DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR.
SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh:
Susi Pupu Marpu’ah
0900388
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA
BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK
SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR
Oleh Susi Pupu Marpu’ah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Susi Pupu Marpu’ah 4 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
SUSI PUPU MARPU’AH
DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR
Oleh: 0900388
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Dr. Wawan Wahyu, S.Pd, M.Pd. NIP. 197111201998021001
Pembimbing II
Dra. Gebi Dwiyanti, M.Si. NIP. 195612061983032002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
Dr. rer. nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si. NIP. 1966112111991031002
(4)
DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR
Susi Pupu Marpu’ah, Wawan Wahyu, Gebi Dwiyanti Universitas Pendidikan Indonesia
Abstrak
Penelitian ini berjudul desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur. Peelitian ini bertujuan untuk membuat desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur yang dituangkan dalam bentuk RPP dan perangkatnya yang berupa LKS. Metode penelitiannya adalah deskriptif dan obyek penelitiannya adalah desain pembelajaran bermuatan nilai.Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi.Instrumen tersebut divalidasi oleh tujuh orang validator. Hasil penelitian dinyatakan valid dengan nilai CVR melebihi nilai CVR minimum (0,612) untuk tujuh validator. Desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai menekankan pada tujuan aspek afektif. Desain materi pembelajaran bermuatan nilai terlihat dari adanya materi pembelajaran yang disisipi nilai berdasarkan teks dasar. Berdasarkan hasil validasi diketahui nilai-nilai yang dapat ditanamkan dari materi sifat-sifat keperiodikan unsur adalah: religius, bersahabat/komunikatif, kerja keras, jujur, toleransi, kreatif, disiplin, dan peduli sosial. Desain strategi pembelajaran bermuatan nilai terlihat dari dipilihnya strategi pembelajaran yang dapat menanamkan nilai-nilai (model pembelajaran kooperatif-inkuiri, metode diskusi dan ceramah, pendekatan scientific, dan media pembelajaran LKS). Desain evaluasi pembelajaran terlihat dari adanya lembar penilaian yang dapat mengevaluasi nilai-nilai yang sudah ditanamkan pada siswa yakni lembar observasi aspek afektif dan psikomotorik, lembar penilaian diri, dan lembar penilaian teman sejawat.
Kata kunci :desain pembelajaran, nilai, sifat-sifat keperiodikan unsur .
Abstract
This research entitledcreate a value-laden lesson design in the subject of the periodicityproperties ofelements. This research is aimed to create a value-laden lesson design in the subject of the periodicityproperties ofelementswhich is presented in the form of lesson plan and its supplement in the form of worksheets. The researh method conducted was descriptiveandthe objectof research isvalue-ladenlesson design. The instrument usedwasa validationsheet. Theinstrumentis validatedby aseven validators. The results
ofthe researchdeclared validbythe CVRvalueexceedsthe
(5)
designemphasizeto affectivelesson objectives. Value-laden lesson design is realized with the existence of learning materials which are inserted with moral values based on the basic texts.Based onthe results ofthe validationare knownvalueswhich can be inserted into the subject of theperiodicityproperties ofelements are: religious, friends/communicative, hard working, honest, tolerant, creative, discipline, andsocialcaring.Value-laden learning strategies design is realized with the choosing of learning strategies which give moral values to the students (cooperative-inquiry learning models, discussion learning methods, scientific approaches, and worksheets as learning media). Value-laden evaluation design is realized by the existence of rating sheets which evaluate the values that can be taught to students in the form of affective score observation sheets, self assesment sheets, and peer assesment sheets.
(6)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Desain Pembelajaran ... 10
B. Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 25
C. Content Validity Ratio (CVR) ... 40
D. Tinjauan Materi ... 41
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Obyek Penelitian ... 45
B. Metode Penelitian ... 45
C. Definisi Operasional ... 46
D. Instrumen Penelitian ... 46
E. Alur Penelitian ... 47
(7)
G. Analisis Data ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Desain Tujuan Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 54
B. Desain Materi Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 65
C. Desain Strategi Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 72
D. Desain Evaluasi Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 86
B. Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 88
LAMPIRAN ... 94
(8)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Wajah pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah jauh dari yang diharapkan. Kondisi krisis dan dekadensi moral ini menandakan bahwa seluruh pengetahuan agama dan moral yang didapat di bangku sekolah tidak berdampak terhadap perubahan perilaku siswa (Zubaedi, 2011). Dengan kata lain, terjadinya dekadensi moral tersebut menunjukan bahwa fungsi dari sistem pendidikan belum tercapai. Salah satu fungsi dari sistem pendidikan adalah transfer nilai. Transfer nilai dapat dilakukan dengan cara pendidikan moral. Salah satu pendekatan dalam pendidikan moral adalah pendidikan karakter atau pendidikan nilai (Saghafi dan Shatalebi, 2012).
Situasi dan kondisi karakter bangsa yang memprihatinkan telah mendorong pemerintah untuk mengambil inisiatif dengan memprioritaskan pembangunan karakter bangsa. Pembangunan karakter bangsa dijadikan arus utama pembangunan nasional. Hal tersebut direalisasikan oleh pemerintah dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan yang dapat mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan
instructional effect. Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan dalam seluruh mata pelajaran. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan
(9)
tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. (Kemendikbud, 2013).
