PERANG KOALISI VI: SUATU KAJIAN MENGENAI KEKALAHAN PASUKAN NAPOLEON DALAM PERTEMPURAN DI RUSIA (1812).

(1)

PASUKAN NAPOLEON DALAM PERTEMPURAN DI RUSIA (1812) Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Sejarah

Disusun oleh : Ario Trissusilo

0901763

DEFARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Oleh Ario Trissusilo

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ario Trissusilo

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

PERANG KOALISI VI:

Suatu Kajian Mengenai Kekalahan Pasukan Napoleon Dalam Pertempuran Di Rusia (1812)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Nana Supriatna M.Ed. NIP. . 196110141986011001

Pembimbing II

Drs. R. H. Achmad Iriyadi NIP. 196112191988031002

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Sejarah

Dr. Agus Mulyana M.Hum. NIP : 196608081991031002


(4)

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan sejarah dunia di dalamnya selalu berkaitan dengan suatu peristiwa peperangan, penaklukan, kekuasaan, ekspansi dan invasi suatu negara terhadap negara lain. Negara-negara yang mempunyai kekuatan akan memungkinkan untuk menaklukan wilayah negara lain untuk kepentingan politik, ekonomi, maupun sosial.

Terjadinya Perang Koalisi bukan merupakan suatu hal yang terjadi secara tiba-tiba, namun itu merupakan akhir dari suatu proses pengangkatan Napoleon menjadi kaisar Perancis. Perkembangan negara Perancis yang dipimpin oleh Kaisar Napoleon membuat situasi politik di kawasan Eropa semakin memanas dengan diwarnai ketegangan yang mendorong terjadinya perang koalisi. Perancis bergerak di hampir seluruh kawasan Eropa melawan negara-negara yang dianggap penting dan strategis. Hal ini diakibatkan adanya ambisi Napoleon untuk menaklukan Kawasan Eropa dan menjadikan Perancis sebagai negara yang paling kuat di Eropa.

Kekuatan Napoleon dibidang militer tidak diragukan lagi, bahkan menjadi yang terkuat setelah pasukan Inggris. Selama masa hidupnya terutama setelah ia berkuasa di Perancis, tiada hari yang dilakukannya tanpa menyusun strategi perang dan berperang. Akibat dikobarkanya peperangan oleh Napoleon, banyak terjadi perubahan besar pada sistem militer di Eropa, terutama pada artileri dan organisasi militer. Salah satunya adalah diadakannya metode wajib militer secara resmi (levee en masse), terutama yang dilakukan oleh Napoleon sehingga jumlah tentaranya menjadi berlipat ganda (Cahyo. 2012:142).

Pada masa menjadi kaisar Perancis antara tahun (1804-1814), Napoleon telah membuktikan cita-cita yang ingin dicapainya, Napoleon yang semakin agresif mulai mengusik Negara-negara Eropa lainya terbukti ia menaklukan


(5)

kampanye militer. Seperti yang dikemukakan oleh Schoom dalam Surya, 2009 bahwa:

“Napoleon yang semakin agresif mulai mengusik negara-negara kawasan Eropa lainya yang dinilai strategis seperti Austria, Spanyol, Belanda, Prusia, Swiss,dan Rusia sehingga kemudian terjadi Perang Koalisi. Dimulai dengan Perang Koalisi pertama tahun tahun 1805 yang dimana Austria bergabung dengan aliansi Inggris dan Rusia. Perang Koalisi ini terjadi di benua Eropa tetapi juga dibeberapa tempat dibenua lainya dan merupakan kelanjutan dari yang dipicu oleh Revolusi Perancis ditahun 1789.”

Serangan yang dilancarkan pasukan Napoleon sangat cepat, wilayah-wilayah yang dianggap penting oleh Napoleon telah ditaklukan. Kekuatan Napoleon yang begitu superior di Eropa saat itu dan strategi militernya yang bagus saat itu bisa mengalahkan serta menguasai daerah-daerah yang strategis. Negara-negara di kawasan Eropa yang saat itu menjadi daerah taklukan Napoleon seperti Austria, Prusia, Spanyol, Italia, Belanda, sebagian Polandia, dan sampai perbatasan Rusia semuanya takluk oleh Napoleon. Kemenangan pasukan Napoleon atas negara-negara tersebut telah mengubah peta Eropa, juga Napoleon telah merusak batas-batas internasional yang sudah diatur sebelum perang terjadi. Pada tahun 1808 daerah kekuasaan Napoleon membentang dari Spanyol sampai perbatasan Rusia. Napoleon melakukan penaklukan-penaklukan daerah kekuasaanya melalui serangkaian perang yang juga disebut Peperangan Napoleon (Fauzi, 2011: 1).

Dari beberapa daerah yang sudah ditaklukanya tersebut, Rusia menjadi daerah yang selanjutnya ingin ditaklukan Napoleon. Di daerah Rusia ini adalah menjadi ajang pertempuran yang paling menentukan dalam peperangan Napoleon di Eropa. Hal tersebut menyebabkan perang berlangsung sangat unik dan merupakan perang yang paling menarik dalam peperangan Napoleon yang terjadi di Eropa. Rusia berada di sebelah timur Kawasan Eropa yang memiliki wilayah terluas di Eropa dan pusat pemerintahnya berada di St Petersburg. Napoleon sangat serius ingin menaklukan Rusia, bahkan ratusan ribu pasukan Napoleon dikerahkan untuk menyerang Rusia.


(6)

Sebenarnya apa yang menarik dari Rusia ini sehingga Napoleon sangat serius ingin menyerangnya? Napoleon yang sangat superior serta sulit untuk dikalahkan ternyata saat memasuki Rusia sangat sulit untuk meraih kemenangan. Berbagai cara dilakukan oleh Napoleon untuk mulai menambah para prajurit-prajuritnya, tetapi itu tidak menjamin kemenangan bagi Napoleon. Kekuatan Napoleon seakan-akan luntur saat memasuki Rusia.

Lanza (2010:133) dalam buku yang berjudul Napoleon and Modern War, His Military Maxims: Napoleon dan Strategi Perang Modern menjelaskan bahwa,

“Napoleon menyerang Rusia pada tahun 1812 dengan maksud memaksa Kaisar Alexander I tetap mengikuti sistem kontinental yang diterapkannya dan memperkecil kemungiknan ancaman Rusia yang akan menginvasi Polandia”. Serangan-serangan Napoleon yang bisa menaklukan sebagian Kawasan Eropa, ternyata tidak berhasil ketika ingin menguasai Rusia. Strategi Napoleon yang cemerlang, ternyata juga tidak mampu untuk mengalahkan Rusia. Ratusan ribu prajurit Napoleon yang dikerahkan untuk menyerang Rusia banyak yang tewas dan sebagian ada juga yang ditawan.

Memang wilayah Rusia sangat berbeda dengan wilayah lain di Kawasan Eropa. Pada musim dingin iklim di wilayah Perancis memang suhunya dingin, berbeda dengan iklim di Rusia yang beriklim “Continental” (bila musim panas

suhunya panas sekali, bila musim dingin suhunya dingin sekali) dan rata-rata suhunya dibawah nol derajat celcius. Keadaan alamnya juga sangat tidak biasa bagi pasukan Perancis dan cuaca dingin inilah kekuatan pasukan Napoleon seakan-akan luntur, cuaca dingin ini juga merupakan musuh pasukan Perancis selain pasukan Rusia.

Pertempuran di Rusia menjadi titik balik kekalahan Napoleon dalam Perang Koalisi. Misi untuk menaklukan Eropa inilah yang menjadikan titik lemahnya Napoleon yang pada tahun 1812 telah mengalami kekalahan dari Rusia. Meski Napoleon hanya memerintah Perancis kurang dari dua puluh tahun, kecerdikannya dalam menyusun peperangan telah membuatnya menjadi penakluk Eropa walaupun akhirnya kalah dalam peperangan tersebut (Cahyo, 2012: 142).


(7)

Perang Koalisi secara keseluruhan membawa perubahan besar di Eropa. Meskipun hampir semua Kawasan Eropa dibawah kekuasaan Napoleon (Prestasi ini hanya bisa dibandingkan dengan kekaisaran Romawi tempo dulu), peperangan antara Perancis pimpinan Napoleon dengan kekuatan lain di Eropa selama lebih dari dua dekade akhirnya sampai pada titik penghabisan setelah kalah dalam pertempuran di Rusia. Setelah peperangan Napoleon berakhir, dominasi Perancis di Eropa praktis lenyap dan kembali lagi seperti pada masa Raja Louis XIV (Fauzi, 2011: 3).

Strategi yang digunakan Napoleon tidak dapat menolong Perancis dari kekalahannya di Rusia. Mengapa Napoleon yang begitu superior dalam Perang Koalisi di Eropa kalah saat menuju Rusia? Melihat permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji hal tersebut yang akan dituangkan dalam penulisan skripsi. Hal-hal yang telah disampaikan oleh penulis di atas, kemudian dijadikan dasar oleh penulis untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai kekalahan Napoleon di Rusia akibat ambisi cita-citanya untuk menguasai Eropa. Dengan demikian penulis memilih untuk mengangkat judul "Perang Koalisi VI: Suatu Kajian Mengenai Kekalahan Pasukan Napoleon Dalam Pertempuran Di Rusia (1812)".


(8)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas penulis akan memfokuskan permasalahan pada pertanyaan sebagai berikut "Mengapa Napoleon gagal dalam melakukan pertempuran di Rusia tahun 1812?". Fokus permasalahan di atas akan diuraikan dalam pertanyaan pertanyaan di bawah ini:

1. Bagaimana latar belakang terjadinya pertempuran di Rusia tahun (1812)?

2. Bagaimana strategi militer Napoleon dalam pertempuran di Rusia tahun (1812)?

3. Apa yang menyebabkan Napoleon kalah dalam pertempuran di Rusia tahun (1812)?

4. Bagaimana dampak pertempuran yang terjadi di Rusia terhadap perkembangan politik kekuasaan Napoleon di Eropa (1812)?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan latar belakang terjadinya pertempuran di Rusia (1812). 2. Menjelaskan mengenai strategi militer Napoleon dalam pertempuran di

Rusia (1812).

3. Menjelaskan penyebab kekalahan Napoleon dalam pertempuran di Rusia (1812).

4. Menjelaskan dampak pertempuran yang terjadi di Moscow terhadap perkembangan politik kekuasaan Napoleon di Eropa (1812).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperkaya penulisan Sejarah terutama sejarah kawasan Eropa khususnya Perancis.


(9)

2. Untuk menambah pengetahuan peneliti dan juga para pembaca mengenai peristiwa sejarah Perang Koalisi (Perang Napoleon). Sehingga pengetahuan kita bertambah dan dapat mengambil pelajaran dari sejarah perang tersebut.

3. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan penelitian sejarah mengenai Pertempuran Napoleon di Rusia.

4. Dapat diambil suatu makna bahwa peperangan selalu menimbulkan kerugian baik yang menang maupun kalah. Sehingga untuk kedepanya diharapkan tidak terjadi peperangan lagi terutama di negeri kita sendiri. 5. Sebagai perluasan materi pelajaran Sejarah yang berkaitan dengan

kurikulum di sekolah menegah atas yang membahas mengenai Revolusi-revolusi di berbagai Negara terkait materi kelas XI semester 2.

1.5 Metode dan Teknik Penelitian

Metode yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode historis yang merupakan suatu metode yang lazim dipergunakan dalam penelitian sejarah. Metode historis yaitu, suatu proses pengkajian, penjelasan, dan penganalisaan secara kritis terhadap rekaman serta peninggalan masa lampau (Sjamsuddin, 2007: 17-19).

Adapun langkah-langkah yang akan penulis gunakan dalam melakukan penelitian sejarah ini sebagaimana dijelaskan oleh Ismaun (2005: 48-50) sebagai berikut:

1. Heuristik, yaitu pengumpulan sumber-sumber yang relevan dengan masalah yang akan diangkat oleh penulis. Cara yang dilakukan adalah mencari dan mengumpulkan sumber, buku-buku, dan artikel-artikel yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji. Sumber penelitian sejarah terbagi menjadi tiga yaitu sumber benda, sumber tertulis, dan sumber lisan. Topik yang penulis pilih berbentuk studi literatur sehingga sumber yang diambil merupakan sumber tertulis.


(10)

2. Kritik, yaitu memilah dan menyaring keotentikan sumber-sumber yang telah ditemukan. Pada tahap ini penulis melakukan pengkajian terhadap sumber-sumber yang didapat untuk mendapatkan kebenaran sumber. 3. Interpretasi, yaitu memaknai atau memberikan penafsiran terhadap

fakta-fakta yang diperoleh dengan cara menghubungkan satu sama lainnya. Pada tahapan ini penulis mencoba menafsirkan fakta-fakta yang diperoleh dari hasil penelitian.

4. Historiografi yaitu tahap akhir dalam penulisan sejarah. Pada tahapan ini penulis menyajikan hasil temuan pada tiga tahapan sebelumnya dengan cara menyusun dalam bentuk tulisan dengan gaya bahasa yang sederhana dan menggunakan tata bahasa penulisan yang baik dan benar.

Dalam upaya mengumpulkan bahan untuk keperluan penulisan karya ilmiah ini, penulis melakukan teknik penelitian dengan menggunakan studi literatur, teknik ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dapat menunjang penelitian.

1.6 Penjelasan Istilah

Untuk mendapatkan kejelasan makna yang tersirat dalam judul tersebut, penulis akan mencoba menguraikan istilah-istilah yang dianggap perlu, antara lain adalah sebagai berikut:

1.6.1 Perang

Perang diartikan sebagai permusuhan, pertempuran, dan sebagainya antar Negara, bangsa, tentara dengan Negara bangsa atau tentara. Perjuangan, perkelahian, mengadu tenaga, dan sebagainya. dan juga bisa dikatakan bahwa perang konflik akan melibatkan kekuatan Militer. Prof. Guilmartin juga mendefinisikan perang dapat didefinsikan dalam arti luas, bahwa perang tidak hanya dalam hal militer tetapi juga dapat berwujud tekanan sosial dan ekonomi guna mencapai tujuan-tujuan tertentu, perang telah menjadi sifat dasar manusia untuk berkuasa dan menanamkan pengaruhnya (Cahyo, 2012:13).


(11)

1.6.2 Napoleon

Dalam buku "The Rise Of Napoleon Bonaparte” Karya Aspey.

“Napoleon adalah kaisar Perancis sejak bulan November 1799 sampai 18 mei 1814. Napoleon berasal dari keluarga miskin dengan nama Napoleone Bounaparte. Keluarga Bounaparte berasal dari Pulau Corsica (pulau yang penduduknya bangsa Italia). Napoleon merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara. Napoleon lahir di Kota Ajjacio, Pulau Corsica, pada tanggal 15 Agustus 1769, satu tahun setelah kepulauan itu diserahkan dari Kerajaan Genoa kepada Perancis. Ayahnya adalah Nobile Carlo Bounaparte, yaitu seorang pengacara yang pernah menjadi perwakilan Corsica saat Louis XVI berkuasa di tahun 1777. Ibunya bernama Maria Letizia Morolino. Napoleon mempunyai kakak yang bernama Joseph, dan Lima adiknya yang bernama Louis, Pauline, Caroline, Lucien, dan Elisa”.

Dalam buku “Napoleon The Myth of The Savour” karya Jean Tulard (1985) menjelaskan Pada tahun 1779 tepatnya bulan Januari, Napoleon didaftarkan pada sebuah sekolah agama di Autun, Perancis untuk belajar bahasa Perancis, dan pada bulan Mei ia mendaftar disebuah akademi militer di Briene le Chateau. Saat disekolah ia sering dicemooh oleh teman-temanya, karena ia sering menggunakan bahasa Corsika yang sangat kental. Di sekolahnya Napoleon sangat pintar dalam pelajaran Matematika, dan cukup memahami pada pelajaran Sejarah dan Geografi. Setelah ia lulus pada tahun 1774, Napoleon mendaftar di sekolah elit Ecole Militaire di Kota Paris. Disana ia dilatih menjadi perwira Artileri. Saat ia sekolah disana, ayahnya meninggal dunia, Napoleon pun dipaksa menyelesaikan sekolah yang normalnya memakan waktu dua tahun menjadi satu tahun. Napoleon diuji oleh Pierre Simon Laplace yang merupakan seorang ilmuan terkenal. Kecerdasannya membuat Napoleon lulus diusia 15 tahun. Berbagai perang dimenangkannya diantaranya melawan Austria dan Prusia”.


(12)

1.6.3 Rusia

Rusia pada tahun 1812 merupakan negara dengan sistem pemerintahan kerajaan yang dipimpin oleh Tsar Aleksander 1. Keberadaan Rusia menurut data arkeologi terletak disebelah timur Jerman yakni dari Sungai Oder disebelah barat, membentang sampai ke pegunungan Karpatian disebelah Timur, dan disini telah lama hidup bangsa nenek moyang Rusia yang dikenal dengan bangsa Slavia (Orlov dalam Fahrurodji, 2000:15).

Tsar Aleksander I naik tahta setelah terjadi kudeta dan pembunhan ayahnya, Paul 1. Aleksander tumbuh dewasa dalam didikan yang sangat

dipengaruhi oleh neneknya, Katerina II “The Great”. Setelah naik tahta juga,

Rusia dibawah pimpinan Aleksander I menghukum orang-orang yang terlibat konspirasi yang mengakibatkan kematian ayahnya. Pada paruh pertama pemerintahannya Aleksander I dikenal sebagai seorang yang liberal, periode ini ia menggelar reformasi liberal, yang dibidani ia sendiri dan beberapa teman – teman dekatnya. Dengan teman-teman dekatnya inilah ia membentuk “Komite

Rahasia” atau “komite penyelamatan umum” (Fahrurodji, 2005: 84).

1.6.4 Koalisi

Menurut (Heywood dalam Jansen, 1981) mengemukakan “koalisi adalah pengelompokan aktor politik saingan yang dibawa bersama-sama melalui persepsi ancaman bersama, atau pengakuan bahwa tujuan mereka tidak dapat tercapai dengan bekerja secara terpisah”.

Koalisi juga untuk memperkuat barisan dalam menjalankan program-program yang telah disusun, koalisi itu merupakan gabungan dari berbagai elemen untuk melaksanakan program politik. Koalisi itu di perlukan jika merasa kekuatan tidak cukup untuk mensukseskan program-program yang ada, anggota koalisi


(13)

tidak ada batasannya, semakin banyak anggota koalisi maka semakin sukses dalam menjalankan program-programnya. Dengan catatan seluruh anggota koalisi harus sepaham dan memiliki komitmen yang tinggi untuk menjalankan program-program (Jansen, 1981: 1).

1.7 Tinjauan Kepustakaan dan Landasan Teori 1.7.1. Tinjauan Kepustakaan

Penelitian yang dilakukan para ahli terdahulu dan penelitian sejenis akan menjadikan acuan dalam penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, oleh karena itu sember-sumber yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini menggunakan sumber-sumber yang dihasilkan dalam penelitian oleh para ahli terdahulu. Adapun beberapa sumber yang digunakan oleh peneliti diantaranya adalah:

1) Buku karya Hoaglin (1960) dalam bukunya yang berjudul Learn World History "The Easy War", menjelaskan mengenai masa kekaisaran Napoleon Bonaparte. Selama Napoleon berkuasa kurang lebih 10 tahun, ia banyak melakukan perubahan-perubahan penting. Perubahan-perubahan tersebut adalah Perubahan-perubahan dalam bidang ekonomi, dalam bidang hukum, bidang pendidikan, bidang pemerintahan, bidang agama, bidang sosial, pekerjaan publik, dan usaha kolonial.

2) Buku karya A. N. Cahyo (2012) yang berjudul Perang-perang Paling Fenomenal : Dari Klasik sampai Modern. Buku ini menjelaskan mengenai Perang-perang yang terjadi sejak awal peradaban manusia hingga zaman modern baik dalam skala kecil maupun besar. Dalam buku ini oleh penulis akan disorot mengenai Perang Zaman Pike and Shot yang didalam bahasanya terdapat bahasan mengenai Invasi Napoleon ke Rusia. 3) Buku karya Weiss (1977) yang berjudul Conservatism In Europe 1770-1945 "Tradisionalism, Reaction, and Counter Revolution". Buku ini menjelaskan bahwa imperialisme Perancis dibawah Napoleon merupakan suatu ancaman terhadap nilai-nilai tradisional politik, ekonomi, dan


(14)

struktur sosial. Selama pemerintahanya, Napoleon berhasil mengumpulkan sejumlah masa yang mendukungnya, dan membentuk sebuah pasukan bersenjata.

4) Buku karya Zamoyski (2005) yang berjudul Moscow 1812: Napoleon’s

Fatal March. Buku ini menceritakan tentang invasi Napoleon ke Rusia dan mundur akibat kekalahannya di Moskow.

5) Buku karya Lanza (1949) yang berjudul Napoleon and Modern War, His Military maxims yang diterjemahkan oleh Gatot Triwira. Buku ini menjelaskan kejeniusan taktik milter Napoleon. Taktik militer Napoleon disebut sering disebut salah satu Jendral terbesar sepanjamg zaman itu diperinci, dan dijelaskan secara lebih teknis.

