MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM Manajemen Diri Dalam Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Manajemen Komunikasi untuk Mengelola Ketidakpastian dan Kecemasan Dalam Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa Asal Kalimantan Barat di S

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA
KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL
KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA
Naskah Publikasi Skripsi
Ilmu Komunikasi

Oleh:
DESTRIADI YUNAS JUMASANI
L100 080 020

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

HALA]T{AN PENGESAEAN

NASKAE PUBLIKASI
MANA.IET{EN DIRI UNTI]K MENGELOII\ KETIDAIGASTIAN DAI\[
KECEMASAN DALAM KOMIINIKASI ANTARBI]DAYA MAHASISWA

ASAL KALIMAIVTAN BARAT DI SI]RAKARTA

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

DESTRIADI YTINAS JI]II{ASANI

Ll00 080 020
Telah dipertatrankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal:26 Juni 2013

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat mendapatkan gelar S-l

Susrnan Dewan Penguji:

Iha. Prahastiwi Utari, M.Si., Ph.D. (
Rinasari Kusrma, M.I.Kom
Palupi,

MA


Surakarta,

..........2013

Universitas Muhammadiyah Surakarta

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN
KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA
ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA
Oleh;
Destriadi Yunas Jumasani
Program Studi Ilmu Komunikasi, FKI-Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kontak e-mail: [email protected]

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman atas proses –
proses dan hambatan – hambatan dalam adaptasi yang dilakukan mahasiswa asal
Kalimantan Barat di Kota Surakarta. Pendekatan yang digunakan merupakan
pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, sedangkan teknik pengumpulan
data dengan teknik wawancara. Untuk menganalisis data yang terkumpul penulis

menggunakan model interaktif. Penelitian ini membahas tentang gambaran umum
dari mahasiswa tersebut, strategi, pelibatan orang lain, pelaksanaan manajamen
komunikasi untuk mengelola ketidakpastian dan kecemasan, kemudian dievaluasi
dari diri mahasiswa dan masyarakat.
Kata Kunci: manajemen diri, komunikasi antarbudaya, pengelolaan
ketidakpastian dan kecemasan.
berbeda budaya, baik dalam arti ras,

PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sosial yang

etnik, atau perbedaan – perbedaan

majemuk, hubungan manusia akan

sosio – ekonomi (S.L. Tubbs dan S.

selalu berbenturan dengan budaya

Moss, 2005; 236). Dari definisi


yang berbeda, sehingga pemahaman

komunikasi antarbudaya di atas, maka

atas suatu budaya dirasa sangat

penulis

penting

komunikasi

antarbudaya merupakan komunikasi

mempelajari

yang melibatkan individu – individu

dalam


antarbudaya.
dan

Dengan

memahami

antarbudaya

berarti

komunikasi

berbeda

memahami

perbedaan


memahami

budaya,

komunikasi

yang

mana

budaya

tersebut

tiap

individu

realitas budaya yang berpengaruh dan


mempengaruhi

berperan

berkomunikasi baik verbal maupun

Komunikasi

dalam

komunikasi.

antarbudaya

adalah

non-verbal.

komunikasi antar orang-orang yang
1


Pemahaman dan penerimaan

komunikator saja. Komunikasi yang

budaya lokal akan benar – benar

terjadi haruslah dua arah sehingga

dibutuhkan

pertukaran

dalam

komunikasi

informasi

mengenai


bersifat

masing – masing budaya dapat terjadi

sementara waktu seperti tugas kerja

dan mempengaruhi kualitas pada

ke luar domisili, kuliah di luar daerah,

proses

komunikasi

hingga perpindahan penduduk. Pada

Melalui

uraian


kondisi

antarbudaya

komunikasi antarbudaya yang terjadi

tersebut tiap individu akan benar –

tidak bakal berlangsung dengan baik

benar hidup secara berdampingan

apabila salah satu anggota dari suatu

dengan masyarakat lokal yang tentu

budaya menutup diri dengan anggota

saja memiliki budaya lokal dan wajib


budaya

dipahami dan diterima oleh pendatang

memahami dan menerima budaya lain

sebagai aturan sosial yang dapat

dalam proses berkomunikasi.

memudahkan terjalinnya komunikasi

TINJAUAN PUSTAKA

antarbudaya

yang

tidak

komunikasi

yang baik antara individu

yang

berbeda budaya tersebut. Melalui
komunikasi

antarbudaya

tersebut

lain

antarbudaya.

di

atas,

ataupun

jelaslah

menolak

A. Komunikasi Antar Budaya
Dalam penelitian ini penulis
berkesempatan

untuk

meneliti

dapat tercipta hubungan harmonis

fenomena

antarbudaya yang berbeda dengan

komunikasi antarbudaya. Fenomena

berlandaskan saling pengertian dan

komunikasi antarbudaya sering terjadi

memahami budaya masing – masing

dalam

individu.

