Kampanye Anti Zat Aditif Minuman dalam Kemasan bagi Anak Usia 6-12 Tahun.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ………. i
PERNYATAAN ORISINALITAS ………. ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ………... viii
DAFTAR TABEL ……… ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……… 1
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ……… 3
1.3 Tujuan Perancangan ……… 3
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ……… 3
1.5 Skema Perancangan ……… 5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kampanye 2.1.1 Definisi Kampanye ……… 6
2.1.2 Tipe Kampanye Publik ……… 7
2.2 Strategi Kampanye ……… 8
2.3 Bahan Tambahan Makanan 2.3.1 Pengertian Bahan Tambahan Makanan ……… 8
2.3.2 Peranan Bahan Tambahan Makanan ……… 9
2.3.3 Jenis Bahan Tambahan Makanan 2.3.3.1 Pengawet sintetis ……… 10
2.3.3.2 Pewarna sintetis ……… 11
2.3.3.3 Pemanis sintetis ……… 13
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH
Universitas Kristen Maranatha v
(2)
3.1 Data dan Fakta
3.1.1 Perusahaan / Lembaga Terkait
3.1.1.1 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ……… 14
3.1.1.1.1 Visi dan Misi ……… 14
3.1.1.1.2 Fungsi BPOM ……… 15
3.1.1.1.3 Nilai Dasar Organisasi ……… 15
3.1.1.2 UNICEF (United Nation International Children Emergency Fund) 3.1.1.2.1 Misi ………….……… 15
3.1.1.3 Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI) 3.1.1.3.1 Visi dan Misi ………….……… 17
3.1.1.3.2 Strategi dan nilai-nilai Departemen Kesehatan ……… 17
3.1.2 Data Hasil Observasi 3.1.2.1 Kuesioner ……… 18
3.1.3.2 Hasil Wawancara 3.1.3.2.1 Wawancara dengan Kepala Seksi Layanan Informasi Konsumen BPOM 22 3.1.3.2.2 Wawancara dengan Dokter dari Magister Kesehatan Gizi Klinik 24
3.1.3.2.3 Wawancara dengan Ahli Psikologi Anak ……… 25
3.2 Analisis masalah berdasarkan data dan fakta ……… 26
BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ……… 29
4.1.1 Tahap Awareness ……… 29
4.1.2 Tahap Informing ……… 29
4.1.3 Tahap Reminding ……… 30
4.2 Konsep Kreatif ……… 30
4.3 Konsep Media ……… 31
4.3.1 Poster ……… 31
4.3.2 Print-ad ……… 32
4.3.3 Booklet ……… 32
4.3.5 Gimmick ……… 32
4.4 Hasil Karya ……… 32
4.4.1 Logo ……… 32
Universitas Kristen Maranatha vi
(3)
4.4.1.2 Konsep Logo ……… 33
4.4.2 Ukuran dan Biaya Media 4.4.2.1 Ukuran Media ……… 33
4.4.2.2 Biaya Media / Budgeting 4.4.2.2.1 Tahap Awareness ……… 34
4.4.2.2.2 Tahap Informing ……… 34
4.4.2.2.2.1 Media untuk Event di Sekolah ……… 34
4.4.2.2.3 Tahap Reminding ……… 35
4.4.3 Visualisasi Media ……… 35
4.4.3.1 Poster ……… 35
4.4.3.2 Iklan Majalah ……… 37
4.4.3.3 Gimmick 4.4.3.3.1 Pin ……… 40
4.4.3.3.2 Gelas Jus ……… 41
4.4.3.3.3 Kaos ……… 42
4.4.3.3.4 Tas Kertas ……… 42
4.4.3.3.5 Topeng Mainan ……… 43
4.4.3.3.5 Booklet ……… 44
4.4.3.3.6 Maket ……… 44
BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan ……… 46
5.2Saran ……… 46
DAFTAR PUSTAKA ……… 48
DAFTAR ISTILAH ……… 50
SARAN DAN KOMENTAR DOSEN ……… 51
UCAPAN TERIMA KASIH ……… 52
BIODATA PENULIS ……… 53
KUESIONER ……… 54
Universitas Kristen Maranatha vii