Selain kelima buku yang telah disebutkan, masih ada beberapa buku lain yang juga menunjang terhadap penelitian, diantaranya adalah buku Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Di Dunia karya M. H. Hart, buku Hubungan Internasional di Kawasan Eropa (Antara Konflik, Kerjasama, dan Integrasi)

karya Aelina Surya, buku Lintasan Sejarah Dunia karya J. Nehru, buku Sun Tzu The Art of Warfare karya Ames, buku Napoleon: Sang Manusia Hebat Pencipta Sejarah karya Felix Markham, dan masih banyak pula buku-buku yang masih dalam proses pencarian untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan.

1.7.2 Landasan teori 1.7.2.1 Teori Perang

Dalam bukunya Sun Tzu The Art of Warfare karya Ames (2002: 93)

“Perang adalah urusan Negara bagian yang penting, medan dimana hidup mati ditentukan jalan yang membawa kepada keselamatan atau kehancuran, dan harus diperiksa secara seksama”. Oleh sebab itu, kita harus mengukur hasil perang dengan menilai situasi perang berdasarkan lima kriteria dan membandingkan kedua sisi dengan menilai kekuatan relatif masing-masing yaitu: Pertama“Jalan”, Kedua“Iklim”, Ketiga“Medan”, Keempat “Komando”, dan Kelima“Aturan”.


(15)

Sun Tzu mengungkapkan teori pertempuran bahwa dalam memasuki pertempuran, carilah kemenangan yang cepat, kalau pertempuran berkepanjangan, senjata anda akan tumpul dan pasukan anda akan merosot moralnya. kalau pasukan anda lama didiamkan dilapangan, cadangan nasional anda tidak akan cukup (Ames, 2002: 97).

Menurut Clausewitz dalam bukunya yang berjudul “On War

menjelaskan bahwa:

“Perang hanyalah duel dalam skala luas. Jika kita memahami, perang hanya sebagai unit jumlah tak terhitung dalam duel yang membuat terjadinya perang. Kita harus melakukan yang terbaik untuk diri kita sendiri seperti dua pegulat yang masing-masing berusaha dengan menggunakan kekuatan fisik untuk memaksa lawanya tunduk kepada kehendaknya, setiap upaya untuk melemparkan lawanya, dan membuat dia mampu memberikan perlawanan lebih lanjut”.

Jika perang berakhir untuk menghanguskan, maka secara alami segala persiapan untuk hal yang sama akan memiliki kecenderungan yang ekstrim. Untuk kelalaian dengan cara apapun tidak bisa diperbaiki, kemudian yang paling realitas dunia bisa memberikan panduan bagi kita mengenai persiapan musuh, sejauh mereka kita kenali, dan semua sisanya akan jatuh ke dalam wilayah lain dengan memisahkan pasukan musuh (Clausewitz, 2006: 16).

1.7.2.2 Teori Strategi

Sun Tzu dalam tulisanya yang terkeknal yaitu “The art of Warfare” mengungkapkan “dalam konsep strategi Sun Tzu telah mempengaruhi pemikiran-pemikiran tentang strategi pda masa-masa berikutnya dihampir seluruh penjuru dunia, bahkan dinegara-negara barat sekalipun sampai sekarang.” Pada tataran strategi Sun Tzu sangat fokus pada kepentingam-kepentingan suatu negara dalam penggunaan kekuatan militer. Salah satu kalimat yang dituliskan dalam hal ini

adalah. “Jika bukan karena kepentingan negara, jangan bertindak. Jika tidak yakin

akan berhasil, jangan menggunakan kekuatan militer. Jika bukan karena dalam bahaya (terancam), jangan bertempur” (Ames, 2002:142).


(16)

Selain Sun Tzu, Clausewitz juga menjelaskan “bahwa strategi adalah aksi pertempuran untuk mencapai akhir dari perang, oleh karena itu harus memberikan tujuan untuk aksi militer secara keseluruhan, yang harus sesuai dengan objek perang”. Dengan kata lain strategi merupakan rencana perang, untuk tujuan bersama dalam rangkaian tindakan yang mengarah pada keputusan akhir. Strategi juga merupakan untuk membuat rencana kampanye terpisah dan mengatur pertempuran untuk diperjuangkan dalam setiap lokasi pertempuran (Clausewitz, 2006: 77).

1.7.2.3 Teori Geopolitik

Dalam teori ini Hayati (2007: 161) menjelaskan bahwa:

“Geopolitik adalah pemanfaatan ilmu dari Geografi untuk maksud politik praktis. Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan dalam wujud kebijakan dan strategi nasional yang didorong aspirasi nasional Geografik”.

Suatu negara yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung kepada sistem politik suatu negara. Sebaliknya politik negara itu secara langsung akan berdampak kepada geografi negara yang bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada geografi sosial (hukum geografi), situasi, kondisi, atau konstelasi geografi dan segala sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik geografi suatu negara.

1.7.2.4 Teori Konflik Dalam Sosiologi

Teori konflik dalam perkembanganya lebih dibahas secara spesifik dengan lahirnya cabang baru sosiologi yang membahas mengenai konflik yaitu sosiologi konflik. Istilah tersebut pertama kali disebutkan dalam artikelnya yang berjudul “The Sociology of Conflict” oleh George Simmel tahun 1903. Ia juga dikenal sebagai bapak sosiologi konflik. Ibnu Khaldun dalam Susan (2009:41), juga menjelaskan:

“Dinamika konflik dalam sejarah manusia sesungguhnya ditentukan oleh keberadaan kelompok sosial yang berbasis pada identitas, golongan, etnis,


(17)

dan tribal. Kelompok sosial dalam struktur sosial manapun dalam masyarakat didunia ini selalu memberi kontribusi terhadap berbagai

konflik”.

Dari penjelasan di atas penulis lihat bahwa keberadaan kelompok sosiallah yang menentukan terjadinya konflik karena suatu kelompok sosial ini ingin menunjukan bahwa kelompoknya yang dianggap kuat dan layak untuk menguasai daerah yang mereka tinggal. Apabila ada kelompok sosial lain yang menentang dan ingin menguasai daerahnya maka disitulah akan terjadi konflik sosial antar berbagai kelompok.

.

1.8 Struktur Penulisan Skripsi

Sitematika hasil penelitian akan disusun kedalam lima bab yang terdiri dari:

Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti, membahas mengenai masalah-masalah yang melatarbelakanginya dengan mengungkapkan kesenjangan, antara harapan dan kenyataan. Selanjutnya dikemukakan mengenai perumusan masalah yang merupakan persolan-persoalan penting yang memerlukan pemecahan. Dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat penelitian yang memuat maksud dari pemilihan masalah tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan metode dan teknik penelitian, dimana dalam penelitian ini menggunakan studi kepustakaan, dan studi dokumentasi. selanjutnya yang terakhir dalam bab ini dituliskan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Kepustakaan

Bab ini berisi mengenai pemaparan terhadap beberapa sumber kepustakaan yang dijadikan sebagai bahan bagi penulis dalam mengkaji permasalahan yang diangkat yaitu tentang “Perang Koalisi: Suatu Kajian

Mengenai Kekalahan Pasukan Napoleon Dalam Pertempuran Di Rusia (1812)”.


(18)

Perang Napoleon itu sendiri. Selain membahas mengenai sumber-sumber literatur yang relevan dengan kajian penulis, pada bab ini juga berisi mengenai tinjauan teori yang digunakan.

Bab III Metodologi dan Teknik Penelitian

Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang akan digunakan dalam penulisan yaitu Heuristik yang merupakan proses pengumpulan data-data yang dibutuhkan dalam penulisan, Kritik yaitu proses pengolahan data sejarah sehingga menjadi fakta yang asli dan dapat dipertanggungjawabkan, interpretasi yaitu penafsiran sejarawan terhadap fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan serta metode penafsiran tertentu, dan Historiografi yaitu proses penulisan fakta-fakta sejarah agar dapat disampaikan pada orang banyak.

Bab IV Pembahasan

Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan seluruh hasil penelitian yang diperoleh Perang Napoleon, serta merupakan isi utama dari tulisan sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah. Pada bab ini membahas secara garis besar dari hasil penelitian disertai dengan analisis-analisisnya yang dibagi kedalam beberapa sub-bab dimulai dari menjelaskan sebab dan latar belakang terjadinya pertempuran di Rusia (1812), menjelaskan strategi militer Napoleon dalam pertempuran di Rusia (1812), menjelaskan penyebab kekalahan Napoleon dalam pertempuran di Rusia (1812), dan menjelaskan dampak pertempuran yang terjadi di Rusia terhadap perkembangan politik kekuasaan Napoleon di Eropa (1812).

Bab V Kesimpulan

Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil-hasil temuan dilapangan. Bab ini juga merupakan jawaban terhadap masalah-masalah secara keseluruhan setelah dilakukan pengkajian pada bab sebelumnya.


(19)

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan penjelasan mengenai metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis, mulai dari pelaksanaan dan persiapan penelitian hingga laporan penelitian. Penulis mengkaji skripsi dengan judul “Perang Koalisi VI:

Suatu Kajian Mengenai Kekalahan Pasukan Napoleon Di Rusia (1812)”.

Penelitian pada penulisan skripsi ini menggunakan metode historis dengan studi literatur. Sedangkan untuk pendekatannya penulis menggunakan pendekatan interdispliner. Metode historis digunakan dalam penulisan skripsi ini terdapat keterkaitan dengan objek kajian yang diteliti yakni mengenai perang Koalisi VI 1.

3.1 Metode dan Teknik Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam melalkukan penyidikan disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan bahan-bahan (objek) yang diteliti. Metode historis adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau dan hasilnya berupa rekonstruksi imajinatif dan historiografi (Gottschalk, 1986: 32).

Langkah-langkah penelitian yang ditempuh penulis dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Heuristik

Heuristik yaitu mencari, menemukan, dan mengumpulkan data dan fakta dari berbagai sumber baik itu berupa buku-buku maupun artikel yang menjelaskan mengenai perang Koalisi VI. Heuristik dalam bahasa Yunani disebut Heurishein

yang artinya yaitu memperoleh. Heuristik merupakan suatu kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data atau materi sejarah, atau evidensi sejarah yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti (Sjamsuddin, 2007: 86).


(21)

Renier dalam Abdurahman (2007: 64), menjelaskan bahwa Heuristik adalah suatu teknik, suatu seni, dan bukan suatu ilmu. Oleh sebab itu heuristik tidak mempunyai peraturan-peraturan umum. Namun, heuristik seringkali merupakan suatu keterampilan dalam menemukan, menangani, dan merinci bibliografi atau mengklasifikasi dan merawat catatan-catatan.

