PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP MEMBANDINGKAN PANJANG BENDA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KONKRET SEKITAR KELAS (Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matematika di Kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya).

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA

TENTANG KONSEP MEMBANDINGKAN PANJANG BENDA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KONKRET SEKITAR KELAS

(Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matematika di Kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

LENI SRI ANGGRAENI 1004179

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014


(2)

i

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA

TENTANG MEMBANDINGKAN PANJANG BENDA

MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KONKRET SEKITAR KELAS

Leni Sri Anggraeni ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya pemahaman siswa khususnya dalam pembelajaran matematika tentang membandingkan panjang benda. Hal ini terjadi karena kurangnya penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran sehingga mempengaruhi terhadap pemahaman siswa dalam membandingkan panjang benda. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana penggunaan media sekitar kelas untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang membandingkan panjang bendapada pembelajaran matematika di kelas II. Tujuan dilaksanakannya peneltian ini adalah meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep membandingkan panjang benda. Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kemmis dan Mc. Taggart. Setiap siklusnya dilaksanakan dengan menempuh empat langkah utama yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian menempuh dua siklus, setiap siklusnya difokuskan peningkatan pemahaman siswa tentang membandingkan panjang benda melalui penggunaan media sekitar kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri pasirkanyere sebanyak 20 orang. Teknik pengumpulan data dilaksanakan melalui observasi yang dilakukan mitra sejawat terhadap RPP, proses pembelajaran dan tes hasil belajar siswa. Berdasarkan analisis kemampuan guru dalam perencanaan pembelajaran pada siklus I baru mencapai 83% dan pada siklus II sudah mengalami peningkatan mencapai 83,2%, kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I baru mencapai 96% dan pada siklus II sudah mengalami peningkatan mencapai 95%, kemampuan siswa dalam pembelajaran pada siklus I baru mencapai 66,40% dan pada siklus II sudah mengalami peningkatan mencapai 80,04%. Secara keseluruhan pembelajaran matematika tentang membandingkan panjang benda melalui penggunaan media benda sekitar kelas mengalami peningkatan baik dalam proses belajar maupun dalam perolehan hasil belajar siswa.


(3)

v DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. . Latar Belakang Penelitian ... .1

B. Perumusan Masalah ... .3

C. Tujuan Penelitian ... .5

D. Manfaat Penelitian ... .6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... .6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka ... 8

1. Pembelajaran Matematika di SD ... 10

2. Media Konkret Sekitar Kelas Pembelajaran Matematika ... 11

3. Pengertian Pemahaman Siswa... 14

4. Implementasi Penggunaan Media Konkret Sekitar Kelas Dalam Pembelajaran Matematika ... 14

B. Kerangka Berpikir ... 16

C. Anggapan Dasar dan Hipotesis Tindakan ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian ... 18

B. Setting Penelitian ... 19

C. Prosedur Penelitiaan ... 20


(4)

vi

E. Teknik Analisis Data ... 27

F. Kriteria Keberhasilan ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 29

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 57


(5)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Pre Tes Siswa Kelas II Semester I Tahun Ajaran 2012/2013

SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong ... 32 Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembeajaran Siklus I

Kelas II Semester II Tahun Ajaran 2013/2014

SDN Pasirkanyere Kecamatan Cibalong ... ... 38 Tabel 4.4 Hasil Perolehan Nilai Siswa Siklus I ... 40 Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus II

Kelas II Semester II Tahun Ajaran 2013/2014

SDN Pasirkanyere Kecamatan Cibalong ... 46 Tabel 4.8 Hasil Perolehan Nilai Siswa Siklus II ... 47


(6)

viii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus I ... 50 Grafik 4.2 Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus II ... 51 Grafik 4.3 Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II ... 51


(7)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 57

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 61

Lampiran 3 Lembar Evaluasi Siklus I ... 62

Lampiran 4 Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian Siklus I ... 63

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 64

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 69

Lampiran 7 Lembar Evaluasi Siklus II ... 70

Lampiran 8 Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian Siklus II ... 71

Lampiran 9 Lembar Observasi Kemampuan Guru dalam Membuat RPP Siklus I ... 72

Lampiran 10 Lembar Observasi Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Siklus I ... 74

Lampiran 11 Lembar Observasi Kemampuan Guru dalam Membuat RPP Siklus I ... 76

Lampiran 12 Lembar Observasi Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Siklus I ... 78

Lampiran 13 Bukti Fisik Hasil Pekerjaan Siswa ... 80

Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian ... 82

Lampiran 15 Surat Pengesahan Judul dan Bimbingan skripsi ... 83

Lampiran 16 Surat Permohonan Izin Penelitian dari Kampus Tasikmalaya 84

Lampiran 17 Surat Permohonan Izin Penelitian dari Kesbangpolinmas ... 85


(8)

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi manusia karena manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan tidak dapat memelihara dirinya sendiri. Manusia pada saat lahir sepenuhnya memerlukan bantuan orang tuanya, karena itu pendidikan merupakan bimbingan orang dewasa mutlak diperlukan manusia. Seperti yang diungkapkan oleh Mudyahardjo (2003:10)

Bahwasanya pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan siswa agar dapat memainkan peranan dalam berbagai aspek hidup secara tepat di masa yang akan datang.