(4)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bapak Ujang Supriatna Apt. (kiri) dan Kezia Yolanda (kanan) ……. 23
Gambar 4.1 Logo kampanye ………. 33
Gambar 4.4.3.1.1 Poster tahap Awareness ………. 35
Gambar 4.4.3.1.2 Poster tahap Informing ………. 36
Gambar 4.4.3.1.3 Poster tahap Reminding ………. 37
Gambar 4.4.3.2.1 Iklan majalah tahap Awareness ………. 38
Gambar 4.4.3.2.2 Iklan majalah tahap Informing ………. 39
Gambar 4.4.2.2.3 Iklan majalah tahap Reminding ………. 40
Gambar 4.4.3.3.1 Desain pin ………. 41
Gambar 4.4.3.2 Desain gelas jus ………. 41
Gambar 4.4.3.3 Desain kaos ………. 42
Gambar 4.4.3.4 Desain tas kertas ………. 43
Gambar 4.4.3.4 Desain topeng mainan ………. 43
Gambar 4.4.3.5 Desain booklet ………. 44
Gambar 4.4.3.6 Visualisasi maket event sekolah ………. 45
Universitas Kristen Maranatha viii
(5)
DAFTAR TABEL
Grafik 3.1.2.1.1 Perbandingan total perempuan dan laki-laki hasil kuesioner 18 Grafik 3.1.2.1.2 Perbandingan jumlah anak per kelas hasil kuesioner 19 Grafik 3.1.2.1.3 Perbandingan pemberian uang jajan hasil kuesioner 19 Grafik 3.1.2.1.4 Perbandingan bekal minuman dari rumah hasil kuesioner 20 Grafik 3.1.2.1.5 Perbandingan minuman favorit hasil kuesioner ………….. 20 Grafik 3.1.2.1.6 Perbandingan alasan pemilihan minuman hasil kuesioner 21 Grafik 3.1.2.1.7 Perbandingan cara mendapatkan minuman hasil kuesioner 21 Grafik 3.1.2.1.8 Perbandingan total konsumsi minuman per hari hasil kuesioner 22 Grafik 3.1.2.1.9 Perbandingan pemberian izin dari orang tua hasil kuesioner 22
Universitas Kristen Maranatha ix
(6)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Zaman sekarang ini gaya hidup mulai berubah dan bergeser dengan mengutamakan segala sesuatu yang praktis dan instan, tidak terkecuali bahan pangan. Misalnya jika kita lapar, tinggal menuangkan air panas dan menunggu selama 3 menit, maka mie instan pun siap dinikmati, atau jika ingin minum jus, kita tinggal membuka kemasan dan menuangkannya, maka jus segar pun dapat segera dinikmati, tak perlu susah untuk membuatnya dulu.
Kesibukan orang tua membawa dampak pada pola konsumsi anak. Kalau dulu orang tua masih sempat memberikan bekal makanan dan minuman untuk anak, sekarang mereka lebih suka memberi uang saku untuk jajan anak-anaknya. Saat anak-anak diberi uang jajan, mereka seperti diberikan suatu kebebasan dalam memilih apa yang akan mereka beli.
Anak usia 6-12 tahun atau usia sekolah biasanya diberi uang jajan yang tidak banyak. Dengan uang yang terbatas itu mereka harus mengatur apa yang akan dibelanjakan dengan uang tersebut. Apalagi jika orang tua mereka tidak memberikan bekal ke sekolah, tentu mereka perlu mempergunakan uang jajan mereka sebaik-baiknya untuk membeli makanan atau minuman.
Tidak hanya air mineral, tapi juga air yang memiliki rasa dan warna banyak beredar di pasaran dan tidak sedikit yang menarik minat beli anak-anak. Lingkungan sekolah biasanya menjadi tempat paling strategis untuk anak-anak membeli minuman. Di kantin sekolah dapat ditemui berbagai jenis minuman, mulai dari soda, teh, sari buah, susu, hingga air mineral.
