PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DIBADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT.

(1)

DIBADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagian Dari Syarat MemperolehGelarSarjanaPendidikan Program StudiAdministrasiPendidikan

OLEH : ASEP SAEFUDIN

1000848

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Oleh Asep Saefudin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Asep Saefudin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

(4)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN TEORI, DAN HIPOTESIS ... 9

A. Konsep Dasar Lingkungan Kerja ... 9

1. Pengertian Lingkungan Kerja ... 9

2. Dimensi Lingkungan kerja ... 10

3. Indikator-indikator Lingkungan kerja ... 12

4. Manfaat Lingkungan kerja ... 14

B. Konsep Motivasi ... 15

1. Teori Dasar Motivasi ... 15

2. Pengertian Motivasi Kerja ... 22

3. Indikator-indikator Motivasi Kerja ... 23

4. Karakteristik Motivasi Kerja ... 24

5. Asas-asas Motivasi Kerja ... 26

C. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Motivasi Kerja ... 27


(5)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

1. Lokasi Penelitian ... 31

2. Populasi Penelitian ... 31

3. Sampel ... 32

B. Desain Penelitian ... 34

C. Metode Penelitian ... 35

D. Definisi Operasional ... 37

E. Instrumen Penelitian ... 39

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 42

G. Teknik Pengumpulan Data ... 47

H. Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Hasil Penelitian ... 60

1. Pemeriksaan dan Penyeleksian Data ... 60

2. Pengklasifikasian Data ... 61

3. Penyajian Hasil Pengolahan Data ... 63

4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 69

5. Uji Normalitas Data ... 71

6. Pengujian Hipotesis ... 73

a. Analisis Korelasi ... 74

b. Analisis Koefisien Determinasi ... 74

c. Analisis Regresi ... 75

d. Analisis Varian ... 76

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

1. Gambaran Motivasi di Badiklatda Provinsi Jawa Barat ... 78

2. Keadaan Lingkungan Kerja di Badiklatda Provinsi Jawa Barat ... 80

3. PengaruhLingkungan KerjaterhadapMotivasi kerja ... 83


(6)

DAFTAR PUSTAKA ... 88

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Absensi Pegawai ... 3

Tabel 3.1 Daftar Pegawai Badiklatda ... 32

Tabel 3.2 Sampel Tiap Bidang ... 33

Tabel 3.3 Skala Likert ... 40

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen ... 41

Tabel 3.5 Uji Coba Validitas Kuesioner Variabel X ... 44

Tabel 3.6 Uji Coba Validitas Kuesioner Variabel Y ... 45

Tabel 3.7 Uji Coba Pengujian Reliabilitas Kuesioner ... 46

Tabel 3.8 Jumlah Kuesioner yang Tersebar ... 49

Tabel 3.9 Tabel Konsultasi WMS ... 50

Tabel 3.10 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 54

Tabel 4.1 Rekapitulasi Jumlah Kuesioner ... 59

Tabel 4.2 Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban ... 60

Tabel 4.3 Skor Mentah Variabel X ... 60

Tabel 4.4 Skor Mentah Cariabel Y ... 61

Tabel 4.5 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 61

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Kecenderungan WMS Var X ... 62

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Kecenderungan WMS Var Y ... 65

Tabel 4.8 Skor Baku Variabel X ... 68

Tabel 4.9 Skor Baku Variabel Y ... 71


(7)

Tabel 4.14 Analisis Regresi ... 76

Tabel 4.15 Uji ANOVA ... 78

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Piramida Hirarki Kebutuhan Maslow ... 18

Gambar 2.2 Kerangka Pikir ... 29

Gambar 4.1 Grafik Uji Normalitas Data ... 72


(8)

ABSTRAK

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang jelas dan aktual mengenai pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah (Badiklatda) Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di lingkungan Badiklatda Provinsi Jawa Barat. Teknik pengumpulan data menggunakan angket tertutup yang disebarkan kepada 53 pegawai sebagai sampel penelitian ini dan yang dapat diolah sebanyak 52 angket. Hasil perhitungan dengan menggunakan teknik

Weighted Mean Scores (WMS), menunjukan bahwa lingkungan kerja di Badan

Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat termasuk dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 3,48 dan motivasi kerja sebesar 3,44. Analisis korelasi antara lingkungan kerja dengan motivasi kerja diperoleh bahwa lingkungan kerja memiliki hubungan yang sedang, dan harga koefisien korelasi antara kedua variabel sebesar 0,492. Persamaan regresinya dari kedua variabel ini yaitu Y=14,695+0,687X harga adalah bersifat signifikan dan linier, hal ini berarti bahwa setiap perubahan satu unit pada lingkungan kerja akan memberikan perubahan kepada motivasi sebesar 0,687. Hasil uji koefesien determinasi menunjukan bahwa derajat keterhubungan antara lingkungan kerja terhadap motivasi kerja berpengaruh sebesar 24,2% sedangkan sisanya sebesar 75,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(9)

Abstract

In general, this study aimed to determine the true and actual work on the environmental influences on the motivation of the District Board of Education and Training (Badiklatda) of West Java. The method used in this research is descriptive method with a quantitative approach. The population in this study is in the range officer Badiklatda West Java. A survey of collection data techniques using question closed disseminated to 53 officers as the sample of this study and that can be processed only 52 A survey. The calculations using the technique Weigh Mean Scores (WMS), shows that the work environment at the Board of Education and Training West Java, including in the very good category with a score average of 3.48 and the work motivation of 3,44. the Analisis correlation between work environment and job motivation showed, price correlation coefficient of 0.492 between the two variables. Regresinya from the second equation of this variable that is Y = 14.695 + 0,687x price is significant and linear, this means that each unit change in the work environment will provide a change to the motivation of 0.687. Test results showed that the degree of determination koefesien connectivity between work environment to motivate the influential work of 24.2% while the rest of 75.8% influenced by other factors that were not examined in this study.


(10)

(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar pegawai yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Lingkungan pekerjaan merupakan keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan meliputi tempat bekerja, fasilitas, kebersihan, pencahayaan, ketenangan, termasuk juga hubungan kerja antara orang-orang yang ada ditempat tersebut.

Di dalam organisasi, manusia merupakan unsur yang terpenting dalam suatu organisasi. Tanapa peran manusia meskipun berbagai faktor yang dibutuhkan itu telah tersedia, organisasi tidak akan berjalan. Karena manusia merupakan penggerak dan penentu jalanya suatu organisasi. Oleh karena itu hendaknya organisasi memberikan arahan yang positif pada unsur tersebut dengan memfokuskan diri pada peningkatan Sumber daya manusia

Manusia merupakan aset paling penting yang dimiliki lembaga, karena manusia yang bekerja membuat tujuan, mengadakan inovasi dan mencapai tujuan lembaga. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, jika unsur tersebut ditunjang oleh kondisi lingkungan kerja yang baik, maka akan dicapai suatu hasil yang optimal, ketika manusia dapat melaksanakan pekerjaan secara optimal, serta di tunjang Linkungan kerja yang kondusif, sehat, aman, dan nyaman akan mendorong produktivitas lembaga tersebut, sehingga pencapaian tujuan lembaga menjadi lebih efektif.

Keberhasilan sebuah lembaga sangat ditentukan oleh keberhasilan dalam mengelola Sumberdaya Manusia didalamnya. Hal ini unsur manusia di dalamnya, dengan melihat dari kebutuhan, keinginan, harapan, bakat


(12)

dan keterampilan yang dimiliki oleh pegawai, merupakan kunci pokok yang harus diperhatika lembaga termasuk lingkungan kerja di dalamnya, sehingga akan menimbulkan motivasi dalam diri pegawai untuk melakukan pekerjaan yang optimal dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai.

Salah satu yang mempengaruhi motivasi pegawai dalam bekerja adalah lingkungan kerja dimana pegawai tersebut bekerja, Seperti halnya

yang diungkapkan oleh Stephen P. Robbins (2001:150) bahwa “ Kepuasan

kerja salah satunya ditentukan oleh kondisi kerja yang mendukung“ lingkungan kerja yang mendukung akan membuat para pegawai merasa nyaman dan bersemangat dalam melaksankan kewajibanya, sebaliknya lingkungan kerja yang tidak mendukung akan membuat pegawai tidak bersemangat dan merasa tidak nyaman, Jika demikian akan berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja pegawai. Bisa disimpulkan lingkungan kerja yang baik akan mempengaruhi gairah dan semangat kerja pegawai saat bekerja.

Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi jawa barat adalah pusat pendidikan dan pelatihan yang melayani bagi seluruh aparatur di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemerintah Daerah TK I), dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Pemerintah Daerah Tingkat II). Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas

“Menyelenggarakan dan merumuskan kebijakan daerah di bidang pendidikan dan pelatihan (diklat) daerah, berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan” (Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2013).

Fenomena yang terjadi pada pegawai Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat berdasarkan hasil temuan pada pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan di Badan Diklat daerah Provinsi Jawa Barat, bahwa masih ada beberapa pegawai yang datang


(13)

pegawai jenuh bekerja, lingkungan kerja yang kurang kondusif dan kurangnya motivasi kerja atau dapat juga disebabkan oleh faktor lain di luar itu.

Tabel 1.1 Absensi Pegawai

B

Sumber: sub kepegawaian badiklatda Provinsi Jawa Barat

Begitupun dengan Lingkungan, Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara dengan dengan salah satu staff menyimpulkan bahwa

“keadaan ruangan kerja di salah satu bidang memang kurang ideal hal ini terlihat dengan masih menyatunya ruangan kepala sub bagian dengan para

staff” disamping itu ada beberapa meja kerja staff yang berdekatan dengan

dapur dan tata ruangan yang dinilai kurang rapi, prabot yang tersusun kurang rapi kurang mencerminkan kenyamanan, sehingga situasinya menjadi kurang nyaman.

Bulan Hari kerja/ Periode

Absensi/

Periode Presentase Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November 800 768 768 768 800 768 768 800 672 864 768 30 16 32 18 41 16 24 24 14 32 30 3.80 % 2.10 % 4.20 % 3.60 % 5.10 % 2.10 % 3.10 % 3.00 % 2.00 % 3.70 % 3.90 %


(14)

Pada permasalahan diatas tentu tidak akan baik bila dibiarkan begitu saja. Lingkungan kerja umumnya tidak berpengaruh secara langsung dalam berjalanya suatu perusahaan namun lingkungan kerja bersentuhan langsung dengan pegawai yang bekerja menjalankan perusahaan. Lingkungan kerja yang baik dapat meningkatkan semangat dan motivasi kerja para pegawai serta lingkungan kerja yang terjaga juga baik untuk kenyamanan pribadi maupun dalam hal mengerjakan tugas pekerjaan, sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai dan kurang nyaman dapat menurunkan semangat dan motivasi kerja pegawai sehingga pada akhirnya kinerja menjadi menurun.

Penelitian lainya yang dilakukan oleh Muhamad Ari Rusyadi dan Pahlawansjah Harahap (2001) dalam Jurnal dengan judul penelitian “ Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan kerja terhadap

Kinerja Karyawan di (study kasus di PT. Best semarang).” Di peroleh

hasil bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil tersebut menunjukan semakin baik lingkungan kerja yang ada kinerja pegawai juga akan semakin baik, di mana kinerja yang baik dipengaruhi oleh motivasi kerja yang baik.

Motivasi merupakan daya dorong sebagai hasil proses interaksi antara sikap, kebutuhan, dan persepsi bawahan dari seseorang dengan lingkungan. Menurut Herzberg yang diadaptasi oleh Nawawi (1997:354) berpendapat bahwa terdapat dua faktor yang mendorong pegawai untuk bekerja dengan baik. Kedua faktor tersebut adalah faktor sesuatu yang dapat memotivasi (Motivator). Dan kebutuhan kesehatan lingkungan kerja (Hygiene factors). Faktor sesuatu yang dapat memotivasi (Motivator) meliputu faktor prestasi (achievement), faktor pengakuan/penghargaan, faktor tanggung jawab, faktor memperoleh kemajuan dan berkembang dalam bekerja khususnya promosi, dan faktor pkerjaan itu sendiri. Sedangkan kebutuhan kesehatan Lingkungan kerja meliputi kompensasi,


(15)

hubungan kerja antar pegawai, supervisi, kondisi lingkungan kerja, kebijakan lembaga, dan proses administrasi.

Lingkungan kerja merupakan faktor-faktor di luar manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi dimana antar lingkungan kerja dengan kinerja terdapat hubungan yang positif, dan lingkungan kerja mempengaruhi kinerja karyawan pada suatu perusahaan. Oleh karena itu faktor lingkungan kerja pada perusahaan harus diperhatikan oleh perusahaan agar para karyawan dapat bekerja secara optimal, nyaman, aman, dan memiliki motivasi tinggi untuk bekerja lebih produktif demi tercapainya tujuan perusahaan

Seluruh faktor yang mempengaruhi motivasi kerja mengarah pada kondisi lingkungan kerja yang kondusif, dalam arti kondisi ruang kerja yang menciptakan perasaan puas dan nyaman kepada pegawai saat bekerja. Begitupun sebaliknya apabila kondisi lingkungan kerja kurang kondusif dan kurang memberikan kenyaman pada pegawai. Hal tersebut membuat para pegawai merasa tidak bersemangat untuk bekerja untuk itu berdasarkan permasalahan diatas, membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

“Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat”


(16)

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, agar tidak terjadinya penyimpangan dan terfokus pada apa yang akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti memberi batasan secara konseptual dan kontekstual, sebagai berikut:

a. Secara konseptual, penelitian ini akan mengkaji lebih lanjut mengenai analisis pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

b. Secara kontekstual, maka penelitian ini akan dilakukan di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

2. Rumusan Masalah

Dalam rumusan masalah ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum masalah yang Bagaimana pengembangan karir di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ?

a. Bagaimana motivasi kerja pegawai di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ?

b. bagaimana keadaan lingkungan kerja di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ?

c. Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja pegawai Di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah provinsi Jawa Barat ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh lingkungan


(17)

kerja terhadap motivasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

2. Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan secara khusus yang diharapkan dari penelitian yang akan dilakukan ini, antara lain:

a. Untuk memperoleh gambaran mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan kerja Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat;

b. Untuk memperoleh gambaran mengenai motivasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat; dan c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap

motivasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

D. Manfaat Penelitian/Signifikansi Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti khususnya, lokasi tempat penelitian serta prodi, adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu disiplin ilmu administrasi pendidikan dan memperkaya ragam penelitian sebagai refrensi karya ilmiah

2. Bagi Lembaga, sebagai bahan masukan yang positif kepada Lembaga untuk mengembangkan dan meningkatkan motivasi pegawai melalui lingkungan kerja yang nyaman di lingkungan lembaga

3. Bagi Jurusan, hasil penelitian ini diharapkan mampu dapat dijadikan sebagai masukan bahan untuk kajian selanjutnya khususnya dalam lingkup manajemen sumber daya manusia.


(18)

E. Sistematika Skripsi

1. Bab I Pendahuluan, bab ini menguraikan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan

2. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian. Bab ini berisikan tentang kajian pustaka sebagai landasan teoritik dari penelitian, keranga pemikiran yang merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis atarvariabel penelitian, hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian. 3. Bab III Metode Penelitian. Bab ini berisikan penjabaran rinci

mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu mengenai lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, serta tehnik pengumpulan data dan analisis data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini menguraikan tentang hasil dari penelitian yaitu pemaparan data dan pembahasan data yang telah diteliti.

5. Bab V Kesimpulan Dan Saran. Bab ini menjelaskan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian berupa kesimpulan dari hasil penelitian dan saran atau rekomendasi yang ditujukan kepada pihak yang terkait dalam penelitian.


(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan penjabaran rinci mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu mengenai lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, serta tehnik pengumpulan data dan analisis data.

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokai penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan dalam memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan fokus permasalahan atau fokus penelitian. Lokasi penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan penelitian. Lokasi yang menjadi tempat peneliti melakukan penelitian ini adalah. Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

2. Populasi Penelitian

Dalam sebuah penelitian unsur yang harus ada adalah populasi, Menurut Sugiyono (2011: 119) menjelaskan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan Purwanto (2012: 241) mengemukakan bahwa “populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik yang sama.” Populasi yang menjadi sasaran peneliti harus sesuai dengan permasalahan penelitian.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka subjek dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 113 orang.


(20)

Tabel 3.1

Daftar Pegawai BADIKLATDA

No Bidang Jumlah

1. Sub Bagian keuangan dan Program 13

2. Sub Bagian Umum 21

3. Sub Bagian Kepegawaian 8

4. Bidang Pengembangan Diklat 9

5. Bidang Diklat Kepemimpinan dan

Fungsional 14

6. Bidang Diklat Teknis 12

7. Widyaiswara 36

Jumlah 113

3. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil oleh peneliti untuk dijadikan sebagai subjek penelitian untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiyono (2011: 224) bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi dalam penelitian cukup besar, dan tidak mungkin untuk peneliti mempelajari semua pada populasi seperti halnya keterbatasan waktu, keterbatasan dana, keterbatasan tenaga, maka peneliti dapat mengambil sampel dari populasi tersebut” Selain itu Zainal Arifin (2011:215) berpendapat bahwa “sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur population).”

