DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK GOLONGAN DAN PERIODE.

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat utuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :

Ismi Nurlatifah 0902107

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA

BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK

GOLONGAN DAN PERIODE

Oleh Ismi Nurlatifah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Ismi Nurlatifah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK GOLONGAN DAN PERIODE

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Wawan Wahyu, S.Pd, M.Pd. NIP. 197111201998021001

Pembimbing II

Dr. Nahadi, S.Pd, M.Pd, M.Si. NIP. 197102041997021002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Dr. rer. nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si. NIP. 1966112111991031002


(4)

ABSTRAK

Penelitian tentang desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode dilakukan untuk membuat desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode yang dituangkan dalam bentuk RPP dan perangkatnya (LKS). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah format kesesuaian desain pembelajaran dengan acuan dan lembar validasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode yang telah dibuat sudah sesuai dengan acuan dan dinyatakan valid dengan nilai CVR dari setiap item yang melebihi nilai CVR minimum (0,622). Karakteristik desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode terdiri atas dirumuskannya 16 tujuan pembelajaran aspek afektif; adanya materi pembelajaran bermuatan nilai; dipilihnya model pembelajaran kooperatif-inkuiri, metode diskusi, pendekatan scientific, dan media pembelajaran (LKS) sebagai strategi pembelajaran yang dapat menanamkan nilai kepada siswa; serta adanya lembar penilaian yang dapat mengevaluasi nilai (lembar observasi, lembar penilaian diri, dan lembar penilaian teman sejawat). Nilai-nilai yang dapat ditanamkan dari subtopik golongan dan periode adalah religius, disiplin, kerja keras, peduli sosial, dan tanggung jawab. Rekomendasi dari penelitian ini diharapkan agar desain pembelajaran bermuatan nilai perlu dikembangkan untuk berbagai topik mengingat pentingnya penanaman nilai-nilai kepada siswa.


(5)

ABSTRACT

The research about value contained instructional design of chemistry on subtopic group and period was conducted to make value contained instructional design of chemistry on subtopic

group and period that set forth in the form in RPP format and it’s devices (LKS). The research method that used is descriptive. The instrument that used is compatibility format instructional design with reference and validation sheet. Result of the research shows that value contained instructional design of chemistry on subtopic group and period that has been made is appropriate with reference and has valid with CVR score from each item that exceed CVR score minimum (0.622). The characteristic of the value contained instructional design of chemistry on subtopic group and period consist of the formulation 16 purpose of instructional affective aspect; the availability of the instructional materials that contain of value; to choose cooperative-inquiry instructional model, discussion method, scientific approach, and instructional media (LKS) as the instructional strategy that can be implanted value to students; and the existence of assessment sheet that can be evaluated value (observation, self assessment, and peer assessment). The values than can be implanted from subtopic group and period is religious, discipline, hardwork, social care, and responsibility. The recommendation from this research is expected the value of instructional design can be developing for various topic considering how important the implantation of values to students.


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa (Kemendikbud, 2013). Melalui proses pembelajaran tersebut, siswa difasilitasi oleh guru untuk terlibat secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Dengan pengalaman belajar yang disediakan guru, siswa melakukan berbagai kegiatan yang memungkinkan untuk dikembangkannya potensi yang dimiliki menjadi kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.

Kurikulum yang mulai diberlakukan pada tahun ajaran 2013/2014 adalah kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013, kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) yang dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD). Rumusan setiap Kompetensi Inti berbeda-beda. KI-1 untuk kompetensi inti sikap spiritual, KI-2 untuk kompetensi inti sikap sosial, KI-3 untuk kompetensi inti pengetahuan, KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan. Jadi, dalam KI maupun KD keduanya mencakup tiga aspek yaitu aspek sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan.

Menurut Permendikbud No. 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan, kualifikasi kemampuan tingkat SMA untuk dimensi sikap adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam, serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Untuk mencapai kemampuan tersebut berkaitan dengan proses pembelajaran. Berdasarkan Permendikbud No.81 A


(7)

Tahun 2013 menyebutkan bahwa untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika (Kemendikbud, 2013).

Proses pembelajaran yang bermuatan nilai mencerminkan terintegrasiya pendidikan nilai kedalam proses pembelajaran. Seperti yang diungkapkan Sastrapratedja (Kaswardi, 1993), yang dimaksud dengan pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada diri siswa. Secara umum pendidikan nilai dimaksudkan untuk membantu siswa agar memahami, menyadari, dan mengalami nilai-nilai serta mampu menempatkannya secara integral dalam kehidupan (Mulyana, 2011).

Kimia merupakan salah satu cabang dari sains/Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Menurut Rustaman (Sauri, 2012), tujuan pembelajaran IPA selain untuk memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya juga ditujukan untuk mengembangkan keterampilan proses untuk memperoleh konsep-konsep IPA dan menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan pembelajaran sains (IPA) tidak hanya berorientasi pada konsep akan tetapi juga berorientasi pada aspek-aspek nilai dan sikap ilmiah.