Dengan demikian pendidikan dapat dilangsungkan di Sekolah dan di luar sekolah. Sekolah Dasar merupakan salah satu jenjang pendidikan formal yang sistem pelaksanaannya mengacu pada kurikulum. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum 2006 yang lebih dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP ini mengembangkan semua mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran Matematika .

Pembelajaran Matematika masih sering dianggap sulit oleh sebagian besar siswa termasuk siswa Sekolah Dasar, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor materi dan proses pembelajaran. Dari segi materi, menurut Gravemeijer ( Darhim dan Samion, 2005: 11) Matematika merupakan ilmu yang abstrak. Pandangan bahwa Matematika itu abstrak juga dikemukakan Ernest dan Ruseffendi (dalam Darhim dan Samion, 2005: 11), bahwa bagi anak-anak Matematika akan semakin terasa abstrak jika materinya dibuat jauh dari kehidupan sehari-hari. Selain faktor materi, sulitnya Matematika juga dipengaruhi oleh proses pembelajaran, diantaranya adalah penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik.


(10)

2

Kenyataan di kelas II SDN Pasirkanyere penggunaan media kurang maksimal. Hal ini berpengaruh pada prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika khususnya materi pokok tentang konsep membandingkan panjang benda belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Terlihat dengan perolehan hasil belajar siswa yang mencapai rata-rata 60 di bawah rata-rata KKM. Padahal KKM yang telah ditetapkan di SD Negeri Pasirkanyere yaitu 75. Pada kenyataannya siswa belum mampu memahami konsep membandingkan panjang benda sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas 2006: 56) dengan standar kompetensi memahami membandingkan panjang benda

Rendahnya hasil belajar siswa tentang konsep membandingkan panjang benda penyebabnya antara lain kurangnya pemahaman siswa. Selain itu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru belum mengacu pada komponen yang terdapat dalam kurikulum 2006. Sehingga dalam pelaksanaan proses pembelajaran, isinya tidak terpokus pada materi pembelajaran, siswa umumnya hanya mengetahui dari penjelasan guru saja tanpa disertai dengan penggunaan media pembelajaran, sehingga siswa kurang memahami konsep yang telah diperolehnya serta tidak dapat bertahan lama dalam ingatan siswa yang mengakibatkan siswa tersebut tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan konsep membandingkan panjang benda.

Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam konsep membandingkan panjang benda diperlukan suatu media. Salah satu fungsi media untuk membantu memudahkan pemahaman siswa dalam konsep membandingkan panjang benda adalah media konkret sekitar, misalnya bentuk papan tulis, buku, kalender, meja dan sebagainya. Guru mampu dalam menyusun RPP pembelajaran Matematika dalam proses pelaksanaan pembelajaran, dan harus meningkatkan pemahaman siswa, tentang konsep membandingkan benda melalui benda konkret di sekitar kelas di SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.


(11)

3

Media adalah alat komunikasi (Depdikbud, 1991:343). Sedangkan sekitar lingkungan menurut Hamalik dalam Zulkifly (2006: 52) adalah tempat yang konkret untuk kepentingan manipulasi, konstruksi dan kerlibatan aktif, dan merupakan faktor penting dalam proses rangsangan timbal balik terhadap individu.

Penggunaan media di sekitar dalam pengajaran konsep membandingkan panjang benda ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan proses belajar mengajar, karena di lingkungan sekitar banyak benda-benda yang diukur dan ditimbang sesuai dengan satuan ukur masing-masing.

Menurut Imam, dkk (2004:90), bahwa penggunaan media dalam pembelajaran, diantaranya:

1. Mengamati lingkungan sekitar dalam kelompok kecil. 2. Memahami benda-benda yang berada pada lingkungan.

Dengan demikian peggunaan media sekitar sangat cocok digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam konsep membandingkan panjang benda di kelas II, karena, lingkungan sekitar merupakan media konkret untuk kepentingan manipulasi, konstruksi dan keterlibatan siswa secara aktif.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Pemahaman Siswa tentang Membandingkan Panjang Benda melalui Penggunaan Media Konkret Sekitar Kelas (Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matematika di Kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya)”.

B. Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Pembelajaran Matematika di kelas II Sekolah Dasar Negeri Pasirkanyere khususnya tentang membandingkan panjang benda, belum dilaksanakan secara efektif. Dalam hal ini, pembelajaran Matematika tentang membandingkan panjang benda, siswa hanya menerima dan


(12)

4

menghapal konsep, siswa kurang diarahkan untuk mengalami langsung dengan objek sebenarnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan peneliti mengidentifikasi permasalahan seperti di bawah ini.

a. Masalah kemampuan guru dalam merancang RPP melalui media konkret sekitar kelas di kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.

b. Masalah kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Matematika melalui media konkret sekitar kelas di kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.

c. Daya tangkap siswa kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya dalam pembelajaran Matematika kurang maksimal.

