PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matematika di Kelas IV SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya).

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT

MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matematika di Kelas IV SD Negeri

Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Nurwanti Iskandar

NIM 1004187

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014


(2)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Nurwanti Iskandar ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat. Oleh karena itu guru harus menerapkan suatu strategi dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal tentang penjumlahan bilangan bulat yaitu dengan menggunakan pendekatan kontekstual.Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh data secara akurat dalam penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya. Oleh karena itu peneliti mengadakan penelitian dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Purwanajaya sebanyak 22 orang. Dalam penelitian ini dilibatkan seorang mitra sebagai observer,penelitian berlangsung dalam dua siklus.Hasil penelitian setelah dilaksanakan siklus I dan siklus II mengalami peningkatan Hal ini membuktikan bahwa penggunaan pendekatan kontektual dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(3)

v DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

DAFTAR GAMBAR………..ix

BAB I PENDAHULUAN A. . Latar Belakang Penelitian ... .1

B. Perumusan Masalah ... .3

C. Tujuan Penelitian ... .4

D. Manfaat Penelitian ... .5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... .6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka ... 7

1. Pembelajaran Matematika di SD ... 7

2. Pembelajaran Kontekstual ... 9

3. Hasil Belajar Siswa ... 13

4. Pengertian Bilangan Bulat... 13

5. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran ... 14

B. Kerangka Berpikir ... 18

C. Anggapan Dasar ... 19

D. Hipotesis Tindakan ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian ... 21

B. Setting Penelitian ... 23


(4)

vi

D. Teknik Pengumpulan Data ... 28 E. TeknikAnalisis Data ... 29 F. Kriteria Keberhasilan ... 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 30 B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 52 B. Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(5)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.3 Data Nilai Tes Akhir Siklus I ………...37

Tabel 4.4 Daftar Nilai Kelompok Penyelesaian LKS pada Pembelajaran Siklus I ... 39

Tabel 4.5 Observasi Kinerja Siswa Siklus I ….. ... …. 39

Tabel 4.6 Observasi Sikap Siswa Selama Pembeljaran Siklus I ... 40

Tabel 4.7 Refleksi Tindakan Siklus I ... ….41

Tabel 4.8 Data Nilai Tes Akhir Siklus II……….. 47

Tabel 4.9 Daftar Nilai Kelompok Penyelesaian LKS pada Pembelajaran Siklus II ... 48

Tabel 4.10 Observasi Kinerja Siswa Siklus I ….. ... …. 48


(6)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Siklus I ... 54

Lampiran 2Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 57

Lampiran 3 Lembar Evaluasi Siklus I ... 58

Lampiran 4 Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian Siklus I ... 59

Lampiran 5Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 60

Lampiran 6Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 63

Lampiran 7Lembar EvaluasiSiklus II ... 64

Lampiran 8Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian Siklus II ... 66

Lampiran 9 Lembar Observasi Kemampuan Guru dalam Membuat RPP Siklus I 68

Lampiran 10 Lembar Observasi Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Siklus I ... 72

Lampiran 11 Lembar Observasi Kemampuan Guru dalam Membuat RPP Siklus I 76

Lampiran 12 Lembar Observasi Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Siklus I ... 80 Lampiran 13Bukti Fisik Hasil Pekerjaan Siswa

Lampiran 14Dokumentasi Penelitian

Lampiran 15Surat Pengesahan Judul dan Bimbingan skripsi

Lampiran 16Surat Permohonan Izin Penelitian dari Kampus Tasikmalaya Lampiran 17Surat Permohonan Izin Penelitian dari Kesbangpolinmas Lampiran 18 Surat Izin Penelitian dari SD


(7)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan


(8)

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan hidup yang tidak bisa dihindari, dan mempunyai peran yang sangat penting rangka meningkatkan sumber daya manusia, guru memiliki peran penting untuk pencapaian tujuan pendidikan, sesuai dengan yang dinyatakan dalam Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 (Depdiknas: 2007) tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa.

Matematika merupakan salah satu bagian dari isi pendidikan yang harus disampaikan di Sekolah Dasar, karena matematika merupakan ilmu yang universal dan mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu, juga memajukan daya pikir manusia. Kurikulum 2006 (BSNP) menjelaskan bahwa

Matematika mata pelajaran yang perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari SD untuk membekali para siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, kritis, kreatif serta kemampuan kerja sama, agar dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah dan tidak pasti dan kompetitif.

Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil identifikasi hasil pembelajaran matematika kelas IV SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya hanya mencapai ketuntasan sebesar 50%. Seharusnya pencapaian standar ketuntasan mata pelajaran matematika 70%. Rendahnya hasil belajar siswa


(10)

2

dalam memahami konsep penjumlahan bilangan bulat dikarenakan ada beberapa faktor penyebab di antaranya:

1. Penyampaian guru pada materi penjumlahan bilangan bulat masih menggunakan cara praktis yaitu dengan memberikan algoritma yang diperlukan bukan memberi stimulus pada siswa untuk mencarinya sendiri. 2. Pelaksanaan pembelajaran sering kali tidak sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3. Siswa kurang termotivasi untuk bertanya pada guru tetapi lebih memilih menanyakan hasil pada temannya daripada menanyakan cara mendapatkannya.

Bertolak dari data-data di atas, upaya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan pembelajaran mengenai penjumlahan bilangan bulat guna meningkatkan hasil pembelajaran siswa, adalah dengan cara memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep sendiri, merancang model, menerapkan konsep, mengembangkan keterampilan bertanya, belajar dalam kelompok dan bisa menilai kesalahan-kesalahan sendiri dengan menggunakan pembelajaran kontekstual yang tepat sehingga tercipta situasi pembelajaran yang menyenangkan untuk mengarah pada keberhasilan pembelajaran secara optimal.

Berdasarkan latar belakang pembelajaran penjumlahan bilangan bulat matematika di kelas IV SDN Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran matematika pada topik penjumlahan bilangan bulat dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa tentang Penjumlahan bilangan bulat Melalui Pendekatan Kontekstual”. (Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matematika di Kelas IV SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya).


(11)

3

B. Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Tujuan pembelajaran Matematika dapat berhasil dengan optimal apabila profesionalisme guru dalam mata pelajaran Matematika cukup handal. Setiap guru seyogyanya menguasai berbagai bahan ajar dan metode pembelajaran yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, setiap guru dapat memberi fasilitas dan mengkondisikan pembelajaran pada iklim yang kondusif sesuai dengan tujuan pembelajaran. Guru di Sekolah Dasar mempunyai tugas yang cukup berat. Karena pribadinya bukan hanya sebagai guru mata pelajaran, tetapi mencakup seluruh pelajaran pada kelas tersebut, karena itu disebut juga sebagai guru kelas, yang menyajikan setiap mata pelajaran kepada siswa di Sekolah Dasar. Berdasarkan identifikasi masalah di lapangan peneliti mengambil kesimpulan bahwa permasalahan yang ditemukan terdiri dari.

a. Perencanaan pembelajaran Matematika tentang penjumlahan bilangan bulat yang belum optimal

b. Pelaksanaan pembelajaran Matematika tentang penjumlahan bilangan bulat yang kurang memuaskan

c. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika tentang penjumlahan bilangan bulat belum mencapai KKM

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, secara umum permasalahan dalam penelitian ini adalah, “Bagaimana meningkatkan hasil belajar tentang penjumlahan bilangan bulat dengan pendekatan kontekstual di kelas IV SDN Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya?”. Untuk memudahkan penelitian, masalah diperinci sebagai berikut.

a. Bagaimanakah kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan


(12)

4

kontekstual di kelas IV SDN Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya?

b. Bagaimanakah kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual di kelas IV SDN Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya?

c. Bagaimanakah hasil yang diperoleh siswa dalam pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan pendekatan kontekstual di kelas IV SDN Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Penelitian

Berdasarkan masalah yang dirumuskan di atas maka secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang akurat tentang pembelajaran kontekstual pada penjumlahan bilangan bulat dari mulai perencanaan, pelaksanaan, dan hasil dari pembelajaran kontekstual di kelas IV SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya. 2. Tujuan Khusus Penelitian

Secara khusus penelitian ini bertujuan:

a. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan pendekatan kontekstual di kelas IV SDN Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.

b. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan pendekatan kontekstual di kelas IV SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.


(13)

5

c. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan pendekatan kontekstual di kelas IV SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Pengembangan pembelajaran matematika untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan pendekatan kontekstual melalui pemecahan masalah di kelas IV SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.

2. Manfaat Praktis

Memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman kepada guru, siswa dan kepala sekolah untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran matematika, tentang materi penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan pendekatan kontekstual di kelas IV SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.

a. Bagi Siswa

1. Dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang cara mudah melakukan penjumlahan bilangan bulat dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan kontekstual.

2. Dapat belajar melalui pengalaman di tempat tinggal siswa.

3. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

b. Bagi Guru

1. Dapat mengetahui cara merancang dan mengoperasionalkan perencanaan pembelajaran matematika sesuai kurikulum, serta dapat berdaya guna dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Mewujudkan tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar yaitu denga cara melatih siswa untuk berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten.