Adapun rumus yang digunakan peneliti dalam proses pengambilan sampel penelitian ini sebagaimana yang dipaparkan oleh Taro Yamane dalam (Akdon, 2008: 107), yaitu:


(21)

n = N N.d2+1

Keterangan:

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang tidak dapat ditolelir (0,1)

Maka perhitungan untuk menentukan jumlah sampel adalah sebagai berikut:

n = N N.d2+1

n = 113

113. , 2+1

n = 113

113.(0,01) + 1

n = 113

1,13 + 1

n = 113 ,

n = 53,05 = 53 dibulatkan

Berdasarkan perhitungan tersebut, jumlah sampel dari keseluruhan populasi untuk penelitian ini adalah sebanyak 53 orang Pegawai. Adapun untuk menentukan sample dari masing-masing bagian digunakan rumus


(22)

ni =

Ni N. n Keterangan :

ni = Jumlah sampel menurut Stratum n = Jumlah sampel seluruhnya

Ni = Jumlah Populasi Menurut Stratum N = Jumlah Populasi Seluruhnya

Tabel 3.2

Sampel Dari Tiap Bidang

No Bidang N ni =

Ni N. n

Jumlah Sampel

1. Sub Bagian Keuangan dan

Program 13 =

13

113. 53 = 6.09 6

2. Sub Bagian Umum 21 = 21

113. 53 = 9.84 10

3. Sub Bagian Kepegawaian 8 = 8

113. 53 = 3.75 4

4. Bidang Pengembangan

Diklat 9 =

9

113. 53 = 4.22 4

5. Bidang Diklat Fungsional

dan Program 14 =

14

113. 53 = 6.56 6

6. Bidang Diklat Teknis 12 = 12

113. 53 = 5.62 6

7. Widyaiswara 36 = 36

113. 53 = 16.88 17

Total Sub Populasi 53


(23)

Pelaksanaan penelitian tentunya harus direncanakan terlebih dahulu agar penelitian dapat terlaksanakan dengan baik secara sistematis. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasution (2003: 23) bahwa “Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan

penelitian.” Adapun kegunaan desain penelitian menurut Nasution (2003: 23

-24), yaitu:

1. Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya. Demikian pula dalam tiap penelitian suatu desain merupakan syarat mutlak agar dapat kita ramalkan sifat pekerjaan serta kesulitan yang akan kita hadapi.

2. Desain juga menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian.

3. Desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh para peneliti lain.

Menurut E. A. Suchman dalam Moh. Nazir (1999: 99) menjelaskan

bahwa “Dalam pengertian sempit, desain penelitian hanya mengenai

pengumpulan dan analisa data saja.” Tetapi menurut Shah dalam Moh. Nazir (1999: 99-100) menjelaskan bahwa:

Dalam pengertian yang lebih luas, desain penelitian mencakup proses-proses berikut:

a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.

b. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.

c. Menformasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scope) dan hipotesa untuk diuji.

d. Membangun penyelidikan atau percobaan.

e. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel.

f. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan. g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.

h. Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data. i. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistic untuk


(24)

j. Pelaporan hasil penelitian, diskusi serta interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta mengajukan beberapa saran dan kerja peneliti yang akan datang.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian bagi seorang sangatlah penting untuk membantu mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh untuk memperoleh suatu kesimpulan terhadap penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu, Sugiyono (2011: 3) mengemukakan bahwa, “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Selain itu, Suharsimi Arikunto (2006: 160) mengemukakan bahwa “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.”

Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti yaitu tentang Motivasi kerja Pegawai, maka metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui pendekatan kuantitatif.

1. Metode Deskriptif

Metode yang digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah metode deskriptif. Di mana metode deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menjelaskan masalah berdasarkan kejadian yang terjadi pada saat ini. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Arifin (2011: 54) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini, baik fenomena dalam variable tunggal maupun korelasi dan atau perbandingan berbagai variable. Penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan suatu peristiwa atau kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.

Di samping itu, Mohamad Ali (2013: 131), mengemukakan bahwa: Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya


(25)

langkah pengumpulan, klasifikasi, dan analisis/pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan; dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.

Maka dari itu, metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang menggambarkan kondisi faktual berdasarkan fenomena atau peristiwa yang terjadi pada saat ini, melalui kegiatan mengumpulkan, menganalisis, dan menyimpulkan data yang diperoleh. Sehingga diharapkan dapat menghasilkan gambaran tentang kondisi yang aktual atau nyata tentang pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang mengukur atau menganalisis indikator-indikator penelitian dengan menggunakan statistika, karena data penelitian yang digunakan merupakan angka-angka atau bilangan tertentu. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 86), bahwa:

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian.

Maka dari itu, melalui pendekatan kuantitatif ini dapat diketahui keterhubungan antara variabel X yang diteliti yaitu supervisi akademik terhadap variabel Y yaitu kinerja mengajar guru dengan menggunakan perhitungan statistika.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan yang menggambarkan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Arifin (2011;190) mengemukakan definisi operasional adalah definisi khusus yang didasarkan


(26)

atas sifat-sifat yang didefinisikan, dapat diteliti dan diamati oleh peneliti lain. Ada tiga macam cara menyusun definisi operasinal, yaitu:

1. Menekankan pada kegiatan yang perlu dilakukan 2. Menekankan pada bagaimana kegiatan itu dilakukan

3. Menekankan pada sifat-sifat statis dari hal yang didefinisikan

Melalui definisi operasional ini, peneliti harus mencoba menjelaskan definisi dari variabel penelitian yang akan digunakan. Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel yaitu Lingkungan Kerja (variabel X) dan Motivasi Kerja (variabel Y) adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Kerja

Alex Nitisemito (2000:183) mendefinisikan lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekrja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diemban

Sedangkan menurut Sedarmayanti (2001) mendefinisikan lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik ataupun non fisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaanya saat bekerja

Indikator-indikator lingkungan kerja oleh Nitisemito (1992,159) yaitu sebagai berikut:

a). Suasana kerja

b). Hubungan dengan rekan kerja c). Tersedianya fasilitas kerja

Sedangkan menurut Sedarmayanti (2009:28) indikator-indikator lingkungan kerja yaitu sebagai berikut:

a). Penerangan/cahaya di tempat kerja b). Sirkulasi udara ditempat kerja


(27)

d). Bau tidak sedap di tempat kerja e). Keamanan di tempat kerja

2. Motivasi Kerja

Menurut McComick (Mangkunegara, 2005:94) ” Motivasi kerja di definisikan sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja”

Motivasi kerja bentuk sikap yang mendorong seseorang untuk melakukan perubahan dalam dirinya yang ditandai dengan doroangan untuk berperilaku positif dalam lingkungan kerja, seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi ditandai dengan adanya tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaan, berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan, memiliki semangat kerja yang baik dan menyenangi setiap pekerjaan yang diberikan oleh atasanya kepadanya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diamati. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 160), bahwa:

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah.

Selain itu, Sugiyono (2011:148) mengemukakan bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.”

Adapun instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Arikunto (2006: 151) mengemukakan bahwa “angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya


(28)

atau hal-hal yang diketahuinya.” Selain itu, Sugiyono (2011: 192) menjelaskan bahwa “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”

Angket atau kuesioner dapat digunakan apabila jumlah responden yang dijadikan sebagai sampel penelitian cukup besar, dan digunakan untuk memperoleh informasi dari rensponden tentang variabel penelitian yaitu tentang Lingkungan kerja dan Motivasi Kerja. Sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono (2012: 156), bahwa:

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar luas di wilayah yang luas.

1. Variabel Penelitian dan Sumber Data Penelitian

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yakno lingkungan kerja (variabel X) dan motivasi kerja (variabel Y). Selain itu, sumber data dalam penelitian ini adalah Pegawai Di Lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Jawa Barat .