Adanya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013, menunjukan bahwa pendidikan nilai tidak hanya menjadi tanggung jawab mata pelajaran tertentu, tetapi menjadi tanggung jawab semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran kimia di Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal tersebut sesuai dengan Lickona (2012) yang menyatakan bahwa tidak ada satu hal pun yang dapat dianggap sebagai pendidikan tanpa nilai. Apapun yang dilakukan sekolah dan para guru tentunya harus menyisipkan makna nilai di dalamnya. Dengan kata lain pendidikan nilai merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran. (Kementrian Pendidikan Nasional, 2011). Pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada diri siswa yang bertujuan untuk membantu siswa agar memahami, menyadari, dan mengalami nilai-nilai serta mampu menempatkannya secara integral dalam kehidupan (Mulyana, 2011).
Salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)/sains adalah ilmu kimia. Pada dasarnya tujuan pembelajaran IPA selain untuk memahami konsep-konsep IPA dan keterkaiatan antara satu dengan yang lainnya, juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan proses untuk memperoleh konsep-konsep IPA dan menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah (Sauri, 2012). Akan tetapi, kenyataannya di lapangan menunjukan bahwa proses pembelajaran kimia bermuatan nilai cenderung dilupakan dan diabaikan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Salirawati (2010) bahwa kimia sebagai salah satu mata pelajaran di SMA/MA selama ini diajarkan sebagai ilmu murni yang seolah-olah tidak ada muatan penanaman nilai. Padahal menurut Rustaman (Sauri, 2012), tujuan pembelajaran sains (IPA) tidak hanya berorientasi pada konsep akan tetapi juga berorientasi pada aspek-aspek nilai dan sikap ilmiah.
(10)
3
Terabaikannya pembelajaran kimia bermuatan nilai berdampak pada sikap dan kepribadian siswa. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan Anas (2012), yang menyatakan bahwa etika dan perilaku anak-anak pada saat ini tidak lagi manis dan terpuji. Salah satu contoh sikap dan perilaku yang tidak terpuji tersebut adalah mencontek dan tidak disiplin. Saat ini banyak ditemukan kasus siswa yang mencontek dan tidak disiplin. Mencontek merupakan salah satu wujud ketidakjujuran. Menurut Septiarum (2013) awal dari timbulnya mencontek adalah rendahnya rasa percaya diri. Rasa percaya diri berpengaruh terhadap sikap disiplin (Handi, 2012).
Adanya permasalahan yang timbul menunjukkan adanya kesenjangan antara kenyataan yang terjadi di lapangan dengan tuntutan kurikulum. Oleh sebab itu, untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan berbagai upaya. Upaya tersebut dapat dimulai dengan melakukan perubahan paradigma pendidikan yang tadinya lebih cenderung berorientasi pada pendidikan berbasis hard skill
(keterampilan teknis) yang bersifat mengembangkan intelligence quotient (IQ), menjadi pendidikan bermuatan soft skill (interaksi sosial), dengan penanaman nilai-nilai sebagai wujud terlaksananya pendidikan nilai. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Trisnahada (2011) yang menunjukkan adanya perubahan sikap yang diperlihatkan pada mata pelajaran IPA melalui dikembangkannya strategi penanaman nilai-nilai kejujuran.
Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa, artinya sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran. Proses kegiatan belajar adalah langkah-langkah atau tahapan yang dilalui guru dan siswa dalam pembelajaran (Isjoni, 2010). Guru perlu merencanakan apa yang harus dilakukan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Perencanaan tujuan pembelajaran yang dimaksud mencakup tujuan pembelajaran aspek kognitif, afekif, dan psikomotorik. Proses perencanaan pembelajaran atau suatu desain pembelajaran memerlukan suatu pemikiran yang matang, sehingga akan berfungsi sebagai pedoman dalam mencapai tujuan pendidikan (Sanjaya, 2011). Proses perencanaan pembelajaran yang dimaksud adalah perencanaan penanaman nilai-nilai kepada siswa, sehingga
(11)
desain pembelajaran yang dimaksud adalah desain pembelajaran kimia bermuatan nilai. Penanaman nilai-nilai dalam pembelajaran kimia yang terjadi secara berulang-ulang diharapkan dapat membentuk karakter dari siswa. Megawangi (2008) menyatakan bahwa membangun karakter memerlukan proses yang simultan dan berkesinambungan yang melibatkan segala aspek yaitu knowing the good, loving the good, dan acting the good. Selain itu, reasoning the good diperlukan agar anak tahu mengapa dia harus berbuat baik. Jika anak terbiasa melakukan knowing, reasoning, feeling dan acting the good lama kelamaan akan terbentuk karakter yang baik.
Langkah-langkah desain pembelajaran bermuatan nilai diramu dalam desain pembelajaran yang tentunya tidak terlepas dari perencanaan pembelajaran atau yang dalam kenyataannya diwujudkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bermuatan nilai. Salah satu unsur yang penting dalam perencanaan pembelajaran adalah menetapkan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan aspek kognitif, afekif, dan psikomotorik. Strategi pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk di dalamnya penggunaan metode dan model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan agar tujuan aspek afekif dan psikomotorik dapat tercapai adalah model pembelajaran kooperatif. Hal itu sesuai dengan pendapat Lickona (Zubaedi, 2011), yang menyatakan bahwa pendidikan karakter atau pendidikan nilai amat cocok disajikan dengan format pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Menurut Suyadi (2013) Cooperative learning
merupakan strategi pembelajaran kelompok yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Hasil penelitian Umar (2011) menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif sangat efektif dalam mengembangkan nilai-nilai demokrasi. Penjabaran dari nilai demokrasi adalah kebebasan mengemukakan pendapat, bertanya, dan menghargai pendapat temannya; saling bekerja sama; terjadinya dialog, rembug, dan musyawarah; terciptanya rasa persaudaraan dalam keberagaman; dan bersikap toleran bersama teman atau orang lain.
