Meningkatkan pemahaman konsep zat adiktif pada makanan yang terintegrasi nilai melalui pendekatan pemecahann masalah (problem solving)

StYJ;J/I Fl-f/r
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ZAT ADITIF
P ADA MAKANAN YANG TERINTEGRASI NILAI MELALUI
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH
(PROBLEM SOLVING)
(Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)

SKRIPSI

II

llllPPDt

\.Ill I
Oleh:
IYOYANUAR
104016100408

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

"MENINGKATKAN

PEMAHAMAN

KONSEP

ZAT

ADITIF

PADA

MAKANAN YANG TERINTEGRASI NILAI MELALUI PENDEKATAN
PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)" (Penelitian Tindakan Kelas

di Madrasah Pembangunan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta),

Iyo Yanuar, 104016100408, Skripsi diajukan kepada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan VIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 11 Januari 2010 di
hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd.) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Program Studi Pendidikan Biologi.
Jakarta, 11Januari2010
Panitia Ujian Munaqasyah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)
Baig Hana Susanti, M.Sc.
NIP. 19700209 200003 2 001
Sekertaris (Selaetaris Jurusan Pendidikan IP A)
Nengsih Juanengsih, M.Pd.
NIP. 19790510 200604 2 001
Penguji I
Baig Hana Susanti, M.Sc.

NIP. 19700209 200003 2 00 I

'.「Nセヲ_ャZ@

Tan a angan
I'

?DID

NAォセヲZ_ッャ@
/

,,\\\P

LA"···'

Penguji II
Nengsih Juanengsih, M.Pd.
NIP. 197905 I 0 200604 2 00 I


Mengetahui :

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

:Iyo Yanuar

NIM

:104016100408

Jurusan

:Pendidikan IP A (Pendidikan Biologi)

Angkatan Tahun

:2004


Alamat

:Kmp: Sukasari, Ds: Sukajadi Kee: Panggarangan Kab:
Lebak, Banten Selatan. 42393

Menyatakan dengan sesungguhnya

Bahwa skripsi "MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ZAT ADITIF
PADA

MAKANAN

YANG

TERINTEGRASI

NILAI

MELALUI


PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)", adalah
benar hasil karya saya sendiri di bawah bimbingan :
Nama : Dr. Zulfiani, M.Pd
NIP

: 150 368 741

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan siap menerima
segala konsekuensi apabila ternyata sk:ripsi ini bukan hasil karya saya sendiri.

Jakarta, Januari 2010
Yang Menyatakan

セA@ .NLイ[PXAGセ@p
セZᄅeivBᄋ@

ッセァIvカ@
Iyo Yanuar


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ZAT ADITIF PADA
MA KANAN YANG TERINTEGRASI NILAI DENG AN PENDEKA TAN
PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)
Diajukan sebagai salah satu syarat me111peroleh Gelajar Saijana Pendidikan pada
Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta

Oleh:

IYD

Y6-l'JU.6R

NIM: I04016100408
ngan:

di bawah bi1


('

/
Dr. Zulfou i. M.Pd}
NIP: 150 368 741

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIY AH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY ATULLAH
.JAKARTA

ABSTRACT

Iyo Yanuar, Improving U11dersta11di11g in The Concept Base of Additive 011
Practical Value with Problem Solving Approachme11t (Classroom Action
Research in Islamic Junior High Sc/tool Pemba11gu11a11 Syarif Hidayatullalt
State Islamic University Jakarta). Biological Department. Majors of Nature
Sciences Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences. Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

The purpose of this class room action research is to understanding the
additive of concept base on practical value with problem solving approachment.
The subject of research is the students of 8.E lセャ。ュゥ」@
Junior High School
Pembangunan Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. The
treatment of the research is given science learning by using problem solving
approachment. The learning achievement data collected by using observation and
questionnaire method is using quantitative and qualitative analysis. The results
is: 1) The data analysis undestending concept by using N-Gain at the first cycle is
0.3. In the other hand, at second cycle N-Gain Score better than the first cycle. It
is 0.5. The "t"test data obtained th;wng point is 2.17 and t1able point is 2.05 at the
significance level. It mean that 2.17 t11uung is more higher than 2. 05 tiab/e, or ti.;1ung
> tiable· Based on the explanation above, concluded that Ha is accepted and Ho is
reji1sed. The fact showed that there is a students significance difference in
improving understanding at the first cycle and second cycle. 2) The science
learning by using problem solving approachment can improve the understanding
student in the additive of concept base on practical value with problem solving
approachment. 3) Student response about additive concept base on practical
value is positive action.
Keywords: Understanding Concept Student, Problem Solving Approachment,

Classroom Action Reseach.

ABSTRAK

Iyo Yanuar, "Meningkatkan Pemahaman Konsep Zat Aditif pada Makanan
yang Terintegrasi Nilai dengan Pendekatan Pemecahan Masala!t", (Penelitian
Tilldakan Ke/as di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta), Program Studi Pendidikan Biologi,
Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas I/mu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jaka11a.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan
pemahaman siswa pada konsep zat aditif pada makanan dengan pendekatan
pemecahan masalah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 8.E Madrasah
Tsanawiyah Pembangunan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Intervensi tindakan (perlakuan) berupa pembelajaran IPA dengan pendekatan
pemecahan masalah. Data yang diambil berupa hasil tes pemahaman konsep
dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif, dan respon siswa tentang
pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah, dengan menggunakan
analisis kuantitatif dan kualitatif, ditemukan: 1) Diperoleh skor N-Gain
pemahaman konsep untuk siklus I sebesar 0.3, sedangkan pada siklus II nilai NGain lebih baik dari siklus I yaitu 0.5. Uji "t" data basil perhitungan rata-rata NGain Siklus I dan II diperoleh nilai th;tung sebesar 2.17 dan nilai ltabel sebesar 2.05

pada taraf signifikansi 0.05 jadi thitung 2.17 lebih besar dari ltabeI 2.05. Maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan pemahaman konsep siswa di
siklus I dan siklus II, 2) Proses pembelajaran IPA dengan pendekatan pemecahan
masalah dapat meningkatkan pemahaman siswa, 3) Respon siswa mengenai
konsep aditif pada makanan yang terintegrasi nilai praktis adalah positif.