2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, teknik pengukuran menggunakan Skala Likert. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 136),

bahwa “skala Likers digunakan untuk menguk mengukur sikap, pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert tersebut oleh peneliti dijadikan titik tolak untuk menyusun instrumen penelitian dan jawaban yang digunakan dalam skala Likert ini mempunyai gradasi atau skala yang dimulai dari sangat positif sampai negatif, dan untuk analisis kuantitatif maka jawaban yang disediakan dapat diberikan skor. Adapun cara pengisian instrumen dalam penelitian ini


(29)

tanda checklist () pada alternatif jawaban yang telah disediakan. Adapun alternatif jawaban yang dibuat berdasarkan Skala Likert tersebut yaitu:

Tabel 3.3 Kriteria Penskoran

Alternatif Jawaban Skor

Slalu (SL) 4

Sering (SR) 3

Kadang-kadang (KD) 2

Tidak Pernah (TP) 1

3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen penelitian merupakan penjabaran dari dimensi dan indikator penelitian, yang mana dapat mempermudah peneliti dalam menyusun instrumen penelitian. Adapun kisi-kisi instrumen dalam penelitin ini adalah:

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub indikator No item

Lingkungan kerja (Variabel X)

1. Penerangan a) Penerangan di ruang kerja telah sesuai dengan kebutuhan

1, 2

2. Sirkulasi udara

a) Kondisi udara diruang kerja memberikan kenyamanan selama bekerja

b) Ventilasi diruang kerja berfungsi dengan baik

3

4,5

3. Suasana kerja

a) Suasana kerja bebbas dari suara yang mengganggu

b) Pewarnaan dinding yang membuat perasaan tenang 6,7 8,9 4. Fasilitas kerja

a) Ruang gerak yang nyaman

b) Kondisi ruang kerja

10, 11, 12


(30)

yang mendukung 5. Keamanan

kerja

a) Keamanan di tempat kerja terjamin

b) Jaminan keselamatan kerja oleh lembaga

13, 14, 15,16 6. Hubungan

dengan rekan kerja

a) Saling menghormati antara pegawai dengan pimpinan

b) Keharmonisan

hubungan kerja dengan karyawan lain

17,18

19,20

Variabel Dimensi Indikator No Item

Motivasi Kerja Pegawai (Variabel Y) 1. Rasa Tanggung Jawab a) Melaksanakan Pekerjaan dengan penuh tanggung b) Ketepatan waktu

bekerja

1,2,3

4,5

2. Partisipasi Aktif

a) Aktif dalam setiap pengambilan keputusan b) Mampu memberi

masukan yang/ ide yang kreatif dalam setiap masalah 6,7 8,9 3. Semanagat kerja

a) Slalu bekerja dengan baik dan Percaya diri

b) Semangat dalam melaksanakan pekerjaan

c) Bersedia bekerja sama dengan rekan kerja

10,11 12,13

15,16

4. Kreativitas

a) Memberikan ide-ide baru

b) Memberikan aneka solusi terhadap permasalahan

17,18 19,20 Lanjutan Tabel 3.4


(31)

F. Proses Pengembangan Instrumen

Suatu keberhasilan dalam pelaksanaan penelitian ditentukan oleh instrumen penelitian atau angket. Sebelum penyebaran angket untuk penelitian, angket tersebut terlebih dahulu harus diuji kelayakannya. Maka dari itu, angket sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini harus diuji terlebih dahulu kelayakannya. Angket penelitian dapat diujicobakan kepada responden yang sama ataupun kepada responden lainnya yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang sebenarnya. Angket penelitian dapat dikatakan baik apabila angket tersebut valid dan relibel. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 173), bahwa:

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan realibel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

Sehingga suatu angket penelitian dapat dikatakan layak atau tidak untuk digunakan dalam penelitian, apabila hasil dari uji validitas dan reliabitas tersebut menyatakan bahwa angket tersebut valid dan reliabel.

1. Pengujian Validitas

Dalam melakukan penelitian, uji validitas merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui valid atau tidaknya angket penelitian. Arikunto (2006: 168), menjelaskan bahwa

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur sesuatu yang hendak diukur dan memiliki kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang terjadi pada objek yang diteliti. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono dalam Riduwan (2013: 97) bahwa “Jika


(32)

instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur”

Dalam proses uji validitas instrumen, peneliti melakukan pengujian terhadap setiap butir-butir pertanyaan dalam angket dan proses perhitungannya menggunakan Program SPSS 20. item yang dianggap valid adalah item yang memiliki r hitung diatas (r table). Uji validitasi ini dilakukan untuk mengukur atau menguji apakah suatu instrument sudah benar-benar dapat mengukur apa yang menjadi indikator dari tiap variable. Adapun langkah-langkah pengujian menggunakan SPSS 20 adalah sebagai berikut:

a. Aktifkan program SPSS, klik pada variabel view lalu masukan data yang akan diuji

b. Setelah mengisi variable view, klik data view dan isikan data hasil dari responden kemudian simpan data

c. Klik menu analyze, pilih scale, pilih reliability analysis.

Dari hasil penyebaran uni coba angket kuesioner, yang diperoleh menggunakan program SPSS 20.0 sebagai berikut.

Tabel 3.5

Hasil Uji Coba Kuesioner Variabel X Lingkungan Kerja

No Item rhitung rtabel Kesimpulan

1 0,836 0,468 Valid

2 0, 751 0,468 Valid

3 0,877 0,468 Valid

4 0,829 0,468 Valid

5 0, 472 0,468 Valid

6 0,767 0,468 Valid

7 0,823 0,468 Valid

8 0,812 0,468 Valid


(33)

11 0,890 0,468 Valid

12 0,595 0,468 Valid

13 0,719 0,468 Valid

14 0,834 0,468 Valid

15 0,784 0,468 Valid

16 0,735 0,468 Valid

17 0,768 0,468 Valid

18 0,783 0,468 Valid

19 0,757 0,468 Valid

20 0,635 0,468 Valid

Intrumen valid mampu mengungkapkan data secara tepat. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas yang berjumlah 20 butir untuk koesioner variabel X (Lingkungan Kerja) dinyatakan Valid.

Tabel 3.6

Hasil Uji Coba Kuesioner Variabel Y (Motivasi Kerja)

No Item rhitung rtabel Kesimpulan

1 0,797 0,468 Valid

2 0,571 0,468 Valid

3 0,857 0,468 Valid

4 0,813 0,468 Valid

5 0,494 0,468 Valid

6 0,769 0,468 Valid

7 0,832 0,468 Valid

8 0,566 0,468 Valid

9 0,916 0,468 Valid

10 0,685 0,468 Valid

11 0,869 0,468 Valid

12 0,553 0,468 Valid

13 0,778 0,468 Valid

14 0,852 0,468 Valid

15 0,780 0,468 Valid

16 0,778 0,468 Valid

17 0,487 0,468 Valid


(34)

19 0,476 0,468 Valid

20 0,787 0,468 Valid

Intrumen yang valid akan mampu mengungkapkan data secara tepat. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas, semua item yang berjumlah 20 butir untuk kuesioner variabel Y (Motivasi Kerja) dinyatakan Valid.

Hasil dari perhitungan korelasi kemudian diinterprestasikan dengan mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 188) bahwa :

Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi jika korelasi antara butir pertanyaan dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabel berarti dapat dipercaya, sehingga angket yang diuji akan menghasilkan data yang sama meskipun diukur dalam waktu yang berbeda. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 173), bahwa “Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.” Di samping itu, Arikunto (2006: 178) menyatakan bahwa “Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.”

Dari hasil penyebaran uji coba kuesioner, yang kemudian diolah menggunakan SPSS 20 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Uji Coba Reliabilitas Variabel X (Lingkungan Kerja) Dan Variabel Y (Motivasi Kerja Pegawai)


(35)

Hitung Tabel

X 0,966 0,7 Reliabel

Y 0,960 0,7 Reliabel

Dalam penelitian ini, proses pengujian reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti menggunakan ukuran Cronbach Alpha yang diolah dengan menggunakan SPSS 20.0, item yang dianggap reliable adalah item yang memiliki nilai diatas 0,7. Uji reliabilitas ini ditunjukan untuk mengetahui keberlakuan dari item-item yang digunakan.

Langkah-langkah pengujian Reliabilitas dengan menggunakan SPSS 18.0 adalah sebagai berikut :

a. Buka file data SPSS b. Pilih analyze, pilih scale c. Pilih reliability analyze

Pengujian validitasi maupun reliabilitas instrument menggunakan bantuan komputer dengan software IBM Statistic Data Editor 20.