(12)
5
Berdasarkan Permendikbud No.81 A Tahun 2013, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu, mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Agar proses pembelajaran yang terdiri dari lima pengalaman belajar pokok dapat diterapkan, maka model pembelajaran kooperatif yang digunakan perlu dipadukan dengan pembelajaran inkuiri. Perpaduan kedua model tersebut selanjutnya dinamakan model pembelajaran kooperatif-inkuiri. Perpaduan model pembelajaran tersebut dimaksudkan agar tujuan aspek kognitif, afekif, dan psikomotorik dapat tercapai secara optimal. Menurut Suyadi (2013), secara implisit, pembelajaran inkuiri merupakan manifestasi dari rasa ingin tahu. Sedangkan rasa ingin tahu itu sendiri adalah salah satu dari nilai karakter yang dirumuskan Kemendikbud. Dengan demikian, secara tidak langsung pembelajaran inkuiri telah memuat nilai dari salah satu nilai karakter. Selain itu, pembelajaran inkuiri masih dapat memuat lebih banyak lagi nilai-nilai karakter, seperti gemar membaca, bekerja keras, disiplin, dan sebagainya.
Ahmad dan Mahmood (2010) menyatakan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif-inkuiri dapat menjadikan siswa terlibat lebih aktif pada saat pembelajaran jika dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Melalui model pembelajaran tersebut dapat memfasilitasi guru dalam membimbing siswa untuk merencanakan, melakukan penyelidikan ilmiah, menyusun hipotesis penelitian, berdiskusi kelompok, serta mengkomunikasikan hasil penelitian kepada teman-temannya.
Materi yang dipilih untuk membuat desain pembelajaran bermuatan nilai adalah Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur. Hal tersebut dikarenakan menurut Juniastri (2013), materi ini merupakan salah satu konsep dasar dalam mempelajari konsep-konsep lain seperti ikatan kimia. Selain itu, menurut Tobing (2010) materi Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur adalah salah satu materi kimia yang dalam penyampaiannya masih diberikan melalui ceramah (bahasa verbal) dan cenderung bersifat hafalan sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung kurang bisa mengembangkan keterampilan sosial siswa seperti mengembangkan keberanian untuk mengemukakan pendapat. Selain itu, penggunaan metode ceramah tidak
(13)
dapat merangsang rasa ingin tahu siswa secara optimal, dan tidak dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir kreatif dalam memecahkan masalah. Dengan demikian penggunaan metode ceramah dalam penanaman konsep materi Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur menjadikan nilai-nilai yang seharusnya bisa ditanamkan pada diri siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung menjadi tidak tertanam secara optimal.
Berdasarkan beberapa permasalahan di atas, maka penulis melakukan penelitian mengenai “Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai pada Subtopik Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur”.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang muncul adalah kimia sebagai salah satu bagian dari sains/Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan merupakan salah satu mata pelajaran di SMA/MA, selama ini diajarkan sebagai ilmu murni yang mengabaikan muatan penanaman nilai. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu desain pembelajaran kimia bermuatan nilai. Rancangan desain tersebut dilakukan sebagai wujud pengintegrasian pendidikan nilai ke dalam mata pelajaran kimia.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah utama yaitu:
“Bagaimanakah desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik
Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur?”
Adapun sub rumusan masalah dalam penelitian yang dilakukan adalah: 1. Bagaimana desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik
Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur?
2. Bagaimana desain materi pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur?
3. Bagaimana desain strategi pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur?
4. Bagaimana desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur?
(14)
7
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain pembelajaran kimia bermuatan nilai yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bermuatan nilai dengan perangkat RPP berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) pada subtopik Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pihak-pihak dalam dunia pendidikan, diantaranya:
1. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif bahan ajar pada subtopik Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur. Serta dapat memberi wawasan bagi guru akan pentingnya penanaman nilai-nilai kepada siswa.
2. Bagi LPTK (Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan)
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di LPTK terkait.
3. Bagi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia
Dapat memberikan wawasan pengetahuan serta pemahaman tentang model pembelajaran kooperatif inkuiri.
Dapat memeberikan wawasan tentang pentingnya penerapan pendidikan nilai.
4. Bagi Peneliti
Dapat menjadi reverensi untuk penelitian selanjutnya.
Sebagai calon guru bisa menggunakan hasil penelitian ini pada masa yang akan datang untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Berikut ini secara terperinci dijabarkan mengenai urutan penulisan dari setiap bab dan bagian sub bab yang terdapat dalam skripsi ini. Penulisan skripsi ini dibagi ke dalam lima bab, yaitu Bab I Pendahuluan; Bab II Kajian Pustaka;
(15)
Bab III Metode penelitian; Bab IV Hasil dan Pembahasan; serta Bab V Kesimpulan dan Saran.