Kata kunci: Pemahaman Konsep Siswa, Pendekatan Pemacahan Masalah.
Penelitian Tindakan Ke/as.

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

Pe1tama-tama puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi atas segala rahmat dan
inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk
skripsi. Shalawat dan salam senantiasa dicurahkan keharibaan junjungan Nabi
Muhammad saw, yang telah mencurahkan segala pemikirannya untuk umat Islam
yang dipenuhi cahaya pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.
Skripsi ini merupakan salah satu karya ilmiah yang harus ditempuh untuk
memenuhi gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) Strata I (SI) oleh mahasiswa Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan semangat
dan ridha-Nya Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan
terealisasi dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan
materi, kesempatan, bimbingan, pengarahan maupun darongan semangat, untuk
itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghai:gaan yang setulus-tulusnya kepada:
I. Bapak Prof. Dr. Dede Rasyada, ·M.A. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. !bu Baiq Hana Susanti, M.Sc. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA).
3. !bu Nengsih Juanengsih, M.Pd. Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA.
4. Bapak Dr. Sujiya Miranta, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Bialagi.

5. !bu Dr. Zulfiani, M.Pd. Dasen Pembimbing yang telah banyak memberikan
pemikiran dan waktu sehingga tuntasnya skripsi ini.
6. Bapak-bapak dan lbu-ibu Dasen, atas ilmu dan pengalaman yang telah
diberikan selama penulis mengikuti perkuliahan.
7. Bapak Djamaluddien, S.Pd. Kepala Sekalah MTs Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakaita,

yang telah memberi izin kepada penulis untuk

mengadakan penelitian bagi penulisan skripsi ini.
iii

7. Ibu Yayah Zakiyah, S.Pd. Guru IPA MTs Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah banyak meluangkan dan membantu
memberikan masukan yang bermanfaat selama penelitian.
8. Sahabat-sahabat tercinta Pendidikan Biologi angkatan 2004 yang telah
memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya
penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
mempunyai nilai guna bagi yang memerlukannya.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juli 2009

Penulis

LEMBAR PERSEMBAHAN
Skripsi ini khusus penulis persembahkan kepada pihak-pihab yang telab
memberikan dukungan baik secara moril maupun materil dalam menyelesaikan
penulisan skripsi, di antaranya adalab:
l. Orang tua tercinta, Bpk Salim Muslim dan Ibu Adijah yang telab
membesarkan penulis dengan penuh disiplin dan kemandirian, semoga Allab
swt. selalu melimpahkan Rahmat dan Magfiroh-Nya kepada Ayabanda dan
dan Ibunda tercinta (I love you).
2. Keluarga besar Nenek Sani, Wa Amab, Wa Sakar, terimakasih telab menjadi
sahabat bagi penulis tempat penulis berkeluh kesah, yang telah memberikan
dukungan dan motivasi, semoga Allab memberikan curaban rabmat-Nya pada
kalian.
3. Kakak-kakakku tercinta, Iping Pribadi, S.E dan Endab Juwita S.T, si kecil
Neng Bunga Rayi Virgiani, Adik-adikku Iis Khairiyab dan Adang Khomsin.
Kalian juga harus bisa seperti ini kelak bahkan harus melebihi. Kalian semua
adalah inspirasi penulis.
4. Ummiku tercinta Ummi Ira, Sababat-sababat sejatiku tercinta Lidiyawati S.E,
Syukrini Irfiyanda, S.Pd., Syukrina Irfiyanda, S.Kom., terimakasih untuk
nasihat,

masukan

positifnya

dan

tausiahnya

selama

ini

(La 'allah

Yarhamukum).

5. Sahabat-sababatku Siti, Herin Najihab, Ayu Fitriana, Uchi, Kamar 4 !IQ,
Fuab, Icha, Desy terima kasih selama ini sudah banyak membantu.
6. Sahabat-sahabat setia yang selalu mengingatkan karena Allab Ka Asra, Ka
Iko, Mba Pur, Mba Ningrum, semoga ukhuwah selalu menyertai selamanya.
7. Teman-teman KAMMI UIN yang selalu rindu akan perubaban, terimakasih
untuk semangat dan ukhuwahnya selama ini, semoga Allab selalu
membukakan jalan atas setiap perjuangan yang penuh onak dan duri, Jkhwah
Fil/ah tetap semangat, Allahu Akbar!

DAFTARISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PEN GANTAR ......................................................................................... iii
LEMEAR PERSEMBAHAN ............................................................................. v
DAFTAR ISi ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFT AR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B.

Identifikasi Masalah .............................................................. 5

C.

Pembatasan Masalah ............................................................. 5

D.

Perumusan Masalah ............................................................... 6

E.

Manfaaat Penelitian ............................................................... 7

F.

Tujuan Penelitian ................................................................... 7

DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS

A.

Deskripsi Teoretis .................................................................. 8
1. Pemahaman ................................................................... 8
2. Sikap .............................................................................. 9
3. Pembelajaran Zat Aditifpada Makanan ........................ 12
4. Nilai Praktis dalam Konsep Zat Aditifpada
makanan ......................................................................... 13
5. Pendekatan Pemecahan Masalah
(Problem Solving) ......................................................... 15

B.

Basil Temuan yang Relevan .................................................. 21

C.

Kerangka Pikir. ...................................................................... 21

D.

I-Iipotesis Tindakan ................................................................ 22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 23
B. Metode dan Disain Intervensi Penelitian ............................... 23
I. Fokus Masalah ................................................................... 23
2. Solusi Masai ah .................................................................. 23
3. Disain Intervensi Tindakan ............................................... 23
4. Prosedur Singkat Tindakan ............................................... 25
C. Subjek Penelitian .................................................................... 26
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................ 26
E.

Tahapan Intervensi Tindakan ................................................. 26

F.

Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .......................... 28

G. Data dan Sumber Data ........................................................... 28
H. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 28
I.

Instrumen Pengumpulan Data ................................................ 29

J.

Kalibrasi Instrumen ............................................................... 30
I . Validitas ............................................................................ 30
2. Reliabilitas ......................................................................... 31
3. Uji Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda .......................... 31
4. Skor Gain (N-Gain) ........................................................... 32

K. Uji Prasyarat Penelitian .......................................................... 33
I. Uji Normalitas ................................................................... 33
2. Uji Homogenitas ............................................................... 34
3. Uji "t" Tes (paired T-Tes) ................................................. 34
L.

Indikator Keberhasilan Tindakan .......................................... 35

M. Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................. 35
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Hasil Penelitian ........................................................ 37
I. Siklus I .............................................................................. 37
2. Siklus II ............................................................................. 43
B.

Pembahasan ............................................................................ 57

BABV

PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 61
B.

Saran ....................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 63

DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Tahapan Intervensi Tindakan ........................................................................... 27
3.2 Jenis dan Telmik Pengumpulan Data ................................................................ 28
4.1 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I .................................................. .40
4.2 Hasil Rata-Rata Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran dengan Pendekatan
Pemecahan Masalah Siklus I ............................................................................ 41
4.3 Hasil Pemahaman Konsep Siswa Siklus I.. .......................................................42
4.4 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus II ................................................. .49
4.5 Hasil Rata-Rata Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran dengan Pendekatan
Pemecahan Masalah Siklus II ........................................................................... 49
4.6 Indikator Sikap Konsep Zat Aditifyang Terintegrasi Nilai dengan
Pendekatan Pemecahan Masalah ...................................................................... 50
4.7 Hasil Pemahaman Konsep Siswa Siklus II ....................................................... 52
4.8 Hasil Perhitungan Normalitas dengan Uji Liliefors (Siklus I) ........................... 55
4.9 Hasil Perhitungan Nonnalitas dengan Uji Liliefors (Siklus II) .......................... 55
4.10 Basil Perhitungan Uji "t" ............................................................................... 57

ix

DAFTAR GAMBAR

Garn bar
3 .I Disain Intervensi Tindakan ................................................................... 24

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

1. Silabus ................................................................................................................. 61
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.. .....................................................62
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ..................................................... 66
4. Kisi-Kisi Instrumen Siklus I ............................................................................... 70
5. Kisi-Kisi Instrumen Siklus II ............................................................................... 71
6. Instrumen Penelitian Siklus I ............................................................................... 72
7. Instrumen Penelitian Siklus II .............................................................................. 75
8. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Siklus I ..................................................... 78
9. Kunci J awaban Instrumen Penelitian Siklus II .................................................... 79
10. Lembar Kerja Siswa Siklus I ............................................................................... 80
11. Lembar Ke1ja Siswa Siklus II .............................................................................. 83
12. Kisi-Kisi Angket Siswa ....................................................................................... 86
13. Angket Pemahaman Siswa Terkait Nilai Praktis ................................................. 87
14. Instrumen Penelitian Uji Coba ............................................................................. 88
15. Kunci Jawaban Soal Uji Coba ............................................................................ 95
16. Rekap Analisis Butir Soal .................................................................................... 96
17. Skor Tes Penguasaan Konsep Siklus I.. ...............................................................98
18. Skor Tes Penguasaan Konsep Siklus II ............................................................... 99
19. Perhitungan Uji Normalitas Siklus I.. .................................................................. 100
20. Perhitungan Uji Normalitas Siklus II .................................................................. .102
21. Skor Mentah Pretes Siklus 1.. ............................................................................... 104
22. Skor Mentah Postes Siklus I ................................................................................ 105
23. Skor Mentah Pretes Siklus II ............................................................................... 106
24. Skor mentah Postes siklus II ................................................................................ 107
25. Perhitungan Uj i Homogenitas .............................................................................. 108
26. Uji "t" Skor N-Gain ............................................................................................ 110
27. Hasil Ke1ja Siswa Siklus I ................................................................................... 111
28. Hasil Ke1ja Siswa Siklus II .................................................................................. 115

30. Perhitungan Siswa yang Mencapai KKM Siklus II ............................................. 120
31. Pedoman Wawancara ........................................................................................... 121
32. Hasil Wawancara ................................................................................................. 122
33. Pedoman Wawancara tentang Kinerja Guru ....................................................... .124
34. Lembar Obseravasi Penelitian ............................................................................. 125
35. Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar .................................................... 127
36. Hasil Belajar Aktivitas Belajar Mengajar Siswa ................................................ .128
37. Wawancara Pendapat Guru tentang Pembelajaran dengan Pendekatan
Pemecahan Masalah ............................................................................................. 129
38. Hasil Catatan Lapangan Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan
Masalah Siklus I ................................................................................................... 130
39. Hasil Catatan Lapangan Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecalmn
Masalah Siklus !. ..................................................................................................133
Uji Referensi
Nukilan Uji "t"nilai kritis L untuk Uji Liliefors
Z Tabel Uji Liliefors
Surat Keterangan Penelitian
Surat Bimbingan Skripsi
Surat Permohonan Observasi
Surat Permohonan Penelitian
Hasil Ujian Komprehensif

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan

merupakan

kebutuhan

orang

banyak.