Komunikasi antarbudaya tidak hanya

yang

terjadi

kehidupan

dalam

masyarakat.

komunikasi

komunikasi yang melibatkan orang –

antarbudaya tentu tidak terlepas dari

orang dengan perbedaan suku bangsa,

kajian

karena

Dalam

pokok

kajian

komunikasi,

yaitu

komunikasi

antarbudaya

individu sebagai komunikan maupun

melibatkan berbagai aspek perbedaan

komunikator.

bagi

tatanan kehidupan orang – orang

mahasiswa asal Kalimantan Barat

tersebut seperti aspek ras, etnik,

yang ada di Surakarta, mereka tidak

agama, perbedaan – perbedaan sosio-

dapat menjadi komunikan ataupun

ekonomi,

Begitu

pula

hingga

perbedaan

cara

2

kehidupan

di

memberikan

rumah
pengaruh

turut

atau gegar atas perbedaan kebudayaan

dalam

yang biasanya dirasakan oleh orang –
orang yang merantau, walaupun tidak

komunikasi antarbudaya.
Komunikasi
merupakan

antarbudaya

semua akan mengalaminya. Peristiwa

dalam

ini disebut sebagai cultural shock

interaksi

komunikasi

antarpribadi

kebudayaannya

berbeda

yang
dengan

(kejutan budaya).
B. Manajemen Diri

melibatkan persepsi budaya maupun

Manajemen merupakan upaya

sistem simbol yang berbeda di antara

manusia untuk memanfaatkan sumber

pelaku komunikasi tersebut. Oleh

daya yang dimiliki secara efektif

karena itu komunikasi antarbudaya

dalam

merupakan pertukaran atas persepsi

Gitosudarmo dan Agus Mulyono,

maupun sistem simbol dari dua

1996;

kebudayaan atau lebih yang saling

pengaruh

bertukar dalam proses komunikasi

kehidupan

antarbudaya.

manajemen yang baik tentu saja

Hubungan
antarbudaya

komunikasi

yang

terjadi

antara

mencapai

8).

tujuan

Manajemen
yang

(Indriyo

memiliki

penting

seseorang,

dalam
tanpa

segala hal tidak dapat berjalan dengan
baik.

Manajemen

juga

banyak

mahasiswa asal Kalimantan Barat

diterapkan dalam berbagai disiplin

dengan masyarakat Surakarta adalah

ilmu, tidak terkecuali dalam ilmu

hubungan

komunikasi

yang

berusaha untuk menyesuaikan pada

pengaruh

dalam

budaya mayoritas yang ada di dalam

komunikasi. Dalam penelitian ini

masyarakat

meninggalkan

penulis ingin melihat manajemen

kebudayaan dari mahasiswa tersebut,

yang dilakukan oleh mahasiswa asal

pola hubungan sosial yang diterapkan

Kalimantan Barat dalam mengelola

oleh

diri

yang

secara

tanpa

mahasiswa

tersebut

proses

bersifat

integrasi.

mahasiswa

komunikasi

juga

memiliki
kesuksesan

tersebut

untuk

antarbudaya

yang

Dalam komunikasi antarbudaya,

dilakukan oleh mahasiswa tersebut.