Pada kegiatan pencarian dan mengumpulkan sumber-sumber mengenai perang Koalisi VI, penulis mencari di beberapa toko buku yang ada di Kota Bandung seperti di toko buku Palasari, Gramedia, dan Jalan Dewi Sartika Bandung. Pencarian sumber juga penulis lakukan diberbagai perpustakaan, seperti perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, Perpustakaan Daerah Jawa Barat, Perpustakaan Batu Api Jatinangor, dan Perpustakaan Universitas Indonesia Depok. Selain ditempat-tempat yang penuliskan sebutkan, pencarian sumber ini penulis lakukan dengan melakukan browsing internet sebagai tambahan pengetahuan heuristik penulis mengenai penelitian yang dikaji.

Dari proses pencarian sumber-sumber di berbagai tempat yang penulis sebutkan diatas, penulis mendapatkan bermacam-macam sumber yang memberikan banyak informasi seperti buku yang berjudul A Political and Cultural History of Modern Europe, Russia in The Age of Reaction and Reform 1801-1881, Napoleon “The Myth of The Saviour”, Perang Perang Paling Fenomenal “Dari Klasik Sampai Modern”, Rusia Baru Menuju Demokrasi “Pengantar Sejarah dan Latar Belakang Budayanya”, Napoleon Bonaparte Ternyata Seorang Muslim, Hubungan Internasional di Kawasan Eropa “Antara Konflik, Kerjasama, dana Integrasi”, dan buku-buku lainnya.

2. Kritik Sumber

Setelah penulis mendapatkan berbagai sumber, tahap selanjutnya adalah penulis melakukan penilaian dan mengkritik sumber-sumber yang telah ditemukan tersebut baik itu dari buku, sumber tertulis browsing internet, dan hasil dari penelitian dalam pencarian sumber lainya. Penulis sependapat dengan Sjamsuddin (2007:131) yang menjelaskan bahwa seorang sejarawan tidak akan


(22)

menerima begitu saja apa yang tercantum dan tertulis pada sumber-sumber yang diperoleh. Melainkan ia harus menyaringnya secara kritis terutama terhadap sumber pertama agar terjaring fakta-fakta yang menjadi pilihannya, sehingga dari penjelasan tersebut dapat ditegaskan bahwa tidak semua sumber yang ditemukan dalam tahap heuristik dapat menjadi sumber yang digunakan penulis, tetapi harus disaring dan dikritisi terlebih dahulu keotentikan sumber tersebut.

Ismaun (2005: 48) menjelaskan bahwa dalam tahap ini timbul kesulitan yang sangat besar dalam penelitian sejarah, karena kebenaran sejarah itu sendiri tidak dapat didekati secara langsung dan karena sifat sumber sejarah juga tidak lengkap serta kesulitan menemukan sumber-sumber yang dapat dipercaya, relevan dan otentik, maka penulis harus melakukan kritik internal dan kritik eksternal terhadap sumber-sumber yang penulis dapatkan.

Kritik eksternal yaitu cara melakukan verifikasi atau cara pengujian terhadap aspek-aspek luar sumber-sumber sejarah. Aspek-aspek luar itu dapat diuji dengan perntayaan-pernyataan kapan sumber itu dibuat?, dimana sumber itu dibuat?, siapa yang membuat?, dari bahan apa sumber itu dibuat?, dan apakah sumber itu dalam bentuk asli atau tidak? Sedangkan kritik Internal Ismaun (2005: 50) mengemukakan bahwa kritik internal adalah kritik yang bertujuan untuk menilai kredibilitas sumber yang mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya. Isinya dinilai dengan membandingkan kesaksian di dalam sumber dengan kesaksian-kesaksian dari sumber lain. Untuk menguji kredibilitas sumber (sejauh mana dapat dipercaya) diadakan penilaian intrinsik terhadap sumber dengan mempersoalkan hal-hal tersebut. Kemudian dipungutlah fakta-fahta sejarah melalui perumusan data yang didapat, setelah diadakan penelitian terhadap evidensi-evidensi dalam sumber.

3. Interpretasi

Interpretasi sejarah atau yang biasa disebut juga dengan analisis sejarah merupakan tahap dimana peneliti melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori


(23)

dalam Abdurahman, 2007: 73). Dalam interpretasi atau penafsiran sejarah itu memiliki tiga aspek penting yaitu: pertama, analisis-kritis yaitu menganalisis struktur intern dan pola-pola hubungan antar fakta-fakta. Kedua, historis-substantif yaitu menyajikan suatu uraian prosesual dengan dukungan fakta-fakta yang cukup sebagai ilustrasi suatu perkembangan. Sedangkan ketiga, sosial-budaya yaitu memperhatikan manifestasi insani dalam interaksi dalam interrelasi sosial-budaya (Gottschalk dalam Ismaun, 2005: 56).

4. Historiografi

Ismaun (2005: 28) mengemukakan bahwa historiografi adalah usaha untuk mensintesiskan data-data dan fakta-fakta sejarah menjadi suatu kisah yang jelas dalam bentuk lisan maupun tulisan. Sama halnya menurut Sjamsuddin (2007: 156) juga mengemukakan bahwa historiografi adalah usaha mensintesiskan seluruh hasil penelitian atau penemuan yang berupa data-data dan fakta-fakta sejarah menjadi suatu penulisan yang utuh, baik itu berupa karya besar ataupun hanya berupa makalah kecil. Tahap historiografi yang penulis lakukan adalah dalam berupa tulisan setelah penulis melewati tahap pengumpulan dan penafsiran sumber-sumber sejarah. Penulis memperoleh fakta-fakta disajikan menjadi satu kesatuan dalam skripsi yang berjudul “Perang Koalisi VI: Suatu Kajian Mengenai

Kekalahan Napoleon Dalam Pertempuran Di Rusia”.

3.1.2 Teknik Penelitian

Teknik penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu dengan menggunakan studi liteartur, yakni dengan cara mengumpulkan sumber-sumber yang mendukung serta relevan bagi penulis. Sumber-sumber tersebut dikaji oleh penulis baik itu berasal dari sumber buku,

browsing internet, maupun sumber-sumber tertulis lainya yang relevan dengan fokus kajian yang penulis teliti.

Sumber-sumber yang telah ditemukan oleh penulis maka sumber tersebut akan dikritik secara eksternal maupun internal, serta penulis kemudian menganalisis sumber tersebut. Hasil analisis tersebut akan jadi acuan penulis


(24)

menggunakan sistem dengan aturan dalam buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang ditetapkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

3.2 Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian merupakan titik awal pada tahapan penelitian yang harus dipersiapkan dengan matang. Tahap ini dilakukan dengan langkah-langkah yang isinya yaitu pengajuan tema penelitian, penyusunan rancangan penelitian serta bimbingan. Adapun tahapnya sebagai berikut.

3.2.1 Pengajuan Tema Penelitian

Skripsi yang berjudul “Perang Koalisi VI: Suatu Kajian Mengenai

Kekalahan Pasukan Napoleon Dalam Pertempuran di Rusia 1812”. Ini merupakan suatu kajan sejarah perang suatu negara. Penentuan judul dan tema skripsi ini dipengaruhi oleh ketertarikan penulis terhadap mata kuliah Sejarah Peradaban Barat yang terutama mengenai bahasan perang Koalisi yang merupakan salah satu mata kuliah kesukaan penulis. Akibatnya dari ketertarikan tersebut penulis berniat untuk menulis sebuah skripsi yang bertemakan tentang Perang Koalisi VI di Rusia.

Terlepas pada ketertarikan pada mata kuliah tersebut, ketika penulis sedang mencari judul penelitian untuk mata kuliah Seminar Penulisan Karya Ilmiah, penulis mendapatkan buku mengenai peperangan di dunia dan di dalamnya menceritakan mengenai beberapa peperangan dahsyat yang terjadi di dunia dari zaman kuno hingga zaman modern. Setelah baca buku tersebut ada sub judul yang membuat penulis merasa tertarik untuk diteliti yaitu mengenai peperangan Napoleon (Koalisi). Pada dasarnya penulis memang tertarik dengan sejarah kawasan terutama yang berkaitan dengan peperangan. Akhirnya dengan ketertarikan tersebut penulis tuangkan dalam sebuah judul proposal skripsi.

Setelah melakukan konsultasi dengan sekertaris TPPS (Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi) beliau mengingatkan kepada penulis bahwa Judul Perang Napoleon di Eropa sebelumnya pernah dikaji oleh mahasiswa angkatan atas, tetapi judulnya berbeda dengan topik yang akan penulis teliti.


(25)

terlebih dahulu dengan dosen yang mengajarkan matakuliah Sejarah Peradaban Barat. Setelah berkonsultasi dengan dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Barat beliau membolehkan judul yang penulis angkat yaitu Perang Koalisi VI di Rusia untuk dilanjutkan menjadi skripsi dengan judul Perang Koalisi VI di Rusia: Suatu Kajian Mengenai kekalahan Pasukan Napoleon Di Moscow. Judul tersebut boleh dilanjutkan namun judulnya diubah sedikit menjadi “Perang Koalisi VI: Suatu

Kajian Mengenai Kekalahan Pasukan Napoleon di Rusia”.

Setelah penulis mendapakan judul yang sesuai maka penulis memperbaiki proposal dan mengajukan rancangan judul penelitian kepada dewan TPPS di jurusan Pendidikan Sejarah. Judul penulis ajukan adalah “Perang Koalisi

VI: Suatu Kajian Mengenai Kekalahan Pasukan Napoleon di Rusia”.

3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian

Setelah penulis menentukan judul dan tema penelitian, penulis selanjunya melanjutkan ketahap penyusunan rancangan penelitian. Dalam tahap ini, penulis mulai mengumpulkan berbagai data mengenai Peperangan Napoleon (Koalisi) serta Pertempuran di Rusia. Penulis melakukan pengumpulan data dengan pencarian sumber tertulis ke berbagai toko buku, perpustakaan, dan juga lewat

browsing internet.

Setelah data-data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, penulis selanjutnya menyusun rancangan penelitian tersebut dalam sebuah proposal skripsi yang sistematikanya sebagai berikut:

1. Judul Penelitian

2. Latar Belakang Masalah 3. Rumusan Masalah 4. Tujuan Penelitian 5. Manfaat Penelitian 6. Tinjauan Kepustakaan

7. Metode dan Teknik Penelitian 8. Sistematika Penulisan


(26)

Pada rancangan proposal penelitian yang sudah selesai disusun selanjutnya diajukan kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) Jurusan Pendidikan Sejarah. Proposal penelitan tersebut kemudian dikoreksi dan penulis mendapatkan beberapa pertanyaan dari dosen TPPS mengenai permasalahan penelitian yang penulis kaji. Setelah TPPS mengkoreksinya kemudian penulis melakukan revisi terhadap rancangan proposal penelitian yang penulis ajukan. Setelah proposalnya direvisi, penulis menyerahkan kembali rancangan proposal penelitian tersebut kepada TPPS. Selanjutnya TPPs memberikan izin kepada penulis untuk mengikuti kegiatan seminar proposal skripsi.