(14)

6

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Laporan hasil penelitian ini berisi tentang : Bab I Pendahuluan meliputi Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian, meliputi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Pembelajaran Kontekstual, Hasil Belajar Siswa, Pengertian Bilangan Bulat, Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika tentang Bilangan Bulat dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual, Kerangka Berpikir, Hipotesis Penelitian. Bab III Metode Penelitian meliputi Model Penelitian, Setting Penelitian, Prosedur Penelitian, Teknik Analisa Data Hasil Penelitian, Indikator Keberhasilan. Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan, Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi, Daftar Pustaka, Lampiran – Lampiran


(15)

21

BAB III

METODE PENELITIAN A. Model Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah “Penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran” (Kasbolah 2008 : 15).

Menurut Depdiknas (2006 : 19) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan di dalam kelas dengan menggunakan satu atau lebih desain penelitian yang dapat diterapkan.

Sementara Wardhani dan Wihardit (2008 : 14) menjelaskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu penelitian di bidang pendidikan yang dilakukan secara sistematis reflektif oleh guru di dalam kelasnya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian ini membahas penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya melalui penggunaan pendekatan kontekstual. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian Tindakan Kelas diawali dengan suatu kajian terhadap masalah secara sistematis. Hasil kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk mengatasi masalah. Proses pelaksanaan rencana yang telah disusun, dilakukan suatu observasi, kemudian evaluasi yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk melakukan refleksi yang terjadi pada tahapan pelaksanaan. Hasil refleksi direkomendasikan sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan rencana tindakan berikutnya. Tindakan-tindakan di atas dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan sampai kualitas keberhasilan dapat dicapai (Depdiknas, 2003 : 4). Penelitian Tindakan Kelas


(16)

22

dapat diartikan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaan, memahami pekerjaan serta situasi pekerjaan dilakukan (Kemmis & Mc Taggart, dalam Wardani, 2007: 23 ).

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian dapat dijabarkan setiap siklusnya, yaitu:

a. Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan b. Melaksanakan tindakan dan pengamatan/monitoring c. Refleksi hasil pengamatan

Pemilihan model PTK Kemmis dan Mc. Taggart didasari oleh mudahnya pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan. Karena pada model ini komponen tindakan dan observasi dijadikan satu kesatuan. Disatukannya komponen tersebut dengan alasan bahwa pada kenyataannya antara pelaksanaan dan observasi merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan sehingga penelitian pada proses pembelajaran terjadi ketika pelaksanaan tindakan berlangsung. Perencanaan Siklus I Perencanaan Refleksi 2 Siklus II Masalah di Lapangan Tindakan Pemecahan Masalah Refleksi Refleksi Tindakan & Observasi Tindakan & Observasi Perencanaan Perencanaan Keputusan Bagan 3.1

Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc. Taggart, Dikutip oleh Kasbolah, (dalam Wardani 2007: 14)


(17)

23

B. Setting Penelitian 1) Lokasi Penelitian

Tempat yang dijadikan penelitian adalah di SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya, SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya memiliki ruangan yang terdiri dari 1 ruang kantor guru dan Kepala Sekolah, 6 ruang kelas, 1 ruang WC/dapur, dan 1 ruang perpustakaan.

2) Subjek Penelitian

Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV yang berjumlah 22 orang yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Latar belakang siswa dilihat dari prestasinya digolongkan rendah, sedang, dan pandai. Sedangkan latar belakang orang tuanya sebagian besar pekerjaannya sebagai petani

3) Definisi Operasional a. Peningkatan

Sebagaimana termuat pada Kamus Umum Bahasa Indonesia (2008: 70) Kata Dasar dari “peningkatan” adalah tingkat. Tingkat dapat diartikan sebagai lapisan dari sesuatu yang bersusun. Sedangkan yang dimaksud dengan peningkatan di sini adalah makna gramatikal konfiks “pe-an” adalah upaya / proses meningkatkan kemajuan yang dicapai atau dialami oleh individu.

b. Hasil Belajar

Adapun yang dimaksud hasil belajar menurut Arifin (2009: 2) adalah sebagai berikut : “hasil belajar berasal dari bahasa Indonesia berarti usaha yang dilakukan untuk memperoleh sesuatu”. Selanjutnya Syamsudin (2011: 44) mengemukakan hasil belajar adalah “kecakapan aktual yang menunjukkan kepada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji karena merupakan hasil usaha yang bersangkutan yang dijalankannya”.

c. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang


(18)