akan terjadi suatu peristiwa yang

Konsep manajemen diri sebenarnya

secara psikologis merasakan kejutan

tidak jauh berbeda dengan konsep

3

manajemen dalam ilmu ekonomi,

pada tahun 1975 yang memiliki tujuh

karena dalam konsep manajemen diri

aksioma dasar Tujuan dari teori ini

yang dalam penelitian komunikasi

adalah untuk menjelaskan bagaimana

antarbudaya ini juga meliputi aspek

komunikasi

strategi

mengurangi ketidakpastian di antara

yang

digunakan

oleh

digunakan

seseorang dalam mempersiapkan diri

orang

untuk

komunikasi

berkomunikasi satu sama lain untuk

antarbudaya, selanjutnya ada aspek

pertama kali. (Richard West dan Lynn

pengorganisasian

H. Turner, 2008; 173).

menghadapi

atau

dalam

orang

perencanaan
untuk

lain

maupun

melakukan

dalam

yang

saling

Berger dan Gudykunst (1991)

penelitian ini penulis pahami sebagai
pelibatan

asing

untuk

dalam

Richard West dan Lynn H.

pelaksanaan

Turner (2008; 183) menambahkan

komunikasi

lagi satu buah aksioma, sehingga

antarbudaya, kemudian ada aspek

melengkapi

teori

pelaksanaan akan melihat bentuk

ketidakpastian

pelaksanaan komunikasi antarbudaya

pengurangan

menjadi

teori

pengelolaan

ketidakpastian

dan

tersebut, dan yang terakhir adalah

kecemasan

yang

aspek evaluasi untuk mengevaluasi

ketidakpastian berhubungan secara

ataupun menilai dari ketiga aspek di

negatif

atas yang telah dilakukan seseorang

jaringan

dalam

berinteraksi

komunikasi

tersebut,

antarbudaya

baik

itu

seorang

komunikator ataupun komunikan.
C. Mengelola

Ketidakpastian

Teori

Pengelolaan

interaksi

dalam

Makin

orang

sosial.
dengan

teman

dan

anggota keluarga dari mitra hubungan
mereka, makin sedikit ketidakpastian
yang mereka alami. Teori ini penulis
ketahui

dan Kecemasan

dengan

menjelaskan

lebih

berfokus

pada

perbedaan budaya di kelompok dan

Ketidakpastian dan Kecemasan milik

orang

Berger

dan

Gudykunst

digunakan pada segala situasi yang

berawal

dari

teori

(1991)

pengurangan

terdapat

asing.

Teori

perbedaan

ini

-

dapat

perbedaan

ketidakpastian yang dikenalkan oleh

diantara perasaan ketidakpastian dan

Charles Berger dan Richard Calabrese

kecemasan.

Dalam

teori

ini

4

menganggap bahwa kecemasan dan

dalam

ketidakpastian adalah dasar penyebab

antarbudaya, mengapa komunikasi

dari

antarbudaya

tersebut

situasi antarbudaya.

bagaimana

terjadinya

METODE PENELITIAN

antarbudaya

kegagalan

komunikasi

pada

Dalam penelitian ini penulis

penulis

fenomena

komunikasi

terjadi,

komunikasi

tersebut,

dapat

dan

sehingga

menyingkap

yang

membahas

terjadi dalam fenomena komunikasi

fenomena komunikasi antarbudaya

antarbudaya yang dilakukan oleh

yang

mahasiswa asal Kalimantan Barat di

tidak

hanya

terjadi,

ingin

tetapi

juga

ingin

membahas fenomena – fenomena

Kota

dalam

merupakan

mempengaruhi

proses

Surakarta.

Studi

kasus

metode

yang

komunikasi antarbudaya yang telah

menggunakan berbagai sumber data

terjadi maupun yang sedang terjadi.

dalam meneliti, menguraikan dan

Penulis

menjelaskan

menggunakan

pendekatan

secara

kualitatif yang dapat digunakan untuk

berbagai

menemukan

sistematis (R. Kriyantono, 2010; 65).

dan

memahami

fenomena yang terjadi dalam proses

aspek

komprehensif

penelitian

secara

Subjek penelitian mengambil

tersebut,

empat belas (14) orang informan

yang tentu saja untuk memahami

terdiri dari sepuluh (10) informan

sebuah proses secara lebih mendalam

mahasiswa dan empat (4) informan

tidak bisa melalui angka – angka

dari masyarakat yang tinggal di satu

statistik.

lingkungan dengan informan dari

komunikasi

antarbudaya

Penelitian

merupakan

penelitian

kualitatif
untuk

memahami fenomena yang dialami
oleh

subjek

penelitian,

seperti

mahasiswa asal Kalimantan Barat.
Penulis menggunakan teknik
pengumpulan

data

dengan

cara

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,

wawancara

berjenis

wawancara

nilai, dan lain sebagainya (Lexy J.

semistruktur

dengan

berpedoman

Moleong, 2011; 6).

kepada panduan wawancara yang

Adapun metode yang digunakan

penulis siapkan, namun penulis tidak

adalah studi kasus karena penulis

hanya

terpaku

ingin mencari tahu apa yang terjadi

wawancara

pada

panduan

tersebut.