Dasar pengambilan keputusan :

Koefisien realibilitas dianggap signifikan jika thitung ≥ ttabel. Untuk t table yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dk=(n-2), = 20-2= 18 = 0,468 dengan tingkat kepercayaan 95 %. Kriteria kelayakanya sebagai berikut : a. Jika rhitung ≥ rtabel berarti Reliabel; dan

b. Jika rhitung≤ rtabel berarti Tidak Reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh untuk memperoleh data dilapangan dalam mencari pemecahan masalah dalam penelitian, karena apabila data yang terkumpul salah hasil penelitianpun menjadi tidak benar sehingga menjadi penelitian palsu. Adapun


(36)

dalam pengumpulan data tersebut diperlukan teknik-teknik tertentu, sehingga data yang terkumpul diharapkan dapat memenuhi harapan peneliti yang benar-benar relevan dengan kondisi permasalahan yang sebenarnya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Adapun

makna teknik pengumpulan data menurut Riduwan (2011: 69) adalah “teknik

yang digunakan sehingga mendapatkan data yang reliabel dan valid.” Berdasarkan tekniknya, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara, angket (kuesioner), dan observasi.

Langkah-langkah pengumpulan data merupakan yang amat penting dalam penelitian. data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahasa analis dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. Oleh karena itu pengumpulan data harus melalui tahapan-tahapan yang sistematis. Adapun proses pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain:

1. Penentuan Alat pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, dibutuhkan alat pengumpul yang sesuai dengan karakteristik sumber data yang ada dilapangan, dengan mempertimbangkan efisiensi dan kehandalan alat tersebut. Secara umum teknik pengumpulan data dikelompokan menjadi dua, yaitu teknik langsung dan tidak langsung. Teknik langsung merupakan teknik dimana peneliti mengamati secara langsung ke lokasi yang menjadi objek penelitian. teknik ini didukung oleh penyebaran angket kepada sejumlah rsponden dpenelitian.

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden dalam mendapatkan jawaban. Kuesioner merupakan alat pengumpul data paling efisien, selin itu kuesioner juga


(37)

dan dalam wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan secara langsung atau melalui pos, e-mail (Sugiyono, 2012;199).

Keuntungan dari kuesioner antara lain; (a) responden dapat dengan bebas menjawab pertanyaan tanpa dipengaruhi oleh kehendak peneliti, dan waktu yang relatif lama sehingga objektivitas dapat terjamin, (b) dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari responden yang jumlahnya terlalu banyak, (c) hemat tenaga dan waktu sehingga lebih efisien bagi peneliti. Kuesioner juga tentu memiliki kelemahan yaitu; (a) ada kemungkinan angket disis oleh orang lain, (b) hanya diperuntukan kepada responden yang dapat melihat dan bukan buta huruf, (c) responden terbatas dengan hanya menjawab jawaban yang sudah ada. Adapun bentuk kuesioner (angket) yaitu:

a. Bentuk kuesioner berstruktur, yaitu kuesioner yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban. Bentuk dari kuesioner berstruktur terdiri atas tiga bentuk, yaitu (1) bentuk jawaban tertutup, yaitu kuesioner yang alternatif jawabanya sudah tersedia berbagai alternatif jawaban, (2) bentuk jawaban tertutup dan terbuka, yaitu kuesioner yang tersedia laternatif jawaban tetapi pada akhir aternatif jawaban diberikan kesempatan untuk menjawab secara bebas, dan (3) bentuk jawaban bergambar, yaitu kuesioner yang memberikan jawaban dalam benntuk gambar.

b. Bentuk kuesioner tak berstruktur, yaitu bentuk kuesioner yang memberikan jawaban secara terbuka, dimana responden dapat menjawab pertanyaan tersebut secara bebas. Hal ini dimaksudkan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang situasi, tetapi kurang dapat dinilai secara objektif. Jawabanya tidak dapat dianalisis menggunakan statistik, sehingga kesimpulan hanya merupakan pandangan yang bersifat umum (Arifin, 2012).


(38)

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah melalui penyebaran angket atau kuesioner. Sugiyono (2010: 199), mengemukakan bahwa “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberik seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Kemudian Arikunto (2006: 151) mengemukakan bahwa “kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”

Bentuk angket yang digunakan oleh peneliti adalah berupa angket tertutup yang telah memiliki alternatif jawaban yang disediakan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sukmadinata (2012: 219), bahwa

“dalam angket tertutup, pertanyaan atau pertanyaan-pertanyaan telah

memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden.” Dipandang dari cara menjawabnya, angket terdiri dari angket terbuka dan angket tertutup. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto, bahwa:

1. Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden

untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

2. Kuesiner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih.

Melalui penggunakaan angket tertutup tersebut, maka akan memberikan kemudahan kepada responden dalam menjawab pertanyaan yang telah disediakan oleh peneliti.

H. Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting untuk dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian, agar data yang telah dipeoleh dapat dianalisis dan mempunyai makna. Sugiyono (2012: 207)

menjelaskan bahwa “Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan

kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data yang lain terkumpul.” Dengan melakukan analisis data ini dapat membantu peneliti


(39)

perhitungan statistik. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan analisis data, yaitu:

1. Seleksi Data

Seleksi data merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa kelengkapan angket yang telah terkumpul. Kegiatan seleksi data ini merupakan kegiatan awal yang dilakukan dalam proses analisis data dan penting untuk dilakukan untuk meyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul layak dan siap untuk diolah. Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses menyeleksi data, antara lain:

a. Memeriksa bahwa jumlah yang terkumpul sama dengan jumlah angket yang disebarkan kepada responden.

b. Memeriksa semua pertanyaan telah dijawab oleh responden sesuai dengan petunjuk pengisian, tidak ada yang terlewatkan.

c. Memeriksa keutuhan angket dan tidak ada yang rusak. d. Mengelompokkan angket berdasarkan variabel.

Hasil penyeleksian kuesioner yang disebarkan kepada 20 responden sebagai uji coba, dan yang terkumpul dan dapat diolah sebanyak 20 kuesioner. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari table dibawah ini

Table 3.8

Jumlah Uji Coba Kuesioner Tersebar dan Terkumpul Jumlah

Sample

Jumlah Kuesioner

Tersebar Terkumpul Dapat diolah

20 20 20 20

2. Klasifikasi Data

Kegiatan klasifikasi data dilakukan untuk memberikan kemudahan kepada peneliti dalam proses pengolahan data. Setelah dilakukan proses


(40)

penyebaran angket dan seleksi data, proses selanjutnya yaitu mengklasifikasikan data yang dilakukan dengan cara mengklasifikasi data berdasarkan variabel X dan Y sesuai dengan jumlah sampel penelitian. Selanjutnya dilakukan proses pemberian skor terhadap setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu dengan menggunakan skala Likert. Adapun jumlah skor yang diperoleh tersebut merupakan skor mentah dari setiap variabel, yaitu variabel X dan Y, sebagai dasar dalam proses pengolahan data.

3. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score)

Tahap ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kecenderungan rata-rata untuk masing-masing variable, yaitu variable X (Lingkungan Kerja dan variable Y ( Motivasi Kerja). Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Memberikan bobot nilai terhadap masing-masing alternative jawaban dari hal-hal yang ditanyakan

b. Menghitung frekuensi dari setiap alternative jawaban yang dipilih c. Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada tiap

pertanyaan, yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden yang memilih alternative jawaban tersebut, kemudian dikalikan dengan bobot alternative itu sendiri

d. Menghitung nilai rata-rata ( ) untuk setiap butir pertanyaan dalam kedua bagian angket, dengan menggunakan rumus :

X = Rata-rata skor responden

∑xᵢ = Jumlah skor dari setiap alternative jawaban responden

X∑xᵢ n


(41)

e. Menemukan kriteria pengelompokan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban. Kriterianya sebagai berikut :

Table 3.9

Daftar Konsultasi WMS Rentang nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y 3,01-4,00 Sangat Tinggi SL (Slalu) SL (Slalu)

2,01-3,00 Tinggi SR (Sering) SR (Sering)

1,01-2,00 Cukup

KD (Kadang-kadang)

KD (Kadang-kadang)

0,01-1,00 Rendah TP (Tidak Pernah) TP (Tidak Pernah)

4. Menghitung Skor Mentah Menjadi Skor Baku untuk Setiap Variabel

Dalam pengolahan data diperlukan skor yang sudah baku, untuk mengibah skor mentah menjadi skor baku digunakan rumus sebagai berikut:

Ti = Skor Baku yang dicari

Xi = Skor mentah S = Standar Deviasi

= Rata-rata (mean)

Selanjutnya untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :

a. Menentukan rentang R, dengan rumus (Riduwan, 2008 : 157) R= data tertinggi – data terendah


(42)

b. Menentukan banyak kelas (BK) interval dengan rumus (Riduwan, 2008:157)

c. Menentukan panjag kelas interval, dengan rumus (Riduwan, 2008:157) yaitu rentang dibagi banyak kelas.

d. Membuat table distribusi frekuensi

e. Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus (Riduwan, 2008 : 188) :

5. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik apa yang digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Apabila penyebaran datanya normal maka akan digunakan statistik parametik, namun apabila penyebaran datanya tidak normal maka akan digunakan statistik non parametik. Pengujian normalitas data menggunakan program SPSS 20 dengan metode kolmogorof-smirnov langkah-langkah yang dilalui dalam uji normalitas data adalah sebagai berikut :

a. Buka program SPSS 20

b. Pada variabel view, kolom name baris pertama disis variabel X dan kolom ke dua variabel Y.

c. Kolom Type (numerik), kolom decimal (nol=0)

d. Dan pada kolom Label tuliskan variabel X (Lingkungan kerja), dan variabel Y (Motivasi kerja). Abaikan yang lainya.

e. Lihat pada data view , masukan data variabel X dan Y kedalam data masing-masing kolom X dan Y pada data view.

