAHAN
2.1.
Pipa besi yang digunakan adalah GI P dengan bentuk dan ukuran sesuai yang
tertera pada gambar.
2.2.
Baja profil yang digunakan adalah baja ST. 37 dengan bentuk dan ukuran
sesuai yang tertera pada gambar.
2.3.
Tulangan Anyaman (Wire mesh) Sediakan tulangan anyaman, mutu U-40,
mengikuti SI I 0784-83
3.
SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN
3.1.
Seluruh pekerjaan di workshop harus merupakan pekerjaan yang berkualitas
tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua
komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan dan dapat berfungsi
dengan baik.
(13)
3.2.
Seluruh pekerjaan pengelasan harus dilakukan oleh pekerja yang benar-benar
ahli dalam bidang pengelasan.
3.3.
Semua baja yang dipakai harus bebas dari retak dan cacat lain yang dapat
mengurangi
kekuatan sambungan
serta
kerataan
permukaan
bagian
sambungan.
3.4.
Baut-baut dan mur-mur yang dipakai adalah jenis baut baja High Tension Bolt
(HTB) baut harus dilengkapi dengan 2 buah ring dengan ukuran dan tebal
sesuai dengan baut yang digunakan.
3.5.
Ketentuan untuk ketebalan dan panjang las minimal dan maksimal adalah
harus sesuai dengan persyaratan dari American Welding Society (AWS).
3.6.
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar
dan kondisi dilapangan.
3.7.
Perhatikan semua ukuran, sambungan dan hubungannya dengan material lain,
dengan mengikuti semua petunjuk gambar rencana secara seksama.
3.8.
Pemotongan dengan membakar di bengkel harus dilakukan dengan mesin
potong pembakar yang standar.
3.9.
Apabila ada pekerjaan metal struktural yang akan terpotong maka harus
diberitahukan dan mendapat persetujuan dari Perencana Struktur.
3.10.
Bekas-bekas pekerjaan harus digerinda sampai halus dan rata permukaan.
3.11.
Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda-tanda agar tidak terjadi kesalahan
pemasangan.
3.12.
Pekerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi, tanpa menimbulkan
kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya. Pengelasan harus menjamin
pengakhiran yang rata dari cairan elektrode tersebut permukaan dari daerah
yang akan dilas harus bersih dan bebas dari kotoran, cat minyak dan karat.
3.13.
Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin
tidak akan berputar atau membengkok setelah pengelasan, sisa-sisa/ kerak las
harus dibersihkan dengan baik (wire, brush, ampelas) cacat pada pengelasan
harus dipotong dan dilas kembali atas tanggung jawab Kontraktor.
3.14.
Tambahkan perkuatan dan angkur yang diangggap perlu dan harus dipasang
walaupun tidak termasuk dalam gambar.
3.15.
Untuk pekerjaan finishing dilapis dengan zinchromate dan finish cat minyak.
6
6
.
.
P
P
E
E
K
K
E
E
R
R
J
J
A
A
A
A
N
N
T
T
A
A
N
N
A
A
M
M
A
A
N
N
1
1
.
.
P
P
E
E
R
R
S
S
Y
Y
A
A
R
R
A
A
T
T
A
A
N
N
U
U
M
M
U
U
M
M
:
:
-
Pengerjaan tanaman harus dilakukan oleh Tenaga Ahli/ Sub Pelaksana
Pekerjaan yang berpengalaman sesuai dengan bidangnya.
-
Pengerjaan harus diselesaikan dengan baik, dengan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas, dengan masa pemeliharaan sesuai RKS ini dan tanaman
dapat hidup dengan subur.
- Kontraktor utama bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil pekerjaan
tanaman dimaksud.
- Jenis tanaman yang akan ditanam adalah tanaman rumput dan perdu sebagai
penambah elemen penghijauan pada area lansekap lokasi dan dapat juga
memperindah lingkungan.
(14)
- Lingkup pekerjaan sampai dengan masa pemeliharaan meliputi
Pengolahan tanah
Penanaman sesuai dengan jarak tanamnya
Pemberian air (pengairan yang baik)
Penggunaan dosis pupuk yang tepat
Pemberantasan hama penyakit yang kemungkinan menyerang tanaman.
2
2
.
.