Proses pembelajaran kimia yang bermuatan nilai cenderung dilupakan dan tidak dipedulikan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Salirawati (2010) bahwa kimia sebagai salah satu mata pelajaran di SMA/MA selama ini diajarkan sebagai ilmu murni yang seolah-olah tidak ada muatan penanaman nilai/karakter. Sesungguhnya dalam proses pembelajaran kimia terdapat muatan kerja ilmiah yang mengajarkan dan menanamkan sikap ilmiah. Terabaikannya penanaman nilai-nilai kepada siswa berpengaruh kepada kepribadian siswa itu sendiri.

Kasus yang sering dijumpai adalah siswa yang terbiasa mencontek dan tidak disiplin. Mencontek merupakan wujud ketidakjujuran. Menurut Septiarum (2013) awal dari timbulnya mencontek adalah rendahnya rasa percaya diri. Berkaitan dengan rasa percaya diri, Handi (2012) menyebutkan bahwa rasa percaya diri berpengaruh terhadap sikap disiplin. Akibat dari sikap siswa yang tidak disiplin bukan hanya berpengaruh pada prestasi di sekolah, namun juga


(8)

3

dapat berpengaruh terhadap rasa percaya diri yang menjadi rendah dan sulit untuk merubah diri. Hasil penelitian Yusuf (2012) menyebutkan bahwa adanya kebiasaan meyontek disebabkan karena motivasi belajar yang kurang dan belum bisa membagi waktu untuk belajar. Selain itu kasus mencontek sering mucul diakibatkan seseorang yang merasa tidak yakin atas kemampuan dirinya dan menganggap dirinya tidak akan mendapatkan nilai yang bagus tanpa mencontek walau sudah belajar sebelumnya.

Berdasarkan permasalahan yang muncul menunjukkan adanya kesenjangan antara kenyataan yang terjadi di lapangan dengan tuntutan kurikulum. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan berbagai upaya. Upaya tersebut dapat dimulai dengan melakukan perubahan paradigma pendidikan yang tadinya sangat cognitive oriented (penggunaan otak kiri dominan) kepada pengikutsertaan pembentukan karakter (otak kanan) melalui penanaman nilai-nilai sebagai wujud terlaksananya pendidikan nilai. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Trisnahada (2011) yang menunjukkan adanya perubahan sikap yang diperlihatkan terhadap mata pelajaran IPA melalui dikembangkannya strategi penanaman nilai-nilai kejujuran. Perubahan ditunjukkan dengan adanya keberanian untuk mengakui bila melakukan kekeliruan, bersikap dan berperilaku tulus hati, selalu melaksanakan tugas-tugas dengan baik, dan percaya diri dalam bertindak dan berucap.

Berdasarkan hasil penelitian Saghafi dan Shatalebi (2012), guru sangat mempunyai peran dalam pembentukan karakter siswa melalui pembelajaran di lingkungan sekolah (di dalam kelas maupun di luar kelas). Sebelum melakukan proses pembelajaran, seorang guru harus membuat perencanaan pembelajaran terlebih dahulu sesuai dengan tugas guru yang tertera pada UU No.20 Tahun 2003 Pasal 39.

Perencanaan pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan dalam menanamkan nilai-nilai kepada siswa sehingga desain pembelajaran yang dimaksud adalah desain pembelajaran kimia bermuatan nilai. Melalui desain pembelajaran kimia bermuatan nilai, proses pembelajaran


(9)

diselenggarakan sedemikian rupa sehingga siswa tidak hanya memahami materi yang disampaikan guru tetapi siswa juga menyadari adanya nilai-nilai yang ditanamkan guru. Desain pembelajaran kimia bermuatan nilai dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bermuatan nilai. Dalam RPP memuat KI dan KD yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.

Penanaman nilai-nilai dalam pembelajaran kimia yang terjadi secara berulang-ulang diharapkan dapat membentuk karakter dari siswa. Megawangi (2008) menyatakan bahwa membangun karakter memerlukan proses yang simultan dan berkesinambungan yang melibatkan segala aspek yaitu knowing the good, loving the good, dan acting the good. Selain itu, reasoning the good diperlukan agar anak tahu mengapa dia harus berbuat baik. Jika anak terbiasa melakukan knowing, reasoning, feeling dan acting the good lama kelamaan akan terbentuk karakter yang baik. Menurut Seligman (2004), karakter memiliki peran penting dalam proses kehidupan. Karakter dapat mengendalikan pikiran dan perilaku seseorang yang dapat menentukan kesuksesan, cara menjalani hidup, dan meraih obsesi serta menyelesaikan masalah.