Kebutuhan

pendidikan merupakan hak asasi manusia. Semua pihak perlu memikirkan
bagaimana mutu pendidikan setiap tahunnya agar meningkat. Oleh sebab itu,
persoalan pendidikan menjadi

tanggung jawab bersama pemerintah,

masyarakat, orang tua, dan anak didik itu sendiri. 1 Keberhasilan dan
peningkatan mutu pendidikan menjadi tujuan dan eita-eita kita bersama. Citacita atau tujuan yang ingin dicapai hams dinyatakan secara je!as, sehingga
semua pelaksanaan dan sasaran pendidikan memahami atau mengetahui suatu
proses kegiatan seperti pendidikan. Sebagaimana dinyatakan dalam UU
Nomor 2 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, secara jelas
disebutkan tujuan pendidikan nasional, yaitu:
"Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggungjawab." 2
Mutu pendidikan yang baik akan menciptakan output yang baik pula
serta dapat memberikan kompetensi yang bermanfaat. Salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan adalah mengoptimalkan proses pembelajaran
di kelas. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, guru merupakan salah
satu komponen yang mempunyai peranan sangat penting. Guru memiliki
peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas
pengajaran yang dilaksanakannya. Guru berperan sebagai pengelola proses
belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan
meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai

j .,-_,_

"

CT

,

I• l•J

2

tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. 3 Para ahli pendidikan dan
pemerintah

tak

henti-hentinya

berusaha

menyempurnakan

sistem

pembelajaran melalui pemuktahiran kurikulum dan pendekatan pembelajaran.
Peran pemerintah sangat besar dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
Pemerintah secara terus menerus melakukan upaya-upaya strategis agar mutu
pendidikan tiap tahunnya meningkat. Hal ini ditandai dengan beberapa kali
perubahan kurikulum, tujuan perubahan tersebut tidak lain, agar mewujudkan
pendidikan yang bermutu. 4
Sejak tahun 2001 Depdiknas melakukan serangkaian kegiatan untuk
menyempurnakan kurikulum 1994 kurilrnlum
(Kurikulum

Berbasis

Kompetensi).

Pada

ini disebut dengan KBK
tahun

2006,

pemerintah

memberlakukan kurikulum baru sebagai penyempurnaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan {KTSP).
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan. KTSP merupakan strategi pengembangan
kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada satuan pendidikan, dan
pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di
sekolah. 5 Keterlibatan guru, kepala sekolah, masyarakat yang tergabung dalam
komite sekolah dan dewan pendidikan dalam mengambil keputusan akan
membangkitkan rasa kepemilikan yang lebih tinggi terhadap kurikulum,
sehingga mendorong mereka untuk mendayagunakan sumber daya yang ada
seefisien mungkin untuk mencapai hasil yang optimal. 6
Lembaga-lembaga

sekolah

umumnya

selalu

mengedepankan

pernbelajaran dalarn segi kognitif berdasarkan tujuan pendidikan nasional,
sistem pendidikan nasional yang dikehendaki adalah sistem pendidikan yang
holistik yang rnerniliki visi dan rnisi tidak hanya rnengajarkan aspek-aspek

3 Nuryani. R., Strategi Be/ajar 1\fengajar Bio/ogi, (Malang: Universitas Negeri Malang,
2005), ha!. 128
4
Jsjoni, Op.cu, ha!. 81
5
E. Mutyasa, Kurikuhun Tingkat Saluan Pendidikan, (Bandung: Reinaja Rosdakarya,
2007), hal.20
'Ibid, ha!. 40

3

pengetahuan (kognitif) dan psikomotorik (keterampilan) semata, melainkan
juga aspek afektif yang menanamkan nilai sikap dan moral kepada peserta
didik.
Pengungkapan nilai-nilai dalam proses pembelajaran merupakan hal
yang sangat penting sehingga peserta didik mampu memahami, menyadari,
dan mengalami nilai serta mampu menempatkannya dalam kehidupan,
sehingga terbentuklah generasi yang tak hanya unggul dalam hal kognitif,
namun pribadi yang melahirkan sikap positif yang merupakan bekal mereka
dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Menurut Bishop, Nilai memiliki peran
yang sangat besar dalam membangun kepribadian dan identitas sosial siswa. 7
Hal tersebut disebabkan karena nilai yang dipercayai seseorang akan
mempengaruhi orang tersebut dalam bertindak, baik kehidupan manusia
sebagai individu maupun sosial. ·
Menurut observasi dan wawancara dengan guru biologi yang
dilakukan penulis, kegiatan pembelajaran biologi yang berlangsung di
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama
ini, didapatkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) masih relatif rendah pada
kelas 8.E, ha! ini nampak pada nilai biologi konsep zat aditif tahun lalu yang
didapatkan bahwa terdapat 40% siswa yang tidak mencapai KKM, hanya 60%
siswa yang mencapai KKM, Pada tingkat MTs kelas 8 konsep zat aditif
merupakan salah satu konsep biologi yang membutuhkan tingkat pemahaman
konsep yang konkrit dari siswa yang cukup tinggi serta yang serat dengan nilai
praktis atau nilai keilmuan. Konsep zat aditif pada makanan pada tingkat MTs
diperlukan pemahaman konsep untuk mendeskripsikan tentang konsep
pengawet, pewarna, penyedap rasa dan pemanis.
Pembelajaran yang selama ini berlangsung adalah pembelajaran yang
searah, siswa kurang aktif dalam pernbelajaran ketika guru mernberikan
konsep, sehingga pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered), Dalarn
ha! ini fungsi dan peranan guru menjadi sangat dominan, sedangkan di lain
7
Alan J. Bishop, ··values in Mathen1atics and Science Education: Similarities and
Difference", .lurnal The Iviontana Mathen1atics Enthusiast, Vol 5, 2008, hal. 47.