BK = 1 + (3,3) log n

i = R / Bk

=∑��ᵢ


(43)

f. Ubah data tersebut kedalam bentuk residual dengan cara, pilih Analyze, lalu Regression,kemudian linier,

g. Pada kotak dialog linier regression pindahkan variabel X ke independent dan Y ke dependent.

h. Klik menu Save, centang residual, Unstandardized lalu Continue, lalu Ok

i. Langkah selanjutnya klik menu Analyze, Nonparametrik test, legacy

dialogs, 1-sample K-S

j. Lalu pandahkan Unstandardized Residual dalam kolom test variabel

list. Centang Normal pada test distribution.

k. Klik Ok, maka akan terlihat hasilnya

l. Dasar pengambilan keputusan. Jika, nilai sig ≥ 0,05, maka data

Berdistribusi normal, Jika,nilai sig ≤ 0,05, maka data Tidak berdistribusi normal.

6. Pengujian Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh/kontribusi yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja dengan motivasi kerja pegawai. Berikut adalah rumus hipotesis dalam penelitian ini:

Ho : tidak terdapat pengaruh/kontribusi yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja terhadap motivasi kerja pegawai.

Ha : terdapat pengaruh/kontribusi yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja terhaap motivasi kerja pegawai

Adapun hal-hal yang dianalisis berdasarkan hubungan antar variable tersebut adalah sebagai berikut :

a. Analisis Korelasi

Tujuan analisis korelasi adalah untuk mengukur derajat hubungan dan bagaimana eratnya hubungan itu. Korelasi berarti mencari hubungan antara satu variable dengan variable lain. Analisis korelasi


(44)

tidak selalu menunjukan analisis sebab-akibat, sekalipun sebab-akibat menunjukan korelasi. (Arifin, 2011: 265)

Adapun hal-hal yang akan dianalisis tersebut adalah sebagai berikut :

1. Analisis korelasi menggunakan SPSS 20 agar didapat derajat bebas (independent) dan variabel terikat (dependent)

Menurut Sururi&Suharto, (2007:33) Buka program SPSS 20, destinasikan variabel view dan definisikandengan kolom-kolom berikut:

a) Pada kolom name baris pertama diisi dengan X dan baris ke dua diisi dengan Y

b) Kolom type diisi numeric c) Kolom decimal = 0

d) Kolom label untuk baris pertama (X) Ketikan Lingkungan Kerja dan untuk baris dua (Y) ketikan Motivasi kerja pegawai e) Kolom measure pilih Scale dan abaikan yang lainya

f) Aktivkan data view dan kemudian masukan data dari tiap variabel

g) Setelah selesai memasukan data dengan benar, klik menu Analyze, kemudian pilih Coreelate dan Pilih Bivariate

h) Pindahkan variabel X dan Y ke kotak variabel

i) Tandai pilihan pada kotak Pearson ( mean and standar deviation). Klik Continue, klik Ok, maka akan tampil hasilnya j) Lalu konsultasikan dengan melihat tabel interpretasi koefisien

korelasi.

Tabel 3.10

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan


(45)

0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000

Cukup Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sumber: Sugiyono (2012:257)

2. Menentukan besarnya derajat determinasi

Mencari koefisien determinasi yang digunakan untuk mengetahui besarnya prosentase kontribusi variabel Independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

Adapun untuk mencari derajat hubungan berdasarkan koefisien determinasi menggunakan rumus oleh Akdon (2005:188) yaitu:

Keterangan :

KD = Koefisien determinasi yang dicari R2 = Koefisien korelasi

Dalam menguji determinasi, peneliti dibantu dengan menggunakan Program SPSS 20. Adapun langkah-langkah adalah sebagai berikut:

a) Buka file SPSS 20

b) Masukan data-data tersebut kedalam kolom worksheet excel c) Klik Analyze, Regression, Linear

d) Pindahkan variabel Lingkungan Kerja (X) Kekotak Independent dan Variabel Motivasi Kerja Pegawai (Y) kekotak dependen

e) Klik Statistic lalu pilih Estimates, Model Fit dan Descritive lalu klik Continue


(46)

f) Klik plots, lalu masukan DEPENDENT ke kotak Y axis dan ADJPRED ke kotak X axis. Pilih Histogram dan Normal Probability. Jika sudah selesai klik continue

g) Klik save, pada predicted Value lalu pilih Unstandarized, kemudia klik kontinue

h) Klik Option (Pastikan bahwa taksiran probability dalam kondisi default sebesar 0,05), lalu klik continue

i) Jika sudah benar klik Ok

j) Lihat outpu pada model Summary dan hasilnya pada kolom R square

b. Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependent (terikat) dapat diprediksi melalui variabel independent (bebas) secara parsial ataupu secara bersama-sama (simultan). Analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah ingin menaikan atau menurunkan variabel independent (Sururi & Suharto, 2007:33) . dalam hal ini (Arifin,2011:265) mengemukakan bahwa :

Regresi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kamungkinan bentuk hubungan antarvariabel. Tujuan utamanya adalah untuk memprediksi nilai dari suatu variabel dalam hubungan dengan variabel lain yang diketahui. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk persamaa, dimana nilai dari suatu variabel yang diketahui dapat digunakan untuk meramalkan nilai dari variabel lain yang tak diketahui

Analisis regresi dimaksudkan untuk mengungkapkan pengaruh antara variabel X (Lingkungan Kerja) dan Variabel Y (Motivasi Kerja Pegawai). Penelitian ini dilakukan terhadap suatu variabel bebas dan satu variabel terikat, maka analisis regresi yang digunakan adalah


(47)

1. Buka SPSS 20

2. Masukan data-data tersebut kedalam kolom worksheet excel 3. Klik Analyze, Regression, Linear

4. Pindahkan variabel Lingkungan Kerja (X) ke kotak independent dan variabel Motivasi Kerja (Y) kekotak dependent

5. Klik statistic lalu pilih Estimates, Model Fit dan Descriptive lalu klik Continue.

6. Klik Plots, lalu masukan DPENDENT ke kotak Y axis dan ADJPRED ke kotak X axis. Pilih Histogram dan Normal Probability. Klik kontinue

7. Klik save, pada predicted Value lalu pilih Unstandarized kemudian klik kontinue

8. Klik option (pastikan bahwa taksiran probability dalam kondisi default sebesar 0,05) lalu klik kontinue, lalu klik Ok

9. Lihat hasilnya pada model Coeffecients dan Hasilnya pada kolom Unstandarized Coeffecients pada kolom B.

Adapun nalisis regresi sederhana, dengan rumus berikut (Sugiyono, 2009:262) yaitu:

Keterangan :

= Nilai yang di prediksikan (baca Y topi) = Nilai konstanta harga Yjika X = 0 = Koefisien regresi

X = Nilai variabel independen

c. Analisis Varian

Analisis Varians (ANOVA) merupakan bagian dari metoda analisis statistika yang tergolong analisis komparatif (Perbandingan) lebih dari dua rata-rata. Analisis varian digunakan untuk menguji


(48)

keberatian (signifikansi) arah koefisien dan kelinieran persamaan regresi.