Proposal tersebut kemudian dipresentasikan pada seminar proposal tanggal 7 Desember 2013 di Laboratorium Jurusan Pendidikan Sejarah. Dalam seminar proposal tersebut, penulis mendapatkan berbagai saran dan masukan terkait masalah judul, rumusan pertanyaan penelitian, serta tinjauan kepustakaan. Selain itu juga, penulis mendapatkan masukan dari calon dosen pembimbing mengenai rumusan pertanyaan penelitian yang harus diubah dan ditambah satu pertanyaan lagi.

Rancangan proposal penelitian tersebut kemudian disetujui oleh calon pembimbing I dan II serta siap untuk membimbing penulis dalam melakukan penelitian. Pengesaha penelitian dikeluarkan melalui surat keputusan dari TPPS Jurusan Pendidikan Seajarah No: 013/TPPS/JPS/PEM/2013. Setelah disetujui, pengesahan untuk penulisan skripsi dikeluarkan melalui surat keputusan Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI, dan sekaligus penentuan pembimbing skripsi yaitu Bapak Dr. Nana Spriatna, M, Ed sebagai pembimbing I dan Bapak Drs. H.R. Achmad Iriyadi sebagai pembimbing II.

Setelah melaksanakan seminar proposal, penulis kemudian melakukan revisi proposal penelitian yang telah diseminarkan. Perbaikan terhadap proposal penelitian dilakukan sesuai dengan saran dan masukan yang diberikan oleh calon pembimbing ketika pelaksanaan seminar proposal penelitian. Perbaikan dilakukan


(27)

dari segi rumusan pertanyaan penelitian, tinjauan kepustakaan, dan landasan teori-teori yang masih kurang fokus terhadap judul kajian yang diambil.

3.2.3 Proses Bimbingan

Bimbingan merupakan kegiatan konsultasi yang dilakukan oleh penulis dengan dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian. Berdasarkan kegiatan seminar proposal penelitian pada 7 Desember 2013, ditetapkan bahwa Bapak Dr. Nana Supriatna, M,Ed sebagai pembimbing I dan Bapak Drs. H.R. Achmad Iriyadi sebagai pembimbing II dalam kegiatan penelitian yang dilakukan oelh penulis. Kegiatan bimbingan harus dilakukan oleh penulis selama penyusunan skripsi. Melalui proses bimbingan, saran, arahan, dan perbaikan selalu didapatkan penulis dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.

Dalam pelaksanaan bimbingan dengan melakukan diskusi dan komunikasi dengan dosen pembimbing I dan II, penulis dapat melakukan proses penelitian dan penyusunan penelitian dengan baik. Selama proses penyusunan skripsi itu penulis melakukan proses bimbingan dengan pembimbing I dan pembimbing II sesuai dengan waktu bimbingan yang telah disepakati bersama. Sehingga bimbingan ini bisa berjalan lancar dan penyusunan skripsi ini dapat memberikan hasil sesuai dengan ketentuan.

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Tahapan berikutnya penulis melakukan pelaksanaan penelitian setelah penulis merancang dan mempersiapkan penelitian. Dalam penelitian skripsi ini, penulis melakukan empat tahapan penelitian diantaranya sebagai berikut:

3.3.1 Heuristik

Heuristik merupakan proses mengumpulkan fakta-fakta dan sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan yang dikaji oleh penulis. Kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data atau materi sejarah, atau evidensi sejarah yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji oleh peneliti


(28)

Proses pencarian sumber-sumber ini, penulis mendatangi berbagai toko buku yang ada di Kota Bandung seperti toko buku Gramedia, toko buku Palasari, toko buku Togamas, dan toko buku di Jalan Dewi Sartika. Selain itu juga penulis mengunjung ke berbagai perpustakaan seperti Perpustakaan Universitas Indonesia Bandung, Perpustakaan Universitas Indonesia Depok, Perpustakaan Daerah Bandung, dan Perpustakaan Batu Api Jatinangor. Untuk menambah sumber-sumber ini, penulis tidak lupa mencari sumber-sumber-sumber-sumber yang ada di internet dan ebook untuk mendapatkan sumber mengenai Perang Koalisi VI.

Dari berbagai toko buku, perpustakaan dan lain-lain, penulis mendapatkan sumber yang cukup relevan dengan penelitian yang penulis kaji yaitu mengenai Perang Koalisi. Penjelasan mengenai penemuan sumber-sumber tersebut penulis paparkan sebagai berikut:

1. Toko Buku Gramedia Bandung, dari toko buku ini penulis mendapatkan buku sumber yang berjudul Perang-perang paling Fenomenal yang isinya mengenai sejarah peperangan dari zaman klasik hingga modern dan buku berjudul Hubungan Internasional di Kawasan Eropa yang menjelaskan bahwa Kawasan Eropa selalu menjadi tempat hal-hal besar termasuk peperangan Napoleon (Koalisi).

2. Toko Buku Togamas Bandung, dari toko buku ini penulis mendapatkan buku sumber yang berjudul Napoleon Bonaparte Ternyata Seorang Muslim, buku Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah,

dan buku .

3. Toko Buku Jalan Dewi Sartika, dari toko buku ini penulis tidak mendapatkan satu pun buku yang mengkaji tentang peperangan Napoleon (Koalisi).

4. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, dari perpustakaan ini penulis mendapatkan berbagai buku sumber yaitu buku yang berjudul

Learn World History: The Easy War karya Hoaglind, buku Hukum Internasional Bagian Perang karya Djatikoesoemo, buku Conservatism


(29)

Revolution”, dan berbagai buku lainya mengenai metodologi penelitian sejarah.

5. Perpustakaan Universitas Indonesia, dari perpustakaan ini penulis mendapatkan berbagai buku sumber yaitu buku yang berjudul The Western Heritage Vol. II Since 1648, buku Napoleon and Modern War “

His Military Maxims”, buku A Political and Cultural History of Modern Europe, buku Russia In The Age of Reaction and Reform 1801-1881,

dan buku Napoleon “The Myth of The Saviour.

6. Perpustakaan Daerah Bandung, dari perpustakaan ini penulis mendapatkan beberapa buku sumber yang digunakan untuk bab II mengenai teori-teori yang dipakai oleh penulis.

7. Perpustakaan Batu Api Jatinangor, dari perpustakaan ini penulis mendapatkan beberapa buku sumber yaitu buku Rusia Baru Menuju Demokrasi, buku Revolusi Prancis, buku Pengantar Sosiologi Konflik dan Isu-isu Kontemporer, dan buku Napoleon: Sang Manusia Hebat Pencipta Sejarah.

8. Situs Ebook, dari situs ebook ini penulis juga mendapatkan berbagai sumber yang berjudul The Persuit of Glory: Europe 1648-1815, Moscow 1812: Napoleon’s Fatal March, dan 1812: Napoleon's Russian campaign.

Semua sumber liteartur yang diperoleh penulis, sebagian ada yang menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Sumber yang menggunakan bahasa Inggris, penulis terlebih dahulu menterjemahkan ke bahasa Indonesia supaya lebih mudah dalam memahami isi sumbernya. Setelah diterjemahkan, penulis mengkaji antara sumber yang satu dengan yang lainya sehingga diperloeh pemahaman yang telah teruji. Pemahan mengenai sumber-sumber yang sekunder dapat membantu peneliti dalam menguji permasalahan dalam penulisan skripsi ini akibatnya diperoleh perubahan yang optimal melalui penelitian ini dan hasilnya dituangkan dalam bentuk tulisan, serta memperoleh hasil yang baik.


(30)

3.3.2 Krtitk Sumber

Tahap kedua adalah tahap kritik sumber setelah peneliti mendapatkan sumber-sumber yang dianggap relevan dengan penelitian yang penulis kaji pada tahap heuristik. Abdurahman (2007:68) menjelaskan bahwa:

“Verifikasi atau kritik sumber ini bertujuan untuk memperoleh keabsahan sumber. Dalam hal ini, dilakukan uji keabsahan tentang keaslian (autentisitas) yang dilakukan melalui kritik ekstern dan keabsahan tentang

kesahihan sumber (kredibilitas) yang dilalui melalui kritik intern”.

Sama halnya dengan pendapat di atas, penulis sependapat dengan Sjamsuddin (2007: 105) yang menjelaskan bahwa “fungsi kritik sumber bagi

sejarawan erat kaitanya untuk mencari kebenaran”. Memang para sejarawan

dalam tahap ini dihadapkan pada benar dan salah, keraguan dan kemungkinan. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa kritik sumber dikelompokkan pada dua bagian yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Pada kritik eksternal telah menitikberatkan pada aspek-aspek luar sumber sejarah, sedangkan untuk kritik internal maka lebih menekankan pada isi dari sumber sejarah. Dalam aspek eksternal ditujukan untuk menilai otentisitas dan integritas sumber. Penulis juga sependapat dengan Abdurahman (2007: 68-69) yang mengemukakan bahwa aspek-aspek luar tersebut bisa diuji dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: kapan sumber itu dibuat?, dimana sumber itu dibuat?, siapa yang membuat?, dari bahan apa sumber itu dibuat?, dan apakah sumber itu dalam bentuk asli?.

Ketika melakukan kritik eksternal terhadap beberapa sumber tertulis yang berbentuk buku, penulis hanya mengklasifikasinya dari aspek latar belakang penulis buku tersebut. Itu dilakukan penulis untuk melihat ke otentisitas yang berhubungan dengan skripsi penulis. Selain itu, penulis juga memperhitungkan kepopuleran dari penerbit supaya tingkat kepercayaan penulis semakin tinggi kepada isi buku tersebut.

Kritik internal bertujuan untuk menguji kredibilitas dan reliabilitas sumber. Sjamsuddin (2007: 143) mengemukakan bahwa “kritik internal


(31)

tanggung jawab dan moralnya, serta kemampuan pembuatanya. Penulis menilai isinya dengan membandingkan kesaksian-kesaksian didalam sumber dengan kesaksian-kesaksian didalam sumber lain. Untuk menguji sejauh manakah sumber tersebut dapat dipercaya, maka diadakan penilaian terhadap sumber dengan mempersoalkan hal-hal tersebut. Kemudian didapatkanlah fakta-fakta sejarah melalui perumusan data yang diapat terhadap evidensi-evidensi dalam sumber setelah diadakan penelitian.