2. Rumusan Masalah

a. Rumusan masalah secara umum

Secara umum permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah peningkatan pemahaman siswa tentang konsep membandingkan panjang benda melalui penggunaan media konkret sekitar kelas di kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya ”

b. Rumusan masalah secara khusus

Secara khusus permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1) Bagaimana kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran Matematika untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep membandingkan panjang benda melalui media konkret sekitar kelas di kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya ?

2) Bagaimana kemampuan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran Matematika untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep membandingkan panjang benda melalui media


(13)

5

konkret sekitar kelas di kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya ?

3) Bagaimana peningkatan pemahaman siswa tentang konsep membandingkan panjang benda melalui media konkret sekitar kelas di kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya ?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran penggunaan media benda sekitar dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang membandingkan panjang benda di kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya .

2. Tujuan Khusus

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran Matematika untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep membandingkan panjang benda melalui media konkret sekitar kelas di kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya .

b. Meningkatkan kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep membandingkan panjang benda melalui media konkret sekitar kelas di kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya .

c. Meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep membandingkan panjang benda melalui media konkret sekitar kelas di kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.


(14)

6

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara Teoritis

Manfaat penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan media benda sekitar kelas dalam pembelajaran membandingkan panjang benda.

2. Manfaat secara Praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak yang terkait, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Bagi siswa, akan membantu meningkatkan pemahaman dan kreativitas siswa dalam pembelajaran Matematika tentang konsep membandingkan panjang benda.

b. Bagi guru, penelitian ini akan menambah wawasan dalam menggali dan mengembangkan media pembelajaran Matematika khususnya konsep membandingkan panjang benda .

c. Bagi lembaga, penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan penting bagi para guru yang ingin mengembangkan media pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, menyenangkan, untuk keperluan pembelajaran Matematika .

E. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis Penelitian terdiri dari Pembelajaran Matematika di SD, Media Konkret Sekitar Sekolah dalam Pembelajaran Matematika , Pengertian Pemhaman, Kerangka Beripikir, Anggapan Dasar, Hipotesis Tindakan.

BAB III Metode Penelitian, terdiri dari Metode Penelitian, Setting Penelitian, Definisi Operasional, Variabel Penelitian, Prosedur Penelitian, Prosedur Penelitian, Sarana dan Peralatan yang Digunakan dalam Penilitian,


(15)

7

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data, Insturmen Penelitian, Teknik Analisis Data Penelitian, Kriteria Keberhasilan.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. BAB V Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka, Lampiran – Lampiran


(16)

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Penelitian

Menurut Wardani, dkk (2006 :14). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun model Penelitian Tindakan Kelas yang dipilih adalah model Kemmis dan Taggart, dengan didasarkan pada pertimbangan bahwa model ini cukup sederhana, sehingga mudah dipahami. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya, pihak-pihak yang terlibat saling mendukung satu sama lain dengan dilengkapi fakta yang nyata. PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru sehingga hasil belajar siswa meningkat (Wardani, dkk.2006 :14).

Sedangkan menurut Arikunto, dkk.(2006 :3) bahwa, ‘PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan’’. PTK ini akan dilaksanakan sesuai dengan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart terdiri dari empat tahap yakni merencanakan, melakukan tindakan, mengamati/observasi dan refleksi. Alur penelitian digambarkan berikut ini.


(17)

19

Identifikasi Masalah

Siklus 1

Siklus 2

Menyusun Rencana

Refleksi Siklus 1

Tindakan & Observasi Pembelajaran Siklus 1

Refleksi Siklus 2 Tindakan & Observasi Pembelajaran Siklus 2

Perbaikan Rencana

Gambar 3.1. Model Dasar Siklus PTK

Menurut Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1998/1999 : 14) B. Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksaanakan di SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya khususnya di kelas II pada mata pelajaran Matematika . Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa dan guru kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 20 orang, yang terdiri atas 10 laki-laki dan 10 perempuan.