Untuk

5

menganalisi
penulis

data

yang

terkumpu

menggunakan

model

pertimbangan dari keluarga; biaya;
maupun

yang

ingin

merasakan

interkatif Miles dan Huberman (2007)

kenyaman tinggal dengan orang satu

yang terdiri dari pengumpulan data,

daerah, ada pula yang memilih tinggal

reduksi data (pemilihan data yang

di rumah pondokan (indekos) karena

sesuai), penyajian data (menyajikan

pertimbangan

dalam

dengan

teks),

kesimpulan

dan

penarikan

berdasarkan

temuan

penelitian. Untuk menguji keabsahan
data,

penulis

menggunakan

lokasi

kampus;

bersosialisasi

yang
ingin

dengan

dekat
lebih

masyarakat;

maupun sekedar keinginan pribadi.
Ketika pertama datang ke Kota

yang

Surakarta, mahasiswa merasakan (1)

menggunakan banyak informan untuk

tidak betah karena merasa jauh dari

pertanyaan yang sama

keluarga dan sendirian; (2) merasa

HASIL DAN PEMBAHASAN

takut karena pertama kali merantau;

triangulasi

sumber

A. Gambaran Umum Mahasiswa
Kalimantan

Barat

di

dua

keluarga yang dekat; (4) merasakan
perbedaan budaya dalam masyarakat.

Surakarta
Ada

(3) merasa bingung karena tidak ada

alasan

utama

B. Perencanaan

mahasiswa Kalimantan Barat untuk

Ketidakpastian

kuliah di Kota Surakarta, yaitu (1)

Kecemasan

pertimbangan dari orang tua yang

Sebelum

Pengelolaan
dan

tinggal

di

Kota

menyuruh untuk kuliah di Kota

Surakarta beberapa mahasiswa asal

Surakarta

Kalimantan Barat ada yang belum

maupun

sekedar

memberikan saran, (2) atas pilihan

mengetahui

pribadi

pilihan

bermasyarakatnya dikarenakan tidak

tempat kuliah maupun yang ingin

ada rencana untuk kuliah di Surakarta

mencari pengalaman di daerah Jawa.

maupun

sebagai

alternatif

tentang

memang

tidak

kehidupan

mencari

Kalimantan

informasi terlebih dahulu. Beberapa

Barat di Kota Surakarta memilih

mahasiswa ada juga yang sudah

tinggal di Asrama Pelajar Mahasiswa

mengetahui

Kalimantan

bermasyarakatnya dengan mendapat

Mahasiswa

Barat

asal

karena

adanya

tentang

kehidupan

6

informasi

dari

keluarga

maupun

perlu untuk lebih berinteraksi dengan
masyarakat dengan berinisiatif untuk

media massa.
Kota

mendekatkan diri dengan masyarakat,

Surakarta beberapa mahasiswa mulai

tanpa menunggu masyarakat yang

memahami

dalam

mendekati; (4) ada pula beberapa

masyarakat diantaranya, (1) budaya

mahasiswa yang merasa tidak perlu

lokal yang masih terasa kental dengan

merencanakan apa – apa karena

terjaganya tata krama dan sopan

merasa hubungan dengan masyarakat

santun dalam masyarakat; (2) sikap

akan berlangsung dengan sendirinya.

