Prevalensi Penyakit Koroner Pada Penderita Diabetes Mellitus Yang Dirawat Di RS Immanuel Bandung.
ABSTRAK
PREVALENSI PENY AKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG
Latar belakang:
Penderita DM di Indonesia banyak yang mempunyai komplikasi PJK, yaitu berkisar antara 8,4-2 1.4%.
Tu j u a n :
Untuk mengetahui prevalensi Penyakit Jantung Koroner (PJK) pada penderita DM dan prevalensi PJK yany tidak dapat terdeteksi (silent infark) pada penderita DM di RS Immanuel Bandung, periode Oktober 2000-Mei 2001
Metode:
Retrospektif, dengan mengumpulkan data dari catatan medical record RS Inimanuel Bagian Penyakit Dalam.
Hasil:
Dari 106 pasien DM, didapatkan 28 orang yang mempunyai komplikasi PJK (26,3%). Usia rata-rata adalah 60-69 tahun (14,2%). Pada wanita satu penderita berusia kurang dari 50 tahun (0,9%) dan 17 orang diatas 50 tahun atau postmenopause ( 1 6%). Prevalensi penderita infark miokard dari seluruh penderita DM yang mempunyai komplikasi PJK adalah 9 orang (32,4%). Wanita 5 orang (18%). pria 4 orang (14,4%). Usia rata-rata adalah 60-69 tahun. Dari seluruh penderita infark miokard tersebut, 5 orang diantaranya menderita silent infark
( 5 5,6%).
Kesimpulan:
Prevalensi PJK pada penderita DM di RS Inimanuel periode Oktober 2000
- Mei 2001 sebanyak 28 (26,3%) dari 106 kasus DM. Usia rata-rata adalah 60-69
(2)
tahun. Terjadi peningkatan PJK pada pasien wanita DM setelah menopause. Prevalensi penderita infark miokard adalah 9 orang (32,4%), 5 orang wanita ( 18%) dan 4 orang pria ( 14,4%). Prevalensi silent infark cukup tinggi, yaitu 55,6% dari seluruh penderita infark miokard.
Saran:
Perlu diteliti lebih lanjut prevalensi PJK pada penderita DM secara prospektif di RSI atau di senter lain supaya didapatkan gambaran lebih menyeluruh dan rinci. Wanita DM postmenopause harus berhati-liati terhadap komplikasi PJK Penderita DM perlu melakukan pemeriksaan EKG secara teratur untuk mencegah dan mengetahui lebih dini terjadinya silent infark
(3)
ABSTRACT
The prevalence of Coronary Heart Disease iri Diabetes Mellitus Patients
Hospitalized in
Immanuel
Hospital, BandungBackgrou nd:
Many DM pa tients i n Indonesin, 8,4-2 I , 4% show CHD complicatins
Method:
Ne trospective, by collecting data
from
the medical records of the Department of Internal Medicine, ImmanuelHospital.
Result:
From
I06 DM patients, 28 (26,3%) showed CHD complications. Theaverage age was between 60-69 years (14,2%). Only one female patient was
under 50 years old (0,9%,), 17 were over 50 years old or postmenopause (16%). The prevalence of myocardial infarction i n all
DM
patients with CHD was 9patients (32,4%): 5 females (18%) and 4 males (14,494). The average age was
between 60-69 years.
of
all those myocardial infarction patients, 5 suffered silent infarction (55,6%).Con clu tion:
The prevalence of
CHD
in DM patierits in Immanuel Hospital, fromOctober 2000 - May 2001, was 26,3%. The average age was 60-69 years. There
was
an
increase in CHD in. female DM patients aftermenopause
The prevalenceof myocardial infarction was 32,4%, consisting of 5 . females (18%) and 4 males
...
III(4)
( I d , 4%). The prevalence of silent infarction was quite high, 55,6% of all myocardial infarction patients.