2. Definisi Operasional

Guna menghindari terjadinya salah penafsiran terhadap permasalahan yang akan diteliti maka perlu dirumuskan definisi operasional dalam penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:

a. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Alwi, 2001: 369)


(18)

20

b. Konsep Membandingkan panjang benda

Konsep membandingkan panjang benda meliputi lebih panjang, lebih pendek, lebih tinggi, lebih rendah. (Purnomosidi, 2009: 52)

c. Media Konkret

Media konkret sekitar kelas merupakan media konkret sekitar kelas yang dapat dijadikan media untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran konsep membandingkan panjang benda

3. Variabel Penelitian a. Variabel Input

1. Pengetahuan atau kemampuan awal siswa terhadap materi pokok konsep membandingkan panjang benda .

2. Perencanaan guru dalam menerapkan media yang kreatif dan menarik. b. Variabel Proses

Tindakan guru dalam proses pembelajaran Matematika dengan penggunaan media konkret sekitar kelas untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep membandingkan panjang benda . c. Variabel Output

1. Adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pokok konsep membandingkan panjang benda .

2. Peningkatan kemampuan guru dalam memilih media pembelajaran yang kreatif dan menarik bagi siswa.

C. Prosedur Penelitian 1. Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ada beberapa kegiatan yang dilakukan, diantaranya:

a. Observasi awal, yakni peneliti mengidentifikasi permasalahan yang timbul khususnya untuk pembelajaran Matematika ,

b. Peneliti merumuskan permasalahan yang timbul dalam pembelajaran Matematika ,


(19)

21

c. Peneliti merumuskan hipotesis tindakan yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran selanjutnya. Penelitian tindakan ini lebih bersifat naturalistik, sehingga hipotesis tindakan yang dirumuskan lebih bersifat tentatif yang dalam prosesnya memungkinkan mengalami perubahan sesuai dengan keadaan yang ada di lapangan.

d. Menetapkan dan merumuskan rancangan strategi tindakan yang akan dilakukan dalam proses tindakan, diantaranya:

1. Menetapkan indikator-indikator desain media pembelajaran beserta strategi-strateginya yang motivasional,

2. Membuat rencana strategi dalam penyampaian media sekitar pembelajaran yang menarik dan motivasional,

3. Menyusun dan menyiapkan metode serta alat perekam data, catatan lapangan, pedomam dokumentasi, dan catatan harian,

4. Menyusun rencana dalam pengolahan data yang akan didapatkan dalam penelitian tindakan tersebut.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan tindakan meliputi beberapa hal, diantaranya:

a. Melaksanakan proses pembelajaran Matematika dengan penerapan media konkret sekitar kelas sesuai dengan rencana strategi yang telah dibuat,

b. Melakukan pengamatan secara sistematis terhadap proses pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan tersebut.

c. Tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang akan digunakan sebagai pijakan dalam pengembangan-pengembangan tindakan berikutnya. Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam PTK adalah sebagai berikut:

Siklus I

Siklus pertama dilakukan tindakan sebanyak satu kali pertemuan. Prosedur kegiatan pada siklus pertama yaitu sebagai berikut:


(20)

22

a) Perencanaan

1. Identifikasi masalah dan perumusan masalah. 2. Menyiapkan Rencana Pembelajaran (RPP).

3. Merancang pembelajaran dengan media benda sekitar kelas. 4. Merancang tes formatif.

b) Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus pertama dilaksanakan dengan langkah-langkah :

1. Guru mencari informasi awal tentang permasalahan yang muncul dalam pembelajaran Matematika tentang konsep membandingkan panjang benda 2. Guru memberikan materi tentang konsep membandingkan panjang benda 3. Guru menugaskan siswa untuk mengamati benda-benda yang ada

lingkungan sekitar kelas yang memiliki konsep membandingkan panjang benda

4. Guru melakukan tanya jawab tentang ciri-ciri yang memiliki konsep membandingkan panjang benda

5. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan LKS 6. Siswa mengumpulkan tugasnya

7. Guru memberikan evaluasi berupa lembar kegiatan siswa,

8. Guru mengamati perilaku siswa, reaksi, metode dan suasana pembelajaran dalam penggunaan media konkret sekitar kelas pada pembelajaran Matematika ,

9. Guru merefleksikan tugas siswa. c) Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

1) Peneliti mengajak teman sejawat untuk mengamati jalannya Proses Belajar Mengajar (PBM).

2) Mengamati keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran.

3) Mengamati jalannya pembelajaran dan menilai kemampuan siswa dalam menerima pelajaran.


(21)

23

4) Mengamati dan mencatat persesntase siswa yang mampu menangkap materi dengan cepat.

5) Mengamati dan menilai guru pengajar dalam menyampaikan pembelajaran. d) Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mencatat semua temuan baik kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada siklus I. Siklus I sebagai bahan rekomendasi untuk siklus II.

Siklus II

Jika pada siklus I masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan maka peneliti mengadakan pengulangan tindakan pada siklus II agar tujuan penelitian dapat tercapai.

a) Perencanaan

1. Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada siklus I.

2. Menyiapkan Rencana Pembelajaran (RPP) dan merancang kembali pembelajaran dengan menambah materi, yaitu membandingkan panjang benda melalui media benda sekitar kelas.