24

terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

d. “Bilangan bulat merupakan bilangan yang terdiri atas bilangan bulat positif, bilangan nol dan bilangan bulat negatif“ (Yudiono, 2007 : 70). e. Kontekstual (Contextual Teaching and Learning /CTL) merupakan

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan siklus berulang, pada siklus dua dilaksanakan berdasarkan data dan rekomendasi yang diperoleh pada siklus satu. Untuk melihat sejauh mana siswa dapat menyelesaikan penjumlahan bilangan bulat maka dilakukan observasi dan identivikasi hasil pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya sebagai berikut: 1. Kegiatan Orientasi dan Identifikasi Masalah

Awal dari kegitan keseluruhan penelitian adalah melakukan observasi dan identifikasi masalah yang dipilih sebagai subyek penelitian pada pembelajaran matematika khususnya penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya. Identifikasi dan orientasi masalah dilakukan peneliti dalam upaya mengembangkan kompetensi dasar siswa pada pembelajaran penjumlahan bilangan bulat yang berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut:


(19)

25

a. Kurikulum 2006, mengenai Kompetensi Dasar menentukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat. Dengan permasalahan kesulitan pemahaman pada penjumlahan bilangan bulat.

b. Hasil kemampuan siswa dalam memahami penjumlahan bilangan bulat.

c. Kemampuan atau wawasan guru dalam mengelola proses pembelajaran khususnya dalam mengajarkan penjumlahan bilangan bulat.

d. Penggunaan alat dan media serta lembar kerja siswa pada pembelajaran penjumlahan bilangan bulat yang tersedia hasil orientasi dan identifikasi peneliti dijadikan sebagai dasar untuk perencanaan tindakan penelitian.

2. Perencanaan Tindakan Penelitian

Sebagai tindak lanjut dari orientasi dan identifikasi masalah maka kegiatan selanjutnya adalah:

a. mempelajari kurikulum;

b. mengkaji materi pembelajaran penjumlahan bilangan bulat;

c. menetapkan pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi penjumlahan bilangan bulat;

d. menyusun rencana pembelajaran dan menyiapkan alat bantu/alat peraga;

e. menetapkan siklus tindakan;

f. menyusun instrumen penelitian meliputi instrumen perencanaan, proses pelaksanaan, instrumen hasil kemampuan siswa;

g. membuat lembar observasi.

Penelitian tindakan dirancang dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari satu tindakan. Siklus satu berorientaasi pada perencanaan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada penjumlahan bilangan bulat. Siklus dua berorientasi pada proses pelaksanaan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada penjumlahan bilangan bulat.


(20)

26

3. Pelaksanaan Tindakan Penelitian

Pelaksanaan tindakan penelitian berpedoman pada rencana tindakan penelitian yang telah ditetapkan, yaitu terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari satu tindakan pembelajaran. Siklus pertama berorientasi kepada perolehan data tentang perencanaan pembelajaran. Siklus kedua berorientasi pada perolehan data hasil kemampuan siswa dan data faktor penghambat dan pendukung dalam pembelajaran. Pola Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc. Taggart berupa siklus tindakan. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap kegiatan yaitu Tahap 1). Perencanaan, 2). Tindakan, 3). Observasi dan 4). Refleksi.

1) Siklus I

a) Tahap Perencanaan, meliputi:

(1) Menyusun Rencana pembelajaran

(2) Menentukan pendekatan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran

(3) Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan dalam pelaksanan tindakan

(4) Menyiapkan lembar observasi yang telah disiapkan. b) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah melaksanakan pembelajaran Matematika tentang penjumlahan bilangan bulat, dengan menggunakan pendekatan kontekstual serta mengamati aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

c) Tahap Observasi

Merekam hasil observasi pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.

d) Tahap Refleksi

Pelaksanaan kegiatan refleksi, peneliti melakukan diskusi tentang pendekatan konstekstual dengan pengamat untuk menjaring hal-hal yang


(21)

27

terjadi sebelum dan selama tindakan berlangsung berdasarkan hasil tes, hasil pengamatan, dan catatan lapangan dengan subjek penelitian agar dapat diambil kesimpulan dalam merencanakan tindakan selanjutnya. 2) Siklus II

a) Tahap Perencanaan, meliputi:

(1) Menyusun Rencana pembelajaran

(2) Menentukan pendekatan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran

(3) Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan dalam pelaksanan tindakan

(4) Menyiapkan lembar observasi yang telah disiapkan. b) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah melaksanakan pembelajaran Matematika tentang penjumlahan bilangan bulat , dengan menggunakan pendekatan kontekstual serta mengamati aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

c) Tahap Observasi

Merekam hasil observasi pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.