Salah satu materi kimia di SMA adalah golongan dan periode. Materi tersebut terdapat dalam materi pokok Sistem Periodik Unsur (SPU). Materi SPU merupakan salah satu materi kimia yang dalam pelaksanaannya masih diberikan melalui metode ceramah (Tobing, 2010). Dengan diterapkannya metode ceramah kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keberanian mengemukakan pendapatnya. Selain itu, siswa tidak diberikan kesempatan untuk berdiskusi dalam memecahkan masalah sehingga nilai-nilai yang seharusnya dapat ditanamkan kepada siswa saat pembelajaran berlangsung menjadi tidak tertanam.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan maka dirasa perlu bagi penulis untuk melakukan penelitian mengenai “Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai pada Subtopik Golongan dan Periode”.


(10)

5

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi yaitu kimia sebagai salah satu mata pelajaran di SMA/MA selama ini diajarkan sebagai ilmu murni yang seolah-olah tidak ada muatan penanaman nilai/karakter. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu desain pembelajaran kimia bermuatan nilai. Perancangan desain tersebut dilakukan sebagai wujud terintegrasinya pendidikan nilai. Pendidikan nilai dapat membantu siswa untuk memahami, menyadari, dan mengalami nilai-nilai serta mampu menempatkannya secara integral dalam kehidupan (Mulyana, 2011).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah utama yaitu:

“Bagaimanakah desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik

golongan dan periode?”

Adapun sub rumusan masalah dalam penelitian yang dilakukan adalah: 1. Bagaimana karakteristik desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada

subtopik golongan dan periode ?

2. Nilai-nilai apakah yang dapat ditanamkan kepada siswa dari subtopik golongan dan periode ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk membuat desain pembelajaran kimia bermuatan nilai yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bermuatan nilai dengan perangkat RPP berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) pada subtopik golongan dan periode.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat memberi wawasan bagi guru akan pentingnya penanaman nilai-nilai kepada siswa.

2. LPTK (Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan)

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di LPTK terkait


(11)

3. Bagi peneliti, sebagai calon guru bisa menggunakan hasil penelitian ini pada masa yang akan datang untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Berikut ini secara terperinci dijabarkan mengenai urutan penulisan dari setiap bab dan bagian sub bab yang terdapat dalam skripsi ini. Penulisan skripsi ini dibagi ke dalam lima bab, yaitu Bab I Pendahuluan; Bab II Kajian Pustaka; Bab III Metode penelitian; Bab IV Hasil dan Pembahasan; serta Bab V Kesimpulan dan Saran.

Bab I terdiri atas lima bagian sub bab, meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi. Pada latar belakang penelitian dipaparkan mengenai proses pembelajaran bermuatan nilai yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti Pada sub bab identifikasi dan perumusan masalah dijabarkan tentang permasalahan yang teriidentifikasi dari latar belakang yang telah diuraikan, selanjutnya masalah yang teridentifikasi tersebut dinyatakan dalam bentuk rumusan masalah utama dan sub rumusan masalah. Pada sub bab tujuan penelitian

dijelaskan tentang tujuan dilakukannya penelitian. Pada sub bab manfaat penelitian dijelaskan secara terperinci manfaat yang akan diperoleh dari penelitian yang dilakukan baik bagi guru, LPTK, maupun bagi peneliti. Sub bab struktur organisasi berisi penjelasan secara rinci mengenai bagian bab dan sub bab dalam penulisan skripsi ini, sehingga keterkaitan satu sama lain menjadi jelas.

Bab II terdiri atas tiga sub bab, meliputi desain pembelajaran, pembelajaran bermuatan nilai, dan tinjauan materi. Pada sub bab desain pembelajaran dijabarkan secara terperinci mengenai komponen desain pembelajaran yang terdiri atas tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran, serta hubungan perencanaan dengan desain pembelajaran. Pada sub bab pembelajaran bermuatan nilai dijabarkan secara terperinci mengenai pengertian nilai, pendidikan nilai, pengintegrasian pendidikan nilai dalam mata pelajaran kimia, pengintegrasian pendidikan nilai melalui penerapan strategi pembelajaran, dan nilai-nilai yang dapat ditanamkan


(12)

7

saat proses pembelajaran. Pada sub bab tinjauan materi dijabarkan lebih rinci mengenai golongan dan periode dan pembagian blok pada tabel periodik.

Bab III terdiri atas tujuh sub bab, meliputi lokasi dan obyek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penilaian, alur penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV terdiri atas dua sub bab, meliputi hasil penelitian dan pembahasan. Pada sub bab hasil penelitian dijabarkan mengenai hasil kesesuaian desain pembelajaran bermuatan nilai yang telah dibuat dengan acuan dalam pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai dan hasil validasi dari desain pembelajaran bermuatan nilai. Pada sub bab pembahasan dijabarkan mengenai karakteristik desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode serta nilai-nilai apa saja yang dapat ditanamkan dari subtopik golongan dan periode.