Patut diketahui bahwa minuman-minuman dalam kemasan memiliki dampak buruk jika dikonsumsi dalam jumlah tertentu karena beberapa dari minuman tersebut banyak ditemukan mengandung zat aditif yang berbahaya. Zat aditif adalah zat yang ditambahkan ke dalam makanan atau minuman yang bertujuan memberikan rasa, warna atau aroma yang menarik, supaya makanan atau minuman tersebut dapat
(7)
bertahan lama, dan lain sebagainya. Zat-zat aditif bila dikonsumsi dalam jumlah tertentu dalam waktu panjang dapat menyebabkan kanker, penurunan system immune, penyakit SLE (Sistemic Lupus Erythematosus), gangguan fungsi ginjal, dan efek-efek lain yang mengganggu kesehatan. Menurut Drs. Ujang Supriatna, Apt. selaku Kepala Seksi Layanan Informasi Konsumen, zat-zat aditif yang saat ini banyak digunakan oleh para produsen sebenarnya tidak berbahaya karena jika sudah lulus dari hasil tes laboratorium, maka zat tersebut dianggap aman, asal sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan. Yang berbahaya adalah zat yang tidak terdaftar di Dinas Kesehatan dan juga zat-zat aditif yang sudah tercatat, namun digunakan melebihi batas yang dianjurkan oleh Dinas Kesehatan.
Iklan-iklan minuman dalam kemasan saat ini semakin kreatif saja dalam menjaring peminatnya yang tak jarang adalah anak-anak. Produsen dengan sengaja menonjolkan keunggulan produk mereka yang mengandung vitamin, DHA, atau antioksidan, atau juga rasa yang beraneka dan menyegarkan, didukung juga dengan packaging / kemasan yang menarik, namun seolah menutup-nutupi kenyataan adanya zat tambahan lain yang kurang baik dikonsumsi. Bayangkan bagaimana jadinya jika anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan dan masih rentan ini diberi asupan zat-zat tersebut secara terus menerus karena ketidaktahuan mereka akan informasi ini. Oleh sebab itu akan sangat baik untuk memberikan informasi bagi anak-anak sejak dini mengenai minuman berzat aditif ini karena efek yang akan ditimbulkan nanti baru akan diketahui di masa depan.
Melihat banyaknya jenis minuman dalam kemasan saat ini yang menggunakan zat aditif ditawarkan pada anak-anak, baik melalui media, kemasan yang sangat menarik, maupun warna-warna mencolok, maka penulis bermaksud membuat sebuah kampanye untuk memperkenalkan bahaya zat aditif pada minuman dalam kemasan untuk anak usia 6-12 tahun dengan menggunakan media-media yang menggugah anak-anak sehingga mereka menjadi aware akan masalah ini. Penulis mengangkat topik mengenai bahaya zat aditif minuman dalam kemasan sebagai topik tugas akhir karena penulis melihat banyaknya jenis minuman dalam kemasan yang diminati oleh anak-anak yang masih belum mengerti bagaimana bahaya mengkonsumsi minuman tersebut. Penulis juga ingin memberikan informasi yang sebenarnya yang tidak dikemukakan oleh media tentang produk mereka ini. Melalui
(8)
kerja sama dengan BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan), DEPKES, dan UNICEF penulis berharap agar anak-anak akan memberikan perhatian mereka terhadap kampanye ini.
1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup
Aktivitas sehari-hari yang dijalani oleh anak-anak usia 6-12 tahun pada umumnya adalah bermain dan belajar. Kedua aktivitas tersebut sama-sama menghabiskan energi dan menguras cairan dalam tubuh. Anak-anak akan cepat menjadi haus dan kelelahan. Pada saat inilah mereka akan mulai mencari minuman pelepas dahaga. Dengan banyaknya minuman dalam kemasan yang diberi zat aditif di dalamnya dan beredar di pasaran saat ini, diperlukan suatu upaya untuk menyadarkan anak-anak akan bahaya minuman yang bagi mereka tampak menggiurkan itu. Tentu saja untuk mengubah kebiasaan mengkonsumsi minuman dalam kemasan ini akan lebih baik jika didasari oleh minat dan keinginan dari si anak sendiri. Oleh sebab itu upaya yang diberikan sebisa mungkin tidak bersifat terlalu serius dan mudah dimengerti.
Dengan demikian, yang menjadi pokok permasalahan utama adalah:
Bagaimana membuat kampanye visual untuk menginformasikan bahaya zat aditif minuman dalam kemasan pada anak usia 6-12 tahun secara efektif?
1.3Tujuan Perancangan
Tujuan kampanye ini adalah:
Melalui kampanye anti zat aditif minuman dalam kemasan ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi dan sumbangsih dalam rangka menyehatkan anak-anak bangsa untuk menciptakan generasi yang sehat secara jasmani dan terhindar dari bahaya zat aditif sejak dini.
1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam menyusun laporan tugas akhir, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
(9)
• Studi Pustaka melalui buku dan internet.