d) Tahap Refleksi

Pelaksanaan kegiatan refleksi, peneliti melakukan melakukan diskusi tentang pendekatan konstekstual dengan pengamat untuk menjaring hal-hal yang terjadi sebelum dan selama tindakan berlangsung berdasarkan hasil tes, hasil pengamatan, dan catatan lapangan dengan subjek penelitian agar dapat diambil kesimpulan dalam merencanakan tindakan selanjutnya. 4. Refleksi serta Rekomendasi Keseluruhan Tindakan Penelitian

Setelah tindakan penelitian siklus kedua berakhir, selajutnya dilakukan “review” dan refleksi dari penelitian siklus satu dan siklus dua dan hasil refleksi keseluruhan tindakan penelitian kemudian direkomendasikan sebagai hasil penelitian.


(22)

28

D. Teknik Pengumpulan Data

Berbagai metode pengumpulan data yang diperoleh baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif, merupakan suatu hal yang penting dalam suatu penelitian yang dijadikan suatu acuan dalam memberikan tindakan atau penilaian.

Metode pengumpulan data ini disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 3.2

Metode Pengumpulan Data No.

Jenis Data Hasil Penelitian Metode Pengumpulan Data 1 Perencanaan Pembelajaran meliputi :

a. Penetapan kompetensi dasar dan indikator b. Pembuatan silabus pembelajaran

c. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

d. Pembuatan instrumen berupa panduan lembar pengamatan siswa

Observasi

2 Proses Pelaksanaan Pembelajaran a. Kegiatan guru selama dalam proses

pembelajaran

b. Kegiatan siswa selama dalam proses pembelajaran

Observasi

3 Hasil Pembelajaran Tes

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini difokuskan pada teknik analisis kualitatif guna mengetahui tingkat keberhasilan pendekatan kontekstual dalam penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya. Analisis dilakukan pada setiap siklus pembelajaran dengan menggunakan tahapan sebagai berikut:

1. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif dengan persentase, fokus analisis dilakukan terhadap: data pengetahuan awal siswa, kemampuan guru dalam merancang rencana pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran Matematika, kemampuan


(23)

29

guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dan data hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran. 2. Pengelompokkan data, yaitu kinerja siswa, kinerja guru, dan peningkatan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika tentang penjumlahan bilangan bulat dikelas IV SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya .

3. Interpretasi dan refleksi data, berdasarkan tingkatan pencapaian.

4. Rekomendasi dan tindak lanjut ditentukan berdasarkan hasil refleksi data, apakah perlu atau tidak diadakan siklus pembelajaran berikutnya.

F. Kriteria Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam pembelajaran Matematika tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut :

1. Guru

a. Guru menunjukan aktivitas sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Kemampuan guru dalam merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dinyatakan berhasil apabila mencapai rata-rata minimal 75%.

b. Guru menunjukan aktivitas sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Kemampuan guru dalam melaksaakan proses Pembelajaran dinyatakan berhasil apabila mencapai rata-rata minimal 75%.

2. Siswa

Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran matematika dikatakan berhasil apabila mencapai KKM yaitu 70. Hal tersebut ditunjukan oleh nilai yang dicapai siswa dalam tes tulis.


(24)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian tentang Peningkatan Hasil Belajarr Siswa tentang Penjumlahan Bilangan Bulat melalui pendekatan kontekstual di Sekolah Dasar Kelas IV SDN Purnawajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual di kelas IV SDN Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya disusun berdasarkan KTSP 2006. Langkah-langkah kegiatan dalam perencanaan pembelajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam menyelesaikan operasi penjumlahan bilangan bulat tentang penjumlahan bilangan bulat dirancang dengan langkah-langkah penerapan pendekatan kontekstual.

2. Kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual di kelas IV SDN Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya dilakukan dengan menggunakan acuan perencanaan yang mengandung prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual. Adapun hasil penilaian terhadap pelaksanaan dapat dilihat dari hasil observasi terhadap aktvitas guru dan siswa serta hasil belajar kelompok setip siklusnya meningkat secara signifikan. Oleh karena itu pendekatan kontekstual dipandang sangat perlu dilaksanakan dan dikembangkan dalam pembelajaran matematika karena pendekatan ini merupakan strategi yang sesuai dengan konteks anak, akibatnya materi lebih cepat dipahami oleh anak. 3. Hasil belajar siswa menyelesaikan operasi penjumlahan bilangan bulat dapat

meningkat setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan menerapkan


(25)

53

pendekatan kontekstual. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari kemampuan awal siswa sebelum dilaksanakan penelitian B. Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian (research) oleh peneliti dilapangan ada beberapa saran yang disajikan yaitu sebagai berikut:

1. Pendekatan kontekstual sebaiknya dilaksanakan dan dikembangkan bukan hanya dalam pembelajaran penyelesaian operasi penjumlahan bilangan bulat saja tetapi dapat juga digunakan dalam materi-materi pembelajaran matematika yang lainnya.