Berhubungan dengan tahap kritik sumber ini, dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menyaring dan mengkritik beberapa sumber yang telah penulis dapatkan pada proses heuristik. Kritik internal yang penulis lakukan terhadap buku yang berjudul “Conservatism In Europe 1770-1945 “Tradisiolism, Reaction, and Counter Revolution” karya John Weiss. Buku ini banyak menjelaskan mengenai imperialisme Perancis era Napoleon yang merupakan suatu ancaman terhadap nilai-nilai ekonomi, sosial, dan tradisional politik di Kawasan Eropa. Selama masa kepemimpinannya, Napoleon berhasil mengumpulkan sejumlah massa untuk mendukungnya dan membentuk beberapa pasukan bersenjata. Napoleon banyak melakukan beberapa perubahan reformasi bersama pendukungnya, yang menyebabkan masyarakat Perancis saat itu tunduk pada pemerintahan Napoleon. Setelah penulis seleksi, isi buku ini sesuai dengan kajian penulis mengenai keadaan Eropa saat peperangan Napoleon (Koalisi).

Hal tersebut juga diperkuat dengan beberapa buku seperti The Western Heritage Vol. II Since 1648 karya Donal Kagan yang menjelaskan mengenai keadaan masyarakat Eropa dalam bidang sosial ketika Napoleon berkuasa. Napoleon mengeluarkan sebuah undan-undang yang dikenal dengan “Kode

Napoleon” yang diberlakukan sejak tanggal 21 Maret 1804. Undang-undang tersebut diberlakukan di hampir seluruh kawasan Eropa terutama diwilayah taklukannya. Kode Napoleon tersebut berisikan beberapa peraturan yang telah ditentukannya. Napoleon juga mengahapuskan serikat kerja yang telah mendominasi selama berabad-abad. Dengan demikian kebebasan menjadi milik


(32)

budak, pengrajin, dan pekerja. Buku ini menggambarkan spesifikasi mengenai apa saja yang diterapkan oleh Napoleon di kawasan Eropa.

Dalam kritik eksternal, Penulis menemukan perbedaan dari kedua buku tersebut yang sama-sama membahas mengenai Eropa pada masa kekuasaan Napoleon. Weiss memang berasal dari Eropa, dia bisa sedikit banyak mengetahui peristiwa di Eropa pada masa Napoleon, berbeda dengan Kagan yang berasal dari luar Eropa yaitu Amerika Serikat. Kagan menulis keadaan Eropa lebih luas lagi jauh sebelum terjadinya Revolusi Perancis yaitu tahun 1648. Buku yang ditulis Weiss, pembahasanya berawal dari Revolusi Perancis sehungga yang dibahas dalam buku ini memang bermula dari adanya Revolusi Perancis hingga kekuasaan Napoleon berakhir di kawasan Eropa.

Berdasarkan hasil dari melakukan kritik Eksternal, penulis mendapatkan perbedaan pendapat dari berbagai penulis. Itu karena setiap latar belakang penulis berbeda. Perbedaan pendapat dari satu sumber dengan sumber lainya ialah kemungkinan yang dapat diperoleh dari tindakan kritik internal. Kemungkinan lainya adalah sumber-sumber yang berbeda dan sumber-sumber yang tidak menyebutkan apa-apa (Sjamsuddin, 2007: 116).

3.3.3 Interpretasi

Interpretasi merupakan tahapan selanjutnya yang dilakukan oleh penulis setelah melakukan kritik sumber. Dalam tahapan ini, penulis melakukan penafsiran terhadap beberapa fakta yang diperoleh dari sumber tertulis. Fakta-fakta yang diperoleh penulis yaitu terlebih dahulu melalui tahapan kritik sumber kemudian disusun, ditafsirkan, dan dihubungkan satu sama lain untuk menghasilkan suatu penjelasan mengenai Perang Koalisi VI.

Interpretasi merupakan analisis-kritis yang merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainya, karena analisis dan sintesis dan sintesis dipandang sebagai metode-metode utama dalam interpretasi (Kuntowijoyo, 2003: 1003-104). Terutama dalam menggunakan pikiran-pikiran kritis dan analisisnya karena ia (sejarawan) pada akhirnya harus menghasilkan


(33)

suatu sintesis dari hasil penelitiannya dan penemuannya itu dalam suatu penulisan utuh yang disebut historiografi (Sjamsuddin, 2007: 156).

Fakta-fakta yang telah disusun dan ditafsirkan pada akhirnya diharapkan dapat menunjukan suatu keterhubungan antara satu dengan yang lainya. Sehingga dapat menghasilkan suatu rangkaian peristiwa yang logis dan kronologis yang didapatkan dalam penelitian berdasarkan fakta-fakta. Dalam hal ini ada dua metode yang digunakan yaitu analisis dan sintesis. Analisis yang artinya menguraikan sedangkan sintetis artinya menyatukan. Kedua hal tersebut dipandang sebagai metode utama dalam interpretasi.

Dalam kaitanya dengan penelitian skripsi yang berjudul “Perang Koalisi VI: Suatu Kajian Mengenai Kekalahan Napoleon Dalam Pertempuran Di Rusia (1812)”, interpretasi yang dilakukan penulis yaitu terhadap data-data dan fakta-fakta yang telah diperoleh kemudian ditafsirkan berdasarkan beberapa fakta-fakta yang ditemukan penulis. Penafsiran tersebut berakibat bisa dipertanggungjawabkan oleh penulis. Penulis menafsirkan arti penting dari Perang Koalisi VI bagi strategi Perancis era Napoleon ini terletak dari segi Geopolitik.

Penulis memberikan contoh dalam interpretasi ini yaitu mengenai pentingnya wilayah strategis dalam pertempuran. Wilayah Rusia merupakan wilayah yang strategis untuk dijadikan gerbang utama menuju kawasan Asia, maka wilayah tersebut sangat penting bagi Napoleon sebagai pendukung untuk menaklukan seluruh kawasan Eropa. Jika Napoleon menguasai wilayah tersebut, maka kemungkinan besar hasil serangkaian peperangan yang dilakukan Napoleon dapat dimenangkan semuanya.

3.3.4 Historiografi

Dalam tahapan ini penulis memaparkan dan melaporkan seluruh hasil penelitian dalam bentuk tertulis setelah melalui tahafan interpretasi fakta. Pada tahap ini penulis mengerahkan seluruh daya pikiran bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan. Yang paling utama penulis harus menggunakan pikiran-pikiran kritis-analitis sehingga mengahsilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penemuan dalam suatu penelitian utuh yang


(34)

“historiografi merupakan cara penulisan, pemafaran atau pelaporan hasil

penelitian sejarah yang telah dilakukan. Layaknya laporan penelitian ilmiah, penulisan hasil penelitian sejarah hendaknya dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai proses penelitian dari awal (fase perencanaan) sampai dengan

akhir (penarikan kesimpulan)”.

Historiografi adalah usaha mengsintesiskan seluruh hasil penelitian atau penemuan berupa data-data dan fakta-fakta sejarah menjadi suatu penulisan yang utuh, baik itu berupa karya besar atau hanya berupa makalah kecil (Sjamsudin, 2007: 156). Hubungannya penelitian yang dilakukan penulis, bahwa historiografi ini merupakan tahapan terakhir dari tahap penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh penulis yaitu dari mulai tahap heuristik, kritik, interpretasi, sampai dengan historiografi.

Setelah penulis melakukan heuristik/mengumpulkan data maupun buku sumber, penulis melakukan kritik sumber ekstern maupun intern dan mengolah data-data yang relevan dan sudah dikritik terlebih dahulu sesuai dengan judul penelitian yaitu “Perang Koalisi VI: Suatu Kajian Mengenai Kekalahan Pasukan

Napoleon Dalam Pertempuran Di Rusia”. Penulis melakukan historiografi

berdasarkan data-data yang penulis temukan oleh penulis dituangkan pada bab IV skripsi ini, dengan megemukakan kontroversi yang ada pada permasalahan yang penulis kaji, serta berusaha mengutarakannya dalam berbagai sudut pandang yang ada pada permasalahan yang penulis kaji. Gaya penulisan sejarah yang penulis tuangkan pada bab IV ini disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar (eyd) dan sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah yang berlaku di Universitas Pendidikan Indonesia. Tujuan dari hasil penelitian ini adalah untuk memenuhi kebutuhan studi akademis tingkat sarjana pada Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI.


(35)

Berdasarkan ketentuan penulisan karya ilmiah dilingkungan UPI tersebut, maka sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang yang memuat penjelasan mengapa masalah yang diteliti muncul dan penting serta mengenai alasan dan ketertarikan penulis memilih permasalahan itu diangkat atau yang selama ini menjadi keresahan penulis. Dalam bab ini juga berisikan rumusan dan batasan masalah yang disajikan berbentuk beberapa pertanyaan untuk mempermudah penulis mengkaji dan mengarahkan pembahasan, tujuan penelitian, metode dan teknik penelitian, penjelasan istilah dalam judul, tinjauan pustaka dan landasan teori dan sistematika penulisan.

2. Bab II Tinjauan Pustaka

Dalam bab II ini penulis memaparkan berbagai sumber literatur yang dianggap memiliki keterkaitan dan relevan dengan masalah yang dikaji. Sumber tertulis tersebut berbentuk buku dan dokumen yang relevan. Dalam kajian pustaka ini, penulis membandingkan, memposisikan, dan mengkontraskan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji kemudian dengan masalah yang sedang penulis teliti. Hal tersebut dimaksudkan supaya adanya keterkaitan antara permasalahan dilapangan dengan buku-buku, agar keduanya dapat saling mendukung, dimana dari teori yang sedang dikaji dengan permasalahan yang penulis teliti bisa saling berkaitan. Fungsi dari kajian pustaka ini adalah sebagai landasan teoritis dalam analisin berbagai penemuan.

3. Bab III Metodologi Penelitian

Mengenai metodologi penelitian, bab III ini berisikan mengenai tahap-tahap, langkah-langkah, metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Prosedur dalam penelitian ini semuanya akan dibahas dalam bab II ini. Prosedur itu merupakan langkah-langkah penulis melakukan penelitian seperti tahap perencanaan, pengajuan judul penelitian, persiapan penelitian, proses bimbingan dan tahap pelaksanaan penelitian. Dalam bab III juga penulis mengungkapkan dan


(36)

4. Bab IV Pembahasan

Pembahasan merupakan isi utama dari penulisan skripsi ini mengenai permasalahan-permasalahan yang terdapat pada rumusan dan batasan masalah. Selain hal tersebut terdapat penjelasan judul, memaparkan dengan rinci hasil penelitian yang telah dilakukan dan memaparkannya dalam bab ini. Pada bab IV ini juga pada dasarnya pembahasan ini merupakan hasil pengolahan dan analisis terhadap beberapa fakta yang telah ditemukan dan diperoleh penulis selama proses penelitian.