P
P
E
E
R
R
S
S
Y
Y
A
A
R
R
A
A
T
T
A
A
N
N
B
B
A
A
H
H
A
A
N
N
Pemakaian bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan apa yang tercantum
dalam gambar , memenuhi standart spesifikasi bahan yang telah dipilih dan
disetujui oleh pimpinan proyek.
Bahan yang akan dipergunakan harus diajukan dan diserahkan kepada pengawas
untuk disetujui.
3
3
.
.
P
P
E
E
R
R
S
S
Y
Y
A
A
R
R
A
A
T
T
A
A
N
N
P
P
E
E
R
R
S
S
I
I
A
A
P
P
A
A
N
N
D
D
A
A
N
N
P
P
E
E
L
L
A
A
K
K
S
S
A
A
N
N
A
A
A
A
N
N
.
.
3. 1. Pengadaan / Penyediaan Bibit Tanaman
3. 1. 1. Kualitas Dan Ukuran
Kualitas dan ukuran tanaman yang dipakai berasal dari stok
nursery yang sudah dalam keadaan yang telah di check
ketersediaan tanaman tersebut di pasaran agar tidak terjadi
perubahan jenis tanaman karena tidak tersedia, serta tidak
menunjukan gejala-gejala tanaman akan mengering dan mati.
Tanaman yang dipakai dalam ukuran yang sesuai ukuran siap
tanam, siap untuk dipindahkan dan bola akar tanaman masih
dalam keadaan terbungkus atau dalam wadah/ polybag
tanaman pada saat tanaman disimpan atau belum ditanam.
Mutu tanaman adalah yang berciri khas sesuai dengan jenis
atau varietas tanaman itu sendiri. Semua tanaman memiliki
bentuk percabangan yang normal, serta dengan tinggi sekitar
1-1,5 meter. Tanaman yang berasal dari nursery yang baik
yang telah diperiksa dan disetujui pengawas.
Dimensi ukuran tanaman adalah sebagaimana tanaman
tersebut berdiri pada posisi alamiah. Tidak diperkenankan
melakukan penyamaan tinggi tanaman dengan menaikan atau
menurunkan bola akar pada lubang tanaman..
3. 1. 2. Pengiriman Tanaman
Dalam memperhitungkan cara-cara pengangkutan yang baik uktuk
mengurangi kerusakan tanaman maka beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
(15)
Kendaraan untuk pengangkutan harus tertutup pada bagian
depan dan samping, sedangkan dibagian belakang dan bagian
atas terbuka.
Dahan dan daun dikurangi dan ditinggalkan seperlunya
kemudian diikat supaya tidak rusak. Perakaran dibungkus
dengan karung dan diikat dengan kuat, jika dibungkus dengan
bahan plastik maka bahan itu harus dilepas sebelum tanaman
ditanam.
Perletakan tanaman yang berukuran tinggi tidak diperkenankan
dengan posisi berdiri pada bak kendaraan, atau posisi yang
menantang arah angin, tetapi posisi yang diperkenankan
adalah posisi tidur dengan letak tumbuhnya daun mengarah ke
bibir bak kendaraan sebelah belakang, atau searah dengan
arah angin.
Sebelum melakukan perjalanan dilakukan penyiraman yang
cukup dan mengenai sumua bagian dari tanaman, (kalau
memungkinkan) sebaiknya pengangkutan dilakukan malam
hari.
Waktu muat dan bongkar tanaman dilakukan dengan hati-hati,
jangan sampai rusak baik tanaman maupun tanahnya.
Keteledoraan dalam tatacara pengiriman yang tidak memenuhi
standart umum dapat membuat tanaman tidak diterima di
lapangan, karena dapat memungkinkan tanaman rusak atau
mati.
4
4
.
.
P
P
E
E
R
R
S
S
I
I
A
A
P
P
A
A
N
N
P
P
E
E
K
K
E
E
R
R
J
J
A
A
A
A
N
N
T
T
A
A
N
N
A
A
H
H
4. 1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi : Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya
pekerjaan ini untuk mendapat hasil yang baik.
Pekerjaan yang dilaksanakan dalam hal ini meliputi :
Pekerjaan persiapan tanah
Pembentukan tanah dan penyelesaian level penanaman.