2. Penerapan pendekatan kontekstual merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu siswa dalam menyelesaikan operasi penjumlahan bilangan bulat tentang materi penjumlahan bilangan bulat yang sangat penting dikembangkan pada pelajaran matematika karena melibatkan siswa aktif karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

3. Kemampuan siswa dalam operasi penjumlahan bilangan bulat yang mencakup penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian harus diperhatikan dan lebih dikembangkan karena hal ini merupakan pra syarat dalam menyelesaikan operasi penjumlahan bilangan bulat pada pelajaran matematika.

4. Untuk mengetahui keberhasilan dan ketidak berhasilan metode pembelajaran dapat dibuktikan secara empiris apabila guru mampu menyusun perencanaan, melaksanakan dan menilai hasil tindakan. Melalui rangkaian kegiatan tersebut peneliti dapat membuktikan ternyata kreativitas guru melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap penjumlahan bilangan bulat.

5. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dipandang sebagai salah satu model penelitian yang dapat mendeskripsikan upaya-upaya guru dalam mengatasi ketidak berhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM). Oleh sebab itu, guru sangat disarankan untuk mempraktekkan PTK.


(26)

DAPTAR PUSTAKA

BNSP. 2006 Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan( KTSP) 2006 . Jakarta: DepertemenPendidikanNasional.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP)Matapelajaran Matematika SD/SMP/SMA. Jakarta: Depdiknas

---,2003. PendekatanKontekstual (contextual Teaching and Learning). Jakarta: Depdiknas.

Habey 1996/1997.SoalCeritadalamPembelajaranMatematika. Jakarta: Depdikbud.

Iswadi.2006. PembelajaranKontekstualdanPenerapannyadalam KBK. Malang: UMPRES.

Kasbuloh K. 2007. KiatPembelajaranSoalCeritadalammatematika. Jakarta: Depdiknas.

Legiyanti. 2008. PendidikanMatematika I. Jakarta: Universitas Terbuka. Mulyasa. 2007. ImplemetasiKurikulumBerbasisKompetensi Model-Model

Pembelajaran.Bandung :Bina Media Informasi.

Nanang. 2007. PsikologiPendidikanDenganPendekatanBaru. Bandung: Rosda Karya.

Nurhadi. 2008. KonsepdanMaknaPembelajaranuntukMembantuMemecahkan ProblematikaBelajardanMengajar. Bandung: Alfabeta.

Sardja. 1999. PsikologiKependidikanDenganPendekatanBaru. Bandung: Rosda Karya.

Suherman. 2001. PsikologiKependidikan. Bandung: PT RemajaRodaKarya. Surya. 2000. PenelitianTindakanKelas. Jakarta: Depdiknas.

Suwangsih, dkk. 2008. PerencanaanPembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Syamsudin, 2011.PengantarkepadaMembantu Guru Mengembangkan

KompetensiDlamPembeljaranMatematikauntukmeningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito. Wardanai.(2007). PenelitianTindakanKelas. Jakarta: DiknasDiktiProyek PGSD.


(1)

terjadi sebelum dan selama tindakan berlangsung berdasarkan hasil tes, hasil pengamatan, dan catatan lapangan dengan subjek penelitian agar dapat diambil kesimpulan dalam merencanakan tindakan selanjutnya. 2) Siklus II

a)Tahap Perencanaan, meliputi:

(1) Menyusun Rencana pembelajaran

(2) Menentukan pendekatan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran

(3) Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan dalam pelaksanan tindakan

(4) Menyiapkan lembar observasi yang telah disiapkan. b)Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah melaksanakan pembelajaran Matematika tentang penjumlahan bilangan bulat , dengan menggunakan pendekatan kontekstual serta mengamati aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

c)Tahap Observasi

Merekam hasil observasi pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.

d)Tahap Refleksi

Pelaksanaan kegiatan refleksi, peneliti melakukan melakukan diskusi tentang pendekatan konstekstual dengan pengamat untuk menjaring hal-hal yang terjadi sebelum dan selama tindakan berlangsung berdasarkan hasil tes, hasil pengamatan, dan catatan lapangan dengan subjek penelitian agar dapat diambil kesimpulan dalam merencanakan tindakan selanjutnya. 4. Refleksi serta Rekomendasi Keseluruhan Tindakan Penelitian

Setelah tindakan penelitian siklus kedua berakhir, selajutnya dilakukan “review” dan refleksi dari penelitian siklus satu dan siklus dua dan hasil refleksi keseluruhan tindakan penelitian kemudian direkomendasikan sebagai hasil penelitian.