3. Menyiapkan media benda sekitar kelas. 4. Merancang tes formatif.

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua dilaksanakan dengan langkah-langkah yaitu sebagai berikut. :

1) Guru membahas kembali konsep membandingkan panjang benda yang telah dipelajari dengan penggunaan metode tanya jawab

2) Siswa mengamati bentuk benda di lingkungan kelas

3) Guru mengamati perilaku siswa, reaksi, metode dan suasana dalam pembelajaran Matematika,

4) Siswa membuat rincian konsep membandingkan panjang benda yang ada pada bentuk media benda sekitar kelas yang telah dibuat tersebut,


(22)

24

5) Siswa membuat rincian bentuk media konkret sekitar kelas berdasarkan ukurannya,

6) Siswa mengumpulkan tugas yang telah dibuatnya, 7) Guru memberikan evaluasi,

8) Guru mendiskusikan hasil refleksi. c) Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

1) Mengamati jalannya pembelajaran dan menilai kemampuan siswa dalam menerima penjelasan guru.

2) Mengamati keaktifan siswa dalam mengikuti dan menerima pelajaran. 3) Mengamati dan mencatat persentase siswa yang mampu menangkap materi

dengan cepat.

Mengamati kegiatan interaksi belajar mengajar antara guru pengajar dan siswa dalam proses pembelajaran. Observasi digunakan untuk membantu peneliti dalam mengamati hasil tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap siswa dalam proses pembelajaran Matematika menggunakan media benda-benda di sekitar . Proses pengamatan tersebut dilakukan untuk mengetahui hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika menggunakan media konkret sekitar kelas serta aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik siswa selama pembelajaran Matematika berlangsung.

d) Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mencatat semua temuan baik kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada siklus II. Dari data-data dan hasil analisis yang diperoleh pada siklus II ini akan peneliti gunakan untuk menyimpulkan pembelajaran.

Mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan hasil temuan tingkat efektivitas dan perubahan kemampuan berfikir siswa dari penggunaan media konkret sekitar kelas dalam pembelajaran Matematika yang telah dirancang, sehingga akan mendapatkan daftar permasalahan yang muncul di lapangan, yang kemudian hasil temuannya tersebut dapat dipakai sebagai dasar untuk perencanaan ulang atau siklus selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan meliputi beberapa aspek, diantaranya: analisis, sintesis,


(23)

25

pemaknaan, penjelasan, dan penyimpulan data dari informasi yang berhasil dikumpulkan (Kasiyan, 2006:8). Refleksi dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Refleksi Terhadap Proses Tindakan

Maksud dari refleksi terhadap proses tindakan adalah mengevaluasi proses penelitian tindakan yang telah dilaksanakan oleh peneliti dengan pihak yang terkait yaitu dengan kepala sekolah, guru-guru di SD Negeri Pasirkanyere. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh peneliti memunculkan data-data dari proses tindakan yang telah dilaksanakan kemudian diklarifikasi dan dikategorisasikan secara sistematik sesuai dengan karakteristiknya, kemudian hasil temuan tersebut digunakan sebagai rancangan siklus tindakan selanjutnya.

2. Refleksi terhadap dampak tindakan

Refleksi terhadap dampak tindakan sama halnya dengan refleksi terhadap proses tindakan, yang membedakannya adalah yang dievaluasi merupakan suatu dampak dari tindakan yang memunculkan data hasil tindakan yang telah dilaksanakan, kemudian data hasil dampak tindakan tersebut diklarifikasikan dan dikategorisasikan secara sistematik sesuai dengan karakteristiknya yang selanjutnya temuan tersebut akan digunakan untuk melaksanakan rancangan siklus berikutnya.

D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis data yang akan dikumpulkan

Penelitian tindakan ini dalam proses pengumpulan data lebih menitikberatkan pada pendekatan naturalistik, sehingga data yang diperoleh merupakan data-data kualitatif, menurut Moleong (2004:157) sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data yang dihasilkan dalam penelitian tindakan ini adalah keseluruhan dari proses pembelajaran, mulai dari awal hingga akhir pelaksanaan yang berupa evaluasi dari hasil pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya, khususnya kelas II dengan penggunaan media di sekitar.


(24)

26

2. Teknik pengumpulan data

Guna memperoleh data yang diharapkan agar sesuai dengan tujuan penelitian maka penulis melakukan pengumpulan data dengan menggunakan data primer yang diperoleh langsung pada saat penelitian dan data sekunder yang telah tersedia sebagai dokumen informasi tentang profil Sekolah Dasar Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui serangkaian kegiatan, antara lain:

b. Mengadakan Tes

Untuk siswa, instrumen berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto, S; 1997: 198). Tes dilakukan pada setiap silkus, sehingga dapat memperlihatkan peningkatan kemampuan belajar siswa.

c. Observasi

Di dalam pengertian psikologik, observasi atau disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah menggunakan peneliti sendiri sebagai instrumen utamanya, karena penelitian tindakan ini menggunakan pendekatan kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Moleong (2004:168) bahwasannya kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif sangat rumit, ia sekaligus sebagai perencana, pelaksana pengumpul data, analisis, penafsiran data, dan pada hakekatnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Dalam pelaksanaannya peneliti nantinya menggunakan alat bantu instrumen yang berupa: pedoman observasi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan dan hasil belajar siswa.