5. Bab V Kesimpulan

Sebagai bab yang terakhir yakni kesimpulan yang merupakan jawaban dan analisi penulis terhadap masalah-masalah secara keseluruhan yang merupakan hasil penelitian. Hasil tersebut merupakan pandangan dan interpretasi penulis mengenai inti dari bab IV tersebut. Selain itu dalam bab V ini disajikan penafsiran penulis terhadap hasil analisi dan temuan, hasilnya disajikan dalam berbentuk kesimpulan penelitian. Dalam bab ini, peulis mengemukakan beberapa kesimpulan yang didapatkan setelah mengkaji permasalahan yang telah diajukan sebelumnya.

Pada bab V ini, penulis membuat laporan dan dilampirkan dalam berbentuk uraian padat atau dengan cara butir demi butir, tetapi akan lebih baik lagi jika bentuk yang telah disajikan penulis adalah berbentuk uraian padat daripada butir demi butir. Bab ini juga penulis biasanya mengharapakan saran serta kritik pembaca atas penelitian yang telah penulis lakukan sebagai bahan masukan supaya penelitian yang akan datang dapat lebih baik lagi.

Untuk penulisan skripsi ini, data yang dipakai penulis dalam setiap bab terdapat perbedaan sesuai dengan titik berat pembahasan. Tahap penulisan terakhir akan dilakukan setelah materi atau bahan telah tersusun dan kerangka tulisan dibuat. Tulisan akhirnya dilakukan bab demi bab sesuai dengan proses penelitian yang dilakukan oleh penulis secara bertahap. Penulisan dimulai setelah seminar proposal penulisan skripsi pada bulan Desember 2013, dan proses ini dilakukan dengan berbagai masukan dari dosen pembimbing I dan pembimbing II


(37)

ini. Bab ini juga membahas mengenai kesimpulan dari hasil-hasil temuan dilapangan, dan juga merupakan jawaban terhadap masalah-masalah secara keseluruhan setelah dilakukan pada pembahasan bab sebelumnya.


(38)

Pada bab ini akan dirumuskan hal-hal penting yang menjadi kesimpulan penulisan skripsi sebagai jawaban terhadap masalah penelitian. Rumusan tersebut didasarkan pada temuan penulis mengenai fakta-fakta dan analisis yang telah dikaji dan dipaparkan oleh penulis pada bab-bab sebelumnya. Beberapa hal pokok yang akan penulis paparkan merupakan kesimpulan dari skripsi ini.

Setelah pasukan Perancis pimpinan Napoleon kalah dalam pertempuran di Rusia, Napoleon merencanakan akan membentuk pasukan baru sebesar pasukan yang ia kirimkan ke Rusia. Tujuan dari pembentukan pasukan tersebut untuk menyiapkan pertahanan maupun serangan dari Pasukan koalisi VI. Sebelum Napoleon kalah di Rusia, memang Rusia merupakan wilayah strategis bila dihadapkan dengan kepentingan Napoleon dalam mewujudkan cita-citanya maupun tujuannya. Menyadari adanya ancaman dari serangan Perancis, Rusia berusaha untuk mempertahankan wilayahnya sehingga terjadilah pertempuran antara pasukan Perancis dan pasukan Rusia di wilayah Rusia yang mengakibatkan kekalahan Pasukan Napoleon saat invasi ke Rusia.

Napoleon kalah dalam hal strategi saat menghadapi Rusia. Strategi yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh Napoleon ternyata sulit untuk meraih kemenangan. Meskipun pada awal pertempuran Napoleon beberapa kali meraih kemenangan, namun pada akhirnya Napoleon memutuskan untuk mundur dari wilayah Rusia. Strategi yang dilakukan Napoleon tidak dipersiapkan dalam pertempuran yang berlangsung lama. Oleh sebab itu, strategi yang digunakan Napoleon dalam pertempuran di Rusia tidak berhasil mengingat pertempuran di Rusia ini berlangsung cukup lama.


(39)

Ada beberapa penyebab kekalahan Napoleon dalam pertempuran di Rusia. Meskipun menggunakan strategi yang terencana dalam setiap pertempurannya, namun serangan-serangan yang dilakukan pasukan Perancis tidak didukung oleh keunggulan strategis, tidak terfokus pada satu titik tujuan utama, sehingga kekuatan pasukan Perancis dibagi-bagi semata-mata untuk mencapai serangan yang mendadak bagi pihak musuh. Musuhnya sendiri dalam menghadapi situasi tersebut memang tidak mau mengambil resiko dengan bertempur langsung menghadapi pasukan Perancis, mereka berpikir bahwa mungkin akan kalah apabila berhadapan langsung melawan Grandee Armee, jadi mereka memilih untuk menggunakan strategi mundur untuk memancing pasukan Perancis ke dalam wilayah tengah Rusia sambil sesekali menahan serangannya. Napoleon juga beberapa kali berusaha untuk bertempur langsung dengan pasukan Rusia, tetapi pasukan Perancis tidak mempunyai variasi lain selain berhadapan langsung dengan musuhnya, sehingga pergerakan pasukan Perancis dapat dengan mudah dibaca oleh pasukan Rusia.

Hal yang membuat Napoleon akhirnya kalah adalah cuaca dan iklim yang ada di Rusia yang menurut penulis dapat dikatakan ganas atau ekstrem. Rusia memiliki cuaca dan iklim Continental yaitu apabila musim panas suhunya sangat panas, dan apabila musim dingin suhunya sangat dingin. Pada saat pertempuran di Rusia ini, wilayah Rusia saat itu telah memasuki musim dingin, jadi suhu pada saat itu sangatlah dingin. Seperti yang diketahui, pasukan Perancis tidak dipersiapkan untuk pertempuran musim dingin, apa lagi musim dingin Rusia dengan musim dingin di negaranya sendiri suhunya sangatlah berbeda, jadi pasukan Perancis belum terbiasa dengan iklim dan cuaca dingin Rusia. Saat itu banyak pasukan yang tidak dapat beradaptasi dengan baik, sehingga banyak pasukan yang kedinginan dan hipotermia. Cuaca yang dingin tersebut membuat pasukan Perancis tidak dapat berbuat banyak, jangankan melakukan pertempuran, untuk mencari alat-alat dan tempat untuk dapat menghangatkan badanpun sangatlah sulit karena bangunan-bangunan yang telah diduki pasukan Perancis


(40)

Untuk menjalankan proses penyerangan, di sini sangat diperlukan informasi. Sebenarnya kurangnya informasi mengenai Rusia merupakan salah satu alasan mengapa ia kehilangan kampanye di Rusia dan akhirnya ia kalah. Kampanye tersebut hilang begitu cepat, pertempuran di Rusia ini disiapkan dengan peta kuno sebelum tahun 1812 yang sepenuhnya keluar dari tanggal pada saat ia mulai invasi ke Rusia, dan kesalahpahaman antara orang-orang yang ada di Perancis yang saat itu telah menunjukan jalan ke Moscow sebagai ibukota agama, bukan ke St Petersburg sebagai ibukota administratif Rusia. Oleh karena itu Napoleon dengan keterampilan berperangnya, dalam memenangkan pertempuran di Rusia ia segera mempersiapkan pasukannya untuk menuju Rusia dengan petunjuk peta kuno itu. Pada akhirnya terjadinya pertempuran di Rusia yang memang kurangnya informasi yang serius tersebut menjelaskan bahwa pertempuran di Rusia telah gagal dengan kesalahan sendiri.

Tersendatnya pasokan logistik juga membuat banyak persediaan makanan yang habis dan persediaan amunisi juga tidak cukup. Hal tersebut karena jarak antara Perancis dan Rusia sangat jauh sehingga untuk mengirim pasokan logstik membutuhkan beberapa hari bahkan juga beberapa bulan. Oleh karena itu banyak pasukan Perancis yang kelaparan saat pertempuran di Rusia akibat kekurangan pasokan logistik ini. Kekalahan pasukan Perancis di Rusia ini menjadi titik balik kekalahan pasukan Perancis dalam pertempuran-pertempuran selanjutnya.

Perang Koalisi yang dilakukan Perancis awalnya ofensif berubah menjadi

defensif. Operasi-operasi ofensif terhadap Perancis telah dimulai dengan membentuk Koalisi VI dan seterusnya yang membuat berakhirnya dominasi Napoleon di Kawasan Eropa. Akibat dari kekalahan dalam pertempuran di Rusia, rencana Napoleon yang telah disusun sejak lama menjadi berantakan. Bahkan kekalahan-kekalahan terus dialami pasukan Perancis dalam pertempuran selanjutnya. Efek domino kekalahan pasukan Perancis terus berlangsung sampai Napoleon kalah dan turun tahta, serta dibuangnya Napoleon ke Pulau Elba oleh


(41)

kembali lagi ke Paris dengan membentuk lagi pasukan yang masih setia kepadanya. Ia berhasil mengumpulkan pasukan sekitar 280.000 orang. Tetapi ia tidak dapat mengalahkan Pasukan Koalisi yang begitu banyak pasukannya sekitar 700.000 pasukan. Oleh karena itu ia akhirnya kembali kalah di Waterloo yang membuat ia turun tahta untuk keduakalinya, dan akhirnya ia pun dibuang atau diasingkan kembali ke Pulau Saint Helena dan menemui ajalnya di pulau ini.

Skripsi dengan judul “Perang Koalisi VI: Suatu Kajian Mengenai

Kekalahan Pasukan Napoleon Dalam Pertempuran Di Rusia Tahun 1812”ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca, baik untuk para akademisi maupun pembaca pada umumnya mengenai sejarah perang koalisi yang berada di kawasan Eropa terutama mengenai kekalahan pasukan Napoleon dalam pertempuran di Rusia. Skripsi ini juga diharapkan dapat memberi rekomendasi pada pembelajaran sejarah di sekolah khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas karena materi skripsi ini dapat dijadikan sebagai pendalaman materi pada kurikulum KTSP terutama dalam mata pelajaran sejarah di kelas XI untuk Kompetensi Dasar (KD) 2.1 dan Kompetensi Dasar (KD) 2.2 pada materi pokok mengenai Peristiwa-peristiwa Penting di Eropa (Revolusi Perancis) Serta Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia. Karena materi tersebut ini dapat dijadikan contoh atau inspirasi bagi perkembangan politik dan sosial Indonesia di masa depan.


(1)

4. Bab IV Pembahasan

Pembahasan merupakan isi utama dari penulisan skripsi ini mengenai permasalahan-permasalahan yang terdapat pada rumusan dan batasan masalah. Selain hal tersebut terdapat penjelasan judul, memaparkan dengan rinci hasil penelitian yang telah dilakukan dan memaparkannya dalam bab ini. Pada bab IV ini juga pada dasarnya pembahasan ini merupakan hasil pengolahan dan analisis terhadap beberapa fakta yang telah ditemukan dan diperoleh penulis selama proses penelitian.