Setelah

tinggal

budaya

di

lokal

masyarakat yang lemah lembut dan
ramah

terhadap

orang

lain;

(3)

Setelah
Surakarta,

menetap

mahasiswa

di

Kota

mengalami

pengelolaan budaya yang baik oleh

beberapa kecemasan diantaranya (1)

pemerintahannya dengan didukung

penerimaan

penuh oleh masyarakat.

masyarakat terhadap diri mahasiswa

Dalam
untuk

masyarakat,

mahasiswa

beberapa

strategi

tulus

(2) perasaan cemas akan perbedaan

dengan

bahasa yang ditakutkan akan menjadi

memiliki

gangguan ketika berkomunikasi; (3)

untuk

ada pula mahasiswa yang merasa

berkomunikasi dengan cara seperti
berikut ini, (1) sebagai pendatang di

tidak mengalami kecemasan.
C. Pelibatan Orang Lain untuk

daerah baru, beberapa mahasiswa

Mengelola

merasa

dan Kecemasan

perlu

untuk

dari

diri

mempersiapkan

berkomunikasi

yang

memahami

Ketidakpastian

budaya lokal agar bisa beradaptasi

Dalam pelibatkan orang lain

dengan budaya lokal; (2) beberapa

untuk mengelola ketidakpastian dan

mahasiswa

kecemasan, ada mahasiswa

juga

lebih

memilih

yang

berterus terang bahwa berasal dari

merasa tidak perlu melibatkan orang

luar Jawa dan belum bisa mengikuti

lain karena merasa bisa berinteraksi

budaya lokal saat berinteraksi dengan

langsung dengan masyarakat. Ada

masyarakat; (3) supaya dapat diterima

pula mahasiswa yang merasa perlu

dengan
beberapa

oleh

masyarakat,

melibatkan orang lain yang dengan

mahasiswa

menganggap

meminta bantuan teman mempelajari

baik

7

Interaksi

bahasa Jawa, adat istiadat, sopan
santun,

maupun

sebagai

yang

yangsifat

mahasiswa

interaksi

ada

formal

yang

mengartikan bahasa Jawa ketika harus

merupakan interaksi dalam kegiatan –

berhadapan dengan warga masyarakat

kegiatan

yang menggunakan bahasa Jawa.

dalam organisasi maupun kegiatan –

D. Pelaksanaan

Pengelolaan

Ketidakpastian

dan

mahasiswa
dengan

pembawaan
ketika

diri

berkomunikasi

masyarakat,

seperti

kegiatan

kegiatan resmi kemasyarakatan. Ada
pula

interaksi

dilakukan

Kecemasan
Dalam

formal

informal

mahasiswa

yang
dalam

kehidupan sehari – hari dengan
masyarakat.
Adaptasi yang telah dilakukan

mahasiswa

merasa perlu melakukan beberapa hal

oleh

berikut ini; (1) berusaha menjaga

kebanyakan

sopan santun dengan menyesuaikan

mengalami kendala bahasa Jawa yang

lingkungan di Jawa yang menjunjung

sulit dimengerti, sehingga beberapa

tinggi sopan santun di masyarakatnya;

mahasiswa

(2)

untuk memahami bahasa Jawa agar

ada

juga

mengikuti

mahasiswa

sambutan

yang

masyarakat

bisa

mahasiswa

antara

dari

lain

mahasiswa

menganggap

merasa

(1)

nyaman

penting

dalam

sehingga

lingkungan; (2) adanya tata krama

komunikasi

yang berbeda antara daerah asal

tergantung dengan pada respon yang

dengan masyarakat dianggap perlu

diberikan

oleh

ketika

berkomunikasi,

keberlangsungan

oleh

masyarakat;

(3)

mahasiswa

bisa

krama

yang

berusaha untuk lebih sering bergaul

mengadaptasi

dan mendekati masyarakat sehingga

berkembang di masyarakat Jawa agar

lambat laun dapat mengikuti budaya

bisa mudah diterima oleh masyarakat;

dari

(3) ada pula mahasiswa yang belum

masyarakat;

mahasiswa

yang

(4)

ada

merasa

juga
perlu

bisa

tata

untuk

beradaptasi

karena

merasa

bersikap waspada dalam menghadapi

kesulitan untuk menyesuaikan diri

masyarakat, sehingga tidak terjadi hal

dengan lingkungan.

– hal yang tidak diinginkan.