Bab V terdiri atas dua sub bab, meliputi kesimpulan dan saran. Pada sub bab kesimpulan dijabarkan mengenai karakteristik desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode dan nilai-nilai apa saja yang dapat ditanamkan pada siswa dari subtopik golongan dan periode. Pada sub bab saran


(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Obyek Penelitian

Penelitian ini difokuskan untuk membuat desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode yang dituangkan dalam bentuk RPP bermuatan nilai beserta perangkat pendukung RPP yaitu LKS. Proses validasi desain pembelajaran dilakukan di Jurusan Pendidikan Kimia UPI dan SMA di Kabupaten Subang.

B. Metode Penelitian

Metode merupakan salah satu bagian penting dalam melakukan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta , sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1999).

Penelitian deskriptif hanya berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada sehingga pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi deskriptif. Hal ini mengenai kondisi atau hubungan yang ada, akibat atau efek yang terjadi atau kecenderungan yang tengah berlangsung. Studi deskriptif terutama berkenaan dengan masa sekarang meskipun tidak jarang juga memperhitungkan masa lampau dan pengaruhnya terhadap kondisi masa sekarang (Sanapiah, 1982).

Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan kondisi apa adanya. Penelitian deskriptif meliputi penelitian yang diarahkan pada penelitian kualitatif atau kuantitatif (Sukmadinata, 2010).


(14)

37

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan pada penelitian ini, perlu dikemukakan definisi operasional sebagai berikut:

1. Desain pembelajaran dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan bahan-bahan pembelajaran beserta aktivitas yang harus dilakukan, perencanaan sumber-sumber pembelajaran yang dapat digunakan serta perencanaan evaluasi keberhasilan (Sanjaya, 2012).

2. Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya (Allport, 1964).

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah format kesesuaian desain pembelajaran dengan acuan dan lembar validasi.

1. Format kesesuaian desain pembelajaran dengan acuan

Dalam pembuatan desain pembelajaran kimia bermuatan nilai diperlukan suatu acuan. Format kesesuaian desain pembelajaran dengan acuan berfungsi untuk mengetahui apakah desain pembelajaran bermuatan nilai yang telah dibuat sudah sesuai dengan acuan. Instrumen tersebut dapat dilihat pada Lampiran A.1.

2. Lembar validasi

Lembar validasi berfungsi untuk mengetahui validitas dari setiap item yang divalidasi. Validitas dapat terlihat dari nilai CVR yang diperoleh. Lembar validasi pada penelitian ini terdiri dari empat bagian yaitu, lembar validasi tujuan pembelajaran bermuatan nilai, lembar validasi materi pembelajaran bermuatan nilai, lembar validasi strategi pembelajaran bermuatan nilai yang didalamnya mencakup lembar validasi LKS Pola 5M, dan lembar validasi evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. Instrumen tersebut dapat dilihat pada Lampiran A.2.


(15)

E. Alur Penelitian

Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya suatu skema langkah penelitian sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan. Pada penelitian ini dibuat suatu alur penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Berdasarkan alur penelitian pada Gambar 3.3, langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian adalah:

1. Studi pustaka mengenai kurikulum 2013

Menelaah kurikulum 2013 yang meliputi pengkajian empat Standar Nasional Pendidikan. Keempat standar tersebut diantaranya Standar Kompetensi Lulusan yang terdapat pada Permendikbud No.54 Tahun 2013, Standar Isi yang terdapat pada Permedikbud No.64 Tahun 2013, Standar Proses yang terdapat pada Permendikbud No.65 Tahun 2013, dan Standar Penilaian yang terdapat pada Permendikbud No.66 Tahun 2013.

2. Studi pustaka tentang Standar Kompetensi Lulusan

Menelaah Standar Kompetensi Lulusan yang berkaitan dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi Lulusan merupakan acuan utama bagi Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.

3. Studi pustaka tentang Standar Isi

Menelaah Standar Isi yang berkaitan dengan materi pembelajaran golongan dan periode.

4. Studi pustaka tentang Standar Proses

Menelaah Standar Proses yang berkaitan dengan strategi pembelajaran. Dalam menyusun strategi pembelajaran berkaitan dengan model pembelajaran, metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran, dan media pembelajaran 5. Studi pustaka tentang Standar Penilaian

Menelaah Standar Penilaian berkaitan dengan evaluasi pembelajaran. Penyusunan evaluasi pembelajaran mengacu kepada indikator pencapaian kompetensi.


(16)

39

Instrumen 1. Format kesesuaian desain

pembelajaran dengan acuan.