(25)

27

E. Teknik Analisis Data

1. Teknik dan Prosedur Analisis Data

Teknik dan prosedur analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini menggunakan analisis data kualitatif melalui model interaktifnya B. Miles dan A. Huberman (1992:20), dalam pengertian ini analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang, dan terus menerus. Dalam model ini secara garis besar memiliki tiga komponen utama, yaitu:

a. Reduksi data, yang diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan,

b. Penyajian data, yang di dalamnya merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan,

c. Menyimpulkan dan memverifikasikan atau pengujian terhadap temuan penelitian.

2) Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul “meningkatkan pemahaman siswa tentang pembelajaran konsep membandingkan panjang benda melalui penggunaan media konkret sekitar kelas dalam pembelajaran Matematika untuk siswa kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya”, terdapat keterbatasan dalam penelitian. Keterbatasan tersebut adalah dalam pengambilan data penelitian ini hanya dibatasi pada peningkatan pemahaman, kreativitas, dan kemampuan berfikir siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika khususnya pada konsep membandingkan panjang benda .

F. Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini adalah terjadinya peningkatan pemahaman dan kreativitas siswa kelas II SD Negeri


(26)

28

Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya dalam mengikuti pembelajaran Matematika , yang meliputi:

Standar keberhasilan tindakan perbaikan yang dilaksanakan guru (peneliti)

1. Bagi Guru

Komara (2001 :65) berpendapat bahwa guru mampu menunjukan kinerja baik apabila memenuhi sekurang-kurangnya 75% dari indikator yang telah ditetapkan untuk setiap aspek kinerja guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, selain itu guru menunjukan keberhasilan dalam mengelola pembelajaran tentang konsep membandingkan panjang benda melalui penggunaan media benda-benda sekitar kelas.

2. Bagi Siswa

Keberhasilan siswa dapat meningkat apabila :

a. Kemampuan siswa menyelesaikan konsep membandingkan panjang benda melalui media benda sekitar kelas.

b. Penguasaan siswa terhadap konsep membandingkan panjang benda dapat dtunjukkan melalui melalui hasil tes rata-rata minimal mencapai 75% sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan.


(27)

53 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Peningkatan Pemahaman Siswa tentang Konsep Membandingkan panjang benda melalui Penggunaan Media konkret sekitar kelas “ yang dilakukan di kelas II Sekolah Dasar Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran Matematika untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep membandingkan panjang benda melalui media konkret sekitar kelas di kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya telah mencapai hasil yang diharapkan. Perencanaan telah disusun dengan berpedoman pada kompetensi, hasil belajar, dan indikator yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan berdasar RPP yang sudah disusunsesuai dengan langkah-langkah penggunaan media benda-benda sekitar kelas Keberhasilan dalam menyusun perencanaan pembelajaran ditandai dengan berubahnya nilai yang dicapai pada setiap siklus yang semakin meningkat.

2. kemampuan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran Matematika untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep membandingkan panjang benda melalui media konkret sekitar kelas di kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya sudah berdasar RPP yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, di mana guru sudah melaksanakan dengan efektip dan meningkat dengan baik. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran konsep membandingkan panjang benda melalui penggunaan media konkret sekitar kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya tiap siklusnya terlihat adanya peningkatan cukup signifikan.

3. Peningkatan pemahaman siswa tentang konsep membandingkan panjang benda melalui penggunaan media konkret sekitar kelas II Sekolah Dasar Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya sudah


(28)

54

mencapai keberhasilan. Hal ini ditunjukkan oleh aktivitas dan hsil tes yang dicapai siswa mengalami kenaikan cukup baik tiap siklusnya. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus I merupakan bahan acuan bagi perbaikan pelaksanaan pembelajaran berikutnya sehingga hasil belajar yang dicapai pada siklus II benar-benar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

B. Saran

Setelah melakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep membandingkan panjang benda yang dilakukan di kelas II Sekolah Dasar Negeri Pasirkanyere, maka peneliti menyampaikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Untuk sekolah, diharapkan dapat menyediakan sarana dan prasarana bahan ajar yang berupa buku paket dan buku penunjang yang dapat

meningkatkan motivasi dan kreativitas siswa dalam mengikuti pembelajaran,

khususnya buku matematika. Sehingga dalam proses belajar mengajar guru memiliki referensi dan mempermudah guru dalam mengajar.

2. Untuk guru kelas, disarankan dalam proses belajar mengajar agar dapat menggunakan media, metode dan model pembelajaran yang bervariatif sehingga mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika. Tidak hanya menggunakan media papan tulis saja atau menggunakan metode ceramah dan penugasan, tapi dapat menggunakan media atau metode yang bervariatif seperti media gambar, media elektronik, dan media-media yang lain, yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga dalam proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. Sebaiknyaguru lebih komunikatif dalam mengajar agar dapat mengetahui permasalahan dan memahami kesulitan siswa dalam belajar, sehingga guru dapat mencari solusi dalam memecahkan masalah yang dihadapi siswa-siswanya, maka proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.