Dalam komunikasi antarbudaya
yang dilakukan oleh mahasiswa tentu

8

saja mengalami berbagai hambatan,

dengan mengikuti tata krama dalam

seperti (1) walaupun masih bisa

masyarakat.

menggunakan

bahasa

Indonesia,

Untuk

evaluasi

interaksi

tetapi mahasiswa masih merasakan

mahasiswa oleh masyarakat sendiri

penggunaan bahasa dalam pergaulan

menganggap (1) ada yang sudah bisa

sehari – hari yang berbeda dapat

bergaul dengan masyarakat; (2) ada

menjadi

pula masyarakat yang merasakan

penghambat

dalam

komunikasi; (2) sikap tak acuh yang

kekerabatan

dilakukan oleh beberapa mahasiswa

karena interaksi yang intensif; (3) ada

juga diyakini menjadi penghambat

yang merasakan interaksi bisa terjalin

untuk lebih dekat dengan masyarakat;

melalui kegiatan – kegiatan bersama

(3) perasaan malu untuk berbicara

antara masyarakat dan mahasiswa

dengan masyarakat juga akan menjadi

tersebut; (4) namun masyarakat juga

penghambat dalam keberlangsungan

menilai ada yang masih kurang bisa

komunikasi;

berinteraksi.

(4)

penerimaan

masyarakat lokal juga bisa menjadi
penghambat

dalam

komunikasi

mahasiswa

Untuk adaptasi yang dilakukan
oleh mahasiswa, masyarakat menilai
mahasiswa sudah bisa (1) mengikuti

antarbudaya.
E. Evaluasi

Pengelolaan

dan beradaptasi dengan lingkungan

dan

dan aturan – aturan yang berlaku di

Ketidakpastian

lingkungan; (2) bisa menjaga sopan

Kecemasan
Untuk

dengan

evaluasi

dari

diri

santun dalam masyarakat.

mahasiswa sendiri merasa perlu untuk

Harapan masyarakat terhadap

(1) tidak canggung ketika berinteraksi

mahasiswa yang tinggal di lingungan

dengan masyarakat; (2) harus bisa

agar dapat (1) bersikap

lebih berinteraksi dengan masyarakat;

sewajarnya

(3) sebisa mungkin menguasai bahasa

lingkungan dan bisa bekerja sama

Jawa agar mudah berkomunikasi

dalam kegiatan – kegiatan masyarakat

dengan

dapat

maupun menjaga lingkungan; (2)

lingkungan

dapat menyesuaikan diri dan sering

mengikuti

masyarakat;
budaya

di

(4)

tanpa

yang
mengganggu

bergaul dengan lingkungan; (3) bisa

9

tertib

dalam

administrasi

bahasa

yang

berbeda

dan

kependudukan di masyarakat.

penerimaan dari masyarakat lokal.

KESIMPULAN

Untuk pembawaan diri mahasiswa

Dari pembahasan di atas, dapat

berusaha menjaga sopan santun,

disimpulkan beberapa hal, yakni;

berkomunikasi

1. Dalam

respon

tahap

perencanaan,

dengan

melihat

masyarakat,

lebih

sudah

mendekati masyarakat, berhati –

memiliki informasi maupun yang

hati dan waspada dalam bergaul.

belum tentang kehidupan di Kota

Untuk interaksinya yang dilakukan

Surakarta.

Mahasiswa

dapat

seperti kegiatan – kegiatan formal

memahami

budaya

dalam

di masyarakat, kampus, organisasi,

mahasiswa

ada

yang

kehidupan di masyarakat setelah

bersosialisasi

tinggal di Kota Surakarta. Dalam

dengan

strategi berkomunikasi, mahasiswa

berolahraga bersama warga sekitar.

ada

merencanakan

Dalam hal adaptasi ada mahasiswa

berkomunikasi

yang

yang

apapun

tidak
untuk

dalam

masyarakat,

belum

bisa

keseharian
hingga

beradaptasi

dengan masyarakat, namun ada

dengan budaya lokal, ada pula

pula yang merencanakan terlebih

yang bisa beradaptasi untuk bahasa

dahulu.

Jawa hingga tata krama dalam

2. Pada

tahap

pengorganisasian

masyarakat. Hambatan – hambatan

(pelibatan orang lain), mahasiswa

yang

melibatkan

seperti

meliputi bahasa yang berbeda,

maupun

sikap tak acuh dari mahasiswa

teman,

orang

lain

keluarga,

dialami

oleh

masyarakat untuk bisa beradaptasi

maupun

dengan budaya lokal, namun ada

malu untuk berinteraksi dengan

pula yang tidak melibatkan orang

masyarakat, hingga penerimaan

lain.