4. 2. Persyaratan Pekerjaan Tanah
Dipakai peralatan yang cukup baik dan memenuhi syarat kerja
Semua pekerjaan tanah dilaksanakan mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat pekerjaan lansekap serta petunjuk pimpinan proyek.
4. 3. Pekerjaan Persiapan Tanah
(16)
Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi pembongkaran, pemindahan,
pembersihan tempat kerja dari benda / bekas tanah asal (tanah sub
soil, benda/ bekas bangunan / struktur bangunan yang tidak berguna
lagi, yang dapat mengganggu pelaksanaan dan kelancaran kerja di
tempat tersebut.
Tanah disiram merata diseluruh area penanaman agar dapat diketahui
rata tidaknya permukaan tanah, jika didapat permukaan tanah yang
tidak rata, segera diisi kembali tanah baru dengan olahan yang sama.
Khusus untuk area rumput atau ground cover dibiarkan saja karena
kondisi eksisting sudah tertanam dengan baik.
Mengadakan pengukuran dan pemasangan patok-patok titik-titk mula
/ peil dasar yang diperlukan di tempat kerja.
5
5
.
.
P
P
E
E
M
M
E
E
L
L
I
I
H
H
A
A
R
R
A
A
A
A
N
N
D
D
A
A
N
N
P
P
E
E
R
R
A
A
W
W
A
A
T
T
A
A
N
N
T
T
A
A
N
N
A
A
M
M
A
A
N
N
5. 1. Tanaman
Pelaksana / kontraktor menyiapkan jadual perawatan/ maintenance kepada
pemilik / Konsultan Pengawas. Pemilik / Konsultan Pengawas akan meminta
pertanggungjawaban atas pekerjaan maintenance, termasuk penyiraman,
pemupukan, penyemprotan, pencabutan tanah liar, penggemburan,
penyulaman tanaman dan sebagainya.
Kontraktor harus memperhatikan site selama masa pemeliharaan.
5. 2. Masa Pemeliharaan
Seluruh tanaman di jamin tetap hidup dan subur selama periode 180
(seratus delapan puluh ) hari. Penggantian tanaman/ Penyulaman
sebaiknya termasuk dalam masa jaminan pemeliharaan.
Penyulaman ini merupakan penggantian tanaman yang mati atau sakit
dengan jenis, ukuran yang sama pada posisi yang sama.
5. 3. Masa Aw al Pemeliharaan.
Pengecekan hasil pekerjaan penanaman pada awal masa pemeliharaan
dilakukan oleh pelaksana lansekap, tetapi sekurang-kurangnya 7 (tujuh)
hari sebelum kontraktor melakukan pemeriksaan sendiri. Tiap-tiap fase
pengecekan berikutnya akan dilakukan secara terpisah.
5. 3. 1. Pemeriksaan akhir dan penyulaman.
Pemeriksaan hasil penanaman untuk penyerahan akhir pada saat
menutup masa pemeliharaan akan dilakukan oleh Konsultan
Pengawas. Seluruh tanaman harus diserahkan dalam keadaan
hidup dan subur. Kontraktor mengganti tanaman yang mati atau
perubahan lainnya. Biaya penggantian seluruhnya menjadi
tanggungan kontraktor, yang telah termasuk dalam perhitungan
biaya perawatan.
(17)
6
6
.
.
P
P
E
E
L
L
A
A
K
K
S
S
A
A
N
N
A
A
A
A
N
N
T
T
A
A
N
N
A
A
M
M
A
A
N
N
Pelaksanaan :
-
Pengolahan tanah untuk jenis tanaman yaitu dengan mencangkul dan
membuat lubang penanaman dengan kedalaman sesuai panjang akar, sekitar
40 cm, dimana tanah dibalik dan digemburkan serta diratakan dan diberi
unsur hara (humus).
-
Jarak tanam antar tanaman rata-rata berkisar 30-60 cm atau sesuai dengan
kondisi lapangan.
-
Pemberian air (penyiraman) dilakukan pada waktu pagi dan sore hari
sebelum matahari hampir terbenam, untuk menjaga penguapan (respirasi)
daun.