Bab I terdiri atas lima bagian sub bab, meliputi Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi. Pada latar belakang penelitian dipaparkan mengenai proses pembelajaran bermuatan nilai yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti pada sub bab identifikasi dan perumusan masalah. Pada sub bab identifikasi dan perumusan masalah, dijabarkan tentang permasalahan yang teriidentifikasi dari latar belakang yang telah diuraikan, selanjutnya masalah yang teridentifikasi tersebut dinyatakan dalam bentuk rumusan masalah utama dan sub rumusan masalah. Pada sub bab tujuan penelitian dijelaskan tentang tujuan dilakukannya penelitian. Pada sub bab manfaat penelitian dijelaskan secara terperinci manfaat yang akan diperoleh dari penelitian yang dilakukan baik bagi guru, LPTK, mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, maupun bagi peneliti. Sub bab struktur organisasi berisi penjelasan secara rinci mengenai bagian bab dan sub bab dalam penulisan skripsi ini, sehingga keterhubungan satu sama lain menjadi jelas.
Bab II terdiri atas empat bagian sub bab, meliputi Desain Pembelajaran, Pembelajaran Bermuatan Nilai, Content Validity Ratio (CVR), dan Tinjauan Materi. Pada sub bab Desain Pembelajaran dijabarkan secara terperinci mengenai desain tujuan pembelajaran, desain materi pembelajaran, desain strategi pembelajaran, desain evaluasi pembelajaran, serta Hubungan Desain Pembelajaran dengan Perencanaan Pembelajaran yang membahas tentang langkah-langkah desain pembelajaran dan dituangkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat pendukungnya. Pada sub bab
Pembelajaran Bermuatan Nilai dijabarkan secara lebih rinci mengenai Konsep Dasar Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif Inkuiri. Pada sub bab Konsep Dasar Nilai dijabarkan pengertian nilai, pendidikan nilai, dan nilai-nilai yang dapat ditanamkan saat proses pembelajaran; Pada sub bab Model Pembelajaran Kooperatif-Inkuiri dijabarkan secara terperinci mengenai sintaks model pembelajaran kooperatif-inkuiri. Pada sub bab Content Validity Ratio dijabarkan
(16)
9
mengenai kriteria CVR dan nilai minimum CVR. Pada sub bab Tinjauan materi
dijabarkan lebih rinci mengenai sifat-sifat keperiodikan unsur.
Bab III terdiri atas tujuh sub bab, meliputi Lokasi dan Obyek Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penilaian, Alur Penelitian, Pengumpulan Data, dan Analisis Data.
Bab IV terdiri atas empat sub bab, yaitu sub bab Desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai, yang membahas proses dan hasil dari Desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur; Pada sub bab Desain materi pembelajaran bermuatan nilai, membahas proses dan hasil dari Desain materi pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur; Pada sub bab Desain strategi pembelajaran bermuatan nilai, membahas proses dan hasil dari Desain strategi pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur; Pada sub bab Desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai, membahas proses dan hasil dari Desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur ;
Bab V terdiri atas dua sub bab, meliputi Kesimpulan dan Saran. Pada sub bab kesimpulan dijabarkan mengenai karakteristik desain pembelajaran bermuatan nilai yang meliputi desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai, desain materi ajar bermuatan nilai, desain strategi pembelajaran bermuatan nilai, dan desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai, serta kesimpulan mengenai nilai-nilai apa saja yang dapat ditanamkan pada siswa dari subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur. Pada sub bab saran memuat saran yang didasarkan pada hasil penelitian.
(17)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur yang dituangkan dalam bentuk RPP bermuatan nilai beserta perangkat pendukung RPP yaitu LKS. Dalam penelitian ini, yang menjadi validator untuk memvalidasi desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur adalah lima orang dosen ahli dari Jurusan Pendidikan Kimia UPI dan dua orang guru kimia profesional dari beberapa SMA di kabupaten Ciamis. Proses validasi desain pembelajaran dilakukan di jurusan pendidikan kimia UPI dan SMA di Kabupaten Ciamis.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripif. Dalam metode deskriptif prosedurnya adalah untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang berlangsung pada saat ini atau di masa lampau. Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja atau keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya (Wersma dan Stephen, 2009). Sedangkan menurut Sukmadinata (2010) penelitian deskriptif merupakan suatu bentuk penelitian yang paling dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada.
Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan kondisi apa adanya. Penelitian deskriptif meliputi penelitian yang diarahkan pada penelitian kualitatif atau kuantitatif (Hartoto, 2009). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2006). Penelitian deskriptif ini menggambarkan dan menginterpretasikan
(18)
46
arti data-data yang telah terkumpul, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya.
Penelitian ini menggambarkan desain pembelajaran bermuatan nilai yang terdiri dari desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai, desain materi pembelajaran bermuatan nilai, desain strategi pembelajaran bermuatan nilai, dan desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. Desain pembelajaran bermuatan nilai tersebut digambarkan secara sistematis. Validitas dari setiap desain diperoleh berdasarkan hasil validasi yang dilakukan.
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan pada penelitian ini, perlu dikemukakan definisi operasional sebagai berikut:
1. Desain pembelajaran dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan bahan-bahan pembelajaran beserta aktivitas yang harus dilakukan, perencanaan sumber-sumber pembelajaran yang dapat digunakan serta perencanaan evaluasi keberhasilan (Sanjaya, 2012).
2. Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya (Sanjaya, 2012)
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi. Lembar validasi berfungsi untuk mengetahui validitas dari setiap item yang divalidasi. Validitas dapat terlihat dari nilai CVR yang diperoleh. Lembar validasi pada penelitian ini terdiri dari empat bagian yaitu, lembar validasi desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai, lembar validasi materi pembelajaran bermuatan nilai, lembar validasi strategi pembelajaran bermuatan nilai yang didalamnya mencakup lembar validasi LKS Pola 5M, dan lembar validasi evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. Instrumen tersebut dapat dilihat pada Lampiran A.3a-A.3d halaman 103-111 .
(19)
E. Alur Penelitian
Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya suatu skema langkah penelitian sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan. Pada penelitian ini dibuat suatu alur penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 3.1.
(20)
48
Membuat Instrumen (Lembar Validasi )
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Revisi Tidak Valid
Valid
Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan nilai Hasil Validasi Menganalisis Data
Membuat Desain Pembelajaran Bermuatan nilai (Hipotetik) berupa RPP dan Perangkatnya
(LKS) Mengkaji Kurikulum
Mengkaji Standar Isi (Permendikbud No. 64/2013) Mengkaji Standar Proses (Permendikbud No. 65/2013) Mengkaji Standar Kompetensi Lulusan (Permendikbud No. 54/2013)
Mengkaji Standar Penilaian (Permendikbud No.
66/2013)
Mengkaji Materi Pembelajaran (Sifat Keperiodikan Unsur)
Mengkaji Strategi Pembelajaran
n Mengkaji Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Membuat Indikator Ketercapaian Kompetensi Menganalisis Model, Pendekatan, Metode, dan Media Pembelajaran Membuat Materi Pembelajaran Bermuatan nilai Membuat Tujuan
Pembelajaran
Aspek afektif
Aspek kognitif
Aspek psikomotorik
Mengkaji Penilaian Pembelajaran
Membuat Lembar Penilaian
Aspek afektif (observasi, self dan
peer assessment)
Aspek kognitif
Aspek psikomotorik
Membuat Desain Materi Pembelajaran
Bermuatan nilai Membuat Desain Tujuan
Pembelajaran Bermuatan nilai Membuat Desain Evaluasi Pembelajaran Bermuatan nilai Membuat Desain Strategi Pembelajaran Bermuatan nilai Membuat Acuan
Pembuatan Desain Tujuan Pembelajaran Bermuatan Membuat Acuan Pembuatan Desain Materi Pembelajaran Bermuatan Nilai Membuat Acuan Pembuatan Desain Evaluasi Pembelajaran Bermuatan Nilai Membuat Acuan Pembuatan Desain Strategi Pembelajaran Bermuatan Nilai
Validasi
Mengkaji Pustaka Pendukung
(21)
Berdasarkan alur penelitian pada Gambar 3.1, langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian adalah:
1. Studi pustaka mengenai kurikulum 2013
Menelaah kurikulum 2013 yang meliputi pengkajian empat Standar Nasional Pendidikan. Keempat standar tersebut diantaranya Standar Kompetensi Lulusan yang terdapat pada Permendikbud No.54 Tahun 2013, Standar Isi yang terdapat pada Permedikbud No.64 Tahun 2013, Standar Proses yang terdapat pada Permendikbud No.65 Tahun 2013, dan Standar Penilaian yang terdapat pada Permendikbud No.66 Tahun 2013.
2. Studi pustaka tentang Standar Kompetensi Lulusan
Menelaah Standar Kompetensi Lulusan yang berkaitan dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi Lulusan merupakan acuan utama bagi Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.
3. Studi Pustaka tentang Standar Isi
Menelaah Standar Isi yang berkaitan dengan materi pembelajaran sifat-sifat keperiodikan unsur.
4. Studi pustaka tentang Standar Proses
Menelaah Standar Proses yang berkaitan dengan strategi pembelajaran. Dalam menyusun strategi pembelajaran berkaitan dengan model pembelajaran, metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran, dan media pembelajaran. 5. Studi Pustaka tentang Standar Penilaian
Menelaah Standar Penilaian berkaitan dengan evaluasi pembelajaran. Penyusunan evaluasi pembelajaran mengacu kepada indikator pencapaian kompetensi.
6. Studi Pustaka tentang pustaka pendukung
Menelaah tentang keseluruhan desain pembelajaran secara utuh yang meliputi tujuan, materi, strategi, dan evaluasi. Artinya, dalam pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai tidak hanya mengacu pada Kurikulum 2013 namun ada pustaka lain yang mendukung dalam penyusunan desain pembelajaran kimia bermuatan nilai tanpa mengesampingkan isi dari Kurikulum 2013.
(22)
50
7. Pembuatan acuan desain pembelajaran bermuatan nilai.
Acuan pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai disusun dengan mempertimbangkan isi kurikulum dan pustaka pendukung. Karena yang akan dibuat adalah desain pembelajaran yang bermuatan nilai maka dalam penyusunan acuannya pun memperhatikan nilai-nilai. Dari acuan yang dibuat dijadikan patokan dalam membuat setiap komponen desain pembelajaran bermuatan nilai.
8. Pembuatan desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai.
Desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain tujuan pembelajaran dan mengacu kepada indikator pencapaian kompetensi.