4

pihak siswa hanya menyimak dan mendengarkan informasi serta pengetahuan
yang diberikan 0leh guru. Pada saat pembelajaran yang dilakukan di kelas
siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran, demikian pula pada saat
diskusi, siswa harus "dipaksa" untuk terlibat aktif, hal ini dikarenakan adanya
rasa canggung dan malu-malu pada siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
Dampak dari pembelajaran yang berpusat pada guru di antaranya
adalah banyak siswa yang hanya mampu menyajikan tingkat hafalan yang
baik terhadap konsep ajar yang diterimanya. Sebagian besar siswa tidak
mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana
pengetahuan tersebut akan digunakan, siswa memiliki kesulitan untuk
memahami konsep akadem ik sebagaimana mereka diajarkan yaitu dengan
menggunakan sesuatu yang abstrak atau hanya dengan metode ceramah,
padahal mereka sangat butuh untuk memahami konsep yang berhubungan
dengan lingkungan dan masyatakat pada umumnya, di mana mereka akan
hidup dan bekerja, 8 sehingga tidak memusatkan pada lingkungan dan sumber ·
lainnya. Maka perlu adanya integrasi nilai praktis dalam pembelajaran.
Pendekatan pemecahan masalah berorientasi pada masalah yang
disaj ikan guru sehingga siswa dapat beke1ja sama menemukan penyelesaian
masalah, dengan pendekatan pemecahan masalah dibutuhkan keberanian
dalam mengungkapkan pendapat dan pengalaman pribadi yang dirasakan
siswa, hal ini berbeda dengan diskusi kelas. Dalam diskusi kelas siswa
bertanya dan menjelaskan konsep di depan teman-temannya sehingga ada
perasaan takut salah dan takut ditertawakan, namun pada pembelajaran dengan
pemecahan masalah hal itu dapat diminimalisir sehingga pengalaman masingmasing dapat terungkap dalam kelompok.
Menurut Voss, pendekatan problem solving dan pendekatan lain dalam
dunia pendidikan memiliki hubungan yang era!. Hubungan tersebut terjadi
dalam bentuk pencapaian tujuan dan hubungan yang terdapat dalam setiap
pembelajaran yang dilakukan. Pendekatan problem solving dapat melatih
8
Departe1nen pendidikan nasional, ·'pendidikan berbasis kontekstual" diakses dari
hIIp:/ktsp-smp/16.ppt. diakses pada: Juli 2008.

5

kernarnpuan kognitif siswa, kernarnpuan heuristik dan dapat rnendalarni
disiplin ilrnu yang sedang dipelajari sebagai aktifitas b3rpikir ilrniah siswa. 9
Mencerrnati suasana belajar rnengajar di Madrasah Tsanawiyah
Pernbangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya pada kelas 8.E
rnaka penulis tertarik untuk rnelakukan penelitian tindakan kelas pada siswa
kelas 8.E.

B. Identifikasi Masalah

Dari pernaparan latar belakang rnasalah, rnaka penelitian diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Pembelajaran di kelas rnasih berpusat pada guru (teacher centered)
pernbelajaran yang searah
2. Siswa kurang aktif dalarn pembelajaran di kelas
3. Pendidikan nilai belurn berpengaruh pada pembelajaran biologi.
4. Siswa tidak rnampu rnenghubungkan antara apa yang mereka pelajari
dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan digunakan

B. Pernbatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini hanya dibatasi
pad a:
1. Pemahaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pernaharnan
pada Taksonomi Bloom yang di revisi oleh Lorin W. Anderson, David
R. Krathwohl; dengan Peter W, Arisia, dkk pada ranah kognitif yang
terdiri

dari:

menginterprestasi

(interpreting),

mencontohkan

(exemplifYing), mengklasifikasi (classifYing), mernbuat kesirnpulan
(summarizing), rneringkas (inferring), rnernbandingkan (comparing)
dan rnenjelaskan (explaining).

9

Hafner, "Revising Exsp!anatory ivlode[s to Accon1modatc Ano1nalous Genetics
Pheno1nena: Problen1 Solving in the Context of Discovery'', Depertement of Sciences
Studies, 335 Moore Hall, Wastern Michigan University Dalan1azoo. Mi 49008-5192,
Science Education 79 (2): 111-146, 1996.

6

2. Konsep dalam penelitian ini adalah zat aditif pada makanan pada
tingkatan C 1 menghafal, C2 memahami, C3 mengaplikasikan
3. Nilai yang diintegrasikan adalah nilai praktis.

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
"Bagaimanakah peningkatan pemahaman konsep zat aditif pada makanan
yang terintegrasi nilai dengan pendekatan pemecahan masalah?"

D. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang praktis
dalam upaya memberikan pembelajaran yaitu:
I. Memberikan solusi alternatif bagi guru dan siswa untuk mengatasi
permasalahan dalam proses pembelajaran biologi.
2. Menerapkan teori-teori yang diterima selama kuliah dan aplikasinya
dalam dunia pendidikan.
3. Memberikan masukan bagi pihak-pihak terkait dalam mengambil
kebijakan terutama kebijakan pembelajaran.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:
1. Tujuan umum:

Memperoleh garnbaran mengenai pernahaman biologi siswa pada
konsep zat aditif pada makanan setelah mengikuti pembelajaran
menggunakan pendekatan pemecahan masalah.
2. Tujuan Khusus:
Mengetahui pengaruh pendekatan pernecahan masalah pada konsep zat
aditif pada rnakanan terintegrasi nilai.

8

sehingga dapat menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan
konsep lain.
Pieget menyatakan bahwa proses dasar yang te1jadi dalam
penyusunan pengetahuan adalah adaptasi yang meliputi asimilasi dan
akomodasi.

Asimilasi

adalah

pengambilan

pengalaman

dari

lingkungan dan menggabungkanya dengan cara berpikir yang dimiliki,
sehingga pengalaman barn dapat digabungkan ke dalam struktur
kognitif. Akomodasi adalah komponen lain dari adaptasi. Struktur
kognitif diubah agar cocok dengan informasi yang datang. Hal ini
merupakan modifikasi yang dimiliki agar cocok dengan realitas, 4
sehingga menurut Flavel pengetahuan yang gaga! dipahami seseorang
adalah disebabkan oleh kegagalan memperoleh suatu koherensi atau
kecocokan yang memadai dengan struktur kognitifnya. 5
Menurut Steig Melin-Olsen, dan Richd Skemp pemahaman
s1swa terhadap Maternatika dan IP A dibeclakan rnenjacli dua yaitu
pernaharnan instruksional dan pernahaman relasional, pemahaman
instruksional yaitu pemaharnan siswa berada pacla tingkatan tahu atau
hafal suatu rurnus clan dapat rnenggunakannya untuk menyelesaikan
suatu soal tetapi tidak tahu kenapa rumus tersebut clapat digunakan clan
pernahaman kedua yaitu pernaharnan relasional yaitu pemaharnan
siswa ticlak hanya sekedar tahu atau hafal suatu rumus tetapi juga tahu
bagaimana clan mengapa rumus itu digunakan. Lebih dari itu dapat
tahu clan clapat menggunakannya untuk menyelesaikan masalahmasalah yang terkait pada situasi lain, 6 kemudian rnendapat respon
yang positif dari para pakar Matematika clan IPA seperti Byers dan
Herscoivics, yaitu siswa berada pada tingkatan pernahaman intuitif,
kemudian tingkat pernahaman formal. Pada tingkat pemahaman intuitif
sebelum masuk pacla tingkat pernaharnan instruksional siswa terlebih
clahulu beracla pada tingkat pemahaman intuitif yang cliclefinisikan