-
Pemberian pupuk dianjurkan memakai pupuk urea, pupuk NPK atau TSP/ DAP
dengan dosis :
* Pupuk Urea
: 0,5 sdt/ pohon sehari sebelum ditanam
: 0,5 sdt/ pohon setelah berumur 21 hari
* Pupuk NPK : 7,5 gr/ pohon sehari sebelum ditanam
* Pupuk TSP : 2,5 gr/ pohon setelah berumur 1 bulan
-
Pemberantasan hama/ penyakit yang menyerang pada tanaman umumnya
dilakukan dengan memotong bagian-bagian tanaman yang terserang
hama/ penyakit dan atau menyemprotnya dengan insektisida, herbisida dan
fungisida.
7
7
.
.
P
P
E
E
K
K
E
E
R
R
J
J
A
A
A
A
N
N
D
D
I
I
N
N
D
D
I
I
N
N
G
G
P
P
A
A
N
N
J
J
A
A
T
T
T
T
E
E
B
B
I
I
N
N
G
G
1. LI NGKUP PEKERJAAN
1.1.
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil
yang baik dan sempurna antara lain :
Bidang Dinding untuk Kriteria Speed .
Bidang Dinding untuk Kriteria Lead.
Pijakan
Hold (tumpuan)
Dan lain-lain sesuai dengan gambar yang menyatakan menggunakan
material resin sebagai bahan utama.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1.
Diding Panjat yang digunakan adalah Lembaran Resin dengan bentuk dan
ukuran sesuai yang tertera pada gambar.
2.2.
Pelat Resin yang digunakan adalah berbahan dasar I sophthalicdengan
Massa jenis : 1,21 gr / m3
Modulus young : 3.6 GPa
Angka Poisson : 0.36
Kekuatan tarik : 60 MPa
2.3.
Tulangan Anyaman (Wire mesh) Sediakan tulangan anyaman, mutu U-40,
mengikuti SI I 0784-83
(18)
2.4.
Ketebalan Pelat Resin yang digunakan minimal 8 mm
3. SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN
3.1.
Seluruh pekerjaan di workshop harus merupakan pekerjaan yang berkualitas
tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua
komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan dan dapat berfungsi
dengan baik.
3.2.
Seluruh pekerjaan pemasangan bidang panjat harus dilakukan oleh pekerja
yang benar-benar ahli dan berpengalaman.
3.3.
Semua bidang panjat yang dipakai harus bebas dari retak dan cacat lain yang
dapat mengurangi kekuatan sambungan serta kerataan permukaan bagian
sambungan.
3.4.
Baut-baut dan mur-mur yang dipakai adalah jenis baut baja High Tension Bolt
(HTB) baut harus dilengkapi dengan 2 buah ring dengan ukuran dan tebal
sesuai dengan baut yang digunakan.
Semua ketentuan dan syarat-syarat yang telah diatur dan ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan Secara Elektronik Nomor:
Nomor:168.31/ DOK/ ULP- SET/ XI / 2013
tanggal
19 November 2013 tentang PENGADAAN PEKERJAAN LANDSCAPE GEDUNG PEMUDA
PP- PON CI BUBUR PADA KEMENTERI AN PEMUDA DAN OLAHRAGATAHUN 2013,
sepanjang tidak diubah secara tegas dalam addendum ini dinyatakan tetap berlaku dan
mengikat.
Addendum ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen
Pengadaan Secara Elektronik, sehingga Addendum ini tidak akan dibuat tanpa adanya
Dokumen
Pengadaan
Secara
Elektronik
Nomor:
Nomor:168.31/ DOK/
ULP-SET/ XI / 2013.
Jakarta, 22 November 20 13
Ketua Pokja Kesekretariatan
Ttd
Agus Prayitno, S.Kom, M.Si
NI P. 196608 16 1 989 1 005
(1)
3.2.
Seluruh pekerjaan pengelasan harus dilakukan oleh pekerja yang benar-benar
ahli dalam bidang pengelasan.
3.3.
Semua baja yang dipakai harus bebas dari retak dan cacat lain yang dapat
mengurangi
kekuatan sambungan
serta
kerataan
permukaan
bagian
sambungan.
3.4.
Baut-baut dan mur-mur yang dipakai adalah jenis baut baja High Tension Bolt
(HTB) baut harus dilengkapi dengan 2 buah ring dengan ukuran dan tebal
sesuai dengan baut yang digunakan.
3.5.
Ketentuan untuk ketebalan dan panjang las minimal dan maksimal adalah
harus sesuai dengan persyaratan dari American Welding Society (AWS).