(5)
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Lembar Pernyataan
Abstrak
A
bstractKata Pengantar Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1 1 Latar Belakang 1 2 Identifikasi masalah 1 3 Maksud dan Tujuan 1 4 Kegunaan Penelitian 1 5 Metodologi Penelitian 1 6 Lokasi dan WaktuBAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Mellitus
2.1.1 Diagnosis klinis 2.1.2 Pemeriksaan standar
2 1.3 Diagnosa menurut ADA dan PERKENI 2.1.4 Komplikasi DM
2.2 Penyakit Jantung Koroner
2.3 Hubungan antara PJK dengan DM
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan penelitian
3 2 Metode Penelitian
. .. I-II ... . Ill-Iv
v
vi -vi i
1 1 2 2 2 2 3 3 4 4 5 6 7 10 12 12 12 vi
(6)
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
RIWAYAT HlDUP
15
17 17 17
18 20
(7)
BAB I
P
E
N
DAH
U
LUA
N
1.1 Latar Belakang
Di Amerika terdapat lebih dari satu juta penduduk infark miokard setiap tahunnya, 650.000 meninggal dan 3 50.000 di antaranya meninggal secara mendadak, Di Indonesia dan Asia Tenggara pada akhir-akhir ini prevalensi Penyakit Jantung Koroner (PJK) .juga meningkat dengan cepat, hal ini diakibatkan oleh meningkatnya taraf kehidupan rakyat. perubahan gaya hidup terutama dalam hal menu makanan dan kebiasaan nierokok (Widhongyudana L, 1984 ).
Saat sekarang ini dikenal banyak faktor-faktor yang mempermudah terjadinya penyakit PJK diantaranya adalah Diabetes Mellitus (DM), faktor yang mempermudah terjadinya PJK pada DM itu sendiri adalah adanya angiopati diabetik.
Insidens PJK pada penderita DM adalah lebih tinggi dan pada usia relatif lebih muda daripada penderita yang bukan DM. Di Indonesia juga cukup tinggi yaitu berkisar antara 8,4 - 21,4%. Selain itu juga gambaran klinis dari penderita
PJK dengan DM berjalan lebih berat serta lebih banyak komplikasinya daripada penderita bukan DM sehingga angka kematiannyapun jauh lebih tinggi pada penderita PJK dengan DM.
Mengingat terdapat kecenderungan peningkatan penderita PJK dan adanya hubungan yang erat antara PJK dengan DM serta bahaya yang ditimbulkannya, maka hal ini sangatlah menarik bila kita bahas Iebih dalam lagi, dalam hal ini akan dilakukan suatu penelitian untuk melihat berapa prevalensi PJK pada penderita DM di RS lmmanuel pada periode Oktober 2000 - Mei 2001
(8)
1.2 Identifikasi Masalah
1 . Berapa prevalensi PJK pada penderita DM di RS Immanuel periode Oktober 2000- Mei 200 1 ?
2. Berapa prevalensi PJK yang mengalami infark miokard pada penderita DM yang dirawat di RS Immanuel periode Oktober 2000 - Mei 2001?
Berapa prevalensi infark miokard tanpa keluhan (silent ischemia) pada penderita DM di RS Immanuel periode Oktober 2000 - Mei 200 1?
3
1.3 Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui
Prevalensi PJK pada penderita DM di RS lmmanuel periode Oktobei- 2000 - Mei 2001
Prevalensi PJK yang inengalami infark miokard pada penderita DM yang dirawat di RS Immanuel periode Oktober 2000 - Mei 2001
Prevalensi infark miokard tanpa keluhan (silent ischemia) pada penderita DM di RS lmmanuel periode Oktober 2000 - Mei 2001
1
2
3
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan supaya penderita DM dapat lebih berhati-hati terhadap komplikasi jantung (PJK), sehingga adanya PJK ini dapat diketahui lebih dini.
1.5 Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara retrospektif, dengan mengumpulkan data- data dari catatan medical record RS Immanuel Bagian Penyakit Dalam
1.7 Lokasi dan Waktu
Lokasi : Di RS Immanuel Bandung
Waktu : Penelitian dilakukan pada bulan Okrober 2000 sampai bulan Mei 2001.