2. Lembar validasi

Gambar 3.3 Alur Penelitian

Revisi Tidak Valid

Valid

Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai Hasil Validasi Analisis Data

Desain Pembelajaran Bermuatan Nilai (Hipotetik) dan Perangkatnya (LKS)

Kurikulum 2013 Standar Isi (Permendikbud No. 64/2013) Standar Proses (Permendikbud No. 65/2013) Standar Kompetensi Lulusan (Permendikbud No. 54/2013) Standar Penilaian (Permendikbud No. 66/2013) Materi Pembelajaran (Golongan dan Periode)

Strategi Pembelajaran Kompetensi Inti (KI) dan

Kompetensi Dasar (KD)

Indikator Ketercapaian Kompetensi Model, Pendekatan, Metode, dan Media Pembelajaran Tujuan Pembelajaran

 Aspek sikap

 Aspek pengetahuan

 Aspek keterampilan

Penilaian Pembelajaran

Lembar Penilaian

 Aspek sikap (observasi, self

dan peer assessment)  Aspek pengetahuan  Aspek keterampilan Materi Pembelajaran Bermuatan Nilai Tujuan Pembelajaran Bermuatan Nilai Evaluasi Pembelajaran Bermuatan Nilai Strategi Pembelajaran Bermuatan Nilai Acuan Pembuatan Tujuan

Pembelajaran Bermuatan Nilai Acuan Pembuatan Materi Pembelajaran Bermuatan Nilai Acuan Pembuatan Evaluasi Pembelajaran Bermuatan Nilai Acuan Pembuatan Strategi Pembelajaran Bermuatan Nilai Validasi Pustaka Pendukung


(17)

6. Studi pustaka tentang pustaka pendukung

Menelaah tentang keseluruhan desain pembelajaran secara utuh yang meliputi materi, strategi, dan evaluasi. Artinya, dalam pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai tidak hanya mengacu pada Kurikulum 2013 namun ada pustaka lain yang mendukung dalam penyusunan desain pembelajaran kimia bermuatan nilai tanpa mengesampingkan isi dari Kurikulum 2013.

7. Pembuatan acuan desain pembelajaran bermuatan nilai.

Acuan pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai disusun dengan mempertimbangkan isi kurikulum dan pustaka pendukung. Karena yang akan dibuat adalah desain pembelajaran yang bermuatan nilai maka dalam penyusunan acuannyapun memperhatikan nilai-nilai. Dari acuan yang dibuat dijadikan patokan dalam membuat setiap komponen desain pembelajaran bermuatan nilai.

8. Pembuatan tujuan pembelajaran bermuatan nilai.

Tujuan pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan tujuan pembelajaran dan mengacu kepada indikator pencapaian kompetensi.

9. Pembuatan materi pembelajaran bermuatan nilai

Materi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan materi bermuatan nilai

10.Pembuatan strategi pembelajaran bermuatan nilai

Strategi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan strategi pembelajaran bermuatan nilai. Berdasarkan hal tersebut, model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran kooperatif-inkuiri. Metode yang dipilih yaitu metode diskusi. Pendekatan yang dipilih yaitu pendekatan


(18)

41

11.Pembuatan alat penilaian pembelajaran bermuatan nilai

Alat penilaian bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan evaluasi pembelajaran bermuatan nilai.

12.Pembuatan instrumen penelitian

Instrumen penelitian ini meliputi format kesesuaian desain pembelajaran dengan acuan dan lembar validasi. Pada format kesesuaian desain pembelajaran dengan acuan berisi kesesuaian antara desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode yang telah dibuat dengan parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai. Lembar validasi berisi item-item yang akan divalidasi oleh tujuh validator.

13.Pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai

Desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode dituangkan dalam bentuk RPP bermuatan nilai. Dalam RPP bermuatan nilai mencakup tujuan pembelajaran bermuatan nilai, materi pembelajaran bermuatan nilai, strategi pembelajaran bermuatan nilai, dan lembar evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. Perangkat RPP bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode yang berperan sebagai media pembelajaran adalah LKS Pola 5M. Pembuatan LKS pola 5M disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran.

14.Validasi

Validasi dilakukan oleh 7 validator. Hal-hal yang divalidasi meliputi tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

15.Analisis data dan pembahasan hasil penelitian

Data diperoleh dari hasil validasi kemudian dianalisis melalui CVR untuk mengetahui validitas dari setiap item yang divalidasi. Pembahasan hasil penelitian dijabarkan dalam bentuk deskriptif.


(19)

F. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian diperoleh dari hasil keseluruhan validasi yang mencakup validasi tujuan pembelajaran bermuatan nilai, validasi materi pembelajaran bermuatan nilai, validasi strategi pembelajaran bermuatan nilai, dan validasi evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. Proses validasi dilakukan oleh tujuh validator yang terdiri atas empat dosen dan tiga guru berpengalaman.

G. Analisis Data

Data yang diperoleh pada saat penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki makna. Agar data yang diperoleh bermakna dan dapat memberikan gambaran mengenai permasalahan dan tujuan penelitian, maka data tersebut dianalisis lebih lanjut. Teknik-teknik pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah pada lembar validasi. Kolom kriteria pada lembar validasi terdiri atas “Ya” dan “Tidak”.