(29)

55

3. Untuk siswa, dalam penggunaanmedia pembelajaran diusahakan tetap terfokus pada pembelajaran, sehingga pembelajaran bisa terlaksana dengan lebih efektif dan bermakna.

4. Bagi peneliti yang lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang konsep membandingkan panjang benda


(30)

29

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. ---.(2004). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta. FIP UNY.

Darhim. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Darmojo, dkk. (1992). Proses belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. ---. (1997). Penggunaan Media Peraga. Jakarta : Grafindo.

Depdikbud.(1991).Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Kelas II SD. Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Depdiknas.( 2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI Kelas II. Departemen Pendidikan Nasional.

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara. ---.(2003). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Jakarta. Bumi Aksara

Hendrik. (2001). Menuju Kreativitas: Menghadirkan Tulisan Tamu Yang Dikemas Khusus Oleh Mohammad Fauzil Adhim tentang Motivasi dan Kehebatan Anak. Jakarta. Gema Insani Press.

Imam,dkk. (2004)..Dasar-Dasar Pembinaan Kemampuan Proses Belajar Mengajar.Bandung:Andira.

Karim. (1997). Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Penelitian Seni Dan Penerapan Media Interaktif, Proposal PTK, Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan, Jurusan FBS UNY 2006.

Komara. (2001). Dasar-Dasar Didaktik dan Penerapannya dalam Pembelajaran. Jakarta. Depdiknas.

Miles, B. Matthew dan A. Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta. Universitas Indonesia Press.

Moleong, Lexy J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung. Remaja Rosdakarya.


(1)

E. Teknik Analisis Data

1. Teknik dan Prosedur Analisis Data

Teknik dan prosedur analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini menggunakan analisis data kualitatif melalui model interaktifnya B. Miles dan A. Huberman (1992:20), dalam pengertian ini analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang, dan terus menerus. Dalam model ini secara garis besar memiliki tiga komponen utama, yaitu:

a. Reduksi data, yang diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan,

b. Penyajian data, yang di dalamnya merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan,

c. Menyimpulkan dan memverifikasikan atau pengujian terhadap temuan penelitian.

2) Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul “meningkatkan pemahaman siswa tentang pembelajaran konsep membandingkan panjang benda melalui penggunaan media konkret sekitar kelas dalam pembelajaran Matematika untuk siswa kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya”, terdapat keterbatasan dalam penelitian. Keterbatasan tersebut adalah dalam pengambilan data penelitian ini hanya dibatasi pada peningkatan pemahaman, kreativitas, dan kemampuan berfikir siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika khususnya pada konsep membandingkan panjang benda .

F. Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini adalah terjadinya peningkatan pemahaman dan kreativitas siswa kelas II SD Negeri


(2)

28

Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya dalam mengikuti pembelajaran Matematika , yang meliputi:

Standar keberhasilan tindakan perbaikan yang dilaksanakan guru (peneliti)

1. Bagi Guru

Komara (2001 :65) berpendapat bahwa guru mampu menunjukan kinerja baik apabila memenuhi sekurang-kurangnya 75% dari indikator yang telah ditetapkan untuk setiap aspek kinerja guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, selain itu guru menunjukan keberhasilan dalam mengelola pembelajaran tentang konsep membandingkan panjang benda melalui penggunaan media benda-benda sekitar kelas.

2. Bagi Siswa

Keberhasilan siswa dapat meningkat apabila :

a. Kemampuan siswa menyelesaikan konsep membandingkan panjang benda melalui media benda sekitar kelas.

b. Penguasaan siswa terhadap konsep membandingkan panjang benda dapat dtunjukkan melalui melalui hasil tes rata-rata minimal mencapai 75% sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan.


(3)

53 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Peningkatan Pemahaman Siswa tentang Konsep Membandingkan panjang benda melalui Penggunaan Media konkret sekitar kelas “ yang dilakukan di kelas II Sekolah Dasar Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran Matematika untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep membandingkan panjang benda melalui media konkret sekitar kelas di kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya telah mencapai hasil yang diharapkan. Perencanaan telah disusun dengan berpedoman pada kompetensi, hasil belajar, dan indikator yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan berdasar RPP yang sudah disusunsesuai dengan langkah-langkah penggunaan media benda-benda sekitar kelas Keberhasilan dalam menyusun perencanaan pembelajaran ditandai dengan berubahnya nilai yang dicapai pada setiap siklus yang semakin meningkat.

2. kemampuan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran Matematika untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep membandingkan panjang benda melalui media konkret sekitar kelas di kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya sudah berdasar RPP yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, di mana guru sudah melaksanakan dengan efektip dan meningkat dengan baik. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran konsep membandingkan panjang benda melalui penggunaan media konkret sekitar kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya tiap siklusnya terlihat adanya peningkatan cukup signifikan.