(9)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
KESIMPULAN
I Prevalensi PJK pada penderita DM di RS Immanuel periode Oktober 2000
- Mei 2001 sebanyak 28 (26,3%) dari 106 kasus DM Usia paling sering
antara 60-69 tahun Terdapat peningkatan kejadian PJK pada penderita wanita DM setelah menopause
Prevalensi penderita infark miokard dari penderita DM yang mempunyai komplikasi PJK adalah 9 (32,4%), 5 orang wanita ( 18%) dan 4 orang laki- laki ( 14,4%)
Prevalensi silent infark cukup tinggi, yaitu 55,6% dari seluruh penderita infark miokard
2
3
5.2 Saran
Perlu diteliti lebih lanjut prevalensi PJK pada penderita DM pada berbagai pusat-pusat kesehatan seperti rumah sakit di lndonesia untuk gambaran yang lebih menyeluruh dan rinci.
Penderita wanita DM setelah menopause perlu berhati-hati terhadap resiko PJK.
Mengingat angka kejadian silent infark pada penderita DM cukup tinggi, maka perlu dilakukan pemeriksaan EKG yang teratur dan kontrol ketat penyakit DM, sehingga dapat dicegah dan diketahui lebih dini.
Perlu dilakukan penelitian secara prospektif lebih lagi, agar perolehan data lebih akurat
(10)
DAFTAR PUSTAKA:
Asikin Hanafiah, 1996. Angina Pectoris, dalam: Buku Ajar Kardiologi, Jakarta, Balai penerbit FK Ul, hal 166-1 72.
Attilio Maseri, 1989, Silent Miocardial Ischaemia and the Total Ischaemic Burden, ADlS Press International, Manchester.
Cannon, P Christopher MD, 1 999 Management
of
Acute Coronary SyndromesBrigham and Women’s Hospital. Boston, MA, page5
Chairul Bahri dkk, 1 990 Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Penderita DM Tipe II, dalarn Kumpulan Makalah KOPAPDI VIII Yogyakarta 1990, hal 15-19
Daud Ginting, dkk 1993. Prevalensi Penyakit Jantung Koroner pada Wanita Usia
Subur
dalam Naskah Lengkap Kongres Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia IX Denpasar 28 Juni-1 Juli 1993. hal 179-1 84Dede Kusmana, 1996. Patofisiologi Penyakit Jantung
Koroner
dalam: Buku Ajar Kardiologi, Balai penerbit FK UI, Jakarta, hal 159- 165.Edi Setiabudi dkk, 1 990 Faktor Resiko Penyakit Jantung Kororner Pada Penderita Yang Menjalani Uji Treadmill di
RS
di Yogyakarya dalam Kumpulan Makalah KOPAPDI VIII Yogyakarta 1990,hal
2 1-29Hanafi B Trisnohadi, 1996 Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam
Jilid I , Edisi 3 , Balai Penerbit FK UI, Jakarta, hal 1082-1 OS9(11)
Harry Damay, dkk 1990. Silent
Myocard
Infarction in Diabetes Mellitus, dalam: Kongres Nasional VIII Persatuan Ahli Penyakit Dalam lndonesia Yogyakarta 24-30 Juni 1990, hal 194-195Irmalita, 1996.