Tabel 3.5 Kriteria Validasi

Kriteria Skor

Ya 1

Tidak 0

Pemberian skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Setelah semua item mendapat skor kemudian skor tersebut diolah.

1. Menghitung nilai CVR (rasio validitas konten)

CVR

ne : jumlah responden yang menyatakan Ya N : total respon

Ketentuan :

 Saat jumlah responden yang menyatakan Ya kurang dari ½ total reponden maka nilai CVR = -

 Saat jumlah responden yang menyatakan Ya ½ dari total responden maka nilai CVR = 0


(20)

43

 Saat seluruh responden menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur menjadi 0.99 disesuaikan dengan jumlah responden).

 Saat jumlah responden yang menyatakan Ya lebih dari ½ total reponden maka nilai CVR = 0-0,99.

2. Menghitung nilai CVI ( indek validitas konten)

Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk sub pertanyaan yang dijawab “Ya”.


(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode adalah keseluruhan komponennya menekankan pada aspek afektif. Komponen-konponen tersebut diantaranya tujuan pembelajaran yang meliputi aspek afektif yang dirumuskan sebanyak 16 tujuan, materi pembelajaran yang bermuatan nilai, strategi pembelajaran yang bermuatan nilai, dan evaluasi pembelajaran yang bermuatan nilai. Nilai-nilai yang dapat ditanamkan pada siswa dari subtopik golongan dan periode adalah religius, disiplin, kerja keras, peduli sosial, dan tanggung jawab.

B. Saran

Sebagai akhir dari skripsi ini disampaikan saran dengan harapan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan penelitian lain di masa yang akan datang. Adapun saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian diantaranya:

1. Dalam penentuan nilai untuk analogi dari teks dasar baiknya dilakukan secara lebih obyektif.

2. Perlu dikembangkan lebih lanjut mengenai desain pembelajaran bermuatan nilai pada berbagai materi pembelajaran. Dengan penanaman nilai yang berkesinambungan kepada siswa merupakan cara terbaik untuk menjamin siswa memiliki kepribadian yang baik dalam kehidupannya.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Z dan Mahmood, N. (2010). “Effects of Cooperative Learning vs. Traditional Instruction on Prospective Teachers’ Learning Experience and Achievement”. Journal of Faculty of Educational Sciences. 43, (1), 154-164.

Allport, G.W. (1964). Pattern and Growth in Personality. New York : Holt, Rinehart and Winston.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Brady, J.E. (1999). Kimia Universitas : Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara.

Depdiknas. (2003). Kurikulum dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Kimia SMP dam MTs. Jakarta : Puskur-Balitbang, Depdiknas.

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dickdan Carey. (2009). The Systematic Design of Instruction, Sixth Edition. New York : Pearson.

Frankel, J.R. (1977). How to Teach About Values: an Analytic Approach. New Jersey : Prentice-Hall, Inc.

Gronlund, N.E. dan Linn, R.L. (1990). Measurement and Evvaluation in Teaching. NewYork: Macmillan Publishing.

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.

HAM, M. (2010). Media Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung.


(23)

HAM, M. (2011). Handout Perkuliahan Perencanaan Pembelajaran Kimia. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung.

Handi, S. (2012). Akibat Tidak Disiplin. [Online]. Tersedia:

http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/16/akibat-tidak-disiplin 511563.html. [ 27 Mei 2013].

Kaswardi, E.K. (1993). Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kemdiknas. (2010). Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat PSMP Kemdiknas.

. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta : Puskur-Balitbang, Kemdiknas.

Kemendikbud. (2013). Lampiran IV Permendikbud No. 81 A Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

. (2013). Permendikbud No. 54 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

. (2013). Permendikbud No. 64 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

. (2013). Permendikbud No. 65 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

. (2013). Permendikbud No. 66 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


(24)

Lawshe. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Journal of Phersonnel Psychologi, 28, 563-575.

Lickona, T. (2012). Educating for Character : Bagaimana Sekolah Dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Tanggung Jawab. Bandung : Bumi Aksara

Mardiatmadja. (1986). Tantangan Dunia Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.

Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Bogor: Indonesia Heritage Foundation.

Mulyana, R. (2011). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta.

Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Munthe. (2010). Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Intan Mandiri.

Nazir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Saghafi dan Shatalebi. (2012). “Analyzing The Role of Teachers in The Nature Character Education of Students from The Attitudes of Them”. Arabian Journal of Business and Management Review. 1, (7), 54-59.

Salirawati, D. (2010). “Optimalisasi Pendidikan Nilai/Karakter Dalam Pendidikan Kimia Masa Depan”. Makalah Pada Seminar Pendidikan Nasional, Yogyakarta.

Sanapiah, F. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.

Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(25)

Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sauri, S. (2012). “Revitalisasi Pendidikan Sains dalam Pembentukan Karakter Anak Bangsa untuk Menghadapi Tantangan Global”. Makalah UPI, Bandung.

Seligman, et al. (2004). Character strengths and virtues: A Handbook and Classification.. Oxford: Oxford University Press.

Septiarum, L. (2013). Dibiarkan Menyontek, Anak menjadi Kecanduan. [Online]. Tersedia:

http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/03/dibiarkan-menyontek-anak-menjadi-kecanduan-606220.html. [27 Mei 2013]

Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning. USA : Allyn and Bacon.

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Sunarya, Y dan Agus, S. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas X SMA dan MA . Jakarta : Depdiknas.

Sunyono. (2008). “Development of Student Worksheet Base on Environmnet to Sains Material of Junior High School in Class VII on Semester I”.

Processing of The 2nd International Seminar of Science Education-UPI. Bandung.

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teory & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tobing, N L. (2010). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Jigsaw Menggunakan Media Komputer Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Sistem Periodik Unsur pada Siswa Kelas X SMA. Tesis pada Program Pascasarjana UNIMED : tidak diterbitkan.


(26)

Trisnahada. (2011). Pengembangan Strategi Penanaman Nilai Kejujuran dalam Upaya membina Disiplin dan Kemandirian Siswa Melalui Pembelajaran IPA di Sekolah. Disertasi pada Program Studi Pendidikan Umum UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Ullrich, C. (2008) Pedagogicaly Founded Coursware forWpringer-eb Based Learning. Germany : Springer-verlag Berlin Heidelberg.

Umar, S. (2011). Implementasi Model Pengembangan Nilai-Nilai Demokrasi Melalui Pembelajaran Kooperatif Bagi Upaya Penumbuhan Sikap Warga Negara yang Demokratis. Disertasi pada Program Studi Pendidikan Umum UPI Bandung : tidak diterbitkan.

UNESCO. (1993). Strategies and Methods for Teaching Values in the Context of Science and Technology. Bangkok : Principal Regional Office for Asia and the Pasific.

Wahyuningsih, et al. (2012). “Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Eksperimen Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar”.

Unnes Physics Education Journal. 1, 1-6.

Widjayanti, E. et al. (2008). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX [Online]. Tersedia : http://staff.uny.acc.id/sites/default/files/paper-Dwijawacanaok

[27 Mei 2013].

Wilson, F.R., Pan, W., & Schumsky, D.A. (2012). Recalculation of the Critical Values for Lawshe’s ContentValidity Ratio. Chemical Education Research and Practice , XX(X) 1–14.

Yusuf, A. (2012). Studi Kasus Penerapan Model Konseling Client Centered Untuk Mengatasi Siswa Yang Sering Menyontek Pada Siswa Kelas X Sma Islam Sultan Agung 2 Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMK : tidak diterbitkan.


(1)

75 Ismi Nurlatifah, 2014

DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK GOLONGAN DAN PERIODE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik golongan dan periode adalah keseluruhan komponennya menekankan pada aspek afektif. Komponen-konponen tersebut diantaranya tujuan pembelajaran yang meliputi aspek afektif yang dirumuskan sebanyak 16 tujuan, materi pembelajaran yang bermuatan nilai, strategi pembelajaran yang bermuatan nilai, dan evaluasi pembelajaran yang bermuatan nilai. Nilai-nilai yang dapat ditanamkan pada siswa dari subtopik golongan dan periode adalah religius, disiplin, kerja keras, peduli sosial, dan tanggung jawab.

B. Saran

Sebagai akhir dari skripsi ini disampaikan saran dengan harapan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan penelitian lain di masa yang akan datang. Adapun saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian diantaranya:

1. Dalam penentuan nilai untuk analogi dari teks dasar baiknya dilakukan secara lebih obyektif.

2. Perlu dikembangkan lebih lanjut mengenai desain pembelajaran bermuatan nilai pada berbagai materi pembelajaran. Dengan penanaman nilai yang berkesinambungan kepada siswa merupakan cara terbaik untuk menjamin siswa memiliki kepribadian yang baik dalam kehidupannya.


(2)

Ahmad, Z dan Mahmood, N. (2010). “Effects of Cooperative Learning vs. Traditional Instruction on Prospective Teachers’ Learning Experience

and Achievement”. Journal of Faculty of Educational Sciences. 43, (1),

154-164.

Allport, G.W. (1964). Pattern and Growth in Personality. New York : Holt, Rinehart and Winston.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Brady, J.E. (1999). Kimia Universitas : Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara.

Depdiknas. (2003). Kurikulum dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Kimia SMP dam MTs. Jakarta : Puskur-Balitbang, Depdiknas.

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dick dan Carey. (2009). The Systematic Design of Instruction, Sixth Edition. New York : Pearson.