3.6.
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar
dan kondisi dilapangan.
3.7.
Perhatikan semua ukuran, sambungan dan hubungannya dengan material lain,
dengan mengikuti semua petunjuk gambar rencana secara seksama.
3.8.
Pemotongan dengan membakar di bengkel harus dilakukan dengan mesin
potong pembakar yang standar.
3.9.
Apabila ada pekerjaan metal struktural yang akan terpotong maka harus
diberitahukan dan mendapat persetujuan dari Perencana Struktur.
3.10.
Bekas-bekas pekerjaan harus digerinda sampai halus dan rata permukaan.
3.11.
Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda-tanda agar tidak terjadi kesalahan
pemasangan.
3.12.
Pekerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi, tanpa menimbulkan
kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya. Pengelasan harus menjamin
pengakhiran yang rata dari cairan elektrode tersebut permukaan dari daerah
yang akan dilas harus bersih dan bebas dari kotoran, cat minyak dan karat.
3.13.
Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin
tidak akan berputar atau membengkok setelah pengelasan, sisa-sisa/ kerak las
harus dibersihkan dengan baik (wire, brush, ampelas) cacat pada pengelasan
harus dipotong dan dilas kembali atas tanggung jawab Kontraktor.
3.14.
Tambahkan perkuatan dan angkur yang diangggap perlu dan harus dipasang
walaupun tidak termasuk dalam gambar.
3.15.
Untuk pekerjaan finishing dilapis dengan zinchromate dan finish cat minyak.
6
6
.
.
P
PE
EK
KE
ER
RJ
JA
AA
AN
N
T
TA
AN
N
AM
A
M
AN
A
N
1
1.
.
P
PE
ER
RS
SY
YA
AR
RA
AT
TA
AN
N
UM
U
MU
UM
M
:
:
-
Pengerjaan tanaman harus dilakukan oleh Tenaga Ahli/ Sub Pelaksana
Pekerjaan yang berpengalaman sesuai dengan bidangnya.
-
Pengerjaan harus diselesaikan dengan baik, dengan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas, dengan masa pemeliharaan sesuai RKS ini dan tanaman
dapat hidup dengan subur.
- Kontraktor utama bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil pekerjaan
tanaman dimaksud.
- Jenis tanaman yang akan ditanam adalah tanaman rumput dan perdu sebagai
penambah elemen penghijauan pada area lansekap lokasi dan dapat juga
memperindah lingkungan.
(2)
- Lingkup pekerjaan sampai dengan masa pemeliharaan meliputi
Pengolahan tanah
Penanaman sesuai dengan jarak tanamnya
Pemberian air (pengairan yang baik)
Penggunaan dosis pupuk yang tepat
Pemberantasan hama penyakit yang kemungkinan menyerang tanaman.
2
2
.
.
P
PE
ER
RS
SY
YA
AR
RA
AT
TA
AN
N
B
BA
AH
HA
AN
N
Pemakaian bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan apa yang tercantum
dalam gambar , memenuhi standart spesifikasi bahan yang telah dipilih dan
disetujui oleh pimpinan proyek.
Bahan yang akan dipergunakan harus diajukan dan diserahkan kepada pengawas
untuk disetujui.
3
3
.
.
PE
P
ER
RS
SY
YA
AR
RA
AT
TA
AN
N
PE
P
ER
RS
SI
I
AP
A
PA
AN
N
DA
D
AN
N
PE
P
EL
LA
AK
KS
SA
AN
NA
AA
AN
N.
.
3. 1. Pengadaan / Penyediaan Bibit Tanaman
3. 1. 1. Kualitas Dan Ukuran
Kualitas dan ukuran tanaman yang dipakai berasal dari stok
nursery yang sudah dalam keadaan yang telah di check
ketersediaan tanaman tersebut di pasaran agar tidak terjadi
perubahan jenis tanaman karena tidak tersedia, serta tidak
menunjukan gejala-gejala tanaman akan mengering dan mati.
Tanaman yang dipakai dalam ukuran yang sesuai ukuran siap
tanam, siap untuk dipindahkan dan bola akar tanaman masih
dalam keadaan terbungkus atau dalam wadah/ polybag
tanaman pada saat tanaman disimpan atau belum ditanam.