3. Peningkatan pemahaman siswa tentang konsep membandingkan panjang benda melalui penggunaan media konkret sekitar kelas II Sekolah Dasar Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya sudah


(4)

54

mencapai keberhasilan. Hal ini ditunjukkan oleh aktivitas dan hsil tes yang dicapai siswa mengalami kenaikan cukup baik tiap siklusnya. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus I merupakan bahan acuan bagi perbaikan pelaksanaan pembelajaran berikutnya sehingga hasil belajar yang dicapai pada siklus II benar-benar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

B. Saran

Setelah melakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep membandingkan panjang benda yang dilakukan di kelas II Sekolah Dasar Negeri Pasirkanyere, maka peneliti menyampaikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Untuk sekolah, diharapkan dapat menyediakan sarana dan prasarana bahan ajar yang berupa buku paket dan buku penunjang yang dapat

meningkatkan motivasi dan kreativitas siswa dalam mengikuti pembelajaran,

khususnya buku matematika. Sehingga dalam proses belajar mengajar guru memiliki referensi dan mempermudah guru dalam mengajar.

2. Untuk guru kelas, disarankan dalam proses belajar mengajar agar dapat menggunakan media, metode dan model pembelajaran yang bervariatif sehingga mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika. Tidak hanya menggunakan media papan tulis saja atau menggunakan metode ceramah dan penugasan, tapi dapat menggunakan media atau metode yang bervariatif seperti media gambar, media elektronik, dan media-media yang lain, yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga dalam proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. Sebaiknyaguru lebih komunikatif dalam mengajar agar dapat mengetahui permasalahan dan memahami kesulitan siswa dalam belajar, sehingga guru dapat mencari solusi dalam memecahkan masalah yang dihadapi siswa-siswanya, maka proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.


(5)

3. Untuk siswa, dalam penggunaanmedia pembelajaran diusahakan tetap terfokus pada pembelajaran, sehingga pembelajaran bisa terlaksana dengan lebih efektif dan bermakna.

4. Bagi peneliti yang lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang konsep membandingkan panjang benda


(6)

29

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. ---.(2004). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta. FIP UNY.

Darhim. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Darmojo, dkk. (1992). Proses belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

---. (1997). Penggunaan Media Peraga. Jakarta : Grafindo.

Depdikbud.(1991).Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Kelas II SD. Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Depdiknas.( 2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI Kelas II. Departemen Pendidikan Nasional.

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara.

---.(2003). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Jakarta. Bumi Aksara

Hendrik. (2001). Menuju Kreativitas: Menghadirkan Tulisan Tamu Yang Dikemas Khusus Oleh Mohammad Fauzil Adhim tentang Motivasi dan Kehebatan Anak. Jakarta. Gema Insani Press.

Imam,dkk. (2004)..Dasar-Dasar Pembinaan Kemampuan Proses Belajar Mengajar.Bandung:Andira.

Karim. (1997). Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Penelitian Seni Dan Penerapan Media Interaktif, Proposal PTK, Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan, Jurusan FBS UNY 2006.

Komara. (2001). Dasar-Dasar Didaktik dan Penerapannya dalam Pembelajaran. Jakarta. Depdiknas.

Miles, B. Matthew dan A. Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta. Universitas Indonesia Press.

Moleong, Lexy J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung. Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

Meningkatkan pemahaman konsep zat adiktif pada makanan yang terintegrasi nilai melalui pendekatan pemecahann masalah (problem solving)

1 3 155

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matematika di Kelas IV SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya).

0 1 26

MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG PENINGGALAN SEJARAH HINDU-BUDHA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V (Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri 3 Bojongmengger Keacamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis).

0 2 25

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SILSILAH KELUARGA MELALUI MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD (PenelitianTindakan Kelas di Kelas II SD Negeri Parakanmuncang Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya).

0 2 28

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BENTUK PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matematika di Kelas IV SD Negeri Sindanghurip Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya).

1 0 32

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PENGURANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VI SD Negeri Negla Kecamatan Bojongasih Kabupaten Tasikmalaya).

0 1 32

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI PENGGUNAAN TEKNIK CLOZE PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Semester II SDNegeriI Cibanteng Kecamatan Parungponteng Kabupaten Tasikmalaya.

1 3 41

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SECARA DIPLOMASI MELALUI TEKNIK SIMULASI DI SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas V sekolah Dasar Negeri 2 Cibalong Kecamatan Cibalong

0 0 38

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG DENGAN MEDIA BENDA KONKRET PADA SISWA KELAS II SD NEGERI GEMBONGAN, SENTOLO.

0 0 177

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK BENDA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, INTELLECTUALY) (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas III SD Negeri Surakarta Tahun Ajaran 20162017)

0 1 19