Frankel, J.R. (1977). How to Teach About Values: an Analytic Approach. New Jersey : Prentice-Hall, Inc.

Gronlund, N.E. dan Linn, R.L. (1990). Measurement and Evvaluation in Teaching. NewYork: Macmillan Publishing.

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.

HAM, M. (2010). Media Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung.


(3)

77

HAM, M. (2011). Handout Perkuliahan Perencanaan Pembelajaran Kimia. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung.

Handi, S. (2012). Akibat Tidak Disiplin. [Online]. Tersedia: http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/16/akibat-tidak-disiplin

511563.html. [ 27 Mei 2013].

Kaswardi, E.K. (1993). Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kemdiknas. (2010). Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat PSMP Kemdiknas.

. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta : Puskur-Balitbang, Kemdiknas.

Kemendikbud. (2013). Lampiran IV Permendikbud No. 81 A Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

. (2013). Permendikbud No. 54 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

. (2013). Permendikbud No. 64 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

. (2013). Permendikbud No. 65 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

. (2013). Permendikbud No. 66 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


(4)

Lawshe. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Journal of Phersonnel Psychologi, 28, 563-575.

Lickona, T. (2012). Educating for Character : Bagaimana Sekolah Dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Tanggung Jawab. Bandung : Bumi Aksara

Mardiatmadja. (1986). Tantangan Dunia Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.

Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Bogor: Indonesia Heritage Foundation.

Mulyana, R. (2011). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta.

Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Munthe. (2010). Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Intan Mandiri.

Nazir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Saghafi dan Shatalebi. (2012). “Analyzing The Role of Teachers in The Nature Character Education of Students from The Attitudes of Them”. Arabian Journal of Business and Management Review. 1, (7), 54-59.

Salirawati, D. (2010). “Optimalisasi Pendidikan Nilai/Karakter Dalam Pendidikan Kimia Masa Depan”. Makalah Pada Seminar Pendidikan Nasional, Yogyakarta.

Sanapiah, F. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.

Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(5)

79

Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sauri, S. (2012). “Revitalisasi Pendidikan Sains dalam Pembentukan Karakter Anak Bangsa untuk Menghadapi Tantangan Global”. Makalah UPI, Bandung.

Seligman, et al. (2004). Character strengths and virtues: A Handbook and Classification.. Oxford: Oxford University Press.

Septiarum, L. (2013). Dibiarkan Menyontek, Anak menjadi Kecanduan. [Online]. Tersedia:

http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/03/dibiarkan-menyontek-anak-menjadi-kecanduan-606220.html. [27 Mei 2013]

Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning. USA : Allyn and Bacon.

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Sunarya, Y dan Agus, S. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas X SMA dan MA . Jakarta : Depdiknas.

Sunyono. (2008). “Development of Student Worksheet Base on Environmnet to Sains Material of Junior High School in Class VII on Semester I”. Processing of The 2nd International Seminar of Science Education-UPI. Bandung.

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teory & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tobing, N L. (2010). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Jigsaw Menggunakan Media Komputer Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Sistem Periodik Unsur pada Siswa Kelas X SMA. Tesis pada Program Pascasarjana UNIMED : tidak diterbitkan.


(6)

Trisnahada. (2011). Pengembangan Strategi Penanaman Nilai Kejujuran dalam Upaya membina Disiplin dan Kemandirian Siswa Melalui Pembelajaran IPA di Sekolah. Disertasi pada Program Studi Pendidikan Umum UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Ullrich, C. (2008) Pedagogicaly Founded Coursware forWpringer-eb Based Learning. Germany : Springer-verlag Berlin Heidelberg.

Umar, S. (2011). Implementasi Model Pengembangan Nilai-Nilai Demokrasi Melalui Pembelajaran Kooperatif Bagi Upaya Penumbuhan Sikap Warga Negara yang Demokratis. Disertasi pada Program Studi Pendidikan Umum UPI Bandung : tidak diterbitkan.

UNESCO. (1993). Strategies and Methods for Teaching Values in the Context of Science and Technology. Bangkok : Principal Regional Office for Asia and the Pasific.

Wahyuningsih, et al. (2012). “Penerapan Model Kooperatif Group Investigation

Eksperimen Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar”.

Unnes Physics Education Journal. 1, 1-6.

Widjayanti, E. et al. (2008). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX [Online]. Tersedia : http://staff.uny.acc.id/sites/default/files/paper-Dwijawacanaok [27 Mei 2013].

Wilson, F.R., Pan, W., & Schumsky, D.A. (2012). Recalculation of the Critical

Values for Lawshe’s ContentValidity Ratio. Chemical Education Research

and Practice , XX(X) 1–14.

Yusuf, A. (2012). Studi Kasus Penerapan Model Konseling Client Centered Untuk Mengatasi Siswa Yang Sering Menyontek Pada Siswa Kelas X Sma Islam Sultan Agung 2 Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMK : tidak diterbitkan.