(2)

D. Teknik Pengumpulan Data

Berbagai metode pengumpulan data yang diperoleh baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif, merupakan suatu hal yang penting dalam suatu penelitian yang dijadikan suatu acuan dalam memberikan tindakan atau penilaian.

Metode pengumpulan data ini disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 3.2

Metode Pengumpulan Data No.

Jenis Data Hasil Penelitian Metode

Pengumpulan Data 1 Perencanaan Pembelajaran meliputi :

a. Penetapan kompetensi dasar dan indikator b. Pembuatan silabus pembelajaran

c. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

d. Pembuatan instrumen berupa panduan lembar pengamatan siswa

Observasi

2 Proses Pelaksanaan Pembelajaran a. Kegiatan guru selama dalam proses

pembelajaran

b. Kegiatan siswa selama dalam proses pembelajaran

Observasi

3 Hasil Pembelajaran Tes

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini difokuskan pada teknik analisis kualitatif guna mengetahui tingkat keberhasilan pendekatan kontekstual dalam penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya. Analisis dilakukan pada setiap siklus pembelajaran dengan menggunakan tahapan sebagai berikut:

1.Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif dengan persentase, fokus analisis dilakukan terhadap: data pengetahuan awal siswa, kemampuan guru dalam merancang rencana pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran Matematika, kemampuan


(3)

guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dan data hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran. 2. Pengelompokkan data, yaitu kinerja siswa, kinerja guru, dan peningkatan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika tentang penjumlahan bilangan bulat dikelas IV SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya .

3.Interpretasi dan refleksi data, berdasarkan tingkatan pencapaian.

4.Rekomendasi dan tindak lanjut ditentukan berdasarkan hasil refleksi data, apakah perlu atau tidak diadakan siklus pembelajaran berikutnya.

F. Kriteria Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam pembelajaran Matematika tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut :

1. Guru

a. Guru menunjukan aktivitas sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Kemampuan guru dalam merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dinyatakan berhasil apabila mencapai rata-rata minimal 75%.

b. Guru menunjukan aktivitas sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Kemampuan guru dalam melaksaakan proses Pembelajaran dinyatakan berhasil apabila mencapai rata-rata minimal 75%.

2. Siswa

Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran matematika dikatakan berhasil apabila mencapai KKM yaitu 70. Hal tersebut ditunjukan oleh nilai yang dicapai siswa dalam tes tulis.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian tentang Peningkatan Hasil Belajarr Siswa tentang Penjumlahan Bilangan Bulat melalui pendekatan kontekstual di Sekolah Dasar Kelas IV SDN Purnawajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual di kelas IV SDN Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya disusun berdasarkan KTSP 2006. Langkah-langkah kegiatan dalam perencanaan pembelajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam menyelesaikan operasi penjumlahan bilangan bulat tentang penjumlahan bilangan bulat dirancang dengan langkah-langkah penerapan pendekatan kontekstual.

2. Kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual di kelas IV SDN Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya dilakukan dengan menggunakan acuan perencanaan yang mengandung prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual. Adapun hasil penilaian terhadap pelaksanaan dapat dilihat dari hasil observasi terhadap aktvitas guru dan siswa serta hasil belajar kelompok setip siklusnya meningkat secara signifikan. Oleh karena itu pendekatan kontekstual dipandang sangat perlu dilaksanakan dan dikembangkan dalam pembelajaran matematika karena pendekatan ini merupakan strategi yang sesuai dengan konteks anak, akibatnya materi lebih cepat dipahami oleh anak. 3. Hasil belajar siswa menyelesaikan operasi penjumlahan bilangan bulat dapat

meningkat setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan menerapkan


(5)

pendekatan kontekstual. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari kemampuan awal siswa sebelum dilaksanakan penelitian B. Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian (research) oleh peneliti dilapangan ada beberapa saran yang disajikan yaitu sebagai berikut:

1. Pendekatan kontekstual sebaiknya dilaksanakan dan dikembangkan bukan hanya dalam pembelajaran penyelesaian operasi penjumlahan bilangan bulat saja tetapi dapat juga digunakan dalam materi-materi pembelajaran matematika yang lainnya.