Mutu tanaman adalah yang berciri khas sesuai dengan jenis
atau varietas tanaman itu sendiri. Semua tanaman memiliki
bentuk percabangan yang normal, serta dengan tinggi sekitar
1-1,5 meter. Tanaman yang berasal dari nursery yang baik
yang telah diperiksa dan disetujui pengawas.
Dimensi ukuran tanaman adalah sebagaimana tanaman
tersebut berdiri pada posisi alamiah. Tidak diperkenankan
melakukan penyamaan tinggi tanaman dengan menaikan atau
menurunkan bola akar pada lubang tanaman..
3. 1. 2. Pengiriman Tanaman
Dalam memperhitungkan cara-cara pengangkutan yang baik uktuk
mengurangi kerusakan tanaman maka beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
(3)
Kendaraan untuk pengangkutan harus tertutup pada bagian
depan dan samping, sedangkan dibagian belakang dan bagian
atas terbuka.
Dahan dan daun dikurangi dan ditinggalkan seperlunya
kemudian diikat supaya tidak rusak. Perakaran dibungkus
dengan karung dan diikat dengan kuat, jika dibungkus dengan
bahan plastik maka bahan itu harus dilepas sebelum tanaman
ditanam.
Perletakan tanaman yang berukuran tinggi tidak diperkenankan
dengan posisi berdiri pada bak kendaraan, atau posisi yang
menantang arah angin, tetapi posisi yang diperkenankan
adalah posisi tidur dengan letak tumbuhnya daun mengarah ke
bibir bak kendaraan sebelah belakang, atau searah dengan
arah angin.
Sebelum melakukan perjalanan dilakukan penyiraman yang
cukup dan mengenai sumua bagian dari tanaman, (kalau
memungkinkan) sebaiknya pengangkutan dilakukan malam
hari.
Waktu muat dan bongkar tanaman dilakukan dengan hati-hati,
jangan sampai rusak baik tanaman maupun tanahnya.
Keteledoraan dalam tatacara pengiriman yang tidak memenuhi
standart umum dapat membuat tanaman tidak diterima di
lapangan, karena dapat memungkinkan tanaman rusak atau
mati.
4
4
.
.
P
PE
ER
RS
SI
I
AP
A
PA
AN
N
P
PE
EK
KE
ER
RJ
JA
AA
AN
N
T
TA
AN
N
AH
A
H
4. 1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi : Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya
pekerjaan ini untuk mendapat hasil yang baik.
Pekerjaan yang dilaksanakan dalam hal ini meliputi :
Pekerjaan persiapan tanah
Pembentukan tanah dan penyelesaian level penanaman.
4. 2. Persyaratan Pekerjaan Tanah
Dipakai peralatan yang cukup baik dan memenuhi syarat kerja
Semua pekerjaan tanah dilaksanakan mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat pekerjaan lansekap serta petunjuk pimpinan proyek.
4. 3. Pekerjaan Persiapan Tanah
(4)
Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi pembongkaran, pemindahan,
pembersihan tempat kerja dari benda / bekas tanah asal (tanah sub
soil, benda/ bekas bangunan / struktur bangunan yang tidak berguna
lagi, yang dapat mengganggu pelaksanaan dan kelancaran kerja di
tempat tersebut.
Tanah disiram merata diseluruh area penanaman agar dapat diketahui
rata tidaknya permukaan tanah, jika didapat permukaan tanah yang
tidak rata, segera diisi kembali tanah baru dengan olahan yang sama.
Khusus untuk area rumput atau ground cover dibiarkan saja karena
kondisi eksisting sudah tertanam dengan baik.
Mengadakan pengukuran dan pemasangan patok-patok titik-titk mula
/ peil dasar yang diperlukan di tempat kerja.
5
5
.
.
P
PE
EM
M
EL
E
LI
I
H
H
AR
A
RA
AA
AN
N
D
DA
AN
N
P
PE
ER
RA
AW
W
AT
A
TA
AN
N
T
TA
AN
NA
AM
MA
AN
N
5. 1. Tanaman
Pelaksana / kontraktor menyiapkan jadual perawatan/ maintenance kepada
pemilik / Konsultan Pengawas. Pemilik / Konsultan Pengawas akan meminta
pertanggungjawaban atas pekerjaan maintenance, termasuk penyiraman,
pemupukan, penyemprotan, pencabutan tanah liar, penggemburan,
penyulaman tanaman dan sebagainya.