dari masyarakat lokal terhadap

3. Untuk

tahapan

mahasiswa

ada

pelaksanaan,
yang

tidak

masyarakat,

mahasiswa

perasaan

mahasiswa tersebut.
4. Untuk

tahapan

evaluasi,

merasakan kecemasan, namun ada

mahasiswa merasa perlu tidak

pula yang merasa cemas akan

canggung untuk berinteraksi, lebih

10

intensif dalam berinteraksi, dan

penulisan

bisa

budaya

khususnya penulis sampaikan kepada

lokal. Masyarakat mengevaluasi

pembimbing yang telah membantu

dari interaksi mahasiswa tersebut

dan

masih

menyelesaikan skripsi ini:

beradaptasi

ada

akan

kekurangan

dalam

berinteraksi, namun ada pula yang

skripsi.

Terima

mendukung

1. Prahastiwi

penulis

Utari

kasih

dalam

selaku

bisa bergaul dengan masyarakat

Pembimbing I atas ilmu yang

sekitar

merasakan

diberikan kepada penulis dalam

mahasiswa

perihal

hingga

kekerabatan
tersebut.

dengan

Untuk

adaptasi

dari

penelitian

maupun

komunikasi,

atad

kesabaran

mahasiswa, masyarakat merasakan

membimbing dan motivasi yang

mahasiswa

diberikan dalam menyelesaikan

tersebut

dapat

mengikuti aturan di lingkungan,
bagus dalam sopan santun, bisa

penyusunan karya ini
2. Rinasari

Kusuma

selaku

menyesuaikan diri, dan mampu

Pembimbing II atas kesabaran

beradaptasi.

dalam
memotivasi

PERSANTUNAN
Pada kesempatan ini penulis
sampaikan ucapan terima kasih yang

membimbing
penulis

dan
dalam

menyelesaikan penyusunan karya
ini.

sebesar – besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan penelitian dan

DAFTAR PUSTAKA
Gitosudarmo, Indriyo dan Mulyono, Agus. 1996. Prinsip Dasar Manajemen.
Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada
Media Group.
Miles, Matthew B. dan Huberman, A. Michael. 2007. Analisis Data Penelitian
Kualitatif. Diterjemahkan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press.

11

Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tubbs, Stewart L. dan Sylvia Moss. 2005. Human Communication KonteksKonteks Komunikasi. Editor: Deddy Mulyana. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
West, Richard dan Turner, Lynn H. 2008. Introducing Communication Theory:
Analysis and Application, 3rd ed. Penerjemah Maria Natalia Damayanti
Maer. 2010. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Humanika

12

Dokumen yang terkait

Peranan Keluarga Dalam Interaksi Komunikasi Antarbudaya (Satu Tinjauan Teoritis Komunikasi Antarbudaya)

1 31 6

Culture Shock dalam Interaksi Komunikasi Antarbudaya pada Mahasiswa Asal Papua di USU

9 127 157

Culture Shock Dalam Interaksi Komunikasi Antarbudaya Pada Mahasiswa Asal Papua Di USU

1 76 157

Analisis Hubungan Kecemasan Dan Ketidakpastian Terhadap Kompetensi Komunikasi Antarbudaya Warga Jepang Di Indonesia

8 87 179

Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pada Pernikahan Campuran (Studi Kasus Tentang Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pada Pernikahan Campuran Suku Batak Toba-Tionghoa di kota Medan)

17 176 147

Identitas Budaya Dan Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Peran Identitas Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya pada Mahasiswa Etnis Minangkabau Asal Sumatera Barat di Universitas Sumatera Utara)

10 110 264

Fenomena Komunikasi Antarpribadi Dosen Pembimbing Dan Mahasiswa Dalam Bimbingan Skripsi (Studi Kasus Kecemasan Berkomunikasi dan Ketidakpastian Pada Mahasiswa FISIP USU)

7 128 209

Culture Shock Dalam Interaksi Komunikasi Antarbudaya Pada Mahasiswa Asal Malaysia Di Medan (Studi Kasus Pada Mahasiswa Asal Malaysia Di Universitas Sumatera Utara)

9 145 187

Identitas Etnis Dan Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Peran Identitas Etnis dalam Komunikasi Antarbudaya pada Mahasiswa Asal Malaysia di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara)

3 46 238

Culture Shock dalam Interaksi Komunikasi Antarbudaya pada Mahasiswa Asal Papua di USU

0 1 40