• Wawancara dengan ahli kesehatan, Badan Pengawasan Obat dan makanan, orang tua, guru, dan anak-anak.
• Kuesioner untuk validitas pernyataan.
(10)
1.5Skema Perancangan
(11)
BAB V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Penggunaan zat aditif pada minuman dalam kemasan bukanlah hal baru di telinga kita. Para produsen tentu menginginkan keuntungan yang besar bagi mereka dan kadang kala kurang memperhatikan dampak kesehatan bagi produk yang mereka jual. Tentunya yang menjadi korban adalah para konsumen, apalagi dalam konteks minuman dalam kemasan yang menjadi peminat utama dari produk ini adalah anak-anak. Oleh sebab itu perlu suatu upaya memperkenalkan bahaya minuman dalam kemasan yang mengandung zat aditif sejak dini agar mereka bisa mewaspadainya. Berbeda dengan cara penyampaian informasi pada orang dewasa, cara penyampaian informasi bagi anak-anak diperlukan pemikiran lain bagaimana agar informasi tersebut diterima dan dimengerti dengan baik. Dengan diwujudkan dalam suatu kampanye anti zat aditif, anak-anak diajak untuk bersama-sama menghentikan serangan zat-zat aditif berbahaya bersama dengan tokoh pahlawan super. Event kampanye ini memberikan informasi sekaligus solusi bagi anak-anak agar dapat memilih minuman mana yang baik untuk mereka. Kampanye akan diadakan di sekolah-sekolah dasar di kota Bandung dan diharapkan dapat membawa hasil yang baik, yaitu terjadi perubahan pola konsumsi anak dalam memilih minuman yang akan mereka minum.
5.2Saran
1. Saran untuk diri sendiri:
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis akan terus berusaha membuat karya yang lebih baik dengan tetap bekerja keras dan menjadi lebih tekun lagi dalam menghasilkan karya-karya desain komunikasi visual.
Universitas Kristen Maranatha 46
(12)
2. Saran untuk pihak FSRD Universitas Kristen Maranatha:
Kepada para dosen FSRD Universitas Kristen Maranatha agar terus membantu para mahasiswa mahasiswinya untuk bisa menjadi seorang desainer yang kreatif di kemudian hari dan mampu bersaing di dunia kerja yang profesional dengan memberikan saran, dorongan, dan ilmunya agar para mahasiswa terpacu untuk bisa lebih baik lagi.
3. Saran untuk masyarakat umum:
Kepada masyarakat umum, khususnya anak-anak usia 6-12 tahun agar tetap berhati-hati dalam memilih minuman dalam kemasan karena adanya kandungan zat aditiff berbahaya di dalamnya. Diharapkan juga agar anak-anak menjadi lebih waspada dan dapat menjadi trigger bagi orang tuanya juga.
Universitas Kristen Maranatha 47
(13)
DAFTAR PUSTAKA
Yuliarti, Nurhaeti (2007), Awas! Bahaya di balik Lezatnya Makanan, Yogyakarta: Penerbit Andi
Santrock, John (2007), Perkembangan Anak, Edisi Kesebelas Jilid 2, Jakarta: Penerbit Erlangga
Winarno, F.G. (1994), Bahan Tambahan Untuk Makanan dan Kontaminan, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Notoadmojo, S. (2003), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Pt. Rineka Cipta
Roman, Kenerth, Jane Maas & Martin Nisenholtz (2005). How To Advertise, Membangun Merek dan Bisnis dalam Dunia Pemasaran Baru, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Suhandang, Kustadi (2005). Periklanan : Manajemen, Kiat dan Strategi., Nuansa, Bandung
Hakim, Budiman (2005). Lanturan Tapi Relevan, Dasar-dasar Kreatif Periklanan, Galang Press, Yogyakarta.
Sutherland, Max & Alice K. Sylvester (2005) Advertising and The Mind of The Consumer : Bagaimana Mendapatkan Untung Berlipat Lewat Iklan yang Tepat. Penerjemah : Setia Bangun. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta
Suyanto, M. (2004) Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan, ANDI OFFSET, Yogyakarta
Universitas Kristen Maranatha 48
(14)
Batey, Ian (2003). Asian Branding : A Great Way To Fly. Alih bahasa, Wahab, Abdul. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta
Unit Layanan Pengaduan Konsumen. Pemanis Buatan. Leaflet. Badan POM RI
www.bpom.go.id
Universitas Kristen Maranatha 49
(1)
• Studi Pustaka melalui buku dan internet.