9

sebagai berikut intuitive understanding is the ability to solve a problem
without prior analisysis of the p;·oblem. 7

b. l>1

Faktor-Faktor yang Mempengarnhi Pemahaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkatan pemahaman siswa
adalah sebagai berikut: 8
1. Usia siswa (tingkat SD, SMP atau SMU),

2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan
belajar mengajar,
3. Motivasi terhadap siswa.

2. Sikap
a. Pengertian Sikap
Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia sikap adalah

perbuatan yang berdasarkan pada pendirian pendapat atau keyakinan. 9
Menurut Studi Kepustakaaan, sikap adalah produk dari proses
sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang
diterimanya. Jadi sikap mengarah pada objek tertentu. Maka objek
tersebut disesuaikan dengan lingkungan sosial dan kesediaan untuk
bereaksi dari orang エ・イウ「セ@

terhadap objek. 10

Thursthoen dalam Walgito menjelaskan bahwa sikap adalah
gambaran kepribadian seseorang yang terlihat melalui gerakan fisik
dan tanggapan pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu objek,
sementara itu Berkowitz dalam A:i:war menerangkan bahwa sikap
seseorang terhadap suatu objek adalah suatu perasaan atau emosi dan
faktor keduanya adalah sebagai reaksi atau respon kecenderungan
untuk bereaksi sebagai bentuk suatu reaksi maka perlu berhubungan
7

Wahyudi, Ibid, hal.391.
!vlar'at, Sikap A1anusia, Perubahan, .serta Pengukurannya, (Bandung: Ghalia
Indonesia, 1982), ha!. 9.
9
Rustantiningsih, Sikap dan Perilaku Guru yang Professional, Artikel (Semarang:
2007), ha!. 2.
10
Rustantiningsih, Ibid, hal. 393.
8

10

dengan dua altenatif yaitu senang atau tidak senang, melaksanakan
atau tidak melaksanakan dan menj auh atau menghindari.

11

Menurut Campell sikap diartikan sebagai berikut An individual's

social attitude is a syndrome of response consistency with regard to
social objek, 12 maka menurut Rustantiningsih struktm sikap siswa
terdiri dari tiga komponen yaitu 13 komponen kognitif yaitu komponen
yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan dan keyakinan tentang
objek. Hal ini berkaitan dengan bagaimana orang mempersepsi objek
siswa, komponen kedua adalah komponen afektif yaitu komponen
yang terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap sikap,
komponen itu dapat berbentuk perasaan senang atau tidak senang
terhadap objek. Rasa tidak senang merupakan komponen negatif
sehingga komponen ini menunjukkan ke arah positif dan negatif.
Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang
terhadap suatu objek sikap dan komponen yang terakhir adalah
komponen konatif yaitu komponen yang merupakan kecendenmgan
seseorang untuk bereaksi, bertindak terhadap objek sikap. Komponen
ini menunjukkan intensitas sikap yaitu besar kecilnya kecenderungan
bertindak atau berprilaku seseorang terhadap objek sikap.
Rustantiningsih mengatakan bahwa sikap aclalah kecenclerungan,
panclangan, penclapat atau penclirian seseorang untuk menilai suatu
objek atau persoalan clan bertindak sesuai clengan penilaiannya clengan
menyaclari perasaan positif clan negarif clalam menghaclapi suatu
objek. 14 Faktor-faktor yang menyusun sikap itu aclalah keyakinan,
proses belajar, cakrawala, pengalaman, pengetahuan, objek, sikap,
persepsi. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh di antaranya
aclalah kepribaclian, kognisi, afeksi, konasi clan terbentuklah sikap.

'.'.Anion M Meoliono, Op Cit., hal. l 0.

11

Menurut Mar'at sikap memiliki unsur-unsur: bahwa sikap itu
dapat merupakan suatu kondisi (condisioning) dan dibentuk, sikap
dapat memiliki kesediaan bertindak, sikap merupakan fungsi bagi
manusia dalam arah tindakannya, dan sikap berbanding lurus dengan
komponen kognisi. 15 Jadi dapat disimpulkan di sini pemahaman adalah
wujud nyata dari sikap yang terbentuk akibat adanya proses berpikir
yang te1jadi karena faktor lingkungan dan pengalaman.

b. Skala Sikap
Skala sikap adalah ukuran yang digunakan untuk menilai sikap,
adapun jenis-jenis skala sikap adalah sebagai berikut: 16
I) Skala liker/: disusun dalam bentuk suatu pemyataan dan diikuti
oleh lima respon yang menunjukkan tingkatan. Misalnya seperti
dikutip yaitu: sangat setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak
Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
2) Skala pilihan ganda (bentuknya seperti tes pilihan ganda yaitu
suatu pernyataan yang diikuti oleh sejumlah alternatif pendapat,
contoh: dalam bentuk upacara bendera:
Setiap peserta upacara harus mengikuti jalannya upacara tanpa
kecuali.
a) Peserta upacara diperbolehkan berbicara asal dalam batas-batas
tertentu dan tidak mengganggujalannya upacara.
b) Peserta upacara boleh (merdeka) berbicara asal tertib.
3) Skala Thurstone merupakan skala mirip skala butan likert karena
merupakan suatu instrumen yang jawabannya menunjukkan
tingkatan.
3