Analisis varian yang diolah dengan SPSS 20 Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Buka SPSS 20

2. Masukan data-data tersebut kedalam kolom worksheet excel 3. Klik Analyze, Regression, Linear

4. Pindahkan variabel Lingkungan Kerja (X) ke kotak independent dan variabel Motivasi Kerja (Y) kekotak dependent

5. Klik statistic lalu pilih Estimates, Model Fit dan Descriptive lalu klik Continue.

6. Klik Plots, lalu masukan DPENDENT ke kotak Y axis dan ADJPRED ke kotak X axis. Pilih Histogram dan Normal Probability. Klik kontinue

7. Klik save, pada predicted Value lalu pilih Unstandarized kemudian klik kontinue

8. Klik option (pastikan bahwa taksiran probability dalam kondisi default sebesar 0,05) lalu klik kontinue, lalu klik Ok

9. Lihat hasilnya pada model Coeffecients dan Hasilnya pada kolom Unstandarized Coeffecients pada kolom B.


(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V merupakan simpulan dari penelitian, dalam bab ini akan dikemukakan penafsiran dan pemaknaan dari hasil penelitian, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan dan saran sebagai hasil dari perhitungan dan pembahasan data yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya. Secara umum penelitian ini telah bisa menjawab seluruh permasalahan yang telah dirumuskan, berdasarkan hipotesis yang telah peneliti ajukan pada bab sebelumnya dan telah dianalisis dengan menggunakan satistika. Kesimpulan dan penjelasan mengenai pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja pegawai adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Lingkungan kerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa lingkungan kerja yang ada pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat dikategorikan dalam kondisi sangat baik. Hal ini terlihat dari dimensi yang menjadi dasar penilaian pada variabel ini seperti peneranganyang telah sesuai dengan kebutuhan pegawai dalam bekerja, sirkulasi udara yang membuat pegawai nyaman dalam bekerja, suasana ruang kerja yang cukup nyaman dalam bergerak, fasilitas kerja yang memadai dalam menunjang pekerjaan, keamanan kerja yang terjamin dengan adanya petugas keamanan dan Jaminan kesehatan yang diberikan lembaga, Serta hubungan antar pegawai yang cukup harmonis. Berdasarkan hasil perhitungankecenderungan WMS, diperoleh rata-rata keseluruhan variabel ini(lingkungan kerja) sebesar 3,48. Ini berarti secara keseluruhan dimensi lingkungan kerja telah dalam kondisi yang sangat menunjang kebutuhan pegawai dalam bekerja.


(50)

2. Motivasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Hasil penelitian, menunjukanMotivasi kerja pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat secara umum berada pada kategori sangat baik. Hal ini terlihat dari dimensi yang menjadi penilaian dalam penelitian ini seperti Rasa tanggung jawab yang dimiliki para pegawai sudah baik, semangat kerja yang dimiliki para pegawai partisipasi serta kreativitas para pegawai dalam bekerja sudah menunjukan motivasi yang baik. Motivasi merupakan dorongan untuk bertindak dan berperilaku positif yang mengarah pada peningkatan produktivitas dalam pencapaian tujuan lembaga.berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dalam penelitian ini,rata-rata skor keseluruhan variabel motivasi sebesar 3,44 yang menunjukan kategori sangat tinggi.

3. Pengaruh Lingkungan kerja terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan antara lingkungan kerja dan motivasi kerja terdapat pengaruhsecara nyata, maksudnyaapabila lingkungan kerja di lembaga itu baik, maka akan memberikan motivasi yang positif bagi pegawainya dalam bekerja, begitupun sebaliknya.Berdasarkan hasil pengujian hipotesispenelitian, bahwa motivasi kerjapegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Baratdipengaruhi oleh lingkungan kerja sebesar 24,2 %selebihnya 75,8% dipengaruhi oleh variabel lain seperti kepemimpinan, kompensasi dan yang lainnya yang tidak diteliti.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan,bahwa terdapat pengaruh positif antara lingkungan kerja terhadap motivasi kerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.


(51)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat, ada beberapa saran yang ingin peneliti rekomendasikan baik untuk lembaga dan penelitian selanjutnya. Adapun saran yang dapat diberikan antara lain sebagai berikut;

1. Bagi Lembaga Badiklatda

Dari hasil uji kecenderungan jawaban yang diterima dari responden secara keseluruhan dalam kategori yang sangat tinggi,namun lembaga perlu menjaga tingkat motivasi kerja pegawainya agar tetap dalam kondisi yang setabil dengan memperhatikan dan mengoptimalkan dimensi-dimensi yang menjadi kriteria dalam penelitian ini.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dasar untuk mengkaji lebih mendalam mengenai permasalahan dari kedua variabel karena meskipun terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan kerja dengan motivasi kerja, namun masih banyak faktor lainya yang mempengaruhi motivasi kerja mengingat kondisi dan situasi dari tiap objek dalam penelitian memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainya.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon .(2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan

Manajemen. Bandung; Dewa Ruchi.

Danim, S. (2004). Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta

Draper, N.R. and Smith, H. (1998), AnalisisRegresiTerapan, EdisiKedua, Jakarta: PT. GramediaPustakaUtama,

Hartini, N. (2007).

PengaruhWarnadalamRuangTerhadapKondisiFisikdanPsikologisManusi a dalam http://edukasi.kompasiana.com. [diaksespada 16 september

2014]

Hasibuan, S.PMalayu. (2001). ManajeenSumberDayaManusia. Jakarta : CV. Haji Masagung.

Hasibuan, S.P.M. (2007). ManajemenSumber Daya Manusia. Jakarta : Haji Masagung

Kasmadi, dan Siti Sunariah, N. (2014). Panduan Modern Penelitian Kuantitatif, Bandung: Alfabeta.

Khoiriyah, L.(2009). Pengaruh Upah dan Lingkungan Kerja Terhadap KinerjaKaryawan Pada CV. Aji Bali Jayawijaya Surakarta, (online), diakses pada 8 Agustus 2014.

Mahmudin. (1999). Motivasi dalam Organisasi. Bandung: Alfabet

Mangkunegara. AP. (2006). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya


(53)

Mangkunegara. AP. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Malayu S.P. Hasibuan(2007). ManajemenSumberDayaManusia: dasarkuncikeberhasilan, , Jakarta : Haji Masagung.

Moekijat. (1995).

ManajemenPersonaliadanSumberDayaManusia.Bandung:MandarMaju.

Nasution. S. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta : Bumi Akasara

Nawawi, H. (1990).

Administrasipersonaliauntukpeningkatanproduktivitas.Jakarta : Haji Masagung.

Nazir, M.(2003).MetodePenelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia

Nitisemito, A. (2006). Manajemenpersonalia: manajemensumberdayamanusia. Jakarta :Ghalia Indonesia.

Nitisemito, A. (2000). Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya

Manusia, Ed. 3, Jakarta:Ghalia Indonesia.

Nunung, R. (2012). “PengaruhKompensasi,

LingkungankerjadanMotivasiTerhadapKinerja Guru tidakTetap (GGT)

Studipada SD/MI Kabupaten Kudus”. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Semarang; UNDIP.

Riduwan. (2008). Dasar-dasar statistika. Bandung: Alfabeta

Robbin, (2007). Teori Organisasi, Jakarta: Arcan.

Robbins, S.P, dan Marry, C. (2005). Manajemen Jilid 2Ed 7. Jakarta; Garamedia.

Santoso, S.(2013). Panduan Lengkap SPSS Versi 20 Ed Revisi. Jakarta: Elexmedia.


(54)

Sedarmayanti. (2001).

SumberDayaManusiadanProduktivitasKerja.Bandung:MandarMaju.

Sondang, P.S. (2008).ManajemenSumberDayaManusia. Jakarta:BumiAksara.

Silviana, R. (2009). “PengaruhLingkunganKerjaTerhadapKepuasanKerja (Studipersepsionalkaryawan Bank bjbCabangSukajadi” Skripsi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Bandung; UPI.

Stoner, J.A.F, dan Freeman,R.E. (1994). Manajemen Jakarta:Intermadia.

Sugiyono. (2009).Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2002). Statistik Untuk Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS 10.00

For Windows, Bandung: Alfabeta

Suharsimi, A.(2010). ProsedurPenelitianSuatu Pendekatan Praktis edisis

revisis.Jakarta :RinekaCipta.

Sururi,dan Suharto, N. (2007). Belajar SPSS For Windows untuk mengelola Data

Penelitian. Bandung: Dewa Ruchi.

Syahyuti.(2010). Defines, vsrisbel, indikstor, danpengukurandalamilmu social. Tersediaonline.[diaksespada 16 september 2014].