Infark
Miokard, dalam: Buku Ajar Kardiologi, Jakarta. Balai penerbit FK UI, hal 173-1 84.Kaplan Stamler, 1994. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner, EGC, Jakarta
Muin Rahman, 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, Edisi 3. Balai Penerbit FK UI, Jakarta, hal 1091-1097
Prodia, Laboratorium Klinik, 1992,
Informasi
LaboratoriumSlamet Suyono, 1996. Buku Ajur Ilmu Penyakit
Dalam,
Jilid 1, Edisi 3. Balai Penerbit FK UI, Jakarta, hal 577-578.Wahono R, dkk I 990 Penyakit Jantung
Koroner
pnda Penderita DiabetesMellitus di
RSUP Dr. Sardjito, dalam. Kongres Nasional Vlll Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia Yogyakarta 24-30 Juni 1990, hal 232-233Widhogyudana Linggajaya, dkk 1984 Beberapa Segi Infark Miocard Akut di Rumah Sakit Immanuel Bandung dalam: Kongres Nasional VI Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia Jakarta, Juli 1984
Yerizal Karani, dkk 1993 Faktor-faktor Resiko Penyakit
Jantung
Koroner Pada Wanita di RSUP Dr.M
Jamil Padang, dalam Naskah Lengkap Kongres Persatuan Ahli Penyakit Dalarn indonesia IX Denpasar 28 Juni-1 Juli 1993, hal 296-302(1)
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
RIWAYAT HlDUP15
17 17 17
18 20
(2)
BAB I
P
E
N
DAH
U
LUA
N
1.1 Latar Belakang
Di Amerika terdapat lebih dari satu juta penduduk infark miokard setiap tahunnya, 650.000 meninggal dan 3 50.000 di antaranya meninggal secara mendadak, Di Indonesia dan Asia Tenggara pada akhir-akhir ini prevalensi Penyakit Jantung Koroner (PJK) .juga meningkat dengan cepat, hal ini diakibatkan oleh meningkatnya taraf kehidupan rakyat. perubahan gaya hidup terutama dalam hal menu makanan dan kebiasaan nierokok (Widhongyudana L, 1984 ).
Saat sekarang ini dikenal banyak faktor-faktor yang mempermudah terjadinya penyakit PJK diantaranya adalah Diabetes Mellitus (DM), faktor yang mempermudah terjadinya PJK pada DM itu sendiri adalah adanya angiopati diabetik.
Insidens PJK pada penderita DM adalah lebih tinggi dan pada usia relatif lebih muda daripada penderita yang bukan DM. Di Indonesia juga cukup tinggi yaitu berkisar antara 8,4 - 21,4%. Selain itu juga gambaran klinis dari penderita PJK dengan DM berjalan lebih berat serta lebih banyak komplikasinya daripada penderita bukan DM sehingga angka kematiannyapun jauh lebih tinggi pada penderita PJK dengan DM.
Mengingat terdapat kecenderungan peningkatan penderita PJK dan adanya hubungan yang erat antara PJK dengan DM serta bahaya yang ditimbulkannya, maka hal ini sangatlah menarik bila kita bahas Iebih dalam lagi, dalam hal ini akan dilakukan suatu penelitian untuk melihat berapa prevalensi PJK pada penderita DM di RS lmmanuel pada periode Oktober 2000 - Mei 2001
(3)
1.2 Identifikasi Masalah
1 . Berapa prevalensi PJK pada penderita DM di RS Immanuel periode Oktober 2000- Mei 200 1 ?
2. Berapa prevalensi PJK yang mengalami infark miokard pada penderita DM yang dirawat di RS Immanuel periode Oktober 2000 - Mei 2001? Berapa prevalensi infark miokard tanpa keluhan (silent ischemia) pada penderita DM di RS Immanuel periode Oktober 2000 - Mei 200 1?
3
1.3 Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui
Prevalensi PJK pada penderita DM di RS lmmanuel periode Oktobei- 2000 - Mei 2001
Prevalensi PJK yang inengalami infark miokard pada penderita DM yang dirawat di RS Immanuel periode Oktober 2000 - Mei 2001
Prevalensi infark miokard tanpa keluhan (silent ischemia) pada penderita DM di RS lmmanuel periode Oktober 2000 - Mei 2001
1
2
3
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan supaya penderita DM dapat lebih berhati-hati terhadap komplikasi jantung (PJK), sehingga adanya PJK ini dapat diketahui lebih dini.
1.5 Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara retrospektif, dengan mengumpulkan data- data dari catatan medical record RS Immanuel Bagian Penyakit Dalam
1.7 Lokasi dan Waktu
Lokasi : Di RS Immanuel Bandung
Waktu : Penelitian dilakukan pada bulan Okrober 2000 sampai bulan Mei 2001.