4 5 6

7 8 9 10

A B C

D E F

G H I J

2

Very Favourable

Neu/al

Ve1y Unfavourable

12

Selanjutnya jika responden setuju dengan pertanyaan no 3 berarti
setuju

dengan no I dan no 2. contoh:

a) Saya mengizinkan anak saya bermain ke tetangga.
b) Saya mengizinkan anak saya bermain kemana saja ia mau.
c) Saya mengizinkan anak saya pergi kapan saja dan ke mana saja
d) Anak saya bebas ke mana saja tanpa izin terlebih dahulu.
4) Skala Guttman adalah sama dengan yang disusun oleh Bogardus
yaitu 3 atau 4 buah pertanyaan yang masing-masing dijawab "ya"
atau

"tidak"

tingkatan

yang

pernyataan-pernyataan
berurutan

sehingga

tersebut
bila

menunjukkan

responden

setuju

pernyataan no 2 diasumsikan setuju dengan no I.
5) Semantic dife1Tential adalah instrumen yang disusun oleh Osgood
et al, mengukur konsep-konsep untuk tiga dimensi. Dimensidimensi yang diukur dalam kategori baik-tidak baik, kuat lemah,
dan cepat lambat atau aktif pasif, atau dapat juga berguna-tidak
berguna. Buku Osgood mengemukakan ada tiga faktor yang
digunakan untuk menganalisis skalanya, yaitu:
a) Evaluation (baik-buruk)
b) Potency (kuat-Iemah)
c) Activity (cepat-lambat)
d) Familiarly (tambahan Nunna/y)
Dari urutan diatas dapat disimpulkan bahwa cara yang paling praktis
dalam mengukur sikap adalah dengan menggunakan skala likert.

3. Pembelajaran Zat Aditif pada Makanan

Metabolisme secara harfiyah berarti pertukaran zat pada organisme
yang meliputi proses fisika dan kimia, pe1tukaran dan penguraian di dalam
badan yang memungkinkan berlangsungnya hidup. 17 Pe1tukaran yang
te1jadi dalam struktur makhluk hidup baik yang berasal dari dalam tubuh
maupun dari luar tubuh.
17

Anton M. Moeliono, Op Cit .. hal. 579.

13

Pembelajaran zat aditif dalam tubuh memiliki kandungan reaksireaksi yang terjadi

セ。イ・ョ@

adanya zat-zat kimia yang bersentuhan dengan

struktur organ seperti jaringan, sel dan organ tubuh lainnya. Pemeliharan
struktur tubuh tersebut perlu menjadi perhatian bagi proses aktivitas kerja
yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari.
4. Nilai Praktis dalam Konsep Zat Aditif pada Makanan

Zat aditif adalah suatu zat atau bahan tambahan yang tidak dapat
dimakan secara langsung, tetapi ditambahkan atau dicampurkan pada
waktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu makanan tersebut.
Berdasarkan asalnya terdapat dua macam zat aditif, yaitu zat aditif buatan
dan zat aditif alami, zat aditif alami diambil dari ekstrak bahan alami
sedangkan zat aditif buatan diambil dengan cara mensintesis senyawa
kimia sehingga membentuk bahan aditif yang murni, akan tetapi
penggunaan zat aditif buatan yang tidak sesuai dengan dosis dapat
membahayakan kesehatan. Maka penggunaan zat aditif buatan dalam
industri pengolahan makanan diatur dan diawasi oleh pemerintah
Departemen Kesehatan agar tidak merugikan konsumen.

a. Pewarna
Zat pewarna alami diambil dari pigmen tumbuhan seperti
wortel untuk warna merah, daun suji untuk warna hijau dll, sedangkan
zat pewarna buatan diambil dari sintesis zat kimia seperti amaranth
untuk warna merah, violet g.b untuk warna ungu, agar tidak te1jadi
penyalahgunaan zat pewarna buatan, maka penggunaannya harus
diatur untuk menjaga kesehatan konsumen.
Zat pewarna buatan lebih digemari

masyarakat karena

memberikan warna yang lebih tajam dan lebih seragam, sehingga
digunakan untuk menarik produksi makanan, maka penggunaannya
harus diatur agar aman saat dikonsumsi masyarakat.

14

b. Pemanis

Penggunaan pemams sintesis seperti sakarin dan siklamat
sudah

diatur

dalam

Peraturan

Menteri

Kesehatan

RI

no

722/Menkes/Per/IX/1988 yaitu 5 mg/kg berat badan untuk sakarin dan
50 mg per berat badan untuk siklamat, maka penggunaannya tidak
boleh melebihi kadar yang ditentukan karena dapat menimbulkan
tumor kandung kemih untuk sakari dan kanker kandung kemih untuk
siklamat.
Pemanis sintesis seperti sakarin memiliki kandungan 30 kali
dari pada gula biasa, sehingga dapat dikonsumsi secara aman bagi
penderita Diabetes mellitus dengan kadar tertentu.

c. Penyedap Rasa

Salah satu penyedap buatan yang ditambahkan dalam makanan
adalah MSG (Mono Sodium Glutamat) atau dikenal dengan vetsin
dalam bumbu masakan. MSG dibuat secara sintesis dari bahan tetes
tebu melalui proses fermentasi. Pengguaan MSG yang terlalu banyak
dapat menyebabkan CRS (Chiness res/aurant Syndrome) memiliki
gej ala pada tub uh seperti pusing kepala, dada terasa sesak, waj ah
berkeringat punggung dan leher kesemutan, maka penggunaannya
dalam makanan harus secukupnya saja tidak boleh berlebihan.

d. Pengawet

Penggunaan pengawet sintesis sudah diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI no 922/Menkes/Per/IX/1988, maka tidak boleh
melebihi kadar yang ditentukan karena dapat membahayakan bagi
kesehatan
Pengawet sintesis seperti seperti formalin dan boraks sangat
berbahaya bagi tubuh. Formalin digunakan untuk mengawetkan mayat

15

waktu yang lama akan menimbulkan gejala muntah-muntah, diare dan
bahkan menyebabkan kematian, maka perlu dihindari mengkonsumsi
makanan yang mengandung fmmalin dan boraks.

5. Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pendekatan pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus
dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan. Pendekatan problem

solving memiliki dua versi. Versi pertama siswa dapat menerima saran
tentang prosedur yang digunakan, cara mengumpulkan data, menyusun
data, dan menyusun serangkaian pertanyaan yang mengarah ke pemecahan
masalah. Versi kedua hanya masalah yang dimunculkan siswa yang
merancang

pemecahannya

sendiri.

Guru

berperan

hanya

dalam

menyediakan bahan dan membantu memberi petunjuk. 18

a. Pengertian Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Masalah dapat diartikan setiap ha! yang mengundang keraguraguan

ketidakpastian

atau

kesulitan

yang

harus

diatasi

dan

diselesaikan, selanjutnya masalah sosial dapat diartikan suatu situasi
yang mempengaruhi orang lain dan dianggap sumber kesulitan atau
ketidakpuasan yang menuntut untuk dipecahkan.
Secara operasional masalah sosial diartikan suatu situasi yang
pada kenyataannya tidak sesuai dengan yang dikehendaki. Menurut
sifatnya, masalah sosial di antaranya adalah statis-dinamis, besar-kecil,
sederhana-kompleks.

Pendekatan adalah cara umum dalam melihat

dan bersikap terhadap suatu masalah, dengan demikian pendekatan
pemecahan masalah adalah pendekatan yang digunakan

untuk

mengubah keadaan yang aktual menjadi keadaan seperti yang kita
kehendaki

18

dengan

memperhatikan

prosedur

pemecahan

yang

Pendekatan dan Metode Pc1nbclajaran, Pe1nerintah Kabupatcrn Kendal, SMA
Negeri, Cepiring, Fcbruari 2008. terscdia di \V\V\V.\VOrdpresss.con1 diakses pada Maret
2009.

16

sistematis. Kegunaan pendekatan pemecahan masalah dalam kegiatan
belajar-mengajar antara lain: 19
1) Mengembangkan sikap dan keterampilan siswa unuk mampu
memecahkan permasalahannya serta mengambil keputusan secara
objektif dan mandiri.
2) Mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Proses berpikir
terdiri

dari

serentetan

keterampilan

seperti

mengumpulkan

informasi membaca dan menafsirkan data, dan lain-lain yang
penerapannya membutuhkan latihan dan pembiasaan.
3) Siswa menghayati untuk berpikir dan mengembangkan minat
dalam berbagai kemungkinan.
4) Membina pengembangan sikap penalaran lebih jauh dan cara
berpikir objektif mandiri, kritis dan analitis baik secara individual
maupun kelompok.
Langkah-langkah tersebut hendaknya dilakukan dengan disertai
hal-hal di bawah ini:
a) Memberi kesempatan pengembangan pengalaman individu dan
berpusat pada siswa.
b) Menciptakan suasana belajar yang bebas dari tekanan, paksaan dan
ketakutan.
b. Rancangan

Model

Pembelajaran

dengan

Menggunakan

Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Model
pendekatan

pembelajaran

dirancang

dengan

menggunakan

pemecahan masalah seharusnya mendasarkan pada

pemikiran kritis dan reflektif yang mengikuti proses kerja sebagai
berikut: 20
I) Menyadari adanya masalah
2) Mencari petunjuk untuk pemecahannya
3) Pikiran kemungkinan pemecahannya dan pendekatannya
19
20

Ibid.
Ibid.

17

4) Pemecahan tes dengan kriteria tertentu dapat dilakukan pengujian
5) Pergunakan suatu pemecahan yang cocok dengan kriteria te1ientu
dan menanggalkan kemungkinan pemecahan yang lain.
Penyeleksian dalam memilih pendekatan pemecahan masalah
di kelas diperlukan bagi kepentingan proses belajar-mengajar, oleh
karena itu harus memperhatikan kriteria pemilihan masalah, sebagai
acuarmya adalah kriteria pemilihan masalah seperti yang dikemukakan
Qirillen dan Harmn, yakni: 21
1) Masalah itu bersifat um um dan berulang-ular1g sehingga cukup

dikenal dan menarik perhatian siswa.
2) Masalah itu cukup penting dibahas di kelas.
3) Masalah itu dapat mengembangkan kelas ke arah tujuan yang
dikehendaki, melihat kemungkinar1 tersedianya bahar1-bahan yang
diperlukan untuk pemecahan masalah.
4) Masalah itu dapat menjamin kelanjutan pengalaman belajar siswa.
5) Pemecahan masalah.
Terdapat tiga model pemecahan masalah yang dikemukakan
oleh para ahli antara lain John Dewey, Brian Larkin, Lawrence Senesh
David Johnson dan Frank Johnson sebagai berikut:
I) Langkah-langkah

dan

gambaran

pemecahan

masalah

yang

dikemukakan oleh John Dewey yaitu:
a) Merumuskan permasalahan.
Mengetahui dan merumuskan permasalahan secara jelas.
b) Menelaah pennasalahan.
Menggunakan pengetahuan untuk mennc1 dan menganalisis
masalah tersebut dari berbagai sudut.
c) Membuat atau merumuskan hipotesis.
Menghayati secara luas dan lengkap sebab akibat se1ia
pemecahan masalah tersebut.

18

d) Menghimpun.
Mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis,
kecakapan mencari dan menyusun data dan memvisualisasikan
data dalam bentuk bagan, gambar, grafik dan lain-lain.
e) Pembuktian hipotesis.
Kecakapan menelaah dan membahas data, menghubungkan,
atau menghitung data terhadap hipotesis dan keterampilan
mengambil keputusan dan kesimpulan dari hal-hal di atas.
f) Menentukan pilihan.
Pemecahan kecakapan membuat, memilih dan menilai bese1ta
perhitungan akibat kelak.
2) Brian Larkin mengemukakan langkah-langkah pemecahan masalah
sebagai berikut:
a) Definisi masalah
b) Identifikasi masalah
c) Analisis akibat
d) Penerapan kriteria
e) Pengambilan keputusan
3) Lawrence S