(1)

85

Asep Saefudin, 2014

Pengaruh Lingkungan terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jwa Bawat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V merupakan simpulan dari penelitian, dalam bab ini akan dikemukakan penafsiran dan pemaknaan dari hasil penelitian, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan dan saran sebagai hasil dari perhitungan dan pembahasan data yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya. Secara umum penelitian ini telah bisa menjawab seluruh permasalahan yang telah dirumuskan, berdasarkan hipotesis yang telah peneliti ajukan pada bab sebelumnya dan telah dianalisis dengan menggunakan satistika. Kesimpulan dan penjelasan mengenai pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja pegawai adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Lingkungan kerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa lingkungan kerja yang ada pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat dikategorikan dalam kondisi sangat baik. Hal ini terlihat dari dimensi yang menjadi dasar penilaian pada variabel ini seperti peneranganyang telah sesuai dengan kebutuhan pegawai dalam bekerja, sirkulasi udara yang membuat pegawai nyaman dalam bekerja, suasana ruang kerja yang cukup nyaman dalam bergerak, fasilitas kerja yang memadai dalam menunjang pekerjaan, keamanan kerja yang terjamin dengan adanya petugas keamanan dan Jaminan kesehatan yang diberikan lembaga, Serta hubungan antar pegawai yang cukup harmonis. Berdasarkan hasil perhitungankecenderungan WMS, diperoleh rata-rata keseluruhan variabel ini(lingkungan kerja) sebesar 3,48. Ini berarti secara keseluruhan dimensi lingkungan kerja telah dalam kondisi yang sangat menunjang kebutuhan pegawai dalam bekerja.


(2)

Asep Saefudin, 2014

Pengaruh Lingkungan terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jwa Bawat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Motivasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Hasil penelitian, menunjukanMotivasi kerja pada Badan

Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat secara umum berada pada kategori sangat baik. Hal ini terlihat dari dimensi yang menjadi penilaian dalam penelitian ini seperti Rasa tanggung jawab yang dimiliki para pegawai sudah baik, semangat kerja yang dimiliki para pegawai partisipasi serta kreativitas para pegawai dalam bekerja sudah menunjukan motivasi yang baik. Motivasi merupakan dorongan untuk bertindak dan berperilaku positif yang mengarah pada peningkatan produktivitas dalam pencapaian tujuan lembaga.berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dalam penelitian ini,rata-rata skor keseluruhan variabel motivasi sebesar 3,44 yang menunjukan kategori sangat tinggi.

3. Pengaruh Lingkungan kerja terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan antara lingkungan kerja dan motivasi kerja terdapat pengaruhsecara nyata, maksudnyaapabila lingkungan kerja di lembaga itu baik, maka akan memberikan motivasi

yang positif bagi pegawainya dalam bekerja, begitupun

sebaliknya.Berdasarkan hasil pengujian hipotesispenelitian, bahwa motivasi kerjapegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Baratdipengaruhi oleh lingkungan kerja sebesar 24,2 %selebihnya 75,8% dipengaruhi oleh variabel lain seperti kepemimpinan, kompensasi dan yang lainnya yang tidak diteliti.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan,bahwa terdapat pengaruh positif antara lingkungan kerja terhadap motivasi kerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.


(3)

Asep Saefudin, 2014

Pengaruh Lingkungan terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jwa Bawat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat, ada beberapa saran yang ingin peneliti rekomendasikan baik untuk lembaga dan penelitian selanjutnya. Adapun saran yang dapat diberikan antara lain sebagai berikut;

1. Bagi Lembaga Badiklatda

Dari hasil uji kecenderungan jawaban yang diterima dari responden secara keseluruhan dalam kategori yang sangat tinggi,namun lembaga perlu menjaga tingkat motivasi kerja pegawainya agar tetap dalam kondisi yang setabil dengan memperhatikan dan mengoptimalkan dimensi-dimensi yang menjadi kriteria dalam penelitian ini.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dasar untuk mengkaji lebih mendalam mengenai permasalahan dari kedua variabel karena meskipun terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan kerja dengan motivasi kerja, namun masih banyak faktor lainya yang mempengaruhi motivasi kerja mengingat kondisi dan situasi dari tiap objek dalam penelitian memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainya.


(4)

Asep Saefudin, 2014

Pengaruh Lingkungan terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jwa Bawat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Akdon .(2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung; Dewa Ruchi.

Danim, S. (2004). Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta

Draper, N.R. and Smith, H. (1998), AnalisisRegresiTerapan, EdisiKedua, Jakarta: PT. GramediaPustakaUtama,

Hartini, N. (2007).

PengaruhWarnadalamRuangTerhadapKondisiFisikdanPsikologisManusi a dalam http://edukasi.kompasiana.com. [diaksespada 16 september 2014]

Hasibuan, S.PMalayu. (2001). ManajeenSumberDayaManusia. Jakarta : CV. Haji Masagung.

Hasibuan, S.P.M. (2007). ManajemenSumber Daya Manusia. Jakarta : Haji Masagung

Kasmadi, dan Siti Sunariah, N. (2014). Panduan Modern Penelitian Kuantitatif, Bandung: Alfabeta.

Khoiriyah, L.(2009). Pengaruh Upah dan Lingkungan Kerja Terhadap KinerjaKaryawan Pada CV. Aji Bali Jayawijaya Surakarta, (online), diakses pada 8 Agustus 2014.

Mahmudin. (1999). Motivasi dalam Organisasi. Bandung: Alfabet

Mangkunegara. AP. (2006). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusua, Bandung: PT.Refika Aditama.


(5)

Asep Saefudin, 2014

Pengaruh Lingkungan terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jwa Bawat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mangkunegara. AP. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Malayu S.P. Hasibuan(2007). ManajemenSumberDayaManusia:

dasarkuncikeberhasilan, , Jakarta : Haji Masagung.

Moekijat. (1995).

ManajemenPersonaliadanSumberDayaManusia.Bandung:MandarMaju.

Nasution. S. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta : Bumi Akasara

Nawawi, H. (1990).

Administrasipersonaliauntukpeningkatanproduktivitas.Jakarta : Haji

Masagung.

Nazir, M.(2003).MetodePenelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia

Nitisemito, A. (2006). Manajemenpersonalia: manajemensumberdayamanusia. Jakarta :Ghalia Indonesia.

Nitisemito, A. (2000). Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya Manusia, Ed. 3, Jakarta:Ghalia Indonesia.

Nunung, R. (2012). “PengaruhKompensasi,

LingkungankerjadanMotivasiTerhadapKinerja Guru tidakTetap (GGT)

Studipada SD/MI Kabupaten Kudus”. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Semarang; UNDIP.

Riduwan. (2008). Dasar-dasar statistika. Bandung: Alfabeta

Robbin, (2007). Teori Organisasi, Jakarta: Arcan.

Robbins, S.P, dan Marry, C. (2005). Manajemen Jilid 2Ed 7. Jakarta; Garamedia.

Santoso, S.(2013). Panduan Lengkap SPSS Versi 20 Ed Revisi. Jakarta: Elexmedia.


(6)

Asep Saefudin, 2014

Pengaruh Lingkungan terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jwa Bawat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedarmayanti. (2001).

SumberDayaManusiadanProduktivitasKerja.Bandung:MandarMaju.

Sondang, P.S. (2008).ManajemenSumberDayaManusia. Jakarta:BumiAksara.

Silviana, R. (2009). “PengaruhLingkunganKerjaTerhadapKepuasanKerja

(Studipersepsionalkaryawan Bank bjbCabangSukajadi” Skripsi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Bandung; UPI.

Stoner, J.A.F, dan Freeman,R.E. (1994). Manajemen Jakarta:Intermadia.

Sugiyono. (2009).Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2002). Statistik Untuk Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS 10.00 For Windows, Bandung: Alfabeta

Suharsimi, A.(2010). ProsedurPenelitianSuatu Pendekatan Praktis edisis revisis.Jakarta :RinekaCipta.

Sururi,dan Suharto, N. (2007). Belajar SPSS For Windows untuk mengelola Data Penelitian. Bandung: Dewa Ruchi.

Syahyuti.(2010). Defines, vsrisbel, indikstor, danpengukurandalamilmu social. Tersediaonline.[diaksespada 16 september 2014].


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT MISAJA MITRA PATI.

1 5 15

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT.

0 10 69

Pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap prestasi kerja: Studi pada pegawai badan kepegawaian daerah provinsi jawa barat.

0 2 71

PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT.

2 6 55

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT.

0 10 64

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI BALAI PELATIHAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN KEJURUAN (BPPTKPK) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT.

0 2 50

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI : Kajian terhadap Karyawan di Lingkungan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.

0 2 61

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BPLHD) PROVINSI JAWA BARAT.

1 4 52

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT - repository UPI S ADP 1001645 Title

0 0 3

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DIBADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT - repository UPI S ADP 1000848 Title

0 0 3