5. Bab V Kesimpulan

Sebagai bab yang terakhir yakni kesimpulan yang merupakan jawaban dan analisi penulis terhadap masalah-masalah secara keseluruhan yang merupakan hasil penelitian. Hasil tersebut merupakan pandangan dan interpretasi penulis mengenai inti dari bab IV tersebut. Selain itu dalam bab V ini disajikan penafsiran penulis terhadap hasil analisi dan temuan, hasilnya disajikan dalam berbentuk kesimpulan penelitian. Dalam bab ini, peulis mengemukakan beberapa kesimpulan yang didapatkan setelah mengkaji permasalahan yang telah diajukan sebelumnya.

Pada bab V ini, penulis membuat laporan dan dilampirkan dalam berbentuk uraian padat atau dengan cara butir demi butir, tetapi akan lebih baik lagi jika bentuk yang telah disajikan penulis adalah berbentuk uraian padat daripada butir demi butir. Bab ini juga penulis biasanya mengharapakan saran serta kritik pembaca atas penelitian yang telah penulis lakukan sebagai bahan masukan supaya penelitian yang akan datang dapat lebih baik lagi.

Untuk penulisan skripsi ini, data yang dipakai penulis dalam setiap bab terdapat perbedaan sesuai dengan titik berat pembahasan. Tahap penulisan terakhir akan dilakukan setelah materi atau bahan telah tersusun dan kerangka tulisan dibuat. Tulisan akhirnya dilakukan bab demi bab sesuai dengan proses penelitian yang dilakukan oleh penulis secara bertahap. Penulisan dimulai setelah seminar proposal penulisan skripsi pada bulan Desember 2013, dan proses ini dilakukan dengan berbagai masukan dari dosen pembimbing I dan pembimbing II supaya penulis dapat dengan mudah melakukan penelitian untuk dijadikan skripsi


(2)

ini. Bab ini juga membahas mengenai kesimpulan dari hasil-hasil temuan dilapangan, dan juga merupakan jawaban terhadap masalah-masalah secara keseluruhan setelah dilakukan pada pembahasan bab sebelumnya.


(3)

Ario Trissusilo, 2015

PERANG KOALISI VI: SUATU KAJIAN MENGENAI KEKALAHAN PASUKAN NAPOLEON DALAM PERTEMPURAN DI RUSIA (1812)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

124

Pada bab ini akan dirumuskan hal-hal penting yang menjadi kesimpulan penulisan skripsi sebagai jawaban terhadap masalah penelitian. Rumusan tersebut didasarkan pada temuan penulis mengenai fakta-fakta dan analisis yang telah dikaji dan dipaparkan oleh penulis pada bab-bab sebelumnya. Beberapa hal pokok yang akan penulis paparkan merupakan kesimpulan dari skripsi ini.

Setelah pasukan Perancis pimpinan Napoleon kalah dalam pertempuran di Rusia, Napoleon merencanakan akan membentuk pasukan baru sebesar pasukan yang ia kirimkan ke Rusia. Tujuan dari pembentukan pasukan tersebut untuk menyiapkan pertahanan maupun serangan dari Pasukan koalisi VI. Sebelum Napoleon kalah di Rusia, memang Rusia merupakan wilayah strategis bila dihadapkan dengan kepentingan Napoleon dalam mewujudkan cita-citanya maupun tujuannya. Menyadari adanya ancaman dari serangan Perancis, Rusia berusaha untuk mempertahankan wilayahnya sehingga terjadilah pertempuran antara pasukan Perancis dan pasukan Rusia di wilayah Rusia yang mengakibatkan kekalahan Pasukan Napoleon saat invasi ke Rusia.

Napoleon kalah dalam hal strategi saat menghadapi Rusia. Strategi yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh Napoleon ternyata sulit untuk meraih kemenangan. Meskipun pada awal pertempuran Napoleon beberapa kali meraih kemenangan, namun pada akhirnya Napoleon memutuskan untuk mundur dari wilayah Rusia. Strategi yang dilakukan Napoleon tidak dipersiapkan dalam pertempuran yang berlangsung lama. Oleh sebab itu, strategi yang digunakan Napoleon dalam pertempuran di Rusia tidak berhasil mengingat pertempuran di Rusia ini berlangsung cukup lama.


(4)

Ada beberapa penyebab kekalahan Napoleon dalam pertempuran di Rusia. Meskipun menggunakan strategi yang terencana dalam setiap pertempurannya, namun serangan-serangan yang dilakukan pasukan Perancis tidak didukung oleh keunggulan strategis, tidak terfokus pada satu titik tujuan utama, sehingga kekuatan pasukan Perancis dibagi-bagi semata-mata untuk mencapai serangan yang mendadak bagi pihak musuh. Musuhnya sendiri dalam menghadapi situasi tersebut memang tidak mau mengambil resiko dengan bertempur langsung menghadapi pasukan Perancis, mereka berpikir bahwa mungkin akan kalah apabila berhadapan langsung melawan Grandee Armee, jadi mereka memilih untuk menggunakan strategi mundur untuk memancing pasukan Perancis ke dalam wilayah tengah Rusia sambil sesekali menahan serangannya. Napoleon juga beberapa kali berusaha untuk bertempur langsung dengan pasukan Rusia, tetapi pasukan Perancis tidak mempunyai variasi lain selain berhadapan langsung dengan musuhnya, sehingga pergerakan pasukan Perancis dapat dengan mudah dibaca oleh pasukan Rusia.

Hal yang membuat Napoleon akhirnya kalah adalah cuaca dan iklim yang ada di Rusia yang menurut penulis dapat dikatakan ganas atau ekstrem. Rusia memiliki cuaca dan iklim Continental yaitu apabila musim panas suhunya sangat panas, dan apabila musim dingin suhunya sangat dingin. Pada saat pertempuran di Rusia ini, wilayah Rusia saat itu telah memasuki musim dingin, jadi suhu pada saat itu sangatlah dingin. Seperti yang diketahui, pasukan Perancis tidak dipersiapkan untuk pertempuran musim dingin, apa lagi musim dingin Rusia dengan musim dingin di negaranya sendiri suhunya sangatlah berbeda, jadi pasukan Perancis belum terbiasa dengan iklim dan cuaca dingin Rusia. Saat itu banyak pasukan yang tidak dapat beradaptasi dengan baik, sehingga banyak pasukan yang kedinginan dan hipotermia. Cuaca yang dingin tersebut membuat pasukan Perancis tidak dapat berbuat banyak, jangankan melakukan pertempuran, untuk mencari alat-alat dan tempat untuk dapat menghangatkan badanpun sangatlah sulit karena bangunan-bangunan yang telah diduki pasukan Perancis sudah dibumihanguskan oleh masyrakat sekitar dan tidak dapat digunakan.


(5)

Untuk menjalankan proses penyerangan, di sini sangat diperlukan informasi. Sebenarnya kurangnya informasi mengenai Rusia merupakan salah satu alasan mengapa ia kehilangan kampanye di Rusia dan akhirnya ia kalah. Kampanye tersebut hilang begitu cepat, pertempuran di Rusia ini disiapkan dengan peta kuno sebelum tahun 1812 yang sepenuhnya keluar dari tanggal pada saat ia mulai invasi ke Rusia, dan kesalahpahaman antara orang-orang yang ada di Perancis yang saat itu telah menunjukan jalan ke Moscow sebagai ibukota agama, bukan ke St Petersburg sebagai ibukota administratif Rusia. Oleh karena itu Napoleon dengan keterampilan berperangnya, dalam memenangkan pertempuran di Rusia ia segera mempersiapkan pasukannya untuk menuju Rusia dengan petunjuk peta kuno itu. Pada akhirnya terjadinya pertempuran di Rusia yang memang kurangnya informasi yang serius tersebut menjelaskan bahwa pertempuran di Rusia telah gagal dengan kesalahan sendiri.

Tersendatnya pasokan logistik juga membuat banyak persediaan makanan yang habis dan persediaan amunisi juga tidak cukup. Hal tersebut karena jarak antara Perancis dan Rusia sangat jauh sehingga untuk mengirim pasokan logstik membutuhkan beberapa hari bahkan juga beberapa bulan. Oleh karena itu banyak pasukan Perancis yang kelaparan saat pertempuran di Rusia akibat kekurangan pasokan logistik ini. Kekalahan pasukan Perancis di Rusia ini menjadi titik balik kekalahan pasukan Perancis dalam pertempuran-pertempuran selanjutnya.

Perang Koalisi yang dilakukan Perancis awalnya ofensif berubah menjadi

defensif. Operasi-operasi ofensif terhadap Perancis telah dimulai dengan membentuk Koalisi VI dan seterusnya yang membuat berakhirnya dominasi Napoleon di Kawasan Eropa. Akibat dari kekalahan dalam pertempuran di Rusia, rencana Napoleon yang telah disusun sejak lama menjadi berantakan. Bahkan kekalahan-kekalahan terus dialami pasukan Perancis dalam pertempuran selanjutnya. Efek domino kekalahan pasukan Perancis terus berlangsung sampai Napoleon kalah dan turun tahta, serta dibuangnya Napoleon ke Pulau Elba oleh pihak Koalisi VI. Akan tetapi Napoelon melarikan diri dari pulau tersebut dan


(6)

kembali lagi ke Paris dengan membentuk lagi pasukan yang masih setia kepadanya. Ia berhasil mengumpulkan pasukan sekitar 280.000 orang. Tetapi ia tidak dapat mengalahkan Pasukan Koalisi yang begitu banyak pasukannya sekitar 700.000 pasukan. Oleh karena itu ia akhirnya kembali kalah di Waterloo yang membuat ia turun tahta untuk keduakalinya, dan akhirnya ia pun dibuang atau diasingkan kembali ke Pulau Saint Helena dan menemui ajalnya di pulau ini.

Skripsi dengan judul “Perang Koalisi VI: Suatu Kajian Mengenai

Kekalahan Pasukan Napoleon Dalam Pertempuran Di Rusia Tahun 1812”ini

diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca, baik untuk para akademisi maupun pembaca pada umumnya mengenai sejarah perang koalisi yang berada di kawasan Eropa terutama mengenai kekalahan pasukan Napoleon dalam pertempuran di Rusia. Skripsi ini juga diharapkan dapat memberi rekomendasi pada pembelajaran sejarah di sekolah khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas karena materi skripsi ini dapat dijadikan sebagai pendalaman materi pada kurikulum KTSP terutama dalam mata pelajaran sejarah di kelas XI untuk Kompetensi Dasar (KD) 2.1 dan Kompetensi Dasar (KD) 2.2 pada materi pokok mengenai Peristiwa-peristiwa Penting di Eropa (Revolusi Perancis) Serta Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia. Karena materi tersebut ini dapat dijadikan contoh atau inspirasi bagi perkembangan politik dan sosial Indonesia di masa depan.