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
KESIMPULAN
I Prevalensi PJK pada penderita DM di RS Immanuel periode Oktober 2000
- Mei 2001 sebanyak 28 (26,3%) dari 106 kasus DM Usia paling sering
antara 60-69 tahun Terdapat peningkatan kejadian PJK pada penderita wanita DM setelah menopause
Prevalensi penderita infark miokard dari penderita DM yang mempunyai komplikasi PJK adalah 9 (32,4%), 5 orang wanita ( 18%) dan 4 orang laki-
laki ( 14,4%)
Prevalensi silent infark cukup tinggi, yaitu 55,6% dari seluruh penderita infark miokard
2
3
5.2 Saran
Perlu diteliti lebih lanjut prevalensi PJK pada penderita DM pada berbagai pusat-pusat kesehatan seperti rumah sakit di lndonesia untuk gambaran yang lebih menyeluruh dan rinci.
Penderita wanita DM setelah menopause perlu berhati-hati terhadap resiko PJK.
Mengingat angka kejadian silent infark pada penderita DM cukup tinggi, maka perlu dilakukan pemeriksaan EKG yang teratur dan kontrol ketat penyakit DM, sehingga dapat dicegah dan diketahui lebih dini.
Perlu dilakukan penelitian secara prospektif lebih lagi, agar perolehan data lebih akurat
(5)
DAFTAR PUSTAKA:
Asikin Hanafiah, 1996. Angina Pectoris, dalam: Buku Ajar Kardiologi, Jakarta, Balai penerbit FK Ul, hal 166-1 72.
Attilio Maseri, 1989, Silent Miocardial Ischaemia and the Total Ischaemic Burden, ADlS Press International, Manchester.
Cannon, P Christopher MD, 1 999 Management
of
Acute Coronary SyndromesBrigham and Women’s Hospital. Boston, MA, page5
Chairul Bahri dkk, 1 990 Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Penderita DM Tipe II, dalarn Kumpulan Makalah KOPAPDI VIII Yogyakarta 1990, hal 15-19
Daud Ginting, dkk 1993. Prevalensi Penyakit Jantung Koroner pada Wanita Usia
Subur
dalam Naskah Lengkap Kongres Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia IX Denpasar 28 Juni-1 Juli 1993. hal 179-1 84Dede Kusmana, 1996. Patofisiologi Penyakit Jantung
Koroner
dalam: Buku Ajar Kardiologi, Balai penerbit FK UI, Jakarta, hal 159- 165.Edi Setiabudi dkk, 1 990 Faktor Resiko Penyakit Jantung Kororner Pada Penderita Yang Menjalani Uji Treadmill di
RS
di Yogyakarya dalam Kumpulan Makalah KOPAPDI VIII Yogyakarta 1990,hal
2 1-29Hanafi B Trisnohadi, 1996 Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam
Jilid I , Edisi 3 , Balai Penerbit FK UI, Jakarta, hal 1082-1 OS9(6)
Harry Damay, dkk 1990. Silent
Myocard
Infarction in Diabetes Mellitus, dalam: Kongres Nasional VIII Persatuan Ahli Penyakit Dalam lndonesia Yogyakarta 24-30 Juni 1990, hal 194-195Irmalita, 1996.
Infark
Miokard, dalam: Buku Ajar Kardiologi, Jakarta. Balai penerbit FK UI, hal 173-1 84.Kaplan Stamler, 1994. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner, EGC, Jakarta
Muin Rahman, 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, Edisi 3. Balai Penerbit FK UI, Jakarta, hal 1091-1097
Prodia, Laboratorium Klinik, 1992,
Informasi
LaboratoriumSlamet Suyono, 1996. Buku Ajur Ilmu Penyakit
Dalam,
Jilid 1, Edisi 3. Balai Penerbit FK UI, Jakarta, hal 577-578.Wahono R, dkk I 990 Penyakit Jantung
Koroner
pnda Penderita DiabetesMellitus
di RSUP Dr. Sardjito, dalam. Kongres Nasional Vlll Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia Yogyakarta 24-30 Juni 1990, hal 232-233Widhogyudana Linggajaya, dkk 1984 Beberapa Segi Infark Miocard Akut di Rumah Sakit Immanuel Bandung dalam: Kongres Nasional VI Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia Jakarta, Juli 1984
Yerizal Karani, dkk 1993 Faktor-faktor Resiko Penyakit