• Wawancara dengan ahli kesehatan, Badan Pengawasan Obat dan makanan, orang tua, guru, dan anak-anak.
• Kuesioner untuk validitas pernyataan.
(2)
(3)
BAB V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Penggunaan zat aditif pada minuman dalam kemasan bukanlah hal baru di telinga kita. Para produsen tentu menginginkan keuntungan yang besar bagi mereka dan kadang kala kurang memperhatikan dampak kesehatan bagi produk yang mereka jual. Tentunya yang menjadi korban adalah para konsumen, apalagi dalam konteks minuman dalam kemasan yang menjadi peminat utama dari produk ini adalah anak-anak. Oleh sebab itu perlu suatu upaya memperkenalkan bahaya minuman dalam kemasan yang mengandung zat aditif sejak dini agar mereka bisa mewaspadainya. Berbeda dengan cara penyampaian informasi pada orang dewasa, cara penyampaian informasi bagi anak-anak diperlukan pemikiran lain bagaimana agar informasi tersebut diterima dan dimengerti dengan baik. Dengan diwujudkan dalam suatu kampanye anti zat aditif, anak-anak diajak untuk bersama-sama menghentikan serangan zat-zat aditif berbahaya bersama dengan tokoh pahlawan super. Event kampanye ini memberikan informasi sekaligus solusi bagi anak-anak agar dapat memilih minuman mana yang baik untuk mereka. Kampanye akan diadakan di sekolah-sekolah dasar di kota Bandung dan diharapkan dapat membawa hasil yang baik, yaitu terjadi perubahan pola konsumsi anak dalam memilih minuman yang akan mereka minum.
5.2Saran
1. Saran untuk diri sendiri:
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis akan terus berusaha membuat karya yang lebih baik dengan tetap bekerja keras dan menjadi lebih tekun lagi dalam menghasilkan karya-karya desain komunikasi visual.
Universitas Kristen Maranatha 46
(4)
2. Saran untuk pihak FSRD Universitas Kristen Maranatha:
Kepada para dosen FSRD Universitas Kristen Maranatha agar terus membantu para mahasiswa mahasiswinya untuk bisa menjadi seorang desainer yang kreatif di kemudian hari dan mampu bersaing di dunia kerja yang profesional dengan memberikan saran, dorongan, dan ilmunya agar para mahasiswa terpacu untuk bisa lebih baik lagi.
3. Saran untuk masyarakat umum:
Kepada masyarakat umum, khususnya anak-anak usia 6-12 tahun agar tetap berhati-hati dalam memilih minuman dalam kemasan karena adanya kandungan zat aditiff berbahaya di dalamnya. Diharapkan juga agar anak-anak menjadi lebih waspada dan dapat menjadi trigger bagi orang tuanya juga.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Yuliarti, Nurhaeti (2007), Awas! Bahaya di balik Lezatnya Makanan, Yogyakarta: Penerbit Andi
Santrock, John (2007), Perkembangan Anak, Edisi Kesebelas Jilid 2, Jakarta: Penerbit Erlangga
Winarno, F.G. (1994), Bahan Tambahan Untuk Makanan dan Kontaminan, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Notoadmojo, S. (2003), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Pt. Rineka Cipta
Roman, Kenerth, Jane Maas & Martin Nisenholtz (2005). How To Advertise, Membangun Merek dan Bisnis dalam Dunia Pemasaran Baru, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Suhandang, Kustadi (2005). Periklanan : Manajemen, Kiat dan Strategi., Nuansa, Bandung
Hakim, Budiman (2005). Lanturan Tapi Relevan, Dasar-dasar Kreatif Periklanan, Galang Press, Yogyakarta.
Sutherland, Max & Alice K. Sylvester (2005) Advertising and The Mind of The Consumer : Bagaimana Mendapatkan Untung Berlipat Lewat Iklan yang Tepat. Penerjemah : Setia Bangun. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta
Suyanto, M. (2004) Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan, ANDI OFFSET, Yogyakarta
Universitas Kristen Maranatha 48
(6)
Batey, Ian (2003). Asian Branding : A Great Way To Fly. Alih bahasa, Wahab, Abdul. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta
Unit Layanan Pengaduan Konsumen. Pemanis Buatan. Leaflet. Badan POM RI