9. Pembuatan desain materi pembelajaran bermuatan nilai
Materi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain materi bermuatan nilai
10.Pembuatan strategi pembelajaran bermuatan nilai
Strategi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain strategi pembelajaran bermuatan nilai. Berdasarkan hal tersebut, model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran kooperatif-inkuiri. Metode yang dipilih yaitu metode diskusi. Pendekatan yang dipilih yaitu pendekatan
scientific, dan media pembelajaran yang dipilih adalah LKS Pola 5M. 11.Pembuatan evaluasi pembelajaran bermuatan nilai
Evaluasi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai.
12.Pembuatan instrumen penelitian
Instrumen penelitian ini meliputi format kesesuaian desain pembelajaran bermuatan nilai dengan acuan pembuatan desain pembelajaran dan lembar validasi. Pada lembar acuan pembuatan desain pembelajaran berisi kesesuaian
(23)
antara desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur yang telah dibuat dengan parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai. Lembar validasi berisi item-item yang akan divalidasi oleh tujuh validator. 13.Pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai
Desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur dituangkan dalam bentuk RPP bermuatan nilai. Dalam RPP bermuatan nilai mencakup desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai, desain materi pembelajaran bermuatan nilai, desain strategi pembelajaran bermuatan nilai, dan lembar evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. Perangkat RPP bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur yang berperan sebagai media pembelajaran adalah LKS Pola 5M. Pembuatan LKS pola 5M disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran.
14.Validasi
Validasi dilakukan oleh 7 validator. Hal-hal yang divalidasi meliputi desain tujuan pembelajaran, desain materi pembelajaran, desain strategi pembelajaran, dan desain evaluasi pembelajaran
15.Analisis data dan pembahasan hasil penelitian
Data diperoleh dari hasil validasi dianalisis melalui CVR untuk mengerahui validitas dari setiap item yang divalidasi. Pembahasan hasil penelitian dijabarkan dalam bentuk deskriptif.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian diperoleh dari hasil keseluruhan validasi yang mencakup validasi desain tujuan pembelajaran, validasi materi pembelajaran, validasi strategi pembelajaran, dan validasi evaluasi pembelajaran. Proses validasi dilakukan oleh tujuh validator yang terdiri atas lima dosen dan dua guru berpengalaman.
(24)
52
G. Analisis Data
Data yang diperoleh pada saat penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki makna. Agar data yang diperoleh bermakna dan dapat memberikan gambaran mengenai permasalahan dan tujuan penelitian, maka data tersebut dianalisis lebih lanjut. Teknik-teknik pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah pada lembar validasi. Kolom kriteria pada lembar validasi terdiri atas “Ya” dan “Tidak”.
Tabel 3.1 Kriteria Validasi
Kriteria Skor
Ya 1
Tidak 0
(Lawshe, 1975) Pemberian skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Setelah semua item mendapat skor kemudian skor tersebut diolah.
1. Menghitung nilai CVR (rasio validitas konten)
CVR
ne : jumlah responden yang menyatakan Ya N : total respon
Ketentuan :
Saat jumlah responden yang menyatakan Ya kurang dari ½ total reponden maka nilai CVR = -
Saat jumlah responden yang menyatakan Ya ½ dari total responden maka nilai CVR = 0
Saat seluruh responden menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur menjadi 0.99 disesuaikan dengan jumlah responden).
Saat jumlah responden yang menyatakan Ya lebih dari ½ total reponden maka nilai CVR = 0-0,99.
(25)
2. Menghitung nilai CVI ( indek validitas konten)
Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk sub pertanyaan yang dijawab “Ya”.
(26)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur lebih menekankan pada tujuan pembelajaran aspek afektif. Hal tersebut terlihat dari lebih banyaknya tujuan pembelajaran aspek afektif yakni 22 tujuan pembelajaran, daripada tujuan pembelajaran aspek kognitif yang hanya delapan tujuan pembelajaran. Adanya perumusan tujuan pembelajaran aspek afektif yang banyak, siswa diharapkan menyadari dan menunjukkan nilai-nilai yang terdapat pada tujuan tersebut.
2. Desain materi pembelajaran bermuatan nilai terlihat dari adanya materi pembelajaran bermuatan nilai. Materi pembelajaran bermuatan nilai dirancang dengan cara menganalogikan teks dasar dengan nilai-nilai. Teks dasar didapat setelah analisis dari berbagai sumber. Berdasarkan hasil validasi, ada delapan nilai-nilai yang dapat ditanamkan pada saat proses pembelajaran subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur. Nilai-nilai yang dapat ditanamkan pada siswa dari subtopik sifat-sifat keperiodikan adalah religius, disiplin, kerja keras, peduli sosial, kreatif, jujur, bersahabat/komunikatif, dan toleransi.
3. Desain strategi pembelajaran bermuatan nilai terlihat dari dipilihnya strategi pembelajaran yang dapat menanamkan nilai-nilai pada diri siswa. Yakni, model pembelajaran kooperatif-inkuiri, metode diskusi dan ceramah, pendekatan scientific, dan media LKS Pola 5M.
4. Desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai terlihat dari dirancangnya evaluasi pembelajaran yang dapat mengevaluasi nilai pada diri siswa. Lembar penilaian yang dapat mengevaluasi nilai meliputi lembar observasi aspek sikap dan keterampilan, lembar penilaian diri, dan lembar penilaian teman sejawat.
(27)
B. Saran
Sebagai akhir dari skripsi ini disampaikan saran dengan harapan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan penelitian lain di masa yang akan datang. Adapun saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian adalah perlunya implementasi dari desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur. Selain itu perlu dikembangkan lebih lanjut mengenai desain pembelajaran bermuatan nilai pada berbagai materi pembelajaran. Dengan penanaman nilai yang berkesinambungan kepada siswa merupakan cara terbaik agar siswa dapat memiliki kepribadian yang baik dalam kehidupannya.
(28)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Z dan Mahmood, N. (2010). “Effects of Cooperative Learning vs. Traditional Instruction on Prospective Teachers’ Learning Experience and Achievement”. Journal of Faculty of Educational Sciences. 43, (1), 154-164.
Anas, Z. (2012). “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di
Sekolah: Kajian Pendidikan Karakter”. Makalah Staf Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Kemendiknas, Jakarta.
Aqib, Z. (2011). Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung : Yrama Widya.
BNSP. (2007). Standar Proses. Jakarta : BSNP.
Brady, J. (1999). Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Bina Rupa Aksara.
Chang, R. (2004). Kimia Dasar. Bandung : Erlangga.
Dickdan Carey. (2009). The Systematic Design of Instruction, Sixth Edition. New York : Pearson.
HAM, M. (2010). Media Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung.
HAM, M. (2011). Handout Perkuliahan Perencanaan Pembelajaran Kimia. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung.
Handi, S. (2012). Akibat Tidak Disiplin. [Online]. Tersedia: http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/16/akibat-tidak-disiplin
(29)
Hartoto. (2013) penelitian Deskriptif. [online]. Tersedia :
http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/163-penelitian-deskriptif.html.
[27 Mei 2013].
Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Bandung : Raneka.
Juniastri, M. (2013). Pengembangan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa SMA
Pada Materi Sistem Periodik Unsur dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Kaswardi, E.K. (1993). Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Kemdiknas . (2010). Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di
Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat PSMP Kemendiknas. . (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
Jakarta : Puskur-Balitbang, Kemdiknas.
Kemendikbud. (2013). Lampiran IV Permendikbud No. 81 A Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
. (2013). Permendikbud No. 54 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
. (2013). Permendikbud No. 64 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. . (2013). Permendikbud No. 65 Tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
(30)
90
. (2013). Permendikbud No. 66 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kesuma, D. (2012). Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Lawshe. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Journal of Phersonnel Psychologi, 28, 563-575.
Lickona, T. (2012). Educating for Character : Bagaimana Sekolah Dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Tanggung Jawab. Bandung : Bumi Aksara
Mardiatmadja. (1986). Tantangan Dunia Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius. Megawangi, R. (2008). Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun
Bangsa. Bogor: Indonesia Heritage Foundation.
Mulyana, R. (2011). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta. Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Munthe. (2010). Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Intan Mandiri. Nazir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Saghafi dan Shatalebi. (2012). “Analyzing The Role of Teachers in The Nature Character Education of Students from The Attitudes of Them”. Arabian Journal of Business and Management Review. 1, (7), 54-59.
Salirawati, D. (2010). “Optimalisasi Pendidikan Nilai/Karakter Dalam
Pendidikan Kimia Masa Depan”. Makalah Pada Seminar Pendidikan Nasional, Yogyakarta.
(31)
Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sauri, S. (2012). “Revitalisasi Pendidikan Sains dalam Pembentukan Karakter
Anak Bangsa untuk Menghadapi Tantangan Global”. Makalah UPI, Bandung.
Septiarum, L. (2013). Dibiarkan Menyontek, Anak menjadi Kecanduan. [Online]. Tersedia:
http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/03/dibiarkan-menyontek-anak-menjadi-kecanduan-606220.html. [27 Mei 2013]
Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning. USA : Allyn and Bacon.
Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung : PT
Remaja Rosda Karya.
Sunarya, Y dan Agus, S. (2000). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas X SMA dan MA . Jakarta : Depdiknas.
Sunyono. (2008). “Development of Student Worksheet Base on Environmnet to
Sains Material of Junior High School in Class VII on Semester I”. Processing of The 2nd International Seminar of Science Education-UPI. Bandung.
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teory & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyadi, (2013). Startegi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
(32)
92
Tobing, N L. (2010). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Jigsaw Menggunakan Media Komputer Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Sistem Periodik Unsur pada Siswa Kelas X SMA. Tesis pada Program Pascasarjana UNIMED : tidak diterbitkan.
Trisnahada. (2011). Pengembangan Strategi Penanaman Nilai Kejujuran dalam Upaya membina Disiplin dan Kemandirian Siswa Melalui Pembelajaran IPA di Sekolah. Disertasi pada Program Studi Pendidikan Umum UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Ullrich, C. (2008) Pedagogicaly Founded Coursware forWpringer-eb Based Learning. Germany : Springer-verlag Berlin Heidelberg.
Umar, S. (2011). Implementasi Model Pengembangan Nilai-Nilai Demokrasi Melalui Pembelajaran Kooperatif Bagi Upaya Penumbuhan Sikap Warga Negara yang Demokratis. Disertasi pada Program Studi Pendidikan Umum UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung : UPI.
Wahyuningsih, et al. (2012). “Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Eksperimen Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar”.
Unnes Physics Education Journal. 1, 1-6.
Widjayanti, E. et al. (2008). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX [Online]. Tersedia : http://staff.uny.acc.id/sites/default/files/paper-Dwijawacanaok [27 Mei 2013].
Wilson, F.R., Pan, W., & Schumsky, D.A. (2012). Recalculation of the Critical Values for Lawshe’s ContentValidity Ratio. Chemical Education Research and Practice , XX(X) 1–14
(33)
Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Zuriah, N. (2007). Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Malang: Bumi Aksara
(1)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Z dan Mahmood, N. (2010). “Effects of Cooperative Learning vs. Traditional Instruction on Prospective Teachers’ Learning Experience and Achievement”. Journal of Faculty of Educational Sciences. 43, (1), 154-164.
Anas, Z. (2012). “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah: Kajian Pendidikan Karakter”. Makalah Staf Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendiknas, Jakarta.
Aqib, Z. (2011). Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung : Yrama Widya.
BNSP. (2007). Standar Proses. Jakarta : BSNP.
Brady, J. (1999). Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Bina Rupa Aksara.
Chang, R. (2004). Kimia Dasar. Bandung : Erlangga.
Dick dan Carey. (2009). The Systematic Design of Instruction, Sixth Edition. New York : Pearson.
HAM, M. (2010). Media Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung.
HAM, M. (2011). Handout Perkuliahan Perencanaan Pembelajaran Kimia. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung.
Handi, S. (2012). Akibat Tidak Disiplin. [Online]. Tersedia: http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/16/akibat-tidak-disiplin
(2)
Hartoto. (2013) penelitian Deskriptif. [online]. Tersedia :
http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/163-penelitian-deskriptif.html.
[27 Mei 2013].
Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Bandung : Raneka.
Juniastri, M. (2013). Pengembangan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa SMA Pada Materi Sistem Periodik Unsur dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Kaswardi, E.K. (1993). Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Kemdiknas . (2010). Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat PSMP Kemendiknas.
. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta : Puskur-Balitbang, Kemdiknas.
Kemendikbud. (2013). Lampiran IV Permendikbud No. 81 A Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
. (2013). Permendikbud No. 54 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
. (2013). Permendikbud No. 64 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. . (2013). Permendikbud No. 65 Tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
(3)
. (2013). Permendikbud No. 66 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kesuma, D. (2012). Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Lawshe. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Journal of Phersonnel Psychologi, 28, 563-575.
Lickona, T. (2012). Educating for Character : Bagaimana Sekolah Dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Tanggung Jawab. Bandung : Bumi Aksara
Mardiatmadja. (1986). Tantangan Dunia Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.
Megawangi, R. (2008). Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Bogor: Indonesia Heritage Foundation.
Mulyana, R. (2011). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta.
Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Munthe. (2010). Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Intan Mandiri.
Nazir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Saghafi dan Shatalebi. (2012). “Analyzing The Role of Teachers in The Nature Character Education of Students from The Attitudes of Them”. Arabian Journal of Business and Management Review. 1, (7), 54-59.
Salirawati, D. (2010). “Optimalisasi Pendidikan Nilai/Karakter Dalam Pendidikan Kimia Masa Depan”. Makalah Pada Seminar Pendidikan Nasional, Yogyakarta.
(4)
Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sauri, S. (2012). “Revitalisasi Pendidikan Sains dalam Pembentukan Karakter Anak Bangsa untuk Menghadapi Tantangan Global”. Makalah UPI, Bandung.
Septiarum, L. (2013). Dibiarkan Menyontek, Anak menjadi Kecanduan. [Online]. Tersedia:
http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/03/dibiarkan-menyontek-anak-menjadi-kecanduan-606220.html. [27 Mei 2013]
Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning. USA : Allyn and Bacon.
Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Sunarya, Y dan Agus, S. (2000). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas X SMA dan MA . Jakarta : Depdiknas.
Sunyono. (2008). “Development of Student Worksheet Base on Environmnet to Sains Material of Junior High School in Class VII on Semester I”. Processing of The 2nd International Seminar of Science Education-UPI. Bandung.
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teory & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyadi, (2013). Startegi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
(5)
Tobing, N L. (2010). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Jigsaw Menggunakan Media Komputer Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Sistem Periodik Unsur pada Siswa Kelas X SMA. Tesis pada Program Pascasarjana UNIMED : tidak diterbitkan.
Trisnahada. (2011). Pengembangan Strategi Penanaman Nilai Kejujuran dalam Upaya membina Disiplin dan Kemandirian Siswa Melalui Pembelajaran IPA di Sekolah. Disertasi pada Program Studi Pendidikan Umum UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Ullrich, C. (2008) Pedagogicaly Founded Coursware forWpringer-eb Based Learning. Germany : Springer-verlag Berlin Heidelberg.
Umar, S. (2011). Implementasi Model Pengembangan Nilai-Nilai Demokrasi Melalui Pembelajaran Kooperatif Bagi Upaya Penumbuhan Sikap Warga Negara yang Demokratis. Disertasi pada Program Studi Pendidikan Umum UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.
Wahyuningsih, et al. (2012). “Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Eksperimen Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar”. Unnes Physics Education Journal. 1, 1-6.
Widjayanti, E. et al. (2008). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX [Online]. Tersedia : http://staff.uny.acc.id/sites/default/files/paper-Dwijawacanaok [27 Mei 2013].
Wilson, F.R., Pan, W., & Schumsky, D.A. (2012). Recalculation of the Critical Values for Lawshe’s ContentValidity Ratio. Chemical Education Research and Practice , XX(X) 1–14
(6)
Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Zuriah, N. (2007). Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Malang: Bumi Aksara