2. Penerapan pendekatan kontekstual merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu siswa dalam menyelesaikan operasi penjumlahan bilangan bulat tentang materi penjumlahan bilangan bulat yang sangat penting dikembangkan pada pelajaran matematika karena melibatkan siswa aktif karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

3. Kemampuan siswa dalam operasi penjumlahan bilangan bulat yang mencakup penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian harus diperhatikan dan lebih dikembangkan karena hal ini merupakan pra syarat dalam menyelesaikan operasi penjumlahan bilangan bulat pada pelajaran matematika.

4. Untuk mengetahui keberhasilan dan ketidak berhasilan metode pembelajaran dapat dibuktikan secara empiris apabila guru mampu menyusun perencanaan, melaksanakan dan menilai hasil tindakan. Melalui rangkaian kegiatan tersebut peneliti dapat membuktikan ternyata kreativitas guru melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap penjumlahan bilangan bulat.

5. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dipandang sebagai salah satu model penelitian yang dapat mendeskripsikan upaya-upaya guru dalam mengatasi ketidak berhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM). Oleh sebab itu, guru sangat disarankan untuk mempraktekkan PTK.


(6)

---,2003. PendekatanKontekstual (contextual Teaching and Learning). Jakarta: Depdiknas.

Habey 1996/1997.SoalCeritadalamPembelajaranMatematika. Jakarta: Depdikbud.

Iswadi.2006. PembelajaranKontekstualdanPenerapannyadalam KBK. Malang: UMPRES.

Kasbuloh K. 2007. KiatPembelajaranSoalCeritadalammatematika. Jakarta: Depdiknas.

Legiyanti. 2008. PendidikanMatematika I. Jakarta: Universitas Terbuka. Mulyasa. 2007. ImplemetasiKurikulumBerbasisKompetensi Model-Model

Pembelajaran.Bandung :Bina Media Informasi.

Nanang. 2007. PsikologiPendidikanDenganPendekatanBaru. Bandung: Rosda Karya.

Nurhadi. 2008. KonsepdanMaknaPembelajaranuntukMembantuMemecahkan ProblematikaBelajardanMengajar. Bandung: Alfabeta.

Sardja. 1999. PsikologiKependidikanDenganPendekatanBaru. Bandung: Rosda Karya.

Suherman. 2001. PsikologiKependidikan. Bandung: PT RemajaRodaKarya. Surya. 2000. PenelitianTindakanKelas. Jakarta: Depdiknas.

Suwangsih, dkk. 2008. PerencanaanPembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Syamsudin, 2011.PengantarkepadaMembantu Guru Mengembangkan

KompetensiDlamPembeljaranMatematikauntukmeningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito. Wardanai.(2007). PenelitianTindakanKelas. Jakarta: DiknasDiktiProyek PGSD.


Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Melalui Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Alat Peraga (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iv Mi Sirojul Athfal Bekasi)

2 56 145

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PEMBELAJARAN Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Pembelajaran Kontekstual Di Kelas Iv SD Muhammadiyah 22 Sruni Surakarta Tah

0 2 10

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PEMBELAJARAN Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Pembelajaran Kontekstual Di Kelas Iv SD Muhammadiyah 22 Sruni Surakarta Tah

0 1 16

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN, PENGURANGAN, DAN HASIL BELAJAR TENTANG OPERASI BILANGAN BULAT Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan, Pengurangan, dan Hasil Belajar Tentang Operasi Bilangan Bulat Melalui Pendekatan Sodakom Pada Siswa Kelas I

0 1 14

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP MEMBANDINGKAN PANJANG BENDA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KONKRET SEKITAR KELAS (Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matematika di Kelas II SD Negeri Pasirkanyere Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya).

0 2 30

LAPORANPENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan Pemahaman Siswa Tentang Penjumlahan Bilangan Bulat Pada Pembelajaran Matematika Melalui Metode Demonstrasi dengan Pemanfaatan Media Kelas IV SD Negeri Ngepungrojo 02 Tahun 2012/2013.

0 0 19

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Pengadilan 1 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya).

0 2 34

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SUMBER DAYA ALAM DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SD Negeri 2 Sukakarsa Kecamatan SukarameKabupaten Tasikmalaya).

0 0 33

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIK : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika di Kelas II SDN 1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri – Kabupaten Bogor.

0 0 36

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG KERUSAKAN LINGKUNGAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PARUNGKEUSIK KECAMATAN AGRABINTA KABUPATEN CIANJUR TAHUN AJARAN 2012/2013 : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar

0 1 37