Kontraktor harus memperhatikan site selama masa pemeliharaan.
5. 2. Masa Pemeliharaan
Seluruh tanaman di jamin tetap hidup dan subur selama periode 180
(seratus delapan puluh ) hari. Penggantian tanaman/ Penyulaman
sebaiknya termasuk dalam masa jaminan pemeliharaan.
Penyulaman ini merupakan penggantian tanaman yang mati atau sakit
dengan jenis, ukuran yang sama pada posisi yang sama.
5. 3. Masa Aw al Pemeliharaan.
Pengecekan hasil pekerjaan penanaman pada awal masa pemeliharaan
dilakukan oleh pelaksana lansekap, tetapi sekurang-kurangnya 7 (tujuh)
hari sebelum kontraktor melakukan pemeriksaan sendiri. Tiap-tiap fase
pengecekan berikutnya akan dilakukan secara terpisah.
5. 3. 1. Pemeriksaan akhir dan penyulaman.
Pemeriksaan hasil penanaman untuk penyerahan akhir pada saat
menutup masa pemeliharaan akan dilakukan oleh Konsultan
Pengawas. Seluruh tanaman harus diserahkan dalam keadaan
hidup dan subur. Kontraktor mengganti tanaman yang mati atau
perubahan lainnya. Biaya penggantian seluruhnya menjadi
tanggungan kontraktor, yang telah termasuk dalam perhitungan
biaya perawatan.
(5)
6
6
.
.
P
PE
EL
LA
AK
KS
SA
AN
N
AA
A
AN
N
T
TA
AN
N
AM
A
M
AN
A
N
Pelaksanaan :
-
Pengolahan tanah untuk jenis tanaman yaitu dengan mencangkul dan
membuat lubang penanaman dengan kedalaman sesuai panjang akar, sekitar
40 cm, dimana tanah dibalik dan digemburkan serta diratakan dan diberi
unsur hara (humus).
-
Jarak tanam antar tanaman rata-rata berkisar 30-60 cm atau sesuai dengan
kondisi lapangan.
-
Pemberian air (penyiraman) dilakukan pada waktu pagi dan sore hari
sebelum matahari hampir terbenam, untuk menjaga penguapan (respirasi)
daun.
-
Pemberian pupuk dianjurkan memakai pupuk urea, pupuk NPK atau TSP/ DAP
dengan dosis :
* Pupuk Urea
: 0,5 sdt/ pohon sehari sebelum ditanam
: 0,5 sdt/ pohon setelah berumur 21 hari
* Pupuk NPK : 7,5 gr/ pohon sehari sebelum ditanam
* Pupuk TSP : 2,5 gr/ pohon setelah berumur 1 bulan
-
Pemberantasan hama/ penyakit yang menyerang pada tanaman umumnya
dilakukan dengan memotong bagian-bagian tanaman yang terserang
hama/ penyakit dan atau menyemprotnya dengan insektisida, herbisida dan
fungisida.
7
7
.
.
P
PE
EK
KE
ER
RJ
JA
AA
AN
N
D
DI
I
N
N
DI
D
I
N
NG
G
P
PA
AN
NJ
JA
AT
T
T
TE
EB
BI
I
N
N
G
G
1. LI NGKUP PEKERJAAN
1.1.
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil
yang baik dan sempurna antara lain :
Bidang Dinding untuk Kriteria Speed .
Bidang Dinding untuk Kriteria Lead.
Pijakan
Hold (tumpuan)
Dan lain-lain sesuai dengan gambar yang menyatakan menggunakan
material resin sebagai bahan utama.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1.
Diding Panjat yang digunakan adalah Lembaran Resin dengan bentuk dan
ukuran sesuai yang tertera pada gambar.
2.2.
Pelat Resin yang digunakan adalah berbahan dasar I sophthalicdengan
Massa jenis : 1,21 gr / m3
Modulus young : 3.6 GPa
Angka Poisson : 0.36
Kekuatan tarik : 60 MPa
2.3.
Tulangan Anyaman (Wire mesh) Sediakan tulangan anyaman, mutu U-40,
mengikuti SI